Jiwa HDR
Jiwa HDR
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri.
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik
pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari
makhluk hidup lainnya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan
dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia
tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak
bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki.
Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit
untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat
memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa
memahami klien.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana definisi konsep diri ?
1.2.2
Apa saja komponen konsep diri ?
1.2.3
Bagaimana klasifikasi konsep diri ?
1.2.4
Bagaimana pohon masalah ?
1.2.5
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
1.2.6
Apa saja hambatan dalam membangun konsep diri
1.2.7
Bagaimana asuhan keperawatan tentang konsep diri
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Menambah pengetahuan seputar penyakit Konsep Diri serta asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pada pasien Konsep Diri
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Diri
b.
Untuk mengetahui komponen- komponen dari Konsep Diri
c.
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Konsep Diri
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan komponen tentang konsep diri.
1.4.2
Bagi pembaca
Diharapkan bagi pembaca dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan konsep
diri lebih dalam.
1.4.3
Bagi petugas kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Stuart (2006) menyatakan, konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan
dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungan dengan orang lain (p.186).
Potter and Perry (2005) menyatakan, konsep diri adalah citra subyektif
dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi
bawah sadar maupun tidak sadar (p. 498).
Carpenito (2000)menyatakan, gangguan harga diri adalah keadaan
dimana individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri negatif
tentang diri atau kemampuan diri (p.352).
B. Penyebab
Stuart dan Sundeen (1998: 229) mengungkapkan penyebab dengan
cakupan lebih luas yakni :
1. Faktor Predisposisi:
a. Penolakan orang tua.
b. Harapan orang tua yang tidak realistik.
c. Kegagalan yang berulang kali.
d. Kurang mempunyai tanggung jawab personal.
e. Ketergantungan pada orang lain.
f. Ideal diri yang tidak realistik.
2. Faktor Presipitasi, dapat berasal dari dalam atau luar individu, antara lain:
a. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis, atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan yang membuat individu mengalami berbagai frustrasi. Ada
tiga jenis transisi peran:
1. Transisi peran perkembangan. Yaitu perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perkembangan ini termasuk taraf
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan normanorma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri.
2. Transisi peran situasi. Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3. Transisi peran sehat - sakit. Sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
1) Kehilangan bagian tubuh.
2) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh.
3) Perubahan fisik berhubungan dengan timbang normal.
4) Prosedur medis dan keperawatan
IDEAL DIRI
Ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut
bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.
Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak
realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut.
Pada klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat
terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan
sukar dicapai.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya , misalnya : saya tidak
bisa ikut ujian karena sakit, saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena
bekas operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi tidak dapat main
bola.
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
PERAN DIRI
Peran : adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap
individu mempunyai berbagai peran yang terintregrasi dalam pola fungsi individu.
Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 ( lima ) faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri dengan peran :
1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
2. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
3. Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4. Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5. Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang
disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah
menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
1. Peran dalam keluarga
2. Peran dalam pekerjaan/sekolah
3. Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah
sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan
perannya yang biasa.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
2. Ketidakpuasan peran
3. Kegagalan menjalankan peran yang baru
4. Ketegangan menjalankan peran yang baru
5. Kurang tanggung jawab
6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
Masalah keperawatan yang mungkin muncul :
1. Perubahan penampilan peran
2. Gangguan harga diri rendah
3. Keoutusasaan
4. ketidakberdayaan
IDENTITAS DIRI
Identitas diri pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesatuan, berkesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.
Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang diri sendiri.
Penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Tidak ada percaya diri
2. Sukar mengambil keputusan
3. Ketergantungan
4. Masalah dalam hubungan interpersonal
5. Ragu / tidak yakin terhadap keinginan
Perilaku guilt
Lebih suka meniru orang lain
Selalu meminta maaf dan merasa sangat malu ketika melakukan
kesalahn kecil
Merasa takutketika memulai sesuatu yang baru
4. INDUSTRI VERSUS INFERIORITY
Anak mampu mengungkapkan perasaan tentang dirinya dan sudah
mulai memberikan penilaian bauk dan buruk. Mulai belajar menggunakan
bendaa-benda dan menyelesaikan tugasnya.
Perilaku industry
Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan
bekerja sama dengan baik
Menggunakan waktu dengan efektif
Perilaku inferiority
o Tidak mampu menyelesaikan tugas
o Tidak mampu bekerja sama
o Tidak terorganisir dalam bekerja
5. IDENTITY VS ROLE CONFUSION
Adolescent mulai bertanya siapa aku??
Mengkaji semua mekanisme adaptive yang dimiliki. Ketidakmampuan
menemukan identitasbingung dan cemastidak mampu menjalani
hidup dengan stabil.
Perilaku identity
Mengembangkan hubungan dengan sesame jenis dan lawan jenis
Mandiri
Merencanakan peran di masa mendatang
Perilaku role confusion
tidak mampu menerima bertanggung jawab
menerima nilai-nilai orang lain tanpa bertanya
gagal membuat tujuan hidup
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang
objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri pasien
sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah, kerancuan identitas,
dan depersonalisasi
3.1.1
Kehilangan keautentikan
10. Masalah intimasi
Kognitif
Bingung
Disorientasi waktu
Gangguan berfikir
Gangguan daya ingat
Gangguan penilaian
Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama
d.
Perilaku
Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistic, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.
b.
Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan
jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan harapan peran budaya.
c.
Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi, yaitu orang tua yang tidak percaya
pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah.
3.1.5
Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi . Ada 3 jenis transisi peran :
3. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh :
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
c) Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal,
d) Prosedur medis dan keperawatan.
3.1.6
Penilaian Stresor. Apa pun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stresor
psikologis, sosiologis, atau fisiologis, elemen yang penting dalam persepsi pasien
tentang ancaman.
3.1.7
a.
f.
Bakat tertentu
g.
Kecerdasan
Hubungan interpersonal
Mekanisme Koping. Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego ubtuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Meliputi:
a.
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri ( misalnya
konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )
2.
3.
4. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar
dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya penyalahgunaan obat)
b. Pertahanan Jangka Panjang
1.
2.
Identitas negatif: Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat
3.1.9
a.
d. Proyeksi adalah kelemahan dan kekurangan dalam diri sendiri dilontarkan pada
orang lain.
e.
Diagnosa
Keperawatan
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSI
yang ada
3.6.1.2 Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra
tubuh
DIAGNOS
A
KEPERAW
ATAN
Gangguan
KRITERIA EVALUASI
INTERVENS
TUM:
diri
dengan
gangguan
citra tubuh
Klien
dapat
membina sendiri
c.Komunikasi terbuka, jujur
hubungan daling percaya5.Klien dapat melakukan pengembalian
d.Sediakan waktu untuk m
integritas tubuhnya
klien.
Beri
TUK 2:
mengungkapkan
perasa
Klien
dapat
meng
terhadap perubahan tubuh.
identifikasi
perubahan
e.Lakukan kontrak untu
citra tubuhnya.
asuhan
keperawatan
TUK 3:
kesehatan, dukungan, ko
Klien
dapat
kemampuan
menilai
rujukan)
yang
2.Klien
dimilikinya.
merencanakan
sesuai
kemampuan
dimiliki
TUK 5:
men
TUK 4:
Klien
dapat
dapat
diskusi
kegiatan
dengan
yang
a.Diskusikan kemampua
positif
yang
dimiliki
pengembalian
integritas tubuhnya.
cara menyelesaikan ma
dihadapi.:
dapat
melakuka
pengembalian integritas tu
a.Membantu
klien
perubahan citra tubuh
b.Rehabilitasi bertahap bagi