Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

KEMAMPUAN LAHAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Perencanaan Wilayah dan Kota
Dosen Pengampu : Dr. Eng Donny Harisuseno, ST., MT.

Disusun oleh :
Dewana Nugraha Kevin Caesar Perdhana
135060401111063
Kelas A

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2016

I.

Kondisi Umum Wilayah


Secara umum wilayah penelitian di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang

Mangondow Sulawesi Utara mempunyai bentuk wilayah landai sampai agak curam atau
bergunung. Penggunaan lahannya terdiri dari hutan primer, kebun campuran, hutan
mangrove, pemukiman, sawah dan semak belukar. Dari hasil survei lapangan dijumpai bahwa
penggunaan lahan yang ada tidak mengikuti kaidah konservasi tanah dan air atau tidak sesuai
dengan kemampuan lahannya, di mana kondisi ini dapat memungkinkan terjadinya erosi
tanah dan akan berdampak pada produksi tanaman.
Dalam menentukkan klasifikasi kemampuan lahan harus memperhatikan beberapa
faktor penghambat yaitu lereng permukaan, tingkal erosi, kedalaman tanah, tekstur,
permeabilitas, drainase, kerikil atau batuan dan bahaya banjir.
Adapun faktor-faktor pembatas kemampuan lahan sebagai berikut :
A. Kemiringan Lereng
Faktor yang paling mendasar dalam menentukkan kelas kemampuan lahan
adalah keadaan lereng. Memiliki presentase kemiringan lereng > 40%, sehingga
dapat dikategorikan ke dalam klasifikasi lereng curam. Kemiringan lereng sangat
berkaitan erat dengan erosi. Semakin curam lereng pada suatu tempat maka
kemungkinan atau potensi erosi akan semakin besar. Kemiringan lereng ini juga
berpengaruh pada kesesuaian fungsi lahan dan konservasi yang dapat dilakukan
pada lereng yang memiliki kemiringan lereng yang datar sampai sangat curam.
B. Kedalaman Tanah
Berdasarkan Peta Kedalaman Tanah Bolmong (2008) terdiri atas kedalaman
tanah dangkal yaitu < 30 cm dan kedalaman tanah dalam yaitu > 90 cm.
Kedalaman tanah termasuk pada kedalaman dalam. Kedalaman efektif adalah
kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman. Tanah-tanah yang
dalam dan permeabel kurang peka terhadap erosi daripada tanah yang permeabel
tetapi dangkal. Kedalaman tanah sampai lapisan kedap air menentukan banyaknya
air yang dapat diserap tanah dengan demikian mempengaruhi besarnya aliran
permukaan.
C. Tekstur Lapisan Bawah
Hasil analisis tekstur tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah lempung.
Tekstur tanah ditentukan dari tekstur lapisan atas (horison A atau sampai
kedalaman 15-25 cm dari permukaan). Perbedaan tekstur akan mempengaruhi

kemampuan potensi tanah yang akan berpengaruh kepada penggunaan tanah


tersebut.
D. Permeabilitas
Permeabilitas tanah termasuk ke dalam permeabilitas tanah sedang. Hal ini
diakibatkan oleh kandungan lempung yang ada di dalam tanah. Kandungan
lempung dalam tanah sangat menentukkan besar nilai permeabilitas serta pengaruhi
masuknya air kedalam tanah permeabilitas sangat dipengaruhi oleh keadaan tekstur
tanah. Permeabilitas berpengaruh pada seberapa besar kemampuan tanah dalam
melalukan (mengalirkan) air dan udara. Hal ini berpengaruh terhadap permukaan
kedap air dan seberapa dalam tanah dapat dilalui akar tanaman. Permeabilitas juga
berkaitan dengan aliran permukaan dalam tanah yang dapat menilai pengikisan
tanah dan berpengaruh pada nilai erosi pada tanah itu sendiri.
E. Ancaman Banjir
Berdasarkan survei lapangan, wilayah Lolak akan terjadi banjir bila hujan
turun tinggi dengan intensitas yang besar. Bila terjadi banjir air akan surut kurang
dari 24 jam. Bahaya banjir / genangan termasuk ke dalam golongan tidak pernah
mengalami bahaya banjir dan genangan. Ancaman banjir dapat terjadi pada lahanlahan yang memiliki kemiringan lereng yang landai yaitu kurang dari 15%. Karena
pada lahan yang landau, air akan mudah menggenang dan sulit untuk surut. Pada
lahan yang memiliki kemiringan lereng diatas 15%, ancaman banjir tidak akan
terjadi karena lerengnya sudah mulai curam sehingga air tidak dapat menggenangi
lahan tersebut.
F. Tutupan Batuan
Dari hasil pengamatan di lapangan keadaan batuan atau kerikil termasuk ke
dalam golongan wilayah yang tidak berbatu atau berkerikil. Tutupan batuan atau
tipe batuan akan menentukan bentuk lahannya. Jenis tanah juga sangat ditentukan
oleh tipe batuan karena tanah terbentuk dari pelapukan batuan. Pengaruh lebih jauh
adalah kepekaan tanah terhadap erosi. Tanah yang terbentuk dari batuan kapur akan
mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda dibandingkan dengan tanah
yang berkembang dari batuan vulkanik.
II. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa lahan termasuk ke dalam kelas kemampuan lahan kelas VI
(USDA), kelas V-VIII

tidak sesuai untuk usaha pertanian. Hal ini dapat dilihat dari

kemiringannya yang mencapai 45-65%, kedalaman tanah yang dangkal < 30 cm, teksturnya

tanah lempung, permeabilitas tanah sedang, tidak memiliki ancaman banjir, serta tutupan
batuannya berkerikil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lahan ini cocok untuk digunakan
sebagai hutan mangrove (pengembangan sedang).
III. Daftar Pustaka
Tugas Evaluasi Kemampuan Lahan Prodi Agroteknoligi Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran (dokumen.tips/documents/evaluasi-kemampuan-lahan56202e3cba06c.html)
E-Book Bahan Ajar Matakuliah Perencanaan Wilayah dan Kota Teknik Pengairan
Fakultas Tenik Universitas Brawijaya (Tata Guna Lahan Kesesuaian Lahan dan
Kemampuan Lahan Dr. Eng Donny Harisuseno, ST., MT)

Anda mungkin juga menyukai