Anda di halaman 1dari 20

GAMBARAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDUNG

ARTIKEL
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Guru
Dosen pengampu : 1. Prof. Dr. Rochman Natawidjaya
2. Dr. Mamat Supriatna M. Pd

oleh
Esty Faatinisa
140276

SEKOLAH PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

Gambaran Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung


Esty Faatinisa
ABSTRAK
Fenomena yang terjadi di Sekolah Dasar adalah pada saat pembelajaran, msih
didominasi oleh guru. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan berdampak
negative pada perkembangan kreativitas siswa. Padahal kreativitas penting untuk

dipupuk dan dikembangkan, karena kreativitas memang sangat dibutuhkan


terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia yang mmbutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan memiliki kreativitas yang tinggi.
Metoda dalam kajian ini menggunakan pendekatan eksploratif dengan instrument
yang dinamakan mind mapping. Berdasarkan analisa data dari empat aspek
kreativitas yang diukur, aspek orisinalitas mendapat nilai terendah. Hal ini berarti
kita harus mengembangkan lingkungan belajar yang dapat menumbuh
kembangkan kreativitas siswa.
Kata kunci : Kreativitas, Mind Mapping, Sekolah Dasar

Creativity in Elementary School at Bandung


Esty Faatinisa
ABSTRACT
Phenomena in elementary school, on learning process there are still tendency to
teacher predominated, so that student only personating executor to teacher

comand, student do not get freedom to expression theyself. To be felt concerned


about will negating the student creativity development. Though important
creativity to be fertilized and developed, because creativity is true very required
especially relate to Indonesia development requiring human resource with quality
owning high creativity.
Method used in this research is explorative approach, with instrument what called
mind mapping. Based on data analyzes, from four aspect in creativity, originality
is the lowest point. There is meaning, we have to develop learning environment
which can increase creativity.
Key word : creativity, Mind Mapping, Elementary School

A. PENDAHULUAN
1. Dasar Pemikiran
Pada abad pengetahuan, yaitu abad 21 diperlukan sumber daya manusia
dengan kualitas tinggi yang memiliki keahlian, yaitu mampu bekerja sama,
berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil, memahami berbagai budaya, kemampuan

komunikasi, dan mampu belajar sepanjang hayat (life long learning) Trilling and
Hood (dalam Arnyana, 2007, hlm. 671). Sejalan Rindel (dalam Arnyana, 2007,
hlm. 671) mengemukakan agar siswa melek terhadap sains mampu memahami
materi pelajaran, mampu memanfaatkan informasi, dan mampu berkreativitas.
Dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang handal dan kreatif
tersebut, tentu saja tidak bisa serta merta terjadi tanpa menempuh apa yang
dinamakan dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk
membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Pandangan ini sejalan dengan makna pendidikan yang tercantum dalam Undangundang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 1, dimana melalui
pendidikan diharapkan terbentuk individu yang mampu mengembangkan potensi
dirinya secara aktif, memiliki kemampuan spiritual dan keterampilan hidup yang
diperlukan oleh dirinya, bangsa dan Negara.
Begitu pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan manusia. Oleh
karena itu dalam proses pelaksanaannya, harus dilaksanakan secara matang dan
utuh agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Proses untuk menciptakan keberhasilan pendidikan tersebut, guru memiliki
peranan penting dalam pembentukan proses pembelajaran yang berkualitas dan
bermakna. Namun pada prosesnya dilapangan, seringkali ditemui kekeliruan yang
dilakukan oleh guru. Banyak guru yang memiliki anggapan bahwa pendidikan
hanya

merupakan

suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan,

tanpa

memperhatikan tingkat perkembangan siswa dan strategi yang diterapkan dalam


pokok bahasan tertentu. Pembelajaran tampak membosankan dan tidak menarik
bagi siswa.
Dalam pembelajaran, bukan hanya aspek pengetahuan (kognitif) saja yang
perlu

dkembangkan, tapi juga meliputi aspek sikap dan keterampilan

(psikomotorik), agar menghasilkan generasi yang berilmu dan berkepribadian.


Menurut Bloom,dkk (Arifin, 2009, hlm. 21) hasil belajar dapat dikelompokkan
dalam 3 domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dari pertanyataan
tersebut maka dalam pendidikan juga perlu adanya pembentukkan karakter siswa.

Teori tersebut sejalan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) (Mulyasa, 2010, hlm. 2) yang diintegrasikan dengan kecakapan hidup
(life skills), para siswa harus belajar tentang kecakapan mengenal diri, kecakapan
sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Di samping itu siswa juga
harus belajar tentang kecakapan berpikir yang merupakan salah satu tujuan yang
harus dicapai dalam proses belajar siswa di sekolah Tim Broad Based Education,
2002a; 2002b (dalam Arnyana hlm. 672). Menurut Munandar (2002, hlm. 12)
salah satu pribadi yang kreatif adalah mampu mengembangkan dan merinci suatu
gagasan.
Mengingat pentingnya kreativitas dalam dunia pendidikan, tentu
merupakan tantangan bagi kita sebagai seorang pendidik bagaimana menciptakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas. Menciptakan suasana yang
menyenangkan sehingga memungkinkan siswa percaya diri dalam mengemukakan
pendapat, nyaman untuk bertanya, bebas dalam menyampaikan ide, sehingga pada
akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.

Rumusan Masalah Kajian


Bagaimana gambaran kreativitas siswa sekolah dasar kelas lima di SDN.

Andir Kidul kecamatan Cinambo Kota Bandung


3.

Ruang Lingkup Masalah yang Dikaji


Berdasarkan paparan rumusan masalah di atas, maka

ruang lingkup

masalah yang dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Gambaran kreativitas pada siswa Sekolah Dasar

2.

Penggunaan instrument yakni mind maping untuk dapat memperoleh


gambaran tentang kreativitas tersebut.

B.KAJIAN TEKSTUAL
I. Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa belajar merupakan aktivitas yang
tidak menyenangkan untuk sebagian siswa. Disadari atau tidak memang begitulah
kenyataannya. Banyak pakar dan cendekiawan yang telah berkali-kali mengulas
dan menelitinya namun kenyataan ini masih terjadi. Untuk itu diperlukan revolusi
belajar yang dapat membuat proses belajar itu lebh berwarna, lebih bergairah,
aplikatif dan mudah. Dari beberapa konsep pembelajaran, maka Mind mapping
bisa dikatakan sebagai sesuatu yang berbeda. Mind mapping

merupakan ide

brilian dari Aristoteles yang dikembangkan oleh Tony Buzan. Dengan


pencapaiannya tersebut, maka pengenalan dan penerapan Mind mapping sudah
mulai dilakukan di dunia pendidikan dari tingkatan SD sampai SMA.
Swadarma (2013, hlm. 3) mengemukakan beberapa konsep pengertian
Mind mapping diantaranya:

a. Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan


menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan
b. Mind mapping adalah cara mencatat yang efektif, efisien, kreatif dan
menarik mudah dan berdaya guna karena dilakukan dengan cara
memetakan pikiran-pikiran kita.
c. Mind mapping adalah sistem berpikir yang terancar (radiant thinking)
sehingga dapat mengembangkan ide dan pemikiran ke segala arah,
divergen, dan melihatnya secara utuh dalam berbagai sudut pandang.
d. Mind mapping adalah alat organisasional informasi yang bekerja sesuai
mekanisme kerja otak sehingga dapat memasukkan informasi dari dan
ke dalam otak dengan mudah.
Pendapat lain tentang pengertian Mind Mapping dikemukakan oleh
Windura (2013, hlm. 12) bahwa Mind Mapping adalah sistem belajar dan
berpikir mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang
masih tersembunyi.
Sejalan dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mind mapping
adalah sebuah teknis grafis atau cara mencatat yang memberikan kunci universal
untuk membuka potensi otak. Penggunaan mind mapping yang di dalamnya
terdapat unsur , nomor, logika, ritme dan warna, sehingga diharapkan siswa
mampu mengeluarkan potensi dalam otaknya berupa ide dan gagasan secara
bebas. Stimulasi yang diberikan dalam mind mapping yang berupa kata kunci
dapat merangsang siswa mengeluarkan hal-hal lain yang berhubungan dengan
kata kunci tersebut, sehingga pada akhinya mind mapping dapat menghasilkan
suatu gagasan mengenai permasalahan secara utuh.
2. Kegunaan Mind Mapping
Swadarma (2013),Windura (2013) dan Dananjaya (2013) menuliskan
kegunaan Mind Mapping adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kinerja managemen pengetahuan.
2) Memaksimalkan sistem kerja otak.
3) Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan
informasi yang dapat disajikan.Memacu kretivitas, sederhana dan
mudah dikerjakan.
4) Sewaktu-waktu dapat mere-call data yang ada dengan mudah.
5) Menarik dan mudah tertangkap mata (eye catching).
6) Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah.
II. Kreativitas

1.

Pengertian Kreativitas
Kreativitas, kata yang memliki sangat banyak pengertian. Banyak definisi

yang dikemukakan oleh para ahli ataupun orang awam. Secara dangkal,
kreativitas sering diartikan sebagai terbentuknya atau terciptanya sesuatu yang
baru baik itu gagasan, ataupun produk. Seperti yang dikemukakan oleh Rogers
(dalam Al Khalili, 2005, hlm. 19) mengemukakan bahwa
pada dasarnya proses kreativitas itu adalah apa yang dibangun dan
dihasilkan darinya suatu karya cipta yang baru, sebagai ekses dari apa
yang diciptakan seseorang individu dengan gayanya yang unik dalam
menciptakannya dan apa yang ditemukan serta dihadapi dalam
lingkungannya.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas maka terlihat jelas tentang
konsep kebaruan yang menjadi salah satu aspek penting dalam kreativitas.
Berdasarkan hal tersebut kreativitas sangat berhubungan dengan munculnya ideide baru, ataupun suatu produk yang memang baru atau memiliki komposisi baru.
Seperti hal nya apa yang dikemukakan oleh Havvel (dalam Al Khalili, 2005, hlm.
25) menyebutkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk membuat
komposisi atau sistem yang baru. Namun menjadi dilemma ketika muncul sebuah
pertanyaan untuk siapakah idea atau gagasan juga produk itu menjadi baru.
Mungkin ide yang dikemukakan oleh anak di SD tidak menjadi baru untuk anak
SMP. Sejalan dengan hal tersebut Perkins (dalam Starko, 2010, hlm. 5)
mengemukakan bahwa individu dengan kreativitas adalah individu yang
menghadapi masalah rutin dengan cara-cara yang kreatif. Dapat disimpulkan
bahwa kebaruan atau orisinalitas memang merupakan unsur yang diperhatikan
dalam kreativitas, baik dalam ide atau gagasan, produk ataupun proses dalam
penyelesaian masalah. Namun perlu diperhatikan pula bahwa kebaruan tersebut
tidak bisa digeneralisasikan ketika menentukan kreativitas seseorang,

karena

kreativitas bergantung pada lingkungan tempat dia berada.


Kreativitas juga di kemukakan oleh Munandar (1999, hlm. 33) bahwa
kreativitas adalah suatu kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaya dan memperinci) suatu gagasan". Sejalan dengan pertanyaan diatas
maka kreativitas adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatau dari berbagai
sudut pandang dengan lebih rinci. Berkaitan dengan pendapat tersebut, kreativitas

