Disusun Oleh :
Sindi Eka Nur Amalia (152110101158)
Dosen Pembimbing
Anita Dewi Moelyaningrum, SKM., M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Salam dan shalawat semoga selalu tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul Kelangkaan Air Bersih di Kampung Tanas, Kweel,
Toray, Erambu, dan Poh di Distrik Eligobel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua
ini kami susun untuk memenuhi tugas individu terstruktur pada penugasan mata
kuliah Kesehatan Lingkungan kelas A .
Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut
kami sampaikan kepada:
1. Ibu Anita Dewi Moelyaningrum, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan secara moril maupun material
dalam penyusunan makalah ini
3. Rekan-rekan yang menempuh mata kuliah Kesehatan Lingkungan yang telah
memberikan dukungan moril.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan secara terperinci yang telah
ikut mendukung dan berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis telah mengusahakan semaksimal mungkin untuk menyusun makalah
ini namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.
Jember, 2 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB 2 TOPIK..........................................................................................................2
Masyarakat Lima Kampung Merauke Kekurangan Air Bersih...........................2
Diduga, Perusahaan Sawit Cemarkan Sungai di Eligobel...................................4
BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................6
3.1
3.2
3.3
BAB 4 PENUTUP..................................................................................................11
4.1
Kesimpulan..............................................................................................11
4.2
Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia dan air adalah
komponen terpenting setelah udara. Manusia, hewan, bahkan tumbuhan tidak
dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang
hidup bagi seluruh makhluk hidup. Ketersediaan air di dunia begitu melimpah,
namun yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari
sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya beberapa persen saja yang
tersedia sebagai air bersih, sedangkan sisanya adalah air laut.
Dewasa ini kecenderungan yang terjadi adalah berkurangnya ketersediaan air
bersih. Aktivitas dan keperluan manusia membuat air bersih semakin langka. Hal
ini juga terjadi di Kampung Tanas, Kweel, Toray, Erambu, dan Poh di Distrik
Eligobel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Kampung tersebut mengalami
kelangkaan air karena air Sungai Im yang biasanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari tercemar oleh limbah pupuk. Hal tersebut terjadi karena
kesadaran pengusaha dan petani sawit terkait batasan penggunaan pupuk yang
masih kurang.
Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menyusun makalah
dengan judul Kelangkaan Air Bersih di Merauke, Papua dengan harapan setelah
memahami dan mengerti mengenai kelangkaan air, penyebab kelangkaan air, dan
solusi serta alternatif untuk menyelesaikan masalah kelangkaan air penulis
maupun pembaca dapat mengatasi masalah air bersih dan pada akhirnya akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis memiliki beberapa rumusan masalah, diantaranya :
1. Bagaimanakah penjelasan mendalam mengenai pencemaran air sungai?
2. Apa sajakah penyebab dari pencemaran air sungai?
3. Bagaimanakah solusi dan alternatif yang dapat diambil untuk mengatasi
pencemaran air sungai?
1.
BAB 2 TOPIK
Masyarakat Lima Kampung Merauke Kekurangan Air Bersih
Kamis, 22 September 2016 11:57 WIB
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Pamtas
RI-PNG
ia
mengatakan
masyarakat
di
lima
kampung
tersebut
menggantungkan kebutuhan air bersih dari Sungai Im, namun sayangnya sungai
itu sudah tercemar bahkan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
2
"Kami tidak bisa pakai air Sungai Im lagi karena tercemar pupuk perkebunan
kelapa sawit dan mengakibatkan ikan mati," katanya.
Agar kebutuhan air untuk memasak, mencuci, serta mandi tersedia, menurut dia,
masyarakat terpaksa membuat sumur yang jaraknya cukup jauh dari Sungai Im,
selain juga mengandalkan air tadah hujan.
"Sudah empat hingga lima tahun terakhir kami tidak lagi konsumsi air sungai Im,"
katanya.
Sebelumnya ia mengatakan Sungai Im telah tercemar oleh pupuk dari perkebunan
kelapa sawit dan mengakibatkan beberapa masyarakat yang mandi di sana
terserang penyakit kulit.
"Kalau hujan turun pupuk-pupuk ini terbuang ke sungai yang menjadi tempat
kami mandi, mencuci, bahkan minum," katanya.
