Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Postmortem Awal
Poposka V., Gutevska A., Stankov A., Pavlovski G., Jakovski Z.& Janeska B
Abstrak
Perkiraan waktu kematian pada periode postmortem awal dilakukan dengan analisis tandatanda supravital dan tanda-tanda kematian awal. Penggunaan beberapa metode untuk
menentukan waktu kematian meningkatkan ketepatan dan reliabilitas secara signifikan dalam
perkiraan waktu kematian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan cara perkiraan yang lebih cepat dan lebih
sederhana dari waktu kematian dengan menggunakan beberapa parameter.
Di Lembaga Kedokteran Forensik dan Kriminologi, suatu analisis dari 5 parameter yang
digunakan untuk menentukan waktu kematian ini dilakukan: reaksi-reaksi supravital
(eksitabilitas listrik pada otot, eksitabilitas kimiawi dari otot) dan tanda-tanda kematian awal
yang tampak (dinginnya suhu tubuh, lebam mayat, dan rigor mortis) pada 120 kasus dengan
waktu kematian yang telah diketahui sebelumnya. Hasil-hasil kami dapatkan digunakan
untuk menyiapkan suatu algoritme-tabel khusus, yang berisi nilai-nilai batasan minimal dan
maksimal dari periode postmortem untuk tiap-tiap parameter yang diujikan.
Keyword: waktu kematian, eksitabilitas listrik dan kimiawi, dinginnya suhu tubuh, lebam
mayat, rigor mortis
Pendahuluan
Perkiraan waktu sejak terjadinya kematian, setelah 48 jam pertama (yang sering disebut
sebagai periode postmortem awak) ditentukan dengan penerapan metode-metode
konvensional yang rutin dalam pemeriksaan jenazah dan mendeteksi adanya perkembangan
perubahan postmortem. Karena banyaknya perbedaan dalam waktu kejadian dan durasi
perubahan-perubahan yang demikian pada jenazah, yang dipengaruhi oleh banyak faktor
endogen dan eksogen, hanya memungkinkan melakukan penentuan waktu kematian dengan
tepat dalam interval beberapa jam setelah kematian.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalaah untuk menemukan cara yang lebih cepat dan lebih sderhana
dalam menentukan waktu kematian dengan menggunakan beberapa parameter.
Materi dan Metode
120 kasus kematian dengan waktu kematian yang diketahui yang diotopsi diInstitute of
Forensic Medicine and Criminology, Faculty of Medicine, Skopje, dalam suatu periode 2
tahun dianalisa. Semua kasus-kasus ini adalah sebagai beriut:
a. Eksitasi Listrik
Pemeriksaan dilakuakn dengan menggunakan suatu alat untuk merangsang aktivitas
listik pada otot yang memasok arus searah 50 Ma dan frekuensi 50 Hz.
Gambar 1: Memeriksa m. orbicularis oculi
b. Eksitasi Kimia
Pemeriksaan dilakukan dengan menyuntikkan Carbahol miotik dan Adrenalin HCl
midriatik pada salah satu: kamera okuli anterior atau subkonjungtiva.
Gambar 3: Eksitabilitas kimia dengan miotik
Reaksi pupil setelah disuntikkan Carcbachol miotik dan Adrenalin HCl midriatik.
c. Algor Mortis
Dengan mengukur suhu rektal dan suhu ruangan dari semua kasus-kasus yang
dianalisa dengan menggunakan termometer digital yang terdiri dari sebuah
probe/gagang dan layar yang menyajikan hasil suhu tubuh yang diukur.
Gambar 4: Termometer digital
IV. HASIL
a. Kemampuan Rangsang Listrik
Tabel 1. Reaksi terhadap rangsangan listrik terhadap otot mata per jam paska kematian
Tabel 2. Reaksi terhadap rangsangan listrik terhadap otot mulut per jam paska kematian
Quivering : gemetar
Rangsang listrik terhadap otot orbicularis oris :
Reaksi dalam berbagai derajat periode hingga 6 jam paska kematian
Reaksi yang tidak jelas periode 6-13 jam paska kematian
Tak ada reaksi sama sekali periode 14 jam paska kematian
Grafik 4 : Reaksi rangsang kimia dengan miotikum per jam pasca kematian
Grafik : Kemampuan pindah posisinya suatu lebam mayat per jam posmortem
Full shifting (bisa berpindah) sampai dengan 10 jam; partial shifting (berpindah
Pada semua kasus dengan periode posmortem 18jam atau lebih, lebam mayat pasti
ada.
Hasil menggunakan analisis tanda-tanda awal kematian dan reaksi supravital dapat
dijadikan acuan dan fokus poin pada periode posmortemnya lebih lama dari 16 hingga 18
jam.
Henssge Nomogram yang digunakan dapat menilai kemungkinan periode posmortem
antara 202,8 jam. Kemungkinan waktu kematian terjadi pada hari sebelumnya berkisar
antara 17,302,8 jam.
Data tambahan diperoleh dari investigasi dan saksi mata, korban meninggal saat itu
bekerja pada waktu jam 17,00 (video kamera penjaga).
KESIMPULAN
Algoritma yang dipersiapkan terdapat nilai batasan, minimal dan maksimal untuk
periode posmortem pada tiap paramater yang dinilai, menggunakan estimasi cepat dan mudah
dari kemungkinan periode posmortem.
Reaksi supravital dan tanda awal kematian merupakan parameter penting dalam
menghitung waktu kematian pada periode awal posmortem, khususnya selama 24 jam
pertama paska kematian, namun ini hanya dapat digunakan dalam kasus yang dianalisa
bersamaan secara keseluruhan dan terdapat nilai penting dari faktor endogen dan eksogen
yang disertakan sebagai pertimbangan.