Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang.
Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang

kita cita-citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun
materil, maka berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir
ini. Salah satu usaha yang sedang digalakkan sesuai dengan Garis-garis Besar
Haluan Negara adalah ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri
berat maupun industri ringan. Industri berat yang dimaksudkan adalah industri
yang memproduksi mesin-mesin industri serta pengadaan bahan baku maupun
industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak. Tidak ketinggalan
juga halnya dengan industri yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri berupa
industri kecil dan dan kerajinan rakyat dimana-mana akhir-akhir ini tumbuh bagai
cendawan di musim hujan. Tumbuhnya berbagai industri seperti ini menunjukkan
bahwa negara kita sedang mengalami pergeseran dari negara agraris menjadi
negara industri.
Akan tetapi, disamping tujuan-tujuan tersebut diatas, maka dengan
munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnnya yang berupa limbah.
Limbah tersebut berupa limbah padat ( solid waste), limbah cair (liquid wastes),
maupun limbah gas (gaseous wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan
sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada
diperusahaannya.
Industrialisasi tidak bisa terlepas dari tuntutan pengelolaan limbah.
peningkatan volume dan keragaman limbah pada dasarnya adalah beban
masyarakat karena dampak negatif yang mungkin timbul akibat keberadaan
limbah yang tidak dikelola dan ini akhirnya akan dirasakan masyarakat. Beberapa
aspek yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan limbah yaitu: pewadahan
(storage), pengumpulan (collection), pemindahan (transfer), pengangkutan
(transport), pengolahan (processing) dan juga pembuangan akhir (disposal).
1|PLC-A

Dari beragam limbah yang ada, salah satunya yang menarik dikaji adalah
limbah industri tempe karena makanan ini adalah identik dengan makanan pokok
rakyat di Indonesia sehingga penanganan limbahnya menjadi sangat menarik
dikaji. Sebagian besar industri tempe merupakan industri rumah tangga yang
belum memiliki unit pengolahan limbah dan di sisi lain sangat banyak limbah cair
dihasilkan setiap pengolahan satu kuintal kedelai sehingga persoalan ini dapat
menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Efek negatif yang juga timbul misal bau
busuk, merembesnya air limbah mencemari air tanah, penyakit gatal dan diare jika
tercemar ke dalam air tanah yang dimanfaatkan oleh manusia.
Terkait dengan permasalahan pencemaran lingkungan akibat industri
membawa dampak yang luar biasa terhadap kehidupan masyarakat, karena bisa
menimbulkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu penanganan yang
serius untuk mengatasinya.
B.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud industri tempe?
2. Bagaimana proses pembuatan tempe?
3. Apa sumber limbah industri tempe?
4. Karakteristik limbah industri tempe?
5. Bagaimana pengolahan air limbah industri tempe?
6. Bagaimana standar limbah industri tempe?
7. Penyakit apa saja yang timbul akibat air limbah industri tempe?

C.

Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui industri tempe.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan tempe.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sumber limbah industri tempe.
4. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik limbah industri tempe.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengolahan air limbah industri tempe.
6. Mahasiswa dapat mengetahui standar limbah industri tempe.
7. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit apa saja yang timbul akibat air
limbah industri tempe.

2|PLC-A

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Industri Tempe.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan
juga reparasi adalah bagian dari industri. Tempe merupakan makanan yang
3|PLC-A

digemari masyarakat, baik masyarakat kalangan bawah hingga atas.


Keberadaannya sudah lama diakui sebagai makanan yang sehat, bergizi dan
harganya murah. Industri tempe merupakan industri kecil yang mampu
menyerap sejumlah besar tenaga kerja baik yang terkait langsung dalam
proses produksi maupun yang terkait dengan perdagangan bahan yang
merupakan masukan maupun produk hasil olahannya.
Pembuat tempe yang umumnya merupakan kelompok industri
rumah tangga di Kota Makassar, salah satunya pembuat tenaga tempe Pak
Sutrisno di Jalan Abu Bakar Lambogo Makassar. Tempe adalah salah satu
makanan tradisional khas Indonesia. Di tanah air, tempe sudah lama dikenal
selama berabad-abad silam. Makanan ini diproduksi dan dikonsumsi secara
turun temurun, khususnya di daerah Jawa Tengan dan sekitarnya. Kata
tempe diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno
terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut
tumpi. Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan
tempe segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal usul dari
nama kata tempe berasal. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji
kedelai dengan menggunakan jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus
oryzae atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi yang
dikenal sebagai ragi tempe. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai
mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah
dicerna.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai
untuk proses produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses
pembuatan tempe, limbah yang dihasilkan juga cukup besar. Pada saat ini
sebagian besar industri tempe masih merupakan industri kecil skala rumah
tangga yang tidak dilengkapi dengan unit pengolah air limbah. Untuk itu
perlu dilakukan proses pengolahan lanjut agar kandungan zat organik di dalan
air limbah memenuhi standar air buangan yang boleh dibuang ke saluran
umum.

4|PLC-A

B. Proses Pembuatan Tempe.


Tempe merupakan hasil fermentasi kedelai, dan secara garis besar
urutan proses pembuatan tempe adalan sebagai berikut :

Kedelai dimasak, setelah masak kedelai direndam 1 malam hingga lunak


dan terasa berlendir, kemudian kedelai dicuci hingga bersih.

Kedelai dipecah dengan mesin pemecah, hingga kedelai terbelah dua dan
kulit kedelai terpisah.

Kulit kedelai dipisahkan dengan cara hasil pemecahan kedelai dimasukkan


ke dalam air, sehingga kulit kedelai mengambang dan dapat dipisahkan.

Kedelai kupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian peragian dengan


cara kedelai dicampurkan ragi yang telah dilarutkan dan didiamkan selama
lebih kurang 10 menit.

Kedelai yang telah mengandung ragi ditiriskan hingga hampir kering,


kemudian dibungkus dengan daun pisang. Setelah fermentasi selama 2 hari
diperoleh tempe.

Gambar 1 : Bagan proses pembuatan tempe

5|PLC-A

C. Sumber limbah Industri Tempe.


Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri-industri masih menjadi
masalah bagi lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industriindustri, terutama industri rumah tangga mengalirkan langsung air
limbahnya ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Demikian
pula dengan industri tempe yang pada umumnya merupakan industri
rumah tangga. Menghasilkan

limbah

dari proses pembuatan tempe,

Keadaan ini akibat masih banyaknya pengrajin tempe yang belum


mengerti akan kebersihan lingkungan dan disamping itu pula tingkat
ekonomi yang masih rendah, sehingga pengolahan limbah akan menjadi
beban yang cukup berat bagi mereka.

Limbah industri tempe dapat

menimbulkan pencemaran yang cukup berat karena mengandung polutan


organik yang cukup tinggi. Dari beberapa hasil penelitian, konsentrasi
COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah industri tempe
cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm, serta mempunyai
keasaman yang rendah yakni pH 4-5. serta mempunyai keasaman yang
rendah yakni pH 4-5. Limbah dari pengolahan tempe mempunyai kadar
BOD sekitar 5.000 - 10.000 mg/l, COD 7.000 - 12.000 mg/l.

D. Karakteristik Limbah Industri Tempe.


. Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan
kedelai. Suhu limbah cair tempe pada umumnya lebih tinggi dari air
bakunya, yaitu 40C sampai 46C. Suhu yang meningkat di lingkungan
perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan Untuk limbah
industri tempe ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni karakteristik
fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu, warna
dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan
gasoksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan
permukaan. Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan
industri tempe pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di

6|PLC-A

dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan
minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang
jumlahnya paling besar (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987).
Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak,
dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat
sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tempe tersebut.
Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan
beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan TOM. Uji BOD
merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat
pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga
(Greyson, 1990; Welch, 1992). Air buangan industri tempe kualitasnya
bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka
kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah (Nurhasan
dan Pramudya, 1987). Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah adalah
gas nitrogen (N2 ), oksigen (O2 ), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3 ),
karbondioksida (CO2 ) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari
dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan.

Gambar 2 : Limbah cair yang berasal dari industri kecil tempe


E. Pengolahan Limbah Industri Tempe.
Limbah industri tempe dapat menimbulkan pencemaran yang
cukup berat karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Dari
beberapa hasil penelitian, konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand)
di dalam air limbah industri tempe cukup tinggi yakni berkisar antara

7|PLC-A

7.000 - 10.000 ppm. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah
industri tempe merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang
sangat potersial.
Saat ini pengelolaan air limbah industri tempe umumnya dilakukan
dengan cara membuat bak penampung air limbah sehingga terjadi proses
anaerob. Dengan adanya proses biologis anaerob tersebut maka kandungan
polutan organik yang ada di dalam air limbah dapat diturunkan. Dengan
demikian jika konsertarsi COD dalam air limbah 7000 ppm, maka kadar
COD yang keluar masih cukup tinggi yakni sekitar 2100 ppm, sehinga hal
ini masih menjadi sumber pencemaran lingkungan.

Gambar 3 : Pengolahan air limbah industri kecil tempe dengan sistem


Penampungan (lagon) Anaerob.

Gambar 4 : Penampungan anaerob terjadi penguraian secara biologis anaerobik,


maka zat organik akan terurai dan menghasilkan produk gas methan dan gas H2S
serta NH3 yang menyebabkan bau yang kurang sedap.
Suatu alternatif pengolahan limbah yang cukup sederhana adalah
pengolahan secara biologis, yakni dengan kombinasi proses biologis Anaerob-

8|PLC-A

Aerob. Sistem ini cocok diterapkan pada pengolahan limbah yang banyak
mengandung bahan-bahan organik. Limbah industri tempe merupakan salah satu
jenis limbah yang banyak mengandung bahan-bahan organik.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah industri tahu-tempe
tersebut adalah dengan kombinasi proses pengolahan biologis anaerob dan aerob.
Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yakni pertama
proses penguraian anaerob (Anaerobic digesting), dan yang ke dua proses
pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Air limbah yang
dihasilkan dari proses pembuatan tahu-tempe kumpulkan melalui saluran air
limbah, kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat.
Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan larutan kapur atau larutan NaOH air limbah
dialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob tersebut
polutan organik yang ada di dalam air limbah akan diuraikan oleh
mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas methan yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air
limbah dapat diturukkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi pengolahan 90 %).
Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan lanjut
dengan sistem biofilter aerob.

Gambar 5 : Diagram proses pengolahan air limbah industri tahu-tempe dengan


sistem kombinasi biofilter Anareb-Aerob.
F. Standar Baku Mutu Limbah Industri.

9|PLC-A

Penetapan baku mutu air limbah didasarkan pada dua (2) aspek yaitu :

Berdasarkan air limbah yang dihasilkan oleh setiap industri disebut


sebagai standar air limbah (Fffluent Standard)

Berdasarkan peruntukan dari badan air penerima disebut sebagai


standar air badan penerima (Stream Standard)

Baku mutu air limbah berdasarkan stadar air limbah (Effluent


Standard) seperti tercantum dalam tabel berikut ini :

Model Baku mutu air limbah industri

Parameter

Beban

Pencemaran

Maksiumum

Maksimum (gram/satuan

(mg/L)
produk)
75
22,5
125
37,5
50
15
0,25
0,08
4
1,2
6-9
0,3 m3/ satuan produk

BOD5
COD
TSS
Fenol
Amonia total (sebagai N)
pH
Debit limbah maksimum

Kadar

(Stream Standard)

BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR


(TERMASUK PENGOLAH LIMBAH CAIR TERPUSAT (KAWASAN)
Parameter
Satuan
Golongan Baku Mutu Limbah Cair

A.FISIKA
Temperatur
Zat padat terlarut
Zat padat tersuspensi
B. KIMIA
pH
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Barium (Ba)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Kromium

(Golongan Sungai)
I
II

III

IV

C
mg/L
mg/L

35
1500
100

38
2000
200

40
4000
200

45
5000
500

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

6-9
5
0,5
1
1
5
0,05

6-9
10
2
2
2
10
0,1

6-9
15
5
3
3
15
0,5

6-9
20
10
5
5
20
2

10 | P L C - A

heksavalen(Cr+6)
Kromium total (Cr tot)
Kadmium (Cd)
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Timah putih (Sn)
Arsen (As)
Selenium (Se)
Nikel (Ni)
Kobal (Co)
Sianida (CN)
Sulfida (H2S)
Flourida (F)
Klorin bebas (Cl2)
Amonia bebas (NH3-N)
Nitrat (NO3-N)
Nitrit (NO2-N)
BOD5
COD
Detergen anionik
Phenol
Minyak & Lemak
PCB
C. BIOLOGI
Coliform Group
Coliform tinja

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

0,1
0,01
0,001
0,1
2
0,05
0,01
0,1
0,2
0,05
0,01
1,5
0,02
0,5
10
0,06
30
80
0,5
0,01
1
NIHIL

0,5
0,05
0,002
0,5
3
0,1
0,05
0,2
0,4
0,1
0,06
15
0,03
1
20
1
50
100
1
0,05
5
NIHIL

1
0,1
0,005
1
4
0,5
0,1
0,5
0,6
0,5
0,1
20
0,04
5
30
3
150
300
10
1
15
NIHIL

2
1
0,01
3
5
1
1
1
1
1
1
30
0,05
20
50
5
300
600
15
2
20
NIHIL

MPN / 100 100

1000

2000

2000

ml
MPN / 100 1000

5000

10000

10000

ml

Indikator baku mutu air limbah untuk industri


No
1

Jenis Industri
Industri Soda Kostik

Tembaga (Cu); Seng (Zn), pH


Industri Pelapisan Logam TSS, Kadmium (Cd), Sianida (CN); Logam
(pelapisan

Indikator Baku Mutu


COD, TSS, Raksa (Hg), Timbal (Pb);

Tembaga, Total,

Nikel,

Tembaga (Cu), Nikel (Ni), Krom Total

Galvanisasi Seng)

(Cr); Krom

Industri
Kulit

Heksavalen (Cr+6)
Penyamakan BOD5, COD, TSS, Sulfida (sebagai H2S);
Krom Total (Cr); Minyak dan Lemak,
11 | P L C - A

Industri Minyak Sawit

Amonia Total, pH
BOD5, COD, TSS, Minyak dan Lemak;

5
6

Industri Pulp dan Kertas


Industri Karet

AmoniaTotal (sebagai NH3-N); pH


BOD5, COD; TSS; pH
BOD5, COD; TSS; Amonia Total (sebagai

Industri Gula

NH3-N); pH
BOD5; COD; TSS; Sulfida (sebagai H2S);

8
9

Industri Tapioka
Industri Tekstil

pH
BOD5; COD; TSS; Sianida (CN); pH
BOD5; COD; TSS; Fenol Total; Krom

10

Industri Pupuk Area

Total (Cr); Minyak dan Lemak; pH


BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak;

11

pH
Industri Mono Sodium BOD5; COD; TSS; pH

12
13

Glutamate (MSG)
Industri Kayu Lapis
BOD5; COD; TSS; Fenol Total; pH
Industri
susu
dan BOD5; COD; TSS; pH
makanan

yang

terbuat

14

dari susu
Industri

15

Ringan
pH
Industri Sabun, Deterjen BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak;
dan

16
17

Minuman BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak;

produk-produk Fosfat (sebagai PO4); MBAS, pH

MinyakNabati
Industri Bir
Industri Baterai Kering

BOD5; COD; TSS; pH


COD; TSS; NH3-N Total; Minyak dan
Lemak,
Seng (Zn); Merkuri (Hg), Mangan (Mn),

18

Industri Cat

Krom (Cr); Nikel (Ni); pH


BOD5; TSS; Merkuri (Hg), Seng (Zn),
Timbal
(Pb); Tembaga (Cu); Krom Heksavalen
(Cr+6); Titanium (Ti), Kadmium (Cd),

19
20

Industri Farmasi
Industri Pestisida

Fenol; Minyak dan lemak


BOD5, COD, TSS, Total-N, Fenol, pH
BOD5, COD, TSS, Fenol, Total-CN,

12 | P L C - A

21
22

Hotel
Kegiatan Rumah Sakit

Tembaga(Cn), Krom Aktif Total, pH


BOD5, COD, TSS, pH
BOD5, COD, TSS, pH, Mikrobiologik
(golongankoli);

23

Limbah

radioaktivitas
Rumah BOD5, COD,

Tangga(Domestik)

dapat
TSS,

ditambahkan
pH,

Deterjen,

Mikrobiologik(golongan koli)

G. Penyakit Akibat Limbah Industri.


Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia
mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air
limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa
saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu
sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
1. Virus : Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti
modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada
air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
2. Vibrio Cholera : Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan
penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia
yang mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b : Merupakan penyebab
typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air
limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan
makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak
berpenyakit typhus.
4. Salmonella Spp : Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis
bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.

13 | P L C - A

5. Shigella Spp : Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat


pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui
kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan,
lalat dan tanah.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka
air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab
iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang
mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber
asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953
adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya
mengalami gejala penyempitan ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa
menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1.

Industri tempe merupakan industri kecil yang mampu menyerap


sejumlah besar tenaga kerja baik yang terkait langsung dalam proses
produksi maupun yang terkait dengan perdagangan bahan yang

2.

merupakan masukan maupun produk hasil olahannya.


Proses Pembuatan Tempe :
- Kedelai dimasak, setelah masak kedelai direndam 1 malam hingga
lunak dan terasa berlendir, kemudian kedelai dicuci hingga bersih.

14 | P L C - A

- Kedelai dipecah dengan mesin pemecah, hingga kedelai terbelah


dua dan kulit kedelai terpisah.
- Kulit kedelai dipisahkan dengan cara hasil pemecahan kedelai
dimasukkan ke dalam air, sehingga kulit kedelai mengambang dan
dapat dipisahkan.
- Kedelai kupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian peragian
dengan cara kedelai dicampurkan ragi yang telah dilarutkan dan
didiamkan selama lebih kurang 10 menit.
- Kedelai yang telah mengandung ragi ditiriskan hingga hampir
kering, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Setelah
3.

fermentasi selama 2 hari diperoleh tempe.


Industri tempe yang pada umumnya merupakan industri rumah tangga
yang menghasilkan limbah dari proses pembuatan tempe, Keadaan
ini akibat masih banyaknya pengrajin tempe yang belum mengerti
akan kebersihan lingkungan sehingga pengolahan limbah akan

4.

menjadi beban yang cukup berat bagi mereka.


Untuk limbah industri tempe ada dua hal yang perlu diperhatikan
yakni karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi
padatan total, suhu, warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan

5.

organik, bahan anorganik dan gas.


Suatu alternatif pengolahan limbah yang cukup sederhana adalah
pengolahan secara biologis, yakni dengan kombinasi proses biologis
Anaerob-Aerob.

6.

Model Baku mutu air limbah industri


Parameter

BOD5
COD
TSS
Fenol
Amonia
(sebagai N)
pH

Kadar

Beban Pencemaran Maksimum

Maksiumum

(gram/satuan produk)

(mg/L)
75
125
50
0,25
total 4

22,5
37,5
15
0,08
1,2

6-9

15 | P L C - A

Debit

limbah 0,3 m3/ satuan produk

maksimum
7.

Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja
seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis..

B. Saran.
Sebaiknya pengrajin rumah tangga seperti industri kecil pembuatan
tempe lebih memperhatikan masalah pengolahan air limbah hasil
produksinya. Agar tentunya tidak mencemari lingkungan maupun
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, 2008. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Siregar Sakti, 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
Anonim1. 2014. Permen LH 5 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
www.Permen-LH-5-2014-tentang-Baku-Mutu-Air-Limbah.pdf

(Diakses

pada

tanggal 04 Oktober 2016).


Anonim2. 2009. Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe Dengan
Proses Biofilter Anaerob Dan Aerob. www. Teknologi Pengolahan Limbah TahuTempe Dengan Proses Biofilter Anaerob Dan Aerob.htm (Diakses pada tanggal 04
Oktober 2016).
Zanxandhy. 2011. Limbah Industri.

www. Zanxadhysbly/limbah-

industri.html. (Diakses pada tanggal 04 Oktober 2016).

16 | P L C - A

17 | P L C - A

Anda mungkin juga menyukai