Salah seorang warga kampung Yahya Mugujai mengaku juga merasakan dampak
dari tercemarnya Sungai Im ini. Bahkan beberapa anak yang mandi di sungai
tersebut langsung terkena penyakit kulit.
"Ada beberapa tanda-tanda, misalnya mata merah, luka-luka terutama pada anakanak yang tidak dengar nasihat orang tua untuk tidak lagi mandi di sungai," ujar
dia.
Tidak hanya berdampak pada warga kampung, menurut dia, beberapa tumbuhan
yang hidup di pinggir sungai yang tersebut juga terlihat mati. Warga air sungai
berubah dari bening menjadi keruh, sedangkan ikan banyak yang mati. (*)
Editor: Anwar Maga
LMA Eligobel sangat prihatin dengan persoalan itu. Sebab masyarakat yang
bermukim di Kampung Tanas, Kweel, Toray dan Erambu terkena dampak
pencemaran itu.
Sebagai tokoh adat kami prihatin sekali. Mengingat keluarga kami bersandar dari
sungai itu, terutama di Kampung Tanas, Kweel, Toray dan Erambu, katanya.
Remigius sangat berharap pemerintah menyikapi persoalan itu. Pun, masyarakat
butuh air bersih, karena air kali yang dulunya sebagai sumber air minum tidak
dapat lagi dimanfaatkan.
Pemerintah harus bangun bak-bak air bersih. Karena PT. APM, AMS grup ini
sudah di wilayah kami, di hulu sungai dan ini menjadi persoalan, tuturnya,
seraya menyebut pencemaran sungai itu terjadi sejak 4-5 tahun lalu, saat
perusahaan mulai beroperasi.
Salah satu warga Eligobel, Yahya Mugujae mengatakan banyak ikan yang mati,
air tidak dapat diminum lagi, dan ada warga yang menderita penyakit kulit akibat
pencemaran itu.
Air dulu bening, sekarang sudah keruh tercampur bahan-bahan kimia. Ikan mati,
lalu ada anak-anak yang mandi di kali kena penyakit kulit. Sistem limbahnya
tidak baik, ungkap Yahya.
Hingga laporan ini diberitakan, PT. Agro Mandiri Semesta (AMS) belum diminta
klarifikasinya. (Emanuel)
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Kelangkaan Air Bersih
Kelangkaan air bersih adalah kondisi dimana jumlah air bersih sudah tidak
memenuhi kebutuhan hidup di suatu daerah. Kelangkaan air dapat pula dikatakan
sebagai stres air, defisit air, dan krisis air. Stres air dapat disebut juga kesulitan
mendapatkan sumber air bersih untuk digunakan pada periode waktu tertentu dan
dapat memperparah kelangkaan air.
Kelangkaan air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelangkaan air
secara fisik dan secara ekonomi. Kelangkaan air secara fisik adalah kelangkaan
yang terjasi karena air sudah benar-benar tidak ada dan tidak mampu mencukupi
kebutuhan terhadap air. Kelangkaan air secara fisik ini dapat dihitung berdasarkan
jumlah air yang tersedia secara alami dan kebutuhan terhadap air di suatu wilayah.
Kelangkaan air secara ekonomi merupakan kelangkaan air dikarenakan
kemiskinan yang terjadi meski air tersedia secara mencukupi kebutuhan terhadap
air.
Kelangkaan yang di hadapi oleh warga Merauke, Papua ini merupakan
kelangkaan secara fisik yaitu kelangkaan yang terjadi karena air memang sudah
tidak bisa memenuhi kebutuhan terhadap air walaupun air untuk memenuhi
kebutuhan pelestarian ekologi. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya pasokan air
di Merauke, Papua dan banyaknya ikan yang mati di aliran Sungai Im. Ikan yang
mati di Sungai Im membuktikan bahwa air Sungai Im sudah tidak bersih lagi atau
sudah tercemar.
Dampak yang terjadi akibat kelangkaan air sangatlah banyak mengingat
pentingnya air bagi kehidupan makhluk hidup. Dampak-dampak tersebut
diantaranya :
1. Keseimbangan ekoistem terganggu.
Ketika kekeringan tumbuhan dan hewan akan jarang ditemui,
tumbuhan dan hewan akan sulit bertahan ketika tidak mendapatkan asupan air
bersih.
