Anda di halaman 1dari 18

KONSEP PENYEBAB DAN STRATEGI

EPIDEMIOLOGI
Mata Kuliah Epidemiologi
Dosen : Dra. Lili Musnelina, MSi, Apt.

Disusun Oleh :
Jemmi Suprianto

(10330065)

Rizqi Dhimas W

(12330095)

Avivah Azaniah

(123300104)

David Putrasila S

(123300105)

Tria Putri Utami

(13330077)

Ayudita Emira D

(13330104)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS TEKNOLOGI NASIONAL
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Konsep Penyebab Dan Strategi Epidemiologi dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah epidemiologi, Ibu Lili
Musnelina serta semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
kemampuan kami, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1

Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2

Rumusan Masalah.............................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1

Konsep Penyebab Penyakit...............................................................................................6

2.2

Strategi Epidemologi.......................................................................................................13

2.3

Rangkaian Strategi Epidemiologi...................................................................................13

BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
3.1

Kesimpulan.....................................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang
sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan
makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ml, masih
banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di
bin pihak masih ada gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya,
maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya
penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca,
dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan
manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan
bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul
karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral).
Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni
cairan putih, kuning, merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan.
keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit tertentu, (tergantung pada jenis
cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt ml, Icon tersebut masih merupakan
dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional,
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang
mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan
sekitarnya. Teori ini terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah
pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh
pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa
4

pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa (malaria artinya daerah yang
jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori tersebut.
Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam
konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya mikroskop. sehingga konsep penyebab
penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah
hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam
menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju,
muncullah masalah berbagai penyakit menahan/tidak menular yang unsur dan faktor
penyebabnya sangat berkaitan erat dengan faal tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh,
dan pada umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini
sangat erat hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap gangguan
kesehatan. Dan pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat
dipisahkan dengan berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang
dikembangkan melalui teori ekologi lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa
manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan
pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit yang tertentu pula.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah bagaimana konsep terjadinya suatu penyakit sesungguhnya dan
strategi epidemiologi dalam mengkaji masalah-masalah kesehatan sedemikian rupa
sehingga diperoleh pelbagai kejelasan tentang masalah kesehatan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Konsep Penyebab Penyakit


Merupakan sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik atau kombinasi dari faktor-faktor
tersebut yang memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Penyebab itu harus
mendahului akibat (mis. penyakit). Penyebab :

Suffisien (memadai)

Mengawali terjadinya suatu penyakit

Necessary (perlu)

Suatu penyakit tidak dapat berkembangtanpa kehadirannyaPenyakit

Pengertian Penyakit
Kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada sistem atau fungsi dari tubuh.
Suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya.
Suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga
berada dalam keadaan yang tidak normal (Azwar, 1988).
Gold Medical Dictionary :
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi
atau struktur dari organisasi atau sistem tubuh.

2.1.1. Macam-Macam Teori Penyebab Penyakit


a. Teori Contagion
Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain. Berawal dari
pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir.
b. Teori Hippocrates
Penyakit timbul akibat pengaruh lingkungan (air,udara, tanah, cuaca, dll). Tidak
dijelaskan kedudukan manusia dalam interaksi tersebut. Tidak dijelaskan faktor
lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
c. Teori Humoral
Penyakit timbul akibat gangguan dari keseimbangan cairan dalam tubuh. Tubuh terdiri
dari 4 cairan (putih, kuning,merah dan hitam). Bila terjadi ketidak keseimbangan, timbul
penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan. Berkembang dari
Cina.
d. Teori Miasma
Penyakit timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga
menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
e. Teori Jasad Renik
Penyakit disebabkan oleh jasad renik. Pada teori ini jasad renik (germ) dianggap sebagai
penyebab tunggal penyakit. Berkembang setelah ditemukannya mikroskop.
f. Teori Ekologi Lingkungan
Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu.
Padakeadaan tertentu akan menimbulkan penyakit.

2.1.2. Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit


Penyakit adalah hasil dari interaksi kompleks (ketidak seimbangan) antara tiga faktor,
yaitu agen, host (induk semang) dan lingkungan. Kesalahan yang paling sering dilakukan orang
adalah memusatkan perhatian hanya pada salah satu dari ketiga faktor tersebut pada waktu
mengendalikan atau mencegah penyakit.

Segitiga epidemiologi merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu
epidemiologi mulai digunakan di dunia, yang menggambarkan hubungan dari ketiga faktor
penyebab penyakit, yaitu host, agent, dan lingkungan.

Gambar 1. Hubungan Antar Faktor-faktor dalam Segitiga Epidemiologik

Host, Agent, Environment


Segitga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelaskan konsep
berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjainya penyakit. Hal ini
sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit. Terjadinya suatu penyakit sangat
tergantung dari keseimbangan dan interaksi ke tiganya.

1. Host
Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor
risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik.
Komponen dari faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya suatu
penyakit sebagai berikut:
1. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung
dan lain-lain daripada yang usia muda.
2. Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus
cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada wanita atau
penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi
pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda
kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
4. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta
warna, sickle cell anemia, dll.
5. Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll.
6. Bentuk anatomis tubuh
7. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
8. Keadaan imunitas dan respons imunitas
9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent
10. Penyakit yang diderita sebelumnya
11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.
2. Agent
yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro
organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan
makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang
disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon
monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas,
benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun.
Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal
dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.

Komponen dari faktor agent yaitu:


Dosis
Kondisi lingkungan
Virulensi (mikroba)
Infektifitas(mikroba)
Toksisitas (toksin)

3.

Environment
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit,
hali ini Karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa disebut sebagai faktor ekstrinsik.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi:
1. Lingkungan Biologis (flora & fauna)
2. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai
sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
3. Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang
berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang
akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah
yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan
kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan
hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang semuanya dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.
Komponen dari faktor lingkungan:
Kepadatan penduduk
Perpindahan penduduk
Tempat tinggal (misalnya, ventilasi, sanitasi)
10

Keadaan lingkungan (misalnya, suhu, kelembaban, kecepatan angin, presipitasi)


2.1.3. Unsur Penyebab
Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu
faktor penyebab tunggal semata. Kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang
secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit. Namun demikian, secara dasar,
unsur penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni :
a. Penyebab Kausal Primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan
bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya.
Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur
penyebab kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok utama :
1. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk
hidup termasuk kelompok mikro-organisme seperti virus, bakteri, protozoa,
jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya
dijumpai pada penyakit infeksi dan penyakit menular.
2. Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat
nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun
kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,
mineral, dan air.
3. Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada
umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat racun, obat-obatan
keras, berbagai senyawaan kimia tertentu, dan lain sebagainya. Bentuk senyawaan
kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan
kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan
penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain.
4. Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit
melalui proses fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa), radiasi, dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini
11

terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan
kesehatan.
5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang bertalian dengan kejadian
penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini
belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan
sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur penyebab
genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap faktor kehidupan sosial
yang bersifat nonkausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya
dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan.
b. Penyebab Nonkausal (Sekunder)
Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses
kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibal terjadinya penyakit.
Dengan demikian, maka dalam setiap analisis penyebab penyakit dan hubungan
sebab ikibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya terpusat pada penyebab kausal
primer semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur
penyebab kausal primer. Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya
kejadian setiap penyakit sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi
dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada
penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya,
kejadiannya tidak dibatasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus dianalisis
dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder
sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat secara
bersama-sama menimbulkan penyakit.

2.2

Strategi Epidemologi
Strategi epidemiologi yaitu suatu pola pendekatan berupa suatu rangkaian kegiatan
tertentu yang akan diterapkan dalam mengkaji masalah masalah kesehatan sedemikian
rupa sehingga diperoleh pelbagai kejelasan tentang masalah kesehatan tersebut. (Azrul
Azwar)
12

Strategi Epidemiologi merupakan suatu pendekatan epidemiologi yang dilakukan melalui


pengembangan definisi kasus, pengumpulan

data, lalu menganalisa kasus sesuai

karakteristik data yang dikumpulkan menurut waktu, tempat dan orang. Hasilnya
kemudian dilaporkan serta memberi rekomendasi aksi untuk mengatasi masalah
kesehatan. (WHO)

2.2.1. Rangkaian Strategi Epidemiologi


1. Merumuskan hipotesa
Rumusan hipotesa epidemiologi yang baik, haruslah mengandung keterangan
yang lengkap yakni :
a.

Keterangan tentang manusia (man)

b.

Keterangan tentang sebab (agent)


c. Keterangan tentang akibat (disease)
d. Keterangan tentang dosis sebab (doses)
e. Keterangan tentang waktu (time)

Cara menyusun hipotesa epidemiologi menurut Mill:


a. Method of difference (Perbedaan)
Hipotesa dirumuskan dengan memanfaatkan data dari dua peristiwa yang berbeda.
Bila frekuensi penyakit terjadi pada waktu yang berbeda dan ditemukan beberapa
faktor penyebab di satu waktu sementara di lain waktu faktor tersebut tidak ditemui.
b. Method of agreement (Persetujuan/Kesepakatan)
Perumusan hipotesa dilakukan dengan memanfaatkan kehadiran suatu faktor pada
setiap kali munculnya suatu penyakit. Bila sebuah faktor penyakit merupakan

13

penyebab umum dan diyakini sebagai penyebab terjadinya penyakit meskipun terjadi
pada waktu yang berbeda .
c. Method of concomitant variation (Perubahan Bertahap)
Rumusan perubahan bertahap, jika frekuensi suatu penyakit selalu berubah
sesuai dengan perubahan faktor X,maka faktor X tersebut mungkin sebagai penyebab
penyakit.
Metode ini melibatkan pola penelitian dalam mencari frekuensi dan kekuatan
yang berbeda pada suatu faktor penyebab sehingga dapat menimbulkan penyakit
dengan melibatkan pendekatan kuantitatif.
d. Method of analogy.
Metode ini menggunakan proses penjelasan deduktif dimana distribusi suatu
penyakit kemungkinan sama dengan distribusi penyakit sejenis yang telah dilakukan
investigasi sehingga timbul kemungkinan ada beberapa faktor penyebab yang sama
untuk kedua jenis penyakit

2. Menguji Hipotesa
Pengujian ini dilakukan dalam bentuk melakukan penelitian epidemiologi analitik.
3. Menarik kesimpulan
Pada dasarnya kesimpulan yang dirumuskan menyangkut hubungan sebab akibat.

2.2.2. Cara menyusun hipotesa epidemiologi


1. Methode of different (perbedaan)
memanfaatkan frekuensi data dari 2 kasus yg berbeda dg melihat adanya faktor
X.
2. Methode of agreement (persetujuan)
memanfaatkan suatu faktor X pada setiap kejadian kasus.
14

3. Methode of concomitant variation (perubahan bertahap)


memanfaatkan perubahan faktor X terhadap perubahan frekuensi.
4. Methode of analogy
memanfaatkan methode yang telah ada, jika sama maka penyebab penyakitnya
adalah sama.

2.3. Hubungan sebab akibat


Hakekat sebab akibat untuk mencari faktor2 penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Kondisi pada hubungan sebab akibat yg dicari dalam hubungan sebab akibat sebenarnya
adalah kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan hubungan yang dimaksuda. Ada 5
macam kondisi :
1. Kondisi yg mutlak (necessary condition)
Untuk terjadi hubungan. Sebab akibat maka necessary condition harus ditemukan.
Contoh: a sebagai kondisi yang mutlak untuk B jika bahwa B hanya muncul jika ada
A
2. Kondisi yan cukup (sufficient condition)
Peranan sufficient condition adalah sama dengan necessary condition bedanya hanya
pada derajat peranannya, dimana peranan sufficient condition dapat diganti di kondisi
lain yang serupa.
Contoh. A disebut sebagai sufficient condition untuk B, jika diketahui. B muncul oleh
karena A juga oleh faktor lain di samping A.

3. Kondisi yan menopang (contributory condition)

15

Kondisi yang menopang terjadinya hubungan sebab akibat yakni terhadap necessary
condition ataupun sufficient condition
Contoh. C disebut contributory condition untuk B jika diketahui untuk terjadi B
disamping A (necessary condition) diperlukan C.
4. Kondisi yg memungkinkan (contingent condition)
Perananya memungkinkan terjadinya hubungan sebab akibat
Contoh. C disebut contingent condition untuk B, jika diketahui sekalipun ada A, B
tidak terjadi jika disekitarnya tidak ditemukan C
5. Kondisi pilihan (alternatif condition)
Kondisi pilihan yang dapat menimbulkan hubungan sebab akibat
Contoh. C disebut alternatif condition untuk B jika diketahui kehadiran A sebagai
sufficient condition untuk menimbulkan B dapat diganti oleh C

Macam hubungan sebab-akibat


1. Hubungan (asosiasi) statistik.
Hubungan asosiasi dalam bidang epidemiologi adalah hubungan keterikatan atau
saling pengaruh antara dua atau lebih variabel, di mana hubungan tersebut dapat
bersifat hubungan sebab akibat maupun yang bukan hubungan sebab akibat.
Sedangkan hubungan keterikatan (dependency association) adalah hubungan antara
variabel, di mana adanya perubahan pada variabel yang satu (independent) akan
mempengaruhi variabel yang lainnya (dependent).
Dibedakan 2 macam:
A . Ada hubungan (asosiasi) statistik.
Hasil uji statistik bermakna.
B . Tidak ada asosiasi statistik.
Hasil uji statistik tidak bermakna.

16

2. Hubungan kausal (sebab-akibat).


Hubungan asosiasi kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variabel di mana
salah satu atau lebih di antara variabel tersebut merupakan variable penyebab kausal
(primer dan sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari
suatu proses terjadinya penyakit.
Pembuktian kemaknaan harus dilanjutkan dengan pembuktian hubungan kausal.
Dibedakan 2 jenis :
1). Ada hubungan kausal.
2). Tidak ada hubungan kausal.
Dapat bersifat permanent atau temporal --> dilakukan penelitian eksperimen.
Ada 5 kriteria :
1. Asosiasi harus sangat bermakna.
2. Ada hubungan antara dosis dan jawaban.
3. Asosiasi tsb harus konstan.
4. Peristiwa I diikuti peristiwa II
5. Biologycal pluasibility.
3. Hubungan kausal langsung dan tidak langsung.
Hub kausal terlalu dekat --> lazimnya bersifat langsung.
Contoh : Orang menderita beri-beri karena makan beras putih yang digiling bersih
Hubungan kausal langsung terjadi pada tingkat molekuler
Contoh : Orang menderita beri-beri karena makan beras putih yang tak mengandung
vitamin B1.

BAB III
PENUTUP

17

3.1 Kesimpulan

o
o
o
o

Konsep penyebab penyakit merupakan sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik atau


kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang memegang peranan penting dalam
timbulnya penyakit.

Penyebab itu harus mendahului akibat (mis. penyakit). Penyebab :


Suffisien (memadai)
Mengawali terjadinya suatu penyakit
Necessary (perlu)
Suatu penyakit tidak dapat berkembangtanpa kehadirannyaPenyakit
Strategi epidemiologi yaitu suatu pola pendekatan berupa suatu rangkaian kegiatan
tertentu yang akan diterapkan dalam mengkaji masalah masalah kesehatan
sedemikian rupa sehingga diperoleh pelbagai kejelasan tentang masalah kesehatan
tersebut. (Azrul Azwar)

Rangkaian Strategi Epidemiologi yaitu:

o Merumuskan hipotesa
o Menguji hipotesa
o Menarik kesimpulan

18

Anda mungkin juga menyukai