Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Nama

: Elsa Sari Samosir

Npm

: E1B015060

Prodi

: Kehutanan

Kelompok

: Viii (delapan)

Hari/Jam

: Senin/12.00 Wib

Tanggal

: 23 November 2015

Ko-As

: -Yosy Monica Nababan


- Desto Hia

Dosen

: - Dra. Devi Silsia, M.Si


- Drs. Syafnil, M.Si

Objek Praktikum

: IDENTIFIKASI SENYAWA
ORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai senyawa
organik yang terdapat disekitar kita. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang
berasal dari mahkluk hidup seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Senyawa
organik tidak hanya terdapat pada atau berasal dari mahkluk hidup saja tetapi juga
dari proses percobaan kimia. Sampai pada abad ke- 19 para ahli masih mempercayai
bahwa zat-zat senyawa organik hanya terdapat dalam mahkluk hidup dengan bantuan
tenaga gaib dan tidak dapat disintesa di laboratorium. Namun pada tahun (1800-1882)
seorang kimiawan asal Jerman bernama Friedrich Wohler berhasil menjadi orang
pertama yang dapat mensintesa senyawa organik dari senyawa anorganik yaitu dari
ammonium tiosianat menjadi urea.
Berdasarkan hasil penemuan Wohler tersebut yang ternyata berhasil
mensintesa senyawa organik, maka istilah organik yang menyatakan senyawa hanya
berasal dari mhkluk hidup tidak tepat lagi. Dan sekarang ini sudah banyak senyawa
organik dibuat di laboratorium. Menurut Kekule senyawa organik adalah senyawasenyawa yang mengandung atom karbon. Kecuali CO, CO2, CO3. Hal yang paling
penting dalam senyawa organik adalah bahwa senyawa organik terdiri dari hidrogen,
karbon dan oksigen.
1.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa organik (alkohol, fenol, aldehid,
keton, dan asam karboksilat).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa organik yang terdiri dari atom karbon, hidrogen dan oksigen secara
umum dibagi kedalam tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari alcohol, fenol,
dan eter. Kelompok kedua terdiri dari aldehid dan keton, sedangkan kelompok ketiga
merupakan senyawa asam karboksilat dan turunannya (Syafnil & Silsia, 2015).
Kelompok senyawa ini dapat dibedakan satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan tes kelarutan. Sebagian besar alkohol, fenol, eter, aldehid dan keton
larutan dalam eter. Senyawa-senyawa ini juga dapat larut dalam asam sulfat pekat
dengan membentuk garam oksonium. Alkohol, aldehid dan keton yang mempunyai
atom kurang dari lima dapat larut dalam air. Fenol hanya sedikit larut dalam air dan
dengan adanya substituen alkil didalamnya menjadikannya tidak larut dalam air.
Fenol dapat larut dalam larutan 10% NaOH tetapi tidak dapat larut dalam 5% Na2CO3
(Syafnil & Silsia, 2015).
Kimia organik adalah percabangan studi ilmu kimia mengenai struktur, sifat,
komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa oarganik. Senyawa organik dibangun
terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsure-unsur lain seperti
nitrogen, oksegin, fosfor, halogen, dan belerang. Defenisi asli dari kimia organik ini
berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organic berasal dari organism
hidup, namun telah dibuktikan ada beberapa pengecualian. Bahkan sebenarnya,
kehidupan juga sangat bergantung pada kimia organik; sebagai contoh banyak enzim
yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi
dan tulang yang komposisinya merupakan campuran senyawa organic maupun
anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam
proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme memakai larutan HCl
uuntuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik
(Wikipedia, 2013).

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu
senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor. Pada awalnya senyawa
karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem kehidupan.
Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak mempunyai
hubungan dengan sistem kehidupan. Hal ini terbukti dari pada abad ke-19, senyawa
organik dapat dibuat dari sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan.
Sebagai contoh, berhasilnya Friedrich Wohler membuat urea (urea adalah senyawa
organik dari mahkluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam
ammonium sianat yang merupakan senyawa anorganik. (Siswoyo, 2009).
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil terikat pada
atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus ROH, dimanan R merupakan alkil,
alkil tersubtitusi, atau hidrokarbon siklik. Alkohol disini tidak termasuk fenol, enol,
karena sifatnya kadang-kadang beda. Alkohol diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
yaitu, alkohol primer, sekunder dan tersier. Etanol merupakan salah satu senaywa
alkohol yang banyak dipakai dalam industri farmasi, aditif bahan bakar, pelarut,
industri minuman, dan lainnya (Siswoyo, 2009).
Fenol mempunyai karakteristik yaitu memiliki suatu cincin benzene (aromatik)
dan mempunyai paling sedikit satu substituen hidroksil (-OH). Banyak senyawaan
fenol yang terikat dengan gula yang dikenal sebagai glukosida yang biasa terdapat
pada vacuola sel. Pada umumnya persenyawaan fenol terdapat pada tumbuhan seperti
lignin (pembangun sel), antosianin (pigmen bunga) (Sitorus, 2010).
Cara klasik untuk uji kualitatif senyawaan fenol yang pada umumnya larut
dalam air dan etanol adalah dengan mereaksikannya dengan Besi (III) klorida 1%
dalam air atau etanol akan menimbulkan warna merah, ungu, biru, atau hitam pekat.
Senyawaan fenol terhadap reaktif terhadap protein dengan membentuk kompleks
sehingga sering terjadi hambatan kerja enzim ekstraksi tumbuhan kasar. Sebaliknya
senyawaan fenol peka terhadap enzim fenolase sehingga dilakukan dengan pelarut
yang panas untuk menghambat kerja enzim fenolase (Sitorus, 2010).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Botol semprot
Gelas piala
Gelas ukur
Pipet tetes
Erlemeyer
Tabung reaksi + rak
Penjepit tabung reaksi
Pipet volume 5 ml
Batang pengaduk

Bahan :
Sampel
FeCl3
Asam kromat

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Test FeCl3 (test karakteristik untuk fenol)
Siapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan diuji (etanol dan
fenol). Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan pengocokkan. Jika tidak
terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.

3.2.2 Test Asam Kromat (test karakteristik alkohol)


Siapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sampel ( 2-propanol) yang akan
diuji ke dalamnya. tambahkan 1 ml aseton, kemudian tambahkan 1 tetes asam kromat.
Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk
endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
No
1

Sampel
Fenol

Percobaan
Test FeCl3

Hasil Pengamatan

Terjadi perubahan Termasuk senyawa


warna

Etanol

Test FeCl3

Tidak

fenol
terjadi Bukan

perubahan warna
3

2-propanol

Test
kromat

keterangan

asam Warna
tetap

termasuk

senyawa fenol

orange Bukan

termasuk

alkohol primer atau


sekunder

BAB V
PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini kita akan mengidentifikasi beberapa senyawa
organik :
Percobaan pertama yaitu dengan melakukan test FeCl3 (test karakteristik untuk
fenol). Caranya, siapkan tabung reaksi lalu kita masukkan sample yang akan kita uji,
yaitu fenol. Setelah itu tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan lakukan pengocokan pada
tabung reaksi. Hasil yang kami dapatkan setelah pengocokan adalah terbentuk warna
menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk senyawa fenol.
Percobaan yang kedua adalah masih sama yaitu test FeCl3. Kami menyiapkan
tabung reaksi lalu memasukkan sample yaitu etanol . setelah itu tambahkan 5 tetes
FeCl3 dan lakukan pengocokan pada tabung reaksi.hasil yang kami dapatkan setelah
pengocokan adalah tidak terjadi perubahan warna yang menunjukkan bahwa senyawa
tidak termasuk fenol.
Percobaan selanjutnya yaitu test asam kromat (test karakteristik alkohol).
Caranya, siapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sample (2-propanol) yang akan
kita uji kedalamnya . Setelah itu tambahkan 1 ml aseton, kemudian tambahkan 1 tetes
asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi warna biru
kehijauan atau akan terbentuk endapan jika yang ditambahkan pada percobaan berupa
alkohol primer atau sekunder. Ternyata dari hasil percobaan yang kami lakukan tidak
terjadi perubah warna menjadi biru atau kehijauan melainkan tetap berwarna orange.
Oleh karena itu senyawa tidak merupakan alkohol primer ataupun sekunder.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan

percobaan

kali

ini

bahwa

mahasiswa

harus

mampu

mengidentifikasi senyawa organik (alkohol, fenol, aldehid, keton, dan asam


karboksilat). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
organik adalah dengan menggunakan test kelarutan. Sebagian besar alcohol, fenol,
aldehid, dan keton larut dalam eter. Senyawa-senyawa ini juga dapat larut dalam
asam sulfat pekat dengan membentuk garam oksonium. Alkohol, aldehid, dan keton
yang mempunyai atom karbon kurang dari lima dapat larut dalam air sedangkan eter
dengan atom C kurang dari empat dapat larut dalam air dan dengan adanya subsituen
alkil di dalamnya menjadikannya tidak larut dalam air. Selain tes kelarutan cara lain
yang dapat dipakai adalah dengan test karakteristik kimia, yaitu dengan
menambahkan pereaksi tertentu.
6.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum, praktikan diharapkan serta dianjurkan untuk
mengetahui apa dan bagaimana cara melakukan praktikum yang akan dilaksanakan,
agar dalam pelaksanannya tidak terjadi lagi kebingungan antar praktikan. Praktikan
juga harus memperhatikan instruksi dari koass mungkin ada zat-zat atau bahan yang
baru yang digunakan. Selain itu, praktikan sangat diharapkan untuk lebih teliti dan
berhati-hati lagi dalam pelaksanaan peraktikum di laboratorium. Dengan demikian
besar kemungkinan praktikum yang dilakukan memberi hasil yang maksimal.

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Syafnil & Silsia, D. 2015. Penuntun Praktikum Kimia. Universitas

Bengkulu:

Bengkulu.
Wikipedia, 2013. Kimia Organik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organik2013,

Diakses

tanggal

November 2015.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga hal. 1-2, 210, 343.
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik Umum. Yogyakarta : Graha Ilmu hal. 176.

25

Anda mungkin juga menyukai