TKHI
: PERAWAT
RINGKASAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2016
TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
Menimbang
a.
Bahwa
melaksanakan
ibadahnya
dapat
haji sejak
Kesehatan
tentang
Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia, beragama Islam dan telah
mendaftarkan
diri
Istithaah
adalah
kemampuan
Jemaah
Haji
secara jasmaniah,
ruhaniah,
Haji adalah
dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur
dengan
pemeriksaan
Jemaah
Islam.
yang
4.
Pemeriksaan Kesehatan
penilaian
status
Jemaah
kesehatan
Haji adalah
Jemaah
rangkaian kegiatan
secara komprehensif.
5.
Pembinaan
terpadu,
Istithaah
terencana,
Pemeriksaan
Jemaah
6.
Kesehatan
Kesehatan
Haji
sampai
Haji adalah
terstruktur
pada
dan
serangkaian kegiatan
saat mendaftar
menjadi
menjalankan
fungsi
Panitia
Penyelenggara Ibadah
untuk
Jemaah
Haji
Embarkasi
yang selanjutnya
melakukan pembinaan,
Menteri
ibadah
haji di
Embarkasi.
8.
Panitia
selanjutnya
disebut
PPIH
pada
saat
pelaksanaan operasional
dibidang kesehatan.
Pasal 2
Pengaturan
Istithaah
untuk terselenggaranya
Pasal 3
Terhadap
Jemaah
Pembinaan
Haji
Kesehatan
harus
dilakukan
Jemaah
Haji.
Pasal 4
1. Dalam rangka
kesehatan
Haji, dinas
haji di wilayahnya.
2. Tim PenyelenggaraKesehatan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat 1
di
BAB II
PEMERIKSAAN KESEHATAN
DALAM RANGKA ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
Pasal 5
Pemeriksaan Kesehatan dilakukan
sebagimana
dimaksud
dalam
Pasal 4 meliputi:
a. Tahap pertama;
b. Tahap kedua; dan
c.
Tahap ketiga.
2. Pemeriksaan
Kesehatan
tahap
pertama
Haji
Kesehatan
tahap
kedua
sebagimana dimaksud
pemerintah telah
menentukan kepastian
pada tahunberjalan.
4.
Pemeriksaan . Kesehatan
pada
ayat
1 huruf
Kesehatan
tahap
ketiga
sebagimana dimaksud
di
embarkasi
pada
saat
Bidang
Jemaah
Haji
menjelangpemberangkatan.
Pasal 7
1.
Berdasarkan
pertama sebagaimana
Status
b. Memiliki
faktor
risiko
kesehatan
surat
Surat
keterangan
Hasil
Pemeriksaan
Kesehatan
Jemaah
Haji
Pemeriksaan
dimaksud dalam
Pasal
Kesehatan
6
ayat
tahap
huruf
kedua sebagaimana
b ditetapkan lstithaah
b.
1.
haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain dengan tingkat
kebugaran jasmani setidaknya dengan kategori cukup.
2. Penentuan
tingkat
kebugaran
Jemaah
syarat
Istithaah Kesehatan
b.
Menderita
memenuhi
Istithaah
syarat Istithaah.
Pasal 12
Jemaah Haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji
untuk sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c
merupakan Jemaah
Drug
Resistance,
c. Suspek
dan/atau
konfirm
penyakit
menular
yang berpotensi
wabah;
d. Psikosis Akut;
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan lmmobilisasi;
f. Fraktur
g. Hamil
komplikasi neurologis;atau
kehamilannya pada
saat keberangkatan
b.
Gangguan
IV
dialysis/
dengan
infeksi
berat
antara
lain
Jemaah
dengan
penyakit
yang
sulit
diharapkan
Pasal 14
Haji
yang dikeluarkan
dan
Kesehatan
ditandatangani
oleh
dimaksud
Istithaah Kesehatan
Jemaah
Haji sebagaimana
Istithaah Kesehatan
Jemaah
Haji disampaikan
4. Selain ketentuan
Kantor
Kementerian
Agama
Pasal 15
1.
Pemeriksaan tahap
1 huruf
c, dilakukan
untuk
menetapkan status
kesehatan Jemaah
Jemaah
Haji
yang
ditetapkan
-tidak
laik
terbang sebagaimana
memenuhi-standar keselamatan
kondisi
penerbangan
yang
internasional
Dalam
pada
menetapkan
ayat
1,
status
PPIH
kesehatan
Embarkasi
sebagaimana dimaksud
Penetapan
status
Jemaah
Haji
tidak
laik
terbang
2.
Terbang
yang
dikeluarkan
ketua
PPIH
Embarkasi
Berita
Acara
Kelaikan
dan ditandatangani
oleh
Bidang Kesehatan.
Terbang
sebagaimana
Berita
Acara Kelaikan
4 harus
Kesehatan
disampaikan
kepada
terbang
oleh
ketua
sebagaimana
ketua
dimaksud pada
PPIH Embarkasi.
BAB III
PEMBINAAN DALAM RANGKA ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH
HAJI
ayat
Pasal 17
1.
Pembinaan
Kesehatan
dilakukan
berdasarkan
hasil Pemeriksaan
3.
Pembinaan Kesehatan
upaya
untuk
Jenis
dan
ayat 2
mempersiapkan
metode
meliputi
Pembinaan
kegiatan
Kesehatan
sebagaimana dimaksudpada
Pasal 18
1.
Berdasarkan
periode
pelaksanannya,
Pembinaan
dalam rangka
haji masa
keberangkatan;
2.
Pelaksanaan
pada ayat
Pembinaan
(1)
terintegrasi
Kesehatan
sebagaimana dimaksud
Pembinaan
lstithaah Kesehatan
Jemaah
Haji masa
tunggu
seluruh
Jemaah
Haji
ayat
1 disesuaikan
1. Pembinaan
18 ayat (1) huruf b dilakukan kepada Jemaah Haji yang akan berangkat
pada tahun berjalan.
2. Jemaah haji sebagaimana dimaksud pada
Jemaah Haji dengan penetapan:
ayat 1 merupakan
c.
Haji untuk
sementara.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21
Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan dalam rangka
lstithaah Kesehatan Haji dilaksanakan sesuai standar teknis
pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan haji yang ditetapkan
oleh Menter
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 22
1.
berjenjang
Laporan
oleh
menggunakan sistem
BAB VI
KOORDINASI, JEJARING KERJA, DAN KEMITRAAN
Pasal 23
1.
Dalam
dibangun
rangka
penyelenggaraan Istithaah
dan
dikembangkan
koordinasi, jejaring
kerja, serta
kepentingan,
Koordinasi, jejaring
kerja,
dan
kemitraan
sebagaimana dimaksud
pelaporan
masalah kesehatan
Identifikasi, pencatatan,
dan
c.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 24
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini
dilaksanakan secara
berjenjang oleh
Pasal 25
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap
Peraturan
orang
Menteri
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Maret 2016
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,