bisa berarti kemampuan untuk mengungkapkan segala sesuatu dengan detail, dari
informasi yang diperolehnya. Hal yang mungkin tidak terpikirkan orang lain
namun bisa ditemukan oleh orang yang memiliki kreativitas.
Kreativitas mengacu pada suatu pemikiran divergen dan produk yang
diterima secara kreatif. Hurlock (dalam Munandar, 1999, hlm. 35) menjelaskan
dua pendekatan utama untuk mengenal pemikiran (berpikir) kreatif, yaitu:
a. Memperhatikan respon-respon subjek untuk memecahkan masalah,
dimana suatu proses kognitif khusus, yaitu memahami karakteristik
berpikir kreatif yang diharapkan berhasil. Caranya dengan mengatasi
ketetapan (overcoming), berpikir diluar kebiasaan (the breaking of
mental set).
b. Menentukan kriteria dari suatu produk yang merupakan indkator
berpikir kreatif. Caranya dengan melihat produksi divergent yang
meliputi fleksibilitas, keaslian dan kelayakan.
Berdasarkan penekanannya, definisi-definisi kreativitas dapat dibedakan
ke dalam empat jenis definisi yang disebut sebagai Four Ps of Creativity:
Person, Process, Press, Product. Empat definisi kreativitas tersebut sebagaimana
dikemukakan oleh Munandar (2002, hlm. 27) terdiri dari:
a. Definisi Pribadi
Dimensi kepribadian meliputi ciri-ciri seperti kelenturan, toleransi
terhadap ambiguity, dorongan untuk berprestasi, dan keuletan dalam
menghadapi rintangan serta pengambilan resiko yang moderat.
b. Definisi Proses
Definisi proses ini di kemukakan oleh Torrance yang meliputi seluruh
proses kreatif dari mulai menemukan masalah, sampai dengan
menyampaikan hasil.
c. Definisi Produk
Definisi produk berfokus pada produk kreatif yang menekankan pada
unsur orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan.
d. Definisi Pendorong
Definisi pendorong menekankan pada faktor-faktor pendorong baik
internal maupun eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.
Berdasarkan pada beberapa definisi tentang kreativitas yang disampaikan
maka, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah segala potensi yang ada dalam
diri individu yang meliputi ide-ide atau gagasan-gagasan yang dapat dipadukan
atau dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
2. Ciri-ciri Anak Kreatif
Berikut dikemukakan oleh Munandar (2002, hlm. 98) ciri-ciri anak yang
kreatif adalah:

a.
b.
c.
d.
e.

Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi


Memiliki tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan
Mencari penagalaman-pengalaman baru
Lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhittungan)
Lebih berani mengemukakan pendapat meskipun kemungkinan tidak
disetujui oleh orang lain.
f. Inovatif
g. Memiliki keuletan dan ketekunan.
h. Tidak mudah putus asa.
i. Memiliki tingkat sponanitas yang tinggi
j. Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang
k. Cenderung tertarik untuk hal-hal yang rumit
l. Mempunyai minat yang luas
m. Mandiri dalam berpikir
n. Mempunyai prakarsa (inisiatif)
o. Imajinatif
p. Memberikan banyak gagasan atau usul dalam suatu masalah
q. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah
Ciri-ciri anak kreatif disebut juga sebagai karakteristik individu kreatif
seperti yang dikemukakan oleh Starko (2010, hlm. 95-101) bahwa karakteristik
personal dari individu yang kreatif adalah:
a. Willingness to take risks
Kesediaan untuk mengambil resiko, dalam arti individu yang kreatif adalah
individu yang tidak takut dalam menghadapi tugas yang baru. Individu yang
b.

kreatif mau menerima resiko dari tugas yang dia hadapi.


Curiosity
Individu yang kreatif memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang segala
sesuatu. Mereka ingin mengetahui bagaimana sesuatu bekerja, bagaimana
seseorang berpikir, ataupun bagaimana cara mendapatkan sesuatu. Oleh
karena itu individu yang kreatif cenderung banyak mengemukakan

c.

pertanyaan.
Perseverance, drive and commitment to task
Individu yang kreatif memiliki ketekunan, motivasi dari dalam diri dan
berkomitmen ketika sudah melakukan suatu tugas. Mereka tidak menyerah
ketika menghadapi kegagalan, dan terus melakukan usaha-usaha sehingga

d.

tugasnya bisa terselesaikan dengan baik.


Broad interest
Individu yang kreatif tidak hanya menyukai minat dalam satu bidang. Minat
mereka luas, mereka tertarik akan banyak hal dan banyak aspek dalam

e.

kehidupan.
Value originality
Individu yang kreatif menyukai perbedaan dengan yang lain. Mereka selalu
menginginkan kebaruan baik dalam produk ataupun cara dalam penyajian
produk.

3. Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif


Berdasarkan analisis faktor, Guilford (dalam Djoyonegoro, 2002, hlm. 7)
menemukan bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif
yaitu:
a. Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan.
b. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan
bermacam-macam pemecahan terhadap suatu masalah.
c. Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan
dengan cara-cara yang baru.
d. Penguraian (elaboration), adalah kemampuan untuk menguraikan
sesuatu secara rinci, detail dan berkembang dari informasi yang
diterima.
e. Perumusan kembali (redefinition), adalah kemampuan untuk meninjau
suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya.
Berbeda dengan analisis Guilford yang terdapat dalam Djoyonegoro
(2002), Kaufman, Plucker dan Baer (2008, hlm. 19) hanya memaparkan 4 aspek
yang disebut sebagai Four aspectsof divergent thinking yakni fluency, originality,
flexibility dan elaboration. Flexibility adalah banyaknya respon yang dicetuskan
setelah diberikan stimulus. Originality, yang berarti keunikan dari cara
memberikan respon setelah mendapat stimulus. Flexibility, bagaimana ketika
seorang individu memberi respon setelah mendapat stimulus atau ketika
menginterpretasikan

sesuatu.

Aspek

keempat

adalah

elaboration

yakni

pengembangan dari sebuah stimulus dengan memberikan detail-detail lain dari


stimulus yang diberikan.
Sejalan dengan ciri kemampuan berpikir kreatif yang di kemukakan oleh
Gulford diatas, maka pada penelitian ini ciri-ciri tersebut dapat melandasi atau
menjadi indikator dalam kreatif atau tidaknya seorang individu dalam berpikir dan

bertindak sehingga menghasilkan suatu gagasan, produk maupun dalam


menyelesaikan suatu permasalahan.
4.

Pentingnya Kreativitas pada Anak


Hidup di era ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat, diperlukan

pribadi yang dapat beradaptasi dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah.
Kreatif merupakan salah satu kemungkinan bagi individu yang sedang masa
pertumbuhan untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi serta
problema-problema yang kompleks.
Pengembangan kreativitas sejak dini sangat perlu dilakukan. Terdapat
beberapa alasan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini. Menurut Maslow
(dalam, 2002, hlm. 43) berpendapat bahwa dengan kreativitas orang dapat
mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam
hidup. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya
Kreativitas atau berpikir keatif sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan
bentuk yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan.
Penelitian yang dilakukan Munandar menemukan bahwa ternyata ciri-ciri yang
dianggap ideal pada anak atau murid menurut persepsi guru dan orang tua di
Indonesia tidak mencerminkan ciri-ciri kepribadian yang kreatif. Murid yang ideal
menurut persepsi guru di Indonesia saat ini adalah rajin, memiliki nilai akademis
yang baik, patuh, mengerjakan tugas tepat waktu. Ciri-ciri tersebut tidak cocok
dengan ciri kepribadian yang kreatif yaitu percaya diri dan penuh inisiatif.
Munandar kemudian menyimpulkan bahwa iklim pendidikan di Indonesia kurang
mampu mengembangkan kreativitas bagi siswa. Padahal lingkungan merupakan
faktor pendorong untuk mengembangkan kreativitas, mengingat pentingnya
kreativitas.
Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kemajuan masyarakat dan Negara
bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan baru dan
teknologi baru. Untuk mencapai hal ini, sikap, pemkiran dan perilaku kreaif harus
dipupuk sejak dini.

5.

Hubungan Kreativitas dengan Mind Mapping


Kreativitas adalah segala potensi yang ada dalam diri individu yang

meliputi ide-ide atau gagasan-gagasan yang dapat dipadukan atau dikembangkan


sehingga dapat bermanfaat bagi diri dan lingkngannya. Produk dari kreativitas
dihasilkan dari serangkaian tahapan.
Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dengan ide yang sudah ada,
sehingga menimbulkan adanya tindakan yang spesifikyang dilakukan oleh siswa.
Dengan penggunaan warna-warna dan symbol-simbol yang menarik akan
menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan
pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam
kegiatan belajar. Menurut Yovan (dalam Swadarma, 2013, hlm. 8) aplikasi dari
Mind mapping dapat meningkatkan kreativitas individu dengan kelompok.

C.

METODE KAJIAN

1. Pendekatan
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif untuk meliah gambaran
kreativitas siswa kelas lima di SDN Andir Kidul kecamatan Cinambo Kota
Bandung.

2. Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Andir Kidul yang terletak di kecamatan
Cinambo Kota Bandung. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V SD dengan
jumlah murid 38 siswa yang terdiri dari 21

siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan.
Karakteristik kelas V di SDN Andir Kidul yaitu mereka kurang mampu
dalam mengeluarkan ide, pendapat, gagasan yang berasal dari pikiran mereka
sendiri. Mereka hanya terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru ataupun dari
buku pegangan mereka, tanpa mengembangkan pengetahuan mereka.
3. Instrumen Penelitian
1.
Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar pengamatan yang berisi tentang
indikator-indikator yang mencerminkan segala sesuatu yang terjadi dalam proses
pembelajaran.
2. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan merupakan lembar kertas yang mana siswa
menggambarkan gagasan atau pikirannya mengenai materi pelajaran dalam
bentuk Mind Mapping. Mind Mapping itu sendiri dikembangkan oleh Tony
Buzan.
Nama

:
No Absen : ..
ASPEK YANG DINILAI
FLUENCY
FLEXIBILITY ORIGINALITY ELABORATION
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

Deskriptor
:
1. Fluency
Skor 3
: dalam hasil mind mapping terdapat 3 atau lebih kata kunci.
Skor 2
: dalam hasil mind mapping terdapat 2 kata kunci.
Skor 3
: dalam hasil mind mapping terdapat 1 kata kunci.
2. Flexibility
Skor 3
: jawaban sesuai konten dan solutif
Skor 2
: jawaban sesuai konten, tidak solutif
Skor 1
: jawaban tidak sesuai konten dan tidak solutif
3. Originalitas
Skor 3
: terdapat kata kunci dan gambar yang berbeda dengan siswa yang

Skor 2

lain.
: terdapat kata kunci yang berbeda namun gambar sama dengan
siswa yang lain, atau terdapat gambar yang berbeda tetapi kata

Skor 1

kunci sama dengan siswa yang lain.


: tidak terdapat kata kunci ataupun gambar yang berbeda dengan
siswa lain.

4. Elaboration
Skor 3 : pemaparan jawaban benar dan lengkap
Skor 2 : pemaparan jawaban benar tidak lengkap
Skor 1 : pemaparan jawaban tidak benar tidak lengkap
3.Teknik Analisis Data
Dalam penelitian in data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data
kemudian diolah dan dianalisis scara sistematis. Data yang telah terkumpul
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu data kuantitatif yang berbentuk angkaangka dan data kualitatif yang berbentuk symbol dan kata-kata. Data yang
termasuk dalam kategori kualitatif yaitu data observasi, wawancara, catatan
lapangan, sedangkan kategori data kuantitatif yaitu hasil evaluasi siswa.dan data
kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk mendukung hasil yang diperoleh dari
data kuantitatif.

D.HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil observasi dan juga proses pengambilan data yang
dilakukan peneliti, maka diperoleh hasil yang dapat tergambar dalam grafik
berikut :

Penilaian kemampuan siswa dalam membuat Mind mapping diukur


berdasarkan gambar yang dalam hal ini merepresentatifkan aspek originality pada
kreativitas, kemudian warna yang mencerminkan flexibility, kata kunci yang
mencerminkan fluency dan yang terakhir adalah asosiasi yang mencerminkan
elaboration.

Apabila kita perhatikan bahwa aspek originality selalu mendapat nilai


yang terendah. Originality, kebaruan, atau keunikan adalah aspek yang sangat
penting dalam sebuah kreativitas. Namun perlu diketahui bahwa originality adalah
hal yang tidak mungkin dikembangkan dalam waktu yang singkat, membutuhkan
waktu dan proses yang lama. Seperti yang dikemukakan oleh Starko (2010, hlm.

128) originality such as try to think something no one else will think of.
Menciptakan kebaruan dalam pendapat, pemikiran ataupun produk yang betulbetul baru memang tidaklah mudah. Torrance (dalam Supriadi, 2002, hlm. 17)
bahwa karya yang baru, karya yang kreatif tidak lahir karena kebetulan tetapi
melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan dan
motivasi yang kuat.
Melalui penerapan Mind Mapping diharapkan siswa dapat mengeluarkan
pemikiran, dan ide dalam bentuk tulisan, memencarkan apa yang ada di dalam
otaknya sehingga kerja otak kanan dan otak kiri bisa seimbang dan diharapkan
kreativitas siswa dapat berkembang.
Dari keseluruhan proses penelitian ini berdasarkan refleksi yang dilakukan
oleh penulis bahwa dalam menerapkan Mind Mapping pada materi pembelajaran
hendaknya dipilih materi yang real life, kontekstual dan berbasis masalah. Hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak terlalu terpaku dengan konsep yang sudah baku
sehingga diharapkan kreativitas siswa berdasarkan empat aspek kreativitas dapat
mencapai hasil yang maksimal.

E.KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


Berdasarkan pemeparan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya setiap manusia memiliki potensi kreatifitas untuk mengembangkan
setiap bakat yang dimiliki, dan faktor yang mempengaruhi yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Lingkungan sekolah dalam hal ini dalam roses belajar
mengajar merupakan salah satu wadah utama bagi siswa untuk mengembangkan
kreativitasnya.
Aspek kreativitas yang diukur ada kajian ini ada empat meliputi
fluency,flexibility, originality dan elaboration dan setlah dilakukan engukuran

sederhana ternyata aspek originality mendapatkan skor terendah. Kreativitas


sangat berhubungan dengan keorsinilan, seperi yang dikemukakan Ormrod baha
salah satu komponen utama dari kreativitas adalah produk baru dan bersifat
orsinil. Originality, kebaruan, atau keunikan adalah aspek yang sangat penting
dalam sebuah kreativitas. Namun perlu diketahui bahwa originality adalah hal
yang tidak mungkin dikembangkan dalam waktu yang singkat, membutuhkan
waktu dan proses yang lama. Seperti yang dikemukakan oleh Starko (2010, hlm.
128) originality such as try to think something no one else will think of.
Menciptakan kebaruan dalam pendapat, pemikiran ataupun produk yang betulbetul baru memang tidaklah mudah. Torrance (dalam Supriadi, 2002, hlm. 17)
bahwa karya yang baru, karya yang kreatif tidak lahir karena kebetulan tetapi
melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan dan
motivasi yang kuat.
Seperti yang diungkapkan Ormrod (2008, hlm. 407) bahwa beberapa
aspek tertentu dari pemikiran kreatif mungkin berakar pada factor keturunan,
tetapi factor lingkungan juga memainkan peran yang sama pentingnya dalam
perkembangan kreativitas. Tugas kita sebagai seorang guru (calon pendidik)
adalah membantu siswa dan mengarahkannya untuk lebih kreatif melalui metode
pembelajaran yang efektif dan disenangi oleh siswa sehingga siswa mampu
berkembang dalam berfikir maupun dalam mengeksplor bakat dan minat yang
dimiliki.
IMPLIKASI
1. Merupakan ranah Psikologi Pendidikan untuk mampu menelaah lebih lanjut
tentang kreativitas dalam pembelajaran yang mana dalam hal ini juga
disesuaikan dengan tahap perkembangan dari siswa.
2. Mengembangkan suatu model pembelajaran yang mampu menumbuh
kembangkan kreativitas siswa dengan memperhatikan aspek-aspek psikologis
siswa.
3. Memberikan edukasi tentang pentingnya kreativitas bagi para pendidik, orang
tua maupun yang berkepentingan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arnyana .(2007). Pendidikan dan Pengajaran. UNDIKSHA. No. 3
Buzan. (2013). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kaufman. Dkk. (2008). Essentials of Creativity Assessment. United State of
America: Wiley
Al-Khalili. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka AlKautsar
Mulyasa. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Munandar. (2002). Kreativitas dan Keterbakatan Strategi Mewujudkan Potensi


Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia.
Ormrod.

(2008). Psikologi

Pendidikan

Membantu Siswa Tumbuh

dan

Berkembang. Jakarta: Erlangga


Starko. (2009). 4th Creativity in The Classroom. United Kingdom: Routledge.
Supriadi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Jakarta:
Alfabeta.
Swadarma. (2013). Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta:
Gramedia.
Tanpa Nama. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bakti
Windura. (2013). Mind Map untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai