Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian hepatitis menggambarkan inflamasi dari hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh
alkohol, obat-obatan, penyakit autoimun, penyakit metabolik dan virus.
Hepatitis virus akut merupakan penyebab ikterus yang tersering pada kehamilan. Hepatitis
virus A, B, C dan D tampaknya tidak mempunyai efek buruk pada kehamilan pada wanita
dengan gizi baik yang menerima perawatan medik yang baik. Hepatitis E, yang jarang pada
daerah industri, sepertinya dihubungkan dengan resiko tinggi kematian maternal.
Insidens hepatitis bervariasi diseluruh dunia. Di Amerika Utara dan Eropa bagian Utara,
insidens rendah hanya 0,03%-0,1%, dimana Afrika, India, dan Timur Tengah insidensnya lebih
tinggi sekitar 3%-20%. Penelitian di Eropa dan Amerika Utara telah menunjukkan tidak ada
perbedaan dalam perjalanan proses hepatitis antara yang hamil dan tidak hamil. Penelitian pada
negara-negara berkembang di dunia ditemukan insidens hepatitis fulminan dan kematian bayi
lebih tinggi. Variasi ini berdasarkan perbedaan populasi, status nutrisi dan pemeriksaan antenatal.
Secara normal, kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit hepatitis, kecuali wanita hamil
menderita hepatitis E, dimana dapat menjadi lebih parah pada beberapa kasus. Kehamilan itu sendiri
tidak akan mempercepat proses penyakit ataupun menyebabkan penyakit menjadi lebih parah.
Di negara-negara maju, sudah merupakan keharusan setiap ibu hamil yang datang pertama
kali untuk kontrol dilakukan skrening untuk hepatitis terutama hepatitis B & C.
B. TUJUAN
Agar mengetahui dan mampu melakukan penapisan pada bumil khususnya kehamilan dengan
Hepatitis , agar mengetahui pengertian dan macam-macam penyakit hepatitis pada kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara
penyakit panyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus dan
ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata (sclera) menjadi kekuningan.Warna
kuning tersebut timbul karena adanya pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari cairan
empedu.Warna air kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan kecoklatan seperti air teh.
(Ensiklopedi)
Hepatitis B kronik adalah suatu penyakit infeksi ditandai oleh peradangan hati berlanjut,
lebih lama dari masa penyembuhan infeksi hepatitis akut, yaitu lebih dari 6 bulan.
Infeksi VHB pada masa anak anak mempunyai resiko menjadi kronis, terutama pada anak
yang mendapat infeksi perinatal. Data yang menunjukkan bahwa bayi yang terinfeksi VHB
sebelum usia 1 tahun mempumyai resiko kronisitas sampai 90 %, sedangkan bila infeksi VHB
terjadi pada usia antara 2 5 tahun resikonya menjadi 50 %, bahkan bila terjadi infeksi pada
anak usia di atas 5 tahun, hanya beresiko 5 10 tahun untuk terjadinya kronisitas.
Istilah hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat - obatan. Virus hepatitis juga ada beberapa
jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa
akut (hepatitis A), bisa kronik (hepatitis B dan C) dan bisa juga kemudian menjadi kanker hati
(hepatitis B dan C).
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita
tidak hamil pada umur yang sama. Kelainan hepar yang mempunyai hubungan langsung dengan
peristiwa kehamilan, ialah : Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy).
Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan,
namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul
baik untuk ibu maupun janin. Hepatitis virus sering menimbulakan jaundice pada kehamilan,
dengan kemajuan pengobatan saat ini, asam ursodeoxychalic dapat mengurangi kerusakan hati,
baik akut maupun kronik.
B. ETIOLOGI
2

Penyebab hepatitis bermacam-macam.Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi


dan bukan infeksi.
Penyebab-penyebab tersebut antara lain :
1.

Infeksi virus ; hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, Hepatitis E, Hepatitis

F,hepatitis G.
2.

Non virus ; Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan kimia atau zat kimia,

Penyakit autoimun.
Nama-nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah:
virus hepatitis A atau VHA
virus hepatitis B atau VHB
virus hepatitis C atau VHC,
virus hepatitis D atau VHD,
virus hepatitis E atau VHE,
virus hepatitis F atau VHF
virus hepatitis G atau VHG.
Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama virusnya. Di
antara ketujuh jenis hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak
yang sering dijumpai.Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan.Para ahli pun masih
memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis hepatitis tersendiri atau tidak.
Ikterus merupakan salah satu gajala klinis pada wanita hamil denga hepatitis, namun adapun
ikterus dalam kehamilan sebenarnya disebabkan oleh beberapa keadaan. Ikterus yang disebabkan
oleh kehamilan berupa ; perlemakan hati akut, toksemia, dan kolestasis intrhepatik. Sedangkan
ikterus yang tejadi bersamaan dengan suatu kehamilan; hepatitis virus, batu empedu, penggunaan
obat-obatan hepatotoksik, dan sirosis hepatis. Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500
kehamilan, 41% diantaranya adalah hepatitis virus,21% oleh karna kolestatis intahepatik, dan
kurang dari 6% oleh karna obtruksi saluran empedu di luar hati
C. GEJALA KLINIK
3

Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada wanita hami, namun apabila timbul ikterus pada
kehamiln, maka penyebabnya yang paling tering adalah hepatitis virus.Penyakit hepatitis
biasanya memberikan keluhan mual, muntah, anoreksia, demam ringan, mata kunng.Pada
pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya
ditemukan pada 20-25% penderita.

D. PENGARUH HEPATITIS VIRUS PADA KEHAMILAN DAN JANIN


Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejala-gejala
nya akan sama dengan gejalahepatitis virus pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala
yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III,
namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.
Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala yang lebih
berat dan penderita umumnya me-nunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute
hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang sangat tinggi,
dibandingkan dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo
tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menye-babkan penderita mudah
jatuh dalam acute hepatic necrosisTampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan
prognose.
Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis virus pada kehamilan
sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah
pula me-ningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin,menyebabkan infeksi hepatitis
virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap
berat ringannya hepatitis virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan
antara perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis
virus. Diketahuibahwa pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam
proses pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan
aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC(Disseminated Intra Vascular
Coagulation).

Dalam

penelitianini

terbukti

bahwa

DIC

tidak

berperan

dalam

meningkatkanberatnya hepatitis virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi


gejala-gejala hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis virus pada
4

kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin, baik in utero maupun segera setelah lahir. Penularan
virusini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
1. Melewati placenta
2.

Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

3.

Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

4.

Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.


Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus in

utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal. Jenis virus yang lebih
banyak dilaporkan dapat menembusplacenta, ialah virus type B. Beberapa bukti, bahwa virus
hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh janin in
utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang
mati pada periode neonatal akibat infeksi hepatitisvirus.Hasil autopsy menunjukkan adanya
perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai suatubentuk
cirrhosis.Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini, hanya mungkin terjadi bila infeksi
sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim.Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih
banyak terpusat pada lobus kiri.Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu
ke janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke
janinatau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu dengan saat
persalinan.Angka tertinggididapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi pada kehamilantrimester
III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis virus padawaktu hamil, tidak memberi
gejala-gejala icterus pada bayi-nya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang
baru lahir tidak mengandung virus tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B dengan
gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh lebih besar
dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yanghanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.
Dilaporkan, bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan gejala yang jelas,
48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier
Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virus B antigenemia. Meskipun
hepatitis virus, belum jelas pengaruh nya terhadap kelangsungan kehamilan, namun dilaporkan
bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitisvirus B. Adanya
icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kerena icterus pada janin. Icterus terjadi akibat
adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami
5

hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka
gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum
dapat dibuktikan, bahwa hepatitisvirus pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan congenital
pada janinnya.Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak
dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin.Bila
terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin
dengan kehamilan berikutnya.

