Proses pembentukan
Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang sudah mati
dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang sangat
lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) yang dipengaruhi oleh proses
fisika dan kimia ataupun keadaan geologi.
dari
jaringan
tumbuhan
yang
telah
mengalami
proses
pembatubaraan (coalification).
Untuk mengetahui bagaimana batubara itu terbentuk, ada dua hal penting
yang harus diketahui, yaitu pertama; lingkungan atau kondisi yang bagaimana
batubara itu dapat terbentuk (lingkungan pengendapan/pembentukan batubara)
dan kedua ; tahapan dan proses apa saja yang berlangsung serta yang
terbentuknya
ditempat
dimana
tumbuh-tumbuhan
Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift biasanya terjadi di delta-delta,
mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting), banyak
lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi),
Mengandung maceral yang resisten seperti liptinites dan inertinites
dengan mineral matteryang melimpah, Sebarannya tidak luas dan
tersebar pada beberapa tempat.
A.
In-situ (autochthonous)
Rawa gambur
Coal
B.
Drift (allochthonous)
Gambar
(Van
Krevelen,
1992
dengan
Peningkatan kelas (rank) batubara dapat juga terjadi akibat adanya intrusi
magma atau hidrotermal. Lapisan gambut atau batubara yang terkena intrusi
hingga radius tertentu akan mendapat P dan T yang lebih tinggi dibanding
gambut dan batubara di tempat lain, sehingga kelas batubaranya akan naik.
Reaksi
pembentukan
batubara
(Sukandarrumidi, 1995) :
5(C6H10O5)
cellulosa
dapat
digambarkan
sebagai
berikut
gas metan
5(C6H10O5)
cellulosa
Pada
umumnya
lignit
mengandung
material
kayu
yang
sedikit
sulfur
yang
banyak.
Sub-Bituminous
memiliki
BITUMINUS
MACERAL
BATUBARA