Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak saat konsepsi, saat dimana sel telur dan sel sperma bersatu
untuk membentuk suatu kehidupan baru, maka terjadilah perubahan-perubahan
secara terus-menerus yang disebabkan karena adanya saling pengaruhmempengaruhi antara proses biologis tertentu dengan masukan (input) berupa
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Kapan proses tersebut berakhir,
tidak dapat ditentukan dengan jelas, namun banyak pendapat menyatakan
bahwa kematian yang merupakan titik akhir dari proses tersebut.
Perubahan-perubahan itu terjadi baik dalam aspek fisik maupun psikis
dan perubahan-perubahan ini tidak selalu dengan mudah tampak oleh
pengamatan orang. Misalnya saja, perubahan fisik dapat diamati dengan
mudah. Contoh " Bagaimana perubahanseorang bayi yang tidak berdaya
menjadi seorang anak yang lincah,kemudian menjadi remaja yang aktif,
selanjutnya menjadi seorang yang dewasa. Sebaliknya perubahan psikis tidak
mudah diamati dan dijelaskan.
Hal ini meliputi perkembangan seorang anak untuk dapat berbicara,
berkomunikasi dengan orang lain dan ketera,pilan-keterampilan intelektual
lainnya. Dengan adanya perubahan-perubahan fisik dan psikis atau kematangan
mental, maka secara bertahap terjadilah perubahan-perubahan dalam tingkah
laku sosial seorang anak serta pengalaman emosionalnya.
Aspek aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial,
emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan
sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya
pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas
baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi
dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Karakterisitik perkembangan sosio-emosional peserta didik serta
implikasinya dalam bidang pendidikan. Sosio-emosional berasal dari kata sosial
dan emosi. Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam
1

hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral
agama. Sedangkan emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar.
Secara tradisional jalannya perkembangan hidup manusia dianggap
sebagai suatu garis kurva, yaitu proses perkembangan itu berjalan dengan cepat
selama masa prenatal (kehamilan), masa bayi, masa anak remaja, k e m u d i a n
terjadi

suatu

masa

stagnan ,

y a n g menggambarkan suatu stabilitas

Selama masa dewasa dan akhirnyaterjadi penurunan pada masa tua.Sudah


sejak berabad-abad lamanya manusia igin mengetahui kekuatan-kekuatan yang
mendasari

perkembangan

individu, terutama

mengenai

perkembangan

psikologisnya sehingga banyak terdapat spekulasi-spekulasi mengenai proses


terjadinya.
Perubahan-perubahan tersebut selama masa perkembangan hidup
manusia. &emikian juga mengenai asal-usul terjadinya perbedaan-perbedaan
indi'idual dalam hal kepribadian maupun kemmpuan-kemampuannya,
yang membuat seiap individu menjadi unik dan berbeda dari individu
lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian perkembangan ?
2. Apa saja aspek-aspek perkembangan ?
3. Bagaimana karakteristik setiap fase perkembangan ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Pengertian perkembangan
2. Aspek-aspek perkembangan
3. Karakteristik setiap fase perkembangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya.

Pengertian lainnya yaitu perubahan-perubahan yang dialami individu menuju


tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupus psikis dan bersifat kualitatif.
1. S i s t e m a t i s a d a l a h p e r u b a h a n d a l a m p e r k e m b a n g a n i t u
bersifat

saling ketergantungan atau saling mempengaruhi dan

bagian-bagian organisme (fsik dan psikis) yang merupakan kesatuan


yang harmonis.
2. Progresif adalah perubahan yang sifatnya maju, meningkat dan
mendalam secara kualitatif
3. Be r k e s i n a m b u n g a n a d a l a h

perubahan

pada

f u n g s i organisme yang berlangsung secara berurutan.


Perkembangan merupakan proses yang
berhenti( v e n d i n g
menerus

process)

berkembang

artinya

manusia

dipengaruhi

oleh

bagian

atau

tidak

pernah

secara

terus

pengalaman

atau

b e l a j a r s e m u a aspek perkembangan indvidu baik fisik, emosi, intelegensi,


maupun sosial saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada
atau

terhambat.

arah

tertentu

sehingga

Perkembangan

a r t i n ya

itu

perkembangan

mengikuti
terjadi

pola

secara

atau

teratur

hasil dari perkembangan dari tahap sebelumnya yang

merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. P e r k e m b a n g a n


m a u p u n p e r t u m b u h a n s e t i a p i n d v i d u i t u u n i k karena masing-masing
indi'idu tidak ada yang sama baik dari segi p e r t u m b u h a n

maupun

perkembangannya. Setiap individu yang n o r m a l a k a n m e l e w t i


semua fase atau periode perkembangan
secara teratur. /ika ada salah satu tugas perkembangan yang
tidakberjalan

dengan

baik

pada

periode

tertentu.

Perkembangan

jugaidealnya harus selaras dengan pertumbuhannya. Sehingga fsik danpsikis


saling mendukung.
B. Aspek-Aspek Perkembangan
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami
3

peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh


bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisasi tersebut, baik yang bersifat
konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu
khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis
saja, tetapi juga aspek biologis. Karena setiap aspek perkembangan individu,

baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lain saling mempengaruhi.
Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila
seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakitsakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek
lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan
emosional. Perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa aspek :
1. Fisik
Kondisi jasmaniah seseorang dapat mempengaruhi karakteristik
kepribadiannya. Kretchmer dan William Sheldon melalui teorinya tentang
tipologi kepribadian menyatakan bahwa karakteristik psikologis (kepribadian)
manusia berkaitan dengan bentuk tubuhnya.
Perkembangan fisik mencakup dua aspek utama yaitu aspek anatomis
(berkaitan dengan perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi,
berat badan dan proporsi antar bagian) dan aspek fisiologis. Laju
perkembangan anatomis secara umum ialah :
a. Berat dan tinggi badan pada waktu lahir antara 2 4 kg dan 50 60 cm.
Masa kanak-kanak sekitar 12 15 kg dan 90 120 cm. Pada remaja awal
30 40 kg dan 140 160 cm. Selanjutnya kecepatan berangsur dan
bahkan menjadi mapan.
b. Tulang-tulang pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur berpori
dan persambungannya masih longgar. Pada awal remaja menjadi 350 dan
pada awal dewasa menjai 200 integrasi, persenyawaan dan pergeseran.
c. Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan anak sekitar 1 : 4
dan menjelang dewasa menjai 1 : 8 atau 0.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan
sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal
(dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan
Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu (1) Sistem syaraf, yang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) Otot-otot, yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3)
Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan
(4) Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.

Awal dari perkembangan pribadi seseorang asasnya bersifat biologis.


Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normlitas dari konstitusi,
struktur dan kondisi talian dengan masalah Body-Image, self-concept, selfesteem dan rasa harga dirinya. Perkembangannya fisik ini mencakup aspekaspek sebagai berikut:
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis

ditunjukkan

dengan

adanya

perubahan

kuantitatif pada struktur tulang belulang. Indeks tinggi dan berat badan,
proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan badan secara
keseluruhan.
b. Perkembangan fisiologi
Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
secara kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati
seperti konstraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyaratan,
sekresi kelenjcar dan pencernaan.
Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah
otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan
dan fungsi kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 miliar sel syaraf (neuron),
dan setiap sel syaraf tersebut, rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi
(hubungan) dengan sel-sel syaraf yang lainnya. Neuron ini terdiri dari inti sel
(nucleus) dan sel body yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel
syaraf yang satu ke sel yang lainnya
2. Intelektual
Perkembangan intelektual anak merupakan salah satu aspek penting
dalam psikologi perkembangan anak. Gerakan anak yang lincah dan dinamis
memperlihatkan
Sebaliknya,

perkembangan

anak

yang

terlalu

intelektualitas
diam

justru

yang

sangat

potensial.

perlu

dirangsang

untuk

mengembangkan aspek intelktualitasnya tersebut. Namun sayangnya,


banyak orang tua yang justru seakan terbebani dengan anak yang terlalu
lincah dan menganggapnya sebagai kenakalan sehingga sering diredam dan
dimarahi. Bila ini dilakukan justru dapat menghambat perkembangan
intelektualitas anak.
3. Sosial
Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial
(zoon politicon), kata Plato. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut ia

harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain (ingat


kisah Singh Zingh di India dan Itard di Perancis, bayi yang disusui dan
dibesarkan binatang tidak dapat dididik kembali untuk menjadi manusia
biasa).
a. Proses sosialisasi dan perkembangan sosial
Secepat individu menyadari bahwa di luar dirinya itu ada orang lain,
maka mulailah pula menyadari bahwa ia harus belajar apa yang
seyogianya ia perbuat seperti yang diharapkan orang lain. Proses belajar
untuk menjadi makhluk sosial ini disebut sosialisasi.
oree (1970:86) dengan menyitir pendapat English & English (1958)
menjelaskan lebih lanjut bahwa sosialisasi itu merupakan suatu proses di
mana individu (terutama anak) melatih kepekaan dirinya terhadap
rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan
kehidupan (kelornpoknya); belajar bergaul dengan dan bertingkah laku
seperti orang lain, bertingkah laku di dalam lingkungan sosio-kulturalnya.
Perkembangan sosial, dengan demikian dapat diartikan sebagai
sequence dari perubahan yang berkesinambungan dalam perilaku individu
untuk

menjadi

rnakhluk

sosial

yang

dewasa.

Charlotte

Buhier

mengidentifikasikan perkembangan sosial ini dalam term kesadaran


hubungan

aku

engkau

atau

hubungan

subjektif-objektif.

Proses

perkembangannya berlangsung secara berirama.


b. Kecenderungan Pola Orientasi Sosial
Branson (Loree, 1970:87-89) mengidentifikasi berdasarkan hasil studi
longitudinalnya terhadap anak usia 5-16 tahun bahwa ada tiga pola
kecenderungan sosial pada anak, ialah (1) withdrawal-expansive, (2)
reactivity-placidity dan passivity-dominance. Kalau seseorang telah
memperhatikan orientasinya pada salah satu pola tersebut, maka
cenderung diikutinya sampai dewasa.
4. Moral
a. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin mos (Moris), yang berarti adat
istiadat peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai
atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu, seperti (a) seruan untuk
berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan,

memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan (b) larangan
mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku tersebut sesuai
dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tingi kelompok sosialnya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi

oleh

lingkungan Anak memperoleh nilai-nilai moral dan lingkungannya dan


orangtuanya. Dia belajar untuk mengenal nilai-nilai sesuai dengan nilainilai tersebut. Dalam mengembangkan moral anak, peranan orangtua
sangatlah penting, terutama pada waktu anak masih kecil. Beberapa sikap
orangtua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan Perkembangan
moral anak, di antaranya sebagai berikut.
1) Konsisten dalam mendidik anak
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam
melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu ke pada anak.
Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu
waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain.
2) Sikap orang tua dalam keluarga
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak, sikap
ayah dan ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan
moral anak, yaitu melalui proses peniruan (imitasi) Sikap orangtua
yang keras (otoriter) cenderung melahirkan sikap disiplin semu pada
anak, sedangkan sikap yang acuh tak acuh, atau sikap masa bodoh
cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggung jawab dan
kurang mempedulikan norma pada din anak. Sikap yang sebaiknya
dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih sayang keterbukaan,
musyawarah (dialogis), dan konsisten
3) Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orang tua merupakan panut (teladah) bagi anak, termasuk di
sini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang
menciptakan iklim yang religius (agamis) dengan cara membersihkan
ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka
anak akan mengalami Perkembangan moral yang baik.
4) Sikap orang tua dalam menerapkan norma

Orang yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau berlaku tidak


jujur, maka mereka harus menjauhka dirinya dan Perilaku berbohong
atau tidak jujur.
c. Proses Perkembangan Moral
Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara,
sebagai berikut.
1) Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang
tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orangtua,
guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu, yang paling penting
dalam pendidikan moral mi, adalah keteladanan dan orangtua, guru
atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral
2) Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau

meniru

penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya


(seperti orangtua, guru, kiai, artis atau orang dewasa lainnya).
3) Proses coba-coba (trial & error), yaitu dengan cara mengembangkan
tingkah

laku

moral

secara

coba-coba.

Tingkah

laku

yang

mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus .di kembangkan,


sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan
akan dihentikannya.
5. Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk
mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan,
tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan
hewan. Bahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang dengannya
manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sesama manusia, alam,
dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk
berbudaya dan mengembangkan budayanya.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu.
Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya
yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik
kesimpulan. Perkembangan pikiran itu dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu
pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju
perkembangan itu sebagai berikut :

a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif, seperti: bapak
makan.
b. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal),
seperti: Bapak tidak makan
c. Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat:
1) Kritikan: ini tidak boleh, ini tidak baik.
2) Keragu-raguan: barangkali, mungkin, bisa jadi, ini terjadi apabila anak
sudah menyadari akan kemungkinan ke khilafannya.
3) Menarik kesimpulan analogi, seperti: anak melihat ayahnya tidur
karena sakit, pada waktu lain anak melihat ibunya tidur, dia
mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit.
Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat
tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil
menuntaskan tugas yang satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan
tugas-tugas yang lainnya. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut
a. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
Bayi memahami bahasa orang lain, bukan memahami kata-kata yang
diucapkannya,

tetapi

dengan

memahami

kegiatan

/gerakan

atau

gesturenya (bahasa tubuhnya).


b. Pengembangan Perbendaharaan kata-kata anak berkembang dimulai
secara lambat pada usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo
yang cepat pada usia pra-sekolah dan terus meningkat setelah anak
masuk sekolah.
c. Penyusunan Kata-kata menjadt kalimat, kemampuan menyusun kata-kata
menjadi kalimat pada umumnya berkembang sebelum usia dua tahun.
Bentuk kalimat pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan
disertai: gesture untuk melengkapi cara berpikirnya
d. Ucapan. Kemampuan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi
(peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dan orang lain
(terutama orangtuanya). Pada usia bayi, antara 11-18 bulan, pada
umumnya mereka belum dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata
secara jelas, sehingga sering tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan
ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga tahun. Hasil studi tentang
suara dan kombinasi suara menunjukkan bahwa anak mengalami
kemudahan dan kesulitan dalam huruf-huruf tertentu.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut yaitu:
a. Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal

10

kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami


sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami
kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena
itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal,
orangtua perlu memper hatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang
dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang
bergizi,

memelihara

kebersihan

tubuh

anak atau

secara

reguler

memeriksakan anak ke dokter atau ke puskesmas.


b. Inteligensi Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat
inteligensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada
umumnya mempunyai inteligensi normal atau di atas normal.).
c. Status Sosial Ekonorni Keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara
perkembangan

bahasa

dengan

status

sosial

ekonomi

keluarga

menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami


kelambatan dalam perkembangan bahasa dibandingkan dengan anak
yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin
disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar
(keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa
anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer & Reindorf dalam E. Hurlock. 1956).
d. Jenis kelamin (Sex). Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan
dalam vokalisasi antara pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun,
anak wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
e. Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman
berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama
dengan orangtua yang mengajar, melatih dan memberikan contoh
berbahasa kepada anak
6. Emosi dan Perasaan
Emosi adalah suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu
pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi efektif mulai
dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat (mendalam)
seperti tidak terlalu kecewa dan sangat kecewa.
Berbagai emosi dapat muncul dalam diri seperti sedih, gembira,
kecewa, benci, cinta, sedih, dll. Sebutan yang diberikan pada emosi tersebut
akan mempengaruhi bagaimana anak berpikir dan bertindak mengenai
perasaan tersebut. Sejak kecil ia sudah mulai membedakan antara perasaan

11

yang satu dengan yang lain, karena perbedaan tanggapan yang diberikan
orangtua terhadap berbagai perasaan dan tingkah lakunya. Berkembangnya
emosi anak tidak terlepas dari hubungan social dengan sesamanya.
Kemampuan untuk membedakan emosi seseorang tidak hanya berkembang
sejalan dengan bertambahnya usia tetapi juga bagaimana emosi orang-orang
di sekitarnya.
Pemenuhan kebutuhan emosi anak yang optimal akan mendukung
tumbuh kembang anak menyangkut kepercayaan diri dan hubungan sosial
dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Kebutuhan emosi ini
diberikan oleh orang tua melalui perhatian, kasih sayang dan kepedulian.
Dengan lingkungan yang kondusif dan membuat anak merasa nyaman
dan terlindungi akan sangat membantu tumbuh kembang anak menjadi sosok
pribadi yang matang, tidak mudah emosial dan bertanggung jawab.
Emosi menjadi sulit untuk didefinisikan oleh karena sifatnya yang tidak
tetap. Emosi jenis yang satu seringkali menunjukkan perubahan fisiologis
yang sama dengan emosi jenis yang lain. Seperti takut dan terkejut tampil
dalam perubahan fisiologis dan ekspresi yang hampir sama. Demikian juga
dengan perasaan sedih dan gembira yang mendalam (sama sama
menangis).
7. Minat
Minat berhubungan dengan aaspek kognitif, afektif, dan motoric yang
merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan
apa yang di inginkan. Minat juga berhubungan dengan sesuatu yang
menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Minat
berbeda dengan kesenangan. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya
sementara sedangkan minat bersifat tetap dan ada unsur memenuhi.
Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat
tersebut, begitu juga sebaliknya.
8. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian,
kemauan, dan cita-cita yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Ada tiga komponen utama yang sangat berpengaruh dalam motivasi
yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, (iii) tujuan. Kebutuhan akan terjadi apabila
ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang

12

diharapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada


pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan adalah yang
ingin dicapai oleh seorang individu dan tujuan tersebut akan mengarahkan
perilaku yaitu perilaku belajar.karena motivasi sangat berhubungan dengan
kebutuhan
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut :
a. Menyadarkan pentingnya kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil
akhir di dalam belajar.
b. Menginformasikan tentang pentingnya kekuatan usaha belajar yang di
bandingkan dengan teman sebaya.
c. Mengarahkan kegiatan belajar
d. Membesarkan semangat belajar
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di
sela selanya adalah istirahat atau bermain ) yang berkesinambungan ,
yang mana individu dilatih untuk menggunakan kekuatanya sedimikian
rupa agar dapat berhasil.
Sedangkan bagi guru pentingnya pemahaman dan pengetahuan tentang
motivasi belajar pada siswa adalah sebagai berikut :
a. Membangkitkan , meningkatkan , dan memelihara semangat belajar siswa
sampai berhasil.
b. Mengetahui dan memahami bahwa motivasi siswa bermacam macam
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara
bermacam macam peran dalam pembelajaran seperti sebagai
penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi
hadiah atau pendidik
d. Membeir peluang bagi guru untuk unjuk kerja dalam rekayasa pedagogis
(perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan).
9. Sikap
Sikap merupakan kesiapan atau keadaan siap untuk timbulnya suatu
perbuatan atau tingkah laku. Sikap juga merupakan organisasi keyakinankeyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative, yang
memberi dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon dalam cara
tertentu. Sikap merupakan penentu dalam tingkah laku manusia sebagai
reaksi sikap selalu berhubungan dengan dua hal yaitu like atau dislike.
Mengacu pada adanya factor perbedaan individu 9pengalaman, latar

13

belakang, pendidikan, kecerdasan,dll) maka reaksi yang dimunculkan


terhadap suatu objek akan berbeda kepada setiap orang.
Sikap mempunyai 3 komponen dasar :
a. Komponen Kognisi : berhubungan dengan belief, ide, dan konsep.
b. Komponen Afeksi : berhubungan dengan dimensi emosional seseorang
c. Komponen Konsasi : berhubungan dengan kecendrungan untuk
bertingkah laku.
10. Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dan Bahasa Inggris o7iait
istilah personality secara etimologis berasal dan bahasa Latin person
(kedok) dan personare (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para
pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah
laku dan karakter pribad Sedangkan yang dimaksud dengan personare
adalah bahwa pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha
menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia
tertentu. Misalnya; seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah,
dan sebagainya. Jadi persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi
gambaran pribadi dan tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang
dipakainya.
Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas perilaku individu
yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan
secara unik Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspekaspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut:
a. Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika pen laku,
konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
b. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya
mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan
c. Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya)
yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
d. Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dan lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung marah,
sedih atau putus asa.
e. ResponsibilitaS (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dan
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima risiko
secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang dihadapi.

14

f. Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan


interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup
atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
11. Bakat dan Kreativitas
Bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang
masih perlu dikembangkan atau dilatih. Pada dasarnya setiap manusia
memiliki bakat Bakat yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu
memungkinkan mencapai prestasi pada bidang tersebut. Untuk itu diperlukan
adanya dorongan asosiasi dan moral dari lingkungan yang terdekat. Bakat
yang ada bersifat akademik dan non akademik.
Kreativitas dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mencipta
suatu produk baru. Kreativitas juga berhubungan dengan kemampuan untuk
membuat kombinasi kombinasi baru atau melihat hubungan hubungan
baru antar unsur, data atau hal hal yang sudah ada sebelumnya
Pada
dasarnya
setiap
individu
memiliki
potensi

kreatif.

Permasalahnnya adalah apakah individu yang bersangkutan mendapatkan


rangsangan mental dan suasana yang kondusif baik di keluarga maupun di
sekolah untuk mengembangkan potensi kreatifnya.
C. Karakteristik Setiap Fase Perkembangan
1. Masa Bayi Dan Toodler
a. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik bayi pada dua tahun pertama berlangsung sangat
ekstensif. Pada saat lahir, kepala bayi sangat besar dibandingkan dengan
bagian tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus dan sering kali
susah dikendalikan. Bayi memiliki reflek yang didominasi oleh gerakangerakan yang selalu berkembang. Dalam waktu 12 bulan, bayi dapat
duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, dan berjalan. Kemudian ditahun
kedua, petumbuhan fisiknya melambat, akan tetapi perkembangan seperti
memanjat dan berjalan justru berlangsung cepat.
Perkembangan fisik dan mental, yang sama pentingnya. Anak yang
memiliki perkembangan fisik yang sehat, maka akan mempengaruhi
kesehatan mental atau psikologisnya. Seperti peribahasa mengatakan,
bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Demikian
pula sebaliknya, kondisi kesehatan fisik yang buruk pasti akan berdampak
kurang baik bagi kesehatan psikologis anak

15

Contoh perkembangan fisik pada masa ini yaitu tinggi dan berat badan,
gigi, Tulang Belulang, Ukuran Kepala, Pertumbuhan Otot, Perkembangan
Otak
b. Perkembangan kognitif
Selama masa bayi, kapasitas kognitif manusia telah mengalami
perkembangan. Ada beberapa pandangan mengenai perkembangan
kognitif

pada

bayi,

terutama

pandangan

Piaget

dan

pandangan

kontemporer, perkembangan persepsi, konsepsi, memori dan bahasa.


Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan yang
berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan
bagaiman mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam bentuk bermain
sambil belajar dan belajar seraya bermain.
c. Perkembangan psikososial
Pengalaman sosial sejak dini merupakan peranan yang penting dalam
menentukan hubungan sosial dimasa depan dan pola perilaku terhadap
orang lain. Karena kehidupan anak berpusat disekitar rumah, maka
dirumahlah berasal perilaku dan sikap sosial kelak.
2. Masa Usia Sekolah
Masa ini terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun yang ditandai dengan
terjadinya perkembangan-perkembangan pada diri anak diantaranya fisik dan
juga kognitifnya
a. Perkembangan fisik
Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode
pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak
menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang
pesat. Oleh karena itu, masa ini sering disebut juga sebagai periode
tenang sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja,
meskipun merupakan masa tenang, tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada
masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada
panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi
terutama karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta
ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot
secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi ( babyfat )

16

berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan


dan latihan ( olah raga ).
b. Perkembangan kognitif
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, kemampuan
kognitifnya urut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan
masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas. Dengan
meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan
objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak.
Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara
berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak masih
bersifat imajinatif dan egosentris maka pada masa ini daya piker anak
berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam suatu
stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak masa sekolah dasar disebut juga
pemikiran operasional kongkrit (concrete operational thought), artinya
aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau
kongkrit dalam upaya memahami alam sekitarnya mereka tidak lagi terlalu
mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena anak
mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh
c.

mata dengan kenyataan sesungguhnya.


Perkembangan psikososial
Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang orang di lingkungannya. Kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan,
disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan
anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan
perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras)
dan kasih sayang. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung
dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat dimana

anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas perkembangannya.


3. Masa Remaja
a. Perubahan fisik
Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh
remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada
masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15
tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (hurlock, 1973: 20-21).

17

b. Perubahan kognitif
Menurut John Hill (1983), terdapat tiga komponen dasar dalam
membahas periode remaja yaitu: perubahan pundamental remaja meliputi
perubahan biologis kognitif dan sosial. Ketiga perubahan ini bersifat
unipersal.
1) Transisi Biologis
Menyangkut Tampilan Fisik (Ciri-Ciri Secara Primer Dan Sekunder)
2) Transisi Kognitif
Perubahan dalam kemampuan berfikir, remaja telah memiliki
kemampuan yang lebih baik dari anak dalam berfikir mengenai situasi
secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum terjadi tetapi akan
terjadi.
3) Transisi Sosial
Perubahan dalam status sosial membuat remaja mendapatkan peranperan baru dan terikat pada kegiatan-kegiatan baru.
c. Perubahan psikososial
1) Tahap Perkembangan
a) Ideal
b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
c) Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam bidang
finansial maupun emosional
d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
e) Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota
keluarga lainnya
f) Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri
2) Dampak Terhadap Anak
a) Cenderung menggeluti masalah sosial/politik. Dapat

pula

menggeluti nilai-nilai keagamaan dan bahkan pindah agama


b) Mulai belajar mengatasi stres yang dihadapinya, mungkin lebih
senang pergi dengan teman daripada berlibur dengan keluarganya
c) Kecemasan dan ketidak pastian masa depan dapat merusak harga
diri dan keyakinan diri
d) Mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menghabiskan
waktunya dengan mereka
e) Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang-tuanya
f) Mungkin ingin meninggalkan rumah dan hidup sendiri
3) Efek Terhadap Orang-Tua
a) Orang tua menjadi tegang dan distres karena penolakan anak
b)

terhadap agama dan kepercayaannya sendiri


Keinginan orang-tua untuk melindungi
menimbulkan bentrokan

anaknya

dapat

18

c) Orang-tua

mungkin

masih

memberikan

dukungan

financial

terhadap remaja yang secara emosional tidak lagi tergantung


kepada mereka, Hal ini dapat membuat hubungan menjadi tidak
mudah
d) Orang-tua cenderung cemas terhadap hubungan yang terlalu serius
dan terlalu dini. mereka takut sekolah atau

pekerjaan akan

terabaikan
e) Orang-tua mungkin berkecil hati menghadapi keadaan ini. Orangtua perlu menyesuaikan bila akhirnya anak meninggalkan rumah.
4. Masa Dewasa Muda
Pada umumnya, para psikolog menentukan waktu dimulainya usia
dewasa sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung
hingga sekitar usia 40-45 tahun.
a. Perkembangan fisik
1) Kesehatan badan.
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan
memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari usia sekitar
18-25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak
refleks mereka sangat cepat. Demikian juga dengan kemampuan
reproduksi mereka. Meskipun pada masa ini kondisi kesehatan fisik
mencapai puncak, namun selama periode ini mereka juga mengalami
penurunan keadaan fisik. Sejak usia 25 tahun, perubahan-perubahan
fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian besar bersifat
kuantitatif daripada kualitatif. Secara berangsur-angsur, kekuatan fisik
mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama
masa pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan
reproduksi, menopause, dan

hilangnya kesuburan. Bagi laki-laki,

proses penuaan selama masa pertengahan

dewasa tidak begitu

kentara, karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia


seperti berhentinya haid pada perempuan.
2) Perkembangan sensori.
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan
pendengaran mungkin belum begitu kentara. Pada masa dewasa akhir
barulah terlihat adanya perubahan-perubahan sensori fisik dari panca
inderanya.
3) Perkembangan otak.

19

Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur


berkurang. Akan tetapi, perkembangbiakan koneksi neural, khususnya
bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang
hilang.
b. Perkembangan kognitif
1) Perkembangan pemikiran postformal.
Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa
dewasa, individu-individu menata pemikiran operasional mereka.
Mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang
masalah-masalah seperti remaja, tetapi mereka menjadi sistematis
ketika mendekati masalah sebagai orang dewasa.
Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya berubah
dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni
menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan
membentuk keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif
pada masa dewasa mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan,
kadang-kadang

beberapa

kemampuan

kognitif

mengalami

kemerosotan seiring dengan pertambahan usia.


2) Perkembangan memori.
Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan
orang dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat.
Namun, sejumlah bukti menunjukkan bahwa perubahan memori
bukanlah sesuatu yang pasti terjadi sebagai bagian dari proses
penuaan, melainkan lebih merupakan stereotip budaya.
3) Perkembangan inteligensi.
Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa
menjadi tua berarti mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini
diperkuat oleh sejumlah peneliti awal yang berpendapat bahwa seiring
dengan proses penuaan selama masa dewasa, terjadi kemunduran
dalam inteligensi umum. Hampir semua studi menunjukkan bahwa
setelah mencapai puncaknya pada usia 18 dan 25 tahun, kebanyakan
kemampuan manusia terus-menerus mengalami kemunduran.
c. Perkembangan psikososial
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi
lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Pada masa dewasa, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas.
Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal

20

dari orang yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak


disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan
keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini, orang melibatkan diri secara
khusus dalam karier, pernikahan, dan hidup berkeluarga.
5. Masa Dewasa Tengah
Pertengahan masa dewasa tua berlangsung sekitar usia 40-45 sampai
sekitar usia 65 tahun.
a. Perkembangan Fisik
Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak
mampu berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu
mulai "aus".
Melihat dan mendengar merupakan dua perubahan yang paling
menyusahkan paling banyak tampak dalam dewasa tengah. Daya
akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada
retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun.
Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga berkurang.
Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai
memasuki usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara
bernada rendah tidak begitu kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan
sensitifitasnya terhadap suara bernada tinggi lebih dahulu daripada
perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih besarnya pengalaman
laki-laki terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan.
b. Perkembangan kognitif
1) Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik
akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya
(tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan
perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
2) Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara
mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
3) Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung
memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian
secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya
guna menyelesaikan masalah tersebut.
4) Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada
dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan
realitas di lingkungan hidupnya.

21

5) Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya


terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan
penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar
analisanya

ini,

orang

dewasa

lalu

membuat

suatu

strategi

penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapatpendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian
mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
c. Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososial pada masa ini berkaitan dengan beberapa
hal :
1) Pernikahan dan cinta
Cinta kasih sayang atau sebagai teman meningkat pada masa
dewasa tengah, khususnya dalam pernikahan yang telah bertahan
selama bertahun-tahun.
2) Sindrom Sarang kosong dan pengisiannya kembali
Sindrom sarang kosong menyebutkan bahwa

kepuasan

pernikahan akan mengalami penurunan karena orang tua sudah


memperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, dan oleh karena
itu, kepergian anak dari keluarga akan meninggalkan orang tua dengan
perasaan kosong. Meskipun sindrom sarang kosong tersebut berlaku
bagi beberapa orang tua yang hidup melalui anak-anaknya. Sarang
yang kosong tersebut biasanya tidak menurunkan kualitas kepuasan
pernikahan.

Melainkan,sebaliknyalah

yang

terjadi,

kepuasan

pernikahan meningkat pada tahun-tahun pasca membesarkan anak.


Jumlah anak-anak muda dewasa yang terus tinggal dengan
orang tuanya atau mengisi sarang yang kosong dengan kembali
kerumah setelah pernikahan gagal, kesulitan ekonomi, kuliah, atau
kehilangan pekerjaan mengalami peningkatan. Pengisian kembali
sarang kosong memerlukan adaptasi yang sangat besar pada pihak
orang tua dan anak-anak mereka yang sudah dewasa.
3) Meningkatnya Hubungan persaudaraan dan persahabatan
Hubungan ini berlanjut sepanjang hidup. Banyak hubungan
saudara kandung pada masa dewasa sangat dekat, terutama jika
mereka dekat pada masa anak-anak. Meskipun sebagian ada yang
tidak acuh atau sangat bertentangan. Persahabatan terus menjadi
penting pada masa dewasa tengah. Persahabatan yang berlangsung
lama sering semakin dalam dan intim.

22

4) Hubungan antar generasi


Umumnya ada kontak yang berkelanjutan antar generasi dalam
keluaraga. Kontinuitas yag lebih besar terjadi dalam sikap-sikap politik
dan agama. Kontinuitas yang lebih kecil terjadi pada peran gender,
gaya hidup, dan orientasi kerja. Ibu dan anak perempuan memiliki
hubungan paling dekat pada masa dewasa. Perempuan memainkan
peranan

penting

dalam

memantau

akses

pada

kerabat

dan

kedekatannya.Generasi usia tengah baya disebut generasi sandwich,


karena kewajiban financial dan pemberian perawatan pada yang masih
muda dan pada orang tua yang lanjut usia mungkin menimbulkan stres
pada orang dewasa usia tengah baya. Generasi usia tengah baya
memainkan peran penting dalam menghubungkan generasi.
6. Masa Dewasa Tua
Masa dewasa lanjut atau masa tua sekitar usia 65 tahun sampai meninggal
a. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa ini mencapai muncaknya (pada masa
dewasa awal) dan mengalami penurunan (masa dewasa akhir).
Perkembangan pada masa ini meliputi:
1) Kesehatan badan
2) Perkembangan Sensori
3) Perkembangan Otak
b. Perkembangan kognitif
Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversi
dalam studi perkembangan hidup masnusia adalah kemampuan kognitif
orang

dewasa,

seperti

memori,

kreativitas,

intelegensi,

maupun

kemampuan belajar.
Perkembangan kognitif meliputi:
1) Perkembangan pemikiran postfromal
2) Perkembangan memori
3) Perkembangan intelegensi
c. Perkembangan psikososial
Selama masa dewasa, perkembangan dunia sosial dan personal dari
individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masamasa sebelumnya karena pada masa ini individu memasuki peran
kehidupan yanglebih luas.
Perkembangan psikososial ini meliputi:
1) Perkembangan keintiman
2) Cinta
3) Pernikahan dan

23

4) keluarga
5) Perkembangan generativitas

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Pengertian lainnya yaitu perubahan-perubahan yang dialami individu menuju
tingkat kedewasaannya yang berlangsug secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupus psikis dan bersifat kualitatif.
Aspek aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial,
emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan
sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir
B. Saran
Bidan sebagai petugas kesehatan harus mengetahui apa saja aspekaspek perkembangan serta karakteristik pada setiap fase tersebut sehinggga
mampu memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan fase pertumbuhan
dan perkembangan.

26

Anda mungkin juga menyukai