Anda di halaman 1dari 3

SYAHRUL 5 KEBERADAAN LSF TIDAK LAGI RELEVAN DENGAN STANDAR NILAI

MASYARAKAT
PRO
Pengertian nilai adalah sesuatu yang penting, berguna, atau bermanfaat suatu
benda, semakin tinggi pula nilai dari benda itu. Sebaliknya semakin rendah
kegunaan benda, semakin rendah pula nilai benda itu.

Macam-macam Nilai
Macam-macam nilai menurut kriteria antara lain..
1). Nilai Budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia
2). Nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar kehidupan
manusia dan masyarakat.
3). Nilai agama berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan allah dan
utusan-utusannya
4). Nilai politik berkaitan dengan cara manusia dalam meraih kemenangan

Anthony Giddens, nilai adalah gagasan-gagasan yang dimiliki


seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang
layak, dan apa yang baik dan buruk.
Jika kita perhatikan, dibalik tujuannya yang mulia, sekilas berdirinya LSF ini seolah menjadi
tali kekang pemerintah untuk mengendalikan dunia perfilman Indonesia. Film-film yang
masuk akan diseleksi secara ketat dan mereka yang membahayakan stabilitas negara juga
persatuan bangsa akan dilarang beredar.
Realita kini
Namun sangat disayangkan kini peran lembaga sensor seolah ada dan tiada. Penyajian
hiburan yang sehat dan sesuai norma-norma kehidupan bermasyarakat pun seolah hanya
formalitas hitam diatas putih. Film-film berbau pornografi, kekerasan, hingga berpaham
liberalism dengan mudahnya berseliweran di depan mata masyarakat.
Beberapa bulan yang lalu, di bioskop sempat diputar film berbau isu gender dan LGBT. Bila
melihat tujuan didirikannya LSF, seharusnya film yang tidak sesuai dengan norma susila di
Indonesia ini tidak dapat beredar, bukan hanya disensor sebagian adegannya. Belum lagi
film-film horor yang menjual kehororan lain berupa berbagai adegan yang mengarah pada
pornografi.
Mungkin masyarakat tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya LSF memegang
peranan yang sangat penting dalam upaya melindungi pemikiran masyarakat Indonesia dari
berbagai hal yang mungkin dapat menjerumuskan mereka pada liberalisme juga sekulerisme.
Sangat disayangkan, LSF sendiri seolah kehilangan jati diri dan tujuannya dalam menyeleksi
film-film yang akan beredar. Padahal, sebagaimana diketahui bersama, kebanyakan
masyarakat Indonesia masih membutuhkan bantuan untuk memfilter segala hal baru yang
masuk baik dari barat dan timur.

Tidak heran jika kini angka kehamilan di luar nikah meningkat. Seks bebas dipromosikan
dengan gencarnya melalui media film. Tidak heran jika kita temukan anak usia kurang dari
sepuluh tahun telah membicarkan pembicaraan orang dewasa. Telinga mereka mendengar hal
itu setiap hari dari televisi.

KONTRA
Lembaga Sensor Film (LSF) adalah sebuah lembaga yang bertugas
menetapkan status edar film-film di Indonesia. Sebuah film hanya dapat
diedarkan jika dinyatakan "lulus sensor" oleh LSF. LSF juga mempunyai hak yang
sama terhadap reklame-reklame film, misalnya poster film. Selain tanda lulus
sensor, lembaga sensor film juga menetapkan penggolongan usia penonton bagi
film yang bersangkutan.

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi LSF

(Indonesia) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7


TAHUN 1994 TENTANG LEMBAGA SENSOR FILM

(Indonesia) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman

(Indonesia) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN


1992 TENTANG PERFILMAN

LSF sendiri sebenarnya memiliki visi dan misi yang sangat baik dan ideal. Seperti dilansir
dari situs resmi LSF, perfilman Indonesia diarahkan pada beberapa hal yaitu:
1. Pelestarian dan pengembangan nilai budaya bangsa,
2. Pembangunan watak dan kepribadian bangsa, serta peningkatan harkat dan martabat
mausia,
3. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa,
4. Peningkatan kecerdasan bangsa,
5. Pengembangan potensi kretif bidang perfilman,
6. Keserasian dan keseimbangan antara berbagai kegiatan dan jenis usaha perfilman,
7. Terpeliharanya ketertiban umum dan dan rasa kesusilaan, dan
8. Penyajian hiburan yang sehat sesuai dengan norma-norma kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan tetap berpedoman pada asas usaha bersama dan

kekeluargaan, asas adil dan merata, asas perikehidupan dalam keseimbangan, dan asas
kepercayaan pada diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai