Anda di halaman 1dari 145

i

ii
iii
2014

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIH i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I. Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Pemanfaatan Laporan SLHD 3
1.4 Sistematika Penyusunan 4
1.5 Profil Daerah 5
1.5.1 Media Tanah 5
1.5.2 Media Air 6
1.5.3 Media Udara 6
1.6 Isu Lingkungan Hidup 7
1.6.1 Isu Prioritas 7
1.6.2 Alasan Isu Prioritas 8
1.7 Analisa Pressure-State-Response 9
1.7.1 Pressure (Tekanan) 9
1.7.2 State (Kondisi) 9
1.7.3 Response 11
1.8 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 12
BAB II. Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
2.1 Lahan Dan Hutan 18
2.1.1 Penggunaan Lahan Utama 18
2.1.2 Luas Kawasan Hutan 19
2.1.3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lainnya 20
2.1.4 Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan 20
2.1.4.1 Hutan Produksi 21
2.1.4.2 Hutan Rakyat 21
2.1.4.3 Hutan Bakau 21
2.1.5 Luas Lahan Kritis 22
2.1.6 Kualitas Lahan Kering 23
2.1.6.1 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air 23
2.1.6.2 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering 24
2.1.7 Kerusakan Hutan 26
2.1.8 Konversi Hutan 27
2.2. Keanekaragaman Hayati 28
2.3. Air 31
2.3.1 Air Sungai 31
2.3.2 Air Danau/Waduk/Embung 33
2.3.3 Kualitas Air Sungai 35
2.3.4. Kualitas Air Danau 37
2.3.5. Kualitas Air Minum 51
2.3.7 Udara 59

BAB III. Tekanan Terhadap Lingkungan


3.2 Permukiman 86
3.3 Kesehatan 89
3.4 Pertanian 91
3.5 Industri 98
3.6 Pertambangan 100
3.7 Energi 101
3.8 Transportasi 103
3.9 Pariwisata 105
3.10 Limbah B3 109
i
Laporan SLHD Provinsi Jawa Timur 2014

BAB IV. Upaya Pengelolaan Lingkungan


4.1 Rehabilitasi Lingkungan 113
4.2 AMDAL 115
4.3 Penegakan Hukum 118
4.4 Peranserta Masyarakat 120
4.5 Kelembagaan 127
Lampiran -lampiran

ii
Laporan SLHD Provinsi Jawa Timur 2014

iii
Laporan SLHD Provinsi Jawa Timur 2014

BAB I
PENDAHULUAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN Sedangkan nasional yang hanya 6,4%.
Sedangkan pada tingkat wilayah, Provinsi
Jawa Timur merupakan provinsi
Provinsi Jawa Timur memiliki posisi
I.1. Latar Belakang dengan output PDRB terbesar
strategis di bidang industri karena
Keberadaan Propinsi Jawa terletak di antara Jawa Tengah dan
Timur merupakan proses
Bali sehingga menjadi pusat
sejarah panjang dari adanya
wilayah dan pemerintahan pertumbuhan industri dan
yang memiliki struktur dan perdagangan. Kinerja perekonomian
sistem sesuai perkembangan Jawa Timur hingga tutup tahun 2014
pada zamannya. mencapai 5,86% dan berada di atas
Pembentukan Propinsi Jawa pertumbuhan ekonomi nasional sebesar
Timur berdasarkan Undang-
5,2% (www.jatim.bps.go.id)
Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun
1950, yang telah diubah
dengan Undang–Undang
Nomor 18 Tahun 1950
tentang Perubahan atas
Undang–Undang Nomor 2
kedua setelah DKI Jakarta dengan sumbangan
Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi
sebesar 25,28%.
Jawa Timur. Peraturan Daerah Propinsi
Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007, tanggal 7 Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
Agustus 2007, tentang Hari Jadi Propinsi Jawa menggembirakan tersebut, sudah barang
Timur, menetapkan tanggal 12 Oktober 1945 tentu didukung oleh kontribusi penduduknya,
sebagai Hari Jadi Propinsi Jawa Timur. dimana pada tahun 2014 Provinsi Jawa Timur
mempunyai penduduk = 38.610.202 jiwa
Provi
dengan tingkat kepadatan penduduk 819 jiwa
nsi Jawa Timur memiliki posisi strategis di
per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi
bidang industri karena terletak di antara Jawa
Jawa Timur masih bertumpu di Kota Surabaya
Tengah dan Bali sehingga menjadi pusat
yakni sebesar 7,34 persen dan Kabupaten
pertumbuhan industri dan perdagangan.
Jember sebesar 6,55 persen sedangkan
Kinerja perekonomian Jawa Timur hingga
terendah di Kota Mojokerto 0,32 persen.
tutup tahun 2014 mencapai 5,86% dan berada
Kalau dilihat dari kepadatan penduduk
di atas pertumbuhan ekonomi nasional
Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat
sebesar 5,2% (www.jatim.bps.go.id), hal yang
kepadatan penduduknya adalah Kota
sama terjadi pada tahun sebelumnya yaitu
Surabaya yakni sebanyak 8.684 jiwa per Km2
periode 2006-2013 cukup baik, terrlihat dari
dan yang paling rendah adalah Kabupaten
nilai PDRB yang tumbuh pada laju rata-rata
Banyuwangi dengan tingkat kepadatan
6,32% per tahun. Laju ini lebih tinggi dari rata-
penduduk sebanyak 274,627 jiwa per Km2, dari
rata pertumbuhan ekonomi nasional yang
sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun
berada pada angka 5,90 persen per tahun
terakhir (2013-2014) Provinsi Jawa Timur
pada periode yang sama. Sedangkan pada
sebesar 0,75 persen lebih rendah dari
tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Jatim
pertumbuhan nasional penduduk nasional
menunjukkan tren positif. Mencapai angka
(1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan
7,22%. Pertumbuhan tersebut jauh melampaui
penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat
capaian DKI Jakarta yang kini masih berada di
di Kabupaten Sidoarjo 1,71 persen dan yang
angka 6,5%. Selain itu, provinsi lain di Pulau
terendah di Kab. Lamongan 0,06 persen.
Jawa juga masih di bawah level Jatim, seperti
Selanjutnya seiring dengan laju pertumbuhan
Jawa Tengah 6,5%, Jawa Barat 6,3%, Banten
ekonomi, memberi dampak positif bagi
5,92%, dan DI Yogjakarta yang hanya 3,54%.
penurunan kemiskinan wilayah. Prosentase
Bahkan, tingginya pertumbuhan ekonomi
penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur
Jatim juga melampaui pertumbuhan
cenderung menurun selama periode 2006-
ekonomi terhadap pembentukan PDRB
2013, khususnya di perkotaan. secara absolut
Wilayah Jawa — Bali dan sebesar 14,88
menurun sebanyak 1.880,04 ribu jiwa, dengan
persen terhadap pembentukan PDB nasional
jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret)
tahun 2013 (www.simreg.bappenas.go.id),
4.771 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi

1
tingkat kemiskinan dari
Seiring dengan laju
tahun 2008-2013 mengalami
penurunan dan hingga akhir
pertumbuhan ekonomi, memberi 1.2 Maksud dan Tujuan
tahun 2013 persentase dampak positif bagi penurunan
penduduk miskin mencapai kemiskinan wilayah. Prosentase
12,55 persen menurun dari penduduk miskin di Provinsi Berdasarkan hal tersebut, adalah
tahun sebelumnya, namun Jawa Timur cenderung sangat penting dan relevan untuk
kondisi kemiskinan Provinsi menurun selama periode 2006- mengetahui sejauh mana perubahan
Jawa Timur masih tergolong yang terjadi pada lingkungan hidup
2013, khususnya di perkotaan.
tinggi jika dibandingkan dalam dimensi ruang dan waktu
terhadap rata-rata kemiskinan secara absolut menurun
terkait dengan pembangunan di Jawa
nasional (11,37%). sebanyak 1.880,04 ribu jiwa,
Timur. Karena dimensi Permasalahan
Dengan melihat kondisi dengan jumlah penduduk miskin lingkungan pada umumnya
tersebut diatas, tantangan tahun 2013 (Maret) 4.771 ribu menyangkut dimensi yang luas.
yang dihadapi dalam jiwa. Dimensi pertama, bahwa
pembangunan Jawa Timur permasalahan lingkungan cenderung
yaitu pemenuhan konsumsi dan sektor jasa lintas ruang; adanya suatu kondisi bahwa
yang semakin berkembang, sementara permasalahan lingkungan cenderung
ketersedian sumber daya alam makin melewati batas wilayah administrasi.
berkurang. Di sisi lain Pembangunan yang Sehingga diperlukan suatu jaringan informasi
dilakukan di suatu wilayah masih sering lingkungan antar wilayah administrasi, minimal
dilakukan tanpa mempertimbangkan pada satu Daerah Aliran Sungai. Dimensi
keberlanjutannya. Keinginan memperoleh Kedua, bahwa fenomena lingkungan selalu
keuntungan ekonomi jangka pendek sering berkaitan dengan lintas pelaku. Perubahan
menimbulkan keinginan untuk suatu lingkungan umumnya diakibatkan
mengeksploitasi sumber daya alam secara adanya tekanan atau pressure oleh kegiatan
berkelebihan sehingga menurunkan manusia terhadap sumber daya alam, yang
kualitas (degradasi) dan kuantitas (deplesi) mengakibatkan state sumberdaya alam akan
sumber daya alam dan lingkungan hidup. berubah, sehingga diperlukan response
Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi harus manusia untuk mengatasi permasalahan
diikuti dengan pembangunan ekonomi yang tekanan tersebut. Serta dimensi ketiga,
berkelanjutan atau dikenal dengan istilah permasalahan lingkungan selalu menyangkut
Pembangunan berkelanjutan yaitu dengan lintas generasi. Kenyataan ini selayaknya
meminimalkan degradasi lingkungan yang diinformasikan kepada generasi berikutnya
diakibatkan oleh aktivitas ekonomi, hal ini sebagai perwujudan tranparansi dan bentuk
sesuai dengan RPJMD 2014-2019 yang audit lingkungan
mengamanatkan agar pilar pembangunan di Disamping itu, selaras dengan amanah
Provinsi Jawa Timur bertumpu pada pro jobs, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
pro poor, pro gender dan pro environment. tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Seiring dengan dinamika pembangunan serta Lingkungan Hidup terutama pada Pasal 62
kebutuhan masyarakat dan tantangan pada ayat 1, disebutkan bahwa ”Pemerintah dan
masa Seiring dengan dinamika pembangunan pemerintah daerah mengembangkan sistem
serta kebutuhan masyarakat dan tantangan informasi lingkungan hidup untuk mendukung
pada masa mendatang, diperlukan pelaksanaan dan pengembangan kebijakan
keberlanjutan dan perubahan kearah yang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
lebih baik (sustain and change) dari aktivitas hidup” dan ditegaskan dalam ayat 2 bahwa
pembangunan sehingga “Sistem informasi lingkungan hidup
dapat mewujudkan visi paling sedikit memuat informasi
pembangunan jangka PJMD 2014-2019 yang mengenai status lingkungan hidup,
panjang Jawa Timur 2005- mengamanatkan agar pilar peta rawan lingkungan hidup, dan
2025 menjadi “Pusat pembangunan di Provinsi Jawa informasi lingkungan hidup lain”.
Agrobisnis terkemuka, Timur bertumpu pada pro jobs, Untuk itu, sebagai perwujudan
berdaya saing global dan pro poor, pro gender dan pro tranparansi dan akuntabilitas publik,
berkelanjutan menuju Jawa Badan Lingkungan Hidup Provinsi
environment.
Timur makmur dan Jawa Timur menyusun Status
berakhlak”. Lingkungan Hidup Daerah yang

2
a. SKPD Provinsi Jawa Timur, untuk
menjawab perubahan lingkungan hidup,
termasuk kemajuan dalam mencapai standar
dan target pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup, sehingga dapat diketahui
ukuran efektifitas kebijakan dan program yang
telah dilaksanakan, disamping itu sebagai data
sekunder terhadap penyusunan Rencana
Strategis (RENSTRA) SKPD Pengelola
Lingkungan Hidup di Jawa Timur seperti Biro
Administrasi Sumber Daya Alam-Setda Provinsi
Jatim, Badan Perencanaan Pembangunan
Gambar 1.2 : Gub. Jatim
dengan Deputi VII MenLH,
Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan Jawa
Timur, BPBD Provinsi Jawa Timur, BALITBANG
disingkat SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun
Provinsi Jawa Timur dan lain sebagainya ;
2014, melalui SLHD dapat diketahui tentang
b. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
deskripsi, analisis dan presentasi informasi
Timur, sebagai data sekunder dalam
ilmiah mengenai kondisi, kecenderungan dan
penyusunan data dasar yang berkaitan dengan
pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan,
PPLH di Jawa Timur ;
status keberlanjutan ekosistem, pengaruhnya
c. Secara rutin di manfaatkan oleh para
pada kegiatan manusia, serta pada kesehatan
Akademisi (Dosen dan Mahasiswa) sebagai
dan kesejahteraan sosioekonomis.
data dasar dalam penelitian dan penyusunan
Laporan SLHD dimaksudkan untuk laporan lainnya ;
mendokumentasikan d. Konsultan, dipergunakan untuk
perubahan/kecenderungan kondisi lingkungan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup seperti
dan juga akan menyediakan referensi dasar AMDAL dan Kajian Lingkungan Hidup
tentang keadaan lingkungan bagi pengambil Strategis ;
kebijakan sehingga akan memungkinkan e. Kelompok Profesi dan LSM, sebagai
diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka referensi dasar dalam mengidentifikasi adanya
mempertahankan proses ekologis dalam kesenjangan (gap) pengetahuan tentang
pembangunan. Sehingg tujuan dasar dalam kondisi dan kecenderungan lingkungan hidup,
penyusunan Laporan SLHD Provinsi Jatim serta merekomendasikan strategi penelitian
Tahun 2014, adalah : dan pemantauan untuk mengisi kesenjangan
1. Menyediakan dasar bagi perbaikan tersebut, serta membantu membuat penilaian
pengambilan keputusan pada semua tingkat; yang terinformasi mengenai konsekuensi luas
2. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman dari kebijakan dan rencana sosial, ekonomis
akan kecende - rungan dan kondisi dan terkait lingkungan hidup,
lingkungan;
3. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju I.4. Sistematika Penyusunan
keberlanjutan. Guna mempermudah dalam presentasi suatu
4. Memperkenalkan model perhitungan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Jatim Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 ini, maka
yang diharapkan ke depan bisa dikembangkan. SLHD dibagi dalam dua buah buku yaitu :

1.3. Pemanfaatan Laporan SLHD 1. Buku Laporan SLHD (Buku I)


Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa Kerangka laporan SLHD didasarkan kepada
hakekat keberadaan Laporan SLHD adalah konsep hubungan sebab akibat dimana
suatu dokumentasi yang memuat kondisi kegiatan manusia memberikan tekanan
perubahan dan kecenderungan lingkungan kepada lingkungan (pressure) dan
hidup dan pelaporan yang rutin akan menyebabkan perubahan pada sumber daya
menjamin akses informasi lingkungan hidup alam dan lingkungan baik secara kualitas
yang terkini dan akurat secara ilmiah bagi maupun kuantitas (state). Selanjutnya
publik, industri, organisasi non-pemerintah, pemerintah dan masyarakat/stakeholder
serta semua tingkatan lembaga pemerintah. melaku- kan reaksi terhadap perubahan ini
Karenanya selama ini pemanfaatan Laporan baik melakukan adaptasi maupun mitigasi
SLHD Provinsi Jawa Timur, digunakan oleh : melalui berbagai kebijakan, program, maupun

3
kegiatan. Hal yang terakhir merupakan umpan 8.457 desa/kelurahan (2.400 kelurahan dan
balik terhadap tekanan melalui kegiatan 6.097 desa). Secara umum wilayah Jawa Timur
manusia. terbagi dalam dua bagian besar, yaitu Jawa
Aktivitas manusia yang memanfaatkan Timur daratan hampir mencakup 90% dari
sumberdaya alam akan menimbulkan tekanan seluruh luas wilayah Propinsi Jawa Timur atau
pada lingkungan dan merubah keadaannya, mencapai 47.157,72 kilometer persegi, dan
atau kondisinya. Manusia kemudian wilayah Kepulauan Madura yang sekitar 10%
memberikan respons terhadap perubahan dari luas wilayah Jawa Timur.
tersebut dengan membangun dan sebagai Di sebelah utara, Propinsi Jawa Timur
perwujudan kebijakan. Analisis terhadap berbatasan dengan Laut Jawa. Di sebelah
tekanan yang muncul, kondisi eksisting yang timur berbatasan dengan Selat Bali. Di sebelah
terjadi berikut dampaknya serta respons yang selatan berbatasan dengan perairan terbuka,
dilakukan kemudian dikenal sebagai Samudera Indonesia, sedangkan di sebelah
pendekatan P-S-R (Pressure State Respons). barat berbatasan dengan Propinsi Jawa
2. Buku Kumpulan Data (Buku II) Tengah. Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya,
Proses sistem pelaporan yang ideal adalah Jawa Timur dapat dibagi menjadi 3 kelompok
kerangka pelaporan yang didukung oleh basis daerah yang membujur dari barat ke timur.
data informasi lingkungan yang komprehensif. Jawa Timur bagian utara dan pulau Madura
Atau dapat disebut sebagai Database adalah bagian dari daerah Pegunungan Kapur
informasi lingkungan yang terdiri dari Utara yang memiliki tanah relatif kurang
data/informasi yang lengkap/mendalam subur. Sebagian dari daerah ini adalah daerah
berdasarkan suatu set indikator yang secara aliran Bengawan Solo yang bersumber di
berkala direview dan dilaporkan. Wonogiri, Jawa Tengah. Setelah bersatu
dengan Kali Madiun, Bengawan Solo mengalir
melalui daerah-daerah Bojonegoro dan
I.5. Profil Daerah Lamongan, dan bermuara i pantai utara
sebelah timur.
I.5.1. Media Tanah
Jawa Timur bagian tengah adalah daerah
Propinsi Jawa Timur terletak pada 111˚0’ dengan tanah yang subur. Dengan sungai-
hingga 114˚4’ Bujur Timur, dan 7˚12’ hingga sungai Brantas, Madiun, Konto, Sampean dan

Gambar 1.3 Peta Penggunan Lahan 2013

Sumber BPN Prov Jatim

8˚48’ Lintang Selatan. Luas wilayah Propinsi sungai-sungai kecil lainnya yang mengalir di
Jawa Timur mencapai 46.428 kilometer daerah ini maka Jawa Timur bagian tengah
persegi, terbagi ke dalam empat badan merupakan daerah yang cocok untuk
koordinasi wilayah (Bakorwil), 29 kabupaten, pertanian lahan basah. Sedang Jawa Timur
sembilan kota, dan 658 kecamatan dengan bagian selatan adalah bagian dari Pegunungan

4
Kapur Selatan yang bermula dari Gunung Kidul Mojokerto - Jombang sampai perbatasan Jawa
di Yogyakarta dan membujur sampai dengan Tengah.
daerah Malang sebelah selatan, daerah ini
tanahnya relatif tandus. I.5.2. Media Air

Gambar 1.4. Aliran DAS Brantas,

Sumber BLH Jatim, 2013


Sedan Berdasarkan penggunaan lahan utama yang
gkan secara fisiografis, wilayah Propinsi Jawa dirilis oleh BPN Jatim tahun 2014, luas lahan
Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona : badan air Provinsi Jawa Timur sebesar
zona selatan-barat (plato), merupakan 114.208,20 Ha atau 2,33% dari seluruh luas
pegunungan yang memiliki potensi tambang wilayahnya. Dua sungai terpenting di Jawa
cukup besar; zona tengah (gunung berapi), Timur adalah Sungai Brantas yang mempunyai
merupakan daerah relative subur terdiri dari Cathment Area seluas 14.051,26 Km2, dan
dataran rendah dan dataran tinggi (dari Bengawan Solo dengan Cathment Area
Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso); 13.061,99 km2. Sedangkan untuk sungai-sungai
dan zona utara dan Madura (lipatan), lain adalah Madura-Bawean = CA 5.602,13 Km2,
merupakan daerah relatif kurang subur Welang – Rejoso = CA 2.145,28 Km2,
(pantai, dataran rendah dan pegunungan). Di Bondoyudo – Bedadung = CA 5.360,84 Km2,
bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban,Gresik, Pekalen Sampen = CA 3.944,05 Km2 dan Baru-
hingga Pulau Madura) ini terdapat Bajulmati = CA 3.702,54 Km2 . Provinsi Jawa
Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Timur mempunyai mata air sebanyak 4.389
Kendeng yang relatif tandus. dengan debit rerata tahunan sebanyak 73,2
Surabaya sebagai Ibukota Propinsi Jawa Timur m3/detik dan volume tahunan = 2.308,57 x 10 4
merupakan kota yang letaknya paling rendah, m3 , sedangkan untuk waduk sebanyak 89
yaitu sekitar 2 meter di atas permukaan laut. waduk dengan volume tampungan sebanyak
Sedangkan kota yang letaknya paling tinggi 1.122.016,63 x 103 m3, embung berjumlah 417
dari permukaan laut adalah Malang, dengan dengan volume tampungan sebanyak
ketinggian 445 m di atas permukaan laut. Dari 24.321,22 x 103 m3, d ,n untuk Telaga /Ranu
luas daerah seluruhnya, kurang-lebih 1,1 juta sebanyak 27 dengan volume tampungan
Ha (23,48%) digunakan untuk pertanian, 271,4 sebanyak 73.415 x 103 m3. Selanjutnya untuk
ribu ha (5,53%) dan untuk perkebunan . Luas neraca sumber daya air Provinsi Jawa Timur
areal kehutanan seluruhnya di Jawa Timur
meliputi 779,6 ribu ha. Dewasa ini
diperkirakan terdapat kurang lebih 339,6 ribu
Ha tanah yang tergolong rusak dan tandus.
Sementara itu, jumlah areal yang digunakan
untuk lahan non pertanian (pemukiman dan
lokasi industry) di seluruh Jawa Timur meliputi
hampir 402,2 ribu ha. Pemukiman-pemukiman Gamb
ini terutama terpusat di sepanjang pantai
timur Jawa Timur mulai dari Surabaya sampai Gambar 1.7 Kondisi Pantai Utara Bangkalan
dengan Pasuruan, sepanjang jalur Surabaya -
Malang, dan sepanjang jalur tengah Surabaya -

5
dengan aktiva sebanyak 120.075.001.219
m3/thn dari aktiva dimaksud masih bersaldo 2. Permasalahan pencemaran air, tanah dan
sebanyak 99.755.365.285 m3/thn. udara

I.5.3. Media Udara Pencemaran lingkungan, baik dalam media


Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. lingkungan air, udara maupun tanah telah
Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa menjadikan kualitas lingkungan hidup
bagian barat, Jawa Timur pada umumnya menurun. Sumber-sumber pencemar dari
memiliki curah hujan lebih sedikit. Curah hujan industri, domestik, maupun yang lain harus
rata-rata 1.900 mm per tahundengan musim dapat diatasi, dalam bentuk pencegahan
hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar maupun pengendalian. Dampak pencemaran
21-34°C. Suhu di daerah pegunungan lebih yang bersifat akut atau kronis perlu
rendah, bahkan di daerah Ranu Pane (lereng diantisipasi, agar sumber daya yang ada dapat
Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus dimanfaatkan secara optimal dan
4°C, yang menyebabkan turunnya salju lembut. berkelanjutan. Masalah pencemaran ini perlu
Temperatur pada 2007 yang tertinggi di bulan ditangani secara sistemik, terencana, taat asas
Oktober dan November (35,3°C), dan terendah dan terus menerus. Upaya pemulihan dan
di bulan Agustus (19,3°C) dengan kelembaban pencegahan juga harus dimulai dari
39%-97%. Tekanan udara tertinggi di bulan perencanaan hingga evaluasi pelaksanaannya,
Agustus sebesar 1.012,0 Milibar. Jumlah curah agar prinsip pembangunan berkelanjutan
hujan terbanyak terjadi di bulan Februari. Rata- dapat diterapkan dalam mencegah dan
rata penyinaran matahari terlama di bulan mengendalikan pencemaran lingkungan.
Agustus, sedangkan terendah di bulan April.
Kecepatan angina tertinggi terjadi di bulan 3.Permasalahan lingkungan perkotaan
Oktober, dan terendah di bulan April.
Permasalahan lingkungan yang paling utama
I.6. Isu Lingkungan Hidup. di perkotaan adalah masalah pengelolaan
sampah, banjir, emisi kendaraan bermotor,
I.6.1 Isu Prioritas limbah cair domestik, minimnya ruang terbuka
Berdasarkan kajian kondisi dan situasi hijau (RTH), penataan ruang kota dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2010- sebagainya. Sebagai contoh permasalahan
2014 (Renstra PLH 2010-2014) dan potensi pada pengelolaan limbah padat, produksi
maupun isu strategis yang ada di provinsi Jawa sampah di Surabaya yang dikumpulkan pada
Timur, dapat dirumuskan 5 (lima) isu pokok lokasi-lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
yang wajib mendapat perhatian bersama,
yaitu : 4. Permasalahan wilayah Pesisir dan Laut
Sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil
1. Pengelolaan hutan, lahan dan sumber air belum dikelola dan didayagunakan
Gambar 1.6 Kerusakan secara
Kerusakan ekosistem hutan telah memberikan optimal, adil dan lestari melalui keterpaduan
Hutan Ponorogo
dampak pada konservasi lahan maupun antar berbagai pemanfaatan sehingga belum
kelangkaan sumber air/mata air. dapat memberikan kontribusi yang layak bagi
Kecenderungan ini telah tampak pada pembangunan Jawa TImur dan peningkatan
indikator menurunnya kualitas lingkungan kesejahteraan Disamping itu masih lemahnya
hidup karena tekanan penduduk maupun pengendalian pencemaran dan perusakan
bencana alam, dan pemanfaatan berlebihan pesisir dan laut serta belum optimalnya
sumber daya alam yang melampaui daya pendekatan terpadsu antara kebijakan
dukung lingkungannya. Kasus pembalakan konservasi di wilayah daratan dan ekosistem
hutan secara liar, erosi dan longsor, rusaknya pesisir serta laut
habitat biota, menurunnya biodiversitas, banjir
dan kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran 5. Permasalahan efek emisi Gas Rumah Kaca
hutan, masalah dampak sosial ekonomi akibat (GRK)
eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan Pemanasan global dan perubahan iklim tengah
masalah laten yang memerlukan pendekatan terjadi dan diperkirakan akan terus terjadi
holistik dan bertahap guna menyelesaikan pada masa mendatang akibat peningkatan
atau menangani masalah ini. emisi GRK. Banyaknya kejadian banjir, longsor,

6
erosi, badai dan kekeringan merupakan (4.607,30 hektare), dan Tahura seksi wilayah
dampak nyata perubahan iklim dan Mojokerto (11.468,10 hektare), dan Tahura
pemanasan global. Agenda Adaptasi terhadap seksi wilayah Jombang (2.864,70 hektare).
dampak perubahan iklim diperlukan untuk Hasil pantauan Citra Landsat, terhadap Tahura
menciptakan system pembangunan yang R. Soerjo seluas 27.868,30 hektare, terdapat
berdaya tahan (reliance) terhadap goncangan kawasan berhutan sekitar 13.387 hektare, dan
variabilitas iklim saat ini (anomaly iklim) dan sisanya 14.000 hektare tidak berhutan lagi
antisipasi dampak perubahan iklim di masa (gundul). Dari areal gundul yang dikategorikan
depan. lahan kritis itu, 1.500 hektare di antaranya
tergolong lahan kritis abadi, yaitu sekitar
1.6.2 Alasan Isu Prioritas puncak Gunung Welirang, dan Gunung Arjuno.
Berdasarkan kajian kondisi dan situasi Dengan demikian, tersisa lahan kritis seluas
Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 2009 – 12.500 hektare. Penanganan lahan kritis
2014 (Renstra 2009 – 2014), dan potensi berlangsung setiap tahun melalui kegiatan
maupun isu strategis yang ada di Provinsi Jawa reboisasi, yang rata-rata per tahun sekitar
Timur, yaitu : 1.000 hektare. Sampai 2008, sisa lahan yang
masih tergolong kritis berkurang menjadi
1. Pengelolaan Hutan, Lahan dan Sumber Air
8.286 hektare.
Kerusakan ekosistem hutan telah memberikan
Kondisi fisik tiga wilayah Tahura (Malang,
dampak pada konservasi lahan maupun
Pasuruan, Mojokerto) yang cenderung kering,
kelangkaan sumber air/mata air.
dan berisi jenis tanaman alang-alang, serta
Kecenderungan ini telah tampak dari indikator
semak belukar, membuat kawasan hutan itu
menurunnya kualitas lingkungan hidup karena
rawan bencana kebakaran saat musim
tekanan penduduk maupun bencana alam,
kemarau. Sedangkan Tahura di wilayah
dan pemanfaatan berlebihan sumber daya
Jombang, sebagian besar ditumbuhi tanaman
alam yang melampaui daya dukung
basah, seperti pohon pisang, dan bambu,
lingkungannya. Kasus pembalakan, hutan
sehingga aman di musim kemarau.
secara liar, erosi dan longsor, rusaknya habitat
biota, mmenurunnya biodiversitas, banjir dan
kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran Hampir setiap tahun, di musim kemarau,
hutan, masalah dampak sosial ekonomi akibat kawasan hutan selalu mengalami kebakaran.
eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan Jenis tanaman yang terbakar adalah tanaman
masalah laten yang memerlukan pendekatan jati muda, rumput, dan alang-alang. Penyebab
holistik dan bertahap guna menyelesaikan bencana kebakaran hutan, hampir 90% karena
atau menangani masalah ini. ulah manusia, seperti api unggun yang tidak
Keberadaan Taman Hutan Raya (Tahura) dimatikan, puntung rokok milik pendaki yang
ditujukan untuk menjaga pelestarian alam, masih menyala, atau sengaja dibakar oleh
mengembangkan pendidikan dan wisata, juga masyarakat sekitar untuk membuka lahan.
berperan dalam pemeliharaan kelangsungan Sisanya, karena faktor alam, seperti letusan
fungsi hidrologis Daerah Aliran Sungai (DAS) gunung atau gesekan ranting-ranting yang
Brantas, DAS Konto, dan DAS Kromong. kering. Untuk lahan kritis non-Tahura R.
Termasuk untuk melestarikan mata air sumber Soerjo, terbagi menjadi dua kategori, yakni
Sungai Brantas di Desa Tulungrejo, Kecamatan lahan kritis dalam kawasan, yaitu dalam
Bumiaji, Kota Batu, yang kondisinya sangat kawasan hutan lindung (tidak termasuk areal
memprihatinkan. HPH, ex-HPH, areal bekas tebangan, dan areal
hutan mangrove). Dan, lahan kritis luar
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 29
kawasan, yaitu di luar kawasan hutan (tidak
Tahun 1992, dan Keputusan Menteri
termasuk lahan kritis areal hutan mangrove di
Kehutanan Nomor 11190/KPTS-II/2002, di Jawa
luar kawasan hutan). Luas kawasan hutan dan
Timur dibentuk kawasan pelestarian alam
perairan Provinsi Jawa Timur berdasarkan
yang disebut Taman Hutan Raya (Tahura) R.
Keputusan Menteri Kehutanan tentang
Soerjo, yang mencakup areal seluas 27.868,30
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
hektare. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
Provinsi, Nomor 417/Kpts-II/1999, mencapai
melalui Balai Taman Hutan Raya (Tahura) R.
1.357.337,07 hektare. Data Dinas Kehutanan
Soerjo mengelola kawasan Tahura R. Soerjo
Provinsi Jawa Timur, menyatakan sampai
seluas 27.868,30 hektare, dengan rincian
dengan 2006, luas lahan kritis dalam kawasan
Tahura seksi wilayah Malang (8.928,30
mencapai 165.619,53 hektare, sedangkan lahan
hektare), Tahura seksi wilayah Pasuruan

7
kritis luar kawasan seluas 502.405,68 hektare. masih lebih tinggi dari baku mutu air sungai
(RPJMD Jatim 2009 – 2014) untuk kelas II (3 mg/l) yang berarti memiliki
2. Permasalahan Wilayah Pesisir dan laut level kualitas air yang lebih rendah dari kelas II.
Luasnya wilayah pesisir dan keanekaan
sumberdaya yang ada, maka wilayah pesisir b. Sebagaimana BOD, penurunan konsentrasi
sebagai daerah ekoton yang labil, perlu COD di DAS Brantas juga ditargetkan secara
ditangani dengan kehati-hatian dan berturut turut dari tahun 2010 sampai 2014
menyeluruh, karena ciri khas pantai yang sebagai berikut: 8%, 12%, 15%, 18% dan 21%.
cukup beraneka ragam. Interaksi nelayan Konsentrasi COD yang tercapai pada tahun
dengan perairan pesisir maupun laut, dengan tahun tersebut berturut turut adalah 17,94;
kegiatan utama eksploitasi hayati laut telah 15,45; 13,64; 10,92 dan 12,45 mg/l dengan
berlangsung sejak lama, yang menyangkut capaian nilai penurunan sebesar: 85; 21,88%;
kehidupan masyarakat, dalam aspek ekonomi, 31,97%; 47,13%; dan 38,61%. Dengan demikian
sosial dan budaya. dapat disimpulkan bahwa target RENSTRA
Oleh karena itu untuk mengurangi masalah dari tahun 2010 sampai dengan 2014 telah
pesisir dan laut dibutuhkan pendekatan terpenuhi dengan kisaran konsentrasi COD
kemasyarakatan yang menyeluruh, terencana, memenuhi baku mutu air sungai untuk kelas II
melibatkan fihak terkait, serta konsisten dalam namun tidak memenuhi kelas I. Kondisi
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. kualitas air sungai di DAS Brantas yang masih
Dengan meningkatnya pembangunan berada pada kisaran kelas II atau lebih rendah
diwilayah pesisir yang kurang memperhatikan menunjukkan bahwa masih perlu langkah
kelestarian lingkungan hidup, utamanya konkrit untuk menurunkan beban pencemaran
didaerah Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya di DAS tersebut. Mengingat bahwa
telah menyebabkan kerusakan ekosistem kontributor beban pencemaran terdiri dari
pesisir dan laut. Sebagai contoh ekosistem berbagai sektor seperti domestik, industri,
mengrove di Jawa Timur saat ini tercatat pertanian, kegiatan usaha lain dan erosi tanah.
37.237 Ha, dengan kondisi rusak seluas 11.124 Sehingga upaya pengendalian dari berbagai
Ha dan tanah kosong yang ideal untuk sumber tersebut harusnya dilakukan secara
ditanami mangrove sluas 5.242 Ha, sedangkan lebih komprehensif.
luas hutan mangrove idealnya sebesar 45.000 c. Sama halnya dengan layanan informasi
Ha. Kondisi di Jawa Timur masih kurang status mutu air, BLH Provinsi Jawa Timur
optimal. Untuk ekosistem terumbu karang di melakukan layanan informasi status mutu
perairan laut Jawa Timur, pada tahun 2004 udara ambien dari sumber tidak bergerak
kondisi kerusakannya bervariasi antara 30 – 80 melalui penyusunan laporan SPM Bidang
% yang tersebar antara lain di wilayah pesisir Lingkungan Hidup. Secara umum, mutu udara
Situbondo, dan beberpa pulau kecil ambien perkotaan di Jawa Timur masih baik
diantaranya, Pulau Sabunten, Pulau Sesiil, karena memenuhi baku mutu udara ambien
Pulau Bili Raja, Pulau Raas dan Pulau kecuali untuk wilayah road side (tepi jalan)
Mamburit. di beberapa kota seperti Surabaya, Gresik dan
Sidoarjo yang cenderung belum memenuhi
3. Permasalahan Pencemaran Air, Tanah dan baku mutu untuk parameter debu
Udara (partikulat). Kebijakan terhadap peremajaan
transportasi massal yang ramah lingkungan
a. Sesuai dengan RENSTRA dimaksud,
sangat diperlukan untuk mengurangi beban
konsentrasi BOD di Kali Brantas ditargetkan
pencemaran udara di Jawa Timur. BLH
mengalami penurunan sebesar 8%, 12%, 15%,
Provinsi Jawa Timur aktif melaksanakan
18% dan 21% berturut turut dari tahun 2010,
pembinaan dan pengawasan terhadap
2011, 2012, 2013 dan 2014. Pada tahun 2010,
Aktifitas industri / pabrik yang memiliki
kadar BOD adalah sebesar 5,12 mg/l dan
cerobong aktif dan pembakaran terbuka (open
mengalami trend penurunan secara berturut
burning).
turut sampai dengan 2014 menjadi 4,41 mg/l;
4,33 mg/l; 3.6 mg/l dan 4.27 mg/l. Nilai Selain itu, pengurangan beban pencemaran
penurunan ini telah mencapai target dimaksud udara juga memerlukan program-program
karena telah mencapai penurunan sebesar 8%; penyuluhan dan propaganda pengendalian
21,87%; 23,43%; 37,69%; dan 24,68%. Namun pencemaran udara terhadap kendaraan
demikian, dapat dilihat bahwa kisaran nilai bermotor untuk memantau kualitas emisi
konsentrasi BOD pada tahun tahun tersebut serta larangan pembakaran sampah kepada

8
masyarakat sebagai upaya peningkatan peran kuantitas (state). Untuk itu disusun program
serta masyarakat di Jawa Timur, serta dan kegiatan yang mendukung berbagai upaya
kebijakan pengendalian pencemaran udara perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sumber bergerak (transportasi) secara Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), dalam
bijaksana untuk mengendalikan emisi gas rangka menjaga agar pembangunan tetap
buang kendaraan bermotor di Jawa Timur. terlanjutkan, dan sumberdaya alam dan
lingkungan dapat lestari guna pemanfaatan
4. Permasalahan Lingkungan Perkotaan yang terkendali, serta membangun sikap
ramah dengan lingkungan alam sekitarnya
Permasalahan lingkungan yang paling utama
(response). Pembangunan akan menjadi tak
di perkotaan adalah masalah pengelolaan
terlanjutkan, apabila para fihak terkait
sampah, banjir, emisi kendaraan bermotor,
mengabaikan atau meninggalkan wawasan
limbah cair domestik, minimnya ruang terbuka
dan kesadaran tentang kelestarian fungsi
hijau (RTH), penataan ruang kota dan
lingkungan hidup.
sebagainya. Sebagai contoh pengelolaan
limbah padat, produksi sampah di Surabaya 1.7.1 Pressure (tekanan)
dikumpulkan pada lokasi-lokasi TPA (Tempat Isu permasalahan lingkungan hidup di Jawa
Pembuangan Akhir), yaitu : TPA Sukolilo dan Timur tidak terlepas dari kondisi demografi,
TPA Benowo, yang telah menimbulkan konflik sosial dan ekonomi antara lain :
sosial. Rata-rata produksi sampah di Surabaya a. Jumlah penduduk Jawa Timur tahun
sebesar 8.700 M3/hari atau 2.436 ton/hari, 2014 adalah 38.610.202 jiwa merupakan
sedangkan produksi sampah di Gresik rata-rata provinsi kedua di Indoensia dengan jumlah
1.580 M3/hari atau 442,45 ton/hari. Hal ini penduduk terbanyak dengan tingkat
ditambah dengan sistem pengelolaannya yang pertumbuhan penduduk 0,75 persen. Adapun
kurang tepat, yaitu dengan ‘open dumping’ tingkat kepadatan penduduk adalah 819 jiwa
dan bukan ‘sanitary landfil’ sehingga per km2. Kondisi tersebut menjadikan
mengakibatkan umur TPA terbatas, penggunaan lahan sangat intensif baik untuk
pencemaran lindi cair,dan harus menyediakan pemukiman, pertanian maupun infrastrukutur
lahan TPA baru. lainnya.
b. Masih adanya penduduk yang
5. Permasalahan efek GRK mengenyam pendidikan sampai tingkat
Meningkatnya laju perekonomian di Jawa Sekolah Dasar sekitar 43 persen bahkan yang
Timur memicu peningkatan emisi GRK. tidak sekolah sekitar 6 persen, adapun
Inventarisasi emisi GRK di Jawa Timur yang tinngkat sarjana atau diatasnya sekitar 4
meliputi beberapa sektor sebagaimana yang persen, sehingga tingkat pemahaman tentang
ditentukan oleh Intergovernmental Panel on lingkungan hidup sangat beragam. Begitu pula
Climate Change (IPCC), yaitu: tingkat kemisikinan di Jawa Timur masih cukup
pengadaan dan penggunaan energy ; tinggi yaitu 12,55 persen walaupun sudah
proses industri dan penggunaan produk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
(Industrial Process and Product Use/ IPPU) ; Masyarakat yang miskin karena
pertanian, kehutanan dan penggunaan keterbatasannya dalam mengakses untuk
lahan lainnya (Agriculture, Forestry, and Other kebutuhannya, cenderung melakukan
Land Uses (AFOLU)) ; dan eksploitas dan ekstraksi sumber daya alam
pengelolaan limbah. secara langsung.
Jumlah emisi GRK total di Jawa Timur pada c. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
tahun 2012 mencapai 140.036.542,27 Gg CO2e. yang menggembirakan karena masih lebih
Dengan kondisi tersebut perlu adanya tinggi dari nasional, yaitu 5,86 persen dan nilai
pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi pertumbuhan PDRB 5,90 persen per tahun
emisi GRK. membawa konsekuensi pada tingginya tingkat
konsumsi masyarakat, pemenuhan bahan-
1.7. Analisa Pressure-State-Response
bahan mineral dan sumber daya alam,
pembangunan infrastuktur serta penggunaan
Kelima isu tersebut dikaitkan dalam hubungan energy yang semakin besar.
sebab akibat dimana kegiatan manusia dan
pembangunan memberikan tekanan kepada
1.7.2. State (kondisi)
lingkungan hidup (pressure) yang memberikan
dampak terhadap sumber daya alam dan
a. Aspek Lahan dan Hutan
lingkungan hidup secara kualitas maupun

9
1. Kondisi DAS Brantas mengalami Situbondo dan Sampang dengan jumlah 100
permasalahan penurunan kualitas dan unit, 60 % terumbu karang di pantai utara Jawa
kuantitas, hilangnya kawasan resapan air dan Timur rusak parah.
penyusutan jumlah mata air didaerah 3.Luas hutan mangrove kurang lebih 85.000
Toyomerto Gunung Arjuno dan Sumber Dem Ha atau 6,24% luas hutan di Jawa Timur,
Gunung Kawi mengalami penurunan debit, 50 tumbuh di kawasan pesisir dan rentan
% mata air hilang pada 2 tahun terakhir, 11 mata terhadap kerusakan. Hutan mangrove yang
air mengering, 46 mata air mengalami mengalami kerusakan seluas 13.000 Ha;
penurunan debit dari 10 meter kubik/detik hutan mangrove di Jawa Timur 48,48 % dalam
menjadi 5 meter kubik perdetik. kondisi baik, 23,73 % rusak ringan, 25,95 % rusak
2. Terjadinya alih fungsi hutan diwilayah berat dan proses rehabilitasi hanya 1,84 %.
tangkapan air dimana keberadaan vegetasi
secara proporsional tidak sesuai dengan d. Persampahan
ketentuan sekurang-kurangnya sebesar 30 % 1. Mayoritas cara pembuangan sampah
wilayah berupa hutan. melalui pengangkutan ke tempat
3. Hulu DAS Brantas rawan longsor akibat pembuangan akhir sebesar 63 % di kota
perubahan fungsi lahan menjadi kawasan sedang dan kesil di Jawa Timur,sedangkan
pertanian/perkebunan. untuk kota besar dan metropolitan sebesar76
4. Luas lahan potensial kritis didalam %, pengolahan melalui komposting dan daur
kawasan hutan di Jawa Timur sebesar 18 % dari ulang 20 persen dan 2 persen dibuang di lahan
luasan kawasan, meskipun persentase kosong dan sisanya terbuang kelingkungan.
kawasan hutan secara kuantitatif masih 2. Pembakaran 1 ton sampah akan
memenuhi ketentuan undang-undang tetapi menghasilkan 30 kg CO, gas tersebut jika
secara kualitas masih diperlukan peningkatan. dihirup akan berikatan sangat kuat dengan
hemoglobin darah sehingga menyebabkan
b. Kualitas Air
orang kekurangan O2.
3. Pengelolaan sampah di Jawa Timur
1. Potensi air permukaan diJawa Timur
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
mencapai 16,3 milyar kubik pertahun dan
diangkut, ditimbun, dibakar, dibuang ke kali
potensi air tanah sebesar 3,83 milyar kubik
atau tempat lainnya. Pengelolaan dengan cara
pertahun.
diangkut khususnya untuk pemukiman yang
2. beban pencemaran didominasi oleh
terlayani angkutan truk sampah untuk
limbah domestik 60 % dan limbah industri 40%,
selanjutnya dikelola di TPA, sedangkan bagi
untuk kali Surabaya sudah tidak sebanding
yang tidak terlayani angkutan truk sampah
dengan daya tampung beban pencemaran
pada umumnya sampah ditimbun atau
yang terjadi.
dibakar di pekarangan rumah, bahkan ada
sebagian penduduk yang masih membuang
3. Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga
sampah ke sungai. Cara pembuangan sampah
di Jawa Timur menggunakan air sungai dipakai
seperti ini tidak menyelesaikan masalah
2.208.462 rumah tangga, dari PDAM 1.364.508
pengelolaan sampah tetapi menyebabkan
rumah tangga, sumur 482.709 rumah tangga,
masalah baru yang lebih komplek, yaitu
hujan 265.339 rumah tangga dan air kemasan
menimbulkan emisi gas-gas berbau dan gas
1.329 rumah tangga.
rumah kaca seperti CH4, pencemaran air
4. Sanitasi masyarakat yang belum memiliki
sungai, pendangkalan dasar sungai, dan
tangki septik sebesar 2.765.268 rumah tangga
banjir.
(27,12 %) dari total rumah tangga.
e. Emisi Gas Rumah Kaca
c. Pesisir dan Pantai
Kegiatan pertanian berpotensi memberikan
1. Potensi terumbu karang yang memiliki sumbangan emisi gas rumah kaca, karena
luasan tutupan tertinggi berada di kabupaten proses dekomposisi pada lahan sawah, gas
Sumenep, tersebar di 3 kecamatan kepulauan rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan
yaitu kecamatan Sapeken 5.120,88 ha, sawah adalah Methana atau CH4 yang
kecamatan Arjasa 3.495,80 ha dan kecamatan mempunyai nilai potensi pemanasan global 21
Karangayan 4.315,96 ha kali dari CO2. Berdasar perhitungan dari data
2. penyelamatan terumbu karang masih belum luasan lahan sawah dan frekuensi tanam,
optimal dan pembuatan terumbu karang maka dapat diperkirakan jumlah emisi gas
buatan hanya pada 2 kabupaten yaitu metana yang dihasilkan.

10
1. Sumbangan gas methana terbesar 10. Sosialisasi tentang Bahaya Pencemaran
berasal dari hewan ternak yaitu 98,97 persen, Udara akibat Merokok pada Masyarakat
sedang dari hewan unggas 1,03 persen. Jenis sejak Dini dan Publikasi Pengelolaan
hewan ternak yang menghasilkan gas Lingkungan Industri Rokok dan
methana paling banyak adalah sapi potong Pendukungnya
yaitu 240,933 ribu ton dan sapi perah 28,499 11. Pelayanan Pengujian Uji Kualitas Lingkungan
ribu ton. Sedangkan hewan ternak yang 12. Peningkatan Kemampuan Laboratorium
menghasilkan gas methana terkecil adalah Pengawasan Pencemaran Lingkungan oleh
kuda yaitu 0,230 ribu ton. Industri Hasil Tembakau dan Pendukungnya.

