Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGENALAN PERALATAN PRAKTIKUM


Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Laporan Praktikum mata
kuliah Mikrobiologi.

Kelompok 8, Kelas Perikanan B:


Ruth Yecika S.
230110150083
Naila Amalia N.
230110150092
Haikal Munfaridzi Y.
230110150101
Aghisni Rohman
230110150110
Raudatu F. Safarina
230110150122
M. Syaiful Islam
230110150131
Satria Galulh D.
230110150136
Ayustin Prasetianingsih
230110150140
Egi Patria Sukma G.
230110150148

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum
Pengenalan Peralatan Praktikum yang merupakan bagian dari tugas Mata
Kuliah Mikrobiologi Perikanan. Kami selaku praktikan mengucapkan terima
kasih kepada Dosen dan Asisten Laboratorium mata kuliah Mikrobiologi
Perikanan, yang telah membantu dan membimbing kami selama penyusunan
Laporan Akhir Praktikum ini. Tidak lupa teman-teman dan semua pihak yang ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk dapat memperbaikinya. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan pada penyusunan maupun kesalahan lainnya.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami
ucapkan terimakasih. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jatinangor, 23 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

BAB
I

Halaman
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................... 2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrobiologi.................................................................................3
2.2 Laboratorium Mikrobiologi..........................................................4
2.3 Inokulasi Mikroba.........................................................................4
III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu........................................................................ 5
3.2 Peralatan Praktikum.................................................................... 5
3.3 Prosedur Kerja............................................................................. 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PENDALAMAN......................................................................... X
V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan................................................................................. X
5.2 Saran............................................................................................ X
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... X
LAMPIRAN......................................................................................X

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel


1

Halaman

ISI ..................................................................................................... X

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar


1

Halaman

ISI ..................................................................................................... X

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Mikrobiologi Perikanan adalah salah satu mata kuliah yang


mempelajari ilmu tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi
bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa khususnya dalam bidang
perikanan. Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan ilmu yang masih
baru. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu
dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah
dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir,
mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti karena
mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir
semua gejala biologis yang utama.
Dalam setiap pelaksanaan praktikum mikrobiologi perikanan,
tentunya digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masingmasing sehingga sangat perlu keterampilan dalam menggunakan alatalat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan, dan
penyimpanannya. Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan
sesudah kegiatan praktek, sesuai dengan keadaan, apakah sudah
bersih atau belum. Alat-alat gelas yang digunakan harus selalu
dikembalikan dalam keadaan bersih. Untuk memudahkan
pembersihan, alat gelas sebaiknya dikelompokkan menurut jenis dan
ukurannya. Sebelum dibersihkan,alat gelas juga harus dibersihkan dulu
dari segala bentuk kotoran, seperti : medium kultur (media biakan),
selotip, marker, dan lain-lain. Selain alat-alat yang terbuat dari gelas
seperti yang telah disebutkan diatats, dalam pekerjaan mikrobiologi
membutuhkan banyak sekali peralatan mekanik dan paralatan optik
yang tidak kalah penting dari peralatan gelas. Peralatan mekanik ini
misalnya: otoklaf, sentrifuge, penghitung koloni, incubator, oven,
timbangan analitik, kotak isolasi, dan mikroskop. Olehnya itu, maka
perlu diadakan praktikum pengenalan alat-alat praktikum mikrobiologi

perikana agar dapat memberikan pemahaman kepada kita mengenai


alat-alat yang sering digunakan pada praktikum mikrobiologi.

