Anda di halaman 1dari 5

pMETODE PENGUKURAN PARTIKULAT (DEBU)

1. Spektrofotometri
1.1. Pengertian Spektrofotometri
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy relatif jika energy tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di
deteksi dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek pada
panjang gelombang tertentu (Gandjar,2007)
1.2 Prinsip Kerja Spektrofotometri
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan
diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat
menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah
panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada
panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah 2012) Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra
ungu dan sinar tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua
molekul 4 dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka
mengandung electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat
yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana
erat elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya
dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan eksitasinya
(Wunas,2011) Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini
memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil
yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan
tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya S,2013).
Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri
dari : Sumber cahaya monokromatis sel sampel detector- read out
Nama : Palupi Indu Nuswantari

NIM: 15313080

Gambar 1. Pembacaan spektrofotometer


Fungsi masing-masing bagian :
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Pada gambar di atas
disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu jenis
cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada
gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi atau
penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.

Gambar 2. Proses dispersi cahaya


3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel - UV, VIS dan UV-VIS menggunakan
kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet
dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
yang terbuat dari 6 kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya
pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang
dengan lebar 1 cm.
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng
natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida.

Nama : Palupi Indu Nuswantari

NIM: 15313080

Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang
dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi
arus listrik. Macam-macam detector yaitu Detektor foto (Photo detector),Photocell, misalnya
CdS, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal
dari detector. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri adalah :
a. Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat
pengotor
b. Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
d. Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh
e. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.
2. LiDAR
2.1 Prinsip Kerja LiDAR
LIDAR (Light Detection and Ranging) adalah sebuah teknologi peraba jarak jauh optik
yang mengukur properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan/atau informasi lain
dari target yang jauh. Prinsip kerja LIDAR bergantung pada sebaran pengukuran pergeseran
radiasi laser Doppler yang dipantulkan oleh partikel-partikel di udara, seperti debu, tetes air, dan
aerosol.Setelah sinar laser diradiasikan ke atmosfer, kemudian sinyal yang dipantulkan kembali
ke LIDAR dikumpulkan dan dikonversi ke dalam sinyal elektronik, selanjutnya dikirimkan ke
computer untuk dianalisa.
2.2 Kelebihan Lidar:
1.

LiDAR manggunakan gelombang aktif sehingga akuisisi laser pun dapat dilakukan
malam hari. Tapi karena dalam paket system LIDAR sekarang sudah include dengan sensor
kamera (gelombang pasif) yang hanya bisa pekerja baik pada siang hari, maka akuisisi hanya
dapat dilakukan siang hari supaya kedua sensor dapat bekerja.

2.

Sistem LIDAR dapat melakukan akuisisi jutaan titik x,y dan elevasi z dalam per jam jauh
lebih cepat dibandingkan dengan motede konvensional (survey ground).

Nama : Palupi Indu Nuswantari

NIM: 15313080

3.

Mampung masuk disela-sela vegerasi, karena karekter gelombang nya seperti gelombang
ultraviolet dan menggunakan gelombang lebih pendek dari pada spectrum elektromagnetik
yaitu sekitar nm 1064.

2.3 Kekurangan LiDAR


1. Sensor LIDAR system tidak bekerja maksimal jika terhalang awan/kabut.
2. Pulse tidak dipantulkan dengan baik jika objek-objek pantul basah (berair).
3. Dalam kondisi vegerasi yang sangat rapat cahaya matahari pun tidak bisa masuk di
sela-sela dedaunan, maka dapat dipastikan pulse LIDAR juga tidak akan mampu masuk
sampai ke ground (tanah).
4. Akurasi data LIDAR atau ketelitiaan yang dihasilkan LIDAR bervariatif, sangat
bergantung pada kondisi permukaan.
3. TEOM
Tapered Element Osicillating Microbalance (TEOM) menggunakan oscillating glass
tube yang terapir menjadi satu dengan filter di ujung lainnya. Udara akan didorong melewati
tube dengan rate konstan, partikulat akan terkumpul pada filter. Seiring dengan terkumpulnya
partikulat, maka frekuensi osilasi akan menurun, dan penurunan tersebut terukur dengan cara
mengetehui spring rate dari tabung. Dengan cara ini, massa partikulat akan terukur, dan
dengan mengetahui flow rate yang digunakan, maka konsentrasi partikulat dapat diketahui.
Karena osilasi tapered sangan sensitive dengan perubahan massa, maka metode ini dapat
digunakan untuk pengukuran kontinu
Udara ambient masuk dengan flow 17,6 l/menit dan alat standard umumnya
digunakan untuk mengukur PM10. Sehingga untuk mengukur PM2,5 digunakan sharp cut
cyclone. Udara yang masuk akan melewati tube heater untuk menghilangkan kelembapan dan
untuk menjaga konsistensi temperature, dan selanjutnya memasuki filter berukuran 2,5.
Pada bagian upstream dari filter, dengan adanya heater tube, udara dijaga agar apa
pada temperature sekitar 500C. Hal ini untuk mencegah adanya masalah pengukuran akibat
kelembapan udara. Temperatur juga dapat diatur pada 300C, namun temperature yang umum
digunakan adalah 500C. Kandungan air dalam partikulat menjadi faktor pengganggu yang
sangat tidak diharapkan, karena kandungan air yang terperangkap di partikulat, akan terukur
sebagai massa partikulat. Hal ini akan membuat hasil pengukuran manjadi tidak sesuai.

Nama : Palupi Indu Nuswantari

NIM: 15313080

Gambar 3. TEOM
DAFTAR PUSTAKA
-

Anonim, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.

http://eprints.undip.ac.id/47923/6/7.BAB_II_TA.pdf. Diskses pada: 3 Oktober 2016


Greene, David Scott. 2005. Comparison Between Tapered Element Microbalance
(TEOM) and Federal Reference Method (FRM) for PM 2,5 Measurement in East
Temmessee. Knoxville. University of Tennessee.
http://trace.tennessee.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=3309&context=utk_gradthes.

Diakses pada: 3 Oktober 2016


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Fasilitas Peralatan Pendukung Bidang
Meteorologi, Klimatogi dan Kualitas Udara. http://puslitbang.bmkg.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=56&Itemid=118&lang=en. Diakses pada: 3
Oktober 2016

Nama : Palupi Indu Nuswantari

NIM: 15313080

Anda mungkin juga menyukai