1.7.3 Response ( Kebijakan ) b.Program Perlindungan dan Konservasi


a. Program Pengendalian Pencemaran dan Sumber Daya Alam
Perusakan Lingkungan Hidup Program ini bertujuan melindungi sumber daya
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas alam dari kerusakan, dan mengelola kawasan
lingkungan hidup dalam upaya mencegah yang sudah ada untuk menjamin kualitas
perusakan dan/atau pencemaran lingkungan ekosistem agar fungsinya senagai penyangga
hidup, baik di darat, perairan tawar, dan laut, sistem kehidupan dapat terjaga dengan baik.
maupun udara, sehingga masyarakat Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan
memperoleh kualitas lingkungan hidup yang Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain
bersih dan sehat. pada:
Kegiatan pokok yang 1. dilaksanakan oleh Badan Pengembangan koordinasi kelembagaan
Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain pengelolaan daerah aliran sungai (DAS)
pada: terpadu.
1. Pengawasan Kinerja Pengelolaan 2. Pengembangan daya dukung dan daya
Lingkungan Industri Hasil Tembakau tampung lingkungan
2. Penerapan AMDAL bagi Usaha dan Kegiatan 3. Pengelolaan dan perlindungan
Industri Rokok dan Perkebunan Tembakau keanekaragaman hayati dari ancaman
3. Penyusunan regulasi pengendalian kepunahan.
pencemaran dan perusakan lingkungan 4. Pengembangan kemitraan dalam rangka
hidup, pedoman teknis, baku mutu (standar perlindungan dan pelestarian sumber daya
kualitas) lingkungan hidup, dan penyelesaian alam.
kasus pencemaran dan perusakan
lingkungan secara hukum
c. Program Rehabilitasi dan Pemulihan
4. Pengembangan dan penerapan berbagai
Cadangan Sumber Daya Alam
instrumen pengelolaan lingkungan hidup,
termasuk tata ruang, kajian dampak
lingkungan, dan perijinan Program ini bertujuan Merehabilitasi alam yang
5. Pemantauan Kualitas Udara dan Air Tanah di telah rusak, dan mempercepat pemulihan
Perkotaan, Kualitas Air Permukaan, serta cadangan sumber daya alam, sehingga selain
Kualitas Air Laut di Kawasan Pesisir berfungsi sebagai penyangga sistem kehidupan,
juga memiliki potensi dimanfaatkan secara
6. Pengawasan Penaatan Baku Mutu Air
berkelanjutan.
Limbah, Emisi atau Gas Buang dan
Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan
dan Beracun) Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain
pada:
7. Peningkatan Kelembagaan Laboratorium
Lingkungan, serta Fasilitas Pemantauan 1. Rehabilitasi daerah hulu untuk menjamin
Udara (Ambient) di Kota-kota Besar pasokan air irigasi pertanian, dan mencegah
terjadinya erosi dan sedimentasi di wilayah
8. Pengembangan Teknologi yang Berwawasan
sungai dan pesisir
Lingkungan, termasuk Teknologi Tradisional
dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, 2. Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak
Pengelolaan Limbah, dan Teknologi Industri di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan
yang Ramah Lingkungan hutan, pesisir (terumbu karang dan mangrove)
serta pengembangan sistem manajemen
9. Upaya Konservasi Tanah dan Air pada
pengelolaannya
Budidaya Tanaman Tembakau
 PROGRAM PENUNJANG

11
Program Pengembangan Kapasitas adanya indeks kualitas lingkungan, diharapkan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan dapat menjadi masukan bagi para pengambil
Lingkungan Hidup keputusan baik di tingkat pusat maupun
daerah untuk menentukan arah kebijakan
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan lingkungan di masa depan.
pengelolaan sumber daya alam dan fungsi Karenanya Indeks kualitas lingkungan dapat
lingkungan hidup melalui tata kelola yang baik dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan
(good environmental governance) berdasarkan program-program pengelolaan lingkungan.
prinsip transparansi, partisipasi dan Selain sebagai sarana untuk mengevaluasi
akuntabilitas. efektifitas program-program pengelolaan
lingkungan, sehingga indeks kualitas
Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan
lingkungan mempunyai peranan dalam hal:
Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain
pada: 1. Membantu perumusan kebijakan.
1. Penegakan hukum terpadu dan penyelesaian 2. Membantu dalam mendisain program
hukum atas kasus perusakan sumber daya lingkungan.
alam dan lingkungan hidup. 3. Mempermudah komunikasi dengan publik
2. Peningkatan pendidikan lingkungan hidup sehubungan dengan kondisi lingkungan.
formal dan non formal. Berdasarkan ketersediaan data untuk setiap
indikator sebagaimana tersebut di atas, maka
3. Pengembangan program Good
indeks yang dihasilkan adalah untuk 38
Environmental Governance (GEG) secara
Kab/Kota. Sedangkan tahun indeks adalah
terpadu
2014 karena sebagian besar data yang
4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan digunakan adalah data tahun 2014.
Pengelola Sumber Daya Alam dan
Analisis lebih lanjut dari IKLH Kab/Kota ini
Lingkungan Hidup
adalah dengan membandingkan nilai indeks
5. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif provinsi tahun 2013 dan 2014, serta
melalui Peningkatan Sumber Daya Manusia membandingkan nilai indeks dengan produk
Pengawas Lingkungan domestik regional bruto (PDRB) serta
kepadatan penduduk untuk melihat
Program Peningkatan Kualitas dan Akses korelasinya.
Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas 1.8.1 Indikator dan Parameter
dan akses informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup dalam rangka mendukung
perencanaan pemanfaatan sumber daya alam 1. Kualitas Air Sungai
dan perlindungan fungsi lingkungan hidup. Air, terutama air sungai mempunyai peranan
Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan yang sangat strategis dalam kehidupan
Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain manusia dan makhluk hidup lainnya. Data dari
pada: BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2007
sekitar 3 persen rumah tangga di Indonesia
1. Peningkatan pelibatan peran masyarakat
menjadikan sungai sebagai sumber air minum.
dalam bidang informasi dan pemantauan
Selain itu air sungai juga menjadi sumber air
kualitas lingkungan hidup
baku untuk berbagai kebutuhan lainnya,
2. Penyebaran dan Peningkatan Akses seperti industri, pertanian dan pembangkit
Informasi kepada Masyarakat, termasuk tenaga listrik Di lain pihak sungai juga dijadikan
Informasi Mitigasi Bencana dan Potensi tempat pembuangan berbagai macam limbah
Sumber Daya Alam dan Lingkungan. sehingga tercemar dan kualitasnya semakin
menurun.
1.8. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Perhitungan indeks untuk indikator kualitas air
sungai dilakukan berdasarkan Keputusan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115
tentang Pemerintahan Daerah antara lain Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan
mengamanatkan bahwa urusan lingkungan Status Mutu Air. Dalam pedoman tersebut
hidup merupakan salah satu urusan wajib yang dijelaskan antara lain mengenai penentuan
diserahkan kepada daerah. Sehingga dengan status mutu air dengan metoda indeks

12
pemantauan pada wilayah tersebut, maka untuk
perhitungannya diasumsikan memiliki nilai
indeks yang sama dengan wilayah Kb./Kota
terdekatnya yang dilewati sungai yang sama.
Sebagai misal Kota Kediri diasumsikan memiliki
nilai indeks kualitas air sama dengan Kab. Kediri,
karena sama-sama dilewati sungai Brantas.
Kecuali Kab. Pacitan tidak bisa diasumsi sama
dengan Kabupaten terdekatnya misalnya Kab.
Ponorogo karena wilayah sungai tidak sama.
pencemaran (Pollution Index – PI). Wilayah Sungai di Kab. Pacitan adalah WS
Perhitungan Indeks pencemaran air Jawa Grindulu sedang di Kab. Ponorogo WS
Timur Tahun 2014 dihitung terhadap enam Bengawan Solo.
wilayah sungai strategis di Jawa Timur , yaitu : Memperhatikan grafik indeks kualitas air
Wilayah sungai Bengawan Solo, Sungai Kab./Kota tampak bahwa status kualitas air
Brantas, Madura - Bawean, Bodoyudo - kab./kota berada dalam posisi kurang atau
Bedadung, Welang Rejoso dan Pekalen mengkhawatirkan karena memiliki angka indeks
Sampean. Penentuan status mutu air sesuai antara 42,5 s/d 70. indeks kualitas air paling
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup rendah dimiliki Kab. Nganjuk sedang yang paling
No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman tinggi dimiliki Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan.
Penentuan Status Mutu Air dapat
menggunakan metode STORET atau metode
indeks pencemaran.Dalam perhitungan status Sangat
8,11
Baik
mutu air di Jawa Timur menggunakan metode
Baik
Indeks pencemaran yaitun menentukan
40,54
tingkat pencemaran relatif terhadap 27,03
Cukup
parameter kualitas air yang diijinkan.
Pengelolaan kualitas air dengan atas dasar Kurang
indeks pencemaran dapat memberikan 24,32
masukkan pada pengambil keputusan agar Sangat
dapat menilai kualitas badan air untuk suatu Kurang

peruntukkan serta melakukan tindakan untuk Waspad


Grafik prosentase indeks Kualitas Air kab./kota a
memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan
kualitas akibat hadirnya senyawa
Dari Grafik di atas tampak bahwa Indeks
pencemar. Indeks pencemaran air Jawa Timur
Kualitas Air Kab./Kota di Jawa Timur didominasi
Tahun 2013 dihitung terhadap lima wilayah
pada kondisi waspada sebesar 40,54 persen dan
sungai strategis di Jawa Timur , yaitu : Wilayah
kondisi sangat kurang sebesar 24,32 persen,
sungai Bengawan Solo, Sungai Brantas,
hanya 8,11 persen dalam kondisi cukup.
Madura - Bawean, Bodoyudo - Bedadung, dan
Gambaran indeks kualitas air Kab./Kota
Pekalen Sampean. Selanjutnya dari
tersebut, memperlihatkan gambaran mengenai
perhitungan indeks pencemaran air yang
besarnya tekanan beban pencemaran terhadap
diperoleh dapat dihitung indeks Kualitas air
air sungai serta kondisi pengelolaan lingkungan
menurut Kabupate/Kota dan Wilayah Sungai
di Kab./Kota, serta dapat dibandingkan dengan
sungai. Dari hasil perhitungan tersebut
parameter kebijakan lainnya yang telah
diketahui bahwa Provinsi Jawa Timur
dilakukan diantaranya besaran anggaran,
mempunyai nilai Indeks kualitas air Tahun 2014
sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
sebesar 58,05 yang berarti bahwa kondisi
serta kebijakan-kebijakan pengelolaan
kualitas air Jawa Timur pada posisi kurang
lingkungan lainnya.
atau mengkhawatirkan. Kondisi ini memiiliki
makna bahwa kualitas air di Jawa Timur masih
belum memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan.
Indeks kualitas air menurut Kab./Kota
dihitung dari indeks kualitas air sungai untuk
lokasi titik pantau yang sesuai dengan wilayah
Kab./Kota. Beberapa Kab./Kota tidak memiliki
nilai indeks kualitas air karena tidak dilakukan

13
tercemar ringan.
Kota Batu
Kota Surabaya
Kota Madiun 2. Kualitas Udara
Kota Mojokerto
Kota Pasuruan Titik pantau dilakukan di 38 Kabupaten/Kota,
Kota Probolinggo terdiri dari kota metropolitan Surabaya, Kota
Kota Malang Besar Malang, 14 kota sedang dan 22 kota kecil.
Kota Blitar
Untuk dilokasi padat Lalu Lintas, Pemukiman,
Kota Kediri
Kab. Sumenep dari 38 Kabupaten/Kota menunujukkan sebaran
Kab. Pamekasan pencemaran udara SO2 yang sama yaitu 25
Kab. Sampang ug/Nm3, sedangkan untuk NO2 35
Kab. Bangkalan kabupaten/kota dengan nilai yang sama yaitu 10
Kab. Gresik ug/Nm3, hanya Kabupaten Kediri yang nilainya
Kab. Lamongan
Kab. Tuban
jauh lebih tinggi yaitu 28,3 ug/Nm3. Hasil
Kab. Bojonegoro perhitungan Indeks Udara Provinsi Jawa Timur
Kab. Ngawi pada tahun 2014 adalah 90.09
Kab. Magetan Indeks ini apabila dibandingkan dengan Indeks
Kab. Madiun tahun 2013 yaitu 72,917 dan tahun 2012 yang
Kab. Nganjuk
diterbitkan oleh KLH yaitu 68,88 sehingga
Kab. Jombang
Kab. Mojokerto
peningkatan sangat signifikan.
Kab. Sidoarjo
Kab. Pasuruan
Kab. Probolinggo 3. Tutupan Hutan
Kab. Situbondo
Kab. Bondowoso
Kab. Banyuwangi Memperhatikan kondisi lahan dan tutupan
Kab. Jember vegetasi tersebut, maka kalau dihitung Indeks
Kab. Lumajang
Kab. Malang tutupan lahan di Jawa Timur, maka indeks
Kab. Kediri dimaksud tidak hanya diperhitungkan dari
Kab. Blitar
Kab. Tulung agung tutupan hutan saja, tetapi juga dari hutan
Kab. Trenggalek
Kab. Ponorogo
rakyat, perkebunan dan kebun campuran, hal ini
Kab. Pacitan mengingat bahwa upaya peningkatan tutupan
0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000
an yang dilakukan oleh masyarakat sangat besar
Grafik indeks kab./kota
yang dilakukan di luar kawasan hutan.

Gambaran indeks kualitas air sungai menurut Sedangkan kawasan hutan di Jawa Timur
wilayah sungai, menunjukkan bahwa status didominasi oleh hutan produksi yang dikelola
kualitas air sungai di Jawa Timur dalam posisi oleh Perhutani. Hasil perhitungan indeks
kurang baik yaitu 58,05. Nilai indeks kualitas air
yang terendah dimiiki oleh sungai Brantas tutupan lahan di Jawa Timur ukup menunjukkan
dengan nilai 53,67. Sedang wilayah sungai pada indeks 63,82 yang berada pada skala
dengan nilai indeks kualitas air yang paling baik
cukup. Tetapi apabila dibandingkan dengan
di Jawa Timur dimiliki wilayah sungai Bengawan
Solo dan Bondoyudo yaitu 69,88. Dengan indeks tahun 2013 sebesar 57,20 dan 2012
memperhatikan hasil perhitungan indeks sebesar 52,93, maka cukup menggembirakan
kualitas air untuk setiap wilayah sungai, maka
bahwa ternyata terdapat peningkatan jumlah
dapat ditentukan status mutu air sungai
tersebut. Sebagai contoh status mutu air tutupan lahan.
wilayah sungai Bengawan Solo diperoleh angka Dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur, yang
Pij sebesar 1,7 yang berarti bahwa sungai
mempunyai indeks tertinggi adalah Kabupaten
Bengawan Solo memiliki status Tercemar
Ringan. Sedangkan Wilayah Sungai Brantas Jember yuatu 97,44 karena mempunyai kebun
memiliki Pij sebesar 3,8, maka berarti Wilayah campuran yang luas dimana keberadaan hutan
Sungai Brantas memiliki status yang sama rakyat sangat dominan yaitu seluas 91.108,01 Ha,
dengan wialayah Sungai Bengawan Solo yaitu sedangkan indeks terkecil 15,70 berada di Kota

14
Blitar, Kota Madiun, dan Kota Mojokerto, hal ini Tabel Indeks Kulitas Lingkungan menurut Kab./Kota
Indeks Indeks Kualitas
dapat dipahami karena kota-kota tersebut NO. Kab./Kota Tutupan
Kualitas Air
Kualitas Lingkungan
Lahan Udara
mempunyai luasan yang sangat kecil dan padat 1 Kab. Pacitan 92,391 92,808 64,799
2 Kab. Ponorogo 46,182 54 91,765 62,203
penduduk. 3 Kab. Trenggalek 67,196 45 86,113 52,712
4 Kab. Tulung agung 76,995 45 97,224 73,465
rakyat sangat dominan, sedangkan indeks 5 Kab. Blitar 68,955 45 80,043 65,095
6 Kab. Kediri 40,783 47,5 86,578 56,537
terkecil 15,70 berada di Kota Blitar, Kota 7 Kab. Malang 80,15 44,47 99,042 75,115
Madiun, Kota Mojokerto dan Kota Pasuruan, hal 8 Kab. Lumajang 97,109 63,85 89,352 84,805
ini dapat dipahami karena kota-kota tersebut 9 Kab. Jember 97,441 65,28 89,178 85,313
10 Kab. Banyuwangi 85,3 63,03 93,212 80,993
mempunyai luasan yang sangat kecil dan padat
11 Kab. Bondowoso 59,624 65,82 93,896 71,764
penduduk. 12 Kab. Situbondo 49,279 68,18 94,908 68,639
13 Kab. Probolinggo 68,643 65 95,735 75,678
14 Kab. Pasuruan 74,844 70,34 88,526 77,598
4. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 15 Kab. Sidoarjo 18,9 50 87,801 48,9
Untuk mengetahui parameter lingkungan hidup 16 Kab. Mojokerto 45,338 47,08 95,26 60,838
17 Kab. Jombang 62,603 43,33 84,959 63,529
yang cukup kompleks namun tetap 18 Kab. Nganjuk 49,874 42,5 93,076 60,622
mempertahankan makna atau esensi dari 19 Kab. Madiun 52,4 52 91,508 64,012
masing-masing indicator oleh Kementerian 20 Kab. Magetan 40,668 52 86,654 42,264
21 Kab. Ngawi 45,878 50 82,878 58,214
Lingkungan Hidup digunakan Indeks Kualitas
22 Kab. Bojonegoro 55,805 50 75,302 59,913
Lingkungan Hidup (IKLH),, melalui IKLH 2012 23 Kab. Tuban 49,362 56 91,991 47,342
yang diterbitkan pada tahun 2013 setelah 24 Kab. Lamongan 34,343 56 94,537 58,898
25 Kab. Gresik 44,469 47,29 94,835 60,426
melalui penyempurnaan dengan tetap
26 Kab. Bangkalan 56,376 61,33 78,524 64,507
difokuskan pada media lingkungan : air, udara 27 Kab. Sampang 51,314 60 73,403 60,547
dan lahan/hutan. IKLH diharapkan dapat 28 Kab. Pamekasan 59,104 58,18 87,926 67,474
mempertajam prioritas program dan kegiatan 29 Kab. Sumenep 57,891 65 94,993 71,154
30 Kota Kediri 21,288 47,5 91,536 50,226
dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup. 31 Kota Blitar 15,7 45 93,581 34,354
Dengan mengetahui media lingkungan yang 32 Kota Malang 39,143 44,47 95,129 44,196
masih kuran baik, sumber daya yang ada dapat 33 Kota Probolinggo 26,242 65 97,244 39,67
34 Kota Pasuruan 23,341 70,34 90,714 36,551
dialokasikan secara lebih tepat sehingga akan
35 Kota Mojokerto 15,7 47,08 87,357 32,487
lebih efektif dan efisien, hal ini sejalan dengan 36 Kota Madiun 15,7 52 89,197 33,039
arah penyusunan SLHD. Konsep IKLH 37 Kota Surabaya 16,766 44,75 97,408 49,354

mengambil tiga indicator kualitas lingkungan 38 Kota Batu 80,255 46,17 89,317 72,747
Jawa Timur 63,82 58,02 90,09 69,96
yaitu kualitas air sungai, kualitas udara dan
tutupan lahan. Setiap parameter pada setiap
indikator digabungkan menjadi satu nilai indeks.
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Tutupan
Lahan 63,82 Indeks Pencemaran Udara 90.09
dan Indeks Pencemaran Air Sungai 58,02,
sehingga Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Timur adalah 69,960 yang berada
pada skala CUKUP, atau turun 1 digit bila
dibandingkan dengan tahun kemarin, dimana tahun
kemarin 70, 74. Secara menyeluruh dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

15
BAB II
KONDISI LINGKUNGAN DAN KECENDERUNGANNYA

16
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011-2031, menggambarkan luas daratan Provinsi Jawa Timur adalah 4.779.975,00,
dengan wilayah pesisir dan laut sejauh 12 mil dari pantai dan terbagi atas 29 wilayah kabupaten dan
9 kota, terbagi ke dalam empat Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil), 29 Kabupaten, 9 Kota, dan
640 Kecamatan dengan 8.413 desa/kelurahan. Uraian terinci lihat Tabel 2.1 dan Peta 1.1 Struktur
Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang, Propinsi Jawa Timur.

Peta 1.1. Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang,


Tabel 2.1.Pembagian Administrasi Provinsi Jawa Timur

Luas Desa/ Luas Desa/


No Kab./Kota Kec Kab/Kota Kec
Wilayah Kel Wilayah Kel

Kota
1 Surabaya 36.427,53 31 163 20 Ponorogo 152.332,70 21 303
2 Mojokerto 1.668,91 2 18 21 Madiun 102.459,25 15 206
3 Madiun 3.438,08 3 27 22 Trenggalek 127.853,61 14 157
4 Kediri 6.426,14 3 46 23 Tulungagung 114.704,37 19 271
5 Blitar 3.302,01 3 20 24 Nganjuk 124.096,25 20 287
6 Malang 11.155,17 5 57 25 Kediri 140.487,94 23 344
7 Pasuruan 3.707,59 3 43 26 Blitar 165.092,72 22 248
8 Probolinggo 5.282,64 3 29 27 Malang 356.652,81 33 387
9 Batu 19.244,64 3 23 28 Pasuruan 149.358,84 24 365
Kabupaten 29 Probolinggo 171.920,89 24 330
10 Gresik 121.136,58 18 356 30 Lumajang 181.512,79 20 202
11 Sidoarjo 72.450,02 18 356 31 Jember 333.807,94 31 244
12 Mojokerto 98.252,87 18 304 32 Bondowoso 158.129,39 20 195
13 Jombang 117.525,19 21 306 33 Situbondo 166.075,89 17 136
14 Lamongan 183.742,69 27 474 34 Banyuwangi 350.364,91 21 217
15 Tuban 188.363,62 19 328 35 Bangkalan 126.584,60 18 218
16 Bojonegoro 233.840,14 27 430 36 Sampang 124.556,42 12 186
17 Pacitan 143.872,12 12 164 37 Pamekasan 80.200,93 13 189
18 Magetan 69.820,54 15 235 38 Sumenep 202.569,00 25 332
19 Ngawi 131.557,26 17 217 JUMLAH 4.779.975,00 640 8.413
Sumber data : BPN Jatim, dan Hasil Olahan Tim SLHD, 2014

17
A. LAHAN DAN Gambar 2.2. Perkembangan Penggunan Lahan Utama
HUTAN Provinsi Jatim, 2014 - 2013
3.000.000,00
2.500.000,00
2.000.000,00
2.1.1. Penggunaan Lahan Utama 1.500.000,00 2014
1.000.000,00
500.000,00
Penggunaan lahan utama sebagaimana 0,00 2013
catatan Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Jawa Timur Tahun 2014 seluas 4.779.975,00 Ha,
dimana yang terbesar adalah lahan kering, yaitu
sebesar 44,60 % dari total wilayah yang
kemudian diikuti dengan lahan sawah sebesar tentang perkembangan penggunaan lahan
23,48 %, Non Pertanian sebesar 15,88%. utama tahun 2014 dan tahun 2013, pada tahun
Penggunaan lahan secara rinci meliputi luas dan 2014 terjadi penambahan lahan persawahan
proporsinya disajikan pada Gambar 2.1. seluas 22.583,60 Ha atau 2% dari jumlah tahun
2013 =1.130.470 Ha, pemukimam bertambah
Gambar 2.1 sebesar 15,05% (52.619,24 Ha), perkebunan
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama meningkat sebesar 41,24% (79.253,05 Ha), Non
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 pertanian naik sebesar 15,05%, hal dapat
8,19%
diasumsikan pertambahan lahan tersebut
2,33% menekan penggunaan lahan kering yang
15,88%
berkurang + 6,9%. selanjutnya bilamana dilihat
5,53% 23,48% dari Kab/Kota di Jawa Timur untuk penggunaan
lahan .

44,60%
A. Lahan Non Pertanian
Lahan Non Pertanian terluas berada di Kab.
Luas lahan Non Pertanian Luas lahan Sawah Kediri yaitu 28.687,5 Ha disusul Kota Surabaya
Luas lahan Kering Luas lahan Perkebunan
Luas lahan Hutan Luas lahan Badan Air seluas 24.484,68 Ha. Sedangkan penggunaan
lahan non pertanian terkecil berada di Kota
untuk penggunaan lahan kering dengan Mojokerto, namun kota ini mempunyai
luas sebesar 2.190.520,95 Ha (44,6%), terbesar persentase tertinggi bila dibandingkan dengan
adalah Tegalan = 47,68% diikuti oleh Kebun luas wilayahnya yaitu 70,65 %, yang kedua
Campuran = 36,21% dan yang paling kecil dari adalah Kota Madiun 70,54%., untuk Kab/Kota
lahan kering adalah padang seluas 352.800,89 yang penggunaan lahan non pertanian terkecil
Ha atau 16,11%. Sedangkan untuk Non bila dibandingkan dengan luas wilayahnya,
Pertanian yang terdiri dari berada di Kab. Sampang 1,06% dan kab. Pacitan
Perkampungan/Pemukiman, Tanah Terbuka, 1,17% dari seluruh luas wilayah.
Pertambangan dan Lahan Jasa,
Industri/Pergudangan, dimana Pemukimam
mempunyai luas terbesar yaitu 342.574,38 Ha B. Lahan Sawah
(85,17% dari seluruh luas non pertanian) dan Secara umum penggunaan lahan sawah
yang terkecil adalah Lahan Pertambangan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014
seluas 130,51 Ha. Untuk luas lahan Badan Air menggunakan irigasi semi teknis yaitu sebesar
dan lahan hutan belum ada perkembangan yang 45,99%, diikuti irigasi teknis sebesar 29,97%,
signifikan bila dibandingkan dengan kondisi sedangkan yang terkecil adalah irigasi
tahun sebelumnya (2013) yaitu 114.208,2 Ha dan sederharna sebesar 3,01% atau 34.725,85 Ha,
779.661,34 Ha. disamping itu masih cukup banyak yang masih
Keberadaan Hutan dimaksud terdiri dari menggantungkan pada musim penghujan yaitu
hutan lebat 48,54%, hutan belukar 39,47% dan sebesar 21,03% (242.451,52 Ha). Selanjutnya
yang terkecil adalah hutan sejenis 11,99% untuk kondisi Kab/Kota, pada tahun 2014
. Sebagaimana gambar 2.2. penggunaan sawah terbesar berada di Kab.
Lamongan = 84,734,67 Ha dengan system
terbesar menggunakan irigasi teknis 62,81%,
disusul oleh Kab. Bojonegoro seluas 77.390,76
Ha, yang ternyata masih banyak yang
mengguna- kan system tadah hujan yaitu 54,25%.
Sedangkan Kab/Kota yang terkecil keberadaan

18
sawahnya berada di Kota Mojokerto
yaitu hanya 375,62 Ha atau 0,03% dari
seluruh luas lahan sawah di Provinsi
Jawa Timur.

C. Lahan Kering
Pembagian lahan kering terdiri
dari tegalan, padang dan kebun
campuran, untuk kondisi Kab/Kota
ternyata Kab. Trenggalek luas wilayahnya
sebagaian besar berupa lahan kering
yaitu 84,55%, sedangkan wilayah yang
sebagian besar berupa lahan kering (50%
keatas) adalah namun kota ini Untuk wilayah dengan tingkat kemiringan
mempunyai persentase tertinggi bila tanah 2-15 % yang terbesar berada pada
dibandingkan dengan luas wilayahnya yaitu Kabupaten Malang seluas 133.381,57 Ha. Wilayah
70,65 %, yang kedua adalah Kota Madiun dengan tingkat kemiringan 15-40 % yang
70,54%., untuk yang paling kecil berada di Kab. terbesar berada pada Kabupaten Malang seluas
Sampang 1,06% dan kab. Pacitan 1,17% dari 76.630,41 Ha. Untuk wilayah dengan tingkat
seluruh luas wilayah. kemiringan > 40 % yang terbesar berada pada
Kabupaten Lumajang seluas 123.466,46 Ha dan
D. Lahan Hutan Kabupaten Jember seluas 105.395,32 Ha.

Kondisi hutan di Jawa Timur seluas 2.1.2. Luas Kawasan Hutan


779661,34 Ha, yang terdiri dari Hutan Lebat =
378.457,33 Ha, Hutan Sejenis = 93.473,42 Ha dan Berdasarkan SK Menhut No. 395/Menhut-II/2011
Hutan Belukar = 307.730,59 Ha. Luas Hutan tanggal 21 Juli 2011, kawasan hutan di Jawa
terbesar berada di Kab. Banyuwangi yaitu 15,83% Timur seluas 1.368.282,10 Ha, yang terdiri dari
yang diikuti oleh Kab. Jember 11,98%, sedangkan Hutan Produksi 59,8%, hutan lindung 23,08%,
hutan terkecil berada di Kab. Sidoarjo 0.01% dari Kawasan Suaka dan Pelestarian Alam 17,09% dan
seluruh luas hutan yang ada. hutan seluas 0,03%. Secara umum dapat
tergambarkan pada gambar 2.2 .
E. Kemiringan dan Ketinggian Lahan Dari Luas kawasan suaka dan pelestarian
alam 17,09% atau 233.829,00 Ha, yang terdiri
Cagar Alam seluas 4,69%, Suaka Margasatwa
Ditinjau tingkat kemiringan tanahnya
7,70%, taman wisata 0,13%, Taman Hutan Raya
terdapat enam klasifikasi, yaitu lereng 0-2%, 2-
11,92 dan yang terbesar adalah taman nasional
15%, 15-40% dan lereng di atas 40%. Tingkat
75,57%. Sebaran KSPA terluas berada di Kab.
kemiringan di wilayah Provinsi Jawa Timur yang
Banyuwangi seluas 73.145,5 Ha yang diikuti Kab.
terbesar adalah tingkat kemiringan 0-2% yaitu
Jember. Kab. Situbondo dan Kab. Malang.
menempati wilayah seluas 1.683.829,81 Ha (35,7
%), sedangkan tingkat kemiringan 15-40%, Sedangkan untuk kawasan hutan kota
menempati wilayah paling kecil yaitu seluas sesuai Peraturan Daerah Kabupaten / Kota di
663.173,29 Ha (14,06), serta kemiringannya > Jawa Timur yang telah menetapkan sesuai
40%, seluas 965.147,39 Ha (20,47 %). Wilayah dengan ketentuan hanya 34 Kab/Kota dari
dengan tingkat kemiringan 0-2% yang terbesar seluruh kab/kota di Jawa Timur. Untuk hutan
berada pada Kabupaten Banyuwangi seluas kota terluas berada di Kab. Bangkalan yaitu
122.539,56 Ha. 102,12 Ha sesuai Perda Kab. Bangkalan No. 45
Tahun 2011 sedangkan terkecil berada di Kab.
Gambar 2.3. Luas Kawasan Hutan Menurut Pasuruan seluas 0,5 Ha berdasarkan SK Bupati
Fungsi/Status No. 87/HK/424-002/2008.
Sedangkan kalau dilihat dari
0,03%
17,09% pengelolanya, Hutan di Jawa Timur 82,86%
Hutan dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jatim,
Lindung
23,08%
Hutan 59,8% Hutan Produksi dan 23,07% Hutan
Produksi Lindung. Sisa dari hutan dimaksud dibawah
KSPA

59,80%

19
tanggungjawab Balai atau instansi Pusat seluas sebesar 87,82%. Pola ruang sebagaimana
15,09%, sedangkan Pemerintahan Provinsi Jawa dimaksud masih bertumpu pada penggunaan
Timur hanya menangani serta mengelola 2,04% hutan yang telah ditetapkan oleh Kementerian
yaitu Tahura R. Soerjo (Dishut Jatim). Kawasan Kehutanan, namun bila kita konversikan dengan
hutan negara di Provinsi Jawa Timur tersebar data-data yang ada SKPD Provinsi Jawa Timur
berada dalam beberapa daerah aliran sungai didapatkan bahwa kawasan lindung yang
(DAS). Pengelolaan DAS ini ditangani oleh Balai bervegetasi sebesar 969.170 Ha atau 20,28% dari
Pengelolaan DAS (BPDAS) yaitu BPDAS Brantas, seluruh Luas wilayah Provinsi Jawa Timur.
BPDAS Sampeyan dan BPDAS Solo. Keberadaan Rincian Kawasan Lindung dimaksud
kawasan hutan yang berada di hulu DAS dapat digambarkan pada Gambar 2.4. dimana
mencapai 59,60 %, di tengah DAS 24,06 % dan di kawasan terbesar adalah hutan lindung yaitu
hilir DAS 16,34 %. sebesar 35,57%, diikuti oleh suaka alam 23,74%
Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan dan Kawasan Pantai Berhutan Bakua seluas
negara yang ada di Provinsi Jawa Timur 13,45%. Lokasi Kawasan Lindung secara umum
sebagian besar berada pada hulu DAS yang berada menempati sebagian daerah bagian
perlu mendapatkan perhatian lebih karena utara, barat dan bagian selatan. Selanjutnya
posisinya tersebut. Kawasan hutan yang berada untuk pengembangan kawasan ruang terbuka
di hulu DAS mengindikasikan bahwa kondisi hijau (RTH) sebesar 20.694 Ha atau 2,14% dari
kawasan tersebut akan banyak mempengaruhi seluruh luas kawasan lindung di Jawa Timur,
keadaan pada daerah tengah dan hilir DAS. berdasarkan laporan data SLHD Kab/Kota Se
Kawasan hutan konservasi yang berada di hulu Jawa Timur ternyata yang melakukan
DAS mencapai 50 %, kawasan hutan lindung pendataan RTH-nya hanya 18 Kab/Kota atau 20
yang berada di hulu DAS mencapai 74%, dan Kab/Kota belum melakukan pendataan RTH.
kawasan hutan produksi yang berada di hulu Dari data tersebut didapatkan bahwa luas RTH
DAS mencapai proporsi 57%. terbesar berada di Gresik seluas 10.672,58 Ha
Selanjutnya bilamana dilihat pada kondisi yang selanjutnya diikuti oleh Kab. Lamongan
Kab/Kota dapat dijelaskan bahwa kawasan 10.624,43 Ha. Dari kawasan lindung dimaksud
lindung terbesar berada di Kab. Malang yaitu khususnya hutan lindung dengan luas 344.742
sebesar 39.889,70 Ha yang diikuti Kab. Jember Ha, mempunyai tutupan lahan bervegetasi
seluar 39.821,8 Ha, dan yang terkecil kawasan sebesar 90%, area terbangun sebesar 1.8%, tanah
lindungnya berada di Kab. Sampang seluas 58,4 terbuka sebesar 6,8% dan untuk badan air seluas
Ha. 0,52%. Dan untuk kawasan sekitar Danau/ Waduk
dengan luas 10.477 Ha, bervegetasi sebesar 65%
(6.790.53 Ha), Tutupan lahan area terbangun
2.1.3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan
7,5% (783,53 Ha), Tutupan Lahan Tanah Terbuka
RTRW dan Tutupan Lahannya
25% dan Tutupan Lahan berbadan air sebesar
2,5% atau 261,18 Ha. Lebih Lanjut untuk kondisi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 yang lain kondisi vegetasinya mendekat 100%.
Tahun 2012 menunjukkan bahwa luas kawasan
lindung atau non budidaya adalah 582.077,3 Ha
2.1.4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan
atau 12,18% sedangkan untuk kawasan budidaya

Gambar 2.4. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun
2014
Hutan Lindung
2,88% 0,03%
Sekitar Danau atau Waduk

RTH

18,01% Suaka Alam

35,57% Suaka Laut dan Perairan Lainnya

Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa


13,45% Laut
Cagar Alam dan Cagar Alam Laut

Pantai Berhutan Bakau

0,89% Taman Nasional dan Taman Nasional Laut


1,08%
0,36% 23,74% Taman Hutan Raya
2,14%
1,86%
Taman Wisata Alam dan Laut

20
Hutan dan Luar Kawasan Hutan 2.1.4.2. Hutan Rakyat
Luas hutan di Jawa Timur berdasarkan
laporan adalah 1.364.189,64 Ha yang
Gambar 2.6 Perkembangan Luas Hutan
merupakan 28,54 % dari luas daratan Jawa
Rakyat Provinsi Jatim 2009 - 2013
Timur, terdiri atas kawasan suaka alam (KSA)
dan kawasan perlindungan alam (KPA) seluas
230.354 Ha, hutan lindung seluas 321.775,33 Ha 750.000,00 725.556,53
2009
serta hutan produksi seluas 812.060,31 Ha. Bila
681.365,47
dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 26 700.000,00 2010
659.414,15
tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu 636.199,45 2011
setiap Daerah Aliran Sungai (DAS) minimal 30 650.000,00
612.021,52
2012
persen harus berupa hutan dan pada daerah
600.000,00 2013
perkotaan 30 persennya berupa Ruang Terbuka
Hijau (RTH), maka kekurangan luas hutan 550.000,00
sekitar 1,46%, kekurangan luas hutan tersebut
ternyata tercukupi dari hutan rakyat yang setiap
tahun selalu bertambah. Hutan rakyat di Jawa Timur tersebar di 30
Kabupaten/Kota, dimana keberadaan hutan ini
2.1.4.1 Hutan Produksi mampu memenuhi kecukupan 30% tutupan
Hutan Tanaman Industri di Jawa Timur di lahan hutan. Keberadaan hutan rakyat di
Jawa Timur lebih dikenal sebagai hutan produksi Provinsi Jawa Timur berkembang dengan
yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa semakin tingginya permintaan kayu rakyat. Luas
Timur pada tahun 2014 seluas 812.061,21 Ha, hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur pada tahun
yang terdiridi Hutan Jati seluas 578.846,01 Ha 2013 adalah mbar 725.556, 53 Ha. Berdasarkan
dan Hutan Rimba 233.215,2 Ha. Dari luas gambar 2.6 trend kenaikan hutan rakyat sejak
dimaksud hutan produksi terbesar berada di tahun 2009 s/d 2013 sebesar 3,4% dalam setiap
Kab. Bojonegoro 15,11% yang diikuti oleh Kab. tahunnya. Perkembangan hutan rakyat terbesar
Banyuwangi sebesar 9,81%, sedangkan yang berada di Kab. Madiun sebesar 93.092,64 Ha,
terkecil berada di Kab. Pamekasan 0,07% atau yang diikuti oleh Kab. Jember seluas 91.108,01
592,6 Ha. Ha.

Gambar 2.5. Penutupan Lahan Hutan Produksi


2.1.4.3. Hutan Bakau
Menurut Jenis Tanaman Tahun 2014 Menurut data dari BKSDA Jawa Timur
0,82% 0,42% 1,42%
(2009), di sepanjang pesisir Selat Madura
1,68% terdapat kurang lebih 25 jenis tumbuhan
3,35% Jati mangrove. Tumbuhan yang ditemukan
Pinus sebagian besar merupakan jenis bakau dan
21,18%
Damar api-api, kedua golongan ini paling umum
Mahoni dijumpai dan dikenal masyarakat pesisir
71,13%
Sengon karena selain tumbuh alami di tepi pantai jenis
Kesambi ini ditanam masyarakat ditepi-tepi tambak
Kayu Putih
tradisional sebagai penahan pematang
tambak agar tidak longsor. Sebagian lagi
ditanam ditengah tambak untuk mengundang
kawanan burung untuk bersarang dipohon,
hal ini banyak dijumpai di daerah Ujung
Selanjutnya jenis tanaman yang dilakukan oleh Pangkah Gresik, Sememi (Surabaya) dan Curah
Perum Perhutani Provinsi Jawa Timur secara sawo (Probolinggo).
umum ditanami Pohon Jati 71,13% dan untuk
hutan rimba, tanaman terbesar adalah Pinus
sebanyak 21,18% serta yang paling kecil adalah
Pohon Kesambi 0,42%. Hal ini dapat dijelaskan di
Gambar 2.5.

21
Selanjutnya berdasarkan
Gambar 2.8 Luas dan Kondisi Hutan Bakau diluar Kawasan Hutan laporan dimaksud, tingkat
Provinsi Jatim Tahun 2014 kerusakan hutan bakau terparah
terjadi di Kota Pasuruan dari total
Rusak; Jumlah; hutan bakau 8 Ha, rusak 8 Ha, hal
2.692,61 133.512,89 disebabkan oleh penebangan liar
yang dilakukan oleh masyarakat.
Jenis yang banyak ditemui di
Sedang; Other; kawasan hutan mangrove
125.197,67 133.881,80
Pasuruan adalah Avicennia yang
terkenal sebagai penghasil kayu
bakar berkualitas. Oleh karena itu,
jenis ini banyak dicari untuk dijual
TKP; 368,91
sebagai kayu bakar. Beberapa
Baik; 5.264,70
jenis lain seperti tinjang
(Rhizopora) dan bogem
Hutan mangrove yang ada di Jawa Timur
(Sonneratia) relatif tidak banyak dirusak. Hasil
umumnya menempati daerah muara sungai,
pengamatan lapang menunjukkan bahwa hutan
kawasan terbesar adalah daerah delta Brantas
mangrove di Kab/Kota Pasuruan mencapai luas
yang meliputi Gresik, Surabaya, Sidoarjo,
sebesar 550,40 Ha, dimana secara umum cukup
Pasuruan dan sebagian Probolinggo, karena
mengkhawatirkan.
transport sedimen yang cukup besar dari Sungai
yang bermuara disepanjang pantai tersebut
lambat laun daerah tersebut membentuk tanah 2.15. Luas Lahan Kritis
yang terus maju kelaut (tanah oloran), hal ini
semakin dipercepat dengan pantai yang landai Istilah lahan kritis merupakan istilah yang
dengan ombak yang tenang. umum digunakan untuk manamakan lahan yang
Pada tahun 70-an kawasan ini merupakan dalam kondisi rusak, tidak produktif dan perlu
belantara mangrove yang menyimpan dilakukan perbaikan. Pengertian tersebut
keanekaragaman hayati tinggi, hal ini terbukti sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran
dengan digunakannya daerah ini sebagai daerah Direktur RLKT No. 118/V/RKT-3/1998 yaitu lahan
persinggahan burung pengembara (migran) yang telah mengalami kerusakan, sehingga
yang berasal dari benua eropa menuju Australia, kehilangan atau berkurang fungsinya sampai
tempat tinggal dari puluhan jenis burung air batas yang ditetapkan atau diharapkan.
diantaranya kuntul (Egretta alba), Bangau Keadaan ini terjadi karena kualitas lahan
Tongtong (Leptoptilos javanicus), Belibis menurun sebagai akibat penggunaan dan atau
kembang (Dendrocygna arquata), Pecuk ular pengelolaan lahan yang kurang tepat. Luas
(Anhinga melanogaster), dan jenis burung air lahan kritis di Jawa Timur per kabupaten/kota,
lainnya, namun sekarang karena semakin (didalam/diluar Kawasan hutan) menurut
bertambah banyaknya jumlah manusia di Jawa laporan ketiga Balai Pengelola DAS di Jawa
Timur keberadaan mangrove digantikan oleh Timur (Brantas, Pekalen dan Bengawan Solo)
lahan-lahan yang memenuhi kebutuhan hidup adalah 436.583,98 ha, yang terdiri dari kritis
manusia seperti tambak udang dan bandeng, 214.683,22 Ha dan sangat kritis 221.900,76 Ha.
pemukiman, tempat rekreasi, pelabuhan laut, Kondisi lahan kritis terbesar berada Kab. Pacitan
pemukiman dan persawahan. seluas 86.415,33 Ha, dimana kondisi sangat kritis
Berdasarkan hasil pencacahan Dinas 86.399,49 ha yang diikuti oleh Kab. Probolinggo
Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 luas seluas 38.488,32 ha. Dinas Kehutanan Provinsi
total ekosistem hutan mangrove seluas Jawa Timur melaporkan bahwa luas lahan kritis
133.512,89 Ha, dimana kondisi baik hanya 3,94%, pada tahun 2014 seluas 114.693,28 Ha, atau
kondisi sedang 93,77% dan rusak sebanyak 2,02%. mengalami penurunan 321.890,70 Ha atau
Dengan luas hutan mangrove tertinggi berada di 380,65%. Dari kondisi tersebut yang sangat
Kab. Tuban seluas 119.978,00 Ha, dimana signifikan berada di Kota Probolinggo yaitu
kondisinya sedang. Kabupaten/ Kota yang sebesar + 5000%, secara terinci dapat dilihat
mempunyai hutan bakau yang cukup setelah pada Gambar 2.9 di bawah ini.
Kab. Tuban adalah Kab. Sumenep seluas
3.356,51 Ha yang terinci kondisi baik 454 H,
sedang 1.968 Ha dan kondisi rusak 605 Ha.

22
Gambar 2.9 Perubahan lahan Kritis Jatim Tahun 2013 -2014
50.000,00
49.000,00
48.000,00
47.000,00
46.000,00
45.000,00
44.000,00
43.000,00
42.000,00
41.000,00
40.000,00
39.000,00
38.000,00
37.000,00
36.000,00
35.000,00
34.000,00
33.000,00
32.000,00
31.000,00
30.000,00
29.000,00
28.000,00
27.000,00
26.000,00
25.000,00
24.000,00
23.000,00
22.000,00
21.000,00
20.000,00
19.000,00
18.000,00 Lahan Kritis 2013
17.000,00
16.000,00
15.000,00
14.000,00
13.000,00
12.000,00
Lahan Kritis 2014
11.000,00
10.000,00
9.000,00
8.000,00
7.000,00
6.000,00
5.000,00
4.000,00
3.000,00
2.000,00
1.000,00
0,00

Magetan
Ngawi
Jember
Banyuwangi

Probolinggo

Sidoarjo

Lamongan

Blitar Kota
Situbondo

Kediri Kota

Malang Kota
Bojonegoro

Gresik

Probolinggo Kota

Mojokerto Kota
Pacitan

Tuban
Bondowoso

Pasuruan Kota

Madiun Kota
Kediri
Trenggalek

Mojokerto
Ponorogo

Tulungagung
Blitar

Malang

Pamekasan
Sumenep
Jombang
Nganjuk
Lumajang

Pasuruan

Madiun

Bangkalan
Sampang
Bilamana dilihat menurut Daerah Aliran 2.1.6. Kualitas Lahan Kering
Sungai, Das Brantas mempunyai tingkat
kekritisan yang terbesar yaitu seluas 50.366,00 2.1.6.1 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan
Ha, selanjutnya DAS Pekalen = 47.395,94 Ha dan Kering Akibat Erosi Air
terakhir DAS Solo = 16.931,34 Ha. Sedangkan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
untuk tingkat kekritisan Lahan menurut
Republik Indonesia no. 150 tahun 2000, definisi
Kabupaten/Kota, terbesar berada di Kab.
tanah ada-lah salah satu komponen lahan,
Probolinggo Selanjutnya kalau dilihat pada
berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri
kondisi tahun 2009 s/d 2013 terjadi perubahan
dari bahan mineral dan bahan organik serta
yang tajam dimana kondisi lahan tahun 2009
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
lahan kritis yang ada seluas 453.769,88 Ha turun
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
menjadi 114.693,28 Ha atau menurun seluas
manusia dan makhluk hidup lainnya. Lahan
339.076,20 sama dengan 395,64% . Untuk lebih
adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya
jelas dapat dilihat Gambar 2.10 .
merangkum semua tanda pengenal biosfer,
Gambar 2.10 Luas Lahan Kritis di atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief),
Luar Kawasan Hutan Jatim Menurut hidrologi, populasi tumbuhan, dan hewan, serta
Wilayah DAS, 2009 - 2013 hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini,
yang bersifat mantap atau mendaurTanah dapat
DAS BRANTAS DAS SOLO DAS SAMPEYAN berfungsi sebagai bio-massa yang mendukung
kehidupan makhluk hidup serta berperan dalam
314.074,00 kelestarian sumber daya air. Melihat pentingnya
275.382,99
tanah, untuk itu pemanfaatan tanah oleh
143.151,84134.588,09
95.490,41 87.299,29 115.968,69113.409,74 manusia harus bijak sehingga tidak merusak
44.205,07 44.405,78 37.965,67 42.905,7550.366,00
47.395,94
16.931,34 mutu tanah. Kerusakan mutu tanah tidak hanya
disebabkan oleh pem-anfaatan yang dilakukan
2009 2010 2011 2012 2013 manusia tetapi juga karena proses alam.
Lahan kering didefinisikan sebagai
hamparan lahan yang tidak pernah tergenang
atau dige-nangi air pada sebagian besar waktu
dalam se-tahun atau sepanjang waktu.
Kerusakan lahan kering di jawa timur salah
satunya diakibatkan oleh proses erosi air. Laju
erosi yang terjadi pa-da suatu areal lahan
merupakan fungsi dari berbagai faktor, yaitu
curah hujan, topografi, karakteristik tanah,
penutupan lahan/vegetasi dan pengolahan

23
tanah. Besarnya erosi tanah yang terjadi akan lapisan padas/batu, lapisan beracun (garam,
berbeda-beda, tergantung pa-da jenis dan logam berat, alumunium, besi), muka air tanah,
waktu kegiatan serta kondisi ling-kungan. dan lapisan kontras. Tanah dikatagorikan kritis
Tingkat erosi yang semakin meningkat dengan apabila ketebalan solum kurang dari 20 cm. Di
meningkatnya kegiatan penduduk mem-buka Kabupaten Jombang, ketebalan solum di lahan
tanah-tanah pertanian tanpa pengelolaan yang kering dan basah lebih dari 90 cm sehingga
benar. tidak termasuk lahan kritis. Di Kota Batu, pada
Tingkat kerusakan tanah dapt dievalusi lahan kering, ketebalan solum lebih dari 150 cm
melalui mekanisme Menetapkan nilai ambang dan di lahan basah ketebalan solum lebih dari 70
(threshold) karakteristik tanah dan erosi tanah cm, sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di
potensial berdasarkan kriteria baku kerusakan Kabupaten Sidoarjo, pada lahan kering dan
hasil kondisi tanah di lahan kering pada basah ketebalan solum lebih dari 90 cm
umumnya belum mengalami kerusakan. sehingga tidak termasuk lahan kritis.
Beberapa Kabupaten/Kota untuk parameter
kerusakan tanah tertentu melebihi ambang 2. Kebatuan Permukaan
patas yang ditetapkan pada Peraturan Kebatuan permukaan adalah persentase
Pemerintah Republik Indonesia no. 150 tahun tutupan batu di permukaan tanah. Batu adalah
2000, tetapi sebagian besar masih memenuhi. semua material kasar yang berukuran diameter
Hasil rekapitulasi data SLHD dari 6 Kab/Kota di > 2 mm. Pengukuran dilakukan secara langsung
Jawa Timur yaitu Kab. Lamongan, Kab. imbangan batu dan tanah dalam unit luasan.
Bondowoso, Kab. Malang, Kab. Madiun, Kab. Tanah dikatagorikan kritis apabila persentase
Mojokerto, dan Kab. Kediri menunjukkan bahwa batu dibandingkan tanah lebih dari 40%. Di
: Kab. Lamongan, hasil uji dilakukan di Solokuro, Kabupaten Jombang, persentase kebatuan
Ngimbang, Kedungpring, Mantup, Buluk permukaan pada lahan kering kurang dari 10%,
disimpulkan bahwa secara umum tidak melebihi dan pada lahan basah kurang dari 30% sehingga
ambang kritis erosi atau dengan kata lain tidak tidak termasuk lahan kritis. Di Kota Batu,
kritis, namun pada ketebalan tanah antara 50 -< persentase kebatuan permukaan pada lahan
100 cm, dengan ambang kritis 4 -< 9, hasil uji kering mendekati 40% dan di lahan basah
berada pada 9,9 mm, artinya kondisi pada titik mendekati 70% sehingga termasuk dalam
tersebut mengalami kekritisan. Kab. katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo,
Bondowoso. Lokasi pantau di Curah persentase kebatuan permukaan di lahan kering
menunjukkan hanya pada kondisi tebal tanah 20 dan basah kurang dari 5% sehingga tidak
-< 50 cm, dengan ambang kritis sebesar 1,3 -< 4, termasuk lahan kritis.
sedangkan hasil uji 4,52 mm, artinya kondisi
ketebalan dimaksud mengalami kritis, 3. Komposisi Fraksi
sedangkan kondisi ketebalan yang lain tidak Komposisi fraksi tanah adalah
kritis. Kab. Malang, secara umum melebihi atau perbandingan berat dari pasir kuarsitik (50 –
kritis hanya pada titik ketebalan tanah < 20 cm 2.000 μm) dengan debu dan lempung (< 50 μm).
tidak kritis dan kondisi lebih besar 150 cm tidak Tanah tidak dapat menyimpan hara dan air
kritis. Sedangkan untuk kondisi titik pantau yang bilamana kandungan pasir kuarsanya > 80 %. Di
lain tidak melebihi ambang kritis erosi atau Kabupaten Jombang, komposisi fraksi di lahan
tidak kritis. kering sebesar 19,88% dan di lahan basah
sebesar 16,71% sehingga tidak termasuk katagori
2.1.6.2. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan tanah kritis. Di Kota Batu, komposisi fraksi di
Kering lahan kering sebesar 23,01% dan di lahan basah
Berdasarkan hasil uji BLH Provinsi Jawa sebesar 29,53% sehingga tidak termasuk
Timur pada Lokasi DAS Brantas, yang terbagi katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo,
dalam Hulu Brantas diwakili oleh lokasi Sumber komposisi fraksi di lahan kering sebesar 2,7% dan
Brantas, Tengah Brantas diwakili di Kab. di lahan basah sebesar 7,20% sehingga tidak
Jombang dan Hilir Brantas di Kab. Sidoarjo termasuk katagori lahan kritis.
didapat hasil sebagai berikut :
4. Berat Isi
1. Ketebalan Solum
Berat isi/berat volume (BI) atau
Ketebalan solum adalah jarak vertikal dari kerapatan bongkah tanah (bulkdensity) adalah
permukaan tanah sampai ke lapisan yang perbandingan antara berat bongkah tanah
membatasi keleluasaan perkembangan sistem dengan isi/volume total tanah, diukur dengan
perakaran. Lapisan pembatas tersebut meliputi:

24
metode lilin (bongkah tanah dilapisi lilin). Tanah Batu, pH di lahan kering adalah 6,77 dan di lahan
dikatakan bermasalah bila BI tanah tersebut basah sebesar 6,32 sehingga tidak termasuk
lebih dari 1,4 g/cm³ dimana akar sulit menembus katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, pH
tanah tersebut. Di Kabupaten Jombang, berat isi di lahan kering adalah 7,12 dan di lahan basah
di lahan kering sebesar 1,27 g/cm³ dan di lahan sebesar 7,47 sehingga tidak termasuk katagori
basah 1,37 g/cm³ sehingga tidak termasuk lahan lahan kritis.
kritis. Di Kota Batu, berat isi di lahan kering
sebesar 0,72 g/cm³ dan di lahan basah 0,66 8. Daya Hantar Listrik (DHL)
g/cm³ sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di Nilai DHL adalah pendekatan kualitatif
Kabupaten Sidoarjo, berat isi di lahan kering dari kadar ion yang ada di dalam larutan tanah,
sebesar 1,11 g/cm³ dan di lahan basah 1,33 g/cm³ di luar kompleks serapan tanah. Semakin besar
sehingga tidak termasuk lahan kritis. kadar ionik larutan akan semakin besar DHL-nya.
Nilai DHL > 4 mS mengkibatkan akar membusuk
5. Porositas Total karena terjadi plasmolisis. Di Kabupaten
Porositas total tanah adalah persentase Jombang, DHL di lahan kering yaitu 0,027
ruang pori yang ada dalam tanah terhadap mS/cm dan di lahan basah sebesar 0,203 mS/cm
volume tanah. Tanah termasuk dalam katagori sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di
tidak kritis apabila persentase porositas total Kota Batu DHL di lahan kering yaitu 0,051 mS/cm
tanah antara 30% sampai dengan 70%. Di dan di lahan basah sebesar 0,007 mS/cm
Kabupaten Jombang, porositas total tanah di sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di
lahan kering adalah 46,41% dan di lahan basah Kabupaten Sidoarjo DHL di lahan kering yaitu
38,24 % sehingga tidak termasuk katagori lahan 0,210 mS/cm dan di lahan basah sebesar 0,189
kritis. Di Kota Batu, porositas total tanah di mS/cm sehingga tidak termasuk katagori lahan
lahan kering adalah 62,36% dan di lahan basah kritis.
sebesar 64,16% sehingga tidak termasuk
katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, 9. Nilai Redoks (Eh)
porositas total tanah di lahan kering adalah Nilai redoks adalah suasana oksidasi-
49,49% dan di lahan basah sebesar 40,31% reduksi tanah yang berkaitan dengan
sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. ketersediaan atau ketidaktersediaan oksigen di
dalam tanah. Jika nilai Eh < 200 mV berarti
6. Derajat Pelulusan Air suasana tanah reduktif (tanah di lahan kering),
Derajat pelulusan air atau permeabilitas bila nilai Eh > - 100 mV pirit dapat teroksidasi
tanah adalah kecepatan air melewati tubuh (tanah berpirit di lahan basah), dan bila nilai Eh >
tanah secara vertikal dengan satuan cm/jam. 200 mV gambut dapat teroksidasi/ terdegradasi.
Tanah termasuk dalam katagori tidak kritis Di Kabupaten Jombang, nilai redoks di lahan
apabila nilai derajat pelulusan air antara 0,7 kering adalah 324 mV dan dilahan basah yaitu
cm/jam sampai dengan 8,0 cm/jam. Di 315 mV sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di
Kabupaten Jombang, derajat pelulusan air di Kota Batu, nilai redoks di lahan kering sebesar
lahan kering adalah 5,74 cm/jam dan di lahan 260 mV dan dilahan basah yaitu 340 mV
basah sebesar 2,01 cm/jam sehingga tidak sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di
termasuk dalam katagori lahan kritis. Di Kota Kabupaten Sidoarjo, nilai redoks di lahan kering
Batu, derajat pelulusan air di lahan kering adalah adalah 326 mV dan dilahan basah yaitu 310 mV
15,42 cm/jam dan di lahan basah sebesar 10,33 sehingga tidak termasuk lahan kritis.
cm/jam sehingga termasuk dalam katagori lahan
kritis. Di Kabupaten Sidoarjo derajat pelulusan 10. Jumlah mikroba tanah
air di lahan kering adalah 0,99 cm/jam sehingga Jumlah mikroba tanah adalah total
tidak termasuk katagori lahan kritis, sedangkan populasi mikroba di dalam tanah yang diukur
di lahan basah sebesar 0,13 cm/jam sehingga dengan colony counter. Pada umumnya jumlah
termasuk dalam katagori lahan kritis. mikroba normal adalah 107 cfu/g tanah. Tanah
dikatakan rusak bila jumlah tersebut < 102 cfu/g
7. pH tanah tanah. Di Kabupaten Jombang, jumlah mikroba
Nilai pH menjadi bermasalah jika pH <4,5 tanah di lahan kering lebih dari 300 x 107 dan di
atau > 8,5 untuk tanah di lahan kering dan pH < lahan basah yaitu 50 x 107 sehingga tidak
4,0 atau > 7,0 untuk tanah di lahan basah. Di termasuk katagori lahan kritis. Di Kota Batu,
Kabupaten Jombang, pH di lahan kering adalah jumlah mikroba tanah di lahan kering lebih dari
6,425 dan di lahan basah sebesar 7,27 sehingga 300 x 107 dan di lahan basah yaitu lebih dari 100
tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kota x 107 sehingga tidak termasuk katagori lahan

25
kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, jumlah mikroba dan ekosistemnya dibandingkan nilai kehilangan
tanah di lahan kering lebih dari 200 x 10 7 dan di kayunya semata, berkenaan dengan hal
lahan basah lebih dari 300 x 107 sehingga tidak tersebut Perum Perhutani Unit II Jatim
termasuk katagori lahan kritis. melaporkan pada tahun 2014 bahwa telah
terjadi kerusakan hutan seluas 1.470 Ha (gambar
2.1.7. Kerusakan Hutan 2.11) , dimana penyebab terbesar terjadi pada
Hutan merupakan salah satu sumber kebakaran hutan seluas 1.052 Ha atau 71,56%.
daya yang penting, tidak hanya dalam Dilanjutkan oleh perambahan hutan seluas 60
menunujang perekonomian regional dan Ha (4,08%), Penabangan liar = 34 Ha (2.31%) dan
nasional, tapi juga menjaga daya dukung lainnya seluas 324 (22,04%), dari semua kejadian
lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem. tersebut mempunyai nilai kerugian
Bertambah luasnya kawasan hutan yang 510.152 pohon, belum termasuk pohon akibat
cenderung kritis karena ulah oknum yang kebakaran hutan. Sebaran Gangguan Hutan
kurang bertanggungjawab dapat dilihat pada Gambar 2.11.
menyebabkan terganggunya
kondisi tata air. Gejala ini Gambar 2.11 Luas (Ha) Kerusakan Hutan Jatim
terlihat dari berkurangnya Tahun 2014
ketersediaan air tanah,
turunnya debit air waduk dan 60 ; 4,08%
sungai pada musim kemarau 324 ; 22,04%
yang mengancam pasokan air Kebakaran Hutan
untuk pertanian dan 1.052 ; 71,56% Ladang Berpindah
pengoperasian PLTA,
membesarnya aliran air 34 ; 2,31% Perambahan Hutan
permukaan yang Lainnya
mengakibatkan banjir serta
berkurangnya keanekaragam
hayati. Praktek penebangan
liar dan konversi hutan
menimbulkan dampak luas,
yaitu kerusakan ekosistem dakam tatanan DAS. Dan untuk Gangguan Keamanan Hutan yang
Akibatnya DAS berkondisi kritis meningkat. dikelola oleh Perum Perhutani II Jatim pada
Kerusakan DAS juga dipacu dengan pengelolaan tahun 2014 dengan kerugian sebesar Rp.
DAS yang kurang koordinasi antara hulu dan hilir 43.269.779 X Rp. 1.000 sedangkan pada tahun
serta kelembagaan yang masih lemah. Praktek 2013 kerugian sebesar 62,739.907 X Rp. 1000
penebangan atau turun 31,03%, namun demikian bila
Akibatnya DAS berkondisi kritis dicermati jenis gangguan ternyata terjadi
meningkat. Kerusakan DAS juga dipacu dengan peningkatan sebesar 696,17% (Rp. 746.212 X
pengelolaan DAS yang kurang koordinasi antara 1000) dan kebakaran hutan naik sebesar 68,19%
hulu dan hilir serta kelembagaan yang masih (Rp. 2.374.869 X 1000). Secara dapat dilihat
lemah. Hal ini akan mengancam keseimbangan pada Gambar 2.12 dan Gambar 2.13
ekosistem secara luas,
Gambar 2.13. Perkembangan Gangguan Hutan Tahun 2013 – 2014
khususnya cadangan dan
pasokan air yang sangat
dibutuhkan untuk irigasi, Jenis Gangguan 2013 2014 Selisih
pertanian, industry dan rumah Pencurian Pohon 25.196.441 18.095.095 7.101.346
tangga. Bibrikan 107188 853400 (746.212)
Untuk itu kerusakan Perusakan Hutan 1027395 1013654 13.741
atau gangguan terhadap
Penggembalaan 6750 563 6.187
ekosistem hutan yang
diakibatkan oleh kebakaran Kebakaran Hutan 3463266 5838135 (2.374.869)
hutan, perambahan hutan, Bencana Alam 29136867 16943732 12.193.135
pencurian pohon, Kehilangan Pal Batas 3802000 525200 3.276.800
penggembalaan liar, bibrikan
dan bencana alam akan sangat Total 62.739.907 43.269.779 19.470.128
menurunkan nilai ekonominya Sumber data : Perum Perhutani Jatim, 2014

26
2.1.8. Konversi Hutan Dari Gambar 2.14 terbaca bahwa konversi

Luas Konversi Hutan Tahun 2014 (Ha)

Pemukiman
1.609,40

2.434,44 Perkebunan
Industri
Pertambangan
1.110,68
97,03 Lainnya
140,75

terbesar adalah lainnya sebesar 2.434,44 Ha,


Pertumbuhan penduduk yang semakin diikuti pemukiman seluas 1.609,4 Ha dan
pesat mengakibatkan kebutuhan akan lahan Perkebunan 1.110,68 Ha. Sedangkan konversi ke
yang semakin meningkat, pertumbuhan yang pertanian adalah seluas 9.378,4 Ha dengan jenis
sangat pesat tersebut merupakan ancaman produksi Padi, Jagung, Kedelai, Cabe Besar dan
terhadap lingkungan hidup, akibat peningkatan C be rawit dengan produksi 43.001,9 Ton
kebutuhan lahan yang memang sulit untuk dengan nilai Rp. 295.072.000 X 1000.
dihindarkan. Selama ini pemanfaatan sumber
daya alam untuk kepentingan kegiatan
pembangunan telah mengakibatkan rusaknya
sumber daya alam, antara lain berkurangnya
luas hutan, hilangnya habitat alami, menurunnya
produktivitas lahan pertanian, pencemaran dan
erosi tanah, punahnya beberapa spesies langka,
bertambahnya lahan kritis, dan berkurangnya
debit air tanah. Dengan kata lain, akibat laju
pertumbuhan penduduk yang cepat, maka
tekanan penduduk terhadap lahan hutan juga
semakin meningkat sehingga mengakibatkan
perubahan alih fungsi lahan. Sedangkan untuk
alih fungsi hutan adalah Aktifitas penggunaan
kawasan hutan atau lazim disebut pinjam pakai
kawasan hutan dan tukar menukar kawasan
hutan di Provinsi Jawa Timur cukup tinggi.
Kegiatan pinjam pakai kawasan hutan telah
diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan No.
43/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman Pinjam
Pakai Kawasan Hutan, Menukar Kawasan hutan.
sedangkan kegiatan Tukar Menukar
Kawasan Hutan diatur dengan Permenhut No.
P.16/Menhut-II/2009 Tentang Perubahan Kelima
Atas Keputusan Menteri Kehutanan
N0.292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar
Kawasan hutan. Kegiatan tukar menukar
kawasan hutan di Jawa Timur sampai dengan
tahun Tahun 2014 tercatat sebanyak 5.392,30
Ha. secara lengkap dapat dilihat pada Gambar
2.14 di bawah ini.

27
II. B. KEANEKARAGAMAN HAYATI tumbuhan dan satwa liar, termasuk berbagai
Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa jenis langka dan endemik.
liar di Indonesia diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor & Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Pengawetan adalah upaya untuk menjaga agar
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya baik di dalam maupun di
luar habitatnya tidak punah, menjaga kemurnian
genetis tumbuhan dan satwa, dan memelihara
keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang
ada. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa
dilakukan melalui upaya penetapan dan
penggolongan yang dilindungi dan tidak
dilindungi, pengelolaan jenis tumbuhan dan
Elang ular bido bawean/Spilornis Cheela baweanus
satwa serta habitatnya, serta pemeliharaan dan
pengembangbiakan. Jumlah tumbuhan dan Keragaman flora fauna yang diketahui, enam
satwa liar yang diketahui dan dilindungi diantaranya merupakan spesies endemik jawa
berdasarkan data tabel SD-11 Flora dan Fauna timur, seperti rusa bawean dan lutung jawa dari
yang dilindungi dari Balai Besar Konservasi 85 kelas mamalia. Sedangkan untuk kelas
Sumber Daya Alam Jawa Timur diketahui pada burung, dari 371 spesies burung, yang
tahun 2014 sebanyak 1.093 spesies. Jumlah merupakan endemik di jawa timur diketahui 3
tersebut meliputi spesies baru dari kelas spesies yaitu kakatua kecil jambul
mamalia, aves, reptile, dan amfibi yang kuning(Cacatua sulphurea) , burung gosong kaki
termonitor/diketahui pada tahun 2014, golongan merah(Megapodius reinwardtii) dan elang
terbesar adalah burung 33,94 % dan tumbuh- bawean(Spilornis cheela baweanus) yang
tumbuhan sebesar 41,17 % seperti yang termonitor pada tahun 2014 di pulau bawean,
ditunjukan dalam grafik dibawah. gresik. Kelas tumbuhan diketahui 1 (satu)
tumbuhan endemik di Jawa Timur yaitu raflesia
Padma (Rafflesia zolomheriana).
7,78% Hewan
menyusui
(mamalia) Flora fauna diketahui status terancam

41,17% Burung (aves)


33,94%

Reptil

7,04% 7,87%
0,00% 0,18% 2,01%
Data Tabel SD-11B Flora Fauna diketahui 2012-
2014 menunjukan meningkatnya jumlah spesies
diketahui terutama dari jenis burung meningkat Bulbophyllum vaginatum

jumlahnya, dari 210 spesies pada tahun 2012 Jumlah spesies yang diketahui dan dilindungi
menjadi 302 spesies pada tahun 2013 dan di keberadaannya diatur dengan berbagai
tahun 2014 spesies dari kelas burung sebanyak perangkat peraturan-peraturan yang berlaku
371 spesies. Jumlah ini meningkat dengan dan perjanjian-perjanjian international seperti
teridentifikasinya burung-burung dalam jumlah CITES dan IUCN. Satwa yang ada di Jawa Timur
besar di Taman Nasional Alas Purwo. tetapi bukan spesies asli indonesia selain
dilindungi juga merupakan satwa yang diatur
Flora fauna diketahui status endemik dalam perjanjian international Seperti spesies
Cheetah, Adax, Elk, Sable antelope, Eaurasian
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa
brown bear, puma, beruang himalaya, beruang ,
Timur menyebutkan spesies diketahui dari 1.093
harimau bengala, dan vultureo termuat dalam
Jawa Timur merupakan habitat berbagai jenis
Appendix I CITES yang memuat daftar dan

28
melindungi seluruh spesies tumbuhan dan
satwa liar yang terancam dari segala bentuk
perdagangan internasional secara komersial.
Sedangkan kambing gunung, bison, Iguana spp,
, Kuda nil merupakan spesies yang tidak
terancam kepunahan, tetapi mungkin akan
terancam punah apabila perdagangan terus
berlanjut tanpa adanya pengaturan sehingga
termuat dalam Appendix II CITES seperti
termuat dalam data Tabel SD-11A Fauna bukan
asli Indonesia diketahui.
Phrynoidis aspera
Sedangkan status spesies menurut IUCN,
beberapa spesies yang dalam status terancam
Data lain dari SLHD tahun 2014 Kota Surabaya
(Endangered ) adalah Elang Laut, Elang Bodo,
menyebutkan spesies keong masih melimpah
Madu riganti, Jalak Putih , Banteng, Lutung,
terutama di wilayah kota surabaya. Spesies
Kucing Hutan, Macan Tutul, Trenggiling, bajing
lainnya yang masih melimpah adalah tumbuh-
kelapa, landak, beruk, Ular Sowo, king kobra.
tumbuhan sebanyak 103 spesies, burung 187
Jumlah spesies diketahui dalam kondisi spesies, reptil 60 , serangga 54 spesies dan
terancam sebanyak seluruhnya di Jawa Timur mamalia melimpah sebanyak 31 spesies.
487 spesies pada tahun 2014. Kelas serangga
teridentifikasi sebanyak 77 spesies, 7
diantaranya dalam kondisi terancam. Kupu-kupu Flora fauna diketahui dan dilindungi
raja merupakan spesies yang paling terancam Berdasarkan data dari Balai Besar Konservasi
keberadaannya. Sumber Daya Alam Jawa Timur diketahui jumlah
ini meningkat dari yang diketahui sebanyak 123
spesies pada tahun 2013 sedangkan spesies
yang dilindungi pada tahun 2014 diketahui 162
spesies. Dari keseluruhan spesies yang
dilindungi paling banyak dari kelas burung
sebanyak 86 spesies dilindungi, kelas mamalia
39 spesies, kelas serangga 16 spesies, kelas
reptil 15 spesies dan dari kelas tumbuhan
ditemukan atau termonitor jenis tanaman yang
dilindungi yaitu bunga padma (Rafflesia
zolomheriana) di TN. Alas Purwo. Sedangkan
dari kelas ikan diketahui diketahui sejumlah 2
spesies dengan status dilindungi yaitu ikan siluk
Troides prattorum
dan arowana irian.

Keberadaan jenis tumbuh-tumbuhan sebagai Keanekaragaman hayati merupakan


bagian dari keanekaragaman hayati juga tidak salah satu indikator kelestarian lingkungan,
luput dari terancam habitat dan populasinya. karena dapat menggambarkan berfungsinya
Diketahui jenis tumbuh-tumbuhan dari jumlah sistem ekologi pada sebuah ekosistem, semakin
keseluruhan 450 spesies , teridentifikasi 346 beranekaragam jenis flora dan fauna dalam
spesies tumbuhan dalam kondisi terancam suatu wilayah menggambarkan kondisi
seperti dari jenis Bulbophyllum Sp, Coeloegyne lingkungan yang stabil. Pengamatan lapangan
Sp, Paphiopedilum Sp. yang dilakukan oleh LSM Ecoton, Gresik di
beberapa segmen sepanjang Kali Surabaya
Flora fauna diketahui status melimpah menunjukan keberagaman spesies ikan yang
Dari 1903 spesies yang diketahui berdasarkan tertangkap semakin banyak seperti yang
data dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya ditunjukan dalam data tabel SD-11C Kelimpahan
Alam Jawa Timur diketahui 1093 spesies, 457 Ikan Menurut Species tahun 2013-2014 yang
Spesies diantaranya dalam keadaan melimpah di menunjukan kenaikan kelimpahan dari tahun
alam. Kelas amphibi sejumlah 22 jenis diketahui 2013 sebanyak 347 dan tahun 2014 sebanyak
populasinya masih melimpah di alam. 792.

Bullbophylum vaginatum
29
hanya di lokasi pengamatan wates dan kedung
Kelimpahan Ikan Menurut Species
klinter tingkat kelimpahan mengalami
di Kali Surabaya 2013-2014
266 penurunan berdasarkan data tabel SD-11E
300 209 182 Komposisi Species Ikan Kali Surabaya, dari LSM
200 92 114 Ecoton gresik.
100 5034
46 4740 12
24 24 44 22 11 02 01
0
Bader…
Bader…

Mura…
Keting

Ulo
Rengkik

Papar
Jendil

Berot
Kutuk
Monto

Kuniran
2013 2014

Grafik diatas menunjukan jenis ikan yang


ditangkap dari tahun 2013 dan tahun 2014
mengalami peningkatan dari semua jenis spesies
ikan di Kali Surabaya yang dipantau seperti
Bader putih (Barbodes gonionotus), bader Papar / Notopterus notopterus
merah(Barbodes balleroides), keting (Mystus DAS Kali Brantas memiliki potensi kawasan
pla), rengkik/ hemibragus nemurus, jendil suaka perikanan, dengan ditemukannya spesies
(Pangasius nemurus), Monto(Ostechillus ikan yang dilindungi undang-undang yaitu ikan
hasseltii), Muarganting, Papar( Notopterus papar (Notopterus notopterus). Menjaga
notopterus), Kuniran, ulo (Laides longibarbis), keanekaragaman jenis ikan dan kondisi habitat
berut dan kutuk ( Channa striatus). Selain fisik, pengendalian pencemaran dan kualitas air
kelimpahan spesies yang dipantau berdasarkan yang baik untuk kehidupan ikan, ketersediaan
jenis spesies, kelimpahan ikan menurut lokasi pakan alami seperti : serangga air, benthos dan
juga menjadi berdasarkan lokasi ditunjukan plankton menjadi syarat untuk keberlanjutan
dalam grafik dibawah ini. ikan di sungai. Pengukuran yang dilakukan oleh
Ecoton , komposisi ikan tertinggi ditemukan di
Kelimpahan Ikan Berdasarkan lokasi Patoman dan terendah di Kedung klinter.
Stasiun Penelitian Jumlah spesies paling banyak ditemukan adalah
Kali Surabaya 2013-2014 Jendil, Bader putih dan Bader merah sedangkan
ikan papar hanya ditemukan di lokasi kedung
400 306
150 klinter, seperti yang ditunjukan dalam grafik
200 4945 63 58 2877 4473 3554 3687 340 dibawah ini.
0
Komposisi Species Ikan Kali Surabaya
2014

2013 2014 500


0
Bader Putih BaderMerah Keting
Perubahan kondisi lingkungan akan
Rengkik Jendil Monto
berpengaruh terhadap ekologi sungai . Kondisi
aliran sungai yang alami dan berkelok-kelok Muraganting Papar Kuniran
perlu dilestarikan untuk memelihara
keseimbangan hidrologi dan memelihara
kelestarian biota perairan. Sungai yang alami
Pengelolaan flora dan fauna tidak terlepas
dan berkelok memberikan beragam kondisi
dengan konflik, baik dengan semakin
habitat dengan variasi kondisi kedalaman air,
bertambahnya lahan pertanian, Pembukaan
kecepatan air dan komposisi substrat dasar
lahan hutan untuk konversi pemukiman dan
sungai dan jenis vegetasi bantaran sungai yang
aktifitas manusia yang bersinggungan dengan
beraneka ragam, sehingga dapat mendukung
keberadaan flora fauna yang ada di habitat
kehidupan beraneka jenis biota alami sungai
aslinya. Konflik yang ada sering kali karena
terutama ikan, nyambik, bulus dan burung air.
terjadinya kerusakan habitat tersebut. Daya
Kondisi badan air serta tingkat pencemaran
dukung lingkungan yang semakin menurun
akan berpengaruh terhadap lokasi penelitian.
berimbas terhadap ketersediaan sumber air dan
Dari 8 titik yang dipantau kelimpahan spesies
pakan bagi satwa liar.[]
rata-rata ditiap lokasi mengalami peningkatan,

30
II. C. AIR

panjangnya masa harapan hidup serta


Air merupakan salah satu sumber daya alam hampir selalu terjadi pemborosan dalam setiap
yang memiliki fungsi sangat penting bagi pemakaian air. Secara umum tingkat konsumsi
kehidupan dan perikehidupan manusia serta air bersih per kapita (rumah tangga pelanggan
untuk memajukan kesejahteraan umum, PDAM) menurut standar kuantitas WHO sebesar
sehingga merupakan modal dasar dan faktor 150 liter per hari, yakni mencapai 37.1 m3 per
utama pembangunan unsur yang sangat orang atau setara dengan 101.64 liter per hari.
penting fauna dan makhluk hidup lainnya.
Kecenderungan kebutuhan air sangat
Manusia memerlukan air tidak hanya sebagai
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan
pendukung metabolisme tubuh, melainkan juga
jumlah penduduk. Berdasarkan data jumlah
untuk kepentingan lainnya. Penyediaan air
penduduk dan tingkat pendapatan penduduk
untuk kehidupan di bumi diatur atau mengikuti
yang meningkat dari tahun ke tahun, maka
suatu siklus hidrologi, yaitu suatu siklus yang
kebutuhan air bersih cenderung juga meningkat.
menggambarkan sirkulasi air secara terus-
menerus melalui proses alami. Melalui siklus ini,
suplai air yang tersedia bagi manusia dan
II.C.1. AIR SUNGAI
makhluk hidup lainnya dapat diperoleh dari dua Jawa Timur memiliki 7 (tujuh) sungai
sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. strategis apabila ditinjau dari wilayah sungai

Peningkatan jumlah penduduk meliputi : WS Bengawan Solo, Sungai Brantas,

mempengaruhi kecukupan penyediaan air, Madura - Bawean, Welang Rejoso, Bodoyudo -

karena di satu sisi sumber air semakin berkurang Bedadung, Pekalen Sampean, dan Baru -

karena alih fungsi lahan hutan menjadi Bajulmati. Dari wilayah sungai tersebut yang

peruntukkan lainnya, sedang di sisi lainnya menjadi sungai strategis Nasional adalah

kebutuhan terhadap air semakin meningkat. Bengawan Solo karena lintas Provinsi yaitu

Berdasarkan dugaan para ahli kelangkaan air antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa

bersih akan terjadi dalam beberapa tahun yang Timur.

akan datang. Berdasar hasil inventarisasi sungai diketahui

Diperkirakan pada tahun 2040 ketersediaan bahwa wilayah sungai Bengawan Solo

air bersih akan berkurang sebanyak 50% dari mempunyai beberapa daerah aliran sungai

jumlah kebutuhan, hal ini disebabkan oleh penyangga, diantaranya yang paling besar

peningkatan jumlah penduduk, semakin adalah sungai Bengawan Solo dengan panjang

31
600 Km, debit maksimal 446,9 m3/detik, lebar terpanjang adalah Kali Brantas yaitu 320 Km
200 meter dan kedalamam 10 meter. Disusul dengan debit 1.363 m3 per detik, sedang sungai
sungai Madiun yang mempunyai panjang 300 yang terpendek di Wilayah Sungai Brantas
Km, kedalaman 18 m dan lebar permukaan 95 m, adalah Kali Widas dengan panjang 129 Km dan
lebar dasar 59 m serta debit 585,66 m3/detik. debit 112,48 m3 per detik.
Sedangkan sungai yang terkecil di wilayah
sungai Bengawan Solo adalah sungai Lohgede Sedangkan wilayah Kabupaten Kota yang
dengan panjang 2 Km dan sungai Tempuran menjadi penyangga cathment area wilayah
dengan panjang 4 Km. sungai Brantas adalah Kab. Malang, Kota Batu,
Kuantitas dan kualitas sungai salah satunya Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek,
dipengaruhi oleh keberadaan cathment area Kab. Ponororogo, Kab. Kediri, Kab. Nganjuk,
sungai, fungsi cathment area akan terwujud Kab. Jombang, Kab. Mojokerto. Sungai
secara optimal apabila hutan dan tutupan lahan terpanjang pada wilayah sungai Brantas adalah
di area cathment tersebut terjaga. Cathment Sungai Brantas dengan cathment area seluas
area penyangga Wilayah Sungai Bengawan Solo 11.776,56 Km2 yang meliputi Kab. Malang, Kota
seluas 14.051,26 Km2, wilayah Kabupaten Kota Batu, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab.
yang menjadi penyangga cathment tersebut Trenggalek, Kab. Ponorogo, Kab. Kediri, Kab.
adalah sebelas (11) Kab./Kota, yaitu Kab. Tuban, Nganjuk, Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab.
Kab. Lamongan, Kab, Gresik, Kab. Ponorogo, Sidoarjo, dan Kota Surabaya. Disusul sungai
Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kota Panggul dengan cathment area 221,74 Km2 yang
Madiun, Kab. Bojonegoro, Kab. Trenggalek, dan berada di Kab. Trenggalek, selanjutnya sungai
Kab. Pacitan. Penguluran, sungai Barek dan sungai Bandul.
Cathment area terluas berada pada Sungai Sebagaimana grafik di bawah tampak
Bengawan Solo yaitu 8.465,87 Km2 meliputi Wilayah sungai yang memiliki Cathment terkecil
wilayah Kab. Ponorogo, Kab. Magetan, Kab. adalah wilayah sungai Welang rejoso dengan
Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Bojonegoro, Kab. luas cathment area 2.137,73 Km2 yang berada di
Tuban, Kab. Lamongan dan Kab. Gresik. Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Kab.
Wilayah sungai strategis lainnya adalah Pasuruan, Kab. Malang dan Kab. Lumajang.
Sungai Brantas yang juga menjadi perhatian Debit sungai sangat dipengaruhi debit dan
Nasional, beberapa daerah aliran sungai menjadi jumlah mata air yang menyuplai wilayah sungai
pendukung wilayah sungai Brantas diantaranya tersebut, dari hasil pendataan diketahui bahwa
Kali Brantas, Kali Amprong, Kali Lesti, Kali jumlah mata air pada 7 wilayah sungai terbesar
Surabaya dan Kali Metro. Sungai yang di Jawa Timur adalah 4.389 mata air dengan
14.000,00
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00
2.000,00
0,00
Bengawan Brantas Madura Welang Bondoyudo Pakelan Baru
Solo Bawean Rejoso Bedadung Sampean Bajulmati

32
debit 73,20 m3/det. Jumlah mata air yang
terbanyak berada pada wilayah sungai Brantas Potensi telaga atau danau yang terdata
yaitu 1.597 mata air dengan debit 27,94 m3/det, pada tahun 2014 sejumlah 20 danau, sedangkan
disusul wilayah sungai Bengawan Solo yaitu waduk 116 buah dan embung 153 buah.
sebanyak 1.172 mata air dengan debit 9,77 Keberadaan danau, embung dan waduk
m3/det. Sedang wilayah sungai yang memiliki tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten di
jumlah mata air paling sedikit adalah wilayah Jawa Timur. Wilayah yang paling banyak
sungai Baru Bajulmati sebanyak 232 mata air memiliki danau adalah Kab. Lumajang yaitu
dan wilayah sungai Madura yaitu sebanyak 128 sebanyak 10 danau, terbanyak terletak di Desa
mata air. Untuk debit air terkecil dimiliki oleh Argosari Kec. Senduro sebanyak 3 danau.
Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung yaitu Sedangkan embung paling banyak berada di
sebesar 3,65 m3/det. Kab. Tuban yaitu sebanyak 140 buah, sedang
Kab. Lamongan paling banyak memiliki waduk
yaitu 39 buah.
C.2. AIR DANAU/WADUK/EMBUNG
Danau/waduk/embung adalah salah satu
sumber air tawar yang menunjang kehidupan
semua makhluk hidup dan kegiatan sosial
ekonomi manusia. Ketersediaan sumberdaya air,
sangat mendasar untuk menunjang
pengembangan ekonomi wilayah. Sumber daya
air yang terbatas disuatu wilayah mempunyai Gambar Danau Ngebel Kab. Ponorogo
implikasi kepada kegiatan pembangunan yang
C.2.1. AIR DANAU
terbatas dan pada akhirnya kegiatan
ekonomipun terbatas sehingga kemakmuran Ekosistem danau memiliki peran penting

rakyat makin lama tercapai. Air dalam menjamin kualitas dan kuantitas

danau/waduk/embung dapat digunakan untuk ketersediaan air tawar. Danau juga sangat peka

berbagai pemanfaatan diantaranya untuk terhadap perubahan parameter iklim. Variasi

pembangkit listrik, pengairan, penggelontoran, suhu dan curah hujan misalnya, dapat langsung

perikanan dsb. berpengaruh pada penguapan air, tinggi


permukaan dari volume air, keseimbangan air
Jawa Timur memiliki cukup banyak potensi
dan produktivitas biologis perairan danau.
waduk, embung dan telaga yang tersebar di
beberapa kabupaten. Potensi Embung dan Fungsi danau pada umumnya untuk
waduk lebih besar dibanding danau atau telaga. mendukung kegiatan irigasi pertanian, domestik
dan sebagian untuk kegiatan wisata. Danau
20 yang digunakan sebagai tempat wisata karena

Danau memiliki panorama yang mempesona sehingga


153 116 cukup banyak dikunjungi wisatawan adalah
Waduk
danau Sarangan yang terletak di Desa Sarangan
Embung
Kec. Plaosan Kab. Magetan dan Danau Ngebel di
Desa Ngebel Kec. Ngebel Kab. Ponorogo.

Grafik Potensi Danau, Waduk dan


Embung di Jawa Timur

33
Apabila ditinjau dari luas maka danau Ranu Waduk dapat memiliki manfaat serta fungsi
Grati yang terletak di Desa Ranugrati Kec. Grati seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak
Kab. Pasuruan adalah danau terluas di Jawa serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai
Timur yaitu 1,97 ribu Ha, tetapi apabila ditinjau PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air,
dari tampungan atau volume maka danau Ranu sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai
Pakis yang terletak di Desa Ranu Pakis Kec. sumber penyediaan air bagi makhluk hidup
Klakah Kab. Lumajang adalah danau dengan sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan
volume terbesar yaitu 84 juta m3, disusul danau erosi.
Ranu Klakah di Desa Tegal Randu Kec. Klakah Waduk di Jawa Timur yang memiliki
Kab. Lumajang dengan volume 69 juta m3 dan volume terbesar adalah Waduk Sutami di Kab.
Danau Ngebel di Desa Ngebel Kec. Ngebel Kab. Malang dengan volume 209 juta meter kubik
Ponorogo dengan volume 24,21 juta m3. yang dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Air, serta waduk Wonorejo di Kab.
Tulungagung yaitu 121 juta meter kubik dengan
pemanfaatan sebagai air irigasi dan kegiatan
domestik.
Sedang apabila dilihat dari luas genangan
waduk, maka Waduk Pondok di Kab. Ngawi dan
Waduk Wlingi di Kab. Blitar memiliki genangan
yang terluas yaitu masing-masing 3,6 ribu Km3
Waduk Wonorejo Kab. Tulungagung dan 2,89 ribu Km3.
Waduk Wonorejo adalah waduk yang
C.2.1. AIR WADUK terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan
Waduk menurut pengertian umum Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung memiliki

adalah tempat pada permukaan tanah yang volume sekitar 121 juta meter kubik dan luas

digunakan untuk menampung air saat terjadi genangan 385 Ha, Bendungan Wonorejo

kelebihan air / musim penghujan sehingga air itu menjadi salah satu bendungan terbesar di

dapat dimanfaatkan pada musim kering. Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Bendungan

Sumber air waduk terutama berasal dari aliran Wonorejo diresmikan pada tahun 2001 oleh

permukaan dtambah dengan air hujan langsung. Wakil Presiden Indonesia pada tahun tersebut,
yaitu Megawati Sukarnoputri, setelah dibangun
Waduk sering juga disebut danau buatan
selama hampir 12 tahun sejak 1992. Bendungan
yang besar dengan tinggi bendungan lebih dari
Wonorejo memiliki fungsi penting sebagai salah
15 meter, sedangkan embung merupakan
satu pusat tenaga listrik dan sumber air minum
waduk kecil dengan tinggi bendungannya
di Provinsi Jawa Timur. Bendungan ini juga
kurang 15 m. Pada Tahun 2014 tercatat Jawa
berfungsi sebagai sarana untuk pencegah banjir
Timur memiliki 116 waduk yang tersebar di 10
di Kabupaten Tulungagung.
wilayah, yaitu Kab. Ngawi, Kab. Bojonegoro,
Kab. Tuban, Kab. Lamongan, Kab. Malang,
Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek,
Kab. Banyuwangi, Kab. Bangkalan, dan Kab.
Sampang.

34
C.2.3. AIR EMBUNG
Embung adalah telaga atau danau yang C.3. KUALITAS AIR SUNGAI
dalam proses pembentukkannya secara sengaja Air Sungai mempunyai peranan yang sangat
dibuat oleh manusia untuk memenuhi strategis dalam kehidupan manusia dan
kebutuhan air irigasi pertanian dan kegiatan makhluk hidup lainnya. Dari BPS menunjukkan
domestik seperti perikanan darat, air minum, bahwa sekitar 3 persen rumah tangga di
dan lain sebagainya, dengan cara membendung Indonesia menjadikan sungai sebagai sumber air
aliran sungai atau menampungan aliran air hujan minum. Selain itu sungai juga menjadi sumber
pada saat musim hujan. air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya
Keberadaan embung sangat diperlukan seperti industri, pertanian, dan pembangkit
dalam rangka rencana aksi untuk antisipasi tenaga listrik. Di lain pihak sungai juga dijadikan
perubahan iklim, khususnya untuk mencegah sebagai tempat pembuangan berbagai macam
terjadinya banjir, serta untuk menjaga air limbah sehingga tercemar. Karena
ketersediaan air tanah di saat musim kemarau. peranannya tersebut maka sangat layak jika
Sehingga embung tidak aktif di Jawa Timur yang kualitas air sungai dijadikan indikator kualitas
jumlahnya cukup banyak perlu diaktifkan lingkungan hidup.
kembali dan dikembalikan kepada Pemantauan kualitas air sungai secara rutin
peruntukkannya semula. dilakukan oleh BLH Prov Jatim terhadap sungai
Rekapitulasi Embung menurut Wilayah Bengawan Solo dan Sungai Brantas, dengan
Sungai menunjukkan bahwa WS Bengawan Solo menggunakan dana Dekonsentrasi Bidang
memiliki embung paling banyak dibanding Lingkungan Hidup untuk pemantauan kualitas
wilayah sungai lainnya yaitu sebanyak 165 air sungai Bengawan Solo dan APBD Provinsi
embung dengan volume tampungan 11,73 juta Jawa Timur untuk pemantaun kualitas air sungai
m3 dan volume efektif 10,359 juta m3. Brantas. Periode pemantauan kualitas air
Sedangkan wilayah sungai yang paling sedikit Bengawan Solo dilakukan sebanyak 5 kali dalam
memiliki embung adalah Welang Rejoso yaitu 1 satu tahun yaitu pada bulan April, Mei, Juli,
buah embung. September dan Oktober. Sedangkan

Untuk menambahkan jumlah embung di pemantauan terhadap sungai Brantas dilakukan

beberapa daerah guna meningkatkan irigasi secara rutin satu kali setiap bulan dalam satu
pertanian, maka pemerintah membangun tahun.

embung geomembrane seluas 337,47 ribu m3 Pemantauan terhadap kualitas air sungai
yang dilaksanakan mulai tahun 2012 hingga juga dilakukan oleh Dinas Instansi terkait lainnya
tahun 2014. Pada tahun 2012 dibangun embung yaitu Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur,
geomembrane seluas 39,46 ribu m3, dari tahun Perum Jasa Tirta I Malang, dan BBTKL Surabaya.
ke tahun luas embung yang dibangun Wilayah Sungai yang dipantau meliputi WS
meningkat hingga pada tahun 2014 dibangun Bengawan Solo, Sungai Brantas, Madura -
seluas 151,768 ribu m3. Bawean, Bodoyudo - Bedadung, dan Pekalen
Sampean.
Sungai Bengawan Solo merupakan sungai
lintas Provinsi karena mengalir dari Provinsi
Jawa Tengah menuju Provinsi Jawa Timur,

35
sehingga Sungai Bengawan Solo menjadi sungai
strategis Nasional. Hal ini menjadi pertimbangan Nilai indeks kualitas air tersebut dihitung
hasil pemnatauan kualitas air sungai Bengawan dari rata-rata nilai indeks kualitas air sungai dari
Solo menjadi table utama dalam SLHD Provinsi 6 WS di Jawa Timur. Dari grafik Indeks Kualitas
Jawa Timur Tahun 2013. Air Sungai Jawa Timur tahun 2014 tampak
Sungai Bengawan Solo termasuk golongan bahwa semua Wilayah Sungai di Jawa Timur
kelas III karena peruntukkannya untuk irigasi dalam kondisi kurang atau sangat
dengan baku mutu mengacu pada Peraturan mengkhawatirkan karena memiliki nilai indeks di
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. bawah 66. WS Brantas Brantas memiliki nilai
Parameter kualitas air Bengawan Solo yang indeks yang paling kecil yaitu 41,08, disusul WS
dipantau meliputi Temperatur, Residu Terlarut, Bengawan Solo dengan nilai indeks 52,22.
Residu Tersuspensi, pH, DHL, TDS, TSS, DO, Sedang tiga Wilayah sungai lainnya memiliki nilai
BOD, COD, NO2, NO3, NH3, Klorin bebas, Total indeks paling besar adalah WS Pekalen
phospat, Fenol, Minyak dan Lemak, Detergen, Sampean.
Fecal Coliform, Total coliform, Sianida, dan H2S.

70,00 64,46 65,15 64,27 61,08


60,00 52,22
50,00 41,08
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

Grafik Indeks Kualitas Air Sungai Jawa


Timur Tahun 2014

Perhitungan indeks untuk indikator kualitas


air sungai di Jawa Timur dilakukan berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air. Dari hasil
perhitungan terhadap kualitas air sungai hasil
pemantauan selama tahun 2014 diperoleh nilai
indeks kualitas air Jawa Timur adalah 58,05
berarti bahwa sungai di Jawa Timur berada
dalam kondisi kurang atau sangat
mengkhawatirkan.

36
air bersih akan berkurang sebanyak 50% dari
jumlah kebutuhan, hal ini disebabkan oleh

II. C. AIR

Air merupakan salah satu sumber daya alam peningkatan jumlah penduduk, semakin
yang memiliki fungsi sangat penting bagi panjangnya masa harapan hidup serta hampir
kehidupan dan perikehidupan manusia serta selalu terjadi pemborosan dalam setiap
untuk memajukan kesejahteraan umum, pemakaian air. Secara umum tingkat konsumsi
sehingga merupakan modal dasar dan faktor air bersih per kapita (rumah tangga pelanggan
utama pembangunan unsur yang sangat PDAM) menurut standar kuantitas WHO sebesar
penting fauna dan makhluk hidup lainnya. 150 liter per hari, yakni mencapai 37.1 m3 per
Manusia memerlukan air tidak hanya sebagai orang atau setara dengan 101.64 liter per hari.
pendukung metabolisme tubuh, melainkan juga Kecenderungan kebutuhan air sangat
untuk kepentingan lainnya. Penyediaan air dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan
untuk kehidupan di bumi diatur atau mengikuti jumlah penduduk. Berdasarkan data jumlah
suatu siklus hidrologi, yaitu suatu siklus yang penduduk dan tingkat pendapatan penduduk
menggambarkan sirkulasi air secara terus- yang meningkat dari tahun ke tahun, maka
menerus melalui proses alami. Melalui siklus ini, kebutuhan air bersih cenderung juga meningkat.
suplai air yang tersedia bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya dapat diperoleh dari dua
II.C.1. AIR SUNGAI
sumber, yaitu air permukaan dan air tanah.
Jawa Timur memiliki 7 (tujuh) sungai
Peningkatan jumlah penduduk
strategis apabila ditinjau dari wilayah sungai
mempengaruhi kecukupan penyediaan air,
meliputi : WS Bengawan Solo, Sungai Brantas,
karena di satu sisi sumber air semakin berkurang
Madura - Bawean, Welang Rejoso, Bodoyudo -
karena alih fungsi lahan hutan menjadi
Bedadung, Pekalen Sampean, dan Baru -
peruntukkan lainnya, sedang di sisi lainnya
Bajulmati. Dari wilayah sungai tersebut yang
kebutuhan terhadap air semakin meningkat.
menjadi sungai strategis Nasional adalah
Berdasarkan dugaan para ahli kelangkaan air
Bengawan Solo karena lintas Provinsi yaitu
bersih akan terjadi dalam beberapa tahun yang
antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa
akan datang.
Timur.
Diperkirakan pada tahun 2040 ketersediaan
Berdasar hasil inventarisasi sungai diketahui

37
bahwa wilayah sungai Bengawan Solo Nasional, beberapa daerah aliran sungai menjadi
mempunyai beberapa daerah aliran sungai pendukung wilayah sungai Brantas diantaranya
penyangga, diantaranya yang paling besar Kali Brantas, Kali Amprong, Kali Lesti, Kali
adalah sungai Bengawan Solo dengan panjang Surabaya dan Kali Metro. Sungai yang
600 Km, debit maksimal 446,9 m3/detik, lebar terpanjang adalah Kali Brantas yaitu 320 Km
200 meter dan kedalamam 10 meter. Disusul dengan debit 1.363 m3 per detik, sedang sungai
sungai Madiun yang mempunyai panjang 300 yang terpendek di Wilayah Sungai Brantas
Km, kedalaman 18 m dan lebar permukaan 95 m, adalah Kali Widas dengan panjang 129 Km dan
lebar dasar 59 m serta debit 585,66 m3/detik. debit 112,48 m3 per detik.
Sedangkan sungai yang terkecil di wilayah Sedangkan wilayah Kabupaten Kota yang
sungai Bengawan Solo adalah sungai Lohgede menjadi penyangga cathment area wilayah
dengan panjang 2 Km dan sungai Tempuran sungai Brantas adalah Kab. Malang, Kota Batu,
dengan panjang 4 Km. Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek,
Kuantitas dan kualitas sungai salah satunya Kab. Ponororogo, Kab. Kediri, Kab. Nganjuk,
dipengaruhi oleh keberadaan cathment area Kab. Jombang, Kab. Mojokerto. Sungai
sungai, fungsi cathment area akan terwujud terpanjang pada wilayah sungai Brantas adalah
secara optimal apabila hutan dan tutupan lahan Sungai Brantas dengan cathment area seluas
di area cathment tersebut terjaga. Cathment 11.776,56 Km2 yang meliputi Kab. Malang, Kota
area penyangga Wilayah Sungai Bengawan Solo Batu, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab.
seluas 14.051,26 Km2, wilayah Kabupaten Kota Trenggalek, Kab. Ponorogo, Kab. Kediri, Kab.
yang menjadi penyangga cathment tersebut Nganjuk, Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab.
adalah sebelas (11) Kab./Kota, yaitu Kab. Tuban, Sidoarjo, dan Kota Surabaya. Disusul sungai
Kab. Lamongan, Kab, Gresik, Kab. Ponorogo, Panggul dengan cathment area 221,74 Km2 yang
Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kota berada di Kab. Trenggalek, selanjutnya sungai
Madiun, Kab. Bojonegoro, Kab. Trenggalek, dan Penguluran, sungai Barek dan sungai Bandul.
Kab. Pacitan. Sebagaimana grafik di bawah tampak
Cathment area terluas berada pada Sungai Wilayah sungai yang memiliki Cathment terkecil
Bengawan Solo yaitu 8.465,87 Km2 meliputi adalah wilayah sungai Welang rejoso dengan
wilayah Kab. Ponorogo, Kab. Magetan, Kab. luas cathment area 2.137,73 Km2 yang berada di
Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Bojonegoro, Kab. Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Kab.
Tuban, Kab. Lamongan dan Kab. Gresik. Pasuruan, Kab. Malang dan Kab. Lumajang.
Wilayah sungai strategis lainnya adalah Debit sungai sangat dipengaruhi debit dan
Sungai Brantas yang juga menjadi perhatian jumlah mata air yang menyuplai wilayah sungai
14.000,00
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00
2.000,00
0,00
Bengawan Brantas Madura Welang Bondoyudo Pakelan Baru
Solo Bawean Rejoso Bedadung Sampean Bajulmati

38
tersebut, dari hasil pendataan diketahui bahwa beberapa kabupaten. Potensi Embung dan
jumlah mata air pada 7 wilayah sungai terbesar waduk lebih besar dibanding danau atau telaga.
di Jawa Timur adalah 4.389 mata air dengan Potensi telaga atau danau yang terdata
debit 73,20 m3/det. Jumlah mata air yang pada tahun 2014 sejumlah 20 danau, sedangkan
terbanyak berada pada wilayah sungai Brantas waduk 116 buah dan embung 153 buah.
yaitu 1.597 mata air dengan debit 27,94 m3/det, Keberadaan danau, embung dan waduk
disusul wilayah sungai Bengawan Solo yaitu tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten di
sebanyak 1.172 mata air dengan debit 9,77 Jawa Timur. Wilayah yang paling banyak
m3/det. Grafik Cathment Area Wilayah Sungai memiliki danau adalah Kab. Lumajang yaitu
Sedang wilayah sungai yang memiliki jumlah sebanyak 10 danau, terbanyak terletak di Desa
mata air paling sedikit adalah wilayah sungai Argosari Kec. Senduro sebanyak 3 danau.
Baru Bajulmati sebanyak 232 mata air dan Sedangkan embung paling banyak berada di
wilayah sungai Madura yaitu sebanyak 128 mata Kab. Tuban yaitu sebanyak 140 buah, sedang
air. Untuk debit air terkecil dimiliki oleh Wilayah Kab. Lamongan paling banyak memiliki waduk
Sungai Bondoyudo Bedadung yaitu sebesar 3,65 yaitu 39 buah.
m3/det.

C.2. AIR DANAU/WADUK/EMBUNG


Danau/waduk/embung adalah salah satu
sumber air tawar yang menunjang kehidupan
semua makhluk hidup dan kegiatan sosial
ekonomi manusia. Ketersediaan sumberdaya air,
sangat mendasar untuk menunjang
Gambar Danau Ngebel Kab. Ponorogo
pengembangan ekonomi wilayah. Sumber daya
C.2.1. AIR DANAU
air yang terbatas disuatu wilayah mempunyai
implikasi kepada kegiatan pembangunan yang Ekosistem danau memiliki peran penting

terbatas dan pada akhirnya kegiatan dalam menjamin kualitas dan kuantitas

ekonomipun terbatas sehingga kemakmuran ketersediaan air tawar. Danau juga sangat peka

rakyat makin lama tercapai. Air terhadap perubahan parameter iklim. Variasi

danau/waduk/embung dapat digunakan untuk suhu dan curah hujan misalnya, dapat langsung

berbagai pemanfaatan diantaranya untuk berpengaruh pada penguapan air, tinggi

pembangkit listrik, pengairan, penggelontoran, permukaan dari volume air, keseimbangan air

perikanan dsb. dan produktivitas biologis perairan danau.

Jawa Timur memiliki cukup banyak potensi Fungsi danau pada umumnya untuk
waduk, embung dan telaga yang tersebar di mendukung kegiatan irigasi pertanian, domestik
dan sebagian untuk kegiatan wisata. Danau
yang digunakan sebagai tempat wisata karena
20
memiliki panorama yang mempesona sehingga
Danau cukup banyak dikunjungi wisatawan adalah
153 116
Waduk
Grafik Potensi Danau, Waduk dan danau Sarangan yang terletak di Desa Sarangan
Embung di Jawa Timur Embung Kec. Plaosan Kab. Magetan dan Danau Ngebel di
Desa Ngebel Kec. Ngebel Kab. Ponorogo.

39
Apabila ditinjau dari luas maka danau Ranu Kab. Banyuwangi, Kab. Bangkalan, dan Kab.
Grati yang terletak di Desa Ranugrati Kec. Grati Sampang.
Kab. Pasuruan adalah danau terluas di Jawa Waduk dapat memiliki manfaat serta fungsi
Timur yaitu 1,97 ribu Ha, tetapi apabila ditinjau seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak
dari tampungan atau volume maka danau Ranu serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai
Pakis yang terletak di Desa Ranu Pakis Kec. PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air,
Klakah Kab. Lumajang adalah danau dengan sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai
volume terbesar yaitu 84 juta m3, disusul danau sumber penyediaan air bagi makhluk hidup
Ranu Klakah di Desa Tegal Randu Kec. Klakah sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan
Kab. Lumajang dengan volume 69 juta m3 dan erosi.
Danau Ngebel di Desa Ngebel Kec. Ngebel Kab.
Waduk di Jawa Timur yang memiliki
Ponorogo dengan volume 24,21 juta m3.
volume terbesar adalah Waduk Sutami di Kab.
Malang dengan volume 209 juta meter kubik
yang dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Air, serta waduk Wonorejo di Kab.
Tulungagung yaitu 121 juta meter kubik dengan
pemanfaatan sebagai air irigasi dan kegiatan
domestik.
Sedang apabila dilihat dari luas genangan
waduk, maka Waduk Pondok di Kab. Ngawi dan
Waduk Wonorejo Kab. Tulungagung Waduk Wlingi di Kab. Blitar memiliki genangan
yang terluas yaitu masing-masing 3,6 ribu Km3
C.2.1. AIR WADUK dan 2,89 ribu Km3.

Waduk menurut pengertian umum Waduk Wonorejo adalah waduk yang


adalah tempat pada permukaan tanah yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan
digunakan untuk menampung air saat terjadi Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung memiliki
kelebihan air / musim penghujan sehingga air itu volume sekitar 121 juta meter kubik dan luas
dapat dimanfaatkan pada musim kering. genangan 385 Ha, Bendungan Wonorejo
Sumber air waduk terutama berasal dari aliran menjadi salah satu bendungan terbesar di
permukaan dtambah dengan air hujan langsung. Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Bendungan

Waduk sering juga disebut danau buatan Wonorejo diresmikan pada tahun 2001 oleh

yang besar dengan tinggi bendungan lebih dari Wakil Presiden Indonesia pada tahun tersebut,

15 meter, sedangkan embung merupakan yaitu Megawati Sukarnoputri, setelah dibangun

waduk kecil dengan tinggi bendungannya selama hampir 12 tahun sejak 1992. Bendungan

kurang 15 m. Wonorejo memiliki fungsi penting sebagai salah


satu pusat tenaga listrik dan sumber air minum
di Provinsi Jawa Timur. Bendungan ini juga
Pada Tahun 2014 tercatat Jawa Timur
berfungsi sebagai sarana untuk pencegah banjir
memiliki 116 waduk yang tersebar di 10 wilayah,
di Kabupaten Tulungagung.
yaitu Kab. Ngawi, Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban,
Kab. Lamongan, Kab. Malang, Kab.
Tulungagung, Kab. Trenggalek,

40
strategis dalam kehidupan manusia dan

C.2.3. AIR EMBUNG makhluk hidup lainnya. Dari BPS menunjukkan


bahwa sekitar 3 persen rumah tangga di
Embung adalah telaga atau danau yang
Indonesia menjadikan sungai sebagai sumber air
dalam proses pembentukkannya secara sengaja
minum. Selain itu sungai juga menjadi sumber
dibuat oleh manusia untuk memenuhi
air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya
kebutuhan air irigasi pertanian dan kegiatan
seperti industri, pertanian, dan pembangkit
domestik seperti perikanan darat, air minum,
tenaga listrik. Di lain pihak sungai juga dijadikan
dan lain sebagainya, dengan cara membendung
sebagai tempat pembuangan berbagai macam
aliran sungai atau menampungan aliran air hujan
air limbah sehingga tercemar. Karena
pada saat musim hujan.
peranannya tersebut maka sangat layak jika
Keberadaan embung sangat diperlukan
kualitas air sungai dijadikan indikator kualitas
dalam rangka rencana aksi untuk antisipasi
lingkungan hidup.
perubahan iklim, khususnya untuk mencegah
Pemantauan kualitas air sungai secara rutin
terjadinya banjir, serta untuk menjaga
dilakukan oleh BLH Prov Jatim terhadap sungai
ketersediaan air tanah di saat musim kemarau.
Bengawan Solo dan Sungai Brantas, dengan
Sehingga embung tidak aktif di Jawa Timur yang
menggunakan dana Dekonsentrasi Bidang
jumlahnya cukup banyak perlu diaktifkan
Lingkungan Hidup untuk pemantauan kualitas
kembali dan dikembalikan kepada
air sungai Bengawan Solo dan APBD Provinsi
peruntukkannya semula.
Jawa Timur untuk pemantaun kualitas air sungai
Rekapitulasi Embung menurut Wilayah
Brantas. Periode pemantauan kualitas air
Sungai menunjukkan bahwa WS Bengawan Solo
Bengawan Solo dilakukan sebanyak 5 kali dalam
memiliki embung paling banyak dibanding
satu tahun yaitu pada bulan April, Mei, Juli,
wilayah sungai lainnya yaitu sebanyak 165
September dan Oktober. Sedangkan
embung dengan volume tampungan 11,73 juta
pemantauan terhadap sungai Brantas dilakukan
m3 dan volume efektif 10,359 juta m3.
secara rutin satu kali setiap bulan dalam satu
Sedangkan wilayah sungai yang paling sedikit
tahun.
memiliki embung adalah Welang Rejoso yaitu 1
Pemantauan terhadap kualitas air sungai
buah embung.
juga dilakukan oleh Dinas Instansi terkait lainnya
Untuk menambahkan jumlah embung di
yaitu Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur,
beberapa daerah guna meningkatkan irigasi
Perum Jasa Tirta I Malang, dan BBTKL Surabaya.
pertanian, maka pemerintah membangun
Wilayah Sungai yang dipantau meliputi WS
embung geomembrane seluas 337,47 ribu m3
Bengawan Solo, Sungai Brantas, Madura -
yang dilaksanakan mulai tahun 2012 hingga
Bawean, Bodoyudo - Bedadung, dan Pekalen
tahun 2014. Pada tahun 2012 dibangun embung
Sampean.
geomembrane seluas 39,46 ribu m3, dari tahun
Sungai Bengawan Solo merupakan sungai
ke tahun luas embung yang dibangun
lintas Provinsi karena mengalir dari Provinsi
meningkat hingga pada tahun 2014 dibangun
Jawa Tengah menuju Provinsi Jawa Timur,
seluas 151,768 ribu m3.
sehingga Sungai Bengawan Solo menjadi sungai
strategis Nasional. Hal ini menjadi pertimbangan
C.3. KUALITAS AIR SUNGAI hasil pemnatauan kualitas air sungai Bengawan
Air Sungai mempunyai peranan yang sangat Solo menjadi table utama dalam SLHD Provinsi

41
Jawa Timur Tahun 2013.
Sungai Bengawan Solo termasuk golongan Perhitungan indeks untuk indikator kualitas
kelas III karena peruntukkannya untuk irigasi air sungai di Jawa Timur dilakukan berdasarkan
dengan baku mutu mengacu pada Peraturan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Parameter kualitas air Bengawan Solo yang Penentuan Status Mutu Air. Dari hasil
dipantau meliputi Temperatur, Residu Terlarut, perhitungan terhadap kualitas air sungai hasil
Residu Tersuspensi, pH, DHL, TDS, TSS, DO, pemantauan selama tahun 2014 diperoleh nilai
BOD, COD, NO2, NO3, NH3, Klorin bebas, Total indeks kualitas air Jawa Timur adalah 58,05
phospat, Fenol, Minyak dan Lemak, Detergen, berarti bahwa sungai di Jawa Timur berada
Fecal Coliform, Total coliform, Sianida, dan H2S. dalam kondisi kurang atau sangat
mengkhawatirkan.
Nilai indeks kualitas air tersebut dihitung
70,00 64,46 65,15 64,27 61,08
52,22
dari rata-rata nilai indeks kualitas air sungai dari
60,00
50,00 41,08 6 WS di Jawa Timur. Dari grafik Indeks Kualitas
40,00 Air Sungai Jawa Timur tahun 2014 tampak
30,00
20,00 bahwa semua Wilayah Sungai di Jawa Timur
10,00 dalam kondisi kurang atau sangat
0,00
mengkhawatirkan karena memiliki nilai indeks di
bawah 66. WS Brantas Brantas memiliki nilai
indeks yang paling kecil yaitu 41,08, disusul WS
Bengawan Solo dengan nilai indeks 52,22.
Sedang tiga Wilayah sungai lainnya memiliki nilai
indeks paling besar adalah WS Pekalen
Grafik Indeks Kualitas Air Sungai Jawa
Sampean.
Timur Tahun 2014
C.3. 1. KUALITAS AIR SUNGAI
BENGAWAN SOLO
Hasil pemantauan kualitas air sungai
Bengawan Solo untuk parameter Total
1000
800 Suspended Solid (TSS) menunjukkan melebihi
April
600 baku mutu (400 mg/l) pada beberapa titik
400 Mei
pantau khususnya pada bulan April dan pada
200 Juli
0 bulan Mei, sedang pada bulan Juli, September,
September
dan oktober memenuhi baku mutu.
Oktober
Baku Mutu

Grafik Kualitas Air Sungai Bengawan Solo untuk parameter TSS


Konsentrasi TSS pada titik pantau Jembatan
Sedayu memenuhi baku mutu pada setiap
waktu pantau, lokasi ini merupakan lokasi

42
Grafik Kualitas Air Sungai Bengawan Solo untuk parameter DO

10
8 April
6
Mei
4
2 Juli
0
September

Oktober

Baku Mutu

terdekat dengan perbatasan Provinsi Jawa pemantauan bulan September yaitu sebesar
Tengah, sedang konsentrasi TSS paling tinggi 2,58 mg/l, konsentrasi DO kurang ini kurang dari
terjadi pada pemantauan bulan April di titik baku mutu (3 mg/l) , tetapi nilai DO ini lebih baik
pantau Jembatan Padangan sebesar 952 mg/l dibanding
melebihi baku mutu (400 mg/l), nilai kualitas air tahun 2013 yaitu 1,5 mg/l mengalami
untuk parameter TSS ini lebih baik dibanding peningkatan sebesar 100 persen.
tahun 2013 yaitu mengalami penurunan sebesar Sedang konsentrasi DO terbaik yaitu
40 persen dari nilai TSS sebesar 1.592 mg/l. Titik mencapai nilai 7 diperoleh pada di titik pantau
pantau lainnya yang juga melebih baku mutu jembatan Laren dan jembatan Kali Kletek dan
adalah jembatan Kaliketek, Jembatan Lama dan Karang Binangun pada waktu pantau bulan Juli.
Jembatan Karang Binangun pada pemanatauan
Keberadaan Oksigen terlarut yang baik di
bulan April, serta pada titik pantau Tambangan
sungai Bengawan Solo memungkinkan ikan dan
Benteng Pendem pada bulan Mei.
makhluk hidup air lainnya dapat hidup dan
Parameter TSS atau Total Suspendensi solid berkembang biak dengan baik.
untuk mengetahui jumlah padatan yang
tersuspensi di dalam air sungai, konsentrasi TSS
di dalam air sungai antara lain disebabkan bahan
padatan dari limbah yang masuk ke dalam
sungai atau akibat material yang terbawa dari
erosi tanah, serta penyebab lainnya.
Hasil pemantauan kualitas air untuk
parameter Dissolved Oksigen (DO) pada
umumnya memenuhi baku mutu (3 mg/l) di
semua titik pantau dan semua waktu pantau,
bahkan kadang-kadang konsentrasi DO
mencapai nilai 7 mg/l (Oksigen terlarut dalam air
dalam kondisi yang ideal). Konsentrasi nilai DO
paling rendah terjadi di Jembatan Mantingan
pada

43
70
60
50
April
40
30 Mei
20 Jul
10
0 Setember
Oktober
Baku Mutu

Grafik Kualitas Air Sungai Bengawan Solo untuk parameter COD

Hasil pemantauan kualitas air sungai Bengawan Untuk parameter Biological Oksigen Demand
Solo untuk parameter Chemical Oksigen (BOD) selama tahun 2014 nilainya berfluktuatif
Demand (COD) memenuhi memenuhi baku dari tiap waktu pantau, kadang melebihi maku
mutu baku mutu (50 mg/l) untuk semua titik mutu kadang memenuhi baku mutu (6 mg/l),
pantau dan setiap waktu pemantauan. Kondisi nilai BOD terburuk (melebihii baku mutu)
ini menggambarkan bahwa zat organik yang diperoleh dari hasil pemantuan bulan Oktober di
berada pada Sungai Bengawan Solo sangat titik pantau Jembatan Kali Ketek yaitu sebesar
kecil, yang berarti masukkan bahan pencemar 24,9 mg/l, melebihi 315 persen. Kondisi ini
yang bersumber dari kegiatan industri ke sungai menggambarkan terjadinya masukkan bahan
kecil atau bahan pencemar yang ada sudah bisa pencemar yang bersumber dari kegiatan
di purifikasi (diolah sendiri) oleh sungai. domestik atau rumah tangga.
Kecuali bulan Oktober pada titik pantau di Sedang nilai BOD yang terbaik terjadi
jembatan Kaliketek Kab. Bojonegoro nilai pada waktu pantau bulan Juli di Jembatan
konsentrasi COD melebihi baku mutu yaitu Padangan yaitu sebesar 1,9 mg/l Oktober dan
sebesar 57,9 mg/l, melebihi 15,8 persen. pada titik pantau di Tambangan Benteng yaitu
Sedangkan konsentrasi COD yang terbagus sebesar 2,1 mg/.
(terendah nilainya) terjadi pada bulan yang
sama yaitu bulan Juli di titik pantau Tambangan
Benteng yaitu sebesar sebesar 2,1 mg/l.
30
25 April
20
Mei
15
10 Juli
5
0 Sept
Okt
Baku mutu

Grafik Kualitas Air Sungai Bengawan Solo untuk parameter BOD

44
60000
50000
40000 April
30000
Mei
20000
Juli
10000
September
0
Oktober
Baku Mutu

ke sungai Bengawan Solo. Perlu dilakukan


Hasil pemantauan kualitas air sungai pemantauan terhadap sumber pencemar dari
Bengawan Solo terhadap parameter Fecal Coli limbah domestik dan dilakukan pengelolaan.
menunjukkan hasil melebihi baku mutu 2000 Hasil pemantauan kualitas air sungai Bengawan
mg/l pada hampir di setiap titik pantau dan Solo untuk parameter Total Coli menunjukkan
waktu pantau, kecuali pada bulan Mei pada titik hasil memenuhi baku mutu 10 ribu mg/l pada
pantau Jembatan Lama dan Jembatan setiap titik pantau dan waktu pantau, kecuali
Karangbinangun. Nilai konsentrasi Fecal Coli pada bulan Mei di titik pantau Tambangan
yang terbesar terjadi pada bulan Mei di Benteng yaitu sebesar 48 ribu mg/l dan
Tambangan Benteng sebesar 20 ribu mg/l, Jembatan Sekayu sebesar 12,9 mg/l pada bulan
sedang nilai fecal coli yang terendah (memenuhi April. Sedang nilai konsentrasi Total Coli yang
baku mutu) dengan nilai sebesar 1,4 ribu mg/l terbagus berda di titik pantau Jembatan Lama
terjadi pada bulan bulan Mei di Jembatan Lama pada bulan Mei yaitu sebesar adalah sebesar 2,7
dan bulan September di Jembatan Karang ribu mg/l.
Binangun

Grafik Kualitas Air Sungai Bengawan Solo untuk parameter fecal coli
Kondisi ini menggambarkan adanya
bakteri coli pada air sungai Bengawan Solo yang
berasal dari tinja manusia, sehingga bisa
diasumsikan adanya pembuangan tinja manusia

45
C.3.2. INDEKS PENCEMARAN AIR dihitung dari indeks kualitas air sungai untuk

Penentuan status mutu air sesuai lokasi titik pantau yang sesuai dengan wilayah

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kab./Kota. Beberapa Kab./Kota tidak memiliki

No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman nilai indeks kualitas air karena tidak dilakukan

Penentuan Status Mutu Air dapat menggunakan pemantauan pada wilayah tersebut, maka untuk

metode STORET atau metode indeks perhitungannya diasumsikan memiliki nilai

pencemaran. indeks yang sama dengan wilayah Kb./Kota


terdekatnya yang dilewati sungai yang sama.
Dalam perhitungan status mutu air di
Sebagai misal Kota Kediri diasumsikan memiliki
Jawa Timur menggunakan metode Indeks
nilai indeks kualitas air sama dengan Kab. Kediri,
pencemaran yaitun menentukan tingkat
karena sama-sama dilewati sungai Brantas.
pencemaran relatif terhadap parameter kualitas
Kecuali Kab. Pacitan tidak bisa diasumsi sama
air yang diijinkan. Pengelolaan kualitas air
dengan Kabupaten terdekatnya misalnya Kab.
dengan atas dasar indeks pencemaran dapat
Ponorogo karena wilayah sungai tidak sama.
memberikan masukkan pada pengambil
Wilayah Sungai di Kab. Pacitan adalah WS
keputusan agar dapat menilai kualitas badan air
Grindulu sedang di Kab. Ponorogo WS
untuk suatu peruntukkan serta melakukan
Bengawan Solo.
tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi
penurunan kualitas akibat hadirnya senyawa Memperhatikan grafik indeks kualitas air

pencemar. Kab./Kota tampak bahwa status kualitas air


kab./kota berada dalam posisi kurang atau
Indeks pencemaran air Jawa Timur
mengkhawatirkan karena memiliki angka indeks
Tahun 2013 dihitung terhadap lima wilayah
antara 42,5 s/d 70. indeks kualitas air paling
sungai strategis di Jawa Timur , yaitu : Wilayah
rendah dimiliki Kab. Nganjuk sedang yang paling
sungai Bengawan Solo, Sungai Brantas,
tinggi dimiliki Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan.
Madura - Bawean, Bodoyudo - Bedadung, dan
Pekalen Sampean. Sedangkan parameter yang
dihitung indeks pencemarannya adalah TSS, DO, Sangat
8,11
Baik
BOD, COD, Total Phospat, Fecal Coli dan Total
Baik
Coli, sebagaimana data pada table SD-14, SD- 40,54
27,03
14A, SD-14B, SD-14C, SD-14D, dan SD-14E. Cukup

Selanjutnya dari perhitungan indeks Kurang


24,32
pencemaran air yang diperoleh dapat dihitung Sangat
indeks Kualitas air menurut Kabupate/Kota dan Kurang
Waspad
Wilayah Sungai sungai. Dari hasil perhitungan a
tersebut diketahui bahwa Provinsi Jawa Timur
mempunyai nilai Indeks kualitas air Tahun 2014 Grafik prosentase indeks Kualitas Air
kab./kota
sebesar 58,05 yang berarti bahwa kondisi
kualitas air Jawa Timur pada posisi kurang atau Dari Grafik di atas tampak bahwa Indeks
mengkhawatirkan. Kondisi ini memiiliki makna Kualitas Air Kab./Kota di Jawa Timur didominasi
bahwa kualitas air di Jawa Timur masih belum pada kondisi waspada sebesar 40,54 persen dan
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. kondisi sangat kurang sebesar 24,32 persen,
Indeks kualitas air menurut Kab./Kota hanya 8,11 persen dalam kondisi cukup.

46
Gambaran indeks kualitas air Kab./Kota
tersebut, memperlihatkan gambaran mengenai
besarnya tekanan beban pencemaran terhadap
air sungai serta kondisi pengelolaan lingkungan
di Kab./Kota, serta dapat dibandingkan dengan
parameter kebijakan lainnya yang telah
dilakukan diantaranya besaran anggaran,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
serta kebijakan-kebijakan pengelolaan
lingkungan lainnya.
Pemantauan Kualitas Air oleh Lab BLH
Provinsi Jawa Timur

Kota Batu Gambaran indeks kualitas air sungai


Kota Surabaya
Kota Madiun menurut wilayah sungai, menunjukkan bahwa
Kota Mojokerto status kualitas air sungai di Jawa Timur dalam
Kota Pasuruan
Kota Probolinggo posisi kurang baik yaitu 58,05. Nilai indeks
Kota Malang
kualitas air yang terendah dimiiki oleh sungai
Kota Blitar
Kota Kediri Brantas dengan nilai 53,67. Sedang wilayah
Kab. Sumenep
Kab. Pamekasan sungai dengan nilai indeks kualitas air yang
Kab. Sampang paling baik di Jawa Timur dimiliki wilayah sungai
Kab. Bangkalan
Kab. Gresik Bengawan Solo dan Bondoyudo yaitu 69,88.
Kab. Lamongan
Kab. Tuban
Dengan memperhatikan hasil
Kab. Bojonegoro perhitungan indeks kualitas air untuk setiap
Kab. Ngawi
Kab. Magetan wilayah sungai, maka dapat ditentukan status
Kab. Madiun mutu air sungai tersebut. Sebagai contoh status
Kab. Nganjuk
Kab. Jombang mutu air wilayah sungai Bengawan Solo
Kab. Mojokerto
diperoleh angka Pij sebesar 1,7 yang berarti
Kab. Sidoarjo
Kab. Pasuruan bahwa sungai Bengawan Solo memiliki status
Kab. Probolinggo
Kab. Situbondo Tercemar Ringan. Sedangkan Wilayah Sungai
Kab. Bondowoso Brantas memiliki Pij sebesar 3,8, maka berarti
Kab. Banyuwangi
Kab. Jember Wilayah Sungai Brantas memiliki status yang
Kab. Lumajang
sama dengan wialayah Sungai Bengawan Solo
Kab. Malang
Kab. Kediri yaitu tercemar ringan.
Kab. Blitar
Kab. Tulung agung
Kab. Trenggalek
Kab. Ponorogo
Kab. Pacitan
0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

Grafik indeks kab./kota

47
C.4. KUALITAS AIR Hasil penelitian kualitas air danau/waduk
DANAU/SITU/EMBUNG menunjukkan mengalami penurunan yang
disebabkan oleh pencemaran organik terutama
Ekosistem danau memiliki peran penting
senyawa nitrogen dan posfat yang berasal dari
dalam menjamin kualitas dan kuantitas
air limbah industri, penduduk, pertanian dan
ketersediaan air tawar. Danau juga sangat peka
aktifitas perikanan. Tingkat pencemaran yang
terhadap perubahan parameter iklim. Variasi
diakibatkan senyawa nitrogen, posfat, dan zat
suhu dan curah hujan dapat langsung
organik dapat dibagi dalam kategori :
berpengaruh pada penguapan air, tinggi
permukaan dari volume air, keseimbangan air  pencemaran amat sangat berat
dan produktivitas biologis perairan danau. (hypertrophic yaitu penyuburan amat sangat
berat)
 pencemaran berat (eutrophic yaitu
penyuburan berat)
 pencemaran sedang (oligotrophic yaitu
penyuburan sedang)
 belum tercema (rmesotrophic).
Dari hasil penelitian menunjukkan Waduk
Karangkates, dan Sengguruh masuk tingkat
eutrophic atau tercemar berat, sedang Waduk
Lahor masuk dalam kategori oligotrofik , dan
yang masuk mesotrophic atau belum tercemar
Gambar Danau Sarangan Kab. Magetan adalah Waduk Wlingi.
Pemantauan kualitas air waduk dilakukan
Perum Jasa Tirta pada tahun 2013 dengan titik
sampling waduk Wlingi, Lahor dan Sengguruh
pada kedalaman 0,3 m, 5 meter, dan 10 meter.
Sedang parameter yang dipantau adalah
Temperatur, Residu terlarut, Residu tersuspensi,
DHL, TDs, TSS, DO,BOD, COD, NO2, NO3, Minyak
dan lemak, Detergen, Fecal Coli , Total Coli,
Sianida, H2S
Kualitas air danau/waduk termasuk
golongan air kelas III dengan baku mutu
mengacu pada Peraturan Pemerintah No 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.

Hasil pemantauan kulaitas air waduk


Wlingi, Lahor dan Sengguruh pada kedalaman
0,3 m menunjukkan memenuhi baku mutu (400
mg/l), konsentrasi TSS yang tertinggi terjadi
pada bulan bulan Januari di titik sampling waduk

48
Wlingi yaitu 150,9 mg/l masih di bawah maku tertinggi disusul Ranu Klakah, sedang Telaga
mutu, dari kondisi ini dapat disimpulkan pada Sarangan memiliki konsentrasi TSS paling
permukaan waduk kualitas air untuk parameter rendah.
TSS dalam kondisi masih baik, secara fisik air Sedangkan untuk kualitas air danau untuk
tampak jernih. parameter COD, menunjukkan bahwa Ranu

TSS
Klakah dan Telaga Sarangan memiliki nilai COD

25
yang tertinggi, sedang yang terendah berada di
20 rawa Kancu. Untuk parameter BOD,
15
10 menunjukkan bahwa sedang Ranu Pakis
5
0 memiliki nilai konsentrasi COD tertinggi, sedang
Telaga Telaga Ranu Klakah Ranu Pakis Rawa Kancu
Sarangan Wahyu yang terendah berada di Rawa Kancu.
Untuk parameter Fecal Coli dan Total Coli,
Grafik Kualitas Air Danau Parameter TSS
menunjukkan banyak Telaga Wahyu memiliki
10
nilai total coli dan fecal coli yang tertinggi, hal ini
8
dimungkinkan adanya masukkan limbah
6
domestik tinja ke danau tersebut. Sedangkan
4

2
nilai fecal coli dan total coli terendah berada di
BOD
0 Ranu Klakah.
Telaga Telaga Ranu Ranu Pakis Rawa COD
Sarangan Wahyu Klakah Kancu
Kandungan Oksigen terlarut di dalam air
danau dapat dilihat dari nilai DO, dari hasil
Grafik Kualitas Air Danau Parameter BOD dan COD
pemantauan kualitas air danau tampak bahwa
3000 nilai DO tertinggi berada di Ranu Pakis dan Rawa
2500
Kancu, dengan nilai DO diatas 7 mg/l. Sedangkan
2000
1500 Fecal nilai DO yang terndah berda di Telaga Wahyu
1000 Coli
Kab. Magetan.
500
Total Coli
0
Telaga Telaga Ranu Ranu Pakis Rawa
Kualitas air danau/waduk termasuk
Sarangan Wahyu Klakah Kancu
golongan air kelas III dengan baku mutu
mengacu pada Peraturan Pemerintah No 82
Grafik Kualitas Air Danau Parameter Fecal Coli Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.

10 DO
Selain melakukan pemantauan kualiatas
8 air danau Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam
6 hal ini PT. Jasa Tirta I juga melakukan
4
pemantauan kualitas air waduk meliputi waduk
2
Sutami, Waduk Lahor, waduk Sengguruh,
0
Telaga
Sarangan
Telaga
Wahyu
Ranu Klakah Ranu Pakis Rawa Kancu Waduk Wlingi, Waduk Lodoyo, Waduk
Wonorejo, Waduk Mrican, Waduk Selorejo,
Waduk Bening, Waduk Gunungsari, Waduk
Grafik Kualitas Air Danau Parameter DO
Lengkong Baru dan Bendung Tludan.
Hasil pemantauan kualitas air danau Pemantauan kualitas air waduk dilakukan secara
khususny untuk konsentrasi TSS menunjukkan rutin setiap bulan dengan titik pantau pada
bahwa Ranu Pakis memiliki konsentrasi TSS beberapa kedalaman. Hasil pemantauan kualitas

49
waduk Sutami pada tahun 2014 di titik pantau 16

kedalaman 0,3 meter untuk parameter DO, BOD 14


12
dan COD dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
10
8
6
18 4
16 2
DO
14
0
12 BOD

10 COD
DO
8
BOD
6
4 COD

2 Grafik Kualitas Air Waduk Sengguruh


0

Titik pantau terhadap kualitas air waduk


dilakukan pada beberapa kedalaman, hasil
Grafik Kualitas Air Waduk Sutami
pemantauan menunjukkan bahwa konsentrasi
Hasil Pemantauan kualitas air untuk COD pada kedalaman 4 meter lebih buruk
parameter BOD, COD dan DO pada umumnya dibanding pada kedalaman 0,3 m.
memenuhi baku mutu (6 mg/l untuk BOD dan 50
mg/l untuk COD, dan 3 mg/l untuk DO) pada
semua titik pantau dan waktu pantau, kecuali 40
30
nilai DO pada bulan September dan Oktober 20

dibawah nilai baku mutu yaitu sebesar 2 mg/l 10


0
pada bulan September dan nilai 2,3 mg/l pada
bulan Oktober.
Kondisi ini menggambarkan bahwa Kedalaman 0,3 m
Kedalaman 4 m
waduk Sutami mempunyai kualitas air yang
cukup bagus ( memenuhi baku mutu kelas III).

Hasil pemantauan kualitas waduk


Sengguruh pada tahun 2014 di titik pantau Grafik Kualitas Air Waduk Selorejo untuk
kedalaman 0,3 meter untuk parameter DO, BOD parameter COD

dan COD dapat dilihat pada grafik di bawah ini.


Diperoleh hasil bahwa konsentrasi BOD, COD
dan DO di waduk sengguruh pada umumnya
memenuhi baku mutu kelas III. Kecuali nilai BOD
pada bulan Januari melebih baku mutu yaitu
6,35 mg/l, sedangkan baku mutu 6 mg/l.
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas air waduk sengguruh cukup
bagus memenuhi baku mutu.

50
C.5. KUALITAS AIR BERSIH Udara ± 3 °C.

Air bersih adalah air yang digunakan  Persyaratan Kimia : berkaitan dengan zat
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya kimia yang terlarut dalam air dan
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum tercantum dalam Undang-undang berapa
apabila telah dimasak. jumlah maksimalnya.

Di Jawa Timur, sebagaian besar  Persyaratan Mikrobiologi : Air minum tidak

masyarakat (khususnya di daerah rural) boleh mengandung dalam 100 ml sampel

menggunakan air tanah untuk memenuhi E.Coli dan Total Bakteri Koliform.

kebutuhan air bersihnya. Mereka menggunakan  Persyaratan Radioaktif : Air minum

sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini. maksimal mengandung Gross Alpha

Sumur gali merupakan sarana air bersih yang Activity 0,1 Bq/l dan Gross Beta Activity 1

paling sederhana dan sudah lama dikenal Bq/l.Syarat bakteriologis.

masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali BBTKLPP Surabaya telah melakukan
dibuat dengan menggali tanah sampai pada pemantauan rutin pada air bersih sekitar
kedalaman lapisan tanah yang kedap air permukiman penduduk, sekitar industri, lokasi
pertama. Air sumur (hal ini bergantung pada komersial, lokasi rumah sakit dan puskesmas,
lingkungan), pada umumnya lebih bersih dari air dan di sekitar TPA. Adapun parameter kunci
permukaan karena air yang merembes ke dalam untuk menilai hasil pemantauan yaitu : Residu
tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang terlarut, Besi, Mangan, Khlorida, Fluorida dan
dilewatinya, dan air sumur penduduk termasuk Residu terlarut
dalam kategori air bersih.
A. Residu terlarut
Air bersih yang akan dikonsumsi
seharusnya memenuhi persyaratan tertentu Parameter fisik yang digunakan untuk
agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan menilai hasil pemantauan adalah residu terlarut.
kesehatan yang berupa penyakit, gangguan Berikut hasil pemantauan kualitas air bersih
teknis serta gangguan estetika. Menurut yang dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya Tahun
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 2014.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat
Dari hasil pemantauan kualitas air sumur
pengawasan kualitas air, air bersih merupakan
gali masyarakat pada tahun 2013 nampak bahwa
air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
kualitas air bersih di Jawa Timur pada umumnya
yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
memenuhi baku mutu Permenkes No.
kesehatan dan dapat diminum apabila telah
416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat syarat
dimasak.
dan Pengawasan Kualitas Air .
 Secara umum persyaratan yang harus Berdasarkan hasil pengujian
dimiliki air minum ada 4 (empat) yaitu laboratorium menunjukkan bahwa air bersih di
persyaratan Fisika, Mikrobiologis, Kimiawi 38 Kota/Kab. di Jawa Timur dengan parameter
dan Radioaktif. fisika seperti TDS,masih memenuhi baku mutu
 Persyaratan Fisika : Air minum tidak boleh air bersih menurut Permenkes RI
berbau, tidak berasa, TDS (total Zat Padat No.416/Menkes/PER/IX/90.
Yang terlarut) 500 mg/l, berwarna
maksimal 15 TCU dan Temperatur : Suhu

51
Berdasarkan gambar di atas diketahui
Grafik Kualitas Air Bersih Kawasan Penduduk
Untuk Parameter Residu Terlarut bahwa Tunjungan plasa memiliki nilai lebih
1500
1600
1400 tinggi jika dibandingkan Panty yaitu 597. Namun
1200 987
1000
800 534 519
nilai tersebut masih dibawah standar yang telah
424 470 424
600 341 396,2 377 389
400
200
ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan No.
0
416 Tahun 1990 yaitu 1500 mg/ L.

Grafik Kualitas Air Bersih di Lokasi Rumah Sakit


dan Puskesmas
Untuk Parameter Residu Terlarut
Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai residu
1500
1600
terlarut tertinggi terdapat pada rumah 1400
1200
penduduk di kabupaten Gresik yakni 987 mg/ L. 1000
800
Nilai tersebut masih dibawah batas standar 600 365 314
400
baku mutu yang ditentukan Peraturan Menteri 200
90
0
Kesehatan No. 416 Tahun 1990 yaitu 1500 mg/ L. NAB R. Dapur RSI Puskesmas IGD RSUD Dr.
Jombang Kepanjen Kidul Saiful Anwar
Blitar Malang
Grafik Kualitas Air Bersih Sekitar Industri
Untuk Parameter Residu Terlarut

1600
1400
1500
1200
1000
Berdasarkan gambar di atas diketahui
1160
800
600 bahwa ruang dapur di Rumah Sakit Islam
400
200 431 477
149 288 Jombang memiliki nilai tinggi jika dibandingkan
0
NAB PT Pabrik Indo Spring PT Graha PT. PT. Surya puskesmas maupun IGD RSUD Dr Saiful Anwar
Tekstil Jl. Mayjen Makmur Prospek Adikumala
Kasrie Jl. Sungkono Cipta Karya Abadi Malang yaitu 365. Namun nilai tersebut masih
A. Yani No. 10 Pratama Jl. Tama
Pandaan Industri No.
29 A dibawah standar yang telah ditentukan
Buduran
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun
1990 yaitu 1500 mg/ L.
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa
nilai tertinggi terdapat pada Indo Spring di Jalan
Mayjen Sungkono No. 10 yakni 1160, namun nilai Grafik Kualitas Air Bersih di Sekitar TPA Untuk
Parameter Residu Terlarut
tersebut masih dibawah standar baku mutu
1600 1500
yang ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan 1400
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1500 mg/ L. 1200
1000
800
600
Grafik Kualitas Air Bersih Lokasi Komersial 400 223
Untuk Parameter Residu Terlarut 200

1500 0
1600 NAB TPA Angsanah Pamekasan
1400
1200
1000
800 597
Berdasarkan gambar di atas diketahui
600
270
bahwa pada TPA angsanah pamekasan masih
400
200 dibawah standar baku mutu yang telah
0
NAB Tunjungan Plaza 3 Panty Jl. Lombok ditentukan yakni 223 mg/ L.
Surabaya Madiun
Zat padat merupakan materi residu setelah

52
pemanasan dan pengeringan pada suhu air bersih untuk parameter besi yang dilakukan
103oC – 105oC. Residu atau zat padat yang oleh BBTKLPP Surabaya pada tahun 2014.
tertinggal selama proses pemanasan pada
Grafik Kualitas Air Bersih di Kawasan Penduduk Untuk
temperatur tersebut adalah materi yang ada Parameter Besi

dalam contoh air dan tidak hilang atau menguap 1,2 1 0,952
1 0,782
pada 105 oC. Dimensi zat padat dinyatakan 0,8
0,6 0,43
dalam mg/l atau g/l, % berat (kg zat padat/kg 0,4 0,222
0,059 0,038 0,1 0,05 0,058 0,037
0,2
larutan), atau % volume (dm3 zat padat/liter 0

larutan). yaitu zat terlarut (seperti garam dan


molekul organis) serta zat padat tersuspensi
dan koloidal (seperti tanah liat dan kwarts).
Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini Berdasarkan gambar diatas diketahui bahw
ditentukan melalui ukuran/diameter partikel- kabupaten banyuwangi memiliki nilai yang
partikelnya. Ciri-ciri air yang mengalami polusi
tertinggi yakni 0,952. Nilai tersebut sudah
sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan
hampir mencapai standar baku mutu yang telah
polutannya atau komponen yang
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
mengakibatkan polusi. Air yang terpolusi selalu
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1 mg/L.
mengandung padatan yang dapat dibedakan
atas tiga kelompok berdasarkan besar Grafik Kualitas Air Bersih di Sekitar Industri
Untuk Parameter Besi
partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama
1,2
kelarutannya yaitu 1
1

. Padatan terendap ( sedimen ), adalah padatan 0,8

0,6
yang dapat langsung mengendap jika air
0,4
0,222
didiamkan selama beberapa waktu. 0,2
0,0213 0,0211 0,0037 0,0037
. Padatan tersuspensi dan koloid, adalah 0
NAB PT Pabrik Indo Spring PT Graha PT. Prospek PT. Surya
Tekstil Jl. Mayjen Makmur Karya Tama Adikumala
padatan yang menyebabkan kekaruhan air, Kasrie Jl. Sungkono Cipta Abadi
A. Yani No. 10 Pratama Jl.
tidak terlarut, dan tidak mengendap langsung. Pandaan Industri No.
29 A
Buduran
Selain mengandung padatan tersuspensi air
buangan juga sering mengandung bahan-bahan
Berdasarkan gambar di atas diketahui
yang bersifat koloid, misalnya protein.
bahwa PT Graha Makmur Cipta memiliki nilai
. Padatan terlarut, adalah padatan-padatan
yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada Grafik Kualitas Air Bersih di Lokasi Komersial
Untuk Parameter Besi
padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari
1,2
senyawa senyawa anorganik dan organik yang 1
1

larut air, mineral dan garam garamnya. 0,8

. Besi, parameter kimia anorganik yang 0,6

digunakan untuk menilai hasil pemantauan 0,4

0,2
adalah besi, mangan, khlorida dan fluorida. 0,0116 0,0037
0
Berikut 10 peringkat hasil pemantauan kualitas NAB Tunjungan Plaza 3 Panty Jl. Lombok
Surabaya Madiun

53
yang tertinggi yakni 0,222. Nilai tersebut masih Zat besi (Fe) adalah merupakan suatu
dibawah standar baku mutu yang telah komponen dari berbagai enzim yang
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1 mg/L. Berdasarkan penting di dalam tubuh meskipun sukar diserap
gambar di atas diketahui bahwa pada tunjungan (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari
plaza maupun Panty memiliki nilai dibawah hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang
standar baku mutu yang telah ditentukan yaitu memungkinkan sel darah merah membawa
0,0116 dan 0,0037 mg/L. oksigen dan mengantarkannya ke jaringan
tubuh. Kelebihan zat besi (Fe) bisa
Grafik Kualitas Air Bersih di Lokasi Rumah menyebabkan keracunan dimana terjadi
Sakit dan Puskesmas Untuk Parameter Besi
muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga
1,2
1
1 kematian mendadak, mudah marah, radang
0,8 sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker,
0,6
cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit,
0,4

0,2
diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit
0,0037 0,0037 0,0037
0 kehitam – hitaman, sakit kepala, gagal hati,
NAB R. Dapur RSI Puskesmas IGD RSUD Dr.
Jombang Kepanjen Kidul Saiful Anwar
Blitar Malang
hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi,
infeksi, insomnia, sakit liver, masalah mental,
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa
rasa logam di mulut, myasthenia gravis, nausea,
pada pada rumah sakit dan puskesmas yang
nevi, mudah gelisah dan iritasi, parkinson,
menjadi lokasi pemantauan memiliki nilai rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell
dibawah standar baku mutu yang telah anemia, keras kepala, strabismus, gangguan
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan penyerapan vitamin dan mineral, serta
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1 mg/L. hemokromatis.

Grafik Kualitas Air Bersih di Sekitar TPA


Untuk Parameter Besi

1,2
1
1

0,8

0,6

0,4

0,2
0,023
0
NAB TPA Angsanah Pamekasan

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa


pada pada TPA angsanah pamekasan yang
menjadi lokasi pemantauan memiliki nilai
dibawah standar baku mutu yang telah
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1 mg/L.

54
B. Mangan

Parameter kimia anorganik yang Grafik Kualitas Air Sumur Di Lokasi Komersial
Untuk Parameter Mangan
digunakan untuk menilai hasil pemantauan salah
0,6
satunya adalah mangan. Berikut peringkat hasil 0,5 0,519
0,5
pemantauan kualitas air bersih untuk parameter
0,4
besi yang dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya 0,3 0,23
pada tahun 2014. 0,2

0,1

Grafik Kualitas Air Bersih Di Kawasan Penduduk 0


NAB Tunjungan Plaza 3 Panty Jl. Lombok
Untuk Parameter Mangan
Surabaya Madiun
2,261
2,5
2
1,5 1,145
1 0,5 0,519 0,67 Berdasarkan gambar diatas diketahui
0,22 0,369
0,5 0,14 0,167 0,099 0,1369
0
bahwa Panty di jalan Lombok madiun memiliki
nilai yang tertinggi yakni 0,519. Nilai tersebut
diatas standar baku mutu yang telah ditentukan
oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 416
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa Tahun 1990 yaitu 0,5 mg/L.
terdapat 2 kabupaten dan 1 kota yang memiliki
Grafik Kualitas Air Sumur Di Lokasi Rumah Sakit
nilai di atas standar yang telah ditentukan yaitu Dan Puskesmas Untuk Parameter Mangan
Kabupaten Tulungagung yakni 0,519 mg/L, Kab. 0,6
0,5
Probolinggo yakni 1,145 mg/L dan Kota Kediri 0,5

2,261 mg/L . ketiga lokasi tersebut mempunyai 0,4

nilai diatas standar yang telah ditentukan oleh 0,3

ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan 0,2 0,1369

0,0571
No. 416/1990 yaitu 0,5 mg/L. 0,1 0,0491

0
NAB R. Dapur RSI Puskesmas IGD RSUD Dr.
Jombang Kepanjen Kidul Saiful Anwar
Grafik Kualitas Air Bersih Sekitar Industri Blitar Malang
Untuk Parameter Mangan

0,6
0,5
0,5 Berdasarkan gambar diatas diketahui
0,377
0,4 0,31 bahwa pada Rumah sakit maupun puskesmas
0,3
0,2 0,14
0,17 yang menjadi lokasi pemantauan memiliki nilai
0,1 0,0491 dibawah standar baku mutu yang telah
0
NAB PT Pabrik Indo Spring PT Graha PT. PT. Surya ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
Tekstil Jl. Mayjen Makmur Prospek Adikumala
Kasrie Jl. Sungkono Cipta Karya Tama Abadi No. 416 Tahun 1990 yaitu 0,5 mg/L.
A. Yani No. 10 Pratama Jl.
Pandaan Industri No.
29 A
Buduran

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa PT


Pabrik Tekstil Kasrie memiliki nilai yang tertinggi
yakni 0,377. Nilai tersebut masih dibawah
standar baku mutu yang telah ditentukan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun
1990 yaitu 0,5 mg/L.

55
Grafik Kualitas Air Sumur Di Sekitar TPA Untuk
Gambar 17. Grafik Kualitas Air bersih Di
Parameter Mangan Sekitar Industri
0,6
0,5
0,5 Grafik Kualitas Air Sumur
0,4
0,27
Sekitar Industri Untuk
0,3

0,2
Parameter khlorida
0,1 1000
600
0
NAB TPA Angsanah Pamekasan 500 258,05152,85
125,06 53,6 17,86
0
Berdasarkan gambar diatas diketahui PT Pabrik
IndoNAB
Spring
Tekstil
PT Graha
Jl.
Kasrie
Mayjen
Makmur
PT.
Jl.Prospek
PT.
Sungkono
A. Cipta
Yani
Surya
Karya
Pratama
Adikumala
No. Tama
Jl. Abadi
Pandaan
Industri
10 No. 29 A Buduran
bahwa pada TPA angsanah pamekasan yang
menjadi lokasi pemantauan memiliki nilai Berdasarkan gambar 17 diketahui bahwa
dibawah standar baku mutu yang telah Indospring memiliki nilai yang tertinggi yakni
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan 258,05. Nilai tersebut masih dibawah standar
No. 416 Tahun 1990 yaitu 0,5 mg/L. baku mutu yang telah ditentukan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun
C. Khlorida
1990 yaitu 600 mg/L. Gambar 18. Grafik Kualitas

Khlorida merupakan salah satu parameter Air bersih Di Lokasi Komersial

kimia anorganik yang digunakan untuk menilai


Berdasarkan gambar 18 diketahui bahwa
hasil pemantauan air bersih. Berikut peringkat
pada tunjungan plaza dan Panty di jalan Lombok
hasil pemantauan kualitas air bersih untuk
madiun memiliki nilai dibawah standar baku
parameter besi yang dilakukan oleh BBTKL
mutu yang telah ditentukan oleh Peraturan
tahun 2014.
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 yaitu
55,58 dan59,55 mg/L.
Grafik Kualitas Air Sumur Di Kawasan Penduduk
Untuk Parameter Khlorida

700 600 Grafik Kualitas Air Sumur Di Lokasi Komersial


600
500 Untuk Parameter Khlorida
400
300
130,1
182,35 700 600
200 109,9
51,8 45,7 50,9 52,5 65,8 79,4 45,9 600
100
0 500
400
300
200
55,58 59,55
100
0
NAB Tunjungan Panty Jl.
Berdasarkan grafik diatas diketahui Plaza 3 Lombok
Surabaya Madiun
bahwa kabupaten sidoarjo memiliki nilai
tertinggi yakni 182,35. Namun nilai tersebut
masih di bawah standar baku mutu yang telah
ditentukan oleh ditentukan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 yaitu
600 mg/L.

56
parameter besi yang dilakukan
Grafik Kualitas Air Sumur Di Lokasi Rumah Sakit Dan Puskesmas Untuk
oleh BBTKL tahun 2014.
Parameter Khlorida

800 600
600
400
200 79,4 119,1
17,87
0
NAB R. Dapur RSI Puskesmas IGD RSUD Dr.
Jombang Kepanjen Kidul Saiful Anwar
Blitar Malang

Gambar 19. Grafik Kualitas Air bersih di Gambar 21. Grafik Kualitas Air bersih di
Lokasi Rumah Sakit dan Puskesmas Kawasan Penduduk

Berdasarkan gambar 14 diketahui bahwa


Grafik Kualitas Air Sumur Di Kawasan
pada Rumah sakit maupun puskesmas yang Penduduk Untuk Parameter Fluorida
menjadi lokasi pemantauan memiliki nilai 2 1,5
dibawah standar baku mutu yang telah 1,5
0,835
1 0,608
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan 0,376 0,376 0,502
0,412 0,403 0,41
0,399 0,356
0,5
No. 416 Tahun 1990 yaitu 600 mg/L.

Kota…
Kab.…

Kec.…

Kota…
Kabup…

Kabup…

Ds.…
Ds.…
0
NAB

Grafik Kualitas Air Sumur Di


Sekitar TPA Untuk Berdasarkan gambar 21 diketahui bahwa
Parameter Khlorida kecamatan kepanjen memiliki nilai tertinggi
yakni 0,835. Namun nilai tersebut masih di
800 600
600 bawah standar baku mutu yang telah
400 261,4 ditentukan oleh ditentukan oleh Peraturan
200
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 yaitu 1,5
0
NAB TPA Angsanah mg/L.
Pamekasan
Gambar 20. Grafik Kualitas Air bersih Di
Sekitar TPA
Grafik Kualitas Air Sumur Sekitar Industri
Untuk Parameter Fluorida
Berdasarkan gambar 15 diketahui bahwa
2 1,5
pada TPA angsanah pamekasan yang menjadi 1,5
lokasi pemantauan memiliki nilai dibawah 1
0,376 0,397 0,406 0,29 0,206
standar baku mutu yang telah ditentukan oleh 0,5
0
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun PT Pabrik
IndoNAB
Spring
Tekstil
PTJl.Graha
Kasrie
Mayjen
Makmur
Jl.PT.
Sungkono
A. Prospek
Yani
PT.
Cipta
Surya
No.
Pratama
Karya
10
Adikumala
Tama
Jl. Abadi
Pandaan
Industri No. 29 A Buduran
1990 yaitu 600 mg/L.
Gambar 22. Grafik Kualitas Air bersih Di
Fluorida
Sekitar Industri
Fluorida merupakan salah satu parameter
kimia anorganik yang digunakan untuk menilai
hasil pemantauan air bersih. Berikut peringkat
hasil pemantauan kualitas air bersih untuk

57
Berdasarkan gambar 22 diketahui bahwa Gambar 25. Grafik Kualitas Air bersih di
PT Graha Makmur Cipta Pratama memiliki nilai Sekitar TPA.
yang tertinggi yakni 0,406. Nilai tersebut masih
dibawah standar baku mutu yang telah
Grafik Kualitas Air Sumur
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Di Sekitar TPA Untuk
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1,5 mg/L. Parameter Fluorida
Gambar 23. Grafik Kualitas Air bersih Di Lokasi 2 1,5
Komersial 1 0,352
0
NAB TPA Angsanah
Grafik Kualitas Air Sumur Pamekasan
Di Lokasi Komersial Untuk
Berdasarkan gambar 25 diketahui bahwa
Parameter Fluorida
pada TPA angsanah pamekasan yang menjadi
2 1,5 lokasi pemantauan memiliki nilai dibawah
1,5
1 standar baku mutu yang telah ditentukan oleh
0,397 0,33 Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun
0,5
0 1990 yaitu 1,5 mg/L. Adapun penyebab
NAB Tunjungan Panty Jl. tingginya residu terlarut dapat disebabkan
Plaza 3 Lombok
Surabaya Madiun karena kondisi air tanah cenderung berkapur

Berdasarkan gambar 23 diketahui bahwa pada sehingga jumlah padatan yang terlarut (Residu

tunjungan plaza dan Panty di jalan Lombok Terlarut) relatif tinggi. Bahaya yang ditimbulkan

madiun memiliki nilai dibawah standar baku dari tingginya jumlah padatan terlarut (Residu

mutu yang telah ditentukan oleh Peraturan Terlarut) antara lain memberi rasa air minum

Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 yaitu yang tidak enak pada lidah, rasa mual terutama

0,397 dan 0,33 mg/L. yang disebabkan karena natrium sulfat dan
magnesium sulfat. Selain itu residu terlarut juga
Grafik Kualitas Air Sumur Di Lokasi Rumah
Sakit Dan Puskesmas Untuk Parameter Fluorida menimbulkan cardiac disease toxemia pada
2 wanita hamil. Pada dasarnya dalam jumlah kecil
1,5
1,5 zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk

1 pembentukan sel-sel darah merah. Tubuh


0,514 0,393
0,5 0,281 memerlukan sebesar 14 mg/hr, kekurangan besi

0 dapat menyebabkan anemia. Bilamana jumlah


R.
NAB
Puskesmas
DapurIGD
RSI RSUD
Jombang
Kepanjen
Dr.Kidul
SaifulBlitar
Anwar Malang besi dalam air bersih melebihi standar

Gambar 24. Grafik Kualitas Air Minum Di kesehatan maka akan menimbulkan : Rasa tidak

Lokasi Rumah sakit dan Puskesmas enak pada air pada konsentrasi 1,0
mg/lMenimbulkan noda pada alat dan bahan-
Berdasarkan gambar 24 diketahui bahwa bahan bewarna putih apabila konsentrasi lebih
pada Rumah sakit maupun puskesmas yang dari mg/l Menimbulkan bau dan warna dalam
menjadi lokasi pemantauan memiliki nilai air.Selain itu tidak hanya besi, jika konsentrasi
dibawah standar baku mutu yang telah mangan yang lebih besar dari 0,5 mg/l
ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan menyebabkan rasa yang aneh pada minuman
No. 416 Tahun 1990 yaitu 1,5 mg/L. dan dapat menyebabkan kerusakan pada hati.

58
D. UDARA pada anak-anak, Penurunan tingkat kecerdasan
(IQ)
Pesatnya laju pertumbuhan penduduk di
Kegiatan monitoring udara ambien juga
Propinsi Jawa Timur khususnya kota-kota besar
diperlukan untuk mengetahui tingkat
seperti Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo,
penurunan kualitas udara, dapat
Kabupaten/ Kota Malang, Kabupaten Gresik,
memperkirakan dampak terhadap lingkungan
Kabupaten/ Kota Pasuruan, dan sekitarnya,
akibat pencemaran udara, dan untuk
mengakibatkan timbulnya beberapa masalah,
mengetahui tingkat keberhasilan program
baik masalah sosial maupun masalah
pemerintah dalam rangka menjaga kualitas
lingkungan. Masalah lingkungan yang kerap
udara di Jawa Timur.
terjadi diantaranya adalah peningkatan
pencemaran udara. Hasil perhitungan indeks kualitas udara di
Jawa Timur Tahun 2013 diperoleh nilai 63,121, hal
Pada dasarnya udara merupakan
ini menunjukkan kondisi kualita udara di Jawa
campuran beberapa macam gas yang
Timur dalam posisi kurang baik. Parameter
perbandingannya tidak tetap, tergantung pada
udara yang dipakai untuk perhitungan indeks
keadaan suhu udara/ tekanan udara dan
adalah NO2 dan SO2, dimana untuk parameter
lingkungan sekitarnya. Udara juga merupakan
NO2 memiliki nilai indeks pencemaran 0,263
atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
yang berarti memenuhi baku mutu, sedang SO2
berfungsi sangat penting bagi kehidupan
memiliki nilai indeks 1,264 yang berarti melebihi
didunia ini. Sehingga kualitas udara harus dijaga
baku mutu apabila dibandingkan dengan
agar tetap aman bagi kelangsungan hidup dari
standart yang ditentukan oleh World Health
seluruh mahkluk hidup di dunia ini.
Organisation yaitu SO2 sebesar 20 µg/Nm3 dan
Timbulnya pencemaran udara di Jawa NO2 sebesar 40 µg/Nm3 .
Timur diakibatkan oleh tiga jenis kegiatan yaitu
Pemantauan udara ambient yang
industri, transportasi (lalu lintas) dan kegiatan
dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa Timur pada
rumah tangga. Seiring pembangunan industri di
tahun 2014 menggunakan Laboratorium
Jawa Timur, maka perlu dihitung dan dikaji
Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Provinsi
dampak emisi zat pencemar yang menurunkan
Jawa Timur dengan lokasi sampling semua
kualitas udara di Jawa Timur.
Kabupaten Kota se Jawa Timur khususnya di
Pemantauan kualitas udara ambien lokasi : Jalan raya Padat lalu lintas, Perumahan
perkotaan di Propinsi Jawa Timur diperlukan atau pemukiman, dan Lokasi komersial
untuk mengetahui dampak dari sumber
pencemar terhadap kualitas udara ambien di
Jawa Timur. Beberapa dampak pencemaran
udara yang terjadi di Jawa Timur antara lain :
Penipisan ozon, Pemanasan global, Penyakit
pernapasan, misal : jantung, paru-paru, dan
tenggorokan, Terganggunya fungsi reproduksi,
Stres dan penurunan tingkat produktivitas,
Gangguan dan penurunan kemampuan mental

59
Nilai Indeks kualitas udara menurut ari grafik kualitas udara untuk parameter
Kabupaten Kota terlihat sebagaimana tabel di SO2 tampak bahwa konsentrasi SO2 paling
bawah ini, nilai indeks udara rata-rata Provinsi besar berada di Kab. Blitar pada titik pantau
Jawa Timur yaitu kisaran 73,4 sampai 99,04, jalan raya dan pemukiman serta di Kab.
yang berarti kondisi kualitas udara Kabupaten Trenggalek pada titik pantau komersial,
Kota di Jawa Timur pada posisi baik. sedangkan konsentrasi SO2 yang terbaik berada
di Kota Surabaya pada titik pantau pemukiman
serta Kota Batu pada titik pantau komersial.
Kota Batu
Kota Surabaya
Kota Madiun
Pemantauan Kualitas udara di sekitar
Kota Mojokerto
Kota Pasuruan industri dilakukan oleh BBTKL sebagimana
Kota Probolinggo
Kota Malang tampak pada grafik di bawah ini.
Kota Blitar
Kota Kediri
Kab. Sumenep
Kab. Pamekasan Grafik Kualitas Udara Ambien Di Jawa Timur
Kab. Sampang
Kab. Bangkalan
Untuk Parameter SO2
Kab. Gresik
Kab. Lamongan 1000 900
Kab. Tuban 900
Kab. Bojonegoro
800
Kab. Ngawi
Kab. Magetan 700
Kab. Madiun 600
Kab. Nganjuk
Kab. Jombang 500
Kab. Mojokerto 400
Kab. Sidoarjo
300
Kab. Pasuruan
Kab. Probolinggo 200
Kab. Situbondo 100 25 36
Kab. Bondowoso
Kab. Banyuwangi 0
Kab. Jember NAB 37 Kab/ Kota lainnya Kota Kediri
Kab. Lumajang
Kab. Malang
Kab. Kediri
Kab. Blitar
Kab. Tulung agung
Berdasarkan gambar di atas diketahui
Kab. Trenggalek
Kab. Ponorogo bahwasanya kota Kediri mempunyai nilai lebih
Kab. Pacitan
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
tinggi yaitu 36 µg/Nm3 sedangkan untuk 37 kab/
kota lainnya memiliki nilai yang sama yaitu 25
Grafik Indeks Kualitas Udara Tahun 2014 µg/Nm3. Sehingga dapat disimpulkan
bahwasanya untuk parameter SO2 di seluruh
Dari grafik tersebut tampak bahwa Kab. provinsi Jawa Timur masih dibawah standar
Malang memiliki nilai indeks paling baik yaitu 99 baku mutu yang telah ditetapkan.
sedang Kab. Bojonegoro memiliki indeks
kualitas udara paling kecil diantara Kab./Kota
lainnya di Jawa Timur yaitu 75,3 tetapi masih
termasuk dalam katagori baik.

25
20
15 Jalan raya
10
5
0
Kab. Tulung…

Pemukima
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan
Kab. Ponorogo

Kab. Jombang

Kab. Tuban
Kab. Jember

Kab. Probolinggo

Kab. Bojonegoro
Kab. Pasuruan

Kab. Madiun

Kab. Sampang
Kab. Pamekasan
Kab. Sumenep

Kota Pasuruan

Kota Madiun
Kab. Trenggalek

Kab. Banyuwangi

Kab. Gresik
Kab. Bondowoso
Kab. Situbondo

Kab. Sidoarjo

Kab. Lamongan

Kab. Bangkalan
Kab. Kediri

Kab. Lumajang

Kab. Mojokerto

Kab. Magetan
Kab. Blitar

Kota Blitar

Kota Batu
Kab. Malang

Kota Malang
Kota Probolinggo

Kota Surabaya
Kab. Nganjuk

Kota Kediri

Kota Mojokerto

Komersial

Grafik Kualitas Udara untuk parameter SO2

60
Parameter NO2, merupakan hasil atau efek dari Berdasarkan gambar di atas diketahui
mesin kendaraan bermotor dan mesin industri. bahwa Kab. Pamekasan mempunyai nilai paling
Adapun standar baku mutu yang telah tinggi yaitu 62 µg/Nm3. Namun hal tersebut
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 41 masih di bawah standar baku mutu yang telah
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran ditetapkan oleh Peratuan Pemerintah No. 41
Udara yaitu 400 µg/Nm3. Berikut peringkat hasil Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
pemantauan BBTKL Provinsi Jawa Timur pada Udara yaitu 235 µg/Nm3. Berdasarkan
tahun 2014. keterangan tersebut, dapat disimpulkan

Grafik Kualitas Udara Ambien Di Jawa Timur


bahwasanya pada pemantauan udara dengan
Untuk Parameter NO2

450 Grafik Kualitas Udara Ambien Di Jawa Timur


400
400 Untuk Parameter O3

350 250 235

300
200
250

200
150
150

100 100
50 28,3 62
11,7 10 46 43 45
50 37 34 39 34
0
20 23
NAB Kab. Kediri Kota Pasuruan 36 Kab/ Kota
yang lain
0
Berdasarkan gambar di atas tampak
bahwasanya pada masing – masing kabupaten/
kota memiliki nilai yang masih dibawah standar
baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peratuan
parameter SO2, NO2, dan O3 di lingkungan
Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
sekitar industri di provinsi Jawa Timur masih
Pengendalian Pencemaran Udara yaitu 400
tergolong aman, hal ini dikarenakan nilai
µg/Nm3. Sehingga dapat disimpulkan
pemantauan pada provinsi Jawa Timur masih
bahwasanya untuk parameter SO2 di seluruh
berada dibawah standar baku mutu yang telah
provinsi Jawa Timur masih dibawah standar
ditetapkan oleh Peratuan Pemerintah No. 41
baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter O3
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
atau Ozon merupakan salah satu gas yang dapat
Udara.
merugikan manusia namun jauh diatas
stratosfer, ozon juga mempunyai fungsi OZON
menghadang radiasi UV yang berbahaya bagi
Ozon sebenarnya adalah gas yang juga
manusia dan kehidupan jika lapisan tersebut
dapat merugikan manusia. Jauh di atas
berada 20 km diatas permukaan bumi. Ozon
stratosfer, ozon berguna menghadang radiasi
dikatakan bahaya jika lapisan tersebut lebih
UV yang berbahaya bagi kehidupan. Ini jika
dekat sehingga ozon justru menjadi polutan
lapisan tersebut berada 20 Km di atas
yang bertindak sebagai gas rumah kaca,
permukaan bumi. Tapi jika lebih dekat dari itu,
membendung energi, dan membuat bumi jadi
ozon justru menjadi polutan yang bertindak
lebih panas. Berikut 10 peringkat hasil
sebagai gas rumah kaca, membendung energi,
pemantauan BBTKL Provinsi Jawa Timur tahun
dan membuat bumi jadi lebih panas.
2014.

61
Menghirup ozon juga tidak dapat  Jumlah rerata konsentrasi ozon
dikatakan baik karena menyebabkan nyeri pada permukaan tahun 2013 : 159,73 ppbv
dada, batuk, iritasi tenggorokan, dan sesak  Hasil rerata perbandingan konsentrasi
nafas. Sudah diketahui juga bahwa menghirup ozon permukaan tahun 2012 terhadap
ozon memperparah bronkitis, emfisema, dan tahun 2013 terjadi peningkatan
juga asma. Paparan ozon secara langsung, konsentrasi sebesar : 4,819 ppbv
menurut United States Environmental  Konsentrasi tinggi pada bulan Maret
Protection Agency, juga dapat mengakibatkan dan September hal tersebut terjadi
luka pada jaringan paru-paru. kemungkinan adanya perubahan musim
hujan ke kemarau dan kemarau ke
Hasil pengamatan Ozon permukaan dan
hujan.
ozon di lapisan Stratosfer dilakukan oleh LAPAN
 Pada ketinggian sekitar 17 Km
yang berada di Jawa Timur tepatnya Kecamatan
konsentrasi ozon sangat rendah
Watukosek Kab. Pasuruan.
(lapisan tropopause)
a. Ozon Permukaan  · Konsentrasi ozon tinggi terjadi pada
ketinggian sekitar 27 Km (lapisan
Data ozon (O3) permukaan hasil ozonosfer)
observasi dari BPD Watukosek LAPAN didapat
dengan menggunakan alat Ozone Monitor 106L
yang dapat menghasilkan data konsentrasi ozon
dan suhu hasil data dapat ditampilkan pada
display Ozone Monitor dan display komputer
berupa grafik.

b. Ozon Vertikal

Data ozon (O3) vertikal merupakan ozon


dari permukaan sampai pada ketinggian sekitar
35 Km (lapisan stratosfer). Peralatan yang
digunakan terdiri dari 2 unit : Transmitter
(pemancar) : Radiosonde dan Ozonesonde dan
Receiver (penerima) : Antenna, Pre-Amplifier,
Radio receiver, Modem dan Komputer

Hasil observasi ozon permukaan di BPD


Gambar Pengisian balon menggunakan gas H2
Watukosek LAPAN dari data tahun 2012 dan untuk perlengkapan pengukuran ozon
2013 memiliki karakteristik yang berbeda seperti
pada gambar berikut. Dari data observasi ozon
permukaan dan vertikal dapat dianalisa pada
data tahun 2012 dan 2013 untuk rerata
konsentrasi ozon permukaan sebagai berikut :

 Jumlah rerata konsentrasi ozon


permukaan tahun 2012 : 154,911 ppbv

62
E. LAUT, PESISIR DAN PANTAI Parameter Fisik
Wilayah pesisir merupakan wilayah Salah satu parameter fisik yang diuji adalah
peralihan antara daratan dan lautan. Wilayah kecerahan. Hasil uji parameter kecerahan pada
pesisir merupakan daerah pertemuan antara enam lokasi pelabuhan dapat dilihat pada grafik
ekosistem darat dan laut, ke arah darat meliputi berikut :
bagian tanah baik yang kering maupun yang Perbandingan hasil uji kecerahan pada lokasi perairan pelabuhan dengan baku mutu
terendam air laut, dan masih dipengaruhi oleh 12
10
sifat-sifat fisik laut seperti pasang surut, ombak 8
dan gelombang serta perembesan air laut, 6

sedangkan ke arah laut mencakup bagian 4


2
perairan laut yang dipengaruhi oleh proses 0
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi Pelabuhan
Pasuruan
Pelabuhan
Probolinggo
Pelabuhan Ds. Pelabuhan Ds.
Kranji Lamongan Karang agung
Pelabuhan
Ketapang
Pelabuhan Kamal
Bangkalan
dan aliran air tawar dari sungai maupun yang Kec.Palang
Tuban
Banyuwangi

disebabkan oleh kegiatan manusia di darat Baku Mutu Kecerahan


seperti penggundulan hutan, pembuangan
limbah, perluasan permukiman serta Baku mutu parameter kecerahan
intensifikasi pertanian (UU No. 27 Tahun 2007 perairan pelabuhan berdasarkan Keputusan
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 51 tahun
Pulau Kecil). Provinsi jawa Timur dengan luas 2004 lampiran I adalah >3 meter. Dari grafik di
perairan 208.138 km2, panjang garis pantai 1.600 atas tampak bahwa hanya satu lokasi yang
kilometer, dan memiliki 446 pulau dan jumlah memenuhi baku mutu kecerahan yaitu
penduduk wilayah pesisir yang mencapai pelabuhan DESA Kranji Kab. Lamongan.
1.075.646 Rumah tangga. Sedangkan baku mutu parameter
kecerahan perairan wisata bahari berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Kualitas Air Laut
no. 51 tahun 2004 lampiran I adalah >6 meter.
Dari Grafik di bawah tampak bahwa semua
Pemantauan kualitas air laut di Jawa lokasi perairan wisata bahari melebihi baku
Timur dilakukan pada sebelas lokasi sampling mutu hanya wisata bahari pasir putih Kab.
yang meliputi enam lokasi perairan pelabuhan Situbondo yang memenuhi baku mutu.
dan lima lokasi perairan wisata bahari. Pada Perbandingan hasil uji kecerahan pada lokasi perairan wisata bahari dengan
setiap lokasi sampling diambil tiga titik baku mutu
10
sampling. Lokasi pemantauan perairan
8
pelabuhan meliputi pelabuhan Pasuruan, 6
pelabuhan Probolinggo, pelabuahan Desa Kranji 4

Lamongan, Pelabuhan Desa Karang Agung Kec. 2

Palang Kab, Tuban, pelabuhan Ketapang 0


Wisata Pantai Pasir Wisata Pantai Wisata Pantai Wisata Pantai Wisata Pantai
Banyuwangi dan pelabuhan Kamal Bangkalan. Putih, Situbondo Puger, Jember Camplong,
Sampang
Jumiang,
Pamekasan
Lombang,
Sumenep
Lokasi pemantauan perairan wisata bahari Baku mutu kecerahan
meliputi wisata pantai pasir putih Situbondo,
wisata pantai puger Jember, wisata pantai Selain kekeruhan parameter fisik lain
camplong Sampang, wisata pantai Jumiang yang diuji adalah parameter TSS (Total
Pamekasan dan wisata pantaiu lombang suspended solid) atau total padatan
Sumenep. tersuspensi. Berdasarkan Grafik di bawah ini,
tampak bahwa semua lokasi pemantauan baik
Parameter yang diukur pada kualitas air
perairan pelabuhan maupun perairan wisata
laut perairan pelabuhan dan bahari meliputi
bahari memenuhi baku mutu sesuai Keputusan
parameter fisik dan kimia. Parameter yang diuji
Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 51 tahun
untuk kualitas air laut pada lokasi perairan
2004 lampiran I dan II.
pelabuhan antara lain kecerahan, TSS,
temperatur, pH, salinitas, amonia total, sulfida,
dan fenol. Sedangkan untuk kualitas air laut
pada lokasi wisata bahari parameter yang diukur
sama seperti pada lokasi pelabuhan hanya
ditambah dengan paremeter warna, kekeruhan,
DO, BOD, dan nitrat.

63
Perbandingan hasil uji TSS pada lokasi perairan pelabuhan dengan baku mutu pemantauan perairan wisata bahari dapat dilihat
90 pada tabel di bawah ini:
80
L okas i P emantauan B aku Mutu Has il peng ukuran B O D
70
W is ata P antai P as ir P utih, S itubondo 10 3,2
60
W is ata P antai P uger, J ember 10 10,3
50
W is ata P antai C amplong, S ampang 10 5,7
40
W is ata P antai J umiang, P amekas an 10 6,6
30
W is ata P antai L ombang, S umenep 10 5,8
20
10 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa
0
Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Ds. Pelabuhan Ds. Pelabuhan Pelabuhan Kamal yang tidak memenuhi baku mutu untuk
Pasuruan Probolinggo Kranji Lamongan Karang agung Ketapang Bangkalan
Kec.Palang Tuban Banyuwangi
parameter BOD hanya wisata pantai puger Kab.
baku mutu TSS
Jember.
Berdasarkan hasil uji per parameter
Perbandingan hasil uji TSS pada lokasi perairan pelabuhan dengan baku mutu
kualitas air laut pada enam lokasi perairan
90
80 pelabuhan pada bulan Maret 2014 dapat
70 disimpulkan bahwa hanya pelabuhan Kranji
60
50
kabupaten lamongan yang memenuhi baku
40 mutu sesuai Keputusan Menteri Lingkungan
30
20
Hidup no. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air
10 laut lampiran I. Sedangkan kelima pelabuhan
0
Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Ds. Pelabuhan Ds. Pelabuhan Pelabuhan Kamal
lainnya tidak memenuhi baku mutu dikarenakan
Pasuruan Probolinggo Kranji Lamongan Karang agung Ketapang Bangkalan adanya satu atau lebih parameter tidak
Kec.Palang Tuban Banyuwangi
memenuhi baku mutu.
baku mutu TSS
Hasil uji kualitas air laut pada lima
Kekeruhan suatu perairan dipengaruhi lokasi perairan wisata bahari padabullan Maret
beberapa faktor diantaranya benda-benda halus 2014 menunjukkan bahwa hanya wisata pantai
yang disuspensikan, jasad-jasad renik yang Pasir Putih saja yang memenuhi baku mutu
terkandung di dalamnya dan warna air yang sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no.
ditimbulkan oleh zat-zat koloid. Parameter 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut
kekeruhan hanya diukur pada perairan wisata lampiran II. Sedangkan empat lokasi lainnya
bahari. Berdasarkan Keputusan Menteri tidak memenuhi baku mutu sesuai Keputusan
Lingkungan Hidup no. 51 Tahun 2004 lampiran II, Menteri Lingkungan Hidup no. 51 Tahun 2004
baku mutu kekeruhan adalah 5 ntu. tentang baku mutu air laut lampiran II.
Lokasi Pemantauan baku mutu hasil uji kekeruhan Pemantauan kualitas air laut sektor
Wisata Pantai Pasir Putih, Situbondo 5 1,82
Wisata Pantai Puger, Jember 5 21,27 pembangkit dilakukan pada 4 titik yaitu pada
Wisata Pantai Camplong, Sampang 5 3,39 PLTU PJB UP. Gresik, PLTU PT Indonesia Power
Wisata Pantai Jumiang, Pamekasan 5 7,57 Sub unit Surabaya, PLTU Paiton Baru
Wisata Pantai Lombang, Sumenep 5 6,01
Probolinggo dan PLTG Grati Pasuruan dimana
Dari tabel tersebut di atas tampak bahwa yang hasil ujinya dapat dilihat pada Tabel SD 17A.
memenuhi baku mutu kekeruhan hanya wisata
Selain itu pengujian kualitas air laut juga
pantai pasir putih Kab. Situbondo.
dilakukan pada kawasan mangrove seperti
peengukuran kualitas air laut yang ada di area
Parameter Kimia mangrove Wonorejo Surabaya.
Parameter kimia yang diukur pada Industri yang lokasinya berada di
kualitas perairan pelabuhan antara lain amonia sekitar perairan laut juga memiliki kewajiban
total, sulfida, salinitas, pH dan Fenol. Apabila untuk melakukan pengukuran kualitas air laut.
dibandingkan dengan baku mutu mutu sesuai Beberapa perusahaan yang melakukan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 51 pengukuran tersebut diantaranya PT. Pelindo III,
Tahun 2004 tentang baku mutu air laut lampiran PT Sampang Sarana Hore Base, PT. Dok Pantai
I, hasil uji keenam pelabuhan untuk ketiga Lamongan dan PT Semen Indonesia Tuban. Hasil
parameter tersebut memenuhi baku mutu. uji kualitas air laut keempat perusahaan dapat
Parameter kimia yang hanya diuji pada perairan dilihat pada tabel SD 17C buku data SLHD Prov.
wisata bahari diantaranya DO dan BOD. Hasil uji Jatim tahun 2014.
parameter DO pada semua lokasi pemantauan Kampung nelayan di Surabaya dan
perairan wisata bahari menunjukkan memenuhi kenjeran juga diuji kulitas air lautnya dimana
baku mutu. Sedangkan hasil uji parameter hasil ujinya dapat dilihat pada tabel SD 17D buku
Biologycal Oxygen Demand (BOD) pada lokasi data SLHD Prov. Jatim tahun 2014.

64
Terumbu Karang Penyelamatan terumbu karang di
kawasan pantai utara jawa timur sangat
medesak dilakukan, karena setiap bulan sekitar
20 ton terumbu karang diambil. Pengambilan
terumbu karang melanggar Undang-undang
Nomor : 45 Tahun 2009 tentang Perikanan dan
Peraturan Pemerintah Nomor: 60 Tahun 2007
tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.

Mangrove

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan


dan Kelautan Provinsi Jawa Timur kondisi
ekositem terumbu karang di Jawa Timur dapat
ditemui di beberapa lokasi di Pantai utara yaang
berbatasan dengan laut jawa seperti Tuban,
Lamongan, Gresik dan pesisir selatan Madura.
Sedangkan di wilayah samudera indonesia,
terumbu karang dapat ditemui di sepanjang
pantai selatan jawa timur. Akan tetapi, kondisi
kerusakannya sudah mencapai 60 persen
Hutan mangrove adalah kelompok jenis
dengan laju kerusakan mencapai 20 persen
tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis
setahun.
pantai tropis sampai sub tropis yang memiliki
Kerusakan terumbu karang lebih
fungsi istimewa di suatu lingkungan yang
banyak disebabkan oleh kegiatan penangkapan
mengandung garam dan bentuk lahan berupa
ikan yang tidak ramah lingkungan yaitu alat
pantai dengan reaksi tanah anaerob. Secara
tangkap yang merusak substrat dasar seperti
singkat hutan mangrove dapat didifinisikan
trawl ataun sejenisnya masih banyak digunakan,
sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah
penggunaan racun sianida dan bahan peledak,
pasang surut (terutama dipantai yang
selain itu pencemaran transportasi laut dan
terlindung, muara sungai) yang tergenang
sedimentasi.
pasang dan bebas dari genangan pada saat
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan surut yang komunitas tumbuhannya
dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, luas tutupan bertoleransi terhadap garam. Hutan mangrove
dan kondisi terumbu karang di Provinsi Jawa yang tumbuh pada daerah pesisir pantai di Jawa
Timur adalah 707.768,751 Ha. Dari luas tutupan Timur yang memiliki ciri khusus yaitu :
terumbu karang dimaksud terbesar berada di
- memiliki topopgrafi pantai yang landai dengan
Kabupaten Lumajang seluas 551.944,190 Ha,
kemiringan 0 – 5 derajat.
99,7 persen kondisinya baik. Berdarkan data dari
- adanya pengaruh pasang surut dan memiliki
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
suplai air tawar.
Timur kerusakan terumbu karang terparah
terjadi dipesisir laut utara jawa timur, mulai - kondisi sedimen pantai yang didominasi oleh
Kabupaten Tuban, Lamongan, Gresik serta substrat lumpur.
pesisir selatan selatan pulau Madura. - beriklim sedang dengan kisaran suhu 25-30
Penyelamatan terumbu karang di kawasan derajat selsius.
pantai utara jawa timur sangat memprihatinkan.
Sejauh ini langkah yang sudah dilakukan oleh
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Timur meliputi sosialisasi pemanfaatan sumber
daya alam pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
secara lestari, pemberian sangsi pelaku
pengrusakan lingkungan, penenggelaman
terumbu karang buatan di Kabupaten Tuban,
Lamongan, Gresik, Kota Pasuruan, Kabupaten
Probolinggo, Kab. Banyuwangi, Kab. Malang,
Kab. Trenggalek, Kab. Bangkalan dan Kab.
Sumenep.

65
Kondisi pesisir pantai di Jawa Timur Timur bahwa terdapat 29 kecamatan yang
saat ini telah mengalami kerusakan lahan, memiliki ekosistem padang lamun dengan luas
terutama daerah yang pernah digunakan area mencapai 1.679.456,45 ha, data luas area
sebagai tambak intensif yang mengalami padang lamun selengkapnya dapat dilihat pada
kegagalan dan ditinggalkan pemiliknya, grafik di bawah ini:
sehingga saat ini banyak lahan tidur yang 1800000
terdapat didaerah Situbondo dan Probolinggo. 1600000
1400000
Akan tetapi berdasarkan data dari Dinas 1200000

Luas (ha)
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur di 1000000
Jawa Timur tahun 2014 terdapat luas hutan 800000
600000
mangrove sebesar 11.768,13 Ha. Sedangkan 400000
Kabupaten Trenggalek mempunyai luas hutan 200000
mangrove terbesar yaitu 3,847 Ha dan 0
Kab. Kab. Kab.
Kab. Kab. Kab.
Kabupaten Blitar mempunyai hutan mangrove Jember
Banyuw
angi
Probolin
ggo
Tuban
Lamong
an
Gresik

terkecil seluas 2,5 Ha. Sedangkan hutan Series1 285,72 21263,9 15 10697,62 20338,05 1626856

mangrove dengan kerapatan tinggi terdapat di


Kerusakan padang lamun dapat terjadi
Kota Pasuruan yaitu 10.000 pohon/ha kemudian
karena adanya perubahan fungsi pantai,
Kabupaten Tuhan 9.028 pohon/ha. Kerusakan
eutriofikasi, polusi air, penangkapan ikan
ekosistem mangrove yang terjadi banyak di
dengan cara yang merusak.
sebabkan oleh penebangan liar yang dilakukan
oleh masyarakat.
Jenis yang banyak ditemui di kawasan
hutan mangrove terutama di wilayah Pasuruan
adalah Avicennia yang terkenal sebagai
penghasil kayu bakar berkualitas. Oleh karena
itu jenis ini banyak dicari untuk dijual sebagai
kayu bakar. Beberapa jenis lain seperti tinjang
(Rhizopora) dan bogem (Sonneratia) relatif
tidak banyak dirusak.

Padang Lamun

Definisi padang lamun adalah Berbagai upaya dilakukan untuk


hamparan vegetasi lamun yang menutupi suatu memperbaiki kondisi padang lamun. Salah satu
area pesisir atau laut dangkal yang terbentuk upaya yang dapat dilakukan diantaranya
dari satu jenis lamun atau lebih dengan rekolonialisasi lamun. Rekolonialisasi ekosistem
kerapatan tanaman padat atau jarang. Peranan padang lamun dari kerusakan yang telah terjadi
padang lamun secara fisik di perairan dangkal membutuhkan waktu antara 5-15 tahun dan
diantaranya membantu mengurangi tenaga biaya yang dibutuhkan dalam mengembalikan
gelombang dan arus, menyaring sedimen fungsi ekosistem padang lamun di daerah tropis
terlarut dalam air dan menstabilkan dasar berkisar 228.000 – 684.000 US $/Ha. Oleh
perairan. Tak hanya itu padang lamun juga karena itu aktivitas pembangunan di wilayah
berperan dalam mendukung jaring rantai pesisir hendaknya dapat meminimalkan dampak
makanan di laut. Helaian daun lamun juga negative melalui pengkajian yang mendalam
digunakan sebagai tempat perlindungan fauna pada tiga aspek yang terkait yaitu : aspek
epifit. kelestarian lingkungan, aspek ekonomi dan
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan aspek social.
Perikanan Provinsi Jawa Timur, luas padang
lamun di Jawa Timur mencapai 4.088 ha dengan
prosentase kerusakan dibawah 15%. Area
padang lamun terluas terdapat di Kab. Gresik
sekitar 1.626,9 ha. Sedangkan untuk prosentase
kerusakan tertinggi adalah di kab. Bangkalan
sebanyak 15%.
Sedangkan berdasarkan hasil
pendataan dari SLHD Kab./Kota Provinsi Jawa

66
F. IKLIM atmosfer meningkat dari sekitar 280 ppm
(parts per million) menjadi 379 ppm per
tahun dan sejak itu terus meningkat dengan
kecepatan 1,9 ppm per tahun. Akibatnya,
pada tahun 2100 nanti suhu global dapat naik
antara 1,8 hingga 2,9 derajat (IPCC dalam
UNDP, 2007).

Perubahan kondisi iklim bumi telah


menyebabkan kenaikan temperatur dan
perubahan pola presipitasi/hujan. Kenaikan
temperatur menyebabkan es dan gletser di
Langit gelap di fly over wonokromo
Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa
ini menyebabkan besarnya penguapan air laut
Sebelas tahun terakhir merupakan
dan kenaikan permukaan air laut. Pola musim
tahun-tahun terhangat dalam temperatur
yang tidak beraturan menyebabkan pada
permukaan global sejak 1850. Tingkat
musim kemarau cenderung kering dengan
pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun
trend hujan makin turun yang mengakibatkan
terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata
salah satu dampak kebakaran lahan dan
seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata
hutan sering terjadi.
global naik sebesar 0,74°C selama abad ke-
20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada Intensitas Hujan
daerah daratan daripada lautan (IPCC, 2007).
Berdasarkan data curah hujan di Jawa
Pada dasarnya iklim bumi senantiasa Timur tahun 2014 yang dirilis oleh Stasiun
mengalami perubahan. Hanya saja perubahan Meteorologi Juanda Surabaya
iklim di masa lampau berlangsung secara (BMKG),Provinsi Jawa Timur mengalami
alamiah, kini lebih banyak disebabkan karena musim kemarau pada bulan Mei hingga
ulah manusia, sehingga sifat kejadiannya pun Oktober 2014 dengan awal musim kemarau
menjadi lebih cepat dan drastis. Masalah bervariasi berdasarkan zona musim. Musim
yang kini dihadapi manusia adalah sejak hujan 2014 berawal pada bulan November
dimulainya revolusi industri 250 tahun yang 2014. Puncak musim hujan di Jawa Timur
lalu, emisi gas rumah kaca (GRK) semakin pada tahun 2014 terjadi pada bulan Januari-
meningkat dan menebalkan selubung GRK di Februari 2014, sedangkan puncak musim
atmosfer dengan laju peningkatan yang kemarau terjadi pada bulan Agustus-
signifikan. Hal tersebut telah mengakibatkan September 2014. Di provinsi Jawa Timur,
adanya perubahan paling besar pada pergeseran awal musim dari normalnya telah
komposisi atmosfer selama 650.000 tahun. banyak terjadi. Perubahan pola presipitasi
Iklim global akan terus mengalami merupakan salah satu indikasi adanya
pemanasan dengan laju yang cepat dalam perubahan iklim.
dekade-dekade yang akan datang kecuali jika
ada usaha untuk mengurangi emisi GRK ke Jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada
atmosfer (IPCC, 2007). Badan dunia yang bulan Januari 2014 tercatat sebesar 601 di
bertugas memonitor isu ini Intergovernmental Kabupaten Situbondo, sedangkan jumlah
Panel on Climate Change (IPCC) telah curah hujan terendah di musim penghujan
memperkirakan bahwa antara tahun 1750 tercatat di Kabupaten Banyuwangi yaitu
dan 2005 konsentrasi karbon dioksida di sebesar 2 mm pada bulan Maret 2014.

67
Jumlah curah hujan tidak merata di setiap menunjukkan bahwa tutupan lahan dan
Kabupaten/Kota. Daerah tertentu mempunyai vegetasi yang ada di wilayah pesisir
intensitas hujan yang sangat tinggi berkontribusi terhadap temperatur udara.
sedangkan di daerah lain intensitasnya sangat Tingkat kepadatan transportasi dan
rendah. Hal ini bergantung pada topografi berkurangnya vegetasi di wilayah perkotaan
dari daerah masing-masing misalnya dataran berdampak pada kenaikan temperatur udara.
tinggi dan rendah, daerah pegunungan dan Wilayah dataran tinggi seperti kabupaten
pesisir. Malang memiliki temperatur yang lebih
rendah dibandingkan wilayah lain ditunjukkan
Selanjutnya bila ditinjau dari average
oleh data dari Stasiun Klimatologi
(rata-rata), hari hujan terbanyak terjadi di
Karangploso Malang di mana temperatur
Kabupaten Sidoarjo yaitu sebesar 17 hari,
bulanan berkisar antara 22,0oC hingga
Sedangkan jumlah hari hujan terendah terjadi o
26,2 C. Temperatur rata-rata bulanan
di Kabupaten Pamekasan, Tuban dan Gresik
terbesar tercatat pada bulan Mei hingga
yaitu hanya 5 hari hujan.
November, Suhu terbesar adalah 31,9˚C
terjadi di Kabupaten Pasuruan yang diamati
1000 Jan
oleh Pos P3GI Pasuruan pada bulan Mei.
500 Feb Suhu terendah adalah 20,6˚C terjadi di
0 Mar Kabupaten Malang yang diamati oleh Pos
Apr Kebun Wonoasari Malang pada bulan Pebruari

Mei 2014. (Data Tabel SD-23 : Suhu Udara Rata-


rata Bulanan).

Grafik Curah Hujan rata-rata bulanan Perubahan suhu udara di wilayah di


Jawa timur dari tahun ke tahun mengalami
Temperatur Udara.
perubahan yang fluktuatif. Data hasil
pengamatan dari Stasiun BMKG di Kabupaten
Banyuwangi, Malang, Gresik, Sumenep dan
kota Surabaya sepanjang tahun 2001-2014
menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan temperatur dari tahun ke tahun.
Besarnya peningkatan rata-rata per tahun
berkisar antara 0,01 hingga 0,1oC per tahun
dengan peningkatan suhu terbesar terjadi di
kota Surabaya (0,1oC). Suhu rata-rata dari
tahun 2001-2014 pada stasiun BMKG di 6
Langit cerah di Bojonegoro
kabupaten tersebut adalah 26,5oC, dengan
kisaran suhu antara 23,8oC hingga 28,4oC.
Berdasarkan rata-rata temperatur Grafik menunjukkan bahwa suhu rata-rata
bulanan dari seluruh Stasiun/Pos Pengamat terendah tercatat di Kabupaten Nganjuk dan
Cuaca di Jawa Timur tahun 2014, Kota Kabupaten Malang pada tahun 2008 sebesar
Surabaya menunjukkan rata-rata temperatur 23,2oC. Sedangkan suhu tertinggi sebesar
o
tertinggi yang berkisar antara 27,6 C hingga 29,1oC tercatat di kota Surabaya pada tahun
o
30,4 C. Temperatur udara kota Surabaya 2012 (Tabel SD.23-A: Suhu Udara (oC) tahun
melebihi temperatur udara yang ada di 2001-2014). Kecenderungan peningkatan
wilayah pesisir kabupaten Sumenep yaitu suhu udara tercatat hampir di seluruh titik
sebesar 27,3oC hingga 30oC. Kondisi ini

68
pengamatan pada tabel kecuali Kabupaten kecenderungan meningkat pada kurun
Nganjuk yang memiliki tren penurunan waktu 2001 hingga 2014.
temperatur dalam kurun waktu 2001-2014.
Di antar keenam kaabupaten di atas,
Peningkatan temperatur udara merupakan
kabupaten Sumenep memiliki nilai RH
indikasi bahwa telah terjadi perubahan pada
tertinggi yang berkisar antara 79% hingga
kondisi iklim.
87%, sedangkan kota Surabaya memiliki
RH terendah pada kisaran 72%-86%.
Grafik rata-rata bulanan
temperatur udara Rata-rata kelembaban udara untuk
Tahun 2001-2014 Kabupaten Nganjuk, Banyuwangi,
Malang, Gresik, Sumenep dan Surabaya
32
Temperatur (oC)

dalam kurun waktu tahun 2001-2014


22 Kab
Nganjuk adalah 78,5% pada kisaran 76% hingga
83%. Kelembaban terbesar untuk
Tahun kabupaten Banyuwangi, Malang, Gresik,
Sumenep tercatat pada tahun 2010 yang
berada pada nilai 81%-87%. Sementara
Kelembaban Udara
itu kelembaban terbesar di kota Surabaya
terjadi pada tahun 2011 sebesar 86%
dan di kabupaten Nganjuk pada tahun
2014 sebesar 85% (Tabel SD-23C :
Kelembapan Udara (%) Tahun 2001-
2014.

Grafik Kelembaban relatif rata-


rata Kab/Kota di Jawa Timur
Tahun 2001-2014

Kelembaban udara di wilayah banyuwangi 110 Kab.


Kelembaban Relatif

60 Nganjuk
Pada gambar di bawah ini Kab.
(%)

ditampilkan profil kelembaban udara di Tahun Banyuwangi


enam (6) kabupaten di Jawa Timur
(Nganjuk, Banyuwangi, Malang, Gresik,
Sumenep dan Kota Surabaya) selama Kualitas Air Hujan 2014
periode 14 tahun (2001-2014).Hasil
pengamatan kelembaban relatif Nilai rata-rata bulanan derajad
menunjukkan bahwa nilai kelembaban keasaman (pH) sampel air hujan di Stasiun
relatif di beberapa kabupaten di Jawa Meteorologi Juanda pada tahun 2014 berkisar
antara 4,47 hingga 4,99. Rata-rata nilai pH
Timur bersifat fluktuatif tergantung pada
minimum 4,47 terukur pada sampel air hujan
variabilitas iklim yang mempengaruhinya.
bulan Maret 2014, sedangkan nilai pH
Pada tahun 2009 terjadi penurunan nilai
maksimum 4,99 terukur pada sampel air
kelembaban relatif di 6 kabupaten.
hujan Januari 2014. Nilai daya hantar listrik
Kelembaban relatif selanjutnya
sampel air hujan berkisar antara 2,63x10 7
meningkat kembali pada tahun 2010. µmhos/cm yang tercatat pada bulan Maret
Secara keseluruhan, kelembaban relatif 2014 hingga 3,55x107 µmhos/cm yang
di keenam kabupaten tersebut memiliki terukur pada bulan Februari 2014 (gambar
2). Nilai pH dan konduktivitas air hujan

69
dipengaruhi oleh konsentrasi ion-ion yang Grafik Rata-rata Bulanan Konsentrasi Anion Sampel
Hujan Stamet Juanda 2014
terlarut dalam air hujan dan besarnya curah
hujan. Kation yang dianalisa pada sampel air
hujan stasiun meteorologi Juanda adalah
NH4+, Na+, Ca2+ dan Mg2+. Urutan konsentrasi
Grafik pH kation dari yang terbesar hingga terkecil
6,00 berturut-turut adalah NH4+ Ca2+>
4,00 >Na+>Mg2+. Pada tahun 2014, konsentrasi
pH

2,00 ion konsentrasi NH4+ di Stasiun meteorologi


0,00 Juanda berkisar antara 0,81 mg/L hingga
Jan Mar May Jul Sep Nov 1,78 mg/L; konsentrasi Ca 2+ berkisar antara
Bulan 0,69 mg/L hingga 1,49 mg/L; konsentrasi Na +
berkisar antara 0,19 mg/L hingga 1,309
mg/L; dan konsentrasi Mg2+ berkisar antara
0,06 mg/L hingga 0,15 mg/L.
Gambar 1. Grafik rata-rata bulanan pH sampel
hujan Stamet Juanda 2014

Grafik Konsentrasi
Grafik Daya Hantar Listrik
40,0
Kation
DHL (µmhoS/cm) x 106

2 NH4+
0
20,0 Konsentrasi Kation
Na+
0,0 (mg/L)
Bulan Ca2+
Jan Mar May Jul Sep Nov
Bulan

Grafik Rata-rata Bulanan Konsentrasi Kation Stamet


Juanda 2014
Grafik rata-rata bulanan Daya Hantar Listrik Sampel
Hujan Stamet Juanda 2014 Keasaman pada air hujan dipicu oleh
beberapa jenis gas di antaranya SO 2 dan NO2
Anion yang dianalisa pada sampel air yang berasal dari pembakaran bahan bakar
hujan Stasiun Meteorologi Juanda antara lain fosil. SO2 dan NO2 ini di udara akan
adalah ion Cl-, SO42- dan ion NO3- (gambar 1). mengalami oksidasi kemudian terlarut dalam
Di antara ketiga anion tersebut, ion SO 42- air hujan dan terionisasi menjadi ion SO42-
memiliki konsentrasi yang paling besar. Rata- dan NO3-. Apabila konsentrasi SO2 dan NO2 di
rata konsentrasi Ion SO42- berkisar antara udara sangat tinggi dapat menyebabkan pH
3,76 mg/L hingga 6,88 mg/L, konsentrasi ion air hujan rendah ( di bawah 5) yang disebut
NO3- berkisar antara 1,90 mg/L hingga 2,47 dengan hujan asam.
mg/L; sedangkan konsentrasi ion Cl- berkisar
antara 0,71 mg/L hingga 2,30 mg/L.

Grafik Konsentrasi Anion


10
Konsentrasi anion

0
Jan Mar May Jul Sep Nov
(mg/L

Bulan

S042- N03- Cl-

70
E. BENCANA ALAM kerugian paling terbesar adalah Kabupaten
Trenggalek sebesar Rp 71.500.000.000,
Kondisi perubahan lingkungan sangat terkait Kabupaten Pasuruan sebesar Rp 8.860.560.000
dengan adanya perubahan iklim, saat ini yang dan Kabupaten Sampang sebesar Rp
tidak menentu. Beberapa dekade terakhir ini 8.710.584.500,.
menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya
suhu bumi dan berubahnya sistem iklim
berakibat terjadinya bencana alam . Bencana
Alam yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, tanah longsor, kebakaran hutan/lahan
karena alam.

Bencana Banjir, korban dan Kerugian Banjir di Kab.Pasuruan

Pemenuhan kebutuhan pengungsi akibat Banjir


Bencana Banjir di Jawa Timur
50000 mencapai 50.143 jiwa untuk pengungsi di
40000 Kabupaten Jombang dan Korban meninggal
sebanyak 8 orang di Kabupaten Sampang.
30000
Rangkaian peristiwa yang mengancam dan
20000 mengganggu kehidupan dan penghidupan
10000 masyarakat disebabkan oleh bencana
0 mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
Ngawi
Malang
Jember

Madiun
Blitar

Bangkalan
Pacitan

Pasuruan
Mojokerto

Lamongan

Pamekasan
Kota Probolinggo
Situbondo

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,


dan dampak psikologis. Berdasarkan
pengamatan selama ini, pengelolaan bencana
Area Terendam Korban Mengungsi
lebih banyak melakukan kegiatan pasca bencana
Korban Meninggal
berupa emergency response dan recovery
daripada disaster preparedness. Padahal,
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap
Bencana Daerah dan SLHD Kab/kota tahun 2014 kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat
dalam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan mereduksi potensi bahaya / kerugian (damages)
Kerugian, luasan wilayah yang terendam akibat yang mungkin timbul ketika bencana.
banjir di Jawa Timur mencapai 12.880,97 Ha. 2000 1676
Grafik diatas juga menunjukan , Kota 1000 280
5 44 1 4 1
Probolinggo merupakan satu satunya kota yang 0
masih terendam akibat kejadian banjir. Kejadian
bencana alam banjir pada tahun 2014 ini lebih
banyak menimbulkan kerugian, pada tahun 2013
Kerusakan perumahan akibat banjir
sebesar Rp 89.985.945.000,00 tetapi pada
tahun 2014 kerugian akibat banjir meningkat Tabel BA-1A. Kerusakan sektor perumahan
hingga mencapai Rp 104.669.074.500,00. akibat bencana banjir memberikan informasi
Kabupaten/kota di Jawa Timur yang mengalami bahwa sebanyak 12.647 KK dengan total rumah

71
4.061 dari rumah tangga mengalami kerusakan
20 Kerusakan Sektor Ekonomi
di sektor perumahan. Kabupaten Jombang
akibat banjir
merupakan korban paling banyak yaitu 3.469 KK
di Kecamatan Sumobito dan 3.922 KK di
kecamatan Mojoagung. Kerusakan yang dialami 0
mulai dari rumah penduduk yang roboh hingga
rusak, rusak ringan dan tergenang dalam
beberapa hari. Grafik diatas menunjukan rumah Persawahan Tanaman Holtikultura Ternak
yang tergenang mencapai 1.676 rumah dan Desa Braji, Poja, Banjar Barat, Paberasan,
terendam sebanyak 280 rumah. Pabian, Marengan Daya, Kacongan, Kalimook,
Kasengan, Nambakor, Sendir yang berada di
Selain perumahan yang rusak diakibatkan oleh
kecamatan Gapuro Kabupaten Sumenep
banjir, bencana ini juga menimbulkan kerugian
merupakan bagian dari masyarakat yang telah
di bidang infrastruktur dan utilitas yang ada di
mengalami kerugian hingga mencapai Rp
masyarakat.
640.000.000,00 akibat persawahan tergenang
banjir sesuai dengan informasi tabel BA-1C.
Kerusakan infrastruktur akibat Banjir Kerusakan sektor ekonomi akibat banjir dari
13% Badan Penanggulangan bencana daerah Prov.
Plengsengan
Jatim.
10% Sungai
29%
Kejadian bencana banjir di Jawa Timur masih
Tanggul
25% disertai dengan angin puting beliung. Kerusakan
15% yang diakibatkan oleh angin puting beliung
8% menimbulkan kerusakan dengan tingkatan yang
beragam. Kejadian angin puting beliung
Berbagai utilitas dan infrastruktur masyarakat terbanyak berada di Kabupaten Banyuwangi
mengalami kerusakan. Kerugian yang dialami dengan memporakporandakan 73 rumah di desa
mencapai Rp 3.290.500.000. Kerusakan paling Cluring dan membuat rumah rusak di wilayah
parah terjadi pada plengsengan sungai sebesar Batu marmar Kabupaten Pamekasan sebanyak
29 % dan kerusakan jalan mencapai 25 % dari 50 rumah.
kerusakan yang ada. Kerugian paling terbesar
berada di Kabupaten Pacitan sebesar Rp Kerusakan akibat puting beliung
2.635.000.000,00 dan Kabupaten Bojonegoro 3% 1%
15% 9%
sebesar Rp 655.500.000,00 berdasarkan tabel Roboh
BA-1B. Kerusakan sektor infrastruktur akibat 12%
17%
banjir. Pada tahun 2014, bencana banjir juga Rusak Total
telah membuat modal dan sektor perekonomian
masyarakat terganggu. Kerugian total di sektor 43%

perekonomian mencapai Rp 1.467.000.000,00. Grafik diatas menunjukan 43 % kejadian angin


puting beliung menyebabkan kerusakan ringan
dan 1 % roboh akibat diterjang angin. Tabel data
BA-1D. Kerusakan akibat angin Puting Beliung
disertai hujan menunjukan kerusakan ringan
sebanyak 256 rumah, rusak total 7 rumah dan
rumah dalam kondisi roboh sebanyak 20 rumah.
Kejadian angin disertai hujan deras telah

72
menyebabkan genangan dan banjir di beberapa seperti pada tahun sebelumnya masih terjadi
tempat di wilayah kabupaten/kota di Jawa diwilayah kabupaten tuban yang tercatat pada
tahun 2013 sebesar 122,5 Ha pada tahun 2014
Timur. Frekuensi kejadian banjir beragam antar
luasan kekeringan di Kabupaten Tuban turun
daerah disebabkan tingginya curah hujan, menjadi 18 Ha. Kondisi berbeda ditunjukan oleh
intensitas turunya hujan dan luapan sungai kab/kota lainnya di Jawa Timur, dari data Tabel
diwilayah tersebut. Kabupaten Bojonegoro BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan
Kekeringan yang dihimpun dari SLHD Kab/kota
merupakan kabupaten dengan frekuensi banjir
tahun 2014 , kejadian kekeringan semakin
paling tinggi yaitu 7 kali dalam setahun setelah bertambah baik dari segi kerugian maupun
kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, luasan kekeringan di Kab/Kota. Total Kerugian di
Kota Pasuruan dan Kab. Jombang. Jawa Timur mencapai Rp 15.239.541.800,00 dan
tertinggi di Kab. Pasuruan sebesar Rp
11.108.000.000 .
Dari luasan kekeringan di 10 (sepuluh) Kab/kota
yang mengalami kekeringan paling luas berada
Frekuensi kejadian di Kab gresik seluas 34.600 Ha dan Kota kediri 1
Ha, seperti ditunjukan grafik di bawah ini.
bencana Banjir Luasan Kekeringan Di Jawa Timur
8 40000
6 35000
Frekuensi 30000
4 kejadian 25000
2 bencana 20000
0 Banjir 15000 Luasan
Kab.…
Kab.…
Kab.…
Kab.…
Kab.…

Kota…
Kota…

10000 Kekeringan Di
5000 Jawa Timur
0
Trenggalek

Pasuruan
Tuban
Sumenep
Jember

Tabel data Tabel BA-1E. Frekuensi kejadian


bencana banjir menunjukan wilayah banjir yang
ada di dikabupaten Bojonegoro mencakup
Banyaknya jumlah kab/kota yang mengalami
beberapa wilayah antaralain kecamatan sekar,
potensi kekeringan yang semakin meluas
Gondang, Baureno, Kepoh baru,Sukosewu, ditunjukan oleh data dari Badan
Balen, Kapas, Kanor,Sumberejo berdasarkan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jatim
data dari Badan Penanggulangan Bencana seperti ditunjukan data Tabel BA-2A. Potensi
desa terdampak kekeringan di wilayah UPT
Daerah Prov. Jatim.
Bengawan solo; Tabel BA-2B. Potensi desa
terdampak kekeringan di wilayah UPT Madiun
Bencana Kekeringan, Luas dan Kerugian
dan Kediri; Tabel BA-2C. Potensi desa
terdampak kekeringan berdasarkan wilayah
bango gedangan dan butung kepetingan; Tabel
BA-2D. Potensi desa terdampak kekeringan di
wilayah UPT. Pengelolaan Gembong Pekalen
Sampeyan dan Bondoyudo Lumajang dan Tabel
BA-2E. Potensi desa terdampak kekeringan di
wilayah UPT Pengelolaan Madura. Cakupan desa
terdampak akibat kekeringan di Jawa Timur
mencapai 196 Kecamatan atau 29,78 % dari
jumlah kecamatan di Jawa Timur dan 733 desa
atau 8,6 % keseluruhan desa di Propinsi Jawa
Timur. Dinas pengairan Provinsi Jawa Timur
memetakan desa terdampak potensi kekeringan
kekeringan di benjeng Kab.Gresik
Kejadian bencana alam seperti kekeringan dalam unit pelaksana teknis pengelolaan

73
sumber daya air wilayah seperti ditunjukan sebelumnya mengalami kebakaran lahan seluas
dalam grafik dibawah ini. 274.769 Ha pada tahun 2014 lebih banyak terjadi
Potensi Desa Terdampak Kekeringan di lingkungan pemukiman. Data tabel BA-3A.
300
Bencana Kebakaran permukiman dan Kerugian
200 yang terapantau dari pantauan bencana
199 174 161 geospasial BNPB, kota surabaya telah terjadi 21
100 120
67 kejadian kebakaran di pemukiman seperti yang
27 48 51 45
0 4 8 18
4 6 4 ditunjukan grafik dibawah ini.

Kejadian Kebakaran di Permukiman

Kabupaten/Kota Kecamatan Desa 30


20
10 Kejadian
Grafik diatas menunjukan Wilayah pengelolaan 0 Kebakaran di
Madiun dan Puncu selodono merupakan wilayah Permukiman
yang paling terdampak kekeringan dilihat dari
cakupan desa, wilayah kecamatan dan
Kabupaten. Kabupaten trenggalek yang Kejadian kebakaran di wilayah jawa timur juga
merupakan bagian dari pengelolaan sumber air dipengaruhi akumulasi panas yang ada.
Puncu selodono merupakan terdampak Beberapa titik panas sudah mulai terdeteksi
kekeringan yang paling tinggi yaitu mencapai 11 sejak bulan Juli hingga Oktober yang terpantau
Kecamatan 40 desa. Kabupaten Probolinggo oleh satelit monitoring hotspot titik panas/ api.
merupakan daerah berikutnya dengan potensi Pantauan satelit ditemukan titik panas paling
kekeringan yang tinggi mencapai 12 Kecamatan banyak di bulan Agustus oleh satelit Terra Modis
dan 41 desa yang berada di pengelolaan NEA.
Gembong pekalen Pasuruan. Sedangkan di
wilayah madura potensi kekeringan mencakup 4 1000 Monitoring hotspot titik
Kabupaten 45 kecamatan 161 desa dan tertinggi
api/panas menurut satelit
di Kabupaten Sampang yang mencakup potensi
kekeringan 11 kecamatan 56 desa. Pengelolaan
wilayah Puncu selodono kediri desa terdampak
0
kekeringan paling banyak di Kabupaten
trenggalek mencapai 7 Kecamatan dan 45 Desa. Satelit NOAA-18 Terra Modis NEA

Potensi kekeringan yang melanda jawa timur


berikutnya menjangkau 6 kecamatan dan 35 Titik panas merupakan unsur terjadinya api atau
desa di Kabupaten Bojonegoro yang merupakan kebakaran disampaing Oksigen dan bahan
bakar/bahan yang mudah terbakar. Bila ketiga
wilayah pengelolaan sungai bengawan solo.
unsur seperti panas, oksigen, dan bahan yang
mudah terbakar hingga menimbulkan reaksi
Bencana Kebakaran hutan/lahan, dan Kerugian
oksidasi yang dapat yang dapat menimbulkan
kebakaran yang menimbulkan kerugian harta
Kebakaran masih menjadi ancaman bencana benda, cidera bahkan kematian. Pantauan
baik ada yang diwilayah kabupaten maupun geospasial BNPB menunjukan data tabel BA-3B.
Kota. Tabel BA-3E Kebakaran lahan menurut Bencana Kebakaran hutan lindung dan Kerugian
kabupaten/kota menunjukan pada tahun 2013 telah terjadi kebakaran sepanjang bulan
Kota Surabaya dan Kab. Lamongan telah september dan oktober di hutan lindung lereng
mengalami kerugian Rp 39.8754.000 akibat gunung dan anjasmoro serta melahap 15 Ha
kebakaran dengan total lahan 370,176 Ha pada Hutan lindung di kawasan lereng semeru,
tahun 2013. Pada tahun 2014 kab. lamongan Kecamatan Pronojiwo Kab. Lumajang. Pada
sudah tidak terjadi bencana kebakaran seperti tahun sebelumnya di bulan yang sama yaitu
tahun sebelumnya. Kota Surabaya yang tahun bulan Oktober data tabel BA-3C. Bencana

74
Kebakaran industri , Korban dan Kerugian keseluruhan Kab/kota di Jawa Timur sebanyak
menunjukan telah terjadi kecelakaan di 74 % telah terjadi kejadian longsor sedangkan 24
lingkungan industri yang menyebabkan korban
% lainnya tidak terjadi longsor.
meninggal di Magetan dan Kab. Pasuruan.

longsor Kab/kota di Jawa Timur

tidak
ada
longsor
26%
Tanah
Longsor
74%

Kebakaran hutan di Tamansari Kab. Jember


Data tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor
dan Gempa bumi, Kerusakan, Kerugian dari
Dari 38 Kab/kota di Jawa Timur 14 diantaranya BPBD Prov. Jatim dan SLHD Kab/kota tahun
mengalami kejadian bencana kebakaran dengan 2014 menunjukan jumlah kerugian akibat tanah
luasan lahan yang mencapai 5001,467 Ha
longsor tahun 2014 sebesar Rp
meningkat dari tahun 2013 dengan luas 370,176
Ha dengan total kerugian Rp 39.878.908.613,00 sangat jauh dibandingkan
130.144.193.666,00. Kerugian terbesar akibat kerugian pada tahun 2013. Kerugian paling besar
kebakaran hutan lahan berada di Kabupaten di Kabupaten Jombang yang mencapai Rp
Jember yang mencapai Rp 12.199.2500.000,00
14.608.010.000,00 dan Korban meninggal
berdasarkan data tabel BA-3. Bencana
Kebakaran hutan/lahan, Luas, dan Kerugian sebanyak 12 jiwa. Luasan longsor tercatat hanya
yang dihimpun dari SLHD Kab/kota tahun 2014. di Kabupaten Gresik seluas 460 Ha.

Kebakaran hutan lahan di Jawa Timur

Kab. Madiun
Kebakaran
Kab. Jember hutan lahan di
Kab. Pacitan Jawa Timur
0 2000 4000

Tetapi grafik diatas juga menunjukan luasan


kebakaran terluas di Kab. Situbondo mencapai
2.089 Ha sedangkan Kota kediri kebakaran
terkecil yaitu 6 Ha dari keseluruhan Kab/kota Longsor di Desa Ngrimbi Kab. Jombang
yang mengalami kebakaran hutan dan lahan.
Bencana tanah Longsor/Gempa bumi, Selain kerugian secara material bencana tanah
Kerusakan dan Kerugian. longsor juga menimbulkan kerugian secara
ekonomi, merusak fasilitas , kerusakan lahan
Kejadian bencana lainnya di Jawa Timur adalah dan keresahan warga yang menderita akibat
Tanah Longsor. Data tabel BA-4E Bencana Alam rusaknya pemukiman tempat bernaung dan
bertempat tinggal. Total kerugian akibat
Tanah Longsor menurut kabupaten/ kota
rusaknya tempat pemukiman tercatat sebesar
menunjukan kejadian tanah longsor telah Rp 457.500.000,00 menurut data tabel BA-4A.
mengakibatkan kerugian sebesar Rp Kerusakan sektor perumahan akibat bencana
43.845.250,00 pada tahun 2013. Seperti tahun Longsor dari BPBD Prov. Jatim. Kerusakan
terparah dengan kondisi rumah rusak berat
sebelumnya Kabupaten Pacitan, Bojonegoro
sebanyak 12 rumah di Kabupaten Bondowoso, 17
dan Bangkalan masih mengalami tanah longsor rumah dalam kondisi rusak sedang di Kab.
diikuti beberapa kab/kota yang ada di Jawa Malang, dan rusak ringan sebanyak 18 rumah
Timur lainnya. Grafik dibawah menunjukan dari

75
juga di Kabupaten Malang seperti ditunjukan Rp 72.000.000,00 dengan kerusakan paling luas
grafik dibawah ini. lahan persawahan di Kab. Magetan yang
menimbulkan kerugian Rp 47.000.000,00
40
menurut data tabel BA-4C. Kerusakan sektor
20 32 ekonomi akibat bencana Longsor. Beberapa
0 12 25 21 12 8 7 6 15 17
wilayah di jawa timur yang berada di jalur api
gugusan berapa gunung api rentan terhadap
pergerakan lempeng patahan yang dapat
menggerakan tanah yang memicu kejadian
Kerusakan perumahan akibat banjir longsor. Tanah longsor terjadi karena oleh
adanya gerakan tanah akibat dari bergeraknya
massa tanah atau batuan yang bergerak
Selain merusak fasilitas perumahan, kejadian disepanjang lereng atau luar lereng yang
bencana tanah longsor juga telah disebabkan faktor gravitasi. Kondisi alamiah
juga disebabkan oleh kerusakan lingkungan
menghancurkan infrastruktur dasar di
karena perubahan dari lahan bervegetasi
masyarakat. Kerusakan fasilitas publik paling menjadi lahan yang tidak bervegetasi pada
tinggi seperti mushola dan jalan sebesar 26 % akhirnya menyebabkan kerawanan dan
dari total kerusakan infrastruktur yang ada, frekuensi terjadinya longsor. Data tabel BA-4D.
Frekuensi kejadian longsor dari BPBD Prov.
seperti ditampilkan dalam grafik di bawah ini.
Jatim menunjukan kejadian longsor paling besar
terjadi di Desa Ngrimbi Kab. Jombang tetapi
Kerusakan infrastruktur akibat Longsor frekuensi longsor paling banyak terjadi di Kab.
Bojonegoro tersebar di 13 wilayah kecamatan
3% 9%
Plengsengan dan Kab. Pacitan di 10 wilayah Kecamatan. Rata-
10% Sungai dan rata kejadian longsor terjadi di Bulan Januari
Irigasi 2014.
26%
13% Tanggul
Frekuensi kejadian Longsor
26% 15
13%
Pengaman 10
Tebing/bahu Frekuensi
jalan 5 kejadian
0 longsor
Kab.…
Kab.…

Kab.…
Kab.…
Kab.…
Kab.…
Kota…
Kota…

Kerugian mencapai Rp 372.000.000,00


terbanyak merusak infrastruktur di Kabupaten
Pacitan dan Bojonegoro, diambil data Tabel BA-
4B. Kerusakan Infrastruktur akibat bencana Peningkatan kejadian bencana menjadi
Longsor dari BPBD Prov. Jatim.
momentum upaya pengurangan resiko bencana.
Kerusakan sektor perekonomian akibat UU No.24 tahun 2007 dan Perka BNPB No.4
Longsor tahun 2008 menyebutkan fase penanggulangan
11% bencana dimulai dari pencegahan/mitigasi,
Persawahan
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
11%
Potensi bencana serta kerentanan wilayah
45% Lahan terhadap bencana memerlukan kapasitas,
11% pertanian ketahanan daerah dan kebijakan-kebijakan yang
Pekarangan meperhatikan daya dukung dan daya tampung
22%
lingkungan sebagai upaya meminimalkan
Kerusakan yang ditimbulkan akibat tanah dampak. Mengingat bencana tidak mengenal
longsor, juga telah menimbulkan kerusakan wilayah administrasi, sehingga setiap daerah
faktor ekonomi masyarakat, grafik diatas
memiliki rencana penanggulangan bencana
menunjukan kerusakan sektor perekonomian
lebih banyak pada utilitas sarana pertanian yang potensial di wilayahnya dengan potensi
sebesar 45 % dari kerusakan sektor yang ada, dan kemampuanya masing masing.[]
total kerugian sektor perekonomian mencapai

76
BAB III
TEKANAN LINGKUNGAN

77
III. A. KEPENDUDUKAN

Luas Wilayah , Jumlah Penduduk, Pertumbuhan


dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk yang besar memiliki andil


dalam berbagai permasalahan lingkungan dan
aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar
tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas
dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun
lahan di Jawa Timur tidaklah berubah . Luas
Jawa Timur
Penduduk Kab. Ponorogo

Penduduk merupakan potensi sekaligus


beban pembangunan. Penduduk yang Jumlah penduduk selama 5 tahun
berkualitas (produktif) merupakan
potensi/kekuatan pembangunan berkelanjutan Jumlah penduduk selama 5 tahun
berkelanjutan dengan mengoptimalkan manfaat
dari sumber alam dan sumberdaya manusia 38.610.202
38.363.195
dengan cara menyerasikan aktivitas manusia 38.106.590
37.840.657
37.565.706
sesuai dengan kemampuan sumber alam yang
tersedia.
2010 2011 2012 2013 2014

Grafik diatas menunjukan jumlah penduduk Jawa Timur dengan luas 46.429 km2, tercatat
Kabupaten / Kota di Jawa Timur yang terpadat pada tahun 2014 berpenduduk 38.610.202 jiwa.
adalah Kota Surabaya sebanyak 2.833.924 Jiwa; Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penduduk
Kab. Malang sebanyak 2.527.087 Jiwa, Kab. Jawa Timur 38.318.791 jiwa. Setiap tahun jumlah
Jember sebanyak 2.394.608 Jiwa dan Kab. penduduk semakin bertambah , seperti yang
Sidoarjo sebanyak 2.083.924 Jiwa . Sedangkan ditampilkan di grafik diatas. Sedangkan
pertumbuhan penduduk tertinggi melebihi Kepadatan penduduk menurut kab/kota,
pertumbuhan Jawa Timur adalah Kab. Sidoarjo dengan kepadatan penduduk tertinggi padat
sebesar 1,7 % kemudian Kab. Sampang sebesar tahun 2014 adalah kota Surabaya, Kota Malang,
1,36 dan Kab. Mojokerto sedangkan Kota Mojokerto dan Kab. Sidoarjo seperti
pertumbuhan paling rendah berada di Kab. ditunjukan Grafik dibawah ini .
Lamongan sebesar 0,06 % seperti ditunjukan
dalam grafik berikut ini :

78
ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan
hal ini disebabkan manusia merupakan bagian
integral dari ekosistem, dimana manusia hidup
dengan mengekploitasi lingkungannya.
Pertumbuhan penduduk yang cepat
meningkatkan permintaan terhadap sumber
daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya
konsumsi yang disebabkan oleh
membengkaknya jumlah penduduk yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada semakin
Jumlah Penduduk di Kab/ Kota juga terus berkurangnya produktifitas sumber daya alam.
mengalami kenaikan Kabupaten, menurut data Menurut data Tabel DE-1E. Jumlah Penduduk
Tabel DE-1A. Jumlah Penduduk 5 Tahun yang Lahir, Mati dan Pertumbuhan Alami
sebelumnya per Kab/Kota / Kota Surabaya menurut Jenis Kelamin menunjukan
dengan jumlah penduduk tertinggi dilanjutkan pertumbuhan alami di Jawa Timur sebesar
oleh kabupatan Malang, Jember dan Sidoarjo 31.846 Jiwa untuk jenis kelamin laki-laki dan
seperti ditunjukan Grafik berikut . 30.288 Jiwa untuk perempuan dengan

pertumbuhan neto sebesar 62.134 Jiwa.


Kabupaten Kota dengan pertumbuhan paling
Migrasi Penduduk tinggi laki-laki adalah Kabupaten Nganjuk
sebesar 9.382 Jiwa dan perempuan kabupaten
sidoarjo sebesar 10.458 Jiwa seperti yang
ditunjukan data tabel Tabel DE-1E. Jumlah
Penduduk yang Lahir, Mati dan Pertumbuhan
Alami menurut Jenis Kelamin dari Dinas tenaga
kerja dan kependudukan Prov. Jatim. Kepadatan
juga dipengaruhi oleh migrasi penduduk, data
dari Dinas kependudukan Prov. Jatim juga
menunjukan bahwa tingkat migrasi perpindahan
laki-laki sebesar 11.544 Jiwa . Perpindahan paling
tinggi untuk laki-laki adalah di Kota Malang
Migrasi Penduduk Madura sebesar 4.313 Jiwa sedangkan Perpindahan
penduduk paling rendah di kabupaten Sampang
Kepadatan penduduk di suatu wilayah
188 Jiwa. Sedangkan perpindahan paling tinggi
dipengaruhi oleh tiga komponen demografi
perempuan di Kab Lamongan sebesar 5.741 Jiwa
yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan
dan terendah di Kab.Ponorogo sebesar 18 Jiwa,
penduduk atau migrasi penduduk. Padatnya
berdasarkan data tabel Tabel DE-1D. Jumlah
penduduk suatu daerah akan menyebabkan
Penduduk yang Datang, Pindah dan Migrasi

79 Kepadatan jalanan Surabaya


menurut Jenis Kelamin. Perpindahan penduduk dipengaruhi kedatangan penduduk juga
di Jawa timur , terbesar dilakukan oleh dipengaruhi kepindahan penduduk, data
kelompok laki-laki sebesar 59 % atau sebanyak menyebutkan kepindahan laki –laki di Jawa
12.158 Jiwa Penduduk, seperti terlihat dalam Timur sebanyak 96.898 dan Perempuan
Grafik berikut : sebnayak 91.464, dengan kepindahan paling
tinggi di kab. Lamongan dan terendah di Kota
Migrasi Penduduk Blitar.

Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan


Migrasi
41% perempuan
59% migrasi laki-laki

Sedangkan jika dilihat perpindahan penduduk


selama setahun menurut data Tabel DE-1C.
Migrasi Selama Hidup Di Jawa Timur dalam 12
Bulan Terakhir menunjukan penduduk datang di
Jawa timur sebesar 201.540 Jiwa sedangkan
Penduduk perempuan
yang pindah sebesar 182.629 dengan jumlah
migrasi sebesar 18.911 Jiwa. Besarnya orang Karakteristik sosial budaya masyarakat
yang melakukan perpindahan/migrasi dalam suatu wilayah, juga dipengaruhi
penduduk, seperti ditunjukan dalam Grafik komposisi antara penduduk laki-laki dan

dibawah ini : perempuan . Jumlah penduduk yang ada di


dari Jumlah orang yang melakukan migrasi atau Jawa Timur pada tahun 2013 adalah sebanyak
pindah terbanyak pada bulan Mei hingga Juni 18.877.560 Jiwa penduduk Laki-laki dan
lebih banyak ketimbang penduduk yang datang 19.441.231 jiwa penduduk perempuan sedangkan
ke Jawa Timur . jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2014
Jika ditinjau dari perpindahan penduduk sebanyak 19.051.636 Jiwa dan Penduduk
berdasar jenis kelamin, data Tabel DE-1B. Migrasi perempuan sebanyak 19.558.566 Jiwa menurut
Selama Hidup Menurut Jenis Kelamin data tabel DE-2. Jumlah Penduduk Laki-laki dan
menunjukan penduduk datang Laki laki di Jawa Perempuan dari BPS Prov. Jatim tahun 2014.
timur sebanyak 105.230 Jiwa, kedatangan Jumlah penduduk perempuan dan laki-laki
penduduk laki-laki terbanyak ada di Kota Malng menunjukan bahwa jumlah perempuan lebih
dan Kab. Tuban. Sedangkan penduduk banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Kota
perempuan yang datang 103.622 Jiwa, surabaya merupakan wilayah dengan penduduk
kedatangan perempuan ada di Kota Malang dan laki-laki paling tinggi di Jawa timur sebesar
Kab. Nganjuk. Jumlah Penduduk selain 19.558.566 Jiwa, terbanyak adalah di Kota

80
Malang sebanyak 1.269.613 dan Kota Surabaya
1.399.284 Jiwa. Penduduk perempuan 1.434.640
jiwa dan Kab. Malang sebesar 1.257.474 Jiwa.
Jumlah perempuan yang lebih banyak , bisa
dijadikan sebagai bahan rencana dalam
pengelolaan lingkungan berbasis gender dalam
menjaga kualitas dan melestarikan sumber daya
alam sebagai modal pembangunan
berkelanjutan.

Pasangan Usia Subur dan Keluarga Berencana


Gerakan Keluarga Berencana (KB) merupakan
Apabila dibandingkan antara jumlah salah satu kegiatan untuk mengendalikan laju
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, pertumbuhan penduduk dengan cara
maka penduduk perempuan lebih banyak penurunan angka kelahiran. Penurunan angka
daripada penduduk laki-laki. Berdasarkan data kelahiran melalui Keluarga Berencana. Jumlah
Tabel DE-2A, jumlah Wanita dan Pasangan Usia pasangan Usia Subur di Jawa Timur sebesar
Subur Per Kab/ Kota, total keseluruhan Wanita 7.931.610 sedangkan yang mengikuti program
Usia Subur sebanyak 10.846.710 Jiwa sedangkan KB sebesar 5.772.622 dengan prevalensi sebesar
pasangan Usia Subur sebanyak 7.931.610. 73 %. Menurut data tabel DE-2E. Jumlah
Sedangkan jumlah PUS di Kab/Kota ditunjukan Kesertaan ber KB Per Kab/ Kota menurut
dalam grafik berikut : BKKBN Prov Jawa Timur. Kab Jember
Pasangan usia subur menurut grafik diatas mempunyai PUS paling tinggi yaitu Kab.Jember
terbanyak di Kabupaten Malang dan Jember sebanyak 529. 664 lebih besar dari Kota
sedangan Wanita Usia Subur, jumlah terkecil di Surabaya sebesar 49.9433 Pasangan Usia
Kab. Situbondo. Sedangkan menurut data tabel Subur, sedangkan jumlah PUS paling sedikit di
Tabel DE-2C. Usia Kawin Pertama Penduduk kab. Magetan sebanyak 114.893 Jiwa . Jika
Wanita dari BKKBN Prov. jati Jawa Timur dilihat dari jumlah peserta KB terbanyak di Kab.
menunjukan jumlah usia kawin menikah di usia Malang sebesar 38.0534 keluarga. Prevalensi
21-25 tahun sebanyak 148.203 jiwa. Paling antara PUS dengan peserta KB Paling besar 80 %
banyak di Kab. Malang sebanyak 24.602 Jiwa dari jumlah peserta sebesar 31.262 dari jumlah
dan paling kecil di kab. pacitan sebesar 4.260 Pasangan Usia Subur sebanyak 39.181 di Kota
Jiwa. Sedangkan usia kawin pertama di kota Batu. Sedangkan prevalensi antara pasangan
terbanyak sebesar 9.925 sedangkan terkecil di Usia Subur dengan peserta KB terkecil di
kota blitar sebanyak 1.118 Jiwa seperti grafik di madura kecuali Kab. Sampang dengan
bawah ini. prevalensi 74%, . Jika dilihat dari kecenderungan
alat yang digunakan KB menurut data tabel DE-
2D.

Pencapaian Peserta Keluarga Berencana


Kab/Kota dari total jumlah KB sebesar 5.772.721
Peserta, pemakaian alat kontrasepsi paling
banyak disukai adalah suntik sebanyak

81
2.853.785 atau sebesar 49 % alat, dilanjutkan pil sebanyak 168.790.
sebanyak 1.131.313 atau 20 % dari pemakain alat
KB. Sedangkan jumlah paling sedikit adalah
Metoda Operasi Pria (MOP) sebesar 31.755 atau
1 % dari pencapaian KB pada tahun 2014, seperti
terlihat dalam tabel grafik berikut :

Pemakaian alat kontrsepsi


4% 1% 13%
11% IUD
PIL
20%
Kondom
49% Suntik
2%
Susuk

Penggunaan pil KB dan IUD paling banyak di Kab


jember sebanyak 79.196 . Pemakaian Kondom
terbanyak di Kab. Ponorogo, sedangkan yang Penduduk Pesisir
terendah di Kab. Pacitan sebesar 552. Susuk
paling besar dipakai Kota surabaya sebesar
10.126. Penggunaan Metoda Operasi Wanita
terbesar di Kab. Malang sebanyak 19.901 di
sedangkan Metoda Operasi Pria terbesar di Kab.
Situbondo sebesar 4.924. Sedangkan
prosentase wanita usia 15-49 Tahun berstatus
kawin yang ikut KB menurut aak lahir hidup
menurut BKKBN Prov. Jatim menunjukan jumlah
usia Wanita Usia Subur sebanyak 10.846.710,
dengan Child Women rasio (CWR) sebesar 251. Kawasan pesisir bulak Kota Surabaya
CWR adalah perbandingan jumlah anak berumur
dibawah lima tahun dengan penduduk Jawa timur mempunyai garis pantai ±
perempuan umur 15-49 tahun. Penghitungan ini 2.128 km yang dapat dibagi menjadi pesisir
pada umumnya menggunakan jumlah anak wilayah utara, timur dan selatan. Kawasan di
umur 0-4 tahun, walaupun dapat juga digunakan Pesisir Utara Jawa Timur yang termasuk
jumlah anak umur 0-9 tahun. Tidak mengalami tekanan berat akibat dampak
digunakannya umur 0-1 tahun, karena pada pembangunan adalah kawasan Selat Madura
umumnya data demografi yang dipublikasikan dan pesisir selatan Kabupaten Pamekasan,
adalah bentuk kelompok umur 5 tahunan. Sampang, Bangkalan, Gresik, Kodya Surabaya,
Sidoarjo, Pasuruan dan Probolinggo. Beratnya
Anak lahir hidup tekanan eksploitasi sumber daya pesisir serta
pesatnya laju pencemaran ini, secara gradual
12%
dipengaruhi oleh masukan limbah baik domestik
0 - < 1 TH atau dari penduduk setempat maupun industri,
yang berakibat penurunan kualitas fisik
50% 1 - < 5 TH lingkungan perairan dan produktivitas
38% ekosistem. Kondisi ini dapat juga dipengaruhi
Balita
besarnya populasi penduduk dan kepadatannya
di kawasan pesisir tersebut. Berdasarkan data
dari tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan
Angka kelahiran terbanyak lahir hidup kurang 1 Laut dari Badan Pusat statistik Prov. Jatim
tahun terbanyak di kota surabaya sebesar 37 sebanyak 42 % memiliki laut dan pesisir
dan jember sebesar 706. Bayi anak hidup hingga sedangkan selebihnya 58% tidak memiliki laut
umur 5 tahun terbanyak di Kota subaya sebesar dan pesisir, seperti grafik berikut ini.
224.484 dan kab. Malang sebanyak 132.866
Jumlah balita terbanyak di Kota surabaya
dengan jumlah 361.365 jiwa dan Kab. Malang

82
55.613 jiwa dari 5 desa yang ada di Pesisir timur
Kab/kota memiliki laut di Jawa Timur provinsi Jawa timur merupakan kawasan padat
penduduk setelah penduduk muncar dengan
penduduk 88.986 Jiwa di Kab. Banyuwangi
Memiliki laut berdasarkan data tabel DE-3D. Jumlah
42%
penduduk pesisir di wilayah Bakorwil III Malang
58% Tidak meiliki menurut SLHD tahun 2014 kab/kota. Wilayah
Laut Jawa Timur lainnya yang merupakan wilayah
padat penduduk pesisir adalah di Bakorwil
Pamekasan. Desa Gili genting Kab. Padat paling
padat sebanyak 37.026 sedangkan paling sedikit
Jumlah penduduk yang tinggal di wilayah pesisir di desa Tanagura kec. Labang yang hanya 244
laut mencapai 1.075.646 Rumah tangga dari Rumah sesuai grafik dibawah ini.
total jumlah penduduk pesisir 3.589.941 Jiwa
dari sebelumnya tercatat pada tahun 2013, total
penduduk pesisir pada tahun 2012 sebesar
3.118.461 Jiwa. Kabupaten dengan jumlah
penduduk pesisir paling banyak adalah
kabupaten Sumenep yang mencapai 198. 686
rumah tangga dari penduduk 594.816 Jiwa .
Wilayah perkotaan seperti kota surabaya
menempati urutan pertama dengan jumlah
penduduk mencapai 29.9414 jiwa dan 81.324
rumah tangga. Wilayah perkotaan dengan karakteristik pesisir,
jumlah penduduk terbanyak di waru Kab.
Sidoarjo sebanyak 223,697 jiwa dan kelurahan
Kecamatan dan desa/Kelurahan di wilayah Sidotopo Kota Surabaya sebanyak 54.429 Jiwa.
pesisir
Tekanan jumlah penduduk semakin meningkat
Jumlah penduduk di wilayah pesisir baik di sangat terkait dengan sumberdaya di daratan
Kawasan pedesaan/perkotaan makin semakin terbatas, maka wilayah pesisir dan laut
meningkat, data Tabel DE-3A. Penduduk di beserta sumberdayanya menjadi alternatif
Wilayah Pesisir dan Laut tahun 2012 mencapai pendukung pembangunan daerah maupun
3.118.461 jiwa meningkat pada tahun 2014 nasional yang strategis di masa mendatang. Di
sebanyak 3.589.941 Jiwa. Sedangkan desa/ beberapa daerah di pesisir utara Jawa Timur
kelurahan di pesisir seperti dalam Grafik terutama yang berdekatan dengan muara-
dibawah ini : muara sungai dan di daerah di sekitar teluk dan
Kecamatan, Desa/Kelurahan Pesisir tanjung terjadi proses akresi yang ditandai
dengan majunya garis pantai. Daerah-daerah
tersebut berkembang menjadi daerah
pemukiman, pertanian, pertambakan dan
pelabuhan. Dampak yang mungkin muncul
adalah merosotnya kondisi sosial-ekonomi
masyarakat setempat yang menggantungkan
hidupnya pada sumberdaya alam disekitar
perairan. Indikasi Indikasi kondisi sosial ini
Menurut data tabel DE-3B. Jumlah penduduk
dapat terlihat pada besarnya populasi penduduk
pesisir di wilayah Bakorwil I Madiun, Penduduk
dan kepadatannya di kawasan pesisir.
Kec. Tulakan Kab. Pacitan merupakan penduduk
Persoalan kependudukan dan
pesisir terpadat sebanyak 87.032 jiwa dan
kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal yang
22.856 rumah tangga. Kawasan pantai utara
saling terkait antara satu dengan lainnya.
yang termasuk dalam wilayah Bakorwil
Terjadinya Terjadinya kerusakan lingkungan
Bojonegoro terdata penduduk terpadat
sehingga yang dapat mengakibatkan
mencapai 17.465 jiwa dan 5.281 rumah tangga
ketidakseimbangan sumber daya alam, dapat
di kecamatan Belimbing menurut data Tabel DE-
berdampak kepada kehidupan manusia secara
3C. Jumlah penduduk pesisir di wilayah Bakorwil
makro. Oleh karena itu perlu adanya upaya
II Bojonegoro. Kawasan lainnya di Kecamatan
kedepan secara bijak guna tetap mempertahan
Banyuputih Kab. Situbondo dengan penduduk
kelestarian dan kualitas lingkungan.

83
Pertumbuhan dan kepadatan penduduk secara
umum memberikan tekanan terhadap sumber Jumlah Penduduk Laki-laki dan
daya alam, ketersediaan tata ruang dan sumber Perempuan Menurut Tingkat
daya lingkungan, karena dalam pemenuhan Pendididkan
kebutuhan hidup akan pangan, sandang dan
Tidak Sekolah SD
papan membutuhkan lahan dan air. Alih fungsi
lahan dan konversi lahan masih cenderung SMP SMA
terjadi untuk memenuhi kebutuhan akan lahan D3 S1
untuk pemukiman, dan hiburan.
6% 16% 43%18%
13% 3%1%
0%
Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Grafik 1. Prosentase Penduduk Jawa Timur
Berdasarkan status Pendidikan
Kemampuan sumber daya manusia Salah satu permasalahan pada bidang
dipengaruhi oleh akses pendidikan. pendidikan yaitu siswa putus sekolah. Di Jawa
Perkembangan kemajuan pendidikan Timur masih jumlah siswa SD putus sekolah
menjadikan terbentuknya struktur kelas mencapai 4.206 siswa dengan perbandingan
sosioekonomi, ada yang makmur, ada kelas siswa laki-laki 57% perempuan 43%. Sedangkan
menengah dan miskin yang juga berdampak jumlah siswa SMP putus sekolah mencapai
kepada prosentase status pendidikan. Status 4.699 siswa dengan perbandingan siswa laki-laki
pendidikan penduduk Jawa Timur tidak hanya 60% dan siswa perempuan 40%. Jumlah siswa
tergantung sarana prasarana tetapi kondisi SMA yang putus sekolah di Jawa Timur lebih
ekonomi wilayah. Faktor ekonomi adalah sedikit dibandingkan dengan siswa SD dan SMP
respect atas kebutuhan lahiriah manusia. yang putus sekolah yaitu sekitar 2.483 siswa
Pendidikan tergantung ekonomi suatu wilayah dengan perbandingan siswa laki-laki 57,5% dan
baik wilayah agraris maupun industri. siswa perempuan 42,5%.
Apabila ditinjau dari jumlah sekolah,
hampir seluruh Kabupaten/Kota Di Jawa Timur
telah cukup memiliki sekolah mulai dari jenjang
taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Jumlah taman kanak-kanak di Jawa
timur mencapai 16.055 sekolah dengan jumlah
siswa sebanyak 748.397 siswa. Jumlah taman
kanak-kanak terbanyak dimiliki Kota Surabaya
yang mencapai 1.353 sekolah (Grafik 2)

Pendidikan Sekolah Dasar


Jumlah Penduduk laki- laki dan
perempuan yang tidak bersekolah di Jawa Timur
berjumlah 10.387 orang atau sekitar 6 % dari
jumlah penduduk di Jawa Timur. Sedangkan
untuk Sekolah Dasar (SD) berjumlah 4.445.437
orang atau sekitar 43 %. Sekolah Menengah
Pertama (SMP) berjumlah 1.844.571 orang atau
sekitar 18 %. Sekolah Menengah Atas (SMA)
berjumlah 1.348.733 orang atau sekitar 13 %. D3
berjumlah 592.366 orang, S1 berjumlah
1.601.890 orang, S2 berjumlah 344.722 orang,
dan S3 berjumlah 83.113 orang (Grafik 1).

84
Jumlah sekolah menengah atas (SMA)
di Jawa Timur mencapai 1.347 sekolah dengan
Kota Surabaya
jumlah terbanyak terdapat di Kota Surabaya
Kota Mojokerto yang mencapai 168 sekolah. Selain SMA, jenjang
Kota Probolinggo
pendidikan yang sederajat adalah sekolah
menengah kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah
Kota Blitar
(MA). Jumlah SMK di Jawa Timur mencapai
Kabupaten Sumenep 1.614 sekolah dengan jumlah terbanyak terdapat
Kabupaten Sampang
di Kab. Jember sebanyak 132 sekolah.
Sedangkan untuk MA jumlahnya di Jawa Timur
Kabupaten Gresik
mencapai 1.339 sekolah dengan jumlah
Kabupaten Tuban terbanyak terdapat di Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Ngawi sejumlah 125 sekolah. Perbandingan antara
jumlah SMA, SMK dan MA dapat dilihat pada
Kabupaten Madiun
Grafik 3.
Kabupaten Jombang
Prosentase SMA, SMK dan MA di Jawa Timur
Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Probolinggo

Kabupaten Bondowoso 31% 31%


SMA
Kabupaten Jember
SMK
Kabupaten Malang MA

Kabupaten Blitar
38%
Kabupaten Trenggalek

Kabupaten Pacitan
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Grafik 3. Prosentase Jumlah SMA, SMK dan MA
di Jawa Timur
Grafik 2 Jumlah Taman Kanak-Kanak di Jawa Hampir seluruh Kabupaten/Kota di
Timur Jawa Timur telah memiliki perguruan tinggi.
Jumlah Sekolah Dasar yang paling Yang dimaksud perguruan tinggi meliputi
banyak ada di Kabupaten Malang dengan universitas, institut, sekolah tinggi, akademi,
jumlah 1.173 Sekolah. Sedangkan untuk dan politeknik. Kota Surabaya merupakan
Maarasah Ibtidaiyah yang paling banyak wilayah di Jawa Timur yang memiliki universitas,
terdapat di Kabupaten Sumenep dengan jumlah sekolah tinggi, akademi, dan politeknik paling
534 Sekolahan. banyak dibandingkan dengan Kab./Kota lainnya
Sedangkan jumlah sekolah menengah di Jawa Timur. Sedangkan untuk institut
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah Kab./Kota Malang dan Kota Surabaya yang
(MTS) di Jawa Timur mencapai 7.331 dengan paling banyak jumlahnya dibandingkan yang
perbandingan sekolah berstatus negeri sekitar lainnya.
26% sedangkan sisanya 74% berstatus swasta.
Jumlah SMP paling banyak terdapat di Kota
Batu dan untuk MTS yang paling banyak berada
di Kabupaten Sumenep.

. Siswa SMA

85
III. B. PERMUKIMAN pengemis perempuan dan 44% pengemis laki-
Rumah Tangga Miskin laki. Jumlah pengemis terbanyak terdapat di
Definisi kemiskinan adalah Kab. Probolinggo dan di peringkat kedua adalah
ketidakmampuan memenuhi standar hidup Kab. Malang.
minimum. Kemiskinan merupakan salah satu
fenomena sosial yang dipengaruhi oleh berbagai Pengemis
faktor antara lain tingkat pendapatan,
pendidikan, akses tehadap barang dan jasa,
lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan.
Jumlah rumah tangga miskin di Jawa Timur laki-laki
mencapai 1.368.177 rumah tangga atau sekitar peremp 44%
13% dari total rumah tangga di Jawa Timur. uan
Rumah tangga miskin paling banyak terdapat di 56%
Kabupaten Jember, dengan jumlah sebanyak
76.657 rumah tangga miskin. Sedangkan rumah
tangga miskin yang paling sedikit ada di Kota
Batu, dengan jumlah sebanyak 2.202 rumah Grafik 1 Prosentase Jenis Kelamin Pengemis di
tangga. Jawa Timur
Kemiskinan tidak bisa diidentikan Pengemis dan pemulung yang berada di
dengan ketidak mampuan ekonomi tetapi juga daerah perkotaan umumnya merupakan urban
berkaitan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan dari daerah pedesaan yang hijrah ke kota untuk
pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air mencari nafkah tanpa memiliki kemampuan
bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan khusus.
lingkungan hidup, dan rasa aman dari perlakuan Kemiskinan identik dengan rumah tak
atau ancaman kekerasan. layak huni. Di Jawa Timur pada tahun 2014 total
Kemiskinan dapat disebabkan karena rumah tak layak huni berjumlah 253.439 rumah
keterbatasan faktor-faktor geografis dengan jumlah rumah tak layak huni tertinggi
(daerahnya terpencil atau terisolasi, dan berada di Kabupaten Ponorogo sebesar 37.000
terbatasanya prasarana dan sarana), ekologi rumah. Daerah yang memiliki rumah tak layak
(keadaan sumber daya tanah/lahan, dan air huni paling sedikit adalah Kabupaten Sidoarjo.
serta cuaca yang tidak mendukung), teknologi Jumlah rumah tak layak huni di Kab./Kota se
(kesederhanaan sistem teknologi untuk Jawa Timur dapat dilihat pada tabel SE-1A pada
berproduksi), dan pertumbuhan penduduk yang buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014.
tinggi dibandingkan dengan tingkat Berdasarkan data yang di data pada
penghasilannya. tahun 2013, rehabilitasi rumah tak layak huni
Mata pencaharian rumah tangga miskin yang telah direalisasikan mencapai 71.093 unit
di Jawa Timur umumnya adalah pemulung dan dengan realisasi terbanyak berada di Kab./Kota
pengemis. Pemulung adalah orang yang Madiun sebesar 4.963 unit. Sedangkan yang
mempunyai pekerjaan utama sebagai belum terealisasi mencapai 182.346 unit dengan
pengumpul barang-barang bekas untuk jumlah terbanyak berada di Kab. Ponorogo
mendukung kehidupannya sehari-hari, yang 33.505 unit.
tidak mempunyai kewajiban formal dan tidak Selain identik dengan rumah tak layak
terdaftar di unit administrasi pemerintahan. huni, kemiskinan merupakan salah satu
Menurut data tahun 2014, jumlah pemulung di indikator mendasar dari daerah tertinggal.
Jawa Timur sebanyak 3.279 dengan rincian Selain kemiskinan indikator lainnya adalah
pemulung laki-laki sebanyak 68% dan pemulung sumber daya manusia yang rendah,
perempuan sebanyak 32%. Jumlah pemulung prasarana/infrastruktur, kemampuan / kekuatan
terbanyak terdapat di Kab. Blitar kemudian di keuangan daerah yang terbatas, aksesibilitas
Kabupaten Banyuwangi. untuk mencapai pusat-pusat pelayanan dasar
Definisi pengemis berdasarkan yang minim, serta karakteristik daerah
Peraturan Pemerintah no. 31 tahun 1980 adalah yangrawan konflik sosial dan bencana alam.
orang-orang yang mendapatkan penghasilan Data tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah
dengan minta-minta di muka umum dengan penduduk di daerah tertinggal dan terpencil di
berbagai cara dan alasan untuk mengharap Jawa Timur sebanyak 9.110 jiwa yang terdiri dari
belas kasihan orang lain. Jumlah pengemis pada 5.869 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4.420
tahun 2014 sebanyak 3.645 yang terdiri dari 56% jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah

86
penduduk daerah tertinggal dan terpencil dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
terbanyak berada di Kabupaten Bondowoso lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga
yaitu sebanyak 5.829 jiwa. Data penduduk di dan meningkatkan kesehatan manusia.
daerah tertinggal dan terpencil dapat dilihat Permasalahan sanitasi yang dihadapi di Jawa
pada tabel SE-1C buku data SLHD Prov. Jatim timur yaitu masalah sosial budaya dan perilaku
tahun 2014. penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB)
di sembarang tempat, khususnya ke badan air
Sumber Air Minum (sungai) yang juga digunakan untuk mencuci,
mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
Sumber air minum untuk keperluan
rumah tangga di Jawa Timur berasal dari ledeng, Menurut data tentang Rumah Tangga
sumur, sungai, hujan, kemasan dan lainnya. dan kepemilikan fasilitas tempat buang air besar
Jumlah rumah tangga yang ada di Jawa Timur di Jawa Timur pada tahun 2014, dari 10.940.164
yang menggunakan sumber air minum jenis Rumah Tangga yang di data, sebanyak
ledeng berjumlah 2.304.148 rumah tangga, yang 7.727.679 rumah tangga sudah memilki tempat
menggunakan sumur sebanyak 2.737.811 rumah buang air besar sendiri, sedangkan rumah
tangga, yang bersumber dari air sungai tangga yang memilki tempat buang air besar
sebanyak 4.492 rumah tangga, yang mengambil bersama sebanyak 792.219 rumah tangga dan
dari air hujan sebanyak 37.347 rumah tangga, jumlah rumah tangga yang tidak memiliki/ tidak
dari air kemasan sebanyak 62.056 rumah ada tempat buang air besar sebanyak 2.416.712
tangga, dan yang menggunakan sumber air rumah tangga (Grafik 3). Sedangkan jumlah
minum lainnya sebanyak 627.882 rumah rumah tangga dan jenis jamban sebagai fasilitas
tanngga (Tabel SE-2 buku data SLHD Prov. Jatim tempat buang air besar milik sendiri dapat
tahun 2014). Jumlah rumah tangga apabila dilihat pada Grafik 4.
diprosentasekan berdasarkan sumber air
minumnya dapat dilihat pada grafik 2.

Sumber Air Minum Rumah Tangga


Tahun 2014
Lainnya
Kemasa 11%
Hujan
n
1% Ledeng
1%
Sungai 40%
Jamban Sehat
0%
Sumur Berdasarkan data di atas, berarti bahwa
47% masyarakat masih ada yang buang air besar
sembarangan dan memerlukan perhatian
Grafik 2. Prosentase Rumah Tangga khusus dari semua pihak, seperti elemen
berdasarkan sumber air minum masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
Jumlah Kebutuhan Sumber Air Minum lembaga swasta dan lintas sektor terkait (Dinas
di Jawa Timur yang menggunakan jenis ledeng Kesehatan, Pekerjaan Umum, Dinas Pemukiman,
paling banyak adalah jumlah rumah tangga yang Sarana dan Prasarana Wilayah, Lembaga
ada di Kota Surabaya, Kabupaten Kediri dan Pembangunan Desa (Bangdes) dan instansi
Kabupaten Probolinggo sedangkan yang terkait lainnya.
menggunakan sumber air minum jenis sumur
paling banyak adalah jumlah rumah tangga yang
ada di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Tulungagung.
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sumenep
masih banyak yang menggunakan sumber air
bersih jenis lainnya.

Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam
pembudayaan hidup bersih dengan maksud Grafik 3. Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan
mencegah manusia bersentuhan langsung Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar

87
Sampah rumah tangga merupakan
sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga, tetapi tidak termasuk tinja
atau sampah spesifik. Jumlah dan jenis sampah
rumah tangga yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh gaya hidup dan konsumsi
dalam rumah tangga. Umumnya semakin
meningkatnya perokonomian maka jenis
sampah yang dihasilkan semakin bervariasi.

Grafik 4 Jumlah Rumah Tangga dan Jenis


Jamban Sebagai Fasilitas Tempat Buang Air
Besar Milik Sendiri
Jumlah desa di Jawa Timur mencapai
8.503 desa dengan jumlah desa terbanyak
berada di Kab. Malang sebanyak 395 desa. Pada
tahun 2014 jumlah desa di Jawa Timur yang
mengusulkan tidak buang air besar Sampah Rumah Tangga Belum Terpilah
sembarangan sebanyak 327 desa dengan usulan Sampah merupakan salah satu
terbanyak berada di Kab. Tulungagung sebayak permasalahan lingkungan yang cukup krusial.
66 Desa. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Permasalahan sampah dapat berdampak pada
melakukan verifikasi desa tidak buang air berbagai aspek kehidupan mulai dari sosial
sembarang sebanyak 1.233 desa dengan jumlah ekonomi, kesehatan, dan pembangunan.
desa terbanyak yang diverifikasi berada di Kab. Permasalahan persampahan umumnya
Magetan sebanyak 235 desa. disebabkan kurang tepatnya pengelolaan
Jumlah rumah tangga di Jawa Timur sampah tersebut. Umumnya pengelolaan
yang buang air sembarangan mencapai sampah di Jawa Timur dilakukan melalui
2.403.528 rumah tangga. Wilayah di Jawa Timur pengangkutan, penimbunan, pembakaran,
yang prosentase jumlah rumah tangga buang air pendaurulangan, pengomposan dan lainnya.
besar sembarangan lebih dari 50% berada di Pengelolaan sampah yang paling banyak
Kab. Bondowoso dan Kab. Situbondo. dilakukan adalah melalui pengangkutan ke
Sedangkan prosentase jumlah rumah tangga Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan
buang air besar sembarangan kurang dari 10% Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
berada di Kab. Tulungagung, Kab. Gresik, Kota
Kediri, Kota Blitar dan Kota Mojokerto.

Persampahan
Definisi sampah sesuai Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun
2008 tentang pengelolaan sampah adalah sisa
kegiatan manusia sehari-hari dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Berdasarkan
undang-undang tersebut sampah Pengomposan Sampah
dikelompokkan menjadi sampah rumah tangga, Timbulan sampah merupakan volume
sampah sejenis rumah tangga (berasal dari sampah atau berat sampah yang dihasilkan
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu
khusus, fasilitas sosial dan fasilitas umum) dan per satuan waktu. Perkiraan timbulan sampah
sampah spesifik. Yang dimaksud sampah merupakan langkah awal yang biasa dilakukan
spesifik meliputi sampah yang mengandung dalam pengelolaan persampahan.
bahan berbahaya dan beracun; sampah yang
timbul akibat bencana; puing bongkaran
bangunan; sampah yang secara teknologi belum
dapat diolah; dan/atau sampah yang timbul
secara tidak periodik.

88
Pengangkutan Sampah Rumah Tangga
Berdasarkan perhitungan, timbulan
sampah di Jawa Timur pada tahun 2014 Gambar 3. TPA Benowo Kota Surabaya
mencapai 64.363,17 m3/tahun yang berarti TPA sampah di Jawa Timur paling luas
meningkat 482,87 m3 dari tahun sebelumnya. areanya adalah TPA Benowo milik Kota
Peningkatan timbulan sampah tersebut seiring Surabaya yang memiliki luas area 37,40 ha
dengan peningkatan jumlah penduduk. dengan area terbangun sebanyak 34 ha dan sisa
Berdasarkan Grafik 1, dapat terlihat bahwa lahan sebanyak 3,4 ha. Luas area TPA berkaitan
timbulan sampah meningkat di seluruh langsung dengan daya tampung yang berarti
Kab./Kota di Jawa Timur kecuali untuk Kab. bahwa TPA Benowo merupakan TPA di Jawa
Lamongan dikarenakan adanya penurunan Timur dengan daya tampung paling besar yaitu
jumlah penduduk sekitar 13.474 jiwa. sekitar 59.840.000 m3. Di TPA tersebut jumlah
Adanya peningkatan timbulan sampah sampah yang masuk mencapai 1300 ton/hari
harus diiringi dengan sarana dan prasarana yang diangkut sekitar 320 truk per harinya. Dari
persampahan yang memadai termasuk Tempat data TPA di Jawa Timur yang dimiliki, bila dilihat
Pemprosesan Akhir (TPA) sampah yang dari sisa umurnya terdapat 10 TPA yang
merupakan tempat untuk memproses dan overload dan 1 TPA yang habis umurnya.
mengembalikan sampah ke media lingkungan. Keberadaan TPA sampah perlu
Berdasarkan data yang ada sebagian mendapatkan perhatian serius terutama
besar sistem pengolahan sampah di Jawa Timur mengenai pencemaran yang dapat terjadi dari
menggunakan sistem controlled landfill (Tabel penimbunan sampah di TPA. Timbunan sampah
SP-9B Buku Data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014). pada TPA akan menghasilkan lindi. Lindi adalah
Pada ampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah limbah cair yang timbul akibat masuknya air
Sistem tersebut lebih baik dibandingkan sistem eksternal ke dalam timbunan sampah,
open dumping karena memiliki potensi yang melarutkan dan membilas materi-materi
lebih besar akan pencemaran lingkungan. terlarut, termasuk juga materi organik hasil
Beberapa Kab./Kota di Jawa Timur masih ada proses dekomposisi biologis. Kuantitas dan
yang menggunakan sistem open dumping kualitas lindi akan sangat bervariasi dan
seperti TPA Paras Poncokusumo, TPA Rejosari, berfluktuasi sehingga perlu penanganan yang
TPA Pujon, TPA Kasrie Bululawang Kab. Malang; baik.
TPA Pandantoyo, TPA Brendil Kab. Nganjuk; dan
TPA Paguan Kab. Bondowoso.
III. C. KESEHATAN
Sedangkan di beberapa Kab./Kota lain
Penyakit Utama Diderita Penduduk
sudah menggunakan sistem sanitary landfill
seperti Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Masalah kesehatan merupakan salah
Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan. sistem satu faktor yang berperan penting dalam
sanitary landfill merupakan metode mewujudkan sumberdaya manusia yang
pengurugan di areal pengurugan sampah yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
disiapkan dan dioperasikan secara kesehatan diharapkan akan semakin
sistematis,dengan penyebaran dan pemadatan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
sampah pada area pengurugan serta penutupan dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
sampah setiap hari. semua lapisan masyarakat secara memadai.
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai
dengan lingkungan yang kondusif, perilaku
masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah
terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang
berhasil dan berdaya guna tersebar merata di

89
semua wilayah. Akan tetapi pada kenyataanya,
pembangunan kesehatan di Indonesia masih
jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-
permasalahan kesehatan masih banyak terjadi.
Baik penyakit menular maupun penyakit tidak
menular yang semakin banyak jumlah dan luas
sebarannya. Beberapa penyakit menular
berbasis lingkungan yang masih tinggi angka
kejadiannya diantaranya adalah: Diare,
Pneumonia Balita, Tuberculosis (TB Paru) , DBD
(demam berdarah dengue), Kusta, Malaria, Grafik 1. Prosentase Penyakit Utama yang
Campak, Dipteria, AFP (Acute Placcid Paralysis). Diderita Penduduk Jawa Timur
Sedangkan penyakit tidak menular seperti : Berdasarkan data di atas tampak bahwa
penyakit jantung koroner, Diabetes Mellitus berapa penyakit berbasis lingkungan seperti
(DM), Hepatitis, Kanker. diare, malaria, TBC, demam berdarah dan
Kondisi sehat secara holistik bukan saja sebagainya masih mendominasi sehingga
kondisi sehat secara fisik melainkan juga diperlukan perhatian khusus baik peran aktif
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk tenaga kesehatan masyarakat maupun perlunya
menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan kegiatan atau program yang dapat mendukung
suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan upaya-upaya penurunan baik jumlah kasus
tubuh. Ada empat factor utama yang maupun jumlah kejadian akibat menurunya
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. kualitas lingkungan.
Keempat factor tersebut merupakan factor Berdasarkan evaluasi kasus diare
determinan timbulnya masalah kesehatan. selama tahun 2012-2014, terjadi penurunan kasus
Keempat faktor tersebut terdiri dari diare. Keberhasilan tersebut tak lepas dari
faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor upaya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), melakukan preventif seperti melalui pendidikan,
faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan penyebaran informasi atau penyuluhan kepada
kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). masyarakat melalui program promosi
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi kesehatan, berbagai sumber media, juga
yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan melakukan upaya kuratif (pelayanan kesehatan
derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor dasar) dengan melibatkan kader. Upaya ini
tersebut faktor perilaku manusia merupakan dilakukan guna mendukung pelayanan
faktor determinan yang paling besardan paling penderita diare seperti penggunaan rehidrasi
sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor oral, pemberian oralit juga pemberian tablet
lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor zinc sesuai umur selama 10 hari berturut-turut.
perilaku yang lebih dominan dibandingkan Tatalaksana penderita diare di tingkat rumah
dengan faktor lingkungan karena lingkungan tangga juga dilakukan yang diharapkan dapat
hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh mencegah terjadinya dehidrasi berat, yang bisa
perilaku masyarakat. berakibat kematian.
Penyakit utama yang diderita penduduk Upaya preventif lainnya yang ikut
yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan berperan guna mendukung penurunan angka
faktor perilaku. Berdasarkan data Dinas kejadian diare di Jawa Timur adalah
Kesehatan Provinsi Jawa Timur hingga meningkatkan peran serta dan kesadaran
September tahun 2014, penyakit terbanyak masyarakat untuk tidak buang air besar
adalah Diare. Penyakit diare masih merupakan sembarangan (BABS) melalui Program Sanitasi
penyakit dengan prosentase terbesar yaitu Total Berbasis Masyarakat (STBM) diharapkan
sebesar 86 persen (430.782 kasus), disusul pada tahun 2014 Jawa Timur sudah Bebas Buang
Pneumonia Balita sebesar 6 persen (30.096 Air Sembarangan (Open Defication Free).
kasus) dan TB Paru (Tuberculosis Paru) 3 persen
(16.700 kasus), TB Paru (BTA +) 1 persen (9.500
Limbah Rumah Sakit
kasus) selanjutnya diikuti penyakit berbasis
lingkungan lainnya seperti Demam Berdarah, Peningkatan pelayanan sanitasi
Kusta PB+MB, HIV, AIDS, Campak, Malaria, lingkungan dapat menekan kasus penyakit pada
Dipteri, dan Kasus AFP (non Polio)/ 100.000 penduduk, tetapi diperlukan pula pelayanan
umur ≥ dari 15 tahun (grafik 1). kesehatan melalui rumah sakit, klinik, dokter
pribadi, bidan, dan sebagainya. Peningkatan

90
pelayanan kesehatan akan meningkatkan pula oleh 156 rumah sakit yang dipantau dapat dilihat
keberadaan jumlah fasilitas kesehatan. pada table SP-10 Buku Data SLHD Prov. Jatim
Peningkatan jumlah fasilitas kesehatan selain tahun 2014.
membawa dampak positif juga berpotensi Berdasarkan data dari PROPER,
memberikan dampak negatif yaitu timbulnya diketahui bahwa beban limbah limbah cair
limbah domestik (sampah), limbah cair, maupun rumah sakit St. Vincentius A Paulo (RKZ) untuk
limbah infeksius (limbah B3). Untuk itu upaya parameter BOD paling tinggi dibandingan
pengelolaan limbah sesuai ketentuan sangat rumah sakit AL Dr. Ramelan dan rumah sakit Dr.
diperlukan agar limbah yang dihasilkan tidak Soetomo yaitu sebesar 0,0159 ton/tahun.
menjadi sumber penularan penyakit. Sedangkan untuk parameter lainnya yaitu COD
Pengolahan limbah cair rumah sakit dan TSS beban limbah cair tertinggi adalah
dilakukan melalui Instalasi Pengolah Limbah rumah sakit Dr. Soetomo sebesar 2,457
(IPAL) sehingga effluent air limbah memenuhi ton/tahun dan 6,187 ton/tahun.
baku mutu yang berlaku. Berdasarkan data yang Berdasarkan hasil pemantauan Dinas
ada, dari 130 rumah sakit sebanyak 91,5% sudah kesehatan pada 130 rumah sakit di Jawa Timur
memiliki IPAL (SP 10D buku data SLHD Prov. diketahui bahwa sekitar 61% rumah sakit telah
Jatim tahun 2014). memiliki sumber daya hkusus untuk mengelola
Umumnya rumah sakit menghasilkan limbah dan hampir semua rumah sakit atau
limbah padat. Limbah padat padat tersebut sekitar 94% rumah sakit memiliki kebijakan
oleh pihak rumah sakit dipilah menjadi beberapa intern terkait pengelolaan limbah (Tabel SP 10-C
kelompok mulai dari 2-6 kelompok. Data buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014).
menunjukkan sebanyak 55% dari total 130 rumah
sakit yang dipantau tidak memiliki alat pengolah III.D. PERTANIAN
limbah padat (Tabel SP 10E buku data SLHD
Definisi pertanian menurut Van Aarsten
Prov. Jatim tahun 2014).
adalah digunakannya kegiatan manusia untuk
Pengolahan limbah infeksius dan limbah memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-
B3 lainnya dilakukan melalui pembakaran di tumbuhan dan atau hewan yang pada
dalam incinerator dengan efisiensi pembakaran mulanya dicapai dengan jalan sengaja
mencapai 99,99 % dan suhu diatas 1.000oC. Dari menyempurnakan segala kemungkinan yang
total 130 rumah sakit yang dipantau, hanya 36% telah diberikan oleh alam guna
rumah sakit yang inceneratornya dapat mengembangbiakkan tumbuhan dan atau
berfungsi dengan baik dan hanya 10% saja yang hewan tersebut. Jadi pertanian merupakan
memiliki ijin operasional incinerator. Apabila sebagai suatu kegiatan pemanfaatan sumber
rumah sakit tidak memiliki incenarator, rumah daya hayati yang dilakukan manusia untuk
sakit tersebut dapat mengelola limbah B3 menghasilkan bahan pangan, bahan baku
dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Dari 130 industri dan sumber energi.
rumnah sakit 52% mengelolakan limbahnya
melalui jasa pihak ketiga.
Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Menurut
Jumlah rumah sakit yang di pantau di
Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk
Jawa Timur tahun 2014 adalah 156 rumah sakit
terdiri dari 150 rumah sakit pemerintah mulai
dari kelas rumah sakit A hingga D dan 6 RS Komoditas pertanian yang biasa
Swasta. Salah satu rumah sakit kelas A adalah diusahakan dalam perkebunan diantaranya
rumah sakit Dr. Soedono Kota Madiun yang kakao, kapas, karet, kelapa, kelapa sawit, kina,
menghasilkan limbah padat sebanyak 150 kopi, tebu, teh dan tembakau. Di Jawa Timur
m3/hari, limbah cair sebanyak 106 m3/hari, pada tahun luas lahan perkebunan mencapai
limbah B3 padat 3,33 m3/hari dan limbah B3 cair 1.012.470 ha dengan lahan terluas untuk jenis
3,67 m3/hari. Data volume limbah rumah sakit tanaman kelapa sebesar 294.416 ha sekitar 29%
lainnya dapat dilihat pada table SP 10 buku data dari total lahan perkebunan. Dari lahan tersebut
SLHD Prov. Jatim tahun 2014. produksi tanaman perkebunan yang dihasilkan
Umumnya setiap rumah sakit sebesar 1.813.160 ton. Jenis tanaman
menghasilkan limbah berupa limbah padat, perkebunan yang paling banyak diproduksi di
limbah cair, dan limbah B3 baik itu padat atau Jawa Timur adalah tanaman tebu dengan total
cair. Volume limbah yang dihasilkan berbeda- produksi 1.256.607 ton. Jenis tanaman kelapa
beda tergantung dari kapasitas rumah sakit dan sawit dan kina merupakan komiditi yang tidak
jumlah pasien. Jumlah limbah yang dihasilkan ditanam di Jawa Timur.

91
Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Menurut Jenis Tanaman adalah di Kab. Ponorogo sebesar 7.754 ton
1.600.000,00 (tabel SE-3C buku data SLHD Prov. Jatim Tahun
1.400.000,00
1.200.000,00
2014).
1.000.000,00
Komoditas perkebunan lainnya seperti
800.000,00
600.000,00
cengkeh banyak dihasilkan di Kab. Kediri
400.000,00 sebesar 276.400 ton. Produk perkebunan
200.000,00
-
seperti tebu banyak dihasilkan di Kab./Kota dii
Jawa Timur, berdasarkan data Kab. Tuban
merupakan wilayah penghasil tebu terbanyak di
Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Jawa Timur dengan produksi 96.518.400 ton.
Sedangkan penghasil tembakau terbanyak
Grafik. 1 Luas Lahan dan Produksi Perkebunan
berada di Kab. Sumenep dengan produksi
Menurut Jenis Tanaman
sebesar 9429,74 ton. Komoditas perkebunan
Data penggunaan pupuk untuk seperti kapas dan jarak hanya dihasilkan di
tanaman perkebunan menunjukkan bahwa sebagian kecil Kab./Kota di Jawa Timur dimana
pupuk yang umumnya digunakan untuk kedua komoditas tersebut terbanyak dihasilkan
tanaman perkebunan di Jawa Timur antara lain di Kab. Pacitan sebesar 25.000 ton dan 6.749
ZA, NPK dan organik. Jenis pupuk paling banyak ton (Tabel SE-3D buku data SLHD Prov. Jatim
digunakan adalah pupuk organik mencapai tahun 2014).
1.098.400 ton dalam setahun kemudian dilanjut
Tanaman perkebunan seperti kapuk
dengan pupuk NPK sebanyak 222.750 ton dalam
dan jambu mente terbanyak dihasilkan di Kab.
setahun. Khusus untuk pupuk ZA hanya
Kediri 158.300 ton dan 66.200 ton. Sedangkan
digunakan untuk tanaman tembakau dengan
untuk tanaman kayu manis hanya dihasilkan di
total penggunaan dalam setahun 500 ton.
Kab. Tulungagung sebanyak 10 ton dan Kab.
Perusahaan yang bergerak di sektor Malang sebanyak 5,25 ton. Berbeda dengan kopi
perkebunan di Jawa Timur berjumlah 125 arabika, di Jawa Timur cukup banyak wilayah
perusahaan dengan status BUMN, BUMD dan yang menghasilkan kopi robusta sekitar 19
swasta (Tabel SE-3A buku data SLHD Prov. Jatim kab./kota dan daerah yang paling banyak
Tahun 2014). menghasilkan adalah Kab. Malang sebesar
Selain perkebunan yang dikelola 9.681,30 ton (Tabel SE-3E buku data SLHD Prov.
perusahaan, terdapat juga perkebunan rakyat. Jatim tahun 2014).
Perkebunan rakyat merupakan perkebunan
yang dikelola oleh rakyat yang dikelompokkan
Penggunaan Pupuk pada Tanaman Padi dan
dalam usaha kecil tanaman perkebunan rakyat
Palawija
dan usaha runah tangga rumah tangga
perkebunan rakyat. Berdasarkan data yang
dimiliki, luasan perkebunan yang dikelola Selain tanaman perkebunan,
perusahaan perkebunan di beberapa Kabupaten penggunaan pupuk juga diperlukan bagi
di Jawa Timur luasnya mencapai 360.087,78 ha tanaman padi dan palawija. Pupuk yang
dengan total produksi sekitar 2.875.472,38 ton. digunakan meliputi pupuk urea, SP 36, ZA, dan
Jenis tanaman perkebunan yang diproduksi NPK. Jenis tanaman yang menggunakan pupuk-
meliputi karet, kopi, cengkeh, teh, kakao, tebu, pupuk tersebut diantaranya padi, jagung dan
kapok dan kelapa (tabel SE-3B buku data SLHD kedelai. Penggunaan pupuk urea pada ketiga
Prov. Jatim tahun 2014). tanaman tersebut mencapai 110.866.664 ton
Wilayah di Jawa Timur yang dalam setahun dengan penggunaan terbanyak
menghasilkan produk karet terbesar adalah Kab. pada jenis tanaman padi sebesar 68.746.660
Banyuwangi dengan total produksi 2.240 ton. ton (Tabel SE-4 buku data SLHD Prov. Jatim
Sedangkan untuk kelapa adalah Kab. Tuban Tahun 2014) .
dengan produksi mencapai 3.044.160 ton dan
Kopi Arabika adalah Kab. Pacitan sebesar 300,15
ton. Berdasarkan data produk perkebunan
berupa kopi arabika di Jawa Timur hanya
dihasilkan Kab. Pacitan dan Kab. Ponorogo.
Penghasil coklat terbesar di Jawa Timur adalah
Kab. Kediri dengan produksi sebesar 391.400
ton. Untuk tanaman teh penghasil terbesarnya

92
500000
Penggunaan Pupuk pada Tanaman Padi dan Palawija (ton)
450000
120.000.000
400000
100.000.000
350000

80.000.000 300000

250000
60.000.000
200000
jagung
40.000.000 150000
Kedelai
100000
20.000.000
50000
0
Urea SP.36 ZA NPK 0

Kota Batu
Kota Blitar
Kota Kediri
Kab. Gresik
Kab. Blitar
Kab. Trenggalek

Kab. Kediri
Kab. Pacitan

Kota Mojokerto

Kota Surabaya
Kab. Sumenep

Kota Malang
Kab. Tulungagung

Kab. Jember

Kab. Mojokerto

Kab. Tuban
Kab. Nganjuk
Kab. Ponorogo

Kab. Malang

Kab. Sidoarjo

Kota Madiun
Kota Pasuruan
Kab. Magetan
Kab. Madiun

Kab. Sampang
Kab. Situbondo

Kab. Pasuruan

Kab. Jombang

Kab. Ngawi
Kab. Bojonegoro

Kab. Bangkalan

Kota Probolinggo
Kab. Banyuwangi

Kab. Lamongan
Kab. Lumajang

Kab. Probolinggo

Kab. Pamekasan
Kab. Bondowoso
Series1 110.866.664 70.190.689 12.451.117 24.997.968

Grafik 2. Penggunaan Pupuk pada Tanaman


Padi dan Palawija
Penggunaan pupuk seperti pupuk urea Grafik 3. Produksi Jagung di Kab./Kota Jawa
pada sektor pertanian memberikan dampak Timur Tahun 2014
bagi lingkungan salah satunya berperan dalam
Selain jagung, tanaman palawija lainnya
menyumbangkan emisi gas rumah kaca yaitu
yang cukup banyak dihasilkan di Jawa Timur
emisi karbon (CO2). Berdasarkan data,
adalah kedelai. Jumlah kedelai yang dihasilkan di
penggunaan pupuk urea pada tanaman padi dan
Jawa Timur pada tahun 2014 mencapai 355. 464
palawija mencapai 110.866.664 ton dimana dari
ton dengan penghasil terbesar di Kab.
penggunaan pupuk tersebut dihasilkan emisi
Banyuwangi sebanyak 49.277 ton (tabel SE-4E
karbon (CO2) sekitar 22.119.332,80 ton.
SLHD Prov. Jatim tahun 2014). Sedangkan rata-
Selain dari penggunaan pupuk sumber rata produksi kedelai di Jawa Timur pada tahun
emisi karbon pada kegiatan pertanian berasal 2009-2013 sebesar 350.639 ton. Sedangkan
dari gas buang mesin traktor yang digunakan untuk tanaman pertanian lainnya seperti kacang
untuk membajak sawah, residu jerami sisa tanah rata-rata produksinya sebesar 211.490 ton,
pemotongan pada saat pemanenan, aktivitas kacang kacang hijau 73.660 ton, ubi kayu
pengairan yang menggunakan pompa air 3.753.775 ton dan ubi jalar 265.282 ton.
berbahan bakar fosil dan aktivitas penggilingan
padi yang menggunakan mesin penggilingan Rata-Rata Produksi Tanaman Pertanian di
Jawa Timur Tahun 2009-2013
berbahan bakar fosil.
ubi jalar
Walaupun emisi karbon yang dihasilkan
ubi kayu
pada kegiatan pertanian relatif cukup besar kacang hijau
tetapi gas tersebut akan digunakan kembali kacang tanah

oleh tanaman padi untuk berfotosintesis dan kedelai


jagung
akan dikonversikan ke dalam biomassa
0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000
tanaman.
Produksi (ton)
Tanaman palawija seperti jagung masih
merupakan salah satau bahan makanan pokok Grafik 4. Rata-Rata Produksi Tanaman
pada sebagian penduduk di Jawa Timur. Rata- Pertanian di Jawa Timur Tahun 2009-2013
rata produksi jagung Jawa Timur dari Tahun
2009-2013 sebesar 5.670.801 ton. Sedangkan Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian
produksi jagung Jawa Timur pada tahun 2014
mencapai 5.737.382 ton dengan luas lahan
sebesar 1.202.300 ha. Penghasil jagung Permasalahan dalam pertanian cukup
terbanyak pada tahun 2014 adalah Kab. Tuban kompleks diantaranya ketersediaan pangan
dengan produksi 454.782 ton dengan luas lahan dalam jumlah besar dan kualitas tinggi,
94.711 ha (Grafik 3). persaingan produk pertanian dalam negeri
dengan produk serupa di luar negeri, alih fungsi
lahan pertanian, masih relatif rendahnya
kemampuan petani dalam akses teknologi,
modal dan kelembagaan dan minimnya
infrastruktur pertanian. Masalah alihfungsi
lahan menjadi salah satu hal yang sering terjadi
terutama di wilayah-wilayah yang sedang
berkembang pesat jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonominya.