1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Pengenalan Peralatan Praktikum

Mikrobiologi Perikanan adalah sebagai berikut:


Mampu membedakan nama-nama alat gelas

digunakan dalam kerja laboratorium


Mampu menggunakan dan memelihara

dengan prosedur
Mampu membedakan nama-nama peralatan mekanik yang

sering digunakan dalam kerja laboratorium


Mampu menggunakan, mengoperasikan,
peralatan sesuai dengan prosedur.

yang

sering

peeralatan

sesuai

dan

memelihara

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang

organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobiologi

mencakup

studi

tentang

bakteri

(bakteriologi),

virus

(virologi),khamir dan jamur (mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa


ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan
kedalam kelompok tersebut diatas. Bentuk kehidupan yang kecil seperti itu
disebut mikroorganisme. Makhluk hidup yang kecil tersebut disebut juga dengan
mikroorganisme, mikrobia, jasad renik atau protista. Mikroorganisme tersebut
tidak

dapat

dilihat

dengan

mata

telanjang

kecuali

dengan

bantuan

mikroskop(Volk, 1993). Dengan demikian, perlu dilakukan praktikum tentang


pengenalan alat-alat yang digunakan dalam mikrobiologi, agar dapat mengetahui
teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja
setiap alat yang terdapat di laboratorium mikrobiologi.
Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia
dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga
sama sekali keadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan
pembesaran sampai 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangankubangan dan dari air jambangan bunga ia peroleh beraneka sel hewan bersel satu
yang olehnya diberi nama Infusoria atau Hewan tuangan. Antara tahun 1674
sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lembaga Royal
Society di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu
kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar
mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi,
Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak batu pertamanya. Mikroorganisme
tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang merupakan penghasil
bermacam-macam zat organik dan obat-obatan antibiotik.

2.2

Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum

atau kegiatan penelitian. Banyak alat-alat yang terdapat di laboratorium baik yang
berbahaya maupun tidak, oleh sebab itu kita harus mengetahui cara
penggunaan,fungsi dan prinsip kerja setiap alat-alat tersebut. Laboratorium
mempunyai banyakfungsi diantaranya, sebagai tempat untuk mengasah penalaran
(melalui pengamatan, pencatatan dan pemahaman), sebagai sumber belajar,
memperdalam sifat ingin tahu seseorang dan membina rasa percaya diri (Pasaribu,
2013).
Pada dasarnya setiap alat laboratorium memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti
thermograph, barograph (Moningka,2008). Alat-alat laboratorium yang digunakan
dalam kegiatan praktikum mikrobiologi perairan terdiri dari peralatan yang
berfungsi untuk inokulasi mikroba dan sterilisasi.
2.3

Inokulasi Mikroba
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi
biakan murni mikroorganisme yaitu :

Metode Gores

Metode Tebar

Metode Tuang

Metode Tusuk

BAB III

METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 20

3.1

Oktober 2016 pukul 10.00 WIB di Laboratorium Avertebrata Air dan


Laboratorium TPHP FPIK Universitas Padjadjaran.

3.2
Peralatan Praktikum

Berikut adalah alat-alat yang ada pada praktikum


pengenalan peralatan praktikum mikrobiologi beserta prinsip kerjanya:
a) Inkubator adalah peralatan yang dilengkapi dengan sistim untuk
mempertahankan suhu dan kelembaban selama masa inkubasi
sehingga mikroba dapat tumbuh secara baik.
b) Lemari pendingin adalah lemari yang dilengkapi
penurunan

suhu

sehingga

mengendalikan aktivitas dan

dapat

digunakan

pertumbuhan

sistim
untuk

mikroba dalam

media kultur
c) Oven adalah alat pemanas yang dapat digunakan untuk
sterilisasi peralatan secara kering
d) Otoklaf adalah alat yang dilengkapi sistim peningkatan suhu
sehingga dapat mengubah air menjadi uap panas. Otoklaf dapat
digunakan untuk melakukan sterilisasi basah, baik peralatan
maupun media kultur
e) Colony counter adalah
kuadran

penghitungan,

peralatan
lampu

yang

dan

kaca

dilengkapi
pembesar

dengan
untuk

mempermudah penghitungan mikroba.


