Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan

HARI/TGL

: Kamis, 5-11-15

NIM

ACARA

: Phylum Arthropoda

: F 121 14 010

TINJAUAN PUSTAKA
FILUM ARTHROPODA
1. Pengertian
Arthropoda berasal dari bahasa yunani, asal katanya adalah arthron
yang artinya ruas atau buku-buku dan podos yang berarti kaki. Sehingga secara
terminology Arthropoda berarti hewan yang tidak bertulang belakang yang
mempunyai kaki yang berbuku-buku. Arthropoda adalah Phylum yang paling
besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang, lipan dan
hewan mirip lainnya. Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut,
serta di dalam tanah. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat
dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda,
dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil
yang mencapai awal Cambrian.
Keberadaan dari anggota phylum Arthropoda di mulai sejak Jaman pre
Cambrian (contoh : Trilobite) dan sebagian dari anggota phylum ini masih ada
hingga masa kini.
2. Ciri-Ciri Arthropoda

Arthropoda memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut

(abdomen)
Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar

dari kitin
Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang
beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian

ujung tubuh.
Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal
(punggung) rongga tubuh
Sistempernafasan:
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang
hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan

trakea
Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat

indera
Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ
pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada

Curstacea
Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi

1. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di


dalam tubuh)
3. Struktur Tubuh Filum Arthropoda
Pada umunya tubuh dari masing-masing klas terdiri atas kepala
(Cephalon), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Namun yang membedakan
tipe klas adalah letak bagian tubuh tersebut, ada yang dada dan kepalanya
bersatu dan ada pula yang tidak memiliki dada .
Ketika menjadi fosil bagian yang masih dapat dikenali adalah kepala
(Cephalon), dada (Toraks), Perut (Abdomen), Mulut dan mata . Pada fosil
trilobita khususnya, bagian yang masih dapat dikenali adalah kepala
(Cephalon), dada (Toraks), ekor (Pygdium), mulut, mata, daerah aksial (ruasruas pada punggung fosil), pleyura (ruas-ruas pada sisi samping fosil) dan
glabella (bagian cephalon antara kedua mata).
4. Klassifikasi
Berikut merupakan klasifikasi dari masing-masing klas pada filum
atrhopoda :
1. Klas Crustacea

Klas ini merupakan sebagian besar anggotanya hidup di air, bernapas


dengan insang.Tubuhnya terdiri dari bagian kepala-dada yang bersatu
(sefalotoraks) dan perut (abdomen).Crustacean memiliki rangka luar
(eksoskeleton) yang keras, terdiri dari zat khitin yang berlendir.
Pada bagian sefalotoraks terdapat lima pasang kaki besar yang
berfungsi untuk berjalan. Dimana sepasang kaki pertama berukuran lebih
besar disebut keliped. Adapun dibagian abdomen terdapat lima psang kaki
yang berukuran kecil yang berfungsi untuk berenang. Bagian depan
sefalotoraks terdapat sepasang antenna panjang dan sepasang antennule
pendek. Crustacean dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Entomostraca (mikro-crustacea), misalnya Daphania sp.,ciclops sp.,
yang merupakan komponen penting dari zoplangton.
b. Malacostraca (makro-crustacea), misalnya Pinnaeus monodon(udang
windu), cancer sp (kepiting), Panulirus sp (lobster).
2. Klas Myriapoda
Hewan yang tergolong klas Myriapoda memiliki banyak segmen
tubuh, dapat mencapai 100-200 ruas.Tubuh terdiri dari kepala yang kecil,
berada paa ruas pertama, dan perut yang pada tiap ruasnya memiliki
sepasang atau dua pasang kaki.Habitatnya didarat, bernapas dengan paruparu buku.Pada bagian kepala hewan ini terdapat sepasang mandibula dan
dua pasang maksila. Kelas ini terdiri dari dua yaitu :
a. Chilopoda
Tubuh cilipoda agak pipih (gepeng), tiap ruas tubuh terdapat sepasang
kaki.Dibagian kepala terdapat sepasang antenna panjang dan semacam cakar
yang berbisa.Cilipoda merupakan hewan karnivora.
b. Diplopoda
Diplopoda tubuh bulat, tiap ruas tubuh terdapat dua pasang kaki.Hewan
ini menyukai tempat yang lembab. Bila menemui bahaya membela diri
dengan cara menggulung tubuhnya, diplopoda merupakan hewan herbivora.
3. Arachnida
Tubuh arachnida terdiri dari bagian kepala-dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut (abdomen) yang bulat.Kepala kecil, tanpa antenna,
terdapat beberapa mata tunggal (oceli).Habitatnya didarat, bernapas dengan
paru-paru buku.Mempunya kaki empat pasang yang terdapat pada
sefalotoraks.Pada sefalotoraks terdapat alat tambahan berupa sepasang

kelisera yang beracun dan sepasang palpus.


Pada ujung posterior abdomen, sebelah ventral anus terdapat sutera dan
bermuara pada alat berupa pembuluh yang disebut spinneret. Makanannya
berupa cairan tubuh hewan lain dan di isap melalui mulut dan esofhagus
jenis kelamin terpisah, fertilisasinya terjadi secara internal. Telur yang telah
di buahi diletakan dalam kokon-kokon sutera yang dibawah kemana-mana
oleh hewan betina.
4. Klas Insecta
Insecta merupakan klas terbesar dalam arthropoda, bahwa anggota
insecta merupakan bagian terbesar dalam kingdom animalia lebih dari satu
juta spesies insecta yang hidup di bumi ini.Dari jumlah itu setengahnya
telah di uraikan secara tertulis dan tubuh insecta terdiri dari tiga bagian yaitu
kepla (cabut), dada (torks), dan perut (abdomen).Dikepala terdapat bermata
tunggal (oceli), mata majemuk (faset), alat-alat mulut, mungkin juga
atena.Dada terdiri dari tiga ruas, yaitu protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks.Kaki dan sayap terdapat dibagian dada.
Insecta memiliki tiga pasang kaki (hexspoda), bersayap sepasang
atau dua pasang, menski ada sebagia insecta yang tidak bersayap.Habitat
didarat, air tawar (terutama pada stadium mudah), dan beberapa jenis hidup
di laut.Ukuran tubuhnya mulai dari beberapa mm sampai beberapa cm
(insecta terpanjang, pharmacia serratipes, panjangnya mencapai 26 cm).
5. Klas Trilobita
Trilobita merupakan kelompok yang mencangkup binatang laut yang
muncul pada awal zaman Kambrium dengan diwakili genus utama,
misalnya olenellusyang berkembang pesat selama zaman Kambrium dan
Ordovisium mulai menyusul pada silur dan akhirnya punah pada akhir
perem.
Nama Trilobita berasal dari kenampakan binatang tersebut yang khas
terdiri dari tiga bagian (threelobes) yaitu cephalon (kepala), toraks (dada
atau perut) dan pygdium (ekor).Disamping itu, kearah samping tubuh
trilobita juga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian tengah, (sentral/axial

lobe) dan bagian pinggir kedua sisinya (lateral lobe).


Tubuh dari bagian ini terbungkus dari rangka luar (eksoskeleton)
yang tersusun oleh senyawa khitinan.Ruas-ruas pada kerangkanya
sedemikian lentur hingga memungkinkan trilobita menggulung diri menjadi
berbentuk seperti bola. Sebagaimana dengan arthropoda yang lain,
pertumbuhan trilobita dilakukan dengan jalan berganti rangka (molting).
Seluruh kehidupannya di jalani di dasar laut sering membuat lubang dan
melata ketempat lain dengan meninggalkan fosil jejak berupa burrow dan
trail. Fosil trilobita banyak ditemukan bersama dengan coral, trinoits,
braiciopoda, dan cephalopoda hingga di tafsir mereka hidup baik di laut
dangkal.

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan

HARI/TGL

: Kamis, 5-11-15

NIM

ACARA

: Phylum Arthropoda

: F 121 14 010

PEMBAHASAN
Pada Praktikum Paleontologi Acara 7, Phylum Arthropoda ini, terdapat 5

sampel fosil yang di teliti dan di deskripsi.


1. Fosil Elrathia
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, Kelas Trilobita, family
Elrathianidae, genus Elrathia dan merupakan spesies Elrathia SP.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 1)

Gambar 1. Sketsa Elrathia

Fosil dapat tersingkap dipermukaan akibat adanya gaya endogen dan


eksogen. Gaya endogen adalah proses tektonik, dimana gaya tektonik
menyebabkan cekungan terangkat keatas permukaan. Meskipun telah terangkat
namun fosil yang ada dalam lapisan sedimen belum tersingkap. Oleh sebab itu,
bantuan dari gaya eksogen sangatlah diperlukan. . Gaya eksogen yang bersumber
dari atmosfer (suhu dan angin) dan hidrosfer (air) yang menyebabkan terjadinya
pelapukan dan erosi. Pelapukan dan erosi membantu fosil yang berada dalam
batuan muncul dipermukaan. Dimana, pelapukan membuat batuan akan pecah
menjadi unit-unit kecil dan pada akhirnya hancur menjadi partikel yang lebih
kecil lagi. Sedangkan erosi menyebabkan pengangkatan dan pemindahan secara
fisik partikel batuan sehingga fosil dapat tersingkap dipermukaan.
Fosil ini tidak akan bereaksi jika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga
dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah SiO2, dan berdasarkan
komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada
pada laut dalam.
Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Kambrium Atas ( 517 - 500 juta

tahun yang lalu).


Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya
kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu
batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau. Manfaat lain dari
fosil ini adalah digunakan sebagai fosilk indeks untuk menyusun statigrafi suatu
daerah.

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan

HARI/TGL

: Kamis, 5-11-15

NIM

ACARA

: Phylum Arthropoda

: F 121 14 010

2. Fosil Zygobeyrichia
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Zygobeyrichianidae, genus

Zygobeyrichia dan merupakan spesies Zygobeyrichia SP.


Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 2)

Gambar 2. Sketsa Zygobeyrichia

Fosil dapat tersingkap dipermukaan akibat adanya gaya endogen dan


eksogen. Gaya endogen adalah proses tektonik, dimana gaya tektonik
menyebabkan cekungan terangkat keatas permukaan. Meskipun telah terangkat
namun fosil yang ada dalam lapisan sedimen belum tersingkap. Oleh sebab itu,
bantuan dari gaya eksogen sangatlah diperlukan. . Gaya eksogen yang bersumber
dari atmosfer (suhu dan angin) dan hidrosfer (air) yang menyebabkan terjadinya
pelapukan dan erosi. Pelapukan dan erosi membantu fosil yang berada dalam
batuan muncul dipermukaan. Dimana, pelapukan membuat batuan akan pecah
menjadi unit-unit kecil dan pada akhirnya hancur menjadi partikel yang lebih
kecil lagi. Sedangkan erosi menyebabkan pengangkatan dan pemindahan secara
fisik partikel batuan sehingga fosil dapat tersingkap dipermukaan.
Fosil ini tidak akan bereaksi jika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga
dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah SiO2, dan berdasarkan
komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada
pada laut dalam.
Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Silur - Devon ( 423 - 395 juta
tahun yang lalu).
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya

kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu


batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau. Manfaat lain dari
fosil ini adalah digunakan sebagai fosilk indeks untuk menyusun statigrafi suatu
daerah.

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan

HARI/TGL

: Kamis, 5-11-15

NIM

ACARA

: Phylum Arthropoda

: F 121 14 010

3. Fosil Paracytheridea

Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Paracytherideanidae, genus


Paracytheridea dan merupakan spesies Paracytheridea SP.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 3)

Gambar 3. Sketsa Paracytheridea

Fosil dapat tersingkap dipermukaan akibat adanya gaya endogen dan


eksogen. Gaya endogen adalah proses tektonik, dimana gaya tektonik
menyebabkan cekungan terangkat keatas permukaan. Meskipun telah terangkat
namun fosil yang ada dalam lapisan sedimen belum tersingkap. Oleh sebab itu,
bantuan dari gaya eksogen sangatlah diperlukan. . Gaya eksogen yang bersumber
dari atmosfer (suhu dan angin) dan hidrosfer (air) yang menyebabkan terjadinya
pelapukan dan erosi. Pelapukan dan erosi membantu fosil yang berada dalam
batuan muncul dipermukaan. Dimana, pelapukan membuat batuan akan pecah
menjadi unit-unit kecil dan pada akhirnya hancur menjadi partikel yang lebih
kecil lagi. Sedangkan erosi menyebabkan pengangkatan dan pemindahan secara
fisik partikel batuan sehingga fosil dapat tersingkap dipermukaan.
Fosil ini tidak akan bereaksi jika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga
dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah SiO2, dan berdasarkan
komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada
pada laut dalam.
Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Oligosen Bawah ( 38 - 33 juta
tahun yang lalu).

Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya
kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu
batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau. Manfaat lain dari
fosil ini adalah digunakan sebagai fosilk indeks untuk menyusun statigrafi suatu
daerah.

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan

HARI/TGL

: Kamis, 5-11-15

NIM

ACARA

: Phylum Arthropoda

: F 121 14 010

4. Fosil Phacops
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Phacopsidae, genus
Phacops dan merupakan spesies Phacops SP.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 4)

Gambar 4. Sketsa Phacops

Fosil dapat tersingkap dipermukaan akibat adanya gaya endogen dan


eksogen. Gaya endogen adalah proses tektonik, dimana gaya tektonik
menyebabkan cekungan terangkat keatas permukaan. Meskipun telah terangkat
namun fosil yang ada dalam lapisan sedimen belum tersingkap. Oleh sebab itu,
bantuan dari gaya eksogen sangatlah diperlukan. . Gaya eksogen yang bersumber
dari atmosfer (suhu dan angin) dan hidrosfer (air) yang menyebabkan terjadinya
pelapukan dan erosi. Pelapukan dan erosi membantu fosil yang berada dalam
batuan muncul dipermukaan. Dimana, pelapukan membuat batuan akan pecah
menjadi unit-unit kecil dan pada akhirnya hancur menjadi partikel yang lebih
kecil lagi. Sedangkan erosi menyebabkan pengangkatan dan pemindahan secara
fisik partikel batuan sehingga fosil dapat tersingkap dipermukaan.
Fosil ini tidak akan bereaksi jika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga
dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah SiO2, dan berdasarkan
komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada
pada laut dalam.
Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Silur - Devon ( 423 - 395 juta

tahun yang lalu).


Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya
kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu
batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau. Manfaat lain dari
fosil ini adalah digunakan sebagai fosilk indeks untuk menyusun statigrafi suatu
daerah.

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan

HARI/TGL

: Kamis, 5-11-15

NIM

: F 121 14 010

ACARA

: Phylum Arthropoda

5. Fosil Monoceratina
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Monoceratinanidae, genus
Monoceratina dan merupakan spesies Monoceratina SP.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 5)

Gambar 5. Sketsa Monoceratina

Fosil dapat tersingkap dipermukaan akibat adanya gaya endogen dan


eksogen. Gaya endogen adalah proses tektonik, dimana gaya tektonik
menyebabkan cekungan terangkat keatas permukaan. Meskipun telah terangkat
namun fosil yang ada dalam lapisan sedimen belum tersingkap. Oleh sebab itu,
bantuan dari gaya eksogen sangatlah diperlukan. . Gaya eksogen yang bersumber
dari atmosfer (suhu dan angin) dan hidrosfer (air) yang menyebabkan terjadinya
pelapukan dan erosi. Pelapukan dan erosi membantu fosil yang berada dalam
batuan muncul dipermukaan. Dimana, pelapukan membuat batuan akan pecah
menjadi unit-unit kecil dan pada akhirnya hancur menjadi partikel yang lebih
kecil lagi. Sedangkan erosi menyebabkan pengangkatan dan pemindahan secara
fisik partikel batuan sehingga fosil dapat tersingkap dipermukaan.
Fosil ini tidak akan bereaksi jika ditetesi larutan HCL 0,1 M, sehingga
dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah SiO2, dan berdasarkan
komposisi kimianya fosil ini dapat diketahui lingkungan pengendapannya berada
pada laut dalam.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur


secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Devon - Perm ( 360 - 280 juta
tahun yang lalu).
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya
kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu
batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau. Manfaat lain dari
fosil ini adalah digunakan sebagai fosilk indeks untuk menyusun statigrafi suatu
daerah.

Daftar Pustaka
-

Laporan PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Makassar 2012 Jurusan

Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.


http://biology-community.blogspot.com/2009/02/proses-

fosilisasi-pada-makhluk-hidup.html
http://id.wikipedia.org/wiki/ Arthropoda

Catatan Asisten

Paraf Asisten

Tanggal

Anda mungkin juga menyukai