E. PENCEGAHAN
Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A
hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma globulin
ternyatatidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan
seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus.Untuk
kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah
persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium
telah kembali normal.Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan
laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.
F. PENGOBATAN
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak
hamil.Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin
dalam serum menjadi normal.Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapitinggi
protein dan karbohydrat.Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari.Kortison baru
diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada hepatitis virus yang aktip dan cukup berat,
mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K.
Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan
pemeriksaantransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin
baru lahir tidak perlu diberi pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang perlu dilakukan ialah
pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu dilindungi dengan segera sesudah lahir sedapat
6

mungkin dalam waktu dua jam bayi diberi suntikan HBSIG dan langsung divaksinasi dengan
vaksin hepatitis B . Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAg pasitif, HBe nya juga
positif.Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan interval satu bulan atau sesuai dengan
skema vaksin yang digunakan.Selain itu pada kasus seperti ini para dokter dan tenaga medis
harus diberi vaksin juga.Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita
hepatitis virus dalam kehamilan. Prinsipnya ialah suportif dan pemantauan gejala penyakit.
Pada awal periode simptomatik dianjurkan :
1. Tirah baring
pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti
dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali pada mereka dengan umur tua dan keadaan umum
yang buruk
2. Diet
Tidak

ada

larangan

spesifik

terhadap

makanan

tertentu

bagi

penderita

penyakit

hepatitis.Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi pasien mengandung cukup kalori dan
protein.Satu-satunya yang dilarang adalah makanan maupun minuman beralkohol.jika pasien
mual, tidak nafsu makan atau muntah muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika sudah tidak mual
lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30 35 kalori / kg BB) dengan protein cukup (1 g /
kg BB).Pemberian lemak seharusnya tidak perlu dibatasi.Dulu ada kecenderungan untuk
membatasi lemak, karena disamakan dengna kandung empedu.
3. Medikamentosa :
a.

Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem imun tubuh sebagai respon

terhadap adanya virus, bakteri, parasit, atau sel kanker.


Ada tiga jenis interferon yang memiliki efek antivirus yaitu :

interferon alfa,

interferon beta

interferon gamma.

Efek antivirus yang paling baik diberikan oleh interferon alfa.Interferon alfa bekerja
hampir pada setiap tahapan replikasi virus dalam sel inang.Interferon alfa digunakan untuk
melawan virus hepatitis B dan virus hepatitis C. Interferon diberikan melalui suntikan. Efek
samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi diberikan.
Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah :
7

rasa seperti gejala flu

demam

mengigil

nyeri kepala

nyeri otot dan sendi.

Setelah beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut mereda dan hilang.Efek samping
jangka panjang yang dapat timbul adalah gangguan pembentukan sel darah yaitu menurunnya
jumlah sel granulosit (granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit (trombositopenia),
mengantuk bahkan rasa bingung.
b. Lamivudin : Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang menghambat enzim reverse
transcriptase yang dibutuhkan dalam pembentukan DNA. Lamivudin diberikan pada penderita
hepatitis B kronis dengan replikasi virus aktif dan peradangan hati. Pemberian lamivudin dapat
meredakan peradangan hati, menormalkan kadar enzim ALT dan mengurangi jumlah virus
hepatitis B pada penderita.
Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan menurunnya resiko fibrosis, sirosis
dan kanker hati.Namun lamivudin memiliki kelemahan yang cukup vital yaitu dapat
menimbulkan resistensi virus.
Efek samping yang mungkin muncul dari pemberian lamivudin antara lain:

rasa lemah

mudah lelah

gangguan saluran pencernaan

mual, muntah

nyeri otot

nyeri sendi

sakit kepala

demam, serta kemerahan.

Efek samping yang berbahya lainnya adalah radang pankreas, meningkatnya kadar asam
laktat, dan pembesaran hati. Namun umumnya efek samping tersebut dapat ditolerir oleh pasien.
Terapi lamivudin ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil..
8

c.

Adepovir dipivoksil : Adepovir dipivoksil berfungsi sebagai penghenti proses penggandaan

untai DNA (DNA chain terminator), meningkatkan jumlah sel yang berperan dalam sistem imun
(sel NK) dan merangsang produksi interferon dalam tubuh. Kelebihan adepovir dipivoksil
dibandingkan dengan lamivudin adalah jarang menimbulkan resistensi virus.
Efek samping yang ditimbulkan adepovir dipivoksil antara lain:

nyeri pada otot

punggung

persendian dan kepala.

Selain itu terdapat juga gangguan pada saluran pencernaan seperti mual atau diare, gejala
flu, radang tenggorokan, batuk dan peningkatan kadar alanin aminotransfrase. Gangguan fungsi
ginjal juga dapat terjadi pada dosis berlebih.
d.

Entecavir : Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase yang dibutuhkan

dalam sintesis DNA virus. Kelebihan entecavir adalah jarang menimbulkan resistensi virus
setelah terapi jangka panjang.
Sedangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya adalah :

e.

nyeri kepala

pusing

mengantuk

diare

mual

nyeri pada ulu hati dan insomnia

Telbivudin : Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru. Terapi telbivudin diberikan

pada pasien hepatitis B dengan replikasi virus dan peradangan hati yang aktif. Telbivudin
berfungsi menghambat enzim DNA polymerase yang membantu proses pencetakan material
genetic (DNA) virus saat bereplikasi. Meski belum didukung data yang cukup bahwa telbivudin
aman bagi ibu hamil, sebaiknya terapi telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil mupun
menyusui.
Efek samping dari terapi telbivudin antara lain :

mudah lelah

sakit kepala
9

pusing

batuk

diare

mual

nyeri otot, dan rasa malas.

Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.Bila pasien


dalam keadaan prekoma atau koma, penagannn seperti pada koma hepatik.

KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS


10

A. HEPATITIS A
1. Pengertian
Hepatitis A, merupakan enterovirus RNA, mempunyai masa inkubasi antara 15-50 hari
dan ditularkan melalui fekal-oral atau melalui makanan & minuman yang terkontaminasi.
2. Penyebab
Penyebab hepatitis A adalah virus hepatitis A (HAV). Virus ini merupakan virus RNA
positif dan pertama kali ditemukan (dengan mikroskop elektron) pada tahun 1973. Virus hepatitis
A mengganggu fungsi liver sambil terus berkembang biak di sel-sel liver. Akibat dari gangguan
ini sistem kekebalan tubuh bekerja untuk memerangi virus tersebut. Dalam proses ini, bisa
terjadi kerusakan yang berakhir pada peradangan liver.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
3. Patofisiologis
Saat terjadinya infeksi seperti akibat dari serangan virus, maka fungsi liver mengalami
kerusakan ataupun gangguan. Pada saat fungsi liver normal, semua zat diolah oleh liver, namun
saat fungsinya terganggu, maka racun atau toksin dalam tubuh tidak berhasil diolah dan tetap
tinggal. Jika hal ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama, racun itu akan terus
bertambah dan akan merusak tubuh karena racun akan menyebar ke organ-organ lainnya.
Diagnosa terhadap liver bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya racun atau toksin tersebut.
Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap hepatitis kronis atau tidak adalah dengan
menjalani tes darah.
Ada tiga cara diagnosa hepatitis yang umum dilakukan yaitu :
Tes fungsi hati / liver
Pemeriksaan protein liver
Biopsi liver
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
4. Penyebaran
HAV disebarkan lewat kotoran atau tinja penderita. Penyebarannya disebut faecal-oral
(tinja ke mulut) karena biasanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda bekas terkena
tinja (di kamar mandi umum biasanya) dan kemudian menggunakannya untuk makan. Karena

11

itu, dalam lingkungan yang buruk sanitasi, tidak mempunyai toilet sendiri dan harus MCK
(Mandi, Cuci, Kakus) di WC umum, kemungkinan terkena virus hepatitis A menjadi lebih besar.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
5. Tanda dan gejala
Cepat lelah
Salah satu gejala dari penyakit Hepatitis A adalah kelelahan kronis. Hati mempunyai tanggung
jawab untuk menyimpan energi untuk kebutuhan tubuh dalam menjalankan fungsinya. Jika hati
rusak, energi yang anda butuhkan untuk melakukan aktivitas setiap harinya mungkin tidak
tersedia. Hal itu yang menyebabkan kelelahan.
Demam
Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati terinfeksi suatu penyakit (misalnya
Hepatitis A), hati menjadi bengkak. Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase
ke darah. Tubuh yang telah terinfeksi oleh virus metabolismenya meningkat, sehingga suhu
tubuh juga akan meningkat.
Anoreksia
Hilangnya nafsu makan yang ekstrem dikarenakan adanya rasa mual muntah.
Ikterus
Terjadi gangguan pada hepar sehingga tidak bisa melakukan fungsinya dalam mengontrol
pengeluaran bilirubin, sehingga kadar bilirubin meningkat dan terjadi hiperbilirubinemia atau
ikterus.
6. Kehamilan dengan hepatitis A
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa hepatitis A merupakan agen teratogenik dan
resiko transmisi vertical dari hepatitis A akut ke janin sangat rendah, dan bila antibodi IgM ada
pada ibu saat trimester ketiga, pengobatan profilaksis pada bayi baru tidak perlu diberikan.
Bagaimanapun, jika antigen hepatitis A terdapat pada kotoran pada saat kelahiran bayi atau,
mungkin, ketika penyakit terjadi nanti 2-3 minggu terakhir kehamilan, bayi baru lahir harus
mendapatkan profilaksis immunoglobulin karena bisa tertular dari ibu. Kehamilan dengan
hepatitis A tidak menyebabkan peningkatan angka kematian ibu. Jika bayi baru lahir terpapar,
infeksi biasanya ringan dan mereka akan mempunyai kekebalan seumur hidup.
7. Penanganan
Terapi simptomatis adalah sangat penting untuk mengisolasi wanita hamil yang terinfeksi
untuk menghindari penularan. Terapi simptomatis disini termasuk mencegah dehidrasi dan
12

pemberian nutrisi yang adekuat dan istirahat. Biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Wanita
hamil yang telah terpapar infeksi dapat diberikan imuno--globulin (0,02 mg/kgBB). Terapi ini
hanya efektif jika diberikan dalam waktu 2 minggu. Vaksinasi hepatitis A dapat diberikan
bersamaan dengan imuno--globulin. Dengan vaksinasi akan melindungi kadar antibodi dalam
10-14 hari. Telah dilaporkan bahwa efektivitas vaksinasi lebih dari 90%.
B. HEPATITIS B
1. Pengertian
Virus hepatitis B (HBV) adalah virus DNA rantai ganda yang merupakan penyebab
hepatitis akut pada kehamilan yang paling sering. Masa inkubasi dari waktu terpapar sampai
muncul gejala adalah 6 minggu sampai 6 bulan.
2. Penyebab
Terjadinya hepatitis B, disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang terbungkus serta
mengandung genoma DNA melingkar. Virus ini merusak fungsi liver dan sambil merusak dan
terus berkembang biak dalam sel-sel liver/hati (hepatocytes).
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
3. Patofisiologis
Virus ini merusak fungsi liver dan terus berkembang biak dalam sel-sel liver/hati
(hepatocytes). Akibat serangan ini, system kekebalan tubuh kemudian memberi reaksi dan
melawan. Kalau berhasil, naka virus dapat terbasmi habis. Tetapi jika gagal virus akan tetap
tinggal dan memnyebabkan hepatitis B kronis (si pasien sendiri menjadi karier atau pembawa
virus seumur hidupnya). Dalam seluruh proses ini, liver mengalami peradangan dan itulah yang
disebut hepatitis (peradangan liver). Virus hepatitis B memiliki dampak yang amat serius dimana
sekitar 80% hepato celluler carcinoma (kanker hati) di seluruh dunia disebabkan oleh virus ini.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
4. Penyebaran
Ditularkan lewat darah.Jadi, hepatitis B menyebar ketika terjadi kontak dengan darah
yang terinfeksi, cairan tubuh (sperma), atau hubungan seksual.Untungnya hepatitis B ini tidak
bisa menembus pori-pori kulit karena ukurannya yang relative besar. Namun jika ada luka sedikit
saja, virus ini dengan cepat segera masuk. Selain itu, karena ukurannya yang besar itu, virus
13

hepatitis B tidak bisa ditularkan dari ibu kepada janinnya, kecuali jika ada kebocoran diplasenta,
misalnya akibat pengambilan cairan amniotic di plasenta. Namun demikian penyebaran dari ibu
ke bayi mudah terjadi, terutama saat bayi lahir (ketika darah keduanya bercampur). Kalu bayibayi itu tidak di vaksinansi saat lahir, bayi akan menjadi carrier seumur hidup, bahkan nantinya
bisa menderita gagal liver dan kanker liver.
Selain itu penyakit ini menular melalui hubungan seksual, penggunaan obat jarum suntik
yang terkontaminasi, akupuntur, tato dan tranfusi darah.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
5. Tanda dan gejala
Mual muntah
Mual muntah terjadi tentunya disebabkan oleh tekanan hebat terhadap liver yang membuat
keseimbangan tubuh tidak terjaga.

