Anda di halaman 1dari 6

07/03/14

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMB

Repository Jurnal
Fakultas Hukum
Universitas
Padjadjaran

Home

Register

Hubungi Kami

Login

Pedoman Pembuatan Jurnal Tugas


Akhir

Arsip

Arsip

Berlangganan RSS

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM


REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG
MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMBAH MEDIS
Sebelumnya / Berikutnya

Oleh : syelladesyginting / Juli 19, 2013 / Jurnal Hukum Tugas Akhir Mahasiswa / Tidak Ada Komentar

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG
MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMBAH MEDIS
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Sidang Ujian Sarjana dan meraih gelar Sarjana
Hukum
Oleh:
Syella Desy Br Ginting
110110080032

Program Kekhususan : Hukum Pidana

Pembimbing:
Somawidjaja, S.H., M.H.
Maret Priyanta S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013

fh.unpad.ac.id/repo/2013/07/penerapan-hukum-pidana-sebagai-primum-remedium-terhadap-rumah-sakit-yang-mencemari-lingkungan-dengan-limbah-medis/

1/6

07/03/14

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMB

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG
MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMBAH MEDIS
Abstrak
Ketentuan dalam pasal 59 UU Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup mewajibkan setiap orang yang menghasilkan limbah B3 untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah
B3 yang apabila dilanggar diancam dengan sanksi pidana penjara dan denda sesuai dengan pasal 103
UUPPLH. Rumah sakit dalam kegiatan melayani kesehatan masyarakat menghasilkan limbah medis yang
tergolong ke dalam limbah B3 sehingga rumah sakit diwajibkan untuk melakukan pengelolaan. Akan tetapi
banyak rumah sakit yang tidak melaksanakan kewajiban seperti yang telah ditetapkan dan menyebabkan
pencemaran lingkungan sehingga diperlukan suatu penegakan hukum sebagai upaya represif. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui penerapan hukum pidana terhadap rumah sakit yang mencemari lingkungan
dengan limbah medis dan mengetahui kendala-kendala hukum dalam menerapkan hukum pidana terhadap
rumah sakit yang mencemari lingkungan dengan limbah medis.
Metode yang digunakan adalah yuridis normatif yang memadukan data primer dan data sekunder dengan
spesifikasi deskriptif analitis yaitu memaparkan tentang peraturan yang berlaku dan keadaan nyata yang
terjadi di masyarakat. Adapun data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa Penerapan Hukum Pidana Sebagai Primum Remedium terhadap
rumah sakit telah tepat untuk dilaksanakan karena limbah medis yang tidak dikelola dengan baik telah
menimbulkan pencemaran lingkungan yang dibuktikan dengan adanya parameter baku mutu lingkungan hidup
yang dilanggar. Adapun sanksi yang tepat diterapkan terhadap rumah sakit sebagai badann hukum publik
yang memberikan pelayanan terhadap kesehatan masyarakat adalah sanksi denda dan perbaikan akibat
tindak pidana. Akan tetapi penerapan hukum pidana belum dilaksanakan secara optimal karena penegak
hukum belum dapat melaksanakan tanggung jawab secara optimal, kurangnya sarana dan fasilitas yang
dibutuhkan seperti tenaga ahli dalam hal lingkungan hidup, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
dampak limbah medis serta kurangnya kesadaran dari rumah sakit untuk melakukan pengelolaan terhadap
limbah medisnya

THE IMPLEMENTATION OF CRIMINAL LAW AS PRIMUM REMEDIUM AGAINST THE HOSPITAL


WHICH POLLUTED THE ENVIRONMENT BY MEDICAL WASTE

Abstract
The provisions of article 59 of law No. 32/2009 on the protection and management of the environment
requires any person who produces B3 waste to perform the management of B3 waste, which when violated
would be punished with criminal sanctions in prison and fines in accordance with article 103 UUPPLH. The
hospital in the activities of serving the public health produces medical wastes classified in B3 waste, thus
hospitals are required to do maintenance. But there are many hospitals fail to perform its obligations as
specified and causes environmental pollution so it is required to make a law enforcement as a repressive
efforts. The purpose of this research is to know the application of criminal law against the hospitals that
pollute the environment with medical waste and knowing the legal constraints in applying criminal law against
the hospitals that pollute the environment with medical waste.
The method used is the juridical normative which integrates primary data and secondary data with descriptive
analytical specifications which describe the regulations and the real circumstances that occur in the society.
The data used is the method of qualitative analysis.
The result obtained from this research is that the application of criminal law as a Primum Remedium against

fh.unpad.ac.id/repo/2013/07/penerapan-hukum-pidana-sebagai-primum-remedium-terhadap-rumah-sakit-yang-mencemari-lingkungan-dengan-limbah-medis/

2/6

07/03/14

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMB

The result obtained from this research is that the application of criminal law as a Primum Remedium against
the hospitals is right to be enforced because the medical waste that is not managed properly has led to
environmental pollution as evidenced by the presence of parameters of environmental quality standards that
are being violated. As for the proper sanction applicable to the hospital as a public law corporation that
provides services to public health is a penalty sanction and the improvement due to criminal acts. However,
the application of the criminal law has not been implemented optimally because the law enforcement hasnt
been able to carry out an optimal responsibility, lack of tools and facilities needed such as experts in the
matters of the environment, the lack of public knowledge on the impact of medical waste, and the lack of
awareness of the hospital to perform the management of medical waste.

Latar belakang
Pembangunan rumah sakit dari aspek kuantitas maupun kualitas sangat menunjang program pemerintah
dalam hal penyelenggaran kesehatan akan tetapi pembangunan rumah sakit juga menjadi posisi yang
strategis terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup karena kegiatan rumah sakit menghasilkan limbah
dalam volume yang besar.
Dalam PP No 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), limbah rumah sakit
tergolong ke dalam limbah B3. Limbah rumah sakit dapat berasal dari kegiatan medis dan non medis yang
berbentuk padat, cair dan gas. Limbah yang tidak dikelola dengan benar dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk mengurangi terjadinya kemungkinan risiko
terhadap lingkungan hidup maka pemerintah mewajibkan penghasil limbah B3 untuk melakukan pengelolaan
sebelum limbah dibuang ke media lingkungan hidup ( pasal 59 UU No. 32/2009 Tentang perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup , dan pasal 3 PP No 18 Tahun 1999 Tentang Pegelolaan B3).
Namun, pada kenyataannya banyak rumah sakit tidak melakukan pengelolaan melainkan melakukan
pembuangan limbah ke tempat pembuangan akhir sehingga membentuk timbunan limbah medis dalam
volume besar yang menimbulkan bau menyengat dan kesan kumuh. Oleh masyarakat sekitar, limbah
dimanfaatkan sebagai industri rumahan dengan menghasilkan mainan anak-anak seperti jarum suntik. Di lain
pihak rumah sakit justru memperdagangkan limbahnya kepada pihak yang tidak mendapatkan izin dari
kementerian lingkungan hidup dan beberapa kasus telah mengakibatan pencemaran lingkungan akibat limbah
cair yang dibuang berada diatas baku mutu yang ditetapkan.
Tindakan rumah sakit seperti yang telah dikemukakan dapat dikenai sanksi pidana (pasal 103 UUPPLH).
Untuk itu penegakan hukum secara pidana sudah dapat diterapkan. Dalam hukum lingkungan
pendayagunaan hukum pidana memperhatikan asas ultimum remedium yakni upaya yang terakhir setelah
upaya administrasi dirasa gagal. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa terhadap kasus lingkungan
penerapan hukum pidana dapat didayagunakan sebagai penegakan hukum yang utama (primum remedium).
Penerapan hukum pidana terhadap rumah sakit yang mencemari lingkungan dengan limbah medis pada saat
ini masih belum efektif yang ditandai dengan masih sering terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam hal
pengelolaan limbah medis
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis melakukan penelitian melalui penyusunan skripsi dengan judul :
Penerapan Hukum Pidana Sebagai Primum Remedium Terhadap Rumah Sakit Yang Mencemari
Lingkungan Dengan Limbah Medis

Identifikasi Masalah
1. Apakah penerapan hukum pidana sebagai primum remedium terhadap rumah sakit yang mencemari
lingkungan telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup?
2. Apakah yang menjadi kendala-kendala hukum penerapan hukum pidana terhadap rumah sakit yang
mencemari lingkungan dengan limbah medis?

Hasil dan pembahasan


Penegakan hukum pidana dalam UUPPLH tetap memperhatikan asas ultimum remedium terhadap delik
formil tertentu yakni pelanggaran baku mutu limbah, baku mutu emisi dan baku mutu gangguan. Pada

fh.unpad.ac.id/repo/2013/07/penerapan-hukum-pidana-sebagai-primum-remedium-terhadap-rumah-sakit-yang-mencemari-lingkungan-dengan-limbah-medis/

3/6

07/03/14

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMB

formil tertentu yakni pelanggaran baku mutu limbah, baku mutu emisi dan baku mutu gangguan. Pada
tindakan yang dirumuskan dalam delik formil maka pencemaran lingkungan belum terjadi, pelanggaran yang
terjadi hanya sebatas pelanggaran administrasi yakni mengenai tidak dipenuhinya baku mutu lingkungan
hidup sehingga dalam penegakan hukumnya sanksi administrasi lebih diutamakan.
Akan tetapi meskipun undang-undang lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium tidak berarti
bahwa hukum pidana selalu digunakan sebagai upaya yang terakhir. Dalam beberapa ketentuan dapat
digunakan sebagai upaya hukum yang utama yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Terhadap perbuatan yang menimbulkan pencemaran lingkungan


Terhadap perbuatan yang menimbulkan kerusakan lingkungan
Apabila sanksi administrasi tidak dipatuhi oleh pelaku pencemaran
Apabila perbuatan dilakukan berulang kali
Perbuatan berkaitan dengan limbah B3
Dan pemberian izin lingkungan tanpa sertifikasi lingkungan

Tindakan rumah sakit yang tidak melakukan pengelolaan terhadap limbah medis telah mengakibatkan
pencemaran lingkungan yang dibuktikan dengan adanya baku mutu lingkungan hidup yang dilanggar melalui
hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh pihak berwenang. Selain itu limbah medis tergolong ke dalam
limbah B3. Maka dalam kasus ini terhadap rumah sakit penerapan hukum pidana dapat digunakan sebagai
penegakan hukum yang utama. Mengingat rumah sakit merupakan badan hukum yang bergerak di bidang
sosial (pelayanan kesehatan) maka sanksi pidana yang diberikan harus dipertimbangkan dari beberapa
aspek. Penutupan rumah sakit akan menimbulkan banyaknya pegawai yang di PHK dan masyarakat tidak
mendapat pelayanan kesehatan maka sanksi yang tepat untuk diterapkan adalah pidana denda dan perbaikan
akibat tindak pidana
Pada prakteknya penerapan hukum pidana masih belum efektif yang ditandai masih berlangsung dan masih
banyak rumah sakit yang melalaikan kewajibannya hingga saat ini. Hal ini dikarenakan lemahnya pengawasan
dan penegakan hukum oleh aparat penegak hukum. Untuk membuktikan pencemaran lingkungan maka polri
harus melakukan penyelidikan dengan mengambil sampel limbah/air sungai yang tercemar. Dalam tahap ini
polri harus melakukan tugasnya sesuai dengan undang-undang dan memenuhi prosedur yang ditetapkan
agar jangan sampai pencemar mengajukan keberatan sehingga hakim ragu dan memerintahkan
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan akan menimbulkan konsekuensi yang berbeda karena selama proses
beracara dapat saja terjadi proses alam seperti banjir ataupun perubahan yang dilakukan sendiri oleh pihak
rumah sakit sehingga kadar limbah menjadi berbeda. Efektifnya kinerja penegak hukum juga dipengaruhi oleh
sarana seperti tenaga ahli dalam lingkungan dan fasilitas seperti laboratorium untuk melakukan pemeriksaan.
Masyarakat juga memiliki peranan dalam penerapan hukum. Sering terjadi masyarakat tidak tahu bahwa
haknya dilanggar dan bahkan tidak tahu bahwa ia melakukan pelanggaran. Faktor terakhir kurangya
kesadaran pihak rumah sakit untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah medis.
Kesimpulan
1. Penerapan Hukum Pidana Sebagai Primum Remedium terhadap rumah sakit telah tepat untuk
dilaksanakan karena limbah medis yang tidak dikelola dengan baik telah menimbulkan pencemaran
lingkungan. Adapun sanksi pidana yang tepat untuk diterapkan terhadap rumah sakit adalah pidana
denda dan perbaikan lingkungan sebagai akibat dari tindak pidana.
2. Kendala-kendala hukum dalam menerapkan hukum pidana terhadap rumah sakit adalah penegak
hukum belum dapat melaksanakan tanggung jawab secara optimal, kurangnya sarana dan fasilitas
yang dibutuhkan seperti tenaga ahli dalam hal lingkungan hidup, kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai dampak limbah medis serta kurangnya kesadaran dari rumah sakit untuk melakukan
pengelolaan terhadap limbah medis
Saran
1. Karena tingkat penaatan rumah sakit yang masih rendah terhadap kewajibannya mengelola limbah
medis maka diperlukan peran pemerintah untuk melakukan pembinaan dengan pendekatan ekonomi
terhadap rumah sakit mengenai pengelolaan limbah dengan menekankan kepada keuntungan
ekonomis yang diperoleh penanggungjawab usaha apabila mematuhi prosedur pengelolaan limbah
medis. Ketika penaatan juga belum dapat berjalan efektif maka diperlukan peningkatan penegakan
hukum terhadap pelaku yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan limbah medis.
2. Perlunya peningkatan kualitas aparat penegak hukum baik PPNS maupun Polri selaku penyelidik dan
Jaksa selaku Penuntut sehingga penegak hukum dapat memahami konsep hukum lingkungan dalam
penyelesaian kasus tindak pidana lingkungan hidup.
fh.unpad.ac.id/repo/2013/07/penerapan-hukum-pidana-sebagai-primum-remedium-terhadap-rumah-sakit-yang-mencemari-lingkungan-dengan-limbah-medis/