f) Mikroskop adalah alat untuk memperbesar kenampakan objek
sehingga mempermudah melakukan pengamatan.
g) Hot plate stirrer adalah alat yang dilengkapi fasilitas pengaduk
dan pemanas sehingga dapat digunakan untuk membantu
pengadukan agar suspensi tidak mengendap dan pendistribusian
mikroba dalam media kaldu

atau media fermentasi, baik pada suhu kamar maupun

suhu yang lebih tinggi.


h) Electric shaker adalah alat yang dapat digerakkan kearah depan
dan belakang atau melingkar sehingga dapat digunakan untuk
membantu pengadukan larutan dan pendistribusian mikroba
dalam media kaldu atau media fermentasi
i) Timbangan analitik adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk
menentukan bobot sampel dengan ketelitian tinggi
j) Peralatan untuk memudahkan proses inokulasi, isolasi maupun
transfer mikroba. Peralatan ini teridiri dari :
1. Cawan petri (Petri disk) adalah cawan berbahan gelas atau
plastik yang digunakan sebagai wadah media kultur dalam
bentuk lempeng agar
2. Jarum ose adalah alat berupa kawat baja berujung tajam
atau membulat yang digunakan untuk mengambil mikroba
yang akan diinkubasi, diisolasi atau ditransfer ke media
kultur lain.
3. Tabung reaksi adalah tabung berbahan gelas atau plastik
yang digunakan sebagai wadah media kultur berupa agar
tegak dan agar miring
4. Pipet tetes adalah pipet yang memiliki alat penghisap
berbahan karet dan digunakan untuk memindahkan cairan
dalam jumlah kecil
5. Pipet hisap adalah pipet yang berkerja dengan cara dihisap
sehingga cairan akan memasuki pipet sebanyak yang
diinginkan. Pipet hisap digunakan untuk memindahkan
cairan dalam jumlah relatif lebih banyak
6. Balon pipet adalah bola terbuat dari bahan karet yang
dipasang

di

bagian

pangkal

pipet

digunakan untuk menghisap


7. cairan yang akan dipindahkan

hisap.
ke

Balon

media

pipet

lainnya

menggunakan pipet hisap


8. Lampu spirtus adalah lampu berbahan bakar spirtus yang
digunakan untuk sterilisasi panas dan mempertahankan
sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan transfer mikroba.

3.3

Prosedur Kerja

A. Mikroskop
1)
Mikroskop diletakkan di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga
mikroskop berada persis dihadapan pemakai.
2)
Revolver diputar sehingga lensa obyektif dengan
perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa
okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
3)
Cermin dan diafragma diatur untuk melihat kekuatan
cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang
berbentuk bulat (lapang pandang).
4)
Preparat ditempatkan pada meja benda tepat pada lubang
preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda.
5)
Fokus diatur untuk memperjelas gambar obyek dengan
cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler.
Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
6)
Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar lensa obyektif diganti dengan ukuran dari 10 X,40
X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
7)
Apabila telah selesai menggunakan, mikroskop
dibersihkan dan disimpan pada tempat yang tidak lembab.

B. Colony Counter

1) Hubungkan Kabel Power ke sumber listrik.


2) Tekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony counter
3)
4)
5)
6)

menyala dan stabil.


Letakkan cawan petri dengan posisi terbalik.
Tekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0.
Hitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang terlihat.
Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah
dihitung.

C.
1)
2)
3)
4)

Inkubator
Hubungkan kabel power ke stop kontak.
Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah kanan

atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan.


5) Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol
set.

6) Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis


setelah beberapa menit.

D. Hot Plate Stirer

1) Tombol logam untuk menghidupkan alat.


