Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KALAZION
Disusun untuk memenuhi tugas Dokter Internsip di RSUD Hj.
Anna Lasmanah Banjarnegara
Dokter Pendamping :
dr. Farah Heniyati
dr. Lucky Mirafra
Disusun Oleh :
Anisa Febrina D
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. F
Umur
: 32 tahun
B. Jenis Kelamin
: Perempuan
C. Agama
: Islam
D. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
E. Alamat
: Banjarmangu, Banjarnegara
F. Tgl pemeriksaan: 15 Desember 2015
G. RIWAYAT PENYAKIT
I.
Keluhan Utama
Benjolan di kelopak mata bawah sebelah kiri
II.
Riwayat Penyakit Sekarang
III.
Pasien datang ke poliklinik Mata RSUD
Hj. Anna
IV.
V.
VI.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
R.
R.
R.
R.
H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : E4M6V5, kompos mentis, tampak
lemas.
Berat badan : 45 kg
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi
: 92 kali/ menit
Respirasi
: 20 kali/ menit
Suhu
: 36,7C
Kepala
: normocephal
Mata : Ca-/-, SI -/-, pupil isokor 3 mm ODS, oedem
palpebra (-/-)
Hidung : NCH -/Mulut
: sianosis (-), bibir kering (-)
Tenggorokan : faring hiperemis (-), T1-T1
Leher
: pembesaran KGB (-)
Thorax :
Paru
Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi
: fremitus paru kanan = paru kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: suara dasar vesikuler, wheezing (-/-),
ronki (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak di SIC V 2 jari medial
LMCS
Palpasi
Perkusi
medial LMCS
Auskultasi
: S1 S2 reguler, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi
: datar,jejas(-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi
: timpani (+) seluruh lapang abdomen
Palpasi
: nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, nadi kuat, perfusi jaringan baik,
CRT<2 detik, edema tungkai (-), kulit tidak tampak ikterik,
petekie (-)
Anogenital : RT tidak dilakukan.
Status Lokalis
OD
OS
6/6
6/6
Pinhole
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Koreksi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Refraksi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sekitar mata
Supercilium
Pasangan bola
Visus sentralis
jauh
mata dalam
orbita
Ukuran bola
mata
Gerakan bola
mata
Kelopak mata
Sekitar saccus
lakrimalis
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsionam
: bonam
: dubia ad bonam
: bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Definisi
Demam dengue atau dengue fever (DF) dan demam
berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leucopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik
(Suhendro, 2006). Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan/syok.
2 Epidemiologi
Pada tahun 2005, virus dengue dan nyamuk aedes aegypti
telah menyebar di daerah tropis dimana terdapat 2.5 miliar
orang berisiko terkena penyakit ini di daerah endemik (Gubler,
2002).
Secara
umum,
demam
dengue
menyebabkan
angka
3 Faktor Risiko
Infeksi virus dengue pada manusia menyebabkan gejala
dengan spektrum luas, berkisar dari demam biasa sampai
penyakit perdarahan yang serius. Pada area endemik, infeksi
dengue memiliki gejala klinis yang tidak spesifik, terutama pada
anak-anak. Gejala yang tampak hanya seperti infeksi virus pada
umumnya.
4 Etiologi
Demam dengue dan DHF disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari
asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x10 6
(Suhendro, 2006). Virus ini termasuk genus flavivirus dari family
Flaviviridae. Ada 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Serotipe DEN-3 merupakan jenis yang sering dihubungkan
dengan kasus-kasus parah. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe
ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak
menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga
seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami
infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya.
Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang
menggigit pada siang hari. Faktor risiko penting pada DHF adalah
serotipe
virus,
dan
faktor
penderita
seperti
umur,
status
berpindah tempat)
Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi
5 Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue sampai
saat ini masih diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada,
terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis
berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom
renjatan dengue (Suhendro, 2006).
Virus dengue (Aedes aegypti), setelah memasuki tubuh akan
melekat pada monosit dan masuk ke dalam monosit. Kemudian
terbentuk mekanisme aferen (penempelan beberapa segmen
dari sehingga terbentuk reseptor Fc). Monosit yang mengandung
virus menyebar ke hati, limpa, usus, sumsum tulang, dan terjadi
viremia (mekanisme eferen). Pada saat yang bersamaan sel
monosit yang telah terinfeksi akan mengadakan interaksi dengan
berbagai system humoral, seperti system komplemen, yang akan
mengeluarkan substansi inflamasi, pengeluaran sitokin, dan
tromboplastin yang mempengaruhi permeabilitas kapiler dan
mengaktifasi faktor koagulasi. Mekanisme ini disebut mekanisme
efektor.
Selain itu masuknya virus dengue akan membangkitakn
respons
6 Gambaran Klinis
Manifestasi
klinis
infeksi
virus
dengue
dapat
bersifat
adalah
komplikasi
serius
dengue
yang
dapat
manifestasi perdarahan
7 Langkah Diagnostik
Diagnosis dari infeksi dengue dapat ditegakkan melalui tes
laboratorium
dengan
cara
mengisolasi
virus,
mendeteksi
RT-PCR
(Reverse
Transcriptase
Polymerase
Chain
Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes
serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap
dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG lebih banyak.
Parameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit
dengue, yaitu:
-
(infeksi sekunder).
NS1
Antigen NS1 dapat terdeteksi pada awal demam hari pertama
sampai hari kedelapan. Sensitivitas sama tingginya dengan
spesitifitas gold standart kultur
efusi
pleura
dapat
dijumpai
kedua
hemitoraks.
8 Diagnosis
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari
(rentang 3-14 hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas,
seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.
Klasifikasi derajat penyakit Infeksi Virus Dengue, dapat
dilihat pada table berikut:
9 Tata Laksana
Hb, Ht dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000150.000, pasien dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol
atau berobat jalan ke Poliklinik dalam waktu 24 jam
berikutnya (dilakukan pemriksaan Hb, Ht, leukosit dan
trombosit
tiap
24
jam)
atau
bila
keadaan
penderita
dirawat
Hb, Ht meningkat dan tombosit normal atau turun juga
dianjurka untuk dirawat
pemberian
cairan
sesuai
dengan
protocol
Ht
>
20%
menunjukkan
bahwa
tubuh
ml/KgBB/jam.
Dua
jam
kemudian
perbaikkan
maka
jumlah
cairan
infuse
setelah
pemberian
terapi
cairan
awal
6-7
menaikkan
jumlah
cairan
infuse
menjadi
10
kondisi
menjadi
memburuk
dan
telah
cerna
diberikan
tampon
(hematemesis
hidung,
dan
perdarahan
melena
atau
sebanyak
4-5
ml/KgBB/jam. Pada
keadaan
(KID).
Taranfusi
srta
dieresis
0,5-1
ml/kgBB/jam)
jumlah
cairan
tetap
stabil
pemberian
cairan
menjadi
sentral 15-18cmH2O
Bila keadaan belum teratasi harus diperhatikan dan
dilakukan koreksi terhadap gangguan asam basa,
segar
10ml/kgBB
dan
dapat
kebutuhan.
10 Prognosis
Pada DBD/DSS mortalitasnya cukup tinggi
diulang
sesuai
11 Pencegahan
Kegiatan ini meliputi :
1.
Pembersihan jentik
- Program pemberantasan serang nyamuk (PSN)
- Menggunakan ikan (cupang, sepat)
2.
DAFTAR PUSTAKA
Epstein, Judith E. dan Stephen Hoffman. 2006. Tropical Infection
Disease Principles, Pathogens, and Practice: Typhoid Fever.
Elsevier Inc.
Widodo, Djoko. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Demam
Tifoid. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sinha A, Sazawal S, Kumar R, et al: 1999. Typhoid fever in
children aged less than 5 years. Lancet 354:734737.18.
Lin FY, Vo AH, Phan VB, et al: The epidemiology of typhoid fever
inthe Dong Thap Province, Mekong Delta region of
Vietnam. Am J Trop Med Hyg 62:644648, 2000.
Crump JA, Luby SP, Mintz ED: The global burden of typhoid fever.
Bull World Health Org 82:346353, 2004.
Departemen Kesehatan RI. Data Surveilans tahun 1994. Jakarta,
1995 p43. Data Surveialns tahun 1996. Ditjen P2M
Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi Subdirektorat
Surveilans. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2996. P. 37.
Gubler, DJ: Epidemic dengue/dengue hemorrhagic fever as a
public health, social and economic problem in the 21st
century. Trends Micriobiol 10:100, 2002.
Suhendro, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Demam
Berdarah Dengue. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
World Health Organization: Strengthening implementation of the
global strategy for dengue fever/dengue haemorrhagic
fever prevention and control. Report of the Informal
Consultation, World Health Organization, October 1820,
1999, Geneva, 2000.
World
Health
Organization:
handbook_for_clinical_management_of_dengue
2012.
Geneva, World Health Organization, 2012.
advances
and