4/6

07/03/14

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMB

DAFTAR PUSTAKA
1. A. BUKU
Andi Hamzah,Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2005.
Hamdan, Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup, Mandar Maju, Bandung, 2000
1. B. PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Tw eet

Like

Share Be the first of your friends to like this.

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa

Pesantren Syumuliyah

TANGGUNG JAWAB
PENGANGKUTAN LAUT
DALAM KETERLAMBATAN
AKIBAT SALVAGE
(PENYELAMATAN) KAPAL
LAIN DIHUBUNGKAN
DENGAN HAGUE VISBY
RULES DAN KITAB
UNDANG-UNDANG
HUKUM DAGANG

PERKEMBANGAN PRINSIP
ESTOPPEL DALAM
HUKUM PERJANJIAN
INTERNASIONAL
DIHUBUNGKAN DENGAN
KEPEMILIKAN STATUS
PULAU PALMAS DI
INDONESIA

SPONSOR MINUMAN
BERALKOHOL DI
SERAGAM (JERSEY) KLUB
PADA PROGRAM SIARAN
SEPAK BOLA DI TELEVISI
NASIONAL SECARA
LANGSUNG
BERDASARKAN
PERATURAN-PERATURAN
YANG BERLAKU DI
INDONESIA

MANAJAMEN MUTU PENDIDIKAN


PESANTREN (Perpaduan
Implementasi Manajemen Mutu
Joseph M. Juran dan Surah AnNashr Ayat 3 Menuju Pendidikan
Pondok Pesantren Bermutu) Oleh:
Dr. Utawijaya Kusumah[1]
PENDAHULUAN Perubahan
merupakan sunnatullah. Allah SWT
dalam Al-Quran surat Ar-Rad ayat
11 berfirman:Sesungguhnya
Februari 21, 2014 / Komentar
Dimatikan

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa

PENGAMBILALIHAN
OBJEK LEASING OLEH
PIHAK LESSOR SECARA
PAKSA DITINJAU DARI
KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM PERDATA DAN
UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
PENGAMBILALIHAN OBJEK
LEASING OLEH PIHAK LESSOR
SECARA PAKSA DITINJAU DARI
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA DAN UNDANG-UNDANG

Arus perdagangan memerlukan


suatu pengangkut, yaitu kapal.
Kapal merupakan salah satu alat
pengangkut yang penting
dikarenakan kapal merupakan
kendaraan pengangkut penumpang
dan barang di laut, sungai dan
sebagainya.[1] Kapal yang
dimaksud, atau pengertian alat
berlayar sangat penting untuk
diketahui, yakni

PERKEMBANGAN PRINSIP
ESTOPPEL DALAM HUKUM
PERJANJIAN INTERNASIONAL
DIHUBUNGKAN DENGAN
KEPEMILIKAN STATUSPULAU
PALMAS DI INDONESIA SKRIPSI
Oleh: Aini Nurul Iman
110111090068
Program
Kekhususan: Hukum Internasional
Pembimbing: Dr. Idris, SH., MA. Dr.
Hj. Rika Ratna Permata, SH., MH.
Februari 17, 2014 / Komentar
Dimatikan

Februari 19, 2014 / Komentar


Dimatikan

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa
Jurnal Hukum Tugas Akhir
Mahasiswa

Penyelesaian sengketa
penyedia jasa usaha dan
penerus dalam
penyelenggaraan jasa
pengiriman uang dikaitkan
dengan undang-undang

PENYELESAIAN UTANG
YANG DI SALURKAN OLEH
BANK SYARIAH KEPADA
NASABAH PENGUSAHA
SEKTOR USAHA KECIL
YANG MENGALAMI
KERUGIAN DALAM
USAHANYA DIKAITKAN

ABSTRAK Bisnis dalam dunia


olahraga yang berprofit besar untuk
sebagian kelas bukan lagi melihat
dari prestasi atlet/klub saja. Nama
besar dan intensitas muncul dilayar
kaca menjadi tawaran bisnis besar.
Itulah yang menarik perhatian Anker
Sports menjadi Sponsor yang mana
Anker
Februari 17, 2014 / Komentar
Dimatikan

Jurnal Hukum Tugas Akhir


Mahasiswa

Penyelesaian Sengketa
Penyedia Jasa Usaha dan
Penerus dalam
Penyelenggaraan
Pengiriman Uang Dikaitkan
dengan Undang-Undang
No. 3 tahun 2011 Tentang

fh.unpad.ac.id/repo/2013/07/penerapan-hukum-pidana-sebagai-primum-remedium-terhadap-rumah-sakit-yang-mencemari-lingkungan-dengan-limbah-medis/

5/6

07/03/14

PENERAPAN HUKUM PIDANA SEBAGAI PRIMUM REMEDIUM TERHADAP RUMAH SAKIT YANG MENCEMARI LINGKUNGAN DENGAN LIMB

NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG


PERLINDUNGAN KONSUMEN
SKRIPSI Diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna
menempuh Sidang Ujian Sarjana
dan meraih gelar Sarjana

No. 3 tahun 2011 Tentang


Transfer Dana
Februari 5, 2014 / Komentar
Dimatikan

Februari 11, 2014 / Komentar


Dimatikan
Jurnal Hukum Tugas Akhir
Mahasiswa
Jurnal Hukum Tugas Akhir
Mahasiswa

TANGGUNG JAWAB PT.


ANGKASA PURA II
(PERSERO) TERHADAP
MASKAPAI
PENERBANGAN DENGAN
DITUNDANYA
KEBERANGKATAN
BERDASARKAN
KUHPERDATA DAN
UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 2009
TENTANG PENERBANGAN
TANGGUNG JAWAB PT.
ANGKASA PURA II (PERSERO)
TERHADAP MASKAPAI
PENERBANGAN DENGAN
DITUNDANYA KEBERANGKATAN
BERDASARKAN KUHPERDATA
DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 2009 TENTANG
PENERBANGAN Oleh: Nandita
110111090002 Pembimbing: Dr. AnAn Chandrawulan, S.H., LL.M. H.
Iwan Hermawan, S.H., M.H.
ABSTRAK Perusahaan penyedia

PERLINDUNGAN
KONSUMEN TERHADAP
OBAT TRADISIONAL CINA
YANG BELUM TERDAFTAR
DIHUBUNGKAN DENGAN
PERMENKES NOMOR 7
TAHUN 2012 TENTANG
REGISTRASI OBAT
TRADISIONAL DAN
UNDANG -UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG
PERLINDUNGAN
KONSUMEN

DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 21


TAHUN 2008 TENTANG
PERBANKAN SYARIAH
PENYELESAIAN UTANG YANG DI
SALURKAN OLEH BANK SYARIAH
KEPADA NASABAH PENGUSAHA
SEKTOR USAHA KECIL YANG
MENGALAMI KERUGIAN DALAM
USAHANYA DIKAITKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 21
TAHUN 2008 TENTANG
PERBANKAN SYARIAH ABSTRAK
Kegiatan perbankan Indonesia saat
ini diwarnai oleh hadirnya sistem
ekonomi

Transfer Dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Belakang Bank Indonesia sebagai
badan hukum merupakan suatu
organisasi buatan negara yang
mempunyai tujuan tertentu,
mempunyai alat-alat perlengkapan,
dan memiliki kekayaan tersendiri,
serta berkedudukan sebagai badan
hukum privat dan badan hukum
publik.[2] Bank
Februari 5, 2014 / Komentar
Dimatikan

Februari 5, 2014 / Komentar


Dimatikan

PENDAHULUAN A. LATAR
BELAKANG Obat merupakan zat
yang dikonsumsi tubuh untuk
menghilangkan penyakit. Obat yang
beredar di masyarakat dapat
digolongkan ke dalam dua jenis
yakni obat modern dan obat
tradisional. Obat Tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan
Februari 5, 2014 / Komentar
Dimatikan

Februari 5, 2014 / Komentar


Dimatikan

2012 Repository Jurnal Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

fh.unpad.ac.id/repo/2013/07/penerapan-hukum-pidana-sebagai-primum-remedium-terhadap-rumah-sakit-yang-mencemari-lingkungan-dengan-limbah-medis/

6/6

Anda mungkin juga menyukai