Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme
Info Artikel
Sejarah Artikel:
Diterima Mei 2015
Disetujui Mei 2015
Dipublikasikan Oktober 2015
Kata Kunci:
Analisis;
Kemampuan Berpikir Kritis;
PBL;
Pembelajaran Matematika;
Pendekatan Saintifik.
Abstra
The purpose of this study was for (1) determine the learning process using the PBL models
of scientific approach in an effort to analyze the students' critical thinking skills, (2)
determine whether VII graders students critical thinking skills in learning mathematics
using the PBL models of scientific approach is better than VII graders students critical
thinking skills in learning mathematics using expository models or not, (3) determine the
stage of VII graders students critical thinking skills in learning mathematics using the
PBL models of scientific approach. This study is a kind of combination research models of
sequential explanatory design which combined the quantitative and qualitative research
methodology in a sequence. The results of the study showed (1) the learning process using
the PBL models of scientific approach and the expository models in an effort to analyze the
students' critical thinking skills was very well, (2) VII graders students critical thinking
skills in learning mathematics using the PBL models of scientific approach is better than
VII graders students critical thinking skills using expository models, (3) the characteristics
of each VII graders students critical thinking skills stage from each TKBK 0, 1, 2 and 3 on
learning process using the PBL models of scientific approach.
Alamat korespondensi:
E-mail: syamimadzatidini@gmail.com
PENDAHULUAN
Terdapat dua hal penting yang
merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
matematika, yaitu pembentukan sikap pola
berpikir kritis dan kreatif (Suherman,et al.,
2003). Duron menyatakan kemampuan berpikir
kritis adalah salah satu kemampuan penting
yang sangat dibutuhkan di dunia kerja nantinya,
dapat membantu memecahkan pertanyaan
spiritual dan mental, dapat digunakan untuk
mengevaluasi
orang,
dan
menghindari
permasalahan sosial. Akan tetapi kemampuan
berpikir kritis siswa, khususnya dalam mata
pelajaran matematika di Indonesia masih di
bawah rata-rata. Didapat hasil bahwa rata-rata
nilai hasil UAS ganjil bagian soal essay yang
merupakan soal-soal penyelesaian masalah yang
dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Moga
adalah 57,66, artinya skor yang didapat belum
mencapai 60%.
Berpikir kritis merupakan suatu proses
intelektual tentang konseptualisasi, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi secara aktif dan
mahir terhadap informasi yang diperoleh dari
observasi, pengalaman, refleksi. Elder (2007)
mengungkapkan 5 (lima) ciri seseorang yang
memiliki keterampilan berpikir kritis yaitu: (1)
dapat memunculkan pertanyaan dan masalah
yang penting dan merumuskannya dengan jelas
dan tepat, (2) dapat mengumpulkan dan menilai
informasi yang relevan serta menggunakan ideide abstrak untuk menafsirkannya secara efektif,
(3) dapat menyimpulkan dan memberikan solusi
yang baik, dan mengujinya berdasarkan kriteria
dan standar yang relevan, (4) memiliki
keterbukaan pemikiran terhadap pemikiran,
pengakuan dan nilai lain, (5) dapat
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
untuk memecahkan masalah yang kompleks.
Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
yang
masih
rendah
adalah
dengan
memaksimalkan
penggunaan
model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning/PBL). Menurut Permendikbud 2013,
PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis,
menumbuhkan
inisiatif
peserta
didik/maha peserta didik dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok. Selain menggunakan model
PBL, diperlukan sebuah pendekatan yang sesuai
yaitu pendekatan saintifik yang dapat
mendorong dan menginspirasi peserta didik
Tabel 1 Rincian Penilaian Komponen Elemen Bernalar dan Standar Intelektual dalam TKBK
METODE
Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian kombinasi (mix method) model
sequential explanatory design, yaitu penelitian
kombinasi yang menggabungkan metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif secara
berurutan (Sugiyono, 2014). Metode kuantitatif
untuk menguji apakah kemampuan berpikir
kritis siswa kelas VII pada pembelajaran
matematika dengan model PBL dengan
pendekatan saintifik lebih baik daripada
kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada
pembelajaran matematika dengan model
ekspositori
dilanjutkan
dengan
metode
kualitatif untuk menganalisis kemampuan
berpikir kritis siswa kelas VII pada
pembelajaran matematika menggunakan model
PBL dengan pendekatan saintifik.
Populasi penelitian ini adalah siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Moga tahun pelajaran
2014/2015 dengan sampel diambil secara
random sampling dan terpilih kelas VII F
sebagai kelas eksperimen yang diterapkan
model PBL dengan pendekatan saintifik dan
kelas VII G sebagai kelas kontrol yang
diterapkan
model
ekspositori.
Prosedur
prngumpulan data pada penelitian ini meliputi
observasi, tes tertulis, wawancara, dan catatan
lapangan.
Sedangkan teknik analisis data meliputi
analisis data kuantitatif dan analisis data
kualitatif. Analisis kuantitatif berupa analisis
data awal meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata; dan
analisis data akhir meliputi uji normalitas dari
kedua kelas, uji kesamaan varians, dan uji pihak
kanan rata-rata. Sedangkan analisis data
kualitatif dalam penelitian ini meliputi reduksi
data,
penyajian
data,
dan
penarikan
Faktor
keempat.
Menurut
Permendikbud 2013, PBL dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik/maha peserta didik dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam
bekerja
kelompok.
Sedangkan
pendekatan saintifik adalah pendekatan non
ilmiah yang dimaksud meliputi semata-mata
berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka,
penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir
kritis (Kemendikbud, 2013). Artinya model
PBL dengan pendekatan saintifik dapat
mendukung kemampuan berpikir kritis siswa
yang diukur dalam penelitian ini.
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Menggunakan Model PBL
dengan
Pendekatan
Saintifik
Hasil tes kemampuan berpikir kritis
pada kelas eksperimen atau kelas yang
diterapkan model PBL dengan pendekatan
saintifik selanjutnya dikelompokkan sesuai
dengan tingkat kemampuan berpikir kritis
menggunakan acuan Tingkat Kemampuan
Berpikir Kritis (TKBK) yang disusun oleh
Kurniasih. Tujuannya adalah untuk mengetahui
TKBK tiap siswa.
Hasil analisis tingkat kemampuan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen diperoleh
6 siswa tergolong dalam TKBK 0 (tidak kritis),
18 siswa tergolong dalam TKBK 1 (kurang
kritis), 9 siswa tergolong dalam TKBK 2 (cukup
kritis) dan 1 siswa tergolong dalam TKBK 3
(kritis). Selanjutnya dipilih beberapa siswa dari
masing-masing TKBK untuk diwawancara
dengan tujuan memvalidasi tingkat kemampuan
berpikir kritis dan menganalisis tahap
kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut
beberapa siswa terpilih dengan pertimbangan
guru Mapel dan siswa yang mudah diajak
berkomunikasi pada tabel 4.
Tabel 4 Daftar Siswa Wawancara Kelas
Eksperimen
Tabel 5 Karakteristik Tahap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model PBL dengan Pendekatan Saintifik
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis
mengucapkan
terimakasih
kepada Bapak Mohamammad Asikin, M.Pd.
dan Ibu Rahayu Budhiati Veronica, M.Si.
selaku dosen pembimbing, segenap temanteman Pendidikan Matematika angkatan 2011,
dan segenap civitas jurusan matematika dan
FMIPA UNNES.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono.
2014.
Metode
Penelitian
Kombinasi.Bandung:Alfabeta.
Suherman, E., et al. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Jakarta: JICA
UniversitasPendidikan
Indonesia.