Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme merupakan penyakit yang
banyak ditemukan dalam masyarakat. Alga dapat diperhitungkan sebagai
sumber senyawa bioaktif karena kemampuannya untuk memproduksi
metabolit sekunder yang sangat bervariasi dengan aktivitas biologi yang
sangat luas (Subathraa & Poonguzhali, 2013). Senyawa dengan aktivitas
antioksidan, antivirus, antifungi, amtimikroba (Antonisamy & Eahamban,
2012), sitotoksik dan antihelmintik (Varier et al., 2013) terdapat di dalam alga
coklat, alga merah, dan alga hijau. Beberapa alga merah dapat digunakan
sebagai obat antihipertensi yaitu Gracilaria lichenoides, obat antivirus yaitu
Constantinea simplex dan sebagai antimikroba yaitu Farlowia mollis,
Laurencia hybrida, Platysiphonia miniata (Winarno, 1990; Attaway dan
Zaborsky, 1993).
Alga memiliki komponen senyawa aktif diantaranya saponin, flavonoid,
triterpenoid/steroid (Lutfiyanti, et al., 2012), glikosida (Antonisamy dan
Eahamban, 2012) dan florotanin (Varier, dkk., 2013). Kebanyakan senyawa
aktif yang terkandung dalam alga menunjukkan aktivitas antibakteri (Varier,
et al., 2013; Chandra et al., 2010).
Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan penelitian aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan E.coli diharapkan
dapat memberikan informasi dan bukti ilmiah untuk mengembangkan obat
baru dari bahan alam bahari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah

alga

merah

memiliki

potensi

sebagai

anti

bakteri

Staphylococcus aureus dan E.coli?


2. Bagaimanakah bioaktivitas alga merah terhadap Staphylococcus
aureus dan E.coli?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui potensi alga merah sebagai anti bakteri Staphylococcus
aureus dan E.coli.
2. Mengetahui bioaktivitas alga merah terhadap Staphylococcus aureus
dan E.coli.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mengetahui kandungan senyawa kimia
dan efektivitas antibakteri dari alga merah.

DAFTAR PUSTAKA
Antonisamy, J.M., dan Eahamban, K. (2012). UV-VIS Spectroscopic and HPLC

Studies on Dictyota bartayresiana Lamour. Asian Pasific Journal of Tropical


Biomedicine. 2(2): 514-518.
Atmadja, W.S. (1996). Pengenalan Jenis-jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta:
Puslitbang Oseanologi LIPI. Hal. 80.
Attaway, D.H., dan Zaborsky, O.R. (1993). Marine Biotechnology. Volume 1. New
York: Plenum Press. Hal. 107-129.
Chanda, S., Dave, R., Kaneria, M., dan Nagani, K. (2010). Seaweeds: A Novel,
Untapped Source of Drugs from Sea to Combat Infectious Diseases. Current
Research, Technology and Education Topics in Applied Microbiology and
Microbial Biotechnology. 1(2): 473-480.
Rasyid, A. (2004). Berbagai Manfaat Algae. Jurnal Oseana. 29(3): 9-15.
Lutfiyanti R, Maruf W. F. Dewi E. N. 2012. Aktivitas Anti Jamur Senyawa Bioaktif
Ekstrak Gelidium latifolium. Pengolahan Pangan dan Terhadap Candida
albicans. Bioteknologi Hasil Perikanan. (1): 1-18.
Subathraa, K., dan Poonguzhali, T.V. (2013). Effect of Different Extracts of
Chaetomorpha
antennina
and
Their
Phytochemical
Screening.
http://www.currentsciencejournal.info/issuespdf/Subathra.pdf.
Diakses
tanggal 29 Juli 2013.
Varier, K.M., Milton, M.C., Arulvasu, C., dan Gajendran, B. (2013). Evaluation of
Antibacterial Properties of Selected Red Seaweeds from Rameshwaram Tamil
Nadu India. Journal of Academia and Industrial Research. 1(11): 667-670.
Winarno, F.G. (1990). Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. Hal. 13-14.

Anda mungkin juga menyukai