Halaman60 71
Halaman60 71
60
Amenorea adalh dengan mengangkat tumor tersebut.
Amenorea akibat kelainan pada tingkat ovarium
Tumor ovarium
Amenorae yang terjadi dapat disebabkan oleh tumor ovarium yang tidak
memproduksi hormon. Tumor ovarium yang tidak menghasilkan hormon akan
merusak seluruh jaringan ovarium. Hormon yang diproduksi oleh tumor ovarium
adalah androgen dan estrogen. Androgen yang tinggi menekan sekresi
gonadotropin, sehingga menyebabkan amenorea, hirusutismus, hipertrofi klitoris,
perubahan suara, akne dan seborea. Tumor yang memproduksi estrogen jarang
menyebabkan amenorea, namun sering terjadi perdarahan yang memanjang akibat
terjadinya hyperplasia endometrium.
Jenis Hormon
Keganasan
Bilateral
androgen
Usia
maksimum
(tahun)
20-40
Arhenoblastom
a
Granulosa sel
tumor
Lipid sel tumor
Tumor sel hilus
Tumor sisa sel
adrenal
Disgerminoma
Gonadoblasto
ma
Granulosa sel
tumor
100%
Jarang
androgen
30-70
100%
10-15%
androgen
androgen
androgen
25-35
40
11-40
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
androgen
androgen
3-40
10-30
100%
100%
15%
35-40%
estrogen
25
Diagnosis
Menurunnya produksi estrogen oleh ovarium menyebabkan hilangnya mekanisme
umpan balik ke hipotalamus, sehingga terjadi peningkatan sekresi LH dan FSH.
Estrogen sangat rendah (< 30 pg/ml), LH naik 5-10 kali lipat, sedangkan FSH
meningkat 10-20 kali lipat. Kadar hormon prolaktin pada umumnya normal. Pada
wanita yang dari anamnesis ditemukan riwayat atau sedang menggunakan obatobat penurun berat badan atau obat-obat fisikofarmaka, maka wajib dilakukan
pemeriksaan hormon prolaktin.
Hasil anamnesis hormonal pada wanita menopause prekok sama dengan
wanita dengan sindroma ovarium resisten gonadotropin, sehingga untuk
membedakan diantara keduanya perlu dilakukan biopsi ovarium. Pada menopause
prekok hasil patologi anatomi dari jaringan ovarium menunjukkan jumlah folikel
primordial yang minimal atau tidak ada sama sekali, dan dijumpai banyak jaringan
ikat, sedangkan pada sindroma ovarium resisten, hasil patologi anatominya
biasanya dijumpai struktur jaringan ovarium normal dengan folikel primordial yang
normal pula.
Pengobatan
Pasien diberikan sediaan estrogendan progesterone, atau yang paling sederhana
adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi. Pengobatan ini merupakan
pengobatan jangka panjang. Dapat juga diberikan analog GnRH berupa GnRH
agonis maupun GnRH antagonis. Analog GnRH diberikan untuk 6 bulan dahulu
kemudian boleh diberikan lagi setelah satu tahun. Tujuan pemberian estrogenprogesteron maupun analog GnRH adalah untuk menekan sekresi FSH dan LH.
Selama kadar FSH dan LH masih tinggi, maka sulit untuk memperoleh kesembuhan.
Prognosis untuk mendapatkan anak tidak begitu baik.
Sindroma ovarium resisten gonadotropin
Sebutan lain untuk sindroma ovarium resisten gonadotropin adalah sindroma
ovarium insensitive atau ovarium hyposensitive gonadotropin. Penyebab pasti dari
kelainan ini belum seluruhnya terungkap. Diduga adanya gangguan pembentukan
reseptor-reseptor gonadotropin di ovarium akibat proses autoimun Angka
kejadiannya sangat kecil.
Gambaran Klini dan diagnosis
Ditemukan gangguan haid berupa oligomenorae sampai amenorae. Secara
laboratorik dijumpai peningkatan FSH, LH, dan kadar estrogen yang rendah (FSH >
30 mIU/ml, estrogen < 30 pg/ml). Perlu dilakukan biopsi ovarium untuk
memebedakan dengan menopause prekok.
Pengobatan
Karena penyeab pastinya belum diketahui, maka pengobatannya lebih bersifat
simptomatik saja. Dapat diberikan sediaan estrogen- progesterone atau analog
GnRH berupa agonis maupun antagonis. Karena diduga ada kaitannya dengan
autoimun, maka dapat pula dicoba pemberian menokok prekok.
Sindrom ovarium polikistik
Meskioun kejadian sindroma ovarium polikistikcukup tinggi pada wanita usia
reproduksi, namun penyebabnya yang pasti hingga kini belum banyak diketahui.
Hubungan anatra ovarium polikistik bilateral dengan suatu sindrom yang terdiri dari
siklus haid tidak teratur sampai amanorae, infertilitas, hirsutisme dan obesitas
petama kali dikemukakan oleh Stein dan Leventhal pada tahun 1935. Kejaidan ini
bukan merupan suatu penyakit, melainkan suatu kelompok gejala. Sindroma
ovarium polikistik ini erat kaitannya dengan peristiwa anovulasi, sehingga setiap
kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya anovulasi kronik akan
menyebakan terjadinya sindroma ovarium polikistik.
Etiologi dan patofisiologi
Penyebab pasti dari sindroma ovarium polikistik belum diketahui. Diduga
penyebabnya terletak pada gangguan proses pengaturan ovulasi dan terletak pada
ketidakmampuan enzim yang berperan pada proses sintesi estrogen di ovarium.
Resistensi insulin
Hirsutisme
Obesitas
LH/FSH > 2,5
Secara USG terbukti ditemukan ovarium polikistik adalah 1 kriteria mayor
berupa anovulasi dan 2 kriteria minor berupa LH/FSH >2,5 dan terbukti
adanya ovarium polikistik secara USG.
Pengobatan
Pada wanita dengan sindroma ovarium polikistik yang belum menginginkan anak
cukup diberikan pil kontrasepsi kombinasi ini berujuan untuk menekan fungsi
Beberapa cara yang dapat dilakukan menurunkan kadar insulin adalah diet,
olahraga, dan pemberian obat-obat yang memperbaiki sensitivitas jaringan
terhadap insulin seperti methformin atau troglitazone.
Mekanisme kerja methformin terutama dengan memperbaiki sensitivitas
haringan perifer dan hati terhadap insulin, sehingga terjadi penurunan kadar
glukosa dan insulin puasa. Mekanisme kerja lainnya adalah dengan meningkatkan
pengambilan glukoasa oleh usus dan menekan oksidasi asam lemak . pemberian
klomifen sitrat bersamaan dengan methformin pada wanita obes diperoleh angka
ovulasi yang tinggi. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai pemberian
klomifen sitrat dengan methformin saja terjadi peningkatan kejadian ovulasi yang
signifikan.
Wanita hamil dengan sindroma ovarium polikistik dan resistensi insukin (RI)
memiiki dampak bahwa kemumngkinan anaknya mendapat kencing manis lebih
besar. Oleh karena itu, methformin sebaiknya tetap diberikan selama kehamilan
selain itu, angka keguguran yag tinggi sering ditemukan pada wanita dengan RI.
Pemberian methformain dapat mengurangi angka abortus.
Tindakan reseksi baji untuk pengobatan wanita denga sindrom ovarium
polikistik sudah ditinggalkan. Nila semua usaha pengubata medikamentosa tidak
juga memberikan hasil, maka dewasa ini telah dicoba suatu cara pengobatan
pembedahan dengan melakukan drilling pada ovarium
Tindakan ini dilakukan dengan cara laparaskopi yang bertujuan untuk
mengeluarkan cairan yang terdapat dalam folike-folikel kecil tersebut, cairan ini
mengandung kadar testosteron yang sangat tinggi. Jumlah tusukan lobang pada
ovarium tidak boleh lebih dari 10 lobang. BiLa hanya dilakukan drilling, maka
angka ovulasi 48% . namun jika dilakukan kombinasi drilling dan klomifen sitrat,
angka ovulasu menjadi 91%.
Lama pengobatan dengan antiandrogen
Dapat diberikan 1-2 tahun. Bila setelah 6-12 bulan pengobatan tetap tidak
menunjukan perbaikan, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap
testosterone dan DHEAS masih tinggi, perlu dicurigai adanya kerusakan sistem
enzim di suprarenal.
Prognosis pengobatan dengan antiandrogen
Selama penyebab hirsutismebukan disebabkan oleh tumor, maka angka
keberhasilan pengobatan dengan antiandrogen mencapat 65-80 %. Wanita dengan
kadar androgen yang tinggi memiliki prognosis yang baik dengan siproteon asetat.
Hirsutisme yang berlangsung lama memilki prognosis buruk. Tidak semua tempat
pertumbuhan rambut ditubuh manusia memilki hasil yang sama. Rambut didaerah
dada memilki hasi baik terhadap pemberian siprosteron aseta, kemudian diikut
Dalam keadaan normal, insulin memicu produksi gonadotropin dan sintesis steroid
sekd di ovarium. Pada wanita dengan kadar insulin rendah terjadi gangguan pada
fungsi ovarium, sehingga ,menyebabkan infertiitias. Dengan mengatur gula darah
telah dapat menyembuhkan kembali fungsi ovarium. Tidak ada manfaat
memberikan obat-obat pemicu ovulasi pada keadaan kadar gula darah belum
normal.
Fungsu ovrium dan trauma psikis
Pengaruh lingkungan, misalnya wanita dalam tahanan, pengungsi , berada
ditempat yang tinggi, atau wanita yang memiliki fobia terhada ujian telah dapat
menimbulkkan gangguan haid. Kadang-kadang perubahan kecil saja yang terjadi
seperti pindah tempat tinggal atau pindah tempat kerja telah dapat menimbulkan
gangguan haid. Penyebab terjadinya gangguan haid adalah terjadinya gangguan
dalam pengeluaran GnRH.
Fungsi ovarium dan kekurusan (underweight)
Wanita yang melakukan diet terlalu ketat dapat menyebabkan gangguan haid
(amenorea). Perubahan hormonal pada wanita ini lebih disebabkan oleh adanya
perubahan metabolik yang menyertai penyusutan berat bdan yang sangat
mencolok . pada wanita ini ditemukan kadar FSH dan estrogen rendah, serta
adanya perubahan nisbah FSH terhadap LH. Kadang-kadang didapatkan kadar
prolaktin yang tinggi. Pengobatan terbaik adalah dengan memperbaiki gangguan
metabolic bersama dengan ahli jiwa (pendekatan psikoterapi). Dapat juga dicoba
pemberian obat-obat seperti GnRH atau klomifen sitrat untuk mengatasi gangguan
haid.
Fungsi ovarium dan kegemukan (overweight)
Wanita dengan berat badan berlebihan sering mendapat gangguan pada fungsi
ovarium. Pada wanita seperti ini, aktivitas kelenjar suprarenal berlebihan sehingga
terjadi peningkatan produksi testosterone, androstendion serta perubahan nisbah
estron/estradiol menjadi > 2,5