Sistem Pencernaan - Windha - A. Ghafur D
Sistem Pencernaan - Windha - A. Ghafur D
2. Esofagus/Kerongkongan
Setelah
melalui
rongga
mulut, makanan
akan masuk ke
dalam
tekak
(faring).
Faring
adalah
saluran
yang memanjang
dari
bagian
belakang rongga
mulut sampai ke
permukaan
kerongkongan
(esofagus). Setelah melalui faring, makanan
menuju esofagus.
Esofagus adalah suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot dan berdinding
tebal yang memanjang menuju lambung. Esofagus berdinding empat
lapis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang,
sebuah lapisan otot yang terdiri atas dua lapis serabut otot, yang satu
berjalan longitudinal dan yang lain sirkuler, sebuah lapisan submukosa
dan dipaling dalam terdapat selaput lendir (mukosa).
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan
Gambar 6. Esofagus dan
bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi,
Ilustrasi gerak peristaltik
pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
(sumber: sumber:
Ketika proses menelan, kelepak kartilago yang disebut dengan
Raven, 2001: 1022)
epiglotis miring menutupi glotis, sehingga mencegah makanan masuk ke
trakea. Kemudian otot kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung.
Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis.
Gambar 7. Bagian-bagian
Lambung dan sekresinya
(sumber: Chambell, 2005: 885)
3. Lambung
diameter usus besar. Bagian 25 cm pertama atau lebih dari usus halus
membentuk duodenum.
Bagian-bagian usus halus yang lain, disebut jejunum dan ileum, yang
berfungsi mengabsorpsi nutrien-nutrien dan air. Jejunum (usus kosong)
adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak di antara duodenum
(usus dua belas jari) dan ileum (usus penyerapan). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong.
Permukaan dalam jejenum berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan ileum, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan
jejenum dan ileum secara makroskopis.
Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Pencernaan yang terjadi di dalam usus halus berlangsung secara
kimiawi atau secara enzimatis. Makanan yang berbentuk bubur masuk ke
usus halus bersifat asam karena mengandung HCl. Akibatnya akan
merangsang sel-sel kelenjar usus untuk mengeluarkan getah usus.
Getah usus mengandung hormon dan enzim, yaitu:
a. Hormon
1) hormon sekretin, yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan
getah pankereas.
2) hormon kolesistokinin, yang merangsang kantong empedu untuk
mengeluarkan getah empedu. Getah empedu berfungsi
mengemulsikan lemak sehingga mudah dicerna oleh lipase
menjadi asam lemak dan gliserol.
b. Enzim
1) Enterokinase, berfungsi sebagai aktivator tripsinogen menjadi
tripsin dan erepsinogen menjadi erepsin.
2) Erepsinogen, berfungsi memecah peptida menjadi asam amino.
3) Disakarase, berfungsi memecah disakarida menjadi monosakarida.
Ada tiga macam disakarase, yaitu:
a)sukrase: memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa
b)maltase: memecah maltosa menjadi 2 molekul glukosa
c)laktase: memecah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa
4) Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
6. Usus Besar
Gambar
9: Bagian-bagian usus
besar (sumber: www.academia.edu ).
2.
3.
4.
5.
10
Gambar (10)
Ilustrasi makanan dari mulut hingga
lambung
(sumber: Chambell, 2005: 884)
11
Gambar 11: hidrolisis enzimatik dalam sistem pencernaan (Sumber, Campbell, 2008)
duodenum dalam bentuk inaktif (lihat gambar 11). Dalam reaksi berantai
yang mirip dengan aktivasi pepsin, tripsin dan kimotripsin diaktivasi ketika
keduanya terletak secara aman di dalam ruang ekstraselular dalam
duodenum.
Untuk digesti lemak-lemak dan lipid-lipid dimulai di dalam usus halus
dengan mengandalkan produksi empedu yang diproduksi di hati, empedu
mengandung garam-garam empedu yang berfungsi sebagai pengemulsi yang
dalam digesti dan absorpsi lipid-lipid.
Sementara hidrolisis enzimatik terus berlajut, peristalsis menggerakkan
campuran kimus dan getah-getah pencernaan di sepanjang usus halus.
Sebagian besar digesti diselesaikan didalam duodenum, sedangkan untuk
jejunum dan ilenum memiliki fungsi utama dalam absorpsi nutrient-nutrien
dan air.
Untuk mencapai jaringan tubuh, nutrien-nutrien di dalam lumen
pertama-tama harus melintasi kanal alimentaris, sebagian penyerapan terjadi
pada usus halus. Organ ini memiliki area permukaan yang sangat luas sekitar
300 m2. Lipatan-lipatan besar dalam pelapis usus memiliki penjuluranpenjuluran serupa jari yang disebut vili (tunggal disebut villus). Setiap sel
epitel memiliki banyak mikrovili, pada permukaan ujungnya yang terpapar
ke lumen usus (lihat gambar 13). Area permukaan mikrovili yang luar akan
meningkatkan absorpsi nutrien.
Penyerapan nutrien yang melewati sel-sel epitel melalui dua cara yaitu
secara aktif dan pasif, tergantung dari jenis nutriennya. Contoh penyerapan
secara aktif adalah gula fruktosa. Gula fruktosa bergerak melalui difusi yang
terfasilitasi menuruni gradient kosentrasinya dari lumen usus halus kedalam
sel-sel epitel. Dari situ fruktosa meninggalkan permukaan basal dan diserap
kedalam pembuluh-pembuluh darah kapiler pada bagian tengah masingmasing vilus. Nutrien yang lain seperti asam amino, peptide kecil, vitamin,
dan sebagian besar glukosa dapat diserap dengan cara yang sama.
Adapun untuk beberapa produk digesti lemak (trigliserida) justru
mengambil jalur yang berbeda dalam penyerapannya. Setelah diserap oleh
sel-sel epitel, asam lemak dan monogliserida direkombinasikan menjadi
13
14
adalah jurusan oral menuju ke aboral, atau dari pilorus menuju ke pertautan
ilosekal. Peristaltis yang bergerak sebaliknya disebut anti peristaltis, bergerak
dari jurusan aboral menuju ke oral, tetapi gerakan ini tidak seberapa hingga
gerakan resultannya seluruhnya ke jurusan aboral.
15
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Your Digestive System and How It Works Juornal Online NIH
Publication No. 132681 September 2013. Online (diakses pada
http://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/Anatomy/yourdigestive-system/Pages/anatomy.aspx Sabtu, 3 Oktober 2015)
Anonim. 2015. Nutrition, disgestion and excretion. Online (diakses pada
http://www.bbc.co.uk/education/guides/zwqycdm/revision
Sabtu,
3
Oktober 2015)
Campbell, 2008. Biologi edisi ke 8. Jakarta. Erlangga
Mander, Sylvia. 2007. Essensial of Biology. New York: The McGraw-Hill
Companies
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Reece, Jane etc. 2005. Champbell Biology 9th Ed. USA : Benjamin Cummings
Robinson, Jennifer. 2014. Article: Your Digestive System. Online (diakses pada
http://www.webmd.com/heartburn-gerd/your-digestive-system Sabtu, 3
Oktober 2015)
Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gramedia.
16