Diare
Virus lewat duodenum, jejunum, ileum menembus sel tanpa lisis viremia atau infeksi lokal
karena keracunan.sehingga usus tidak bisa menyerap air secara maksimal, akibatnya terjadi
diare.
Anorexia
Hilangnya nafsu makan yang ekstem dikarenakan adanya rasa mual muntah.
Penyakit kuning (ikterus)
Terjadi gangguan pada hepar sehingga tidak bisa melakukan fungsinya dalam mengontrol
pengeluaran bilirubin, sehingga kadar bilirubin meningkat dan terjadi hiperbilirubinemia atau
ikterus.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
6. Kehamilan dengan hepatitis B
Resiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75% jika ibu terinfeksi pada trimester
ketiga atau masa nifas ; dan resiko ini jauh lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal
kehamilan. Sebagian besar infeksi pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi saat persalinan dan
kelahiran atau melalui kontak ibu bayi, daripada secara transplasental. Walaupun sebagian besar
bayi-bayi menunjukkan tanda infeksi ikterus ringan, mereka cenderung menjadi carrier. Status
carrier ini dipertimbangkan akan menjadi sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler. Infeksi
14

kronik terjadi kira-kira 90% pada bayi yang terinfeksi, 60% pada anak < 5 tahun dan 2%-6%
pada dewasa. Diantaranya, seseorang dengan infeksi kronik HBV, Infeksi HBV bukan
merupakan agen teratogenik. Bagaimanapun, terdapat insidens berat lahir rendah yang lebih
tinggi diantara bayi-bayi dengan ibu yang menderita infeksi akut selama hamil. Pada satu
penelitian hepatitis akut maternal (tipe B atau non-B) tidak mempengaruhi insidens dari
malformasi kongenital, lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. Tetapi, hepatitis akut
menyebabkan peningkatan insidens prematuritas.
7. Penanganan
a. Antepartum

Mendapat kombinasi antibodi pasif (immunoglobulin) dan imunisasi aktif vaksin

hepatitis B
Tidak minum alcohol
Menghindari obat-obatan

memperburuk kerusakan hati


Tidak mendonor darah, bagian tubuh dan jaringan
Tidak menggunakan alat pribadi yang dapat berdarah dengan orang lain misalnya sikat

gigi dan pisau cukur


Menginformasikan pada Dokter Anak, Kandungan Kebidanan dan perawat bahwa mereka

carrier hepatitis B
Memastikan bahwa bayi mereka mendapat vaksin hepatitis B waktu lahir, umur 1 bulan,

dan 6 bulan
Kontrol sedikitnya setahun sekali ke dokter pribadi
Mendiskusikan resiko penularan dengan pasangan mereka dan mendiskusikan pentingnya

yang

hepatotoksis

seperti

asetaminofen

yang

dapat

konseling dan pemeriksaan


b. Persalinan
Walaupun persalinan secara seksio sesarea sudah dianjurkan dalam arti untuk penurunan
transmisi HBV dari ibu ke anak, jenis persalinan ini tidak berarti secara bermakna dapat
menghentikan transmisi HBV. Tetapi seksio sesarea sangat disarankan oleh Centers for Disease
Control (CDC) dan American College of Obstetricians and Ginyecologists (ACOG).
c.

Bayi daru lahir

15

Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi (termasuk carrier HBsAg kronik) harus di terapi
dengan kombinasi dari antibodi pasif (immunoglobulin) dan aktif imunisasi dengan vaksin
hepatitis B.
d. Menyusui
Dengan imunoprofilaksis hepatitis yang sesuai, menyusui tidak memperlihatkan resiko
tambahan untuk penularan dari carrier virus hepatitis B.
C. HEPATITIS C
1. Pengertian
Hepatitis C (HCV), dulu dikenal dengan hepatitis non-A non-B.Virus hepatitis C adalah
virus RNA rantai tunggal dalam rumpun Flaviviridae.Masa inkubasi terjadi setelah terpapar HCV
8 9 minggu.
2. Penyebab
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini menyerang liver dan
menyebabkan peradangan berat dengan komplikasi jangka panjang.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
3. Patofisiologis
Hepatitis berarti pembengkakan pada hati. Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam
banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu
aktivitas normal dari
sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C
kemudian menginfeksi sel lain yang sehat.
4. Penyebaran
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya
dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi.Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko
terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah
menstruasi.Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus
Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C
melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang
baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV
16

positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan
Hepatitis C.
5. Tanda dan gejala
Anoreksia
Hilangnya nafsu makan yang ekstem dikarenakan adanya rasa mual muntah.
Mual muntah
Mual muntah terjadi tentunya disebabkan oleh tekanan hebat terhadap liver yang membuat
keseimbangan tubuh tidak terjaga.
Penyakit kuning
Terjadi gangguan pada hepar sehingga tidak bisa melakukan fungsinya dalam mengontrol
pengeluaran bilirubin,
sehingga kadar bilirubin meningkat dan terjadi hiperbilirubinemia atau ikterus.
Misnadiarly. Mengenal Menanggulangi Mencegah Mengobati Penyakit Hati (Liver). Pustaka
Obor Populer. Jakarta. 2007.
6. Kehamilan dengan Hepatitis C
Meskipun hanya terdapat sedikit data terbaru tentang infeksi HCV pada kehamilan, data
yang ada tidak menunjukkan peningkatan resiko malformasi kongenital, distress fetal, lahir mati
atau prematur. Wanita dengan HCV dan janinnya tidak mempunyai resiko yang lebih besar
terhadap komplikasi obstetrik atau perinatal dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.Tidak
terdapat kontraindikasi untuk hamil hanya berdasar pada HCV saja.
Efek Kehamilan pada HCV
Sangat kecil yang dilaporkan pada efek kehamilan pada perjalanan infeksi HCV. Kurang
dari 10 % memperlihatkan peningkatan transaminase, dan pada kebanyakan kasus penurunan
ALT sewaktu hamil dilaporkan dengan postpartum rebound. Diperkirakan bahwa produksi
interferon endogen oleh unit fetoplasental memegang peranan penting pada perjalanan penyakit
sewaktu hamil. Kholestatis sewaktu hamil lebih sering pada wanita terinfeksi HCV. Kadangkadang, wanita dapat penyakit hati lanjutan dan komplikasi seperti varises esofagus dan
koagulapati, resiko terhadap perdarahan sewaktu persalinan dan kemungkinan rupture varises.
Efek pada Neonatus
Angka transmisi vertikal yang dilaporkan berkisar 0 36 %, dengan rata-rata 5-6 %.
Resiko penularan pada mereka dengan infeksi HIV sampai 44 %. Walaupun bukti yang ada
menyatakan bahwa periode intrapartum merupakan waktu utama untuk transmisi, pentingnya
hubungan antara intrauterin dan intrapartum tetap tidak bisa dipungkiri.

17

HCV bukan berupa agen teratogenik. Bayi yang lahir dari ibu dengan HCV positif tidak
memperlihatkan komplikasi neonatal. Anak yang terinfeksi kemungkinan besar akan menjadi
kronis. Harus diingat bahwa semua bayi baru lahir akan mempunyai antibodi dari maternal.
Menyusui
HCV RNA dan antibodi antiHCV dapat dideteksi pada kolostrum dan air susu ibu.
Namun, kebanyakan tidak terdapat kasus penularan lewat menyusui yang dilaporkan. Karena itu,
menyusui bukan merupakan kontraindikasi.
7. Penanganan
a. Prekonsepsi
Idealnya penanganan prenatal harus dimulai pada konsultasi prekonsepsi dengan dokter dengan
pengetahuan tentang penanganan hepatitis C atau penyakit infeksi pada kehamilan. Harus
termasuk diskusi tentang riwayat asal penyakit, implikasi pada kehamilan, konsekuensi pada
janin, resiko penularan vertikal, dan terapi. Seperti dalam semua kunjungan prekonsepsi, riwayat
medik lengkap dan pemeriksaan fisik harus dilakukan, tapi dengan acuan khusus yang penting
terhadap hepatitis C, termasuk :

Riwayat medik sekarang: diagnosa, perjalanan penyakit, adanya komplikasi


Riwayat medis dahulu: kondisi hati
Riwayat obstetrik dahulu: transfusi, kholestasis, HELLP
Riwayat obat:
- resep obat yang hepatoksik
- terapi interferon dan ribavirin
- obat bebas seperti asetaminofen
- penyalahgunaan obat dimana pernah menggunakan suntikan obat
Riwayat alkohol, pentingkan untuk ditekankan efek negatif alkohol dalam perjalanan

penyakit
Fungsi hati
Kekebalan terhadap hepatitis A dan B harus diketahui dan pemberian imunisasi harus sesuai
Terapi kombinasi harus lengkap untuk sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum hamil.
b. Prenatal
Wanita yang peduli status positif HCVnya harus berkonsultasi dengan dokternya segera selama
masa kehamilan untuk penanganan prenatal yang luas. Pemeriksaan awal baik kesehatan fisik
umum dan fungsi hati akan menentukan pendekatan dari tim multidisiplin. Hanya kira 30 % dari
populasi yang terinfeksi HCV peduli keadaannya, awal kehamilan juga merupakan waktu terbaik
untuk mengetahui perkembangan lanjut melalui :
18

Penting pemeriksaan lanjut untuk mencari faktorPemeriksaan umum resiko seperti pada

kunjungan awal dan berkala. Jumlah kunjungan harus ditentukan berdasarkan kondisi umum dan
obstetrik pasien. Pasien tidak boleh mengkonsumsi alkohol. Lebih baik tidak menggunakan obat
yang berpotensial hepatotoksik atau memerlukan metabolisme hati selama hamil.
Pemeriksaan fungsi hati, aminotransferase,Pemeriksaan laboratorium albumin, bilirubin,
Anti HBs, Anti HA total atau IgG, HCV RNA kualitatif.
Monitor kehamilan Fungsi hati termasuk transaminasi harus diperiksa setiap trimester.
Diagnosis USG Indikasi pemeriksaan USG diagnosis tidak berbeda dengan pemeriksaan
wanita hamil umumnya.
Tidak terdapat data menyangkut prosedur sepertiTindakan invasif amniosentesis, contoh
darah janin atau biopsi korionik vili dan resiko penularan vertikal.
c. Intrapartum
Meskipun Cara melahirkan berdasarkan penelitian retrospektif bahwa angka penularan yang
rendah dengan seksio sesarea, tapi wanita dengan HCV diperkenankan untu melahirkan spontan
kecuali terdapat masalah obstektrik. Tidak perlu untuk mengisolasi ibu dan anak.
Infeksi HCV Induksi persalinan

bukan merupakan indikasi untuk induksi persalinan.

Persalinan diperkenankan spontan jika tidak terdapat masalah lain.


d. Postpartum

Kebersihan umum dan bahan yang berpotensial terinfeksiPemeriksaan umum


HCV RNA dan antibodi anti HCV terdapat pada kolostrum danMenyusui susu ibu. Namun

tidak terdapat kasus penularan melalui menyusui, jadi menyusui bukan kontraindikasi
Kontrasepsi
e.

Penanganan Bayi Baru Lahir

Bayi dapat dirawat sesuai penanganan RS umumnya. IbuPenanganan umum tidak perlu

penanganan khusus seperti menggunakan sarung tangan, masker, dan sterilisasi ektra.
Semua bayi dari Pemeriksaan bayi ibu dengan HCV pasti positif untuk anti HCV waktu lahir.
Bayi yang tidak terinfeksi biasanya hilang antibodinya sewaktu umur 12-15 bulan. Makin tinggi
kadar ibu, makin lama menghilang. Imunisasi bayi

Sebagai tambahan imunisasi rutin,

imunisasi hepatitis B harus diberikan pada masa postnatal. Jika ibu HBsAg positif, imunisasi
pasif dan aktif yang sesuai harus diberikan dalam bentuk immunoglobulin hepatitis B dan vaksin
hepatitis B. Vaksinasi hepatitis A harus diberikan pada umur 1 tahun.

19

BAB III
KONSEP ASKEP IBU HAMIL DENGAN HEPATITIS
I. PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
1. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA PASIEN
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien (Christian .I.
1984 : 84).
Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahun. (Sarwono, 1999:23)
Alamat

20

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan


mendesak.Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya,
menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan
rumah. (Christina .I. 1984 : 84).
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah
pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan
berpengaruh pada janin. (Cristina I, 1989:85)
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya.Tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap perilaku kesehatan seseorang.
Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan
terhadap masalah kesehatan.Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
B. RIWAYAT PASIEN (KELUHAN UTAMA)
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan.
Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai
berikut: Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?
21

Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?
Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?
Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?
Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat perawatannya?
Apakah ada keluhan lain?
Apakah gangguan tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
C. RIWAYAT MENSTRUASI
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
Menarche
Untuk mengetahui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.
Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya,
dalam hitungan hari.Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita
akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria
banyak, sedang, sedikit.Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun
kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa
kali mengganti pembalut dalam sehari.
Keluhan

22

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,


misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak.Keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang
Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit.Dismenorhea ditandai oleh nyeri
mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala,
keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32
hari.Apabila terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan
pemeriksaan untuk mengetahui factor-faktor penyebabnya.
Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam
kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan.Ganococcus
menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau,
sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan
menyebabkan gatal yang sangat.
Gangguan sewaktu Menstruasi
Untuk

mengetahui

ganguan

apa

saja

yang

dirasakan

ketika

mengalami

menstruasi,misalnya nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung
(emosional meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis
tertentu.
23

D. RIWAYAT PERKAWINAN
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien.Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan
bagaimana keadaan alat kelamin ibu.Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal).(Sulaiman,
1983:155). Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya
adalah :
Kawin : ..kali
Usia Kawin Pertama tahun
Status Perkawinan
Lama Pernikahan
E. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang
lalu.Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.Mencakup :
Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi
jika ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian darah
yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada

ibu

hamil

saat

persalinan

sekarang

dan

mengupayakan

pencegahannya

dan

penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria,

24

solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan
sekarang.
Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
F. RIWAYAT NIFAS
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris).
G. RIWAYAT KELAHIRAN ANAK
Berat bayi sewaktu Lahir
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini
terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama
preses persalianan.Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.
Kelainan Bawaan Bayi
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah
kondisi.
Jenis Kelamin Bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.
Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati
o Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang
o Bila meninggal, apa penyebab kematiannya

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi
pasien. Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
25

ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi
pada masa postpartum.
I.

RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya

menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).
J.

RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,

mual/muntah,

masalah

kelainan

pada

kehamilan

sekarang,

pemakaian

obat-

obatan/jamu.Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta


memantau perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan
segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
K. RIWAYAT PENYAKIT
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien.Informasi ini
penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65),
misal:
o Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.
o Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat
persalinan dan bisa menular pada bayi.
o Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa cacat
bawaan, janin besar.

26

o Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono,
1999:401)
L. GAMBARAN PENYAKIT YANG LALU
Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui gambaran
mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak, apakah
sudah dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll.Informasi ini penting untuk melihat
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan
penanggulangannya.
M. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan
mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir,
kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan
kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal.
N. KEADAAN SOSIAL BUDAYA
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
Jumlah anggota keluarga
Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga
Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan
Kebiasaan yang merugikan kesehatan.
2. DATA OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan
untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
27

A. PEMERIKSAAN UMUM
Pengukuran Temperatur, Tekanan Darah, dan Denyut Nadi
Pengukuran temperature, tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebab perbedaan suhu,
tekanan (tensi) darah dan denyut nadi dari normal akan menunjukkan adanya gangguan
kesehatan dalam tubuh pasien.
Berat dan Tinggi Badan
Tujuan pengukuran berat dan tinggi badan adalah untuk memeastikan kesan umum
terhadap tubuh pasien/klien, terutama mengenai derajat kegemukannya.Pasien/klien yang gemuk
atau kurus memberikan kemungkinan lebih mudah mengidap penyakit.Barat badan dicatat dalam
ukuran kilogram, dan tinggi badan dalam ukuran sentimeter (cm).
B. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan Kulit
o Observasi : warna dan parut bekas luka.
Postur tubuh
Untuk mengetahui perubahan pada tubuh seperti gemuk atau kurus, tinggi atau pendek,
perut tampak lebih besar atau tidak daan sebagainya.
Gerakan tubuh
Untuk mengetahui cara berjalan, berdiri, duduk, berbicara, posisi anggota badan, lemah,
menggigil, sesak, dan sebagainya.
Ekspresi wajah
Untuk mengetahui ekspresi gembira, sedih, kesakitan, ketakutan, pucat, ketuaan, dan
sebagainya pada ibu hamil
o Palpasi : kelembaban dan turgor
Kepala dan leher
Di dalam pemeriksaan kepala dan leher dapat dilakukan melalui:
Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut seperti hitam, lebat, tidak bau, tidak berketombe
Tempurung Kepala

28

Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.Palpasi bila tampak benjolan untuk
mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan mobilitasnya.
Mata
Untuk mengetahui apakah terjadi anemia atau tidak pada conjungtiva
Telinga
Untuk mengetahui ada atau tidak serumen di telinga
Hidung
Untuk mengetahui ada atau tidak polip atau secret
Muka
Untuk mengetahui ada atau tidak chloasma gravida dan ada icterus atau tidak pada sklera
Mulut
Untuk mengetahui apakah adanya pembesaran tonsil atau karies gigi
Gigi
Untuk mengetahui keadaan konstruksi gigi apakah terjadi kekeroposan atau tidak dimana
hal inimenjdi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak
Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak pembesaran kelenjar getah bening, ada atau tidaknya
struma/kelenjar gondok, dan ada atau tidak pembesaran vena jogularis
Dada dan Aksilla
Dinding Thoraks
Observasi bentuk thoraks.Misal, apakah kiphosis atau tidak.
Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan warna kulit dan putting susu.
Palpasi dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya
infeksi)
Aksilla
Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjola.Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.
Abdomen
Observasi dinding abdomen.Untuk mengamati gerak uterus (his), gerak janin, dan tandatanda kehamilan.
29

Palpasi
Untuk

mengetahui

tinggi

fundus

uteri

yang

erat

kaitannya

dengan

umur

kehamilan.Pemerikasaan Leopold dengan mempalpasi abdomen dapat menentukan letak janin di


dalam uterus, cekungan perut, nyeri tekan, tes Osborn, ukuran panggul luar, his.
Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung anak (punctum maximum, lama, + kekuatan,
relaksasi)
Ekstremitas
o Atas : gangguan atau kelainan, bentuk
Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan dan kuku, misal untuk mengetahui apakah
tampak pucat atau sianosis.
o Bawah : bentuk, udema, varises
Observasi dilakukan untuk mangetahui ada tidaknya kelainan seperti varises dan
udema.Palpasi dilakukan untuk menentukan derajat varises atau udema.
Pemeriksaan Tulang Punggung
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis atau tidak.
Genitourinaria
Kebersihan
o Genetalia eksterna : observasi labia mayora, minora, fluor albus (warna dan baunya)
o Genetalia interna : observasi vagina, portio dan orifisium eksterna
Pemeriksaan Anus
Untuk mengetahui apakah ditemukan kelainan atau tidak pada anus.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dengan jari telunjuk dan jari tengah untuk menentukan kondisi portio,
pembukaan orifisium uteri, keadaan ketuban, letak anak di dalam panggul, dan luas panggul
bagian dalam.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urine
Untuk mengetahui adanya kandungan albumin atau reduksi pada urine
30

B. Kadar Hb
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak pada masa kehamilan
C. Hematokrit (Ht)
Data ini digunakan sebagai penunjang diagnosis anemia.
D. Kadar Leukosit
Untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak pada kehamilan
E. Golongan Darah
Jika terjadi pendarahan pada pasien pada masa kehamilan atau setelah melahirkan
menanganan segera dapat dilakukan.
4. REKAM MEDIS KLIEN
Rekam medis klien digunakan untuk:
Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan
menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang
harus diberikan kepada pasien.
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat rekam medis dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan
untuk melindungi bidan dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan
medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan
pengajaran dan penelitian di bidang kebidanan.
Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan
dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti
pembiayaan kepada pasien.
Statistik Kesehatan

31

Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk
mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada
penyakit-penyakit tertentu.
Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam
penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
II. MERUMUSKAN MASALAH (DIAGNOSA)
Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah pertama,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau
masalah kebidanan.
Di dalam diagnosa unsur unsur berikut perlu dicantumkan yaitu:
1. Keadaan Pasien (ibu)
Keadaan pasien dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa)
2. Keadaan Janin
Keadaan janin dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa)
3. Masalah Utama dan Penyebabnya
Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap
kehamilannya.Tujuan mengetahui masalah utama dan penyebab adalah melakukan pengkajian
lebih lanjut untuk diberikan intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan/follow
up/rujukan.
CONTOH:
Keadaan Pasien dan Janin
Ibu G1P0A0 hamil 36 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian terendah
kepala, dengan anemia ringan.
Dasar :
32

Ibu mengatakan pegal-pegal pada pinggang dan kaki, sering lelah, pusing, mata
berkunang-kunang,
Hb

: 9,4 g%

Ibu mengatakan hamil anak pertama


HPHT

: 5 Oktober 2006

Leopold I

: TFU 34cm

TBJ

: 3410g

Leopold II

: Puki (letak punggung janin kiri)

Leopold III

: Kepala

Leopold IV

: Kepala sudah masuk PAP, posisi sejajar

DJJ

: 140x/menit

Masalah Utama dan Penyebabnya


1. Gangguan aktifitas
Dasar :
1)

Ibu merasakan kram pada kaki

2)

Ibu mengatakan cepat lelah

2. Gangguan rasa nyaman


Dasar :
1)

Ibu merasa cemas menjelang persalinan

2)

Ibu mengatakan cepat lelah

3)

Ibu mengatakan kurang istirahat

3. Gangguan pemenuhan nutrisi


Dasar:
1)

Ibu terlihat pucat

2)

Ibu mengatakan tidak nafsu makan

3)

Ibu tampak lemas

III. MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)

33

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan


kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi
yang sudah ada/sudah terjadi.
Masalah Potensial
Dengan mengidentifikasi masalah potensial/diagnose potensial yang akan terjadi
berdasarkan diagnose/masalah yang sudah ada, bidan harus dapat merumuskan tindakan yang
perlu diberikan untuk mencegah atau menghindari masalah/dignosa potensial yang akan terjadi.
Mengantisipasi penanganan
Pada langkah antisipasif ini diharapkan bidan selalu waspada dan bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman dan dilakukan secara cepat, karena sering terjadi dalam kondisi emergensi.
Prognosa
Data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pasien apakah membaik atau
memburuk, sehingga dapat segera dilakukan tindakan.
CONTOH:
Berdasarkan contoh diagnosa diatas
Masalah Potensial
Potensial terjadi persalinan lama, terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini
(KPD), terjadi sub involusi uteri yang menimbulkan perdarahan antepartum, pengeluaran ASI
kurang.
Mengantisipasi penanganan

34

ASKEP KASUS IBU HAMIL DENGAN HEPATITIS


Hari / Tanggal

: Minggu, 01 April 2012

Jam

: 10.00 WIB

Tempat

: RB Permata Bunda

A. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 01-04-2012, Jam:10.00 WIB

1. IDENTITAS
Istri

Suami

Nama

: Ny. L

Tn. T

Umur

: 25 Tahun

28 tahun

Suku/Bangsa : Rejang/Indonesia

Rejang/Indonesia

Agama

: Islam

Islam

Pendidikan

: SMP

SMA

Pekerjaan

: IRT

Karyawan

Alamat

: Dusun Selomartani, Sleman Yogyakarta

2. KELUHAN UTAMA

35

Ibu mengatakan khawatir dengan kehamilannya karena masih sering merasa mual, lemah,
pusing, nyeri perut, dan berkurangnya nafsu makan. Ibu mengatakan sudah hampir seminggu ini
mual-mual, kadang-kadang juga muntah, nafsu makan juga berkurang dan nyeri perut bagian
kanan, badannya juga dirasakan lemah letih, sebelumnya ibu pernah mengalaminya pada umur
kehamilan 10 minggu, tapi sudah hilang, dan sekarang kambuh lagi.
3. RIWAYAT KESEHATAN
3.1 Penyakit yang lalu: ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hepatitis
3.2 Penyakit sekarang : ibu mengatakan kondisi badannya lemah hepatitis saat ibu hamil
3.3 Penyakit Keluarga: Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu memiliki riwayat penyakit
hepatitis
Ibu mengatakan keluarga suami tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( TBC,
Hepatitis, HIV, PMS) menurun (Hipertensi, DM, Asma) dan menahun (jantung, ginjal, paru).
4. RIWAYAT OBSTETRI/KEBIDANAN
4.1

Riwayat Menstruasi
Amenorhea

: 02-11-2011

Menarche

:14 thn

Lama

:6-7 hari

Banyak

: 2 kali sehari

Siklus

:28 hari

Teratur/tdk

:Teratur

Dismenorhea : tidak mengalami disminoerhea


Flour Albus
Tgl.
Lahir
umur

: kadang-kadang ada keputihan, jumlah sedikit, tidak gatal

5. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU


Komplikasi
Bayi
Usia
Jenis
Tempat
Penol
keham persalina persalina
PB/BB Keada
ong
Ibu
Bayi
ilan
n
n
Jenis
an
Bidan
Tidak Tidak
Bidan Lakinormal
ada
ada
laki /
HAMIL LALU
3100
gram
HAMIL INI
36

Nifas
Keadaa
n
normal

Laktasi/KB
Iya /KB
suntik

6. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


6.1 Riwayat Kehamilan ini
6.2 HPHT:
02-11-2011
6.3 Usia Kehamilan

:G2 P 1 A0 AH1
TP : 9-08-2012

: 7 BULAN

6.4 Keluhan hamil Muda : lemas


6.5 Kapan terasa gerakan awal : 7 minggu
6.6 ANC
Trimester I
Frekuensi

: 2 kali

Keluhan

: Mual-mual dan pusing

Komplikasi

: Tidak ada

Terapi

: Vit B6 100 mg 1 x 1 tab / hari, Vit B12 100 mg 1 x 1 tab / hari

Trimester II
Frekuensi

: 2 kali

Keluhan

: mual, pusing, nyeri perut

Komplikasi

: Tidak ada

Terapi

: Fe 1 x 1, Vit B1 100 mg, 1 x 1 tablet / hari

6.7 Status TT: 2 kali


TT 1 : tanggal 21 Desember 2011
TT 2 : tanggal 20 Januari 2011
6.8 Terapi yang pernah diberikan : tidak pernah terapi
6.9 Penyuluhan yang pernah di dapat : penyuluhan senam payudara
7. RIWAYAT KB

No

1.

Jenis
Kontraseps
i

Kb Suntik

37

Pasang
Tgl
2332009

Oleh

Bidan

Lepas

Tempat

Keluhan

BPM

Tidak
ada

Tgl

Oleh

2011

Berhenti
sendiri

Tempat

Alasan

Ingin
punya
anak

8. RIWAYAT PERNIKAHAN
Usia : 22 thn

berapa kali :1 kali

Jarak perkawinan & kehamilan pertama

th

9. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL


Sebelum hamil : ibu beragama islam, selalu shalat 5 waktu dan berdoa
Saat hamil : shalat 5 waktu, berdoa dan hajatan hamil 3 bulan

10. POLA AKTIFITAS


Kebutuhan Dasar
1. Cairan & makanan
2. Eliminasi
3. Istirahat & Tidur
4. Personla Hygiene
5. aktivitas

6. pola Sexualitas

Sebelum Hamil
3 kali/ hari &6-7 kali/ hari
1kali sehari, warna :khas
fases, konsistensi: lembek
Tidur siang :1jam/hari tidur
malam: 6jam/hari
Mandi: 2kali sehari
Ibu mengatakan melakukan
aktivitas sehari-hari seperti
memasak,
mencuci,
menyapu.

Saat Hamil
3kali/hari & 8kali/hari
1kali sehari, warna :khas
fases, konsistensi: lembek
Tidur siang :1jam/hari tidur
malam: 6jam/hari
Mandi: 2kali sehari
Ibu mengatakan tidak pernah
olah raga, dan tidak pernah
melakukan senam hamil

2kali/perminggu

Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM : Lemah

Kesadaran
: Compos mentis
TTV : Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Suhu

: 37,5 oC

Nadi

Respirasi

: 75x / menit
: 23x / menit

TB
: 157 cm
BB(sebelum & saat hamil) : Sebelum hamil : 52 kg Saat hamil : 60 kg
Lila
: 28 cm

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. pemeriksaan kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala
bersih, rambut hitam dan lurus.

Rambut : lurus hitam


38

Wajah : Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak ada oedema,

muka pucat.
Mata : simetris, konjungtiva pucat, mata bersih, sclera kuning (ikterik), tidak strabismus,

reflex pupil +
Hidung: simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : bibir lembab warna merah muda, tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah, tidak

ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis


Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

b. pemeriksaan leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
c. pemeriksaan thorax

Paru : tidak ada pemeriksaan


Jantung : tidak ada pemeriksaan
Payudara : ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol, belum ada

pengeluaran kolostrum
a. Pemeriksaan abdomen :pembesaran perut sesuai UK, ada linea nigra, tidak ada bekas
luka operasi terdapat striae lividae.
Leopold I : pada bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian keras, memanjang dan
ada tahanan (punggung), pada bagia kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : Pada bagian terbawah teraba bagian keras, bulat dan
melenting (kepala)
Leopold IV : belum dilakukan
(TFU : 23 cm DJJ: 139 x/menit TBJ : (23 12) x 155 = 1705 gram)
b. Pemeriksaan panggul luar : Distansia spinarum
: 23cm
Distansia cristarium
: 27cm
Boudloque
: 18cm
Distansia tuberum
:
Lingkar pinggul luar
: 80cm
c. Pemeriksaan gentalia : vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada
varises, tidak ada tanda infeksi
d. Pemeriksaan integument : Turgor kulit tidak normal, CRT < 2 detik
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium/USG Hb
Golongan Darah
39

:B

: 8 gr%

HBSAG

:+

Radiologi : 2. TERAPI :tidak melakukan terapi.


3. KESIMPULAN:
G2 P 1 A0 AH1usia kehamilan, janin tunggal hidup intra/ekatrauteri letak. Bujur
.bag.terrendah.sudah masuk PAPketerangan : resiko rendah
4. ANALISA DATA
Nama : Ny.L
No reg : 123990
Umur : 25thn
NO/
TG
L
1./
01/
04/
12

40

DATA SUBJEKTIF

MASALAH

ETIOLOGI

Ds : Ibu mengatakan merasakan


khawatir karena masih sering mual
dan pusing
Do : Ibu tampak pucat, terlihat
kelelahan
TTV:
TD: 100/70
N : 88x/mnt
S: 36c
RR: 20x/mnt
Ds : Ibu mengatakan merasakan
khawatir karena masih sering mual
dan pusing
Do : Ibu tampak pucat, terlihat
kelelahan
TTV:
TD: 100/70
N : 88x/mnt
S: 36c
RR: 20x/mnt
Ds : Ibu mengatakan merasakan
khawatir karena masih sering mual
dan pusing
Do : Ibu tampak pucat, terlihat

Cemas

Kurangnya
pengetahuan
Persalinan pertama

Kurang
pengetahuan
cemas

Gangguan
nyaman

rasa Keadaan
lemah
Sering mual
gangguan
rasa
nyaman

Kurangnya nutrusi

Mual
muntah
output
cairan
bertambah intake
nutrisi inadekuat

kelelahan
TTV:
TD: 100/70
N : 88x/mnt
S: 36c
RR: 20x/mnt
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny.L
No reg : 123990
Umur : 25thn
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Cemas b/d kurangnya pengetahuan
2
Gangguan rasa nyaman b/d keadaan lemah
3
Kurangnya nutrisi b/d output cairan berlebih

6. INTERVENSI
Nama : Ny.L
No reg : 123990
Umur : 25thn
N
D
TUJUAN
O
X
Tupen: setelah di lakukan
1
1
tindakan keperawatan
selama 2jam cemas
berkurang.
Tupan: setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24jam klien tdk
merasa cemas
KH:
1. Pasien bisa
kooperatif
2. Meningkatakan
pengetahuan
pasien
41

INTERVENSI
1. BHSP
2. Beri
kesempatan
pasien untuk
mengungkap
kan
perasaan
3. Berikan
pendidikan
kesehatan
pada pasien

TTD

RASIONAL
1. Menciptakan
suasana
saling
percaya
dan
menetapkan rasa
nyaman
2. Agar pasien lebih
tenang
3. Memberikan
pemahaman dan
meningkatkan
pengetahuan
pasien

3. Pasien mulai
tenang atau cemas
2

berkurang
Tupen : setelah di lakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 jam mual
berkurang
Tupan :setelah dilakukan
tindakan 2x24 jam lemas
berkurang
KH:
1. Pasien bisa
kooperatif
2. menjaga kondisi pasien
tetap nyaman.
Tupen : setelah dilakukan
tindakan perawatan selam
2 jam kondisi pasien mulai
stabil
Tupan: setelah dilakukan
selama 2x24 jam pasien
nutrisi
pasien
mulai
seimbang
KH: 1. Mual pasien
berkurang
2. nutrisi pasien muali
tercukupi

1. anjurkan pasien 1. menciptakan suasana


untuk beristirahat
nyaman bagi pasien
2. beri minum air 2. mengurani rasa mual
hangat

1.
beri
pasien
makan dan minum
hangat sedikit tapi
sering
2.
kolaborasi
pemberian Fe

1. mual pasien berkurang


Dan
nutrisi
pasien
terpenuhi
2.
stamina
pasien
bertambah

7. IMPLEMENTASI
Nama : Ny.L
No reg : 123990
Umur : 25thn
N
D
IMPLEMENTASI
TTD
O
X
1
1
1. Melakukan tindakan pendekatan pada keluarga dan
pasien
2. Menganjurkan pasien membaca
42

3. Mambantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman


4. Mengukur ttv
5. Menghitung dan mencatat frekuensi,intensitas dan
durasi pola kontraksi
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
2. Memberikan
kesempatan
pada
pasien
untuk
mengungkapkan kecemasnnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien

8. EVALUASI
Nama : Ny.L
No reg : 123990
Umur : 25thn
N
D
EVALUASI
TTD
O
X
1
1
S: pasien mengatakan cemas berkurang
O: pasien tampak sedikit tenang
A:masalah teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi 1,2,3
2
S; pasien mengatakan sudah merasakan lebih nyaman
O:pasien terlihat tenang
A:masalah teratasi sebahian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
3
S: pasien mengatakan mualnya berkurang dan tidak
lemas
O: pasien tampak lebih segar
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi 1,2,3

ANALISA KASUS
Menurut kelompok 6 ny,L menderita hepatitis saat hamil usia 7 bulan
Ds : Ibu mengatakan merasakan khawatir karena masih sering mual dan pusing
Do : Ibu tampak pucat, terlihat kelelahan
TTV:
TD: 100/70
N : 88x/mnt
43

S: 36c
RR: 20x/mnt

BAB IV
PENUTUP
A KESIMPULAN
Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular di Indonesia yang terbanyak.Cara
penularanya pun bermacam-macam. Dan salah satu cara penularan yang terbanyak adalah
melalui dari ibu ke janin. Oleh karna itu,pentingnya penapisan pada ibu hamil untuk
mengetahui lebih dini dan dapat diobati lebih lanjut, sehingga penularan ke janin bisa
dihindari dan dapat mencegah penyakit hepatitis pada bayi yang dilahirkan. Pentingnya
menjaga kebersihan dan personal sexual yang benar sangat diharapkan untuk mengurangi
penularan penyakit Hepatitis B. Dan pemberian makanan yang tinggi protein kalori juga
dibutuhkan pada penderita hepatitisB khususnya pada ibu hamil, selain itu penderita juga
harus mengurangi aktifitas fisiknya.Itu semua ditujukan untuk pemulihan kesehatan.
Pengobatan sesuai terapi dokteryang benar dan sesuai dapat mempercepat penyembuhan
B.

Saran

a. Agar penyakit Penyakit infeksi dalam kehamilan dapat dicegah hendaknya ditingkatkan
upaya konseling melalui program KIE kepada masyarakat luas khususnya mereka yang
mempunyai risiko tinggi.Sehingga masyarakat menyadari bahaya yang ditimbulkan dari penyakit
tersebut.
b.

Hendaknya kita menjaga agar diri kita bisa terbebas dari penyakit ini, serta petugas

kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan penekanan pada aspek perubahan perilaku.

44

DAFTAR PUSTAKA
M. Mudzakir, Masruroh. 2009. Panduan Lengkap Kebidanan & Keperawatan. Merkid Press.
Yogyakarta
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV ( Patologi Kebidanan). Trans Info
Media. Jakarta
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. EGC. Jakarta
Doengoes, M. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi.Jakarta : EGC.
Hamitton, Persis Mary. 1995 .Dasar dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.Jakarta : EGC.
Rustam, Mocthar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2.Jakarta : EGC.

45

46

Anda mungkin juga menyukai