Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MASALAH PENYEDIAAN AIR BERSIH

KELANGKAAN AIR BERSIH DI KAMPUNG TANAS, KWEEL, TORAY,


ERAMBU, DAN POH DI DISTRIK ELIGOBEL, KABUPATEN
MERAUKE, PROVINSI PAPUA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur individu mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan pada hari Senin,pukul 07.00 - 08.40 WIB,Ruang Kuliah 3

Disusun Oleh :
Sindi Eka Nur Amalia (152110101158)
Dosen Pembimbing
Anita Dewi Moelyaningrum, SKM., M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Salam dan shalawat semoga selalu tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul Kelangkaan Air Bersih di Kampung Tanas, Kweel,
Toray, Erambu, dan Poh di Distrik Eligobel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua
ini kami susun untuk memenuhi tugas individu terstruktur pada penugasan mata
kuliah Kesehatan Lingkungan kelas A .
Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut
kami sampaikan kepada:
1. Ibu Anita Dewi Moelyaningrum, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan secara moril maupun material
dalam penyusunan makalah ini
3. Rekan-rekan yang menempuh mata kuliah Kesehatan Lingkungan yang telah
memberikan dukungan moril.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan secara terperinci yang telah
ikut mendukung dan berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis telah mengusahakan semaksimal mungkin untuk menyusun makalah
ini namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.
Jember, 2 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB 2 TOPIK..........................................................................................................2
Masyarakat Lima Kampung Merauke Kekurangan Air Bersih...........................2
Diduga, Perusahaan Sawit Cemarkan Sungai di Eligobel...................................4
BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................6
3.1

Kelangkaan Air Bersih..............................................................................6

3.2

Penyebab Kelangkaan Air Bersih..............................................................8

3.3

Solusi dan Alternatif dari Kelangkaan Air Bersih.....................................9

BAB 4 PENUTUP..................................................................................................11
4.1

Kesimpulan..............................................................................................11

4.2

Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia dan air adalah
komponen terpenting setelah udara. Manusia, hewan, bahkan tumbuhan tidak
dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang
hidup bagi seluruh makhluk hidup. Ketersediaan air di dunia begitu melimpah,
namun yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari
sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya beberapa persen saja yang
tersedia sebagai air bersih, sedangkan sisanya adalah air laut.
Dewasa ini kecenderungan yang terjadi adalah berkurangnya ketersediaan air
bersih. Aktivitas dan keperluan manusia membuat air bersih semakin langka. Hal
ini juga terjadi di Kampung Tanas, Kweel, Toray, Erambu, dan Poh di Distrik
Eligobel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Kampung tersebut mengalami
kelangkaan air karena air Sungai Im yang biasanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari tercemar oleh limbah pupuk. Hal tersebut terjadi karena
kesadaran pengusaha dan petani sawit terkait batasan penggunaan pupuk yang
masih kurang.
Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menyusun makalah
dengan judul Kelangkaan Air Bersih di Merauke, Papua dengan harapan setelah
memahami dan mengerti mengenai kelangkaan air, penyebab kelangkaan air, dan
solusi serta alternatif untuk menyelesaikan masalah kelangkaan air penulis
maupun pembaca dapat mengatasi masalah air bersih dan pada akhirnya akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis memiliki beberapa rumusan masalah, diantaranya :
1. Bagaimanakah penjelasan mendalam mengenai pencemaran air sungai?
2. Apa sajakah penyebab dari pencemaran air sungai?
3. Bagaimanakah solusi dan alternatif yang dapat diambil untuk mengatasi
pencemaran air sungai?
1.

BAB 2 TOPIK
Masyarakat Lima Kampung Merauke Kekurangan Air Bersih
Kamis, 22 September 2016 11:57 WIB
Pewarta: Marius Frisson Yewun

Masyarakat lima kampung Merauke kekurangan air bersih


Satgas

Pamtas

RI-PNG

membantu masyarakat di kawasan perbatasan

menyediakan air bersih. (Foto: Istimewa/Pendam XVII/Cenderawasih)


