Anda di halaman 1dari 2

Difference between reflective and formative scale

Reflective scale, dapat diartikan ke semua item yang dijadikan konsep dalam
penelitian diharapkan ke semuanya dapat berkorelasi atau saling berhubungan. Ke
setiap item dalam reflective scale diasumsikan untuk membagikannya secara umum (
pokok gagasannya timbul dari kepentingan ke setiap item).
Sebuah skala yang memuat item yang tidak pasti berhubungan disebut formative
scale. Formative scale, digunakan ketika dalam variabel/construct (contohnya seperti
kepuasan kerja) yang dilhat sebagai penjelasan gabungan dari setiap indikator
(promosi, gaji, kepuasan dengan supervisor, rekan kerja, dan pekerjaan). Yang mana,
ketika ada sebuah perubahan pada salah satu indikator (dimensi) diharapkan akan
mengubah hasil dari keseluruhan variabel/construct, hingga mengabaikan nilai dari
indikator lainnya (dimension).

Validitas
memastikan kemampuan sebuah skala
untuk mengukur konsep yang
dimaksudkan

Logical validity
(content)
Memastikan bahwa
pengukuran
memasukkan
sekumpulan item yang
memadai dan mewakili
yang mengungkap
konsep.

Face Validity
menunjukan
bahwa item-item
yang dimaksudkan
untuk mengukur
sebuah konsep,
memberikan kesan
mampu
mengungkapkan
konsep yang
hendak diukur.

Criterion-Related Validity
Dibentuk ketika pengukuran
yang membedakan individu
menurut suatu kriteria yang
diharapkan diprediksi

Concurent
dihasilkan jika
skala
membedakan
individu yang
diketahui
berbeda, yaitu
mereka harus
menghasilkan
skor yang
berbeda pada
inststrumen

Predictive
menunjukan
kemampuan
instrumen
pengukuran
untuk
membedakan
orang dengan
referensi pada
suatu kriteria
masa depan.

Congruent Validity
(Construct)
Menunjukan seberapa
baik hasil yang diperoleh
dari penggunaan ukuran
cocok dengan teori yang
mendasari desain tes.

Covergent
terpenuhi jika
skor yang
diperoleh
dengan dua
instrumen
berbeda yang
mengukur
konsep yang
sama
menunjukan
korelasi tinggi

Discriminant
terpenuhi jika
berdasarkan teori
dua variabel
yang diprediksi
tidak berkorelasi
dan skor yang
diperoleh dengan
mengukurnya
benar-benar
secara empiris
membuktikan hal
itu

Realibility
Pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (bebas kesalahan ) dan karena itu menjamin
pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item
dalam instrumen
Stability
kemampuan suatu pengukuran
untuk tetap sama sepanjang waktu
- meskipun terdapat kondisi
pengujian yang tidak dapat
dikontrol atau keadaan responden
itu sendiri

Test-retest
realibility
koefisien
keandalan yang
diperoleh
dengan
pengulangan
ukuran yang
sama pada
kesempatan
kedua.

Paralel-form
realibility
Bila respon
terhadap dua tes
serupa yang
mengungkap ide
yang sama
menunjukan
korelasi tinggi,
kita memperoleh
keandalan bentuk
paralel

Consistency
Merupakan indikasi homogenitas item
dalam ukuran yang mengungkap ide.
item harus bersama-sama dalam
kesatuan dan mampu secara beban
mengukur konsep yang sama sehingga
responden menyematkan makna
keseluruhan yang sama untuk setiap
item.

interitem
consistency
realibility
pengujian konsistensi
jawaban responden
atas semua item yang
diukur. sampai tingkat
di mana item-item
merupakan ukuran
bebas dari konsep
yang sama, mereka
akan berkorelasi satu
sama lain. (contoh :
koefisien alfa
Cronbach)

Splih Half Realibility


mencerminkan korelasi antara
dua bagian instrumen. estimasi
akan berbeda-beda tergantung
pada bagaimana item dalam
pengukuran dibelah ke dalam
dua bagian. Split half realibility
bisa lebih tinggi dibanding alfa
Cronbach hanya dalam keadaan
di mana terdapat lebih dari satu
dimensi respons mendasar yang
diungkap oleh pengukuran dan
kondisi lainnya.

Goodness of measures
Jika kita sudah mengetahui bagaimana definisi operasional variabel dan penerapan
teknik-teknik yang berbeda dari skala, hal yang paling penting selanjutnya adalah
untuk membuat secara pasti alat instrumen yang kita kembangkan untuk mengukur
sebuah konsep khusus yang bahwasannya ketepatan atas pengukuran variabel dan
yang sebenarnya kita mengukur konsep yang kita atur untuk diukur.
Penggunaan alat instrumen yang tepat akan meningkatkan keakuratan dalam hasil
yang didapat, yang mana akan berpengaruh pada kualitas dari penelitian. Inilah
menjadikan dasar pentingnya kegunaan dari pengukuran (Goodness of measures) kita
perlu alasan yang pasti bahwa alat instrumen yang kita gunakan dalam penelitian
telah tepat dalam hal pengukuran terhadap variabel yang mendukungnya dan
sehingga pengukuran variabel dapat akurat.

Anda mungkin juga menyukai