Anda di halaman 1dari 11

BAB I

BAHAN DAN CARA


A. Sumber
Artikel ini diambil dari Pan African Medical Journal. 2012.
B. Judul dan Penulis
Judul artikel ini adalah Risk factors of severe pneumonia among children
aged 2-59 months in western Kenya: a case control study (Faktor resiko
pneumonia berat pada anak usia 2-59 bulan di Kenya Barat: Penelitian case
control).
Artikel ini ditulis oleh Dickens Onyango and Jared Omolo from Field
Epidemiology and Laboratory Management Training Program, Ministry of Public
Health and Sanitation, Kenya ; Gideon Kikuvi from Jomo Kenyatta University of
Agriculture and Technology, Kenya; Evans Amukoye from Kenya Medical
Research Institute, Director Centre for Respiratory Diseases Research, Nairobi,
Kenya.
C. Abstrak
1. Latar Belakang
Secara global, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada
anak di bawah usia 5 tahun. Di Kenya, pneumonia adalah penyebab utama
kedua kematian, terakumulasi pada kelompok usia ini terdapat lebih dari
30.000

kematian

setiap

tahunnya.

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengidentifikasi faktor risiko pneumonia berat pada anak di bawah usia lima
tahun.
2. Tujuan
Untuk mengidentifikasi faktor risiko pneumonia berat pada anak usia
2-59 bulan di sebuah fasilitas kesehatan di Kenya Barat.

3. Metode
Peneliti melakukan studi kasus kontrol. Pada anak usia 2 to59 bulan
dengan pneumonia berat atau pneumonia sangat berat dan kontrolnya adalah
mereka dengan pneumonia non-berat seperti yang didefinisikan oleh
klasifikasi manajemen terpadu penyakit masa kanak-kanak. Peneliti
memberikan kuesioner terstruktur kepada ibu peserta untuk memperoleh data
sosio-demografi, status gizi dan potensi faktor risiko lingkungan. Data
dianalisis dengan menggunakan Epi Info, tingkat signifikansi yang ditetapkan
sebesar 0,05.
4. Hasil
Peneliti merekrut 103 kasus dan 103 kontrol. Usia rata-rata kasus
adalah 14 (Rentang 3-58) bulan dan kontrol 14 (Rentang 2-54) bulan.
Komorbiditas (Odds Ratio = 3.8 , Confidence Interval 1.4-10.6),
keterlambatan dalam mencari pengobatan selama tiga hari atau lebih (Odds
Ratio = 2.3 , Confidence Interval 1,2-4,2) dan kontak dengan infeksi saluran
pernapasan atas (Odds Ratio = 2,7, Confidence Interval 1,1-6,5) merupakan
faktor risiko independen untuk pneumonia berat. Menerima antibiotik di
rumah (Odds Ratio = 0,4 , Confidence Interval 0,2-0,8).
Seratus tiga pasien kasus dan 103 pasien kontrol diwawancarai.
Wanita sebanyak 50,5% (jumlah = 52) kasus dan laki-laki sebanyak 53,5%
(jumlah = 54) dari sampel kontrol. Tiga puluh tiga persen (jumlah = 34)
pasien kasus dan pasien kontrol masing-masing berusia 3-10 bulan dengan
distribusi usia sebanding pada dua kelompok . Tabel 1 menunjukkan
karakteristik sosio-demografis pasien kasus dan kontrol.

Enam puluh lima persen (jumlah = 67) kasus dan 53,6% (jumlah = 52)
dari kontrol dilaporkan mendapat pengobatan di rumah. Dari kasus-kasus
yang telah menerima pengobatan di rumah, 22,4% (jumlah = 15) telah
mengambil antibiotik dibandingkan dengan 62% (jumlah = 32) dari kontrol.
Delapan belas persen (jumlah = 19) kasus dan 7% (jumlah = 7) kontrol
memiliki komorbiditas. Delapan persen (jumlah = 8) dari kasus kurang energi
protein dan lain 8% (jumlah = 8) memiliki infeksi virus human
immunodeficiency. Enam persen (jumlah = 6) dari kontrol mengalami infeksi

human immunodeficiency virus dan 1% (angka = 1) memiliki malnutrisi


energi protein.
Empat puluh lima persen (jumlah = 44) kasus menyadari petugas
kesehatan masyarakat di lingkungan mereka dibandingkan dengan 48,0%
(jumlah = 47) dari kontrol. Dua puluh delapan persen (jumlah = 31) kasus
yang dilaporkan telah menerima bantuan dari petugas kesehatan masyarakat
selama sakit saat ini dibandingkan dengan 26% (jumlah = 27) dari kontrol.
Pada analisis bivariat, faktor sosio-demografis tidak signifikan.
Mereka yang mencari pengobatan herbal sebelum mengunjungi fasilitas
kesehatan (Odds Ratio = 3.41, Confidence Interval-1,45-8,05), dan mereka
yang memiliki komorbiditas (Odds Ratio = 3.10, Confidence Interval-1,247,74) lebih mungkin untuk memiliki pneumonia berat . Demikian pula,
mereka yang memiliki kontak dengan penderitaan dari infeksi saluran
pernapasan atas (Odds Ratio = 2,82, Confidence Interval -1.27-6.26), yang
terdekat fasilitas kesehatan lebih dari lima kilometer (OR = 1.80, CI-1,013,19) dan mereka yang tertunda untuk mencari perawatan medis selama 3 hari
atau lebih (Odds Ratio = 2,86, Confidence Interval -1.62-5.06) lebih mungkin
untuk memiliki pneumonia berat. Mereka yang telah menerima antibiotik di
rumah (Odds Ratio = 0,38, Confidence Interval - 0,19-0,75) cenderung
mengurangi resiko pneumonia berat. Tabel 2 menunjukkan hasil analisis
bivariat.

Berikut

ini

adalah

faktor

risiko

independen

untuk

pneumonia berat setelah mengendalikan beberapa factor perancu:


komorbiditas (Odds Ratio = 3,8, Confidence Interval -1.4-10.6),
keterlambatan dalam mencari perawatan medis selama tiga hari
atau lebih (Odds Ratio = 2,3, Confidence Interval - 1,2-4,2) dan
kontak dengan anggota rumah tangga dengan infeksi saluran
pernapasan atas (Odds Ratio = 2,7, Confidence Interval-1.1-6.5).
Menerima antibiotik di rumah (Odds Ratio = 0,4, Confidence
Interval-0,2-0,8) adalah pelindung. Tabel 3 menunjukkan hasil
analisis multivariat.

5. Kesimpulan

Komorbiditas, kontak dengan infeksi saluran pernapasan


atas dan keterlambatan dalam mencari pengobatan merupakan
faktor risiko terjadinya pneumonia berat. Peneliti menyarankan
sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan mengenai pelayanan
kesehatan yang sesuai dan petugas kesehatan masyarakat untuk
melakukan pencegahan pneumonia, pengendalian dan pengobatan.

BAB II
PEMBAHASAN
Jurnal Risk factors of severe pneumonia among children aged 2-59
months in western Kenya: a case control study dikritisi sesuai dengan pedoman
epidemiologi

klinik.

Tujuan

dari

epidemiologi

klinik

adalah

untuk

mengembangkan dan menerapkan metode epidemiologi berdasarkan pengamatan


klinik yang akan menghasilkan kesimpulan yang sahih.
1. Kritisi Jurnal Faktor Risiko dari Sudut Pandang Epidemiologi Klinik
a. Apakah desain studi yang digunakan cukup kuat?
Kurang kuat.
Karena untuk mengguji hipotesis dan mengestimasi factor resiko
terjadinya pneumonia berat menggunakan desain case control studies.
Perlu diketahui urutan desain studi dengan urutan kekuatan yang paling
tinggi sampai yang paling rendah adalah sebagai berikut :
1) Clinical Trial
2) Cohort
3) Case Control
4) Cross Sectional
5) Case Series
6) Case Report
b. Apakah penilaian paparan dan keluaran bebas dari bias?
Tidak.
Faktor perancu dalam penelitian ini tidak dijelaskan apakah
diminimalisir dengan penggunaan kriteria inklusi dan eksklusi yang
relevan.

c. Apakah ada hubungan yang bermakna secara statistik?


Ya.
Penelitian

ini

menemukan

beberapa

faktor

resiko

yang

memperberat terjadinya pneumonia pada anak usia 2-59 tahun. Hasil


penelitian menunjukkan dengan analisa bivariat dan multivariat pada kasus
dan dibandingkan dengan kontrol hasilnya terdapat hubungan antara faktor
resiko dengan terjadi pneumonia yang berat dan pneumonia sangat berat.
d. Apakah hubungan yang diteliti konsisten dengan peneliti lain?
Ya.
Sejumlah penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang sesuai
dengan penelitian ini. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Broor memiliki temuan yang sama. Penelitian yang dilakukan di Uganda
juga memiliki hasil yang sama yaitu pada pasien yang tertunda untuk
mencari perawatan medis lebih dari tiga hari akan menjadi faktor resiko
pneumonia berat.
2. The PICO Principle
a. What is the question of the study?
Population / problem
Pasien anak usia 2-59 bulan dengan kasus pneumonia, di unit rawat
jalan RSUP kakamega di provinsi barat Kenya.
Intervention / indicator
Comparator / control
Pasien anak usia 2-59 bulan dengan pneumonia non berat.
Outcome
Terjadinya pneumonia yang semakin berat pada faktor resiko yang
identifikasi pada penelitian.
Reseach Question:
Apakah faktor resiko terjadinya pneumonia berat pada anak usia 259 bulan di Kenya Barat?

b. What is the purpose of the study?


Untuk mengidentifikasi faktor risiko pneumonia berat pada anak
usia 2-59 bulan yang mengalami pneumonia di sebuah fasilitas kesehatan
di Kenya Barat.
c. Which primary study type would give the highest quality evidence to
answer the question?
Randomized Controlled Trial (RCT)
d. Which is the best study type is also feasible?
Cohort retrospective
e. What is the study type used?
Case control studies
3. Validitas Internal
a. Apakah subyek penelitian cukup representatif?
Ya.
Dalam

penelitian

ini,

pengambilan

subyek

penelitian

dengan

menggunakan metode randomized sampling untuk kasus dan identifikasi


untuk control yang mencakup semua pasien anak 2-59 bulan dengan
pneumonia berat dan pneumonia non berat, di unit rawat jalan RSUP
Kakamega di Provinsi Barat Kenya, yaitu untuk kasus sejumlah 103
pasien dan untuk kontrol sejumlah 103 pasien.
b. Allocation / Adjustment
Karena penelitian ini merupakan penelitian case control studies. Pada
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan mengumpulkan data
informasi pasien anak 2-59 bulan dengan pneumonia di unit rawat jalan
RSUP Kakamega di Provinsi Barat Kenya.
c. Maintenance
Kedua kelompok kasus dan control tidak mendapatkan perlakuan dari
peneliti, peneliti hanya meminta pasien mengisi kuesioner terstruktur.

d. Measurement
Terdapat sebuah sistem blinding dalam penelitian ini, yaitu terhadap
penilai, sehingga hasil yang diperoleh bersifat objektif.

10

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Jurnal yang berjudul Risk factors of severe pneumonia among children aged
2-59 months in western Kenya: a case control study sesuai dengan pedoman
epidemiologi klinik.
b. Kesahihan jurnal Risk factors of severe pneumonia among children aged 259 months in western Kenya: a case control study dipengaruhi oleh
kekuatan dan kelemahan dalam penelitian ini.
c. Komorbiditas, kontak dengan infeksi saluran pernapasan atas dan
keterlambatan dalam mencari pengobatan merupakan faktor risiko terjadinya
pneumonia berat.
2. Saran
a. Perlu dilakukan penelitian-penelitian lanjutan Random Control Trial dengan
durasi yang lebih lama dan sampel yang lebih besar sehingga diketahui faktor
resiko lain yang memperberat pneumonia.
b. Pada penelitian lanjutan sebaiknya menyingkirkan faktor perancu dengan
memberikan kriteria instrinsik dan ekstrinsik yang relevan.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Cervical Root Syndrome
    Cervical Root Syndrome
    Dokumen11 halaman
    Cervical Root Syndrome
    Astri Khaerunisa Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Astri Khaerunisa Putri
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi
    Klasifikasi
    Dokumen2 halaman
    Klasifikasi
    Astri Khaerunisa Putri
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen3 halaman
    Tugas
    Astri Khaerunisa Putri
    Belum ada peringkat
  • Referat CHF
    Referat CHF
    Dokumen35 halaman
    Referat CHF
    Astri Khaerunisa Putri
    Belum ada peringkat
  • KASUS Cerebral Palsy
    KASUS Cerebral Palsy
    Dokumen27 halaman
    KASUS Cerebral Palsy
    Astri Khaerunisa Putri
    Belum ada peringkat