Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN ERITEMA MULTIFROM

I.

KONSEP MEDIS

PENGERTIAN
Eritema multifrom merupakan erupsi mendadak dan rekuren pada kulit dan kadang pada
selaput lendir dengan gambaran bermacam-macam spektrum dan gambaran khas bentuk
iris.pada kasus yang berat disertai simtom konstitusi dan lesi viseral (Smeltzer,2002)
Skolisis epidermis toksik merupakan penyakit yang berat yang berpotensi untuk
menimbulkan penyakit,penyakit ini merupakan bentuk eritema multifrom yang paling
parah.mortalitas akibat eritema multifrom yang menderita sebanyak 30%.

ETIOLOGI
- herpes simpleks pemicu yang paling umum,sebagai mana herpes yang dapat
kambuh,demikian juga eritema multifrom yang terkai dengan herpes
-

virus lain : orf,hepatitis,parotitis


kanker
penyakit-penyakit jaringan ikat
berbagai macam obat
radioterapi

PATOFISIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui,tetapi terdapat beberapa faktor prediposisi seperti
adanyah riwayat alergi terhadap obat sistemik,peradangan oleh bakteri dan virus
tertentu,rangsangan fisik, misalnya sinar matahari, hawa dingin , faktor endokrin seperti
keadaan
hamil
hamil
atau
haid,
dan
penyakit
keganasan.
Pada anak-anak dan dewasa mudah,erupsi biasanya disertai dengan infeksi, sedangkan pada
orang
dewasa
disebabkan
oleh
obat-obat
dan
keganasan
MANIFESTASI KLINIK
-

rasa terbakar atau gatal pada konjungtiva


nyeri tekan
panas
batuk-batuk
sakit leher dan kepala
keadaan tidak enak badan yang berat

mialgia (pegal-pegal serta rasa sakit)


awitan eritema (kemerahan pada kulit)
sebagian besar mengenai membran mukosa yang berat dapat menyebabkan kerusakan
laring,bronkus,esofagus akibat ulserasi
pada daerah lainyah terjadi pengelupasan epidermis yang luas sehingga jaringan
dermis dibawahnya terpajan.

KOMPLIKASI
Sepsis dan keratokonjungtivitis merupakan komplikasi eritema multifrom. Sepsis yang tidak
dikenali dan tidak diatasi dapat membawa kematian.keratokonjungtivitis dapat mengganggu
pengelihatan dan mengakibatkan reteraksi serta pembentukan sikatriks pada konjungtifa dan
lesi kornea.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan histologi terhadap sel-sel kulit yang dibekudinginkan dari satu sampel
lesi yang baru dan pemeriksaan sitodiagnosis bahan seluler dari daerah kulit yang baru saja
terkelupas.
Pemeriksaan imunofluoresensi dapat dilakukan untuk mendeteksi autoantibodi
epidermis yang atipikal.

PENATALAKSANAAN
Eritema multifrom dapat sembuh sendiri (self-limiting), dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan.
Pada kasus ringan diberi pengobatan simtomatik,meskipun sedapat-dapatnya perlu
dicari penyebabnya.penyakit ini biasanya dapat diberikan pengobatan kortikosteroid
peroral,misalnya
berupa
prednison
3
x
10
mg
sehari.
Pemberian infus diberikan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit, khususnya pada pasien yang mengalami kelainan mukosa yang berat dan tidak
mampu
menelan
makanannya.
Terapi inisial dengan kortikosteroid sistemik. Pemberian secara dini akan mencegah
peluasan
lesi
kulit
sementara
pada
stuasi
lainya.
Perlindungan kulit dengan preparat topikal merupakan preparat anastesi dan antibiotik
topikal digunakan untuk mencegah sepsis dan membantu penatalaksanaan nyeri.

II.

KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
a). Identitas
b). Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, dan nomor register.
c). Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien dengan Steven Johnson
biasanya mengeluhkan dema, malaise, kulit merah dan gatal, nyeri kepala, batuk, pilek, dan
sakit tenggorokan.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat alergi makanan klien, riwayat konsumsi obat-obatan dahulu, riwayat penyakit
yang sebelumnya dialami klien.
-Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang sama.
-Riwayat Psikososial
Kaji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan interaksi sosial.
d)

Pengkajian fisik

1)

Kaji riwayat adanya alergi obat

2)

Inspeksi kulit dengan cermat untuk mengetahui adanya lesi, dan penyebarannya

3)

Inspeksi rongga mulut untuk mengetahui adanya lesi

4)

Inspeksi keadaan genetalia untuk mengetahui adanya lesi

5)

Kaji kemampuan menelan dan meminum cairan

6)

Kaji kemampuan klien untuk bernafas

7)

Kaji kemampuan visual klien, gangguan penglihatan, adanya peradangan,

8)

Monitor tanda vital terutama suhu untuk mengetahui karakter demam

9)

Catat volume urine, berat jenis, dan warnanya

10) Kaji tingkat kecemasan, kemampuan koping

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi lokal.
b) Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak.
c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh intake tidak adekuat respons
sekunder dari keruakan krusta pada mukosa mulut.
c)

Nyeri berhubngan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak.

d)

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas, adanya port de entree
pada lesi.

e)

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.

f)

Gangguan gambaran diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan struktur kulit,
perubahan peran keluarga.

g)

Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit, penurunan kesembuhan.

Anda mungkin juga menyukai