Kami minta pemerintah, mau tidak mau harus perhatikan air bersih untuk
kami.
Merauke (Antara Papua) - Masyarakat Kampung Tanas, Kweel, Toray, Erambu,
dan Poh di Distrik Eligobel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, kekurangan air
bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat sungai yang tercemar.
"Kami minta pemerintah, mau tidak mau harus perhatikan air bersih untuk kami,"
kata Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Distrik Eligobel Remigius
Dambujae di Merauke.
Sebelumnya,

ia

mengatakan

masyarakat

di

lima

kampung

tersebut

menggantungkan kebutuhan air bersih dari Sungai Im, namun sayangnya sungai
itu sudah tercemar bahkan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
2

"Kami tidak bisa pakai air Sungai Im lagi karena tercemar pupuk perkebunan
kelapa sawit dan mengakibatkan ikan mati," katanya.
Agar kebutuhan air untuk memasak, mencuci, serta mandi tersedia, menurut dia,
masyarakat terpaksa membuat sumur yang jaraknya cukup jauh dari Sungai Im,
selain juga mengandalkan air tadah hujan.
"Sudah empat hingga lima tahun terakhir kami tidak lagi konsumsi air sungai Im,"
katanya.
Sebelumnya ia mengatakan Sungai Im telah tercemar oleh pupuk dari perkebunan
kelapa sawit dan mengakibatkan beberapa masyarakat yang mandi di sana
terserang penyakit kulit.
"Kalau hujan turun pupuk-pupuk ini terbuang ke sungai yang menjadi tempat
kami mandi, mencuci, bahkan minum," katanya.
Salah seorang warga kampung Yahya Mugujai mengaku juga merasakan dampak
dari tercemarnya Sungai Im ini. Bahkan beberapa anak yang mandi di sungai
tersebut langsung terkena penyakit kulit.
"Ada beberapa tanda-tanda, misalnya mata merah, luka-luka terutama pada anakanak yang tidak dengar nasihat orang tua untuk tidak lagi mandi di sungai," ujar
dia.
Tidak hanya berdampak pada warga kampung, menurut dia, beberapa tumbuhan
yang hidup di pinggir sungai yang tersebut juga terlihat mati. Warga air sungai
berubah dari bening menjadi keruh, sedangkan ikan banyak yang mati. (*)
Editor: Anwar Maga

Diduga, Perusahaan Sawit Cemarkan Sungai di Eligobel


Remigius Dambujae, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Distrik Eligobel,
Merauke, Papua
September 22 12:04 2016

Metro Merauke Diduga, perusahaan sawit yang beroperasi di Kampung Tanas


Distrik Eligobel, Merauke, Papua membuang limbah pupuknya di hulu Sungai Im.
Dilaporkan air sungai menjadi keruh, ikan-ikan mati dan sejumlah warga
menderita penyakit kulit.

Perusahaan beroperasi di Tanas, kebunnya tepat di kepala kali Im. Saat


pemupukan sering terjadi pencemaran, karena limbahnya lari ke kali, ungkap
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Distrik Eligobel, Remigius Dambujae kepada
wartawan, Rabu (21/9) kemarin.

LMA Eligobel sangat prihatin dengan persoalan itu. Sebab masyarakat yang
bermukim di Kampung Tanas, Kweel, Toray dan Erambu terkena dampak
pencemaran itu.

Sebagai tokoh adat kami prihatin sekali. Mengingat keluarga kami bersandar dari
sungai itu, terutama di Kampung Tanas, Kweel, Toray dan Erambu, katanya.
Remigius sangat berharap pemerintah menyikapi persoalan itu. Pun, masyarakat
butuh air bersih, karena air kali yang dulunya sebagai sumber air minum tidak
dapat lagi dimanfaatkan.

Pemerintah harus bangun bak-bak air bersih. Karena PT. APM, AMS grup ini
sudah di wilayah kami, di hulu sungai dan ini menjadi persoalan, tuturnya,
seraya menyebut pencemaran sungai itu terjadi sejak 4-5 tahun lalu, saat
perusahaan mulai beroperasi.

Salah satu warga Eligobel, Yahya Mugujae mengatakan banyak ikan yang mati,
air tidak dapat diminum lagi, dan ada warga yang menderita penyakit kulit akibat
pencemaran itu.

Air dulu bening, sekarang sudah keruh tercampur bahan-bahan kimia. Ikan mati,
lalu ada anak-anak yang mandi di kali kena penyakit kulit. Sistem limbahnya
tidak baik, ungkap Yahya.

Hingga laporan ini diberitakan, PT. Agro Mandiri Semesta (AMS) belum diminta
klarifikasinya. (Emanuel)

BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Kelangkaan Air Bersih
Kelangkaan air bersih adalah kondisi dimana jumlah air bersih sudah tidak
memenuhi kebutuhan hidup di suatu daerah. Kelangkaan air dapat pula dikatakan
sebagai stres air, defisit air, dan krisis air. Stres air dapat disebut juga kesulitan
mendapatkan sumber air bersih untuk digunakan pada periode waktu tertentu dan
dapat memperparah kelangkaan air.
Kelangkaan air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelangkaan air
secara fisik dan secara ekonomi. Kelangkaan air secara fisik adalah kelangkaan
yang terjasi karena air sudah benar-benar tidak ada dan tidak mampu mencukupi
kebutuhan terhadap air. Kelangkaan air secara fisik ini dapat dihitung berdasarkan
jumlah air yang tersedia secara alami dan kebutuhan terhadap air di suatu wilayah.
Kelangkaan air secara ekonomi merupakan kelangkaan air dikarenakan
kemiskinan yang terjadi meski air tersedia secara mencukupi kebutuhan terhadap
air.
Kelangkaan yang di hadapi oleh warga Merauke, Papua ini merupakan
kelangkaan secara fisik yaitu kelangkaan yang terjadi karena air memang sudah
tidak bisa memenuhi kebutuhan terhadap air walaupun air untuk memenuhi
kebutuhan pelestarian ekologi. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya pasokan air
di Merauke, Papua dan banyaknya ikan yang mati di aliran Sungai Im. Ikan yang
mati di Sungai Im membuktikan bahwa air Sungai Im sudah tidak bersih lagi atau
sudah tercemar.
Dampak yang terjadi akibat kelangkaan air sangatlah banyak mengingat
pentingnya air bagi kehidupan makhluk hidup. Dampak-dampak tersebut
diantaranya :
1. Keseimbangan ekoistem terganggu.
Ketika kekeringan tumbuhan dan hewan akan jarang ditemui,
tumbuhan dan hewan akan sulit bertahan ketika tidak mendapatkan asupan air
bersih.
Ekosistem juga terganggu di daerah sekitar Sungai Im yang telah
tercemar. Tumbuhan yang tumbuh disekitar Sungai Im banyak yang mati
begitu pula dengan ikan yang hidup di sungai. Hal ini akan merusak
ekosistem. Manusia akan sulit menemukan sumber protein dan sumber

makanan lain. Disamping itu keanekaragaman hayati juga akan berkurang


ketika terjadi pencemaran sungai.
Selain itu padi juga sulit tumbuh dan bertahan hidup karena warga
tidak bisa mendapatkan air bersih untuk padi mereka. Irigasi yang biasa
dilakukan dengan mengalirkan air Sungai Im ke sawah warga tidak bisa
dilakukan lagi, karena padi akan mati ketika terkena air tercemar Sungai Im.
2. Derajat kesehatan masyarakat menurun
Krisis air bersih sangat berdampak besar bagi masyarakat. Ketika
tubuh kekurangan cairan maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Maka untuk
mengatasi masalah itu ada beberapa warga memilih untuk menggunakan air
Sungai Im yang tercemar. Dengan memakai Sungai Im yang tercemar maka
akan lebih banyak lagi dampaknya bagi kesehatan, karena air merupakan
media penyebaran penyakit baik penyakit menular ataupun tidak menular.
Penyakit tidak menular yang dapat diakibatkan diantaranya adalah cacingan,
iritasi kulit dan mata, dan keracunan. Sedangkan penyakit menular
diantaranya Hepatitis B, Scabies, Dysentri, dan tipus. Selain sebagai media
penularan penyakit air tercemar juga dapat menjadi sarang vektor contohnya
nyamuk malaria.
3. Dampak ekonomi
Kelangkaan air tidak hanya berdampak bagi ekosistem dan juga
kesehatan masyarakat tetapi juga bagi keadaan ekonomi masyarakat. Uang
warga yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain
digunakan untuk membeli air bersih baik dari gerobak ataupun dari tangki.
Disamping itu kekurangan air bersih juga mengakibatkan sulitnya
memenuhi kebutuhan air untuk pertanian sawah dan ladang yang akan
berpangaruh pada menurunnya produksi hasil tani terjadinya puso dan gagal
panen sehingga berpengaruh pada berkurangnya pendapatan para petani dan
buruh tani.
3.2 Penyebab Kelangkaan Air Bersih
Penyebab kelangkaan air bersih sangatlah beragam. penyebab kelangkaan yang
terjadi di Merauke, Papua ini adalah :
1. Tecemarnya sumber-sumber air bersih
Sungai dan sumur merupakan sumber air bersih. Namun pada keadaan
kekeringan di Merauke, Papua ini Air Sungai Im yang merupakan sumber

utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tercemar oleh pupuk dari


perkebunan sawit. Sumur yang berada di dekat sungai juga sudah tercemar
terutama sumur yang dalamnya hanya 3m.
2. Iklim
Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah air
tawar yang tersedia. Perubahan iklim melelehkan gletser lebih cepat dari
tingkat pengembaliannya, mengurangi jumlah air yang mengalir di sungai,
dan memperkecil danau. Di berbagai tempat, akuifer dipompa berlebihan.
Meski air tawar secara keseluruhan tidak dipompa secara habis, banyak
sumber air tawar yang telah tercemar sehingga tidak bisa digunakan sebagai
air minum dan untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan industri. Petani
harus berjuang untuk mempertahankan produktivitas dengan jumlah air yang
terbatas, sedangkan perkotaan dan industri harus mencari cara untuk
menghemat penggunaan air.
3. Kurangnya daerah resapan
Populasi penduduk yang semakin meningkat akan berbanding lurus
dengan kebutuhan tempat tinggal. Pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal
mengakibatkan sawah, kebun, atau tanah kosong yang awalnya menjadi area
penyerapan air kini tidak lagi. Selain itu tempau tinggal yang dibangun
penduduk pun tidak ramah lingkungan, kebanyakan dari tempat tinggal
penduduk memiliki sistem penutupan seluruh tanah dengan semen. Hal ini
membuat resapan air semakin berkurang bahkan tidak ada.
4. Penebangan hutan liar. (Dwidjoseputro, 1987)
Hutan merupakan pengatur tata air. Pertama, karena daun-daun yang
lebat menyebabkan air hujan yang jatuh dengan derasnya tidak langsung
mengena tanah, sehingga tidak terjadi pelumpuran yang bisa mengakibatkan
erosi atau tanah longsor.
Perakaran dari pohon-pohon menyerap dan menahan air hujan, sehingga
berkesampatan masuk dalam tanah sampai lapisan tanah kedap air dan
muncul di suatu tempat sebagai mata air atau sumber.
5. Daerah Merauke yang masih kurang terjangkau.
Daerah merauke yang letaknya jauh dari Ibu Kota membuat Merauke
menjadi sulit untuk dijangkau pemerintah. Sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mengakses desa juga masih tergolong sulit. Tidak hanya
pemerintah pihak swasta juga sulit untuk menjangkau Merauke.

3.3 Solusi dan Alternatif dari Kelangkaan Air Bersih


1. Memperbanyak daerah resapan
Salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan air bersih adalah dengan
menyediakan tempat atau daerah khusus resapan air. Daerah resapan air ini
bisa berupa kebun-kebun yang ditanami berbagai pepohonan. Pohon
merupakan salah satu penyaring alam terbaik untuk menjaga kelestarian air
bersih.
Perbanyakan

daerah

resapan

juga

dapat

diwujudkan

melalui

pembangunan rumah yang ramah lingkungan dan memiliki banyak tempat


resapan.
Daerah resapan juga bisa ditambah dengan membuat bipori, bipori adalah
metode resapan air yang di tujukan untuk mengatasi genagan air dengan cara
meningkatkan daya resap air pada tanah, cara membuatnya ialah dengan
membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk
menghasilkan kompos, tujuan dari hasil kompos tersebut ialah untuk
menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori
2

dalam tanah
Melakukan reboisasi
Melakukan reboisasi dapat dijadikan sebagai salah satu solusi atas
masalah kelangkaan air bersih. Reboisasi akan menjadikan hutan di Indonesia
menjadi hijau kembali. Dampak dari melakukan reboisasi ini tidak secara
langsung dapat dinikmati oleh masyarakat, namun dapat dijadikan investasi
untuk generasi selanjutnya. Hutan yang tumbuh lebat akan menyimpan air

tanah yang banyak.


Menggunakan pupuk secukupnya.
Penggunaan pupuk yang berlebihan berakibat pada air dan tanah. Limbah
pupuk akan ikut dalam aliran air dan menuju Sungai Im, dan menyebabkan

pencemaran air sungai.


Membuat bendungan atau waduk
Bendungan atau waduk ini nantinya akan menampung air ketika musim
hujan. Sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari

penduduk baik pada musim hujan ataupun musim kemarau.


Membuat kebijakan tentang pembatasan pemakaian pupuk dan mengawasi
pelaksanaannya.
Hal ini dilakukan supaya pengusaha dan petani kelapa sawit tidak
menggunakan pupuk berlebihan. Tidak hanya membuat kebijakan tetapi

pemerintah dan masyarakat juga berkewajiban mengawasi jalannya


pelaksanaan kebijakan yang ada.

10

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kelangkaan air bersih adalah kondisi dimana jumlah air bersih sudah tidak
memenuhi kebutuhan hidup di suatu daerah. Kelangkaan yang terjadi di Kampung
Tanas, Kweel, Toray, Erambu, dan Poh di Distrik Eligobel, Kabupaten Merauke,
Provinsi Papua ini merupakan kelangkaan secara fisik yaitu kelangkaan karena air
memang sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan terhadap air walaupun air untuk
memenuhi kebutuhan pelestarian ekologi.
Penyebab dari kelangkaan di Merauke, Papua ini beragam diantaranya
adalah tecemarnya sumber-sumber air bersih, iklim, kurangnya daerah resapan,
penebangan hutan liar, Daerah Merauke yang masih kurang terjangkau.
Solusi dan alteratif yang dapat diambil adalah memperbanyak daerah
resapan, melakukan reboisasi, menggunakan pupuk secukupnya, membuat
bendungan atau waduk, membuat kebijakan tentang pembatasan pemakaian pupuk
dan mengawasi pelaksanaannya.
4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami materi terkait kesehatan lingkungan
terkait pengadaan air bersih ini, hendaknya pembaca dapat mengaplikasikan
beberapa solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan air bersih. Dengan demikian
air bersih akan mudah didapatkan dan derajat kesehatan masyarakat akan tinggi.

11

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Cara Mengatasi Kelangkaan Air Bersih. Dari :
http://deliveryaqua.com/cara-mengatasi-kelangkaan-air-bersih.html diakses
pada 25 September 2016 pukul 16.00 WIB.
Dwidjoseputro, D. (1987). Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta:
Erlangga.
Emanuel. Diduga, Perusahaan Sawit Cemarkan Sungai di Eligobel. Dari :
http://metromerauke.com/2016/09/22/diduga-perusahaan-sawit-cemarkansungai-di-eligobel/ diakses pada tanggal 25 September 2016 pukul 05.50
WIB.
Khoiron, Rahayu, & M, A. D. (2014). Dasar Kesehatan Lingkungan. Jember:
UPT Penerbitan UNEJ.
Kurniawan, Wawan, dkk. Makalah Kesling Pemukiman Penyediaan Air Bersih.
Dari:https://www.academia.edu/9162845/Makalah_Kel_Penyediaan_Air_Be
rsih diakses pada tanggal 25 September 2016 pukul 12.01
Peopleandplanet.net. Freshwater: lifeblood of the planet. (11 November 2002).
Dari:http://cfaculty.chuou.ac.jp/~mikenix1/tlr/rsch/iss/water/Water
%20Reading%20X.pdf

Diakses pada tanggal 25 September 2016

Pusat studi kependudukan dan kebijakan. Policy Brief Gunakan Air secara Bijak
Ciptakan Perilaku Hemat Air. Dari : http://cpps.ugm.ac.id/documents/PB
%20No.%2023%202016_GUNAKAN%20AIR%20SECARA%20BIJAK
%20-%20Ciptakan%20Perilaku%20Hemat%20Air.pdf

diakses

pada

tanggal 25 September 2016 pukul 07.00 WIB.


Suyono, Budiman, & Ester, M. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Dalam
Konteks Kesehatan Lingkungan dalam konteks kesehatan lingkungan / .
Jakarta: EGC.
Wikipedia.

Kelangkaan

air.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelangkaan_air#cite_note-:1-6

Dari
diakses

:
pada

tanggal 25 September 2016 pukul 12.06 WIB.


Yewun, Marius Frisson. Masyarakat lima kampung Merauke kekurangan air
bersih. Dari : http://www.antarapapua.com/berita/457229/masyarakat-lima12

kampung-merauke-kekurangan-air

bersih?

utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news

diakses

pada tanggal 25 September 2016 pukul 06.06 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai