FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan
HARI/TGL
: Kamis, 5-11-15
NIM
ACARA
: Phylum Arthropoda
: F 121 14 010
TINJAUAN PUSTAKA
FILUM ARTHROPODA
1. Pengertian
Arthropoda berasal dari bahasa yunani, asal katanya adalah arthron
yang artinya ruas atau buku-buku dan podos yang berarti kaki. Sehingga secara
terminology Arthropoda berarti hewan yang tidak bertulang belakang yang
mempunyai kaki yang berbuku-buku. Arthropoda adalah Phylum yang paling
besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang, lipan dan
hewan mirip lainnya. Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut,
serta di dalam tanah. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat
dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda,
dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil
yang mencapai awal Cambrian.
Keberadaan dari anggota phylum Arthropoda di mulai sejak Jaman pre
Cambrian (contoh : Trilobite) dan sebagian dari anggota phylum ini masih ada
hingga masa kini.
2. Ciri-Ciri Arthropoda
(abdomen)
Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar
dari kitin
Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang
beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian
ujung tubuh.
Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal
(punggung) rongga tubuh
Sistempernafasan:
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang
hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan
trakea
Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat
indera
Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ
pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada
Curstacea
Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan
HARI/TGL
: Kamis, 5-11-15
NIM
ACARA
: Phylum Arthropoda
: F 121 14 010
PEMBAHASAN
Pada Praktikum Paleontologi Acara 7, Phylum Arthropoda ini, terdapat 5
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan
HARI/TGL
: Kamis, 5-11-15
NIM
ACARA
: Phylum Arthropoda
: F 121 14 010
2. Fosil Zygobeyrichia
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Zygobeyrichianidae, genus
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan
HARI/TGL
: Kamis, 5-11-15
NIM
ACARA
: Phylum Arthropoda
: F 121 14 010
3. Fosil Paracytheridea
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya
kehidupan pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu
batuan,menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan
menentukan geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat
mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau. Manfaat lain dari
fosil ini adalah digunakan sebagai fosilk indeks untuk menyusun statigrafi suatu
daerah.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan
HARI/TGL
: Kamis, 5-11-15
NIM
ACARA
: Phylum Arthropoda
: F 121 14 010
4. Fosil Phacops
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Phacopsidae, genus
Phacops dan merupakan spesies Phacops SP.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 4)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA : Muh. Taufiq Kurniawan
HARI/TGL
: Kamis, 5-11-15
NIM
: F 121 14 010
ACARA
: Phylum Arthropoda
5. Fosil Monoceratina
Fosil ini merupakan filum Arthropoda, family Monoceratinanidae, genus
Monoceratina dan merupakan spesies Monoceratina SP.
Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari organisme yang mati
didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang lebih stabil.
Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada pada tubuh
organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
maka oksigen dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai
oleh bakteri pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh
predator selama tertimbun terjadi proses kompaksi. Kompaksi terjadi karena
adanya gaya berat atau gaya gravitasi dari material-material sedimen. Sehingga
volume menjadi berkurang dan unsur hidrogen serta oksigen dari organisme akan
bermigrasi keatas. Selain terkompaksi, terjadi pula proses pencucian dengan air
tanah atau leaching pada proses inilah organisme juga mengalami permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian dari tubuh organisme oleh
material yang lebih tahan terhadap proses pelapukan dengan kata lain, material
yang tidak resisten akan menyesuaikan komposisinya dialam serta berubah
menjadi mineral yang lebih resisten kemudian terjadi proses lithifikasi dan
sementasi. Bila kompaksi meningkat terus menerus, maka akan terjadi pengerasan
terhadap material-material sedimen. Pengerasan ini meningkat ke proses
pembatuan sementasi yang disertai lithifikasi. Dimana material-material sedimen
terikat oleh unsur-unsur mineral yang mengisi pori-pori antar butir sedimen.
(Gambar 5)
Daftar Pustaka
-
fosilisasi-pada-makhluk-hidup.html
http://id.wikipedia.org/wiki/ Arthropoda
Catatan Asisten
Paraf Asisten
Tanggal