Anda di halaman 1dari 18

PERATURAN INTERNAL

STAF KEPERAWATAN
(NURSING STAF BY LAWS)
RSUD KOTABARU

DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
SK

i
iii

Bab I

Pendahuluan

Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
BabVII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Bab XI
Lampiran 1:
Lampiran 2:
Lampiran 3:
Lampiran 4:
Lampiran 5:

Ketentuan Umum
2
Tujuan
Kewenangan Klinis
Penugasan Klinis
Komite Keperawatan
Rapat
Sub Komite Kredensial, Mutu Profesi, Etik dan Disiplin
Profesi dan Kelompok Fungsional Keperawatan
Peraturan Pelaksanaan Tata Kelola Klinis
Tata Cara Review dan Perbaikan Peraturan Internal Staf
Keperawatan
Penutup
Isi Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By
Laws) RSUD Kotabaru
Standar Profesi Keperawatan RSUD Kotabaru
Jenis Kewenangan Klinis Keterampilan Keperawatan
Bentuk-Bentuk Pelanggaran Profesi
Panitia Adhoc

BAB I
PENDAHULUAN
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan layanan
keperawatan di Rumah sakit, memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai
kewenangan dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien
dan keluarga. Salah satu kebijakan Rumah Sakit untuk menjamin pelaksanaan tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi layanan keperawatan adalah melalui
penetapan Peraturan Internal staf Keperawatan. Peraturan Internal staf Keperawatan
merupakan peraturan penyelenggaraan profesi staf keperawatan dan mekanisme tata kerja
komite keperawatan. Peraturan ini disusun melalui komite keperawatan.

BAB II
KETENTUAN UMUM
Peraturan Internal staf Keperawatan merupakan acuan serta dasar hukum yang sah
bagi komite keperawatan dan Direktur Rumah Sakit dalam hal pengambilan keputusan
tentang staf keperawatan. Termasuk mengatur mekanisme pertanggung jawaban kepada
Direktur tentang profesionalisme dengan keperawatan Rumah Sakit. Peraturan internal
staf keperawatan tidak mengatur pengelolaan rumah sakit. Pengaturan utamanya tentang
izin praktik staf keperawatan, mekanisme mempertahankan dan pendisiplinan profesi
keperawatan dan bidan. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah RSUD Kotabaru berstatus sebagai Rumah Sakit tipe C, milik
pemerintah daerah Kotabaru yang terletak di Jl. Brig. Jend. H. Hasan Basry No.1
Kotabaru Kalimantan Selatan.
2. KomiteKeperawatan merupakan wadah non struktural di rumah sakit yang
keanggotaannya berasal dari kelompok staf keperawatan RSUD Kotabaru.
3. Ketua komite keperawatan adalah jabatan fungsional yang dipegang oleh perawat
profesional yang ditetapkan dengan SK Direktur Rumah Sakit.
4. Sub Komite dalam struktur Komite Keperawatan adalah panitia yang membantu
tugas-tugas komite keperawatan.
5. Perawat adalah seorang yang memiliki ijazah Keperawatan/ Kebidanan dan surat ijin
bidan (SIB) dan atau surat tanda registrasi (STR) sebagaimana dimaksud dalam
peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, peraturan menteri
kesehatan No.1796 / Menkes / Per / VIII / Per / X /2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik Perawat/bidan dan terikat perjanjian dengan RS BLUD
Kotabaru dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan
keperawatan/ Kebidanan di RSUD Kotabaru.
BAB III
TUJUAN
Pasal 2
1. Umum
Sebagai pedoman Rumah Sakit dalam mengelola staf keperawatan dan
menyelenggarakan

keperawatan

guna

meningkatkan

profesionalisme

tenaga

keperawatan dan bidan.


2. Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang tentang
peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by laws) di Rumah Sakit.
b. Terselenggaranya peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by laws) di
semua Rumah Sakit yang memiliki makna signifikan terhadap tata kelola klinis
(clinical govermance) yang baik dalam pelayanan di rumah sakit.
c. Terbangun iklim profesionalisme tenaga keperawatan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB IV
KEWENANGAN KLINIS
Pasal 3
Kewenangan klinis keperawatan di rumah sakit meliputi :
1. Pelayanan asuhan keperawatan dasar
2. Pelayanan asuhan keperawatan lanjutan
3. Pelayanan asuhan keperawatan advance
Dasar dari masing-masing kewenangan klinis tersebut diatas dijabarkan pada lampiran 2

BAB V
PENUGASAN KLINIS
Pasal 4

Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada bab ini adalah memberikan penugasan
untuk memberikan asuhan keperawatan dengan lingkup pelayanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Promotif
Pencegahan penyakit
Perawatan dan pengobatan penyakit\
Rehabilitatif
Pendidikan
Penelitian

Lingkup pelayanan tersebut diberikan pada asuhan keperawatan dasar, lanjutan dan
advance sesuai dengan spesialisasi bidang keperawatan dengan mempergunakan
keterampilan dasar, lanjutan dan advance (dijabarkan pada lampiran 3).
Pasal 5
Fungsi seluruh pelayanan asuhan keperawatan berkaitan dengan kewenangan klinis dan
penugasan klinis yang ada dikoordinasikan oleh manajer keperawatan masing-masing
unit bisnis.

BAB VI
KOMITE KEPERAWATAN
Bagian Pertama
Ketentuan komite keperawatan
Pasal 6
Komite keperawatan yang dimaksud pada bab ini adalah merupakan kelompok
profesi perawat / bidan yang anggotanya terdiri atas perawat dan bidan.

1. Keanggotaan
kemampuan

Bagian kedua
Struktur dan keanggotaan komite keperawatan
Pasal 7
komite keperawatan terdiri atas beberapa orang yang memiliki
untuk

mengembangkan

pelayanan

keperawatan

serta

untuk

mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme kerja keperawatan.


2. Komite keperawatan dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh anggotanya.
3. Ketua komite keperawatan diangkat dan ditetapkan dengan keputusan Direktur
RSUD Kotabaru
4. Dalam melaksanakan aktivitasnya komite keperawatan memiliki perangkat sub
komite kredensial, sub komite mutu profesi, dan sub komite etik dan disiplin profesi
5. Selain itu komite keperawatan memiliki perangkat kelompok fungsional keperawatan
(KFK) yang menaungi semua staf yang bekerja sesuai spesialisasi pelayanan.

Bagian Ketiga
Tanggung jawab, tugas dan kewenangan
Pasal 8
Tanggung jawab dan kewenangan komite keperawatan sebagai berikut :
1. Komite keperawatan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RSUD
Kotabaru
2. Komite keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur RSUD Kotabaru
menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan, melaksanakann
pembinaan etik profesi keperawatan.
3. Komite keperawatan memiliki kewenangan untuk memberikan rekomendasi kepada
Direktur RSUD Kotabaru untuk memberikan, mencabut dan memulihkan
kewenangan klinis (clinical previlage) keperawatan dan bidan.

BAB VII
RAPAT
Pasal 9
Rapat keperawatan dilakukan untuk menyatukan persepsi serta untuk memberikan
kesempatan menyatakan pendapat antar anggota staf keperawtan. Selain itu rapat
dilakukan untuk memberikan informasi terbaru bidang keperawatan dan tentang rumah
sakit secara umum.
1. Rapat staf keperawatan rumah sakit diadakan minimal 4 (empat) kali setahun
2. Rapat Komite Keperawatan diadakan setiap tiga bulan.
Pasal 10
Dalam hal yang sangat mendesak rapat khusus dapat dilaksanakan sewaktu-waktu
atas undangan Bidang keperawatan dan atau bidang lain yang berkempetingan.

Pasal 11
1. Rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 harus sepengetahuan Direktur
RSUD Kotabaru
2. Dalam hal jumlah yang hadir tidak memenuhi quorum maka rapat ditunda atau
dilanjutkan atas kesepakatan peserta yang hadir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Pasal 12
Setiap keputusan hasil rapat mengikat seluruh staf keperawatan rumah sakit

BAB VIII
SUB KOMITE
KREDENSIAL, MUTU PROFESI, ETIK DAN DISIPLIN PROFESI DAN
KELOMPOK FUNGSIONAL KEPERAWATAN
Bagian Pertama
Sub Komite Kredensial
Pasal 13
1. Proses kredensial menjamin staf keperawatan kompeten dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan atau kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan.
2. Proses kredensial mencakup tahapan: review, verifikasi dan evaluasi terhadap
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
3. Berdasarkan hasil proses kredensial, komite keperawatan merekomendasikan
kepada Direktur RSUD Kotabaru untuk menetapkan kewenangan klinis staf
keperawatan dalam rangka memperoleh surat penugasan (clinical appointment).
4. Proses kredensial staf keperawatan di lingkup RSUD Kotabaru oleh sub komite
kredensial, agar penugasan kerja klinis semua staf keperawatan menjadi jelas dan
pertanggung jawaban terhadap tugas pelayanan dapat dilaksanakan dengan benar
dan tepat sesuai kewenangan.

Tujuan proses kredensial


Pasal 14
1. Memberi kejelasan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan
2. Melindungi keselamat pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
kewenangan klinis yang jelas.
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada disemua
level pelayanan.
Persyaratan kredensial

Pasal 15
Persyaratan melakukan verifikasi persyaratan krensial, meliputi :
1. Ijazah
2. Surat ijin Perawat (SIP) / Surat ijin Bidan (SIB) / Surat tanda Registrasi (STR)
3. Surat rekomendasi dari organisasi profesi / organisasi seminat (bagi perawat /
bidan yang bekerja kedinasan (PNS)
4. Sertifikat Kompetensi (bagi perawat baru)
5. Sertifikat pelatihan khusus (bagi perawat dengan keahlian khusus)
6. Surat pernyataan memiliki kompetensi khusus yang diuraikan dalam uraian tugas
(bagi perawat yang sudah bekerja)
7. Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi rumah sakit atau
orientasi di unit tertentu (bagi perawat baru)
8. Surat hasil pemeriksaan kesehatan (sesuai ketentuan).
Kewenangan Sub komite Kredensil
Pasal 16
Sub komite berwenang memberikan rekomendasi kepada ketua komite keperawatan
untuk :
1. Merekomendasikan kewenangan klinis bagi staf keperawatan
2. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap staf keperawatan.
3. Melakukan kredensial ulang secara berkala setiap tiga tahun bagi staf
keperawatan internal dan setiap 1 tahun sekali bagi staf keperawatan paruh waktu.
4. Sub komite kredensial membuat laporan seluruh proses kredensialing kepada
Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan ke Direktur RSUD Kotabaru
Bagian kedua
Sub Komite Mutu profesi
Pasal 17
1. Dalam rangka menjamin kualitas/asuhan keperawatan dan kebidanan, maka staf
keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka
budaya.
2. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program
pengembangan professional berkelanjutan / continuous professional development
(CPD) yang disusun secara sistematis, terarah dan terpola / terstruktur.
3. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus menerus
sesuai perkembangan masalah kesehatan, IPTEK, perubahan standar profesi,
standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.
4. Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi staf
keperawatan antara lain audit, diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus,
seminar / symposium serta pelatihan, baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
5. Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam
pelayanan keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan
keperawatan dan kebidanan.

Tujuan Peningkatan profesi staf keperawatan


Pasal 18
Memastikan mutu profesi staf keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan /
asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.
Kewenangan Sub Komite Mutu Profesi
Pasal 19
Sub komite mutu profesi mempunyai kewenangan :
1. Memberikan rekomendasi tindak lanjut terhadap audit keperawatan dan
kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta
pendampingan
2. Berkoordinasi dengan manager keperawatan untuk memperoleh data dasar
tentang profil tenaga keperawatan di Rumah Sakit sesuai area praktiknya
berdasarkan jenjang karir.
3. Mengidentifikasi; kesenjangan kompetensi (data dari sub komite kredensial)
perkembangan IPTEK dan perubahan standar profesi serta pelayanan. Hal
tersebut menjadi dasar perencanaan CPD baik dilakukan di dalam maupun luar
Rumah Sakit
4. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada ketua komite keperawatan untuk
diteruskan kepada unit yang berwenang.
5. Berkoordinasi dengan praktisi staf keperawtan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan,
6. Melakukan audit keperawtan dan kebidanan.
7. Menuyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan jepada Ketua
Komite Keperawatan.
Bagian ketiga
Sub komite etik dan disiplin profesi
Pasal 20
1. Setiap staf keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etik profesi
dalam praktinya.
2. Profesionalisme staf keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan
pembinaan dan penegakkan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.
3. Nilai etik sangat diperlukan bagi staf keperawatan sebagai landasan dalam
memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien.
4. Prinsip caring merupakan inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan
5. Pelanggaran terhadap standar pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan
kebidanan hamper selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya
akan merugikan pasien dan masyarakat.

6. Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik


antara lain : tingginya beban kerja tenaga keperawtan, ketidak jelasan
kewenangan klinik, menghadapi pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang
rendah serta pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis.

Tujuan etik dan disiplin profesi


Pasal 21
Tujuan dilakukannya pelaksanaan kegiatan etik dan disiplin profesi adalah :
1. Agar tenaga keperawtan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan
asuhan ( jujur, adil, berbuat baik, tidak menyakiti, otonomi, menepati janji,
kerahasiaan, akuntabilitas)
2. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang
tidak professional.
3. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
Kewenangan Sub Komite etik dan disiplin profesi
Pasal 22
Sub komite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan :
1. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
2. Melakukan penegakkan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan.
3. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan keperawatan dan kebidanan.
4. Merekomendasikan untuk melakukan pencabutan kewenangan klinis (clinical
previlage) tertentu bagi staf keperawatan yang melakukan pelanggaran, bentuk
pelanggaran yang menyebabkan dicabutnya kewenangan klinis diatur tersendiri
( lihat lampiran 4 ).
5. Memberikan rekomendasi perubahan / modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical previlage).
6. Merekomendasikan penolakan kewenangan klinis
7. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin
8. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan .
9. Pengambilan keputusan pelanggaran etik, profesi dilakukan dengan melibatkan
panitia Adhoc (lihat lampiran 5)
10. Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di rumah sakit melalui ketua komite keperawatan
11. Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada manager keperawatan unit bisnis
melalui ketua komite keperawatan
12. Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis di usulkan ke ketua komite
keperawatan untuk diteruskan ke Direktur Rumah sakit.

13. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi staf keperawatan, meliputi:
pembinaan, menyusun program pembinaan, penggunaan metode pembinaan
berupa diskusi, ceramah, lokakarya, coachingh, symposium, bedside
teaching, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup
pembinaan dan sumber yang tersedia.
14. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada ketua komite
keperawatan.

Bagian keempat
Kelompok Fungsional Keperawatan (KFK)
Pasal 23
1. Kelompok fungsional keperawatan adalah organisasi seminat perawat dan bidan
yang berada di bawah naungan komite keperawatan yang berperan dan
bertanggung jawab terhadap mutu dan kualitas pelayanan keperawatan dan
kebidanan.
2. Setiap staf keperawatan yang bekerja pada unit pelayanan keperawatan secara
profesi berada di bawah naungan dan tanggung jawab kelompok fungsional
keperawatan sesuai dengan spesifikasi keahlian masing-masing perawat.
3. Setiap kelompok fungsional keperawatan memiliki peran fungsi dan tugas dalam
gugus tugas komite keperawatan untuk menegakkan disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etik
profesi dalam praktinya.
4. Profesionalisme profesi keperawatan dan kebidanan dapat ditingkatkan dengan
tetap menjaga profesioanlitas dari masing-masing kelompok fungsional
keperawatan.
Tujuan kelompok fungsional (KFK)
Pasal 24
Tujuan organisasi kelompok fungsional keperawatan adalah
1. Agar tenaga keperawatan dengan spesifikasi tertentu bekerja sesuai standard dan
spesifikasi dari masing-masing kelompok fungsional keperawatan.
2. Memiliki organisasi seminat sebagai tempat bernaung dengan spesialisasi.

Kewenangan kelompok fungsional (KFK)


Pasal 25
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, KFK memiliki
kewenangan :

1. Menyusun standar mutu profesi tenaga keperawatan sesuai dengan spesifikasi


tempat tugasnya melalui program pengembangan professional berkelanjutan /
continuous professional development (CPD) yang disusun secara sistematis,
terarah dan terpola / terstruktur.
2. Menyusun standar asuhan keperawatan yang bermutu sesuai profesi tenaga
keperawatan yang harus selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai
perkembangan masalah kesehatan, IPTEK, perubahan standar profesi, standar
pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.
3. Berperan serta meningkatkan mutu profesi staf keperawatan antara lain audit,
diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus, seminar/ symposium serta pelatihan,
baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit.
4. Berperan serta untuk meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil
keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan
keperawatan dan kebidanan. Kahirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien
terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan dan
kebidanan.

BAB IX
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

Bagian pertama
Keanggotaan Staf Keperawatan
Pasal 26
1. Keanggotaan internal staf keperawatan merupakan suatu previlage yang dapat
diberikan kepada perawat dan bidan yang secara terus-menerus mampu
memenuhi kualifikasi, standard an persyaratan yang ditentukan oleh organisasi
profesi.
2. Keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan tanpa membedakan
ras, agama, warna kulit, keturunan, golongan, alumni, dan sebagainya sepanjang
sesuai dengan peraturan pemerintah tentang praktik keperawatan dan kebidanan.
Bagian kedua
Persyaratan dan prosedur penerimaan
Pasal 27
Untuk dapat diterima sebagai anggota staf keperawatan RSUD Kotabaru maka yang
bersangkutan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Persyaratan administrasi :

1. Umur maksimal 35 tahun perawat / bidan baru, bagi perawat dan bidan yang
sudah bekerja menyesuaikan dengan peraturan Rumah Sakit.
2. Mengajukan surat lamaran.
3. Melampirkan foto kopi ijazah dan brevet / keterangan pendidikan profesi
4. Melampirkan foto copy surat ijin perawat (SIP) / Surat Ijin Bidan (SIB) / Surat
Tanda Registrasi (STR) dari dinas kesehatan.
5. Melampirkan foto copy sertifikat BLS / PPGD / BTLS / BCLS yang masih
berlaku
6. Berbadan sehat.
Pasal 28
Untuk dapat diterima sebagai anggota staf keperawatan paruh waktu RSUD
Kotabaru maka yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Persyaratan administrasi :
1. Umur maksimal 55 tahun, yang akan dievaluasi kesehatannya setiap tahun.
2. Mengajukan surat lamaran.
3. Melampirkan foto copy ijazah dan brevet / keterangan pendidikan profesi.
4. Melampirkan foto copy surat ijin perawat (SIP) / Surat Ijin Bidan (SIB) / Surat
Tanda Registrasi (STR) dari dinas kesehatan / Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI)
5. Melampirkan foto copy sertifikat BLS / PPGD / BTLS / BCLS yang masih
berlaku
6. Melampirkan surat rekomendasi dari organisasi profesi / organisasi seminat
keperawatan, bagi yang masih aktif maupun pension di kedinasan
7. Berbadan sehat.

Pasal 29
Tatalaksana penerimaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjadi staf keperawatan :
a. Perawat dan bidan
b. Memenuhi syarat administrasi
c. Melalui tahap seleksi berdasarkan ketentuan yang diatur
d. Loyal terhadap Rumah Sakit
e. Mengikuti jam kerja sesuai dengan ketentuan Rumah Sakit
f. Hak dan kewajiban diatur sesuai pasal 29 ayat 1 dan ayat 2
2. Untuk menjadi staf keperawatan paruh waktu
a. Perawata dan bidan
b. Memenuhi syarat administrasi sesuai ketentuan pasal 25
c. Loyal terhadap Rumah Sakit
d. Mengikuti jam kerja sesuai dengan ketentuan Rumah Sakit
e. Hak dan kewajiban diatur sesuai pasal 29 ayat 1 dan ayat 2
3. Untuk menjadi perawat konsultan diatur tersendiri.

Bagian Ketiga
Periode Keanggotaan
Pasal 30
Periode keanggotaan sebagai staf keperawatan rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Bagi staf keperawatan adalah sampai yang bersangkutan memasuki masa pensiun,
yaitu berumur 55 tahun dengan proses rekredensialing setiap 3 tahun sekali dan
dapat diperpanjang, sepanjang yang bersangkutan masih memenuhi persyaratan
sebagai klinisi.
2. Bagi staf keperawatan paruh waktu adalah selama 1 tahun dan dapat diperbaharui
dengan proses rekredensialing lagi sepanjang masih memenuhi persyartan yang
telah ditentukan sesuai pasal 25.

Bagian Keempat
Kategori Staf Keperawatan
Pasal 31
Perawat anggota staf keperawatan rumah sakit dikelompokkan menjadi:
1. Perawat purna waktu, yaitu perawat dan bidan yang direkrut oleh rumah sakit
sebagai perawat tetap, kontrak maupun kerja harian berkedudukan sebagai
subordinat rumah sakit, yaitu mengikuti ketentuan sebagai karyawan rumah sakit.
2. Perawat paruh waktu, yaitu perawat dan bidan yang direkrut rumah sakit sebagai
mitra yang memberikan pelayanan keperawatan / tindakan keperawatan, rawat
inap dan rawat jalan pada waktu tertentu yang disepakati bersama oleh perawat
bersangkutan dan Direktur RSUD Kotabaru.
3. Perawat konsultan, yaitu perawat dan bidan yang direkrut rumah sakit sebagai
mitra

yang

memberikan

konsultasi

pelayanan

keperawatan

tindakan

keperawatan, rawat inap dan rawat jalan pada waktu tertentu yang disepakati
bersama oleh perawat bersangkutan dan Direktur RSUD Kotabaru

Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban Staf Keperawatan
Pasal 32
1. Staf keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit mempunyai hak :
a. Memperoleh imbalan / penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku

b. Menggunakan fasilitas yang dimiliki rumah sakit untuk melakukan pelayanan


kesehatan berdasarkan standar pelayanan medik dan standar pelayanan
keperawatan yang sudah dibuat oleh organisasi profesi dan standar pelayanan
medis dan keperawatan yang ada di RSUD Kotabaru.
c. Lingkungan kerja yang sehat serta mendapatkan perlindungan terhadap
kecelakaan kerja.
d. Kesempatan untuk merawat pasien di Rumah Sakit.
e. Kesempatan untuk berkonsultasi dengan perawat lain yang tercatat sebagai
staf keperawatan di rumah sakit.
f. Kersempatan untuk mendatangkan perawat tamu (visiting nurse) yang tidak
tercatat sebagai staf keperawatan rumah sakit, baik untuk kepentingan
konsultasi atau untuk membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang tidak
dapat dilaksankannya setelah mendapat ijin dari direktur utama atau pejabat
yang ditunjuk untuk itu.
g. Kesempatan istirahat untuk sementara waktu karena sakit atau karena alasan
alasan lain yang layak.
2. Selain memperoleh hak-haknya,

staf

keperawatan

rumah

sakit

wajib

melaksanakan kewajibannya :
a. Mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Mentaati peraturan internal rumah sakit
c. Melaksanakan klausul-klausul dalam perjanjian antara rumah sakit dengan
staf keperawatan.
d. Menjaga citra rumah sakit serta berperilaku sopan terhadap pimpinan, staf
keperawatan lain, profesi lain, pasien, keluarga pasien dan pengunjung.
e. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan professional lain yang ada di
rumah sakit dan menghormati kode etik profesi mereka.
f. Menyelesaikan semua kewajiban administrative sesuai peraturan yang
berlaku.
g. Hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Direktur Rumah sakit, Komite
Keperawatan, atau tim yang dibentuk oleh Rumah Sakit.
h. Menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap Rumah Sakit.
Dalam hal staf keperawatan bekerja sebagai perawat purna waktu dan atau
perawat paruh waktu, bila yang bersangkutan telah melakukan tindakan sesuai by laws
dan atau standar (standar asuhan, standar prosedur) atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku dibebaskan dari tanggung gugat atas terjadinya kerugian akibat tuntutan
pidana dan perdata.
Pasal 33
Hak klinik sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat 1 akan dievaluasi
maksimal 1 tahun guna menentukan kapabilitas perawat tersebut dalam melakaukan tugas
profesi perawat / bidan.
Pasal 34

Dalam keadaan emergensi semua staf keperawatan harus melakukan tindakan


emergensi demi penyelamatan pasien sesuai dengan sumpah jabatan dan etika
keperawatan / kebidanan.
Pasal 35
Hak klinik sekarang dapat dberikan kepada seorang perawat pengganti (dengan
keahlian sebidang dengan perawat yang mendelegasikan) dimana tanggung jawab klinik
tetap berada pada perawat yang memberikan delegasi / menugaskan.
Bagian keenam
Konfidensialitas, Imunitas, dan Diseminasi
Pasal 36
Informasi yang wajib dirahasiakan oleh setiap staf keperawatan meliputi identitas pasien,
penyakit pasien sesuai deengan kode etik keperawatan / kebidanan.
Pasal 37
Setiap staf keperawatan dan atau wakil rumah sakit yang melakukan tindakan
yang sesuai by laws dan atau standar (standar asuhan, standar prosedur) atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku dibebaskan dari tanggung gugat atas terjadinya
kerugian akibat tuntutan pidana dan perdata.

Bagian Ketujuh
Pemaparan / Desiminasi Isi Rekam Medik
Pasal 38
1. Pemaparan isi rekam medik kepada pihak ketiga hanya boleh diberikan oleh
tenaga medis / keperawatan / kebidanan atas ijin tertulis pasien.
2. Pemaparan isi rekam medik dapat diberikan oleh tenaga medik / keperawatan /
kebidanan kepada pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
3. Setiap pemaparan isi rekam medik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
dilaporkan secara tertulis kepada Penanggung jawab Unit Rekam Medik dengan
disertai bukti ijin Rekam Medik dengan disertai bukti ijin
informasi oleh pihak pasien.

Bagian Kedelapan
Persetujuan Terhadap By laws

pengungkapan

Pasal 39
1. Dengan menjadi anggota staf keperawatan dianggap menyetujui peraturan internal
staf keperawatan (nursing staf by laws) rumah sakit.
2. Setiap staf keperawatan diberikan copy peraturan internal staf keperawatan
(nursing staf by laws)
BAB X
TATA CARA REVIEW DAN
PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
Pasal 40
1. Peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by laws) akan ditinjau ulang
secara periodik untuk menilai apakah masih relevan dengan situasi terkini.
2. Peninjauan ulang dilakukan oleh Komite Keperawatan atas masukkan dari staf
keperawatan.
Pengesahan
Pasal 41
Pengesahan / amandemen peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by
laws) dilakukan oleh Direktur RSUD Kotabaru setelah diputuskan secara musyawarah
mufakat dalam rapat Komite Keperawatan.
Pasal 42
Sesudah disahkan / diamandemenkan melalui musyawarah mufakat maka
peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by laws) akan berlaku / menggantikan
yang lama, efektif setelah 30 hari sejak disahkan oleh Direktur RSUD Kotabaru

BAB XI
PENUTUP

Pasal 43
Tujuan utama dibentuknya peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by
laws) di rumah sakit adalah memberikan perlindungan keselamatan pasien melalui staf
keperawatan kompeten, etis, dan berperilaku baik serta memiliki kewenangan klinis yang
jelas.
Diharapkan dengan berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Penyelenggaraan Komite Keperawatan, rumah sakit akan segera melaksanakan tata
kelola klinis (clinical government) dengan baik dan benar.

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Peraturan Internal Staf Keperawatan
(Nursing Staf By laws) selesai dususun dan agar bisa dilaksanakan sesuai peruntukannya
dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai