Anda di halaman 1dari 11

Laporan Hasil Praktikum

SIFAT-SIFAT UNSUR
OLANDIANI PASABI
H221 16 520

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I


UNIT PELAKSANA TEKNIS-MATA KULIAH UMUM
LABORATORIUM KIMIA DASAR/JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

HASIL PRAKTIKUM
SIFAT-SIFAT UNSUR
Disusun dan diajukan oleh
OLANDIANI PASABI
H221 16 520
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 12 OKTOBER 2016

ASISTEN

ANDI AKBAR
NIM. H311 13 309
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bila unsur-unsur disusun sesuai dengan massa atomnya, sifat unsur atau
senyawa menunjukkan keperiodikan, dan pengamatan ini berujung pada
penemuan hukum periodik. Konfigurasi elektron unsur menentukan tidak hanya
sifat kimia unsur tetapi juga sifat fisiknya. Keperiodikan jelas ditunjukkan sebab
energi ionisasi atom secara langsung ditentukan oleh konfigurasi elektron. Energi

ionisasi didefinisikan sebagai kalor reaksi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan


elektron dari atom netral (Takeuchi dan Ismundar, 2006).
Energi

ionisasi pertama,

elektron

energi

yang diperlukan

untuk

memindahkan

pertama, menunjukkan keperodikan yang sangat jelas. Untuk periode

manapun, energi ionisasi meningkat dengan meningkatnya nomor atom dan


mencapai maksium pada gas mulia. Daam golongan yang sama energi ionisasi
menurun dengan naiknya nomor atom. Kecenderungan
dijelaskan

dengan

jumlah

elektron

valensi,

seperti

muatan

inti,

ini

dapat

dan jumlah

elektron dalam. Energi ionisasi kedua dan ketiga didefinisikan sebagai energi
yang diperlukan untuk memindahkan elektron kedua dan ketiga. Afinitas elektron
didefinisikan sebagai kalor reaksi saat elektron ditambahkan kepada atom netral
gas. Nilai positif mengindikasikan reaksi eksoterm, negatif menunjukkan
reaksi

endoterm.

Karena tidak terlalu banyak atom yang dapat ditambahi

elektron pada fasa gas, data yang ada terbatas jumlahnya dibandingkan jumlah
data untuk energi ionisasi menunjukkan bahwa afinitas elektron lebih besar untuk
non logam daripada untuk logam.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat pH larutan
asam basa, mendata larutan-larutan yang menghasilkan endapan dan melihat
kereaktifan suatu larutan.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
1. Mengetahui reaktifitas unsur golongan IA dan IIA
2. Mengetahui kelarutan golongan IA dan IIA terhadap garam sulfat
3. Mengetahui kelarutan golongan IA dan IIA terhadap garam hidroksida.
1.3 Prinsip percobaan

Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan kereaktifan unsur-unsur


golongan alkali dan alkali tanah dengan cara mereaksikan logam Na, Mg, dan Ca
dengan air serta penambahan indikator PP, kemudian mengamati reaksi dan
perubahan warna yang terjadi,Menentukan kelarutan unsur-unsur golongan alkali
dan alkali tanah terhadap garam sulfat dan garam hidroksida dengan mereaksikan
Mgcl2, Cacl2, SrCl2, dan BaCl2 dengan H2SO4 dan NAOH kemudian
membandingkan endapan yang muncul.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Golongan IA (Logam Alkali)
Semua logam alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet
penghapus, dapat diiris dengan pisau) dan ringan (massa jenis Li, Na, dan K
-3
kurang dan 1 g cm ). Logam alkali mempunyai 1 elektron valensi yang
mudah leapas, sehingga merupakan kelompok logam yang paling reaktif,
dapat terbakar diudara, dan berinteraksi hebat dengan air. Dari litium ke
sesium, reaksi dengan air bertambah dahsyat. Litium bereaksi agak pelan,
tetapi natrium bereaksi dengan disertai terbentuknya api dan ledakan,
sementara

yang

lainnya

bereaksi

lebih

dahsyat

lagi.

Oleh

karena

kereaktifannya dengan air dan uadara, logam alkali biasa disimpan dalam

kerosin (minyak tanah).Litium atau senyawanya digunakan untuk membuat


baterai litium yang digunakan dalam barang-barang elektronik, termasuk
telepon genggam. Logam natrium digunakan untuk membuat lampu tabung
yaitu lampu natrium yang banyak digunakan untuk penerang jalan raya
(Sinaga, 2010).
2.2 Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)
Logam alkali tanah juga tergolong logam aktif, tetapi kereaktifannya
kurang dibandingkan dengan logam seperiode, dan hanya akan terbakar
diudara bila dipanaskan. Kecuali berilium, logam alkali tanah yang larut
dalam air. Magnesium dan strontium
kembang

digunakan

untuk

membuat

api. Magnesium memberikan nyala terang yang menyilaukan,

sedangkan strontium memberikan nyala berwarna merah terang. Senyawa


magnesium, yaitu magnesium hidroksida, Mg(OH)2, diguanakan sebagai
antasida dalam obat mag. Batu kapur, pualam, dan marmer aadalah senyawa
kalsium, yaitu kalsium karbonat CaCO3. Salah satu kalsium lainnya, yaitu
kalsium hidrosida, Ca(OH)2, digunakan sebagai kapur sirih.
1.3 Golongan B (Unsur Transisi)
Unsur-unsur golongan transisi dalah unsur-unsur yang terdapat
dibagian tengah sistem periodik, yaitu unsur-unsur golongan tambahan
(Golongan B). Sebagaimana telah dijelaskan, unsur-unsur peralihan merupan
unsur-unsur yang harus dialihkan setelah golongan IIA sehingga diperoleh
unsur yang menunjukkan kemiripan sifat dengan golongan IIIA. Unsur-unsur
transisi mempunyai sifat-sifat yang membedakannya dari unsur golongan
utama, diantaranya adalah Semua unsur transisi tergolong logam Mempunyai

kekerasan, titik leleh, dan titik didih yang relatif tinggi. Banyak diantaranya
membentuk senyawa-senyawa

berwarna. Kebanyakan dari logam yang

digunakan dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam industri adalah logam
transisi. Misalnya, besi, temabga, kromium, nikel, titanium, perak, emas, dan
platina (Sinaga, 2010).
2.4

Pengendapan Magnesium Hidroksida

Magnesium merupakan unsur terbanyak kedelapan yang ada di kerak bumi yang
secara alami ditemukan dalam bentuk senyawa berupa dolomit (MgCO3CaCO3);
magnesit (MgCO3); brusit (Mg(OH)2) dan karnalit (MgCl3KCl6H2O). Terdapat
enam sumber bahan baku untuk memproduksi magnesium diantaranya magnesit,
dolomit, karnalit, serpentin, bikosfit dan air laut (Park, 2008). Kelimpahan
magnesium dalam air laut cukup tinggi sehingga air laut merupakan sumber
paling besar untuk industri magnesium. Dari 1 km3 air laut terdapat kira-kira satu
juta ton magnesium (~0,001 ppm). Proses ekstraksi logam ini yang seringkali
digunakan adalah Proses Dow. Proses Dow menggunakan reagen pengendap
berupa kalsium hidroksida untuk memperoleh endapan magnesium hidroksida.
Dengan penambahan reagen ini magnesium mengendap dalam bentuk magnesium
hidroksida sehingga dapat mengalami proses lebih lanjut hingga menghasilkan
logam magnesium.Selain menggunakan kalsium hidroksida sebagai agen
pengendap, proses elektrolisis air garam atau air laut juga dapat menghasilkan
endapan magnesium hidroksida. Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya
(Jihad, 2012) bahwa pada saat elektrolisis air laut atau garam dengan pH di atas
10 didapatkan endapan berwarna putih di sekitar katoda. Setelah dilakukan
pengujian dengan menggunakan instrumen SSA, diketahui bahwa endapan

tersebut adalah magnesium sehingga diprediksi endapan tersebut merupakan


magnesium hidroksida. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian sebelumnya
(Bennett,1980), bahwa dalam elektrolisis air laut menghasilkan endapan
magnesium hidroksida pada pH 10,7-11.Studi ini dilakukan untuk menguji proses
ekstraksi magnesium yang juga dapat diperoleh melalui elektrolisis air laut atau
air garam dengan memperhatikan faktor tegangan dan waktu elektrolisis, sehingga
diperoleh endapan magnesium hidroksida yang optimal dan akhirnya dapat
mengalami proses lebih lanjut untuk menghasilkan logam magnesium

pada

penelitian ini akan dilakukan elektrolisis larutan garam industry yang diperoleh
dari kristalisasi garam industry dengan elektroda grafit serta kanebo komersial
yang terbuat dari polivinial alkohol formaldehid (Rakhmawati dan Suprapto,
2013).

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 BahanPercobaan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah pertama Logam
Li, Na, Mg, dan Ca. larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2 masing-masing 0.5 M.
indicator H2SO4 dan NaOH. Serta Indikator phenolptalin (PP).
3.2 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, cawan
penguap, pipet tetes, pemanas (spiritus), dan gelas ukur.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Reaktifitas Unsur
Pertama disiapkan 3 buah tabung reaksi, logam alkali (Li,Mg,Ca,Na),
indikator PP, aquades, pinset, pipet tetes 1 mL, penjepit tabung, dan spiritus.
Kemudian disiapkan 3 buah tabung reaksi, lalu diberi 2 mL aquades. Setelah itu
tabung pertama diberi logam Litium (Li), tabung kedua diberi logam Magnesium
(Mg), dan tabung ketiga diberi logam Kalsium(Ca). Kemudian tabung diamati
untuk melihat apakah terjadi reaksi atau tidak. Setelah itu diteteskan indikator PP
ke dalam tabung yang bereaksi, diperhatikan perubahan warna yang terjadi.Pada
tabung yang tidak bereaksi dipanaskan kemudian diangkat dan diberi indikator PP,
diperhatikan perubahan warnanya. Cawan penguap dilapisi kertas saring dan
diberi aquades, diberikan logam Natrium (Na). Kemudian diberi indikator PP dan
diamati perubahan warnanya.

3.3.2

Kelarutan garam sulfat

Pertama disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih. Kemudian diisi masingmasing

tabung reaksi berturut-turut dengan MgCl2,CaCl2,SrCl2dan

BaCl2dengan volume masing-masing 1 mL. Kedalam masing-masing


tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL larutan H 2SO4 0,5 M. Kemudian
dihomogenkan senyawa yang telah ditambahkan H2SO4. Setelah itu
diperhatikan endapan yang terbentuk (jika ada).
3.3.3

Kelarutan garam hidroksida


Pertama disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih. Kemudaian diisi masingmasing tabung reaksi tersebut berturut-turut dengan MgCl 2, CaCl2, SrCl2
dan BaCl2 dengan volume masing-masing 1 mL. Kedalam masing-masing
tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 0,5 M. Setelah itu
diperhatikan endapan yang terbentuk.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa :


1. Praktikan dapat mengetahui sifat unsur alkali (IA)
2. Praktikan dapat mengetahui sifat unsur alkali tanah (IIA)
5.2
Saran
5.2.11 Untuk percobaan selanjutnya
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya gunakan unsur yang lainnya
seperti K,Rb,Cs,Ba,dll.
5.2.2

Untuk Laboratorium
Lebih memperhatikan jumlah kursi pada tempat praktikum dan apabila ada
kursi yang sudah tidak layak pakai sebaiknya diperbaiki.

5.2.3

Untuk Asisten
Sebaiknya lebih memberi waktu kepada praktikan untuk membuat hasil
laporan.

DAFTAR PUSTAKA
Rakhawati, F., dan Suprapto. 2013. Pengendapan Magnesium Hidroksida pada
Elektrolisis Larutan Garam Industri. J. Sains dan Seni. 1(2):1 4.
Sinaga, K.R.M. 2010. Pengembangan Aplikasi Sistem Periodik Unsur Kimia
pada
Ponsel menggunakan J2ME. Jakarta : UIN Syarif Hidayatulla
Takeuchi,Yashito. 2006. Pengantar Kimia. Diterjemahkan oleh Ismunandar.
Jakarta : Iwanami Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai