Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang
kita cita-citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun
materil, maka berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir
ini. Salah satu usaha yang sedang digalakkan sesuai dengan Garis-garis Besar
Haluan Negara adalah ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri
berat maupun industri ringan. Industri berat yang dimaksudkan adalah industri
yang memproduksi mesin-mesin industri serta pengadaan bahan baku maupun
industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak. Tidak ketinggalan
juga halnya dengan industri yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri berupa
industri kecil dan dan kerajinan rakyat dimana-mana akhir-akhir ini tumbuh bagai
cendawan di musim hujan. Tumbuhnya berbagai industri seperti ini menunjukkan
bahwa negara kita sedang mengalami pergeseran dari negara agraris menjadi
negara industri.
Akan tetapi, disamping tujuan-tujuan tersebut diatas, maka dengan
munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnnya yang berupa limbah.
Limbah tersebut berupa limbah padat ( solid waste), limbah cair (liquid wastes),
maupun limbah gas (gaseous wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan
sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada
diperusahaannya.
Industrialisasi tidak bisa terlepas dari tuntutan pengelolaan limbah.
peningkatan volume dan keragaman limbah pada dasarnya adalah beban
masyarakat karena dampak negatif yang mungkin timbul akibat keberadaan
limbah yang tidak dikelola dan ini akhirnya akan dirasakan masyarakat. Beberapa
aspek yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan limbah yaitu: pewadahan
(storage), pengumpulan (collection), pemindahan (transfer), pengangkutan
(transport), pengolahan (processing) dan juga pembuangan akhir (disposal).
1|PLC-A
Dari beragam limbah yang ada, salah satunya yang menarik dikaji adalah
limbah industri tempe karena makanan ini adalah identik dengan makanan pokok
rakyat di Indonesia sehingga penanganan limbahnya menjadi sangat menarik
dikaji. Sebagian besar industri tempe merupakan industri rumah tangga yang
belum memiliki unit pengolahan limbah dan di sisi lain sangat banyak limbah cair
dihasilkan setiap pengolahan satu kuintal kedelai sehingga persoalan ini dapat
menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Efek negatif yang juga timbul misal bau
busuk, merembesnya air limbah mencemari air tanah, penyakit gatal dan diare jika
tercemar ke dalam air tanah yang dimanfaatkan oleh manusia.
Terkait dengan permasalahan pencemaran lingkungan akibat industri
membawa dampak yang luar biasa terhadap kehidupan masyarakat, karena bisa
menimbulkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu penanganan yang
serius untuk mengatasinya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud industri tempe?
2. Bagaimana proses pembuatan tempe?
3. Apa sumber limbah industri tempe?
4. Karakteristik limbah industri tempe?
5. Bagaimana pengolahan air limbah industri tempe?
6. Bagaimana standar limbah industri tempe?
7. Penyakit apa saja yang timbul akibat air limbah industri tempe?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui industri tempe.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan tempe.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sumber limbah industri tempe.
4. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik limbah industri tempe.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengolahan air limbah industri tempe.
6. Mahasiswa dapat mengetahui standar limbah industri tempe.
7. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit apa saja yang timbul akibat air
limbah industri tempe.
2|PLC-A
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Industri Tempe.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan
juga reparasi adalah bagian dari industri. Tempe merupakan makanan yang
3|PLC-A
4|PLC-A
Kedelai dipecah dengan mesin pemecah, hingga kedelai terbelah dua dan
kulit kedelai terpisah.
5|PLC-A
limbah
6|PLC-A
dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan
minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang
jumlahnya paling besar (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987).
Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak,
dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat
sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tempe tersebut.
Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan
beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan TOM. Uji BOD
merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat
pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga
(Greyson, 1990; Welch, 1992). Air buangan industri tempe kualitasnya
bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka
kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah (Nurhasan
dan Pramudya, 1987). Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah adalah
gas nitrogen (N2 ), oksigen (O2 ), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3 ),
karbondioksida (CO2 ) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari
dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan.
7|PLC-A
7.000 - 10.000 ppm. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah
industri tempe merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang
sangat potersial.
Saat ini pengelolaan air limbah industri tempe umumnya dilakukan
dengan cara membuat bak penampung air limbah sehingga terjadi proses
anaerob. Dengan adanya proses biologis anaerob tersebut maka kandungan
polutan organik yang ada di dalam air limbah dapat diturunkan. Dengan
demikian jika konsertarsi COD dalam air limbah 7000 ppm, maka kadar
COD yang keluar masih cukup tinggi yakni sekitar 2100 ppm, sehinga hal
ini masih menjadi sumber pencemaran lingkungan.
8|PLC-A
Aerob. Sistem ini cocok diterapkan pada pengolahan limbah yang banyak
mengandung bahan-bahan organik. Limbah industri tempe merupakan salah satu
jenis limbah yang banyak mengandung bahan-bahan organik.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah industri tahu-tempe
tersebut adalah dengan kombinasi proses pengolahan biologis anaerob dan aerob.
Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yakni pertama
proses penguraian anaerob (Anaerobic digesting), dan yang ke dua proses
pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Air limbah yang
dihasilkan dari proses pembuatan tahu-tempe kumpulkan melalui saluran air
limbah, kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat.
Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan larutan kapur atau larutan NaOH air limbah
dialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob tersebut
polutan organik yang ada di dalam air limbah akan diuraikan oleh
mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas methan yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air
limbah dapat diturukkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi pengolahan 90 %).
Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan lanjut
dengan sistem biofilter aerob.
9|PLC-A
Penetapan baku mutu air limbah didasarkan pada dua (2) aspek yaitu :
Parameter
Beban
Pencemaran
Maksiumum
Maksimum (gram/satuan
(mg/L)
produk)
75
22,5
125
37,5
50
15
0,25
0,08
4
1,2
6-9
0,3 m3/ satuan produk
BOD5
COD
TSS
Fenol
Amonia total (sebagai N)
pH
Debit limbah maksimum
Kadar
(Stream Standard)
A.FISIKA
Temperatur
Zat padat terlarut
Zat padat tersuspensi
B. KIMIA
pH
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Barium (Ba)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Kromium
(Golongan Sungai)
I
II
III
IV
C
mg/L
mg/L
35
1500
100
38
2000
200
40
4000
200
45
5000
500
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
6-9
5
0,5
1
1
5
0,05
6-9
10
2
2
2
10
0,1
6-9
15
5
3
3
15
0,5
6-9
20
10
5
5
20
2
10 | P L C - A
heksavalen(Cr+6)
Kromium total (Cr tot)
Kadmium (Cd)
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Timah putih (Sn)
Arsen (As)
Selenium (Se)
Nikel (Ni)
Kobal (Co)
Sianida (CN)
Sulfida (H2S)
Flourida (F)
Klorin bebas (Cl2)
Amonia bebas (NH3-N)
Nitrat (NO3-N)
Nitrit (NO2-N)
BOD5
COD
Detergen anionik
Phenol
Minyak & Lemak
PCB
C. BIOLOGI
Coliform Group
Coliform tinja
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,1
0,01
0,001
0,1
2
0,05
0,01
0,1
0,2
0,05
0,01
1,5
0,02
0,5
10
0,06
30
80
0,5
0,01
1
NIHIL
0,5
0,05
0,002
0,5
3
0,1
0,05
0,2
0,4
0,1
0,06
15
0,03
1
20
1
50
100
1
0,05
5
NIHIL
1
0,1
0,005
1
4
0,5
0,1
0,5
0,6
0,5
0,1
20
0,04
5
30
3
150
300
10
1
15
NIHIL
2
1
0,01
3
5
1
1
1
1
1
1
30
0,05
20
50
5
300
600
15
2
20
NIHIL
1000
2000
2000
ml
MPN / 100 1000
5000
10000
10000
ml
Jenis Industri
Industri Soda Kostik
Tembaga, Total,
Nikel,
Galvanisasi Seng)
(Cr); Krom
Industri
Kulit
Heksavalen (Cr+6)
Penyamakan BOD5, COD, TSS, Sulfida (sebagai H2S);
Krom Total (Cr); Minyak dan Lemak,
11 | P L C - A
Amonia Total, pH
BOD5, COD, TSS, Minyak dan Lemak;
5
6
Industri Gula
NH3-N); pH
BOD5; COD; TSS; Sulfida (sebagai H2S);
8
9
Industri Tapioka
Industri Tekstil
pH
BOD5; COD; TSS; Sianida (CN); pH
BOD5; COD; TSS; Fenol Total; Krom
10
11
pH
Industri Mono Sodium BOD5; COD; TSS; pH
12
13
Glutamate (MSG)
Industri Kayu Lapis
BOD5; COD; TSS; Fenol Total; pH
Industri
susu
dan BOD5; COD; TSS; pH
makanan
yang
terbuat
14
dari susu
Industri
15
Ringan
pH
Industri Sabun, Deterjen BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak;
dan
16
17
MinyakNabati
Industri Bir
Industri Baterai Kering
18
Industri Cat
19
20
Industri Farmasi
Industri Pestisida
12 | P L C - A
21
22
Hotel
Kegiatan Rumah Sakit
23
Limbah
radioaktivitas
Rumah BOD5, COD,
Tangga(Domestik)
dapat
TSS,
ditambahkan
pH,
Deterjen,
Mikrobiologik(golongan koli)
13 | P L C - A
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1.
2.
14 | P L C - A
4.
5.
6.
BOD5
COD
TSS
Fenol
Amonia
(sebagai N)
pH
Kadar
Maksiumum
(gram/satuan produk)
(mg/L)
75
125
50
0,25
total 4
22,5
37,5
15
0,08
1,2
6-9
15 | P L C - A
Debit
maksimum
7.
Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja
seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis..
B. Saran.
Sebaiknya pengrajin rumah tangga seperti industri kecil pembuatan
tempe lebih memperhatikan masalah pengolahan air limbah hasil
produksinya. Agar tentunya tidak mencemari lingkungan maupun
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, 2008. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Siregar Sakti, 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
Anonim1. 2014. Permen LH 5 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
www.Permen-LH-5-2014-tentang-Baku-Mutu-Air-Limbah.pdf
(Diakses
pada
www. Zanxadhysbly/limbah-
16 | P L C - A
17 | P L C - A