Ekosistem juga terganggu di daerah sekitar Sungai Im yang telah
tercemar. Tumbuhan yang tumbuh disekitar Sungai Im banyak yang mati
begitu pula dengan ikan yang hidup di sungai. Hal ini akan merusak
ekosistem. Manusia akan sulit menemukan sumber protein dan sumber
daerah
resapan
juga
dapat
diwujudkan
melalui
dalam tanah
Melakukan reboisasi
Melakukan reboisasi dapat dijadikan sebagai salah satu solusi atas
masalah kelangkaan air bersih. Reboisasi akan menjadikan hutan di Indonesia
menjadi hijau kembali. Dampak dari melakukan reboisasi ini tidak secara
langsung dapat dinikmati oleh masyarakat, namun dapat dijadikan investasi
untuk generasi selanjutnya. Hutan yang tumbuh lebat akan menyimpan air
10
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kelangkaan air bersih adalah kondisi dimana jumlah air bersih sudah tidak
memenuhi kebutuhan hidup di suatu daerah. Kelangkaan yang terjadi di Kampung
Tanas, Kweel, Toray, Erambu, dan Poh di Distrik Eligobel, Kabupaten Merauke,
Provinsi Papua ini merupakan kelangkaan secara fisik yaitu kelangkaan karena air
memang sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan terhadap air walaupun air untuk
memenuhi kebutuhan pelestarian ekologi.
Penyebab dari kelangkaan di Merauke, Papua ini beragam diantaranya
adalah tecemarnya sumber-sumber air bersih, iklim, kurangnya daerah resapan,
penebangan hutan liar, Daerah Merauke yang masih kurang terjangkau.
Solusi dan alteratif yang dapat diambil adalah memperbanyak daerah
resapan, melakukan reboisasi, menggunakan pupuk secukupnya, membuat
bendungan atau waduk, membuat kebijakan tentang pembatasan pemakaian pupuk
dan mengawasi pelaksanaannya.
4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami materi terkait kesehatan lingkungan
terkait pengadaan air bersih ini, hendaknya pembaca dapat mengaplikasikan
beberapa solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan air bersih. Dengan demikian
air bersih akan mudah didapatkan dan derajat kesehatan masyarakat akan tinggi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Cara Mengatasi Kelangkaan Air Bersih. Dari :
http://deliveryaqua.com/cara-mengatasi-kelangkaan-air-bersih.html diakses
pada 25 September 2016 pukul 16.00 WIB.
Dwidjoseputro, D. (1987). Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta:
Erlangga.
Emanuel. Diduga, Perusahaan Sawit Cemarkan Sungai di Eligobel. Dari :
http://metromerauke.com/2016/09/22/diduga-perusahaan-sawit-cemarkansungai-di-eligobel/ diakses pada tanggal 25 September 2016 pukul 05.50
WIB.
Khoiron, Rahayu, & M, A. D. (2014). Dasar Kesehatan Lingkungan. Jember:
UPT Penerbitan UNEJ.
Kurniawan, Wawan, dkk. Makalah Kesling Pemukiman Penyediaan Air Bersih.
Dari:https://www.academia.edu/9162845/Makalah_Kel_Penyediaan_Air_Be
rsih diakses pada tanggal 25 September 2016 pukul 12.01
Peopleandplanet.net. Freshwater: lifeblood of the planet. (11 November 2002).
Dari:http://cfaculty.chuou.ac.jp/~mikenix1/tlr/rsch/iss/water/Water
%20Reading%20X.pdf
Pusat studi kependudukan dan kebijakan. Policy Brief Gunakan Air secara Bijak
Ciptakan Perilaku Hemat Air. Dari : http://cpps.ugm.ac.id/documents/PB
%20No.%2023%202016_GUNAKAN%20AIR%20SECARA%20BIJAK
%20-%20Ciptakan%20Perilaku%20Hemat%20Air.pdf
diakses
pada
Kelangkaan
air.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelangkaan_air#cite_note-:1-6
Dari
diakses
:
pada
kampung-merauke-kekurangan-air
bersih?
utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news
diakses
13