PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bijih besi merupakan batuan yang mengandung mineral-mineral
besi dan sejumlah mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan
lain-lain. Besi yang terkandung dalam batuan tersebut dapat diekstraksi
dengan teknologi tertentu secara ekonomis (Hurlbut, 1971). Bijih besi
adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah
mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain.
Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan
tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumbersumber alam yang terdapat ditempat itu. Tata cara eksplorasi bijih besi
primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi sebelum pekerjaan lapangan,
saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan. Kegiatan sebelum
pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan
penginderaan jarak jauh.
Eksplorasi bijih besi di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh
berbagai pihak, sehingga diperlukan penyusunan pedoman teknis
eksplorasi bijih besi. Pedoman dimaksudkan sebagai bahan acuan berbagai
pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi bijih
besi primer, agar ada kesamaan dalam melakukan kegiatan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
unsur
paling
banyak
(menurut
jisim,
34.6%)
2.1.2
Secara
geologi
dimasukkan
dalam
Kelompok
bijih
karena
terjadinya
proses
metamorfosa
pada
proses
penggantian
(replacement)
sehingga
larutan
yang
2.3
sekitar
Kulon
Proggo),
Kalimantan
(Pelaihari,
Tanah
pembangunan
industri
baja
di
Cilegon
(Banten)
evaluasi
untuk kepentingan
kemungkinan
industri
dalam
penggunaan
negeri. Evaluasi
bijih
ini
besi
dilakukan
baja
di
Krakatau
Steel,
dan
berbagai
penyelidikan
Sumber Daya
Bijih
381.107206,9
5
1.585.195.899
,30
1.014.797.646
,30
23.702.188,00
(ton)
Cadangan (ton)
Logam
Bijih
Logam
198.628764, 2.216.00 1.383256,8
63
5
0
631.601.478, 80.640.0 18.061.569,
77
00
20
132.919.134, 4.732.00 15.063.748
62
0
Besi
15.496.162,0 Sedimen
0
Sumber : Neraca Sumber Daya Mineral Logam dan Non
Logam, Pusat Sumber Daya Geologi 208
Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Geologi 2008, endapan besi sedimen
ditemukan di Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur) dengan sumber daya tereka
mencapai 23, 7 juta ton lebih yang ditemukan di Kecamatan Dongko sebanyak 4
lokasi. Besi sedimen terbesar ditemukan di Kali Telu-Pagergunung dengan sumber
daya tereka mencapai 11,3 juta ton dengan kadar logam 7 juta ton. Dengan
penemuan ini diduga di pulau Jawa terdapat endapan yang mirip dengan Banded
Iron Formation berumur para-Kambrium, hanya umur formasi ini muda
(Pleistosen ?) Endapan besi laterit merupakan hasil pelapukan batuan ultrabasa
dengan potensi sumber daya pada tahun 2008 mencapai 1.585.195.899,30 dan
cadangannya mencapai 80.640.000. Sumber daya tahun 2008, terjadi kenaikan,
cadangannya menurun. Hal lain, terjadi kenaikan sumber daya bijih besi primer
dan munculnya cadangan bijih besi primer yang pada tahun 2003 belum diperoleh
data (Tabel 3). Dengan demikian, selama lima tahun terjadi kenaikan kegiatan
daya
terukur
mencapai
5,0
juta
ton
yang
terbentuk
Cadangan (ton)
Bijih
Logam
-
135.000
126.000
500.000
84 46,58
560.247.700
93.150
61.147.000
225.000
265.371.407
371.500.000
59.080.930
182.035.000
10.261.997
4.520.000
670.349
Maluku Utara
193.425.000 58.50.000
52.320.000 7.218.856
Sumber : Sumber daya dan Cadangan Nasional Mineral, Batubara dan
Panas Bumi Tahun 2003, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Minera
2004
lainnya.
Umumnya
pasir
besi
di
Indonesia
ditambang
skala
regional.
Prospeksi,
tahap
eksplorasi
dengan
jalan
2.4.1
Penyelidikan geologi
Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan
dengan aspek-aspek geologi diantaranya : pemetaan geologi, parit
uji, sumur uji. Pemetaan adalah pengamatan dan pengambilan
conto
yang
berkaitan
dengan
aspek
geologi
dilapangan.
Penyelidikan Geofisika
Penyelidikan
geofisika
adalah
penyelidikan
yang
2.4.4
Eksplorasi Geofisika
Ekplorasi
merupakan
penyelidikan
awal
di
bidang
Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa bola-bola kecil
biji besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas
karbon monoksida (CO).
Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses
reduksi tidak langsung.
a. Proses Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi
spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct
reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau
gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair (LNG)
dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H O CO + 3H22 (gas hidro (uap air- (gas reduktor) karbon) panas)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka
proses reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia
berikut ini :
Fe O23+ 3H22Fe + 3H O2 (pellet) (gas hidrogen) (Besi- (uap
air) spons) atau Fe O 23 + 3CO 2Fe + 3CO 2
Bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang
telah dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%,
tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai
pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor.
Gas CO yang terjadi dapat menimbulkan reaksi reduksi terhadap biji
yang dimasukkan ke dalam tanur tersebut. Sedangkan panas yang
ditimbulkan berguna untuk mencairkan besi yang telah tereduksi tersebut.
2.6
roda
magnetik
untuk
memisahkan
bijih
yang
dengan
bertambahnya
penggunaan
besi
secara
itu
penambahan
bahan-bahan
seperti
Kupola
dengan
menggunakan
Blower.
Untuk
yang
dapat
mengikat
kotoran-kotoran
sehingga
itu
kekurangan
lainnya
pada
proses
2.6.2
394
kJ
CaO(s)
CO2(g)
sebagai
berikut:
CaO(s)
SiO2(s)
CaSiO3(l)
3CaO(s)
P2O5(g)
Ca3(PO4)2(l)
CaO(s)
Al2O3(g)
Ca(AlO2)2(l)
berikut :
a. Bagian puncak yang disebut dengan Hopper, dirancang sedemikian rupa
sehingga bahanbahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan
ditambahkan setiap saat.
b. Bagian bawah puncak, mempunyai lubang untuk mengeluarkan hasil
hasil yang berupagas.
c. Bagian atas dari dasar (kurang lebih 3 meter dari dasar), terdapat pipa
pipa yang dihubungkan dengan empat buah tungku dimana udara
dipanaskan (sampai suhunya kurang lebih 1.100o C). udara panas ini
disemburkan ke dalam tanur melalui pipa pipa tersebut.
d. Bagian dasar tanur, mempunyai dua lubang yang masing masing
digunakan untuk mengeluarkan besi cair sebagai hasil utama dan terak
(slag) sebagai hasil samping.