2) Ambil stirer ( batang magnet) dan masukkan pada larutan (di tempatkan
dalam erlenmeyer/ beaker glass) yang akan di homogenkan.
3) Letakkan tepat di bagian tengah papan besi dengan hati-hati.
4) Ubah tombol di sebelah kanan untuk mengatur kecepatan( lihat tanda
panah).
5) Ubah tombol di sebelah kiri untuk mengatur suhu.
6) Waktu penggunaan di sesuaikan dengan kebutuhan.
7) Setelah selesai, tombol kecepatan dan suhu di-0 kan kemudian matikan
alat.
8) Ambil batang magnet dari larutan yang telah homogen, cuci dan letakkan
kembali di atas papan besi.

E. Electric Shaker
1) Alat disambungkan dengan listrik.
2) Tabung reaksi atau media yang akan kita aduk disimpan di
3)

F.
1)
2)

G.
1)
2)
3)

H.

penjepit karet pada electric shaker.


Diatur waktu dan kecepatan yang akan digunakan.
Lemari Pendingin
Medium dimasukkan secara langsung kedalamnya,
Suhunya diatur sesuai dengan ketentuan.
Oven
Dinyalakan tombol pengatur suhu.
Diatur suhu yang diinginkan.
Jika telah mencapai suhu yang diinginkan, dikeluarkan.
Otoklaf

1) Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave.


Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air
sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
terbentuknya kerak dan karat.
2) Dimasukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.

3) Ditutup otoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4) Dinyalakan autoclave, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
5) Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.
Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6) Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.

I. Timbangan Analitik

1) Diletakkan bahan pada timbangan tersebut.


2) Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari
bahan yang ditimbang.

J. Jarum Ose
1) Jarum ose disentuhkan pada bagian mikroba.
2) Gosok pada kaca preparat untuk diamati.

K. Lampu Spirtus
1) Dinyalakan sumbu pada tabung spirtus menggunakan korek api.
2) Lampu spiritus dapat digunakan.

L. Tabung Reaksi
1) Diambil sampel.
2) Dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi.

M. Cawan Petri (Petridish)

1) Diletakan medium di dalam cawan petri.


2) Ditutup Cawan petri dengan penutup cawan.

N. Pipet Tetes
1) Diambil sampel dengan cara menekan balon karet kecil diujung
pipet.

10

2) Dilepas tekanan perlahan pada balon dan sampel akan keluar


dari pipet.

O. Pipet Ukur
1) Diambil sampel dengan cara dihisap atau menggunakan balon
pipet. Pipet ukur memiliki skala ukuran tertentu agar dapat
mengukur volume pengambilan sampel.

P.
1)
2)
3)

Q.

Balon Pipet
Dipasang balon pipet di pipet hisap
Ditekan bagian gelembung untuk menghisap sampel
Ditekan bagian kecil untuk mengeluarkan sampel
Labu Erlenmeyer

1) Disiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih.


2) Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.

11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Mikroskop

Gambar

Prinsip
Kerja

Memantulkan

cahaya

melalui

cermin,lalu diteruskan hingga lensa


obyektif dilensa obyektif bayangan
yang

dihasilkan

maya,terbalik
kemudian
diteruskan
bayangan

dan

adalah
diperbesar

bayangan
dan

akan
dihasilkan

tegak,nyata

dan

diperbesar oleh mata pengamat


semakin

banyak

cahaya

yang

dipantulkan melalui cermin ,maka


akan

semakin

terang

pula

12

Prosedu
r Kerja

mikroorganisme yang dilihat


1. Mikroskop diletakkan di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan
pemakai !

2. Revolver diputar sehingga lensa obyektif


dengan perbesaran lemah berada pada posisi
satu poros dengan lensa okuler yang ditandai
bunyi klik pada revolver.
3. Mikroskop dinyalakan dengan ukuran cahaya
yang normal ( jangan terlalu terang )
4. Preparat ditempatkan pada meja benda tepat
pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit
obyek/benda!
5. Fokus diatur untuk memperjelas gambar obyek
dengan cara memutar pemutar kasar, sambil
dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam
putarlah pemutar halus.
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan,
maka untuk memperbesar lensa obyektif
diganti dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100
X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi
klik.
7. Apabila telah selesai digunakan, mikroskop
dibersihkan dan disimpan pada tempat yang
tidak lembab.

13

2. Colony Counter

Gambar

Prinsip
Kerja
Prosedu
r Kerja

Menghitung
otomatis

mikroba
dengan

secara
bantuan

pulpen/tombol hitung.
a. Cara menggunakannya adalah

setelah

tombol on ditekan, cawan petri yang berisi


bakteri atau jamur disimpan ke dalam kamar
hitung yang memiliki pola seperti kotakkotak
b. Alat penghitung diatur pada posisi dan
mulai dihitung dengan menggunakan jarum
penunjuk sambil melihat jumlah pada layar
bidang.

3. Inkubator

Gambar

Prinsip
Kerja
Prosedu
r Kerja

Menginkubasi sesuai suhu yang

diinginkan
a. Kabel power dihubungkan ke stop kontak.

b. Tombol power diputar ke arah kiri (lampu power

14

hijau menyala).
c. Suhu dalam incubator diatur dengan menekan
tombol set.
d. Sambil menekan tombol set, tombol di sebelah
kanan atas tombol set diputar hingga mencapai
suhu yang di inginkan.
e. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur,
tombol set dilepaskan.
f. Inkubator akan menyesuaikan pengaturan suhu
secara otomatis setelah beberapa menit.
4. Hot Plate Stirrer

Gambar

Prinsip
Kerja

Dilakukan dengan cara menambah air pada


ferri tartrat lalu meletakkannya di atas hot
plate. Setelah dihubungkan dengan arus
listik, alat ini akan menghomogenkan

Prosedu
r Kerja

sekaligus memanaskannya
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini
dapat

dipanaskan

mempercepat

sehingga

mampu
proses

homogenisasi.Pengadukan dengan bantuan


batang magnet Hot plate dan magnetic
stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya
mampu menghomogenkan sampai 10 L,
dengan kecepatansangat lambat sampai
1600 rpm dan dapatdipanaskan sampai

15

425oC.
5. Electric Shaker

Gambar

Prinsip
Kerja

Mengagitasi pertumbuhan mikroba dengan


kecepatan

yang

menghomogenkan

Prosedu
r Kerja

bisa

diatur

isolat-isolat

atau
dalam

medium cair.
Alat disambungkan dengan listrik kemudian
simpan tabung reaksi atau media yang akan
kita aduk di penjepit karet pada electric
shaker. Atur waktu dan kecepatan yang akan
digunakan.

6. Lemari Pendingin

Gambar

Prinsip
Kerja

Mengawetkan mikroba/medium sesuai pada

Prosedu
r Kerja

suhu yang diinginkan


Medium dimasukkan
kedalamnya,

kemudian

secara

langsung

suhunya

diatur

16

sesuai dengan ketentuan


7. Oven

Gambar

Prinsip
Kerja

Alat-alat yang ingin disterilkan dibungkus


dalam kertas kemudian dimasukkan dalam
oven lalu ditutup. Setelah itu mengaktifkan
tombol power dan mengatur suhu yang

Prosedu
r Kerja

diinginkan.
Saklar power ditekan hingga indikator
lampu menyala, setelah itu suhu dalam
ruangan

diatur

sesuai

dengan

yang

diinginkan dengan cara memutar pengatur


suhu, begitu pula dengan waktunya
8. Autoklaf

Gambar

Prinsip
Kerja

Menggunakan uap bersuhu dan bertekanan


tinggi 121 C selam kurang lebih 15 menit

17

Prosedu
r Kerja

Saklar power ditekan hingga indikator


lampu menyala, setelah itu suhu dalam
ruangan

diatur

sesuai

dengan

yang

diinginkan dengan cara memutar pengatur


suhu, begitu pula dengan waktunya
9. Timbangan Analitik

Gambar

Prinsip
Kerja

Timbangan dipastikan masih hidup/masih


bagus

dan

zat

yang

akan

ditimbang

diletakkan diatasnya, kemudian lihat hasil

Prosedu
r Kerja

yang ditunjukkan pada layar


a. Neraca terlebih dahulu dikalibrasi
b. Zat yang akan ditimbang diletakkan pada
tempat yang telah ditentukan
c. Nilai yang tertera pada layar monitor neraca
dibaca
d. Setelah digunakan, Neraca kembali dikalibrasi
atau di nol kan kembali

10.

Jarum Ose

18

Gambar

Prinsip
Kerja

Prosedu
r Kerja

Ose disentuhkan pada bagian mikrobia


kemudian

menggosokkan

pada

kaca

preparat untuk diamati


Sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu
disterilkan dengan memanaskan ujungnya
sampai

berpijar,

kemudian

ujung

ose

dibiarkan dingin sebelum digunakan untuk


mencegah matinya bakteri.
11.

Lampu Spirtus

Gambar

Prinsip
Kerja

Bekerja berdasarkan metode pemanasan

Prosedu
r Kerja

bakteri dengan nyala api langsung


Dengan menyalakan sumbu pada tabung
spiritus kemudian lampu spiritus dapat
digunakan.

12.

Tabung Reaksi

19

Gambar

Prinsip
Kerja

Prosedu
r Kerja

Sebagai

wadah

penyimpanan

medium

dengan volume tidak diketahui karena tidak


dilengkapi dengan skala
Dapat diisi media padat maupun cair. Media
padat yang dimasukkan ke tabung reaksi
dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut
fungsinya, yaitu media agar tegak dan agar
miring.

13.

Cawan Petri

Gambar

Prinsip
Kerja

Prosedu
r Kerja

Medium diletakkan di dalam cawan petri


kemudian ditutup dengan menggunakan
penutup cawan.
Dapat diisi media padat maupun cair. Media
padat yang dimasukkan ke tabung reaksi
dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut
fungsinya, yaitu media agar tegak dan agar
miring.

14.

Pipet Tetes

20

Gambar

Prinsip
Kerja

Pengambilan larutan berdasarkan pompa

Prosedu
r Kerja

karet atau pengatur skala pada bagian atas.


Pipet ini digunakan untuk mengambil dan
memindahkan larutan yang akan digunakan
dan dikeluarkan tetes per tetes

15.

Pipet Hisap

16.

Gambar

Prinsip
Kerja

Mengambil zat cair yang akan direaksikan,

Prosedu
r Kerja

ditetesi, maupun dicampurkan


Pipet ini digunakan untuk mengambil dan
memindahkan larutan

Balon Pipet

Gambar

Prinsip
Kerja

Prinsip kerjanya Letakkan dahulu larutan


kedalam Beker gelas lalu tekan S untuk
menghisap, tekan E untuk mengeluarkan

Prosedu
r Kerja

cairan
Digunakan bersama pipet ukur, untuk
mengambil cairan dengan ketelitian yang
akurat

21

22

4.2. PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan alat-alat tersebut kita mengetahui fungsi


dari tiap-tiap alat praktikum.

1. Mikroskop

Mikroskop adalah alat untuk memperbesar kenampakan objek

sehingga mempermudah melakukan pengamatan. Berikut adalah bagain-bagian


penting yang terdapat pada mikroskop:
a. Lensa okuler adalah lensa yang menghadap ke arah mata kita yang berfungsi
untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif. Perbesaran yang tersedia
adalah 5 kali, 10 kali, dan 12,5 kali.
b. Tubus okuler adalah bagian yang menghubungkan lensa okuler, revolver, dan
lensa objektif.
c. Kaca atau cermin merupakan bagian alat penerang yang berfungsi untuk
menangkap cahaya, kemudian memantulkannya ke arah kondensor.
d. Diafragma merupakan bagian yang dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk. Bagian ini dapat menutup dan membuka.
e. Kondensor merupakan bagian yang berfungsi memusatkan cahaya pada
preparat.

Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah memanfaatkan lensa

lensa pembesar untuk mempermudah melihat sampel yang ukuran nya


sangat kecil. Cara pemakaian nya adalah, letakan sampel dibawah lensa
objektif dan dijepit oleh penjepit nya agar sampel tidak bergerak gerak
saat diamati, lalu atur cahaya dan jarak lensa objektif, lalu amati melalui

lensa okuler.
Perbesaran pada mikroskop bermacam macam ada yang 10x,
40x, 100x, tergantung objek yang diamati membutuhkan perbesaran
sebesar apa.

23

2. Colony counter

Colony counter adalah peralatan yang dilengkapi dengan kuadran


penghitungan, lampu dan kaca pembesar untuk mempermudah penghitungan
mikroba. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat
berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni
pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Bagian
bagian dari colony counter adalah sebagai berikut :
a. Pen jack (tempat memasukkan countpen)
b. Tombol reset ( untuk mengaturtayangan

dari

indikator

hitung

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

dalamkeadaan 000)
Power Switch (untuk menghidupkan lampu fluoresen sebelah kiri)
Power Switch (untuk menghidupkanlampu fluoresen sebelah kanan)
Source Switch (untuk menghidupkan lampu pada count indicator)
Tombol hitung (tombol untuk memulai hitungan pada count indicator)
Lampu signal Count indicator
Pembesar (Loupe)
Indikator hitung / Count indicator (maksimal 3 digit/3 angka)
Petridish/cawan petri yang akan dihitung jumlah koloninya
Penjepit petridish/Cawan petri
Pen hitung / Count pen

Adapun cara kerja dari colony counter adalah sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.

Stop kontak dihubungkan dengan sumber tenaga.


Alat dinyalakan dengan menekan tombol ON.
Reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka 0.
Cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung diletakkan di

atas meja yang


5. Dilengkapi dengan skala.
6. Koloni ditandai dengan mengarahkan pulpen ke meja skala.
7. Koloni bakteri yang terpisah dihitung.
8. Koloni dilihat dengan bantuan kaca pembesar.
9. Alat dimatikan dengan menekan tombol OFF.
3. Inkubator
Inkubator adalah peralatan yang dilengkapi dengan sistim untuk
mempertahankan suhu dan kelembaban selama masa inkubasi sehingga
mikroba dapat tumbuh secara baik. Inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol
(umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur
suhu, dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin

24

rentan pula perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka. Perlu


dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam dengan
memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas
penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan
tertutup saat melihat biakan secara sekilas supaya tidak terjadi penurunan
suhu. Tipe lain inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus menurut
Collins et al. (2004) adalah sebagai berikut:
a. Shaker incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi
biakan.
b. Cooled incubator; inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.
c. CO2 incubator; inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya
karbondioksida.
d. Automatic temperature change incubator; inkubator yang dilengkapi dengan
pengatur perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur
ke inkubator lain saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap.
e. Portable incubator; inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya
diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
f. Incubator room; suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan
keperluan dan syarat mikrobiologisnya.

4. Hot plate stirrer

Hot plate stirrer adalah alat yang dilengkapi fasilitas pengaduk dan
pemanas sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar
suspensi tidak mengendap dan pendistribusian mikroba dalam media kaldu
atau media fermentasi, baik pada suhu kamar maupun suhu yang lebih
tinggi. Alatini juga dapat dipakai untuk melarutka
tidak

mudah

dilarutkan.

ferri

Dilakukan

menambah air pada ferri tartrat lalumeletakkannya

di

tartrat yang

dengan

cara

atas

plate.

hot

Setelah dihubungkan dengan arus listik,alat ini akan menghomogenkan


sekaligus memanaskannya (Lahay, 2004).
5. Electric shaker
Electric shaker adalah alat yang dapat digerakkan kearah depan dan
belakang atau melingkar sehingga dapat digunakan untuk membantu

25

pengadukan larutan dan pendistribusian mikroba dalam media kaldu atau


media fermentasi. Prinsip kerjanya yaitu tabung reaksi yang berisi larutan
diletakkan di lubang pada shaker kemudian tekan tombol ON dengan

mengatur kecepatannya (Lahay 2004).


Prinsip kerja dari electric shaker adalah memanfaatkan energi listrik dan
merubahnya jadi gerakan sehingga larutan yang ditempatkan disana

menjadi homogen.
6. Lemari pendingin
Lemari pendingin adalah lemari yang dilengkapi sistim penurunan suhu
sehingga

dapat

digunakan

untuk

mengendalikan

aktivitas

dan

pertumbuhan mikroba dalam media kultur.


Prinsip kerja dari lemari pendingin ini adalah memanfaatkan energi listrik
dan merubah suhu ruangan lemari tersebut menjadi rendah.

7. Oven

Oven adalah alat pemanas yang dapat digunakan untuk sterilisasi


peralatan secara kering.

8. Autoklaf

Autoklaf adalah alat yang dilengkapi sistim peningkatan suhu

sehingga dapat mengubah air menjadi uap panas. Otoklaf dapat digunakan untuk
melakukan

sterilisasi

basah,

baik

peralatan

maupun

media

kultur.

Cara penggunaannya yaitu mengisi air sampai dasar yang berlubang, kemudian
alat dinyalakan.

Materi

yang

akan

disterilkan

dimasukkan.

Selanjutnya penutup autoklaf dipasang dan skerup dikencangkan. Kran pengatur


tempat keluar uap dibiarkan terbuka dan ditutup hingga tekanan uap naik 2 atm
dan suhu 121 C selama 15-30 menit. Apabila sterilisasi telah selesai,
autoklaf dibiarkan sampai tekanan turun hingga

0 C. Kran uap air dibuka

secara perlahan-lahan (Ali dan Hala 2008).


9. Timbangan Analitik

Timbangan analitik adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk


menentukan bobot sampel dengan ketelitian tinggi. Prinsip kerjanya yaitu
meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat angka yang

26

tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbang (Ali dan Hala, 2008).
10. Peralatan untuk memudahkan proses inokulasi, isolasi maupun transfer mikroba.
Peralatan ini teridiri dari :
a. Jarum ose adalah alat berupa kawat baja berujung tajam atau membulat yang
digunakan untuk mengambil mikroba yang akan diinkubasi, diisolasi atau
ditransfer ke media kultur lain.
b. Lampu spirtus adalah lampu berbahan bakar spirtus yang digunakan untuk
sterilisasi panas dan mempertahankan sterilisasi ruang inokulasi, isolasi dan
transfer mikroba
c. Tabung reaksi adalah tabung berbahan gelas atau plastik yang digunakan
sebagai wadah media kultur berupa agar tegak dan agar miring
d. Cawan petri (Petri disk) adalah cawan berbahan gelas atau plastik yang
digunakan sebagai wadah media kultur dalam bentuk lempeng agar. Medium
dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang
biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,
sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10
ml.
e. Pipet tetes adalah pipet yang memiliki alat penghisap berbahan karet dan
digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil
f. Pipet hisap adalah pipet yang berkerja dengan cara dihisap sehingga cairan
akan memasuki pipet sebanyak yang diinginkan. Pipet hisap digunakan untuk
memindahkan cairan dalam jumlah relatif lebih banyak.
g. Balon pipet adalah bola terbuat dari bahan karet yang dipasang di bagian
pangkal pipet hisap. Balon pipet digunakan untuk menghisap cairan yang
akan dipindahkan ke media lainnya menggunakan pipet hisap

Anda mungkin juga menyukai