Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI PASIEN DENGAN REGIONAL DAN GENERAL ANESTESI

Anestesi secara umum berarti tindakan menghilangkan rasa sakit ketika


melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh. Perawatan anestesi tidak terbatas pada operasi saja. Proses ini
juga mengacu pada kegiatan yang berlangsung sebelum dan sesudah anestesi
diberikan. Ada tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional
dan anestesi lokal.
Pada pasien yang baru saja menjalani tindakan operasi akan dirawat
sementara di PACU (Post Anesthesia Care Unit) atau ruang pemulihan (recovery
room) untuk perawatan post anestesi sampai kondisi pasien stabil. Hal ini
dimaksudkan agar pasien terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan seperti
gangguan napas, gangguan kardiovaskular, gelisah, kesakitan, mual dan muntah,
menggigil dan kadang muntah-muntah. Dalam hal ini tim anestesi bertanggung
jawab untuk

meningkatkan kualitas perawatan pasien, tetapi tidak dapat

menjamin hasil perawatan tertentu.


Letak ruangan PACU yang ideal adalah berdekatan dengan ruang operasi
dan mudah di jangkau oleh dokter ahli anestesi atau ahli bedah sehingga mudah
dibawa kembalikan ke ruang operasi bila diperlukan, serta mudah dijangkau
bagian radiologi atau ruangan harus cukup dan dilengkapi dengan lampu
cadangan bila sewaktu-waktu terjadi pemadaman aliran listrik
Pada perawatan post anestesi terdapat lima standar yang menjadi acuan
dalam penanganan pasien yang telah mendapatkan prosedur anestesi antara lain:
1. STANDAR I.

Semua pasien yang telah mendapatkan tindakkan anestesi umum


maupun regional atau dalam monitoring anestesi akan dipantau (post
anestesi management)
a. PACU (Postanesthesia Care Unit) atau daerah yang menyediakan
perawatan postanesthesia, misalnya seperti Surgical Intensive Care Unit
harus tersedia untuk menerima pasien postanestesia. Semua pasien yang
menerima perawatan anestesi harus dirawat di PACU atau setara kecuali
atas perintah khusus dari ahli anestesi yang bertanggung jawab untuk
perawatan pasien.

b. Aspek medis perawatan di PACU (atau area setara) akan diatur oleh
kebijakan Departemen Anestesiologi.
c. Desain, peralatan dan staf dari PACU harus memenuhi persyaratan
akreditasi dan perizinan dari Departemen anestesi.
2. STANDAR II

Pasien yang ditransfer ke PACU harus ditemani oleh anggota tim anestesi
yang mengerti kondisi pasien. Selama transfer pasien akan dimonitor dan
mendapatkan treatment sesuai dengan kondisi pasien.
3. STANDAR III

Ketika tiba di ruang PACU, pasien akan kembali di observasi dan akan
dilakukan pelaporan verbal disertai dokumen dari tim anestesi yang
mendampingi pasien kepada perawat di PACU.
a. Status pasien saat tiba di PACU harus didokumentasikan.
b. Informasi mengenai kondisi pra operasi dan bedah / anestesi saja harus
dilaporkan ke perawat PACU.
c. Anggota Tim Perawatan Anestesi akan tetap tinggal di PACU sampai
perawat PACU menerima tanggung jawab untuk perawatan pasien.
4. STANDAR IV

Kondisi pasien di ruang PACU akan terus menerus dipantau.


a. Pasien harus diamati dan dipantau sesuai dengan kondisi medis pasien.
Perhatian khusus harus difokuskan pada pemantauan oksigenasi, ventilasi,
sirkulasi, tingkat kesadaran dan suhu. Selama pemulihan dari semua jenis
anestesi, metode kuantitatif untuk menilai oksigenasi seperti penggunaan
pulse oximetri harus dilkukan khususnya pada tahap awal pemulihan
b. Sebuah laporan tertulis yang akurat selama pemantauan di ruang PACU
harus diperhatikan.. Penggunaan sistem scoring di ruang PACU yang tepat
dianjurkan untuk setiap pasien pada saat penerimaan.
c. Pengawasan medis umum dan koordinasi perawatan pasien di PACU harus
menjadi tanggung jawab ahli anestesi.
d. Harus ada kebijakan untuk menjamin ketersediaan di fasilitas dokter
mampu

mengelola

komplikasi

dan

memberikan

resusitasi

cardiopulmonary untuk pasien di PACU.


5. STANDAR V

Dokter bertanggung jawab terhadap perencanaan pasien yang akan


ditransfer dari PACU.

a. Ketika discharge yang digunakan oleh ahli anestesi harus disetujui oleh

Departemen Anestesiologi dan staf medis. Keputusan ini bervariasi


tergantung pada apakah pasien dipulangkan ke bangsal atau ke ICU.
b. Dengan tidak adanya dokter yang bertanggung jawab untuk discharge,
perawat PACU dapat menentukan kriteria discahrge. Nama dokter
menerima tanggung jawab untuk debit harus didokumentasikan.
Minimum informasi yang dimonitor di PACU:

Tingkat kesadaran
Kepatenan jalan napas
RR
Saturasi oksigen
Administrasi oksigen
Tekanan darah
Denyut dan ritme jantung
Intensitas nyeri berdasarkan skala tertentu
Mual dan muntah
Cairan intravena
Medikasi
Suhu tubuh
Parameter lain urin output dan MAP.

Kritera pasien ditransfer ke bangsal:


Pasien sadar
Pernapasan dan saturasi oksigen stabil
System kardiovaskuler stabil. Nilai nadi

dan tekanan darah berada pada

rentang normal atau sesuai dengan nilai pre-operative


Nyeri dan mual serta muntah post operasi sudah dikontrol secara adekuat

dengan penggunaan analgesic dan antiemetic


Aliran cairan melalui intravena lancar
Sudah ilakukan pengecekkan drain dan kateter
Kelengkapan rekam medis

Penilaian Pada Pasien Post Anestesi


1. Aldrete Scale
Aldrete Scale merupakan skala yang digunakan untuk menilai pemulihan
pasien yang mendapatkan prosedur General Anestesi. Skor 9/10 atau 10/10
mengindikasikan pasien sudah dapat dipindahkan dari PACU (Postanesthesia
Care Unit) ke bangsal. Aldrete Scale adalah pengukuran pemulihan post
general anestesi yang meliputi pengukuran kesadaran, sirkulasi, respirasi,
aktivitas otot, dan warna kulit. Skor 0-2 yang diberikan untuk masing-masing
dari lima kategori, untuk skor maksimum 10. Aldrete Score merupakan alat
yang paling banyak digunakan untuk secara klinis untuk menilai status fisik
pasien post general anestesi. Pasien dikirim ke ICU (Intensive Care Unit)
apabila hemodinaik tidak stabil perlu support inotropik dan membutuhkan
ventilator (mechanical respiratory support).
Aldrete Sacle memiliki beberapa kelemahan. Sistem Aldrete tidak
mencakup penilaian untuk tingkat rasa sakit atau rasa mual yang sering pasien
alami setelah menjalani operasi. Kelemahan lainnya adalah Aldrete Scale tidak
dapat digunakan untuk megukur kondisi psikomotorik pasien.

2. Bromage Scale
Bromage scale merupakan instrument yang digunakan untuk menilai
kondisi pasien setelah menjalani prosedur anestesi spinal. Skor < 2
mengindikasikan

pasien

sudah

dapat

(Postanesthesia Care Unit) ke bangsal.

dipindahkan

dari

PACU

Anda mungkin juga menyukai