Anda di halaman 1dari 3

I.

Judul Percobaan

II.

Hijau Tong Tji dengan Metode Spektrofotometri FT-IR


Tujuan Percobaan
:
Menentukan kadar kafein
dalam

teh

hijau

: Penentuan Kadar Kafein dalam Teh

Tong

Tji

menggunakan

metode

spektrofotometri FT-IR
III.

Dasar Teori
Tanaman teh berasal dari negara China, dapat tumbuh didaerah tropis dan
subtropics, seperti india, srilanka, Kenya, Argentina, Turki, dan masuk ke
Indonesia pada tahun 1960 (Leung 1980). Teh merupakan bahan minuman yang
secara

universal

dikonsumsi

dibanyak

negara

serta

diberbagai

lapisan

masyarakat.Teh memiliki beberapa jenis, diantaranya Teh hijau, teh putih, teh
hitam, dan teh oolong (Tuminah 2004). Namun dari sekian banyak manfaat dari
teh, ada efek buruk pula dari teh salah satunya yaitu kafein (tehin) yang berbahaya
bila konsumsi terlalu berlebihan.
Kafein adalah kristal putih alkaloida xantina yang pahit, yang merupakan
obat stimulan psychoactive. Alkaloid adalah senyawa organik mirip alkali yang
mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dalam cincin heterosiklik. Kafein
ditemukan di dalam berbagai macam jenis kacang-kacangan, dedaunan, dan buah
dari berbagai tanaman. Kafein juga bertindak sebagai suatu pestisida alami yang
mengusir dan membunuh serangga-serangga tertentu yang hidup di tanaman
tersebut. Kafein paling sering dikonsumsi oleh manusia dari ekstraksi biji buah
kopi dan daun teh, seperti juga berbagai makanan dan minuman yang berbahan
dasar buah kola. Pada manusia, kafein adalah suatu stimulan sistem saraf pusat
(CNS, Central Nervous System), mempunyai pengaruh temporer untuk
menghindari terhadap kantuk dan juga memulihkan keadaan siaga.
Hidangan-hidangan yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, minuman
tanpa alkohol, dan minuman berenergi, mendapat ketenaran yang luas. Kafein
mempunyai efek diuretik, setidaknya ketika diberikan dalam dosis tertentu kepada
subjek yang tidak mempunyai toleransi padanya. Para pemakai reguler,
bagaimanapun, telah mengembangkan suatu toleransi yang kuat pada efek ini dan

Rancangan Percobaan Spektrofotometer Inframerah

studi secara umum tidak dapat membuktikan dugaan umum bahwa mengkonsumsi
hidangan yang mengandung kafein berkontribusi secara signifikan terhadap
dehidrasi. sehingga kadar kafein pada suatu minuman perlu dilakukan. Praktikum
ini menentukan kadar kafein dalam sampel teh hijau.
Prinsip menggunakan spektroskopi inframerah adalah pengukuran besarnya
persen tranmitansi (%T) terhadap bilangan gelombang spectra, dimana data
diperoleh melalui pengukuran sampel menggunakan spektroskopi inframerah.
Sumber cahaya inframerah yang dilewatkan melalui suatu cermin lalu diteruskan
cahay tersebut mengenai senyawa anlit organic sehingga sejumlah radiasi yang
mengenai sampel akan sebagian diserap oleh partikel-partikel sampel dan
sebagian akan diteruskan melewati sampel. Adanya radiasi inframerah yang
mengenai sampel mengakibatkan atom-atom yang berikatan melakukan suatu
vibrasi ulur dan vibrasi tarik. Perbandingan intensitas inramerah yang diserap
dengan sampel dan intensitas inframerah mula-mula merupakan persen
transmitans (%T) (Holas 2004)
IV.

Metode Percobaan
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah spektroskopi FTIR, seperangkat alat
pembuat pelet, tabung reaksi, sentrifusa, sudip, pipet volumetrik, dan neraca
analitik.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah KBr, asam benzoat, aluminium foil, plastik wrap,
kafein, serbuk teh, NH4OH 2 M, dan kloroform.
Prosedur Percobaan
Sekitar 250 mg daun teh hijau Tong Tji ditimbang, kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Sebanyak 5 ml NH4OH 2 M ditambahkan ke dalam tabung
tersebut kemudian campuran tersebut dikocok selama dua menit. Setelah itu

Rancangan Percobaan Spektrofotometer Inframerah

campuran dipisahkan secara sentrifugasi. Fase kloroform dari campuran diambil


dan dianalisis dengan spektrofotometer inframerah pada panjang gelombang
3800-400 cm-1. Spektrum background diperoleh dari larutan blanko. Untuk
penentuan nilai tinggi serapan kafein dilakukan koreksi garis dasar mulai bilangan
gelombang 1800 cm-1 pada sampel. Selanjutnya nilai absorbansi sampel
diinterpolasi pada kurva kalibrasi yang diperoleh dari standar kafein yang yang
dilarutkan dalam kloroform yang diukur dengan kondisi yang sama seperi sampel
dengan koreksi backgroundnya menggunakan kloroform. Dimana standar kafein
yang digunakan masing-masing memiliki konsentrasi 300 ppm, 500 ppm, 1000
ppm, 5000 ppm dan 10000 ppm.

Rancangan Percobaan Spektrofotometer Inframerah

Anda mungkin juga menyukai