93
Berdasarkan data perubahan
penggunaan lahan pertanian di Jawa Timur pada
tahun 2014 mencapai 924,1 ha yang digunakan
sebagai pemukiman, industri, tanah kering,
perkebunan dan sarana/prasarana. Perubahan
lahan pertanian menjadi pemukiman yang paling
mendominasi sebesar 60% dari total lahan
pertanian yang dialihfungsikan. Selanjutnya
disusul dengan perubahan menjadi
sarana/prasarana seitar 29% (Grafik 5).
Prosentase Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian
Lahan Sawah

29%
Luas lahan sawah irigasi di Jawa Timur
Permukiman pada tahun 2013 sebesar 928.307 ha, luasan
Industri tersebut menurun 0,35% dari tahun 2012 (tabel
60% Tanah kering
6%
SE-5A buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014).
2% Perkebunan
3%
Lahan irigasi sawah terluas yang telah ditanami
Sarana/prasarana
pada tahun 2013 terdapat di Kab. Banyuwangi
sekitar 59.313 ha. Perkembangan lahan sawah
irigasi dari Tahun 2009-2013 di Kab./Kota se
Grafik 5. Prosentase Perubahan Penggunaan Jawa Timur dapat dilihat pada tabel SE-5B buku
Lahan Pertanian data SLHD Prov. Jatim.
Berdasarkan jenis lahannya, data 90.000
menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di 80.000
Jawa Timur pada tahun 2009-2013 berada pada 70.000
kisaran 63-73% sedangkan sisanya 27-37% 60.000
50.000
merupakan lahan non pertanian (grafik 6). 2009
40.000
Lahan non pertanian yang dimaksud berupa
30.000 2010
pemukiman, perkantoran, jalan dan lainnya.
20.000 2011
Luas Lahan Berdasarkan Jenis Lahannya 10.000
2012
4.000.000 -

Kota Blitar
Kab. Gresik

Kota Batu
Kota Kediri

Kota Surabaya
Kab. Blitar

Kota Mojokerto
Kab. Sumenep
Kab. Trenggalek

Kab. Jember

Kab. Tuban
Kab. Mojokerto

Kota Malang
Kab. Tulungagung

Kab. Kediri

Kab. Sidoarjo
Kab. Ponorogo

Kab. Malang
Kab. Pacitan

Kota Madiun
Kota Pasuruan
Kab. Ngawi
Kab. Pasuruan

Kab. Magetan
Kab. Madiun
Kab. Nganjuk

Kab. Bangkalan
Kab. Sampang
Kab. Situbondo

Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Probolinggo

Kota Probolinggo
Kab. Banyuwangi

2013
Kab. Lamongan
Kab. Lumajang

Kab. Pamekasan
Kab. Bondowoso

3.500.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0
Grafik 7. Perkembangan Lahan Sawah Kab.
2009 2010 2011 2012 2013 Kota di Jawa Timur Tahun 2009-2013
Lahan Pertanian (ha) Lahan Bukan Pertanian (ha) Sedangkan lahan sawah non irigasi
pada tahun 2013 luasnya mencapai 250.957 ha,
Grafik 6. Luas Lahan BerdasarkanJenis
luasan tersebut meningkat sebanyak 3,2% dari
Lahannya
tahun 2012 (tabel SE-5A buku data SLHD Prov.
Lahan Sawah di Jawa Timur dibagi Jatim Tahun 2014). Lahan sawah non irigasi
menjadi lahan sawah irigasi dan lahan sawah terluas yang telah ditanami pada tahun 2013
non. Irigasi. Perkembangan lahan sawah di terdapat di Kab. Gresik seluas 29.609 ha.
Kab./Kota di Jawa Timur Tahun 2009-2013 Perkembangan lahan sawah non irigasi dari
sebagian besar mengalami penurunan (Tabel SE- Tahun 2009-2013 di Kab./Kota se Jawa Timur
5D buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014 dan dapat dilihat pada tabel SE-5C buku data SLHD
Grafik 7). Hal tersebut dikarenakan adanya Prov. Jatim.
alihfungsi lahan menjadi pemukiman, industri,
Di Jawa Timur juga terdapat lahan
sarana dan prasarana serta lainnya.
pertanian bukan sawah diantaranya adalah
tegalan,kebun, ladang, huma, hutan rakyat dan
lainnya dimana luasan lahan tegalan yang paling
mendominasi sekitar 63%. Data luasan lahan

94
pertanian bukan sawah dapat dilihat pada tabel terbesar dari frekuensi penanaman sebanyak 2
SE-5A buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014. kali panen dalam setahun sebanyak 126.347.780
ton emisi methan. Bila dibandingkan dengan
Luas Lahan Sawah Menurut Frekuensi tahun 2013, emisi methan yang dihasilkan
Penanaman dan Produksi per Hektar meningkat sebanyak 2,64%. Rata-rata produksi
pada lima tahun terakhir mulai dari 2009-2013
sebesar 11.545.495 ton. Produksi padi di
Luas lahan sawah di Jawa Timur Kab./Kota di Jawa Timur mulai tahun 2009-2013
berdasarkan frekuensi tanamnya pada tahun dapat dilihat pada grafik 9.
2014 tercatat sebesar 1.097.372 ha. Data
5000000
menunjukkan frekuensi tanam yang paling 4500000
4000000
dominan adalah frekuensi tanam dua kali dalam 3500000
3000000
setahun dimana luas lahannya mencapai 2500000 2013
485.953 ha. Lahan sawah terluas di Jawa Timur 2000000
2012
1500000
untuk frekuensi penanaman 1 kali dan 2 kali 1000000 2011
500000
panen per tahunnya terdapat di Kabupaten 0 2010

Kota Kediri
Kab. Sumenep
Kab. Kediri

Kab. Nganjuk
Kab. Sidoarjo
Kab. Trenggalek

Kota Blitar

Kota Madiun
Kab. Madiun

Kota Batu
Kab. Magetan
Kab. Ngawi

Kab. Gresik
Kab. Blitar

Kab. Sampang

Kota Surabaya
Kab. Situbondo

Kab. Bojonegoro
Kab. Tuban

Kota Mojokerto
Kab. Jember

Kota Probolinggo
Kab. Banyuwangi
Kab. Bondowoso

Kab. Mojokerto

Kota Malang
Kab. Lamongan
Kab. Malang
Kab. Lumajang

Kab. Probolinggo
Kab. Tulungagung
Kab. Pacitan
Kab. Ponorogo

Kab. Pamekasan

Kota Pasuruan
Kab. Pasuruan

Kab. Jombang

Kab. Bangkalan
Lamongan seluas 30.508 ha dan 45.369ha, 2009

sedangkan frekuensi penanaman 3 kali panen


per tahun terdapat di Kab. Ngawi seluas 27.166
(Grafik 8).
Produksi lahan sawah di Jawa Timur Grafik 9. Produksi Padi di Kab./Kota Tahun
selama tahun 2014 sekitar 223.779 ton/ ha. 2009-2013
Produksi lahan sawah tertinggi per hektar di Pangan merupakan salah satu
Jawa Timur berada di Kabupaten Malang yaitu kebutuhan pokok dimana pemenuhannya
6.752 ton/ha, sedangkan yang terendah berada merupakan hak asasi menusia. Jadi
di Kota Mojokerto yaitu 4,573 ton/ha (Tabel SE 7 terpenuhinya pangan secara kuantitas dan
buku data SLHD Prov. Jatim tahun 2014). kualitas merupakan hal yang sangat penting
sebagai landasan bagi pembangunan manusia
Luas Lahan Sawah Menurut seutuhnya. Berdasarkan data dari Badan
Frekuensi Penanaman Ketahanan Pangan di Jawa Timur ketersediaan
Luas (Ha) 3 pangan di Jawa Timur pada tahun 2013 dan 2014
kali berlebih untuk komoditi beras, jagung, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan gula.
Luas (Ha) 2 Surplus terbesar pada komiditi beras, jagung
kali dan ubi kayu. Sedangkan untuk komoditi kedelai
Luas (Ha) 1 Jawa Timur mengalami defisit sebesar 101. 172
kali ton dan nilai tersebut menurun pada tahun 2014
yang hanya defisit sebanyak 65.936 ton (Tabel
SE-7D buku data sLHD Prov. Jatim Tahun 2014).
Konsumsi pangan penduduk Jawa
Timur berdasarkan pendekatan PPH (Pola
Grafik.8 Luas Lahan Sawah Menurut Frekuensi Pangan Harapan) untuk pangan nabati tahun
Penanaman 2013 dapat dilihat pada Tabel SE-7E buku data
Selain emisi karbon yang dihasilkan SLHD Prov. Jatim tahun 2014. Sedangkan untuk
akibat penggunaan pupuk urea pada tanaman skor PPH Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada
padi dan palawija, emisi lainnya yang dihasilkan Tabel SE-7F buku data SLHD Prov. Jatim tahun
pada sektor pertanian dalam hal ini budidaya 2014. Pola pangan harapan adalah susunan
padi di sawah adalah emisi gas methan. Sumber beragam pangan atau kelompok pangan yang
gas methan dari budidaya padi sawah dihasilkan didasarkan atas sumbangan energinya baik
karena terjadi kondisi anaerobik pada lahan secara absolute maupun relatif terhadap total
sawah akibat penggenangan air yang terlalu energi baik dalam hal ketersediaan
tinggi dan lama. maupun konsumsi pangan,
Berdasarkan perhitungan, perkiraan yang mampu mencukupi kebutuhan dengan me
emisi gas methan dari lahan sawah menurut mpertimbangkan aspek-
frekuensi penanaman di Jawa Timur pada tahun aspek sosial, ekonomi, budaya,
2014 sebesar 278.585.190 ton dengan emisi agama, cita rasa. Pola pangan harapan

95
mencerminkan susunan konsumsi pangan Jumlah hewan ternak di Jawa Timur
anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif. pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.579.251
Sebagai upaya untuk menjamin ekor, meliputi sapi potong, sapi perah, kerbau,
ketersedian pangan, maka setiap rumah tangga kuda, kambing, domba dan babi. Berdasarkan
di Jawa Timur diharapkan mengoptimalisasi data dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur,
sumberdaya yang dimiliki, termasuk urutan jumlah hewan ternak tiga terbanyak
pekarangan, dalam menyediakan pangan bagi adalah sapi potong yang mencapai 4.113.443
keluarga. Untuk itu, munculah program ekor, kemudian disusul kambing sebanyak
optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui 2.968.795 ekor dan domba sebanyak 1.216.024
konsep Rumah Pangan Lestari (RPL) dimana ekor (Grafik 10). Jumlah hewan ternak pada
masyarakat mengusahakan pekarangan secara tahun 2014 meningkat 4,57% dari tahun 2013.
intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai
sumberdaya lokal yang menjamin
kesinambungan penyediaan bahan pangan
rumah tangga yang berkualitas dan beragam.
Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas,
berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah
lain yang memungkinkan, penerapan prinsip
Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Ternak Sapi
Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Berdasarkan data yang ada, hampir Ternak sapi perah paling banyak
semua Kabupaten/Kota di Jawa Timur memiliki dihasilkan di Kab. Pasuruan sebanyak 80.518
KRPL kecuali Kota Mojokerto, Kota Madiun, ekor; sapi potong, kerbau dan kuda di Kab.
dan Kota Surabaya. Jumlah KRPL di Jawa Timur Sumenep sebanyak 349.081 ekor, 5.039 ekor
mencapai 40 kecamatan dan 119 dan 2.137 ekor; kambing di Kab. Trenggalek
Desa/Kelurahan. Data lokasi KRPL di Provinsi sebanyak 240.635 ekor; dan domba di Kab.
Jawa Timur dapat dilihat di Tabel SE-7G buku Bojonegoro 136.490 ekor.
data SLHD Prov. Jatim tahun 2014. Jumlah Hewan Ternak Provinsi Jawa Timur
Istilah pertanian terpadu merupakan Tahun 2014
suatu konsep pertanian yang yang dipadu
5.000.000
dengan peternakan. Pola pertanian terpadu 4.000.000
akan sangat menunjang tersedianya pupuk 3.000.000
kandang bagi lahan pertanian dan sisa limbah 2.000.000
pertanian dapat digunakan sebagai pakan 1.000.000
ternak. Maksud integrasi tersebut adalah untuk 0

memperoleh hasil usaha yang optimal,


meminimalisir limbah dan emisi yang dihasilkan
serta dapat juga dalam rangka memperbaiki
kondisi kesuburan tanah. Grafik 10. Jumlah Hewan ternak di Jawa Timur
tahun 2014
Peternakan Limbah yang dihasilkan dari kegiatan
peternakan berupa kotoran hewan ternak harus
dikelola dengan baik agar tidak mencemari
Definisi peternakan adalah kegiatan lingkungan. Apabila kegiatan peternakan dipadu
mengembangbiakkan dan membudidayakan dengan pertanian, kotoran hewan ternak dapat
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari dimanfaatkan sebagai pupuk kandang . Namun,
kegiatan tersebut. Pembangunan Peternakan apabila kegiatan peternakan berdiri sendiri
Provinsi Jawa Timur memegang peranan maka alternatif yang dapat digunakan untuk
penting dan strategis dalam membangun sektor mengelolaaa kotoran hewan ternak adalah
pertanian, khususnya dalam upaya perluasan dengan dimanfaatkan sebagai sumber biogas.
kesempatan kerja, pemasukan devisa negara,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
petani peternak dan keluarga petani peternak
serta peningkatan konsumsi protein hewani
dalam rangka peningkatan kecerdasan bangsa.

96
Grafik 11.Jumlah RPH di Kab./Kota Se Jawa
Timur
Selain ternak hewan berkaki empat, di
Jawa Timur juga terdapat peternakan hewan
unggas. Jumlah ternak hewan unggas di Jawa
Timur pada tahun 2014 tercatat sebesar
130.959.896 ekor meliputi ayam kampung
sebesar 26% atau 34.299.410 ekor, ayam petelur
sebesar 30% atau 39.412.547 ekor, ayam
Peternakan Sapi Perah pedaging sebesar 26% atau 52.379.452 ekor dan
itik sebesar 4% atau 4.868.487 ekor (Grafik 12).
Biogas merupakan gas yang dihasilkan
Jumlah ternak unggas tersebut meningkat
oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari
sekitar 17% dari tahun 2013.
bahan-bahan organik diantaranya kotoran
hewan. Biogas dapat dikatakan sebagai salah Prosentase Ternak Unggas di Jawa Timur
satu sumber energi alternatif yang ramah Tahun 2014
lingkungan dan terbarukan. Ramah Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik

lingkungan karena biogas merupakan salah 4%


satu alternatif pengolahan limbah kotoran 40%
26%

hewan. Jumlah biogas di Jawa Timur mencapai


30%
1.194 unit yang tersebar di 30 Kabupaten/Kota
dengan jumlah biogas terbanyak terdapat di
Kab. Sumenep mencapai 809 unit.
Cukup banyaknya jumlah hewan ternak
di Jawa Timur diimbangi dengan adanya fasilitas Grafik 12. Prosentase Ternak Unggas di Jawa
rumah pemotongan hewan yang ada di seluruh Timur Tahun 2014
Kab./Kota di Jawa Timur. Jumlah rumah potong Salah satu dampak kegiatan
hewan di Jawa Timur mencapai 137 rumah peternakan adalah emisi gas methan yang
potong hewan, dengan jumlah rumah potong dihasilkan dari kotoran ternak. Dari total hewan
hewan terbanyak terdapat di Kab. Malang dan ternak berkaki empat di Jawa Timur sebanyak
Kab. Jember masing-masing sebanyak 13 rumah 8.579.251 ekor menghasilkan emisi gas methan
potong hewan (Grafik 11). sebesar 458.069,73 ton/tahun. Dengan
Keberadaan rumah potong hewan sumbangan emisi gas methan terbesar dari sapi
sangat diperlukan bagi masyarakat terutama potong 386.409,86 ton/tahun. Perkiraan emisi
untuk jaminan kualitas daging hewan yang gas methan tersebut meningkat 5,5% dari tahun
dikonsumsi dan kehalalan daging. Pada rumah sebelumnya. Peternakan unggas juga
potong hewan, seluruh hewan yang akan menghasilkan emisi gas methan, berdasarkan
dipotong terlebih dahulu diperiksa perhitungan dari 130.959.896 ekor unggas
kesehatannya oleh dokter hewan yang tersedia. menghasilkan emisi gas methan sebanyak
Namun, pengelolaan rumah potong hewan 3.614,31 ton/tahun, nilai tersebut menurun dari
harus diperhatikan terutama terkait dengan tahun lalu yang hanya menghasilkan emsisi gas
pengelolaan limbah dari kegiatan pemotongan methan sebesar 3.661,44 ton/tahun.
hewan karena berpotensi mencemari Konsumsi pangan penduduk Jawa
lingkungan. Timur untuk komoditi peternakan berdasarkan
14 pola pangan harapan pada tahun 2013 dari
12 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
10 tampak bahwa secara keselurahan pangan
8 hewani sebesar 31,02 kg/kap/tahun yang terdiri
6 dari daging ruminantia, daging unggas, telur,
4 susu dan ikan (Tabel SE-9E buku data SLHD
2 Tahun 2014). Ketersedian pangan komoditas di
0 Jawa Timur pada tahun 2013 dan 2014 baik itu
daging, telur, susu, dan ikan mengalami surplus
lebih dari 25% dari pangan yang tersedia (Tabel
SE-9D buku data SLHD Prov. Jatim tahun 2014).

97
rangka menjaga kualitas air dan menjamin
III. E. INDUSTRI keberlanjutan pelestastarian, perlindungan
Industri merupakan seluruh bentuk serta pengelolaan fungsi lingkungan hidup,
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku semua industri dan/atau kegiatan usaha lainnya
dan/atau memanfaatkan sumber daya industri yang menghasilkan air limbah wajib mentaati
sehingga menghasilkan barang yang dan tidak boleh melampaui baku mutu air
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih limbah yang ditetapkan”. Berdasarkan hal
tinggi, termasuk jasa industri (UU 3 tahun 2014 tersebut setiap industri memiliki kewajiban
tentang perindustrian). Perkembangan industri untuk mengelola air limbahnya agar memenuhi
di Jawa Timur tiap tahunnya menunjukkan baku mutu yang telah ditetapkan. Selain itu
adanya peningkatan (lihat grafik 1), data setiap industri dan/atau kegiatan usaha lainnya
menunjukkan pada tahun 2014 jumlah industri di memiliki kewajiban untuk melakukan
Jawa Timur mencapai 807.478 unit usaha pengukuran kualitas air limbah secara mandiri
dengan jumlah terbanyak didominasi oleh sebelum dibuang ke badan air penerima setiap
industri kecil 789.837 unit usaha. Jumlah industri bulannya.
tersebut meningkat 0,5% dari tahun 2013 (tabel Berdasarkan data tahun 2014, beban
SP 1E buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014). limbah cair industri di Jawa Timur untuk
Meningkatnya jumlah industri di Jawa Timur parameter BOD mencapai 404,77 ton/tahun,
dapat memberikan dampak positif bagi sektor COD 1.263,02 ton/tahun, TSS mencapai 229,55
ekonomi. ton/tahun dan ML 13,32 ton/tahun (Tabel SP 1
dan SP 1B buku data SLHD Prov. Jatim Tahun
2014). Beban limbah cair tersebut meliputi
industri pengolahan ikan, industri rokok, industri
makanan minuman, industri gula, industri
farmasi, industri tekstil, industri emas, kawasan
industri, industri pengolahan dan pelapisan
logam, industri heat transfer equipment dan
industri migas.

Grafik 1. Perkembangan Industri di Jawa Timur


Tahun 2009-2014
Namun yang perlu dipahami,
peningkatan jumlah industri di Jawa Timur
tentunya juga membawa dampak bagi
lingkungan. Industri tak hanya menghasilkan
Proses Produksi Industri Tekstil
barang yang memiliki nilai manfaat tetapi juga
menghasilkan limbah sebagai sisa buangan dari Data menunjukkan beban limbah cair
proses kegiatan produksi. Limbah yang industri untuk parameter BOD dan COD terbesar
dihasilkan dapat berupa limbah cair, limbah berasal dari industri kertas dengan nilai 299,26
padat maupun gas termasuk juga limbah bahan ton/tahun dan 762,94 ton/tahun. Sedangkan
beracun dan berbahaya (limbah B3). untuk parameter TSS terbesar berasal dari
Limbah cair industri apabila tidak industri gula sebesar 86,96 ton/tahun dan
dikelola secara tepat maka akan menimbulkan parameter ML terbesar berasal dari kawasan
berbagai dampak lingkungan diantaranya industri sebesar 6,27 ton/tahun.
kematian ikan, keracunan pada manusia dan
ternak, kematian plankton, akumulasi dalam
daging ikan dan moluska, terutama apabila
limbah cair tersebut mengandung zat racun
seperti: As, CN, Cr. Cd, Cu, F, Hg, Pb atau Zn.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur
Jawa Timur no. 72 tahun 2013 Tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau
Kegiatan Usaha Lainnya pasal 5 ayat 1 “ Dalam

98
ton/tahun. Beban emisi tersebut meliputi
industri pengolahan ikan, industri rokok, industri
makanan minuman, industri gula, industri
farmasi, industri otomotif, industri tekstil,
industri emas, kawasan industri, industri
pengolahan dan pelapisan logam, industri heat
transfer equipment dan industri migas.
Beban emisi terbesar untuk parameter
SOx dan parameter partikulat berasal dari
komponen otomotif di Kabupaten Gresik
IPAL industri kertas sebesar 3.279,6 ton/tahun dan 7.684,410
ton/tahun. Sedangkan untuk beban emisi
Sektor industri juga merupakan salah
parameter NOx terbesar berasal dari industri cat
satu penyumbang emisi. Emisi merupakan zat,
di Kabupaten Sidoarjo sebesar 680,732
energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan
ton/tahun.
dari suatu kegiatan yang masuk atau
dimasukkannya ke dalam udara ambien yang Kegiatan industri menghasilkan limbah
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi dan di dalam limbah yang dihasilkan terdapat
sebagai unsur pencemar. Sumber-sumber emisi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah
sektor industri berasal dari penggunaan energi, B3). Beban limbah B3 industri di Jawa Timur
proses industri serta pengolahan limbah mencapai 19.441.787 ton/tahun. Beban limbah
industri. B3 tersebut berasal dari berbagai industri
diantaranya industri pengolahan ikan, industri
Sesuai Peraturan Gubernur no. 10
rokok, industri makanan minuman, industri gula,
Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien
industri farmasi, industri otomotif, industri
dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur
tekstil, industri emas, kawasan industri, industri
pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap
pengolahan dan pelapisan logam, industri heat
penanggungjawab industri atau kegiatan usaha
transfer equipment dan industri migas. Beban
wajib memenuhui ketentuan : (a) membuat
limbah B3 terbesar berasal dari industri
cerobong emisi yang dilengkapi dengan
otomotif di Kab. Gresik sebesar 12.906.054
sarana pendukung meliputi lubang pengambilan
ton/tahun disusul dengan kawasan industri di
contoh uji, tangga lantai kerja (platform), aliran
Kab. Pasuruan 1.674.491 ton/tahun.
listrik dan alat pengaman; (b) memasang unit
pengendalian pencemaran udara; (c) Data beban limbah cair, beban emisi
melakukan pengukuran secara manual dan dan beban limbah B3 tersebut di atas masih
pengujian emisi setelah kondisi proses stabil”. belum mewakili Jawa Timur, data masih
Industri memiliki kewajiban melakukan terbatas pada industri peserta PROPER.
pemantauan kualitas udara emisi setiap 6 bulan
sekali dan melaporkan hasilnya ke Badan
Lingkungan Hidup dan Bupati/Walikota.

Cerobong Asap Pabrik Pengolahan Kayu

Berdasarkan data tahun 2014, beban


emisi industri di Jawa Timur untuk parameter
SOx mencapai 3.601,073 ton/tahun, parameter
NOx mencapai 1.724,650 ton/tahun dan
parameter partikulat mencapai 10.763,418

99
III.F. PERTAMBANGAN
Kegiatan pertambangan merupakan
suatu kegiatan yang terdiri dari eksplorasi,
eksploitasi, pengolahan/ pemurnian,
pengangkutan mineral/ bahan tambang.
Kegiatan pertambangan merupakan salah satu
kegiatan yang dapat menyerap banyak tenaga
kerja dan mendatangakan devisa. Selain itu
kegitan pertambangan juga merupakan sumber
pendapatan asli daerah (PAD) bagi Penambangan Tanah Uruk di Kabupaten Gresik

kabupaten/kota. Gambar 2.
Kegiatan pertambangan diatur dalam Usaha pertambangan dilaksanakan
Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang berdasarkan Izin usaha pertambangan (IUP),
Pertambangan Mineral dan Batubara. Izin pertambangan rakyat (IPR), dan izin usaha
Pelaksanaan kegiatan pertambangan lebih rinci pertambangan khusus (IUPK).
diatur pada Peraturan Pemerintah (PP) No 24
Izin usaha pertambangan (IUP) terdiri
tahun 2012 yang merupakan perubahan atas
dari IUP eksplorasi (kegiatan penyelidikan
Peraturan Pemerintah (PP) No 23 tahun 2010.
umum. Eksplorasi dan studi kelayakan) serta IUP
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut
operasi produksi yang meliputi (kegiatan
komoditas pertambangan dikelompokkan
konstruksi, penambangan, pengolahan dan
dalam 5 golongan yaitu mineral radioaktif,
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan).
mineral logam, mineral bukan logam, batuan,
Sesuai Undang-Undang no. 4 Tahun 2009, Izin
dan batu bara.
Usaha Pertambangan (IUP) diberikan oleh:
Luas area pertambangan di Jawa Timur
1. Bupati/walikota apabila WIUP (Wilayah Izin
yang telah berizin mencapai 2.120,09 ha.
Usaha Pertambangan) berada di dalam satu
Kegiatan pertambangan tersebut mencakup
wilayah kabupaten/kota;
pertambangan mineral logam, mineral bukan
logam dan batuan yang tersebar di Kabupaten 2. Gubernur apabila WIUP berada pada lintas
Pacitan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu)
Lamongan, Kabupaten Malang, Kabupaten provinsi setelah mendapatkan rekomendasi
Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten dari bupati/walikota setempat sesuai dengan
Sumenep dan Kabupaten Tulungagung. Area ketentuan peraturan perundang-undangan;
pertambangan paling luas adalah 3. Menteri apabila WIUP berada pada lintas
pertambangan jenis andesit yang terletak di wilayah provinsi setelah mendapatkan
Kabupaten Pasuruan dengan luas area 315 ha rekomendasi dari Gubernur dan
(Tabel SE-6 buku data SLHD Tahun 2014). Bupati/Walikota setempat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan ijin pertambangan rakyat
merupakan kewenangan Bupati/walikota yang
memberikan IPR terhadap masyarakat setempat
baik itu perseorangan, kelompok masyarakat
ataupun koperasi sesuai dengan ketentuan
berlaku. Untuk izin usaha pertambangan
khusus (IUPK) diberikan oleh Menteri dengan
Penambangan Pasir dan Batu di Kabupaten Banyuwangi memperhatikan kepentingan daerah.
Apabila dilihat dari potensi
Produksi pertambangan di Jawa Timur pertambangan di Jawa Timur luasannya
mencapai 5.262.851,38 ton/tahun dengan mencapai 501.260 ha yang tersebar hampir di
produksi tertinggi untuk bahan galian tanah seluruh Kabupaten/Kota dengan area terluas
uruk yang terletak di Kab. Pasuruan sebanyak untuk jenis bahan galian tanah uruk sebesar
1.485.108 ton/tahun dengan luas area 445.533 ha. Sedangkan potensi produksi
pertambangan 74,45 ha (Tabel SE-6 buku data terbesar adalah bahan galian tanah liat sebesar
SLHD Tahun 2014). 2.886.409 ton/tahun (Tabel SE-6C buku data
SLHD Tahun 2014). Wilayah di Jawa Timur yang
memiliki potensi pertambangan paling banyak
terdapat di Kabupaten Ponorogo yaitu 20 jenis

100
potensi bahan galian tambang yang terdiri dari pertambangan tanpa ijin mineral logam pada
bahan galian andesit, bentonit, emas, fosfat, tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun
gelena, gamping, gypsum, kaolin, mangaan, 2013. Sedangkan untuk mineral non logam
marmer, oker, opal dan kalsedot, pirit, rijang, masih tetap sama antara tahun 2013 dan tahun
seng, sirtu, tanah uruk, tanah liat, tembaga serta 2014. Kenaikan luas area pertambangan tanpa
zeolit (Tabel SE-6A buku data SLHD Tahun 2014). ijin terjadi pada bahan galian jenis batuan yaitu
Sedangkan berdasarkan lokasi bertambah sebanyak 334 ha dari tahun 2013.
tambang, jenis bahan galian seperti sirtu,
tembaga, andesit, mangaan, marmer, pasir besi,
gamping/batu kapur, tanah liat, dolomit, fosfat,
pasir kuarsa, emas, piroplit, bentonit, zeolit,
onyx, yodium, piropilit, trass dan belerang
umumnya ditemukan minimal di dua Kab./Kota
di Jawa Timur. Jenis bahan galian tertentu
seperti tuff hanya terdapat di Desa Tungurejo
Kecamatan Slahung Kab. Ponorogo serta pedel,
ball clay hanya terdapat di beberapa kecamatan
di Tuban (Tabel SE-6B buku data SLHD Tahun Grafik 1 Luas Area Pertambangan Menurut
2014). Jenis Bahan Galian
Potensi pertambangan di Jawa Timur Pertambahan luas area pertambangan
yang cukup besar tersebut perlu diperhatikan tanpa izin pada tahun 2014 terjadi untuk bahan
karena rawan terhadap adanya kegiatan galian jenis trass, marmer, andesit, tanah uruk,
pertmbangan tanpa Izin. Pertambangan tanpa pasir, sirtu dan pedel. Pada umumnya penyebab
Izin (PETI) adalah usaha pertambangan yang munculnya penambangan tanpa Izin adalah
dilakukan oleh perseorangan, sekelompok karena faktor kemiskinan, serta keterbatasan
orang, atau perusahaan yayasan yang berbadan lapangan kerja dan kesempatan usaha.
hukum yang dalam operasinya tidak memiliki
Izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku Salah satu
akibat dari munculnya kegiatan pertambangan
tanpa Izin adalah kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan akibat penambangan
tanpa Izin terjadi karena tidak adanya
pengetahuan mengenai teknik penambangan,
pengolahan bahan galian, penanganan limbah Penambang Pasir Tanpa Izin di Sungai Brantas Kab.
tambang dan reklamasi bekas wilayah tambang. Bojonegoro

Selain kerusakan lingkungan dampak


negatif lain yang diperoleh adalah perlindungan III. G. ENERGI
kesehatan penambang dan gangguan Energi merupakan daya yang dapat
keamanan di wilayah penambangan tanpa Izin. digunakan untuk melakukan berbagai proses
kegiatan melalui listrik, mekanik dan panas
Penambangan Batu di Kabupaten Banyuwangi
sedangkan sumber energi adalah sebagian
sumber daya alam antara lain berupa minyak
dan gas bumi, air, panas bumi, biomassa dan
sebagainya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat dimanfaatkan sebagai energi.
Sumber energi yang umum digunakan adalah
batu bara minyak dan gas alam yang merupakan
bahan bakar fosil.
Penggunaan energi dipengaruhi secara
Luas area pertambangan tanpa izin di langsung oleh jumlah penduduk dan jumlah
seluruh wilayah Kab./Kota di Jawa Timur tahun industri. Jumlah penduduk dan industri Jawa
2014 mencapai 1.626.081 ha, luas tersebut lebih Timur yang semakin meningkat membuat
banyak 340 ha dibandingkan dengan tahun 2013 penggunaan energi juga meningkat.
(Tabel SE-6D buku data SLHD Tahun 2014).
Apabila ditinjau dari jenis bahan galian, luas area

101
Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan
dan Bahan Bakar yang Digunakan

Transportasi merupakan salah satu


sektor pengguna energi. Penggunaan energi
sektor transportasi dapat dilihat dari jumlah
kendaraan yang ada. Di Jawa Timur jumlah
kendaraan pada tahun 2014 mencapai
14.520.458 meningkat sebanyak 12,2% dari tahun
sebelumnya. Jumlah kendaraan tersebut terdiri Kendaraan Bermotor
dari kendaraan berbahan bakar bensin sekitar
Berdasarkan perhitungan, perkiraan
96% dan kendaraan berbahan bakar solar sekitar
emisi CO2 yang dihasilkan oleh 14.520.458 unit
4%. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kendaraan,
kendaraan di Jawa Timur adalah sebesar
yang paling mendominasi adalah kendaraan
54.510.535,44 ton/tahun, dengan penyumbang
penumpang pribadi disusul kemudian dengan
emisi terbesar dari kendaraan berjenis truk
truk besar (lihat grafik 1).
besar dengan emisi CO2 sebesar 22.071.822,27
Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar ton/tahun.
yang Digunakan
Selain menggunakan bahan bakar solar
1000000
800000
dan bensin, kendaraan bermotor di Jawa Timur
600000 juga menggunakan bahan bakar lainnya seperti
400000
200000 listrik yang digunakan oleh kendaraan berjenis
0
alat berat dan sejenisnya. Data menunjukkan,
kendaraan bermotor di Jawa Timur pada tahun
2014 masih belum ada yang menggunakan
bahan bakar gas (Tabel SP-2C Buku Data SLHD
Bensin Solar
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014).

Grafik 1. Jumlah Kendaraan Menurut Jenis


Konsumsi BBM Sektor Industri Menurut jenis
Kendaraan dan Bahan Bakar yang Digunakan
Bahan Bakar
Apabila ditinjau dari lokasi koordinator
(Samsat), jumlah kendaraan bermotor paling
Energi tak hanya digunakan oleh sektor
banyak terdapat di Kota Surabaya dengan
transportasi, tetapi juga sektor industri dan
jumlah sekitar 2.285.382 unit yang terdiri dari
rumah tangga. Penggunaan energi sektor
49.342 unit sedan, 35.043 unit jeep, 277.086 unit
industri meliputi penggunaan bahan bakar
station wagon, 2.941 unit bus, 124.345 unit truk,
seperti LPG, minyak bakar, minyak diesel, solar,
1.796.444 unit sepeda motor dan 181 unit alat
minyak tanah, gas, batu bara dan biomassa.
berat.
Apabila ditinjau dari hasil inventarisasi PROPER,
Peningkatan jumlah kendaraan tak
rata-rata industri menggunakan bahan bakar
hanya berdampak pada peningkatan
berupa solar, batu bara dan biomassa (Tabel SP-
penggunaan bahan bakar tetapi juga
3D Buku Data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014).
berdampak pada emisi yang ditimbulkan. Emisi
Jenis bahan bakar minyak yang hampir
kendaraan bermotor mengandung berbagai
digunakan semua jenis industri adalah solar.
senyawa kimia yang komposisinya tergantung
Sedangkan industri yang menggunakan bahan
dari jenis mesin, kondisi mengemudi, alat
bakar gas masih relatif sedikit. Berdasarkan data
pengendali bahan bakar, suhu pada saat
dari Perusahan Gas Negara (Persero) Tbk SBU II
beroperasi dan faktor lainnya. Bahan pencemar
hanya dikonsumsi di 6 Kab./Kota dari total 38
yang terutama terdapat pada emisi kendaraan
Kab./Kota di Jawa Timur dengan total terbesar
bermotor antara lain karbon monoksida,
di Kab. Gresik sebesar 410.427.264 m3/tahun
senyawa hidrokarbon, oksida nitrogen dan
disusul dengan Kab. Sidoarjo sebesar
sulfur, partikulat debu termasuk di dalamnya
285.448.321 m3/tahun (Tabel SP 3-C Buku Data
timbel (Pb).
SLHD Tahun 2014).
Selain gas, bahan bakar yang relatif
sedikit digunakan oleh industri besar adalah
bahan bakar biomassa. Bahan bakar biomassa
meliputi kayu dan sisa kayu, arang, kotoran

102
ternak, limbah dan residu pertanian, limbah mencapai 2.482.495 m3 yang dikonsumsi pada
padat industri dan domestik, biogas, bio- wilayah Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo dan Kab.
alkohol, lindi hitam, gas landfill dan gas lumpur. Gresik.
Penggunaan bahan bakar biomassa pada sektor
industri umumnya digunakan oleh industri gula Kayu Bakar
atau industri kecil (Tabel SP 3-B Buku Data SLHD
Provinsi Jatim Tahun 2014).

Apabila perkiraan emisi karbon dijumlah


dari sektor industri, transportasi dan rumah
Penggunaan Bahan Bakar Biomassa oleh Industri Pengolahan Kayu tangga maka diperoleh hasil sebesar 62.230.798
ton/tahun dengan prosentase perkiraan emisi
Sektor industri, berdasarkan yang dihasilkan per sektor industri seperti yang
perhitungan menyumbangkan emisi karbon terlihat pada grafik 2 (Tabel SP-4 Buku Data
(CO2) sebanyak 4.760.642,81 ton/tahun dengan SLHD Prov. Jatim Tahun 2014).
penyumbang terbesar dari sektor aneka industri Perbandingan Perkiraan Emisi Konsumsi Bahan Bakar
sebesar 3.855.166,46 ton/tahun.
8% 5%

Konsumsi Bahan Bakar Untuk Keperluan


Rumah Tangga Rumah Tangga
Transportasi
Industri
Jumlah rumah tangga di Jawa Timur
pada tahun 2014 yang mencapai 10.580.406 87%
menjadikan penggunaan bahan bakar sektor
rumah tangga cukup tinggi. Bahan bakar yang
digunakan meliputi LPG, minyak tanah, briket, Grafik 2. Perbandingan Perkiraan Emisi
kayu bakar dan lainnya seperti gas bumi. Konsumsi Bahan Bakar
Berdasarkan data yang dimiliki bahan Emisi karbon yang dihasilkan memiliki
bakar yang umumnya digunakan oleh rumah peran besar terhadap terjadinya pemanasan
tangga di Kab./Kota Di Jawa Timur adalah LPG. global. Berbagai dampak global warming seperti
Penggunaan LPG pada sektor rumah tangga di kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim
Jawa Timur mencapai 956.411.127 kg dengan yang ekstrim dan dampak lainnya sudah mulai
konsumsi terbesar dari Kota Surabaya yang dirasakan. Diperlukan berbagai upaya untuk
mencapai 99.273.651 kg selama tahun 2014. melakukan pengurangan emisi karbon dari
Walaupun telah dilaksanakan program berbagai sektor baik sektor industri,
konversi minyak tanah ke LPG pada tahun 2007, transportasi dan rumah tangga.
masih terdapat penggunaan minyak tanah pada
sektor rumah tangga yang pada tahun 2014 III.H. TRANSPORTASI
mencapai 849.014 liter untuk wilayah Jawa Sarana dan prasarana transportasi
Timur. Sedangkan untuk penggunaan kayu merupakan hal penting bagi penunjang
bakar pada rumah tangga masih cukup banyak mobilitas dan sumber daya sehingga dapat
terutama pada wilayah pedesaan, data mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi.
menunjukkan pada tahun 2014 penggunaannya Sarana transportasi meliputi sarana transportasi
mencapai 2.379.784 kg. Bahan bakar yang jarang darat, air dan udara.
digunakan untuk sektor rumah tangga adalah Terminal yang titik dimana penumpang
briket dan gas bumi. Penggunaan briket sektor dan barang masuk atau keluar dari sistem
rumah tangga di Jawa Timur hanya ada pada jaringan transportasi. Berdasarkan data yang
Kab./Kota tertentu seperti Kab. Lumajang, Kab. dimiliki jumlah terminal di Jawa Timur mencapai
Jember dan Kab. Jombang. Sedangkan untuk 102 teminal yang terbagi menjadi beberapa tipe.
bahan bakar gas bumi sektor rumah tangga Fungsi utama terminal adalah sebagai pelayanan

103
umum berupa tempat naik turun penumpanga
atau bongkar muat barang, untuk pengendalian
lalu lintas dan angkutan umum serta sebagai
tempat perpindahan intra dan moda
transportasi. Sebagai tempat pelayanan umum
tentunya terminal juga berpotensi menghasilkan
limbah padat yang cukup besar. Limbah padat
yang dihasilkan dari 102 terminal dengan luas
area 510,45 ha adalah sebesar 10.745,19 m3/hari.
Selain terminal, sarana transportasi
darat lainnya adalah stasiun. Limbah padat yang Sarana Transportasi Darat
dihasilkan dari 15 Stasiun yang terseber di Tak hanya penumpang kereta api,
beberapa wilayah di Jawa Timur dengan luas perkembangan angkutan penyeberangan di
area 13,19 ha adalah 72.014,10 m3/hari. Jawa Timur selama lima tahun mulai dari tahun
2010 sampai dengan 2014 mengalami tren
Sedangkan untuk sarana transportasi
penurunan untuk beberapa penyeberangan
laut yang diwakili pelabuhan menghasilkan
lintas ujung-kamal. Penyeberangan tersebut
limbah padat sebesar 855.50 m3/hari dari 29
turun dikarenakan adanya jembatan Suramadu,
pelabuhan di Jawa Timur dengan total luas area
dimana masyarakat saat ini lebih memilih
53.750,50 ha.
menggunakan sarana transportasi darat yang
Limbah padat juga dihasilkan sarana memerlukan waktu lebih cepat.
transportasi udara. Berdasarkan data yang ada,
Jumlah arus penumpang bandar udara
limbah padat yang dihasilkan dari 5 bandara di
Jawa Timur pada tahun 2014 sebesar 12.588.041
Jawa Timur adalah 62.518,67 m3/hari dengan
orang, jumlah tersebut menurun sekitar 28% dari
luas area 142.821,50 ha.
tahun sebelumnya tahun 2013. Grafik jumlah
Apabila diprosentasikan, jumlah limbah penumpang bandar udara dari tahun 2010-2014
padat sarana transportasi darat menempati dapat dilihat pada grafik 3.
urutan pertama sebesar 54%, disusul sarana
transportasi udara 41% dan terakhir sarana
transportasi air yang hanya 5% (Grafik 1). 2010
Limbah Padat Sarana 2011
Transportasi
2012
Sarana Transportasi Darat 2013
Sarana Transportasi Air 2014

5% 41% 54%
Grafik 1. Prosentasi Limbah Padat Sarana Grafik 3. Jumlah Penumpang Bandar Udara
Transportasi Tahun 2010-2014
Perkembangan penumpang kereta api Setiap tahun Provinsi Jawa Timur juga
di Jawa Timur selama 5 tahun mulai dari 2010- selalu mengadakan acara Mudik Gratis.
2014 mengalami tren penurunan. Penumpang Pemerintah Jawa Timur untuk tahun 2014
kereta api pada tahun 2010 berjumlah 17.995.332 menyediakan 405 bus dengan kapasitas
penumpang dan kini pada tahun 2014 menjadi penumpang 22.275 orang. Satu Bus
9.982.525 penumpang. Hal tersebut terjadi berkapasitas 55 orang. 405 bus tersebut akan
dikarenakan beberapa faktor, salah satu menyebar ke Kabupaten Kota se- Jawa Timur.
diantaranya = dikarenakan adanya peraturan Berdasarkan data yang ada, jumlah
bahwa 1 penumpang 1 tempat duduk ( perusahaan bus Angkutan kota dalam provinsi
penumpang tidak ada yang berdiri ) maka (AKDP) pada tahun 2014 mengalami kenaikan
apabila tiket sudah habis penumpang sudah sekitar 6 perusahaan sedangakan untuk armada
tidak bisa membeli tiket lagi. reguler hanya mengalami kenaikan sebanyak 2
armada. Armada cadangan bus AKDP yang
mengalami peningkatan cukup banyak sekitar
40 armada.

104
Sedangkan untuk jumlah perusahaan tetapi juga peluang dalam bidang kerajinan kecil
bus angkutan kota antar provinsi (AKAP) tida seperti handycrafts.
mengalami perubahan antara tahun 2013 dan Kesejahteraan yang kita nikmati secara ekonomi
2014 sebanyak 69 perusahaan. Aramada reguler ternyata tidak diikuti oleh peningkatan
bus AKAP pada tahun 2014 mengalami kenaikan kehidupan sosial, budaya, dan pelestarian
sebanyak 8 bus dari tahun 2013 yang hanya lingkungan. Pariwisata merupakan aktifitas yang
berjumlah 1.713 dan untuk armada cadangan bus memerlukan partisipasi aktif semua pihak yang
AKAP pada tahun 2014 mengalami kenaikan terlibat. Termasuk persoalan sampah di tempat
sebanyak 2 dua unit dari tahun 2013. wisata. Kawasan wisata dan hotel menurut
Prasarana transportasi darat meliputi pasal 2 UU No. 8 Tahun 2008, mengisyaratkan
jalan dan jembatan. Jalan dan jembatan untuk mengelola sampah dari sumbernya
mempunyai peran strategis dalam sehingga akan mengendalikan volume sampah
pengembangan wilayah, ketersediaan jaringan. yang diangkut ke TPA. Keberadaan sampah
Jenis jaringan jalan di Provinsi Jawa Timur yang berserakan dan tidak tertangani dengan
berdasarkan kewenangannya dibagi menjadi baik tentu akan menjadikan tempat tersebut
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten kotor, kumuh, berbau dan berujung kepada
dan jalan kota. Berdasarkan data yang dimiliki merosotnya citra pariwisata. Hal ini berdampak
panjang jalan nasional 2.027,01 km; jalan provinsi langsung maupun tidak langsung terhadap
1.760,91 km; jalan kabupaten 30.628,87 km dan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
jalan kota 6.242,21 km (Grafik 4). luas.

PANJANG JALAN (Km) Perkiraan beban limbah padat berdasarkan


lokasi objek wisata, luas kawasan dan jumlah
40.000,00 pengunjung
30.000,00
PANJANG Pada tahun 2013 berdasarkan data Tabel SP-6A.
20.000,00
JALAN (Km) Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan
10.000,00 Lokasi Obyek Wisata, Jumlah pengunjung tahun
- 2013 menunjukan jumlah pengunjung objek
wisata paling tinggi merupakan pengunjung
Grafik 4 Panjang Jalan Berdasarkan objek wisata kategori wisata alam yaitu
Kewenangan sebanyak 1.598.265 pengunjung, tentunya hal ini
Data menunjukkan bahwa jalan provinsi berbanding lurus dengan jumlah volume limbah
tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di padat yang dihasilkan juga termasuk paling
Jawa Timur kecuali Kabupaten Ngawi, Kota tinggi yaitu 79.272,99685 m3/hari. Jumlah
Probolinggo dan Kota Mojokerto. Jalan provinsi pengunjung terbanyak di Wahana Bahari
Lamongan sebanyak 781. 239 Orang, Makam
terpanjang berada di Kabupaten Jember yaitu
126,49 km dan yang terpendek berada di Kota Sunan Drajat 353.167 Orang pengunjung,
Madiun yaitu 0,58 km (Data dapat dilihat pada Maharani Zoo Lamongan 320.732 Orang
Tabel SP-5G SLHD Prov. Jatim Tahun 2014). pengunjung, dan Selokambang mencapai
Pemeliharaan jalan provinsi dolakukan secara 268.967 Orang. Volume Limbah padat kawasan
rutin dan berkala oleh Dinas PU Bina Marga objek wisata paling banyak ada di wisata Selecta
Provinsi Jawa Timur. Perkembangan jalan lintas batu mencapai 42,819.40 m3/hari dan BNS Kota
selatan di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel Batu 26,659.60 m3/hari, yang merupakan wisata
SP-5H buku data SLHD Prov. Jatim tahun 2014. keluarga dengan menyuguhkan suasana wisata
alam pegunungan. Kebun Binatang Surabaya
Yang merupakan wisata minat khusus volume
III. I. PARIWISATA limbah padat tercatat 4,900.49. Sedangkan
Pariwisata telah terbukti dapat untuk objek wisata pantai, Kenjeran park
mendorong pertumbuhan perekonomian surabaya menghasilkan limbah padat mencapai
melalui peluang investasi, peluang kerja, 2,569.06 m3/hari. Taman Senaputra merupakan
peluang berusaha dan pada akhirnya dapat objek wisata yang paling kecil menghasilkan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. limpah padat dengan volume 0.002 m3/hari .
Peluang berusaha bukan hanya dalam bentuk Sedangkan data dari Dinas pariwisata Prov.
pembangunan sarana dan prasarana pariwisata Jatim berdasarkan data SP-6C. Luas dan
Jumlah pengunjung berdasarkan Obyek Wisata

105
menunjukan jumlah pengunjung luasan objek pengunjung 819.239, Candi Pesangrahan
wisata paling luas adalah waduk wonorejo di Tuluangagung merupakan warisan budaya dan
Kabupaten Tulungagung dan Wisata Air panas sejarah mempunyai limbah yang cukup banyak
Cangar sedangkan objek wisata paling sempit sebesar 1.075 m3/hari.
hanya dengan luasan 0,1 Ha berada di Goa Berbagai tempat wisata yang menjadi wisata
Selomangleng kota Kediri. Jumlah kunjungan religi tetapi paling banyak menghasilkan limbah
terbanyak masih menurut Dinas Pariwisata padat adalah pemakaman syeh cholil bangkalan
Jatim sebanyak 127.6016 pengunjung berada di yang mencapai 2175,8 m3/hari, sedangkan yang
Kenjeran; Wisata bahari lamongan sebanyak banyak dikunjungi adalah makam drajat di
73.6082 dan taman rekreasi Sengkaling Malang Lamongan sebesar 465.267 pengunjung.
sebanyak 577.373 pengunjung. Pada tahun 2014
berdasarkan data Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah
Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata,
Jumlah pengunjung dan luas kawasan dari SLHD
tahun 2014 Kab/kota memperkirakan jumlah
limbah padat objek wisata di Jawa timur
mencapai 921496,9193 m3/hari. Berdasarkan
jenis objek wisata ternyata besarnya luasan dan
jumlah pengunjung berbanding lurus dengan
limbah padat yang dihasilkan. Objek wisata
kategori jenis musium tercatat dengan luas Wisata Budaya di Bromo, Pasuruan
total sebesar 140.976 dengan kunjungan
mencapai 9.201.446 , objek ini paling banyak
menghasilkan limbah padat sebesar 787.603 Hiburan Umum dan tempat rekreasi di Jawa
m3/hari, seperti yang ditunjukan dalam grafik Timur
dibawah ini. Berdasarkan data Tabel SP 6B. Hiburan Umum
dan tempat rekreasi di Jawa Timur dari Dinas
Jumlah pengunjung limbah padat Pariwisata Prov. Jawa Timur, hiburan umum
paling banyak di Jawa timur berupa hiburan
benda sebanyak 9.363 terbanyak di Kab. Pacitan
787.603
9.201.446
12.699260.618 2.537
sebanyak 1.129 dilanjutkan tempat rekreasi
514.286
3.130.737
3.150.407 2.920.302 16.741 3.360.514
1.296.232
99.433
13.511
1.169.001
1.347.932 berupa bangunan gedung 386 buah terbanyak
di Kab. Mojokerto 72 buah dan situs 320 objek
terbnayk 85 situs di Kab. Bondowoso.
Sedangkan kabupaten kota yang mempunyai
Objek wisata alam dengan limbah padat banyak
hiburan umum dan tempat rekreasi, gelanggang
terdapat di wisata alam popoh Tulungagung
renang, Pemandian
sebesar 58079,5 m3/hari sedangkan coban
alam,golf,benda,bangunan,struktur ,situs dan
canggu Mojokerto sebagai tempat wisata alam
musium hanya ada di Kab Lumajang, Kab.
paling sedikit menghasilkan limbah padat.
Jember, Kab. Probolinggo dan Kab. Nganjuk,
Telaga Sedangkan dari jumlah pengunjung,
seperti ditunjukan dalam grafik dibawah;
paling banyak telaga sarangan sebesar 532.232
pengunjung berbeda dengan wisata Brumbun
yang hanya dikunjungi 150 dalam setahun. Hiburan Umum di Jawa Timur
Kondisi yang sama dengan pantai sidem
Tulungagung yang hanya dikunjungi 25 orang 1000
0
tetapi jumlah limbahnya mencapi 1.2500
m3/hari. Pantai paling bersih hanya ada di pantai
Kab. Lumajang Kab. Jember
Delegan Kab. Gresik hanya menghasilkan 0,0571
m3/hari limbah padat. Sarana tempat wisata Kab. Probolinggo Kab. Nganjuk
lainnya yang ramai akan pengunjung adalah
pemandian sekar sari Kota Mojokerto dengan
pengunjung mencapai 17.8421,75 sedangkan Jumlah kunjungan di destinasi wisata
taman rekreasi tlogomas malang menjadi meningkat dari tahun 2011 hingga 2013 terus
tempat rekreasi paling sedikit limbahnya yaitu mengalami peningkatan seperti ditunjukan
0,00143 m3/hari. Makam bung karno sebagai dalam grafik dibawah ini.
wisata edukasi dan sejarah mempunyai

106
Besar kecilnya pengunjung tentunya
Kunjungan wisatawan mancanegara terkait dengan penyediaan akomodasi jasa
2011-2013 wisata dan biro Biro perjalanan wisata.
200.000 717
800
150.000 600
155.599 431
100.000 127.664 400
109.587
200 136
50.000 42 41 44
0
0 Biro perjalanan Cabang Biro Agen
2011 2012 2013 perjalanan perjalanan

Wisatawan mancanegara 2013 2014

Grafik diatas menunjukan dari tahun


Kunjungan wisatawan sebelumnya biro dan agen perjalanan
nusantara 2011-2013 mengalami kenaikan . Jumlah keseluruhan yang
ada sebanyak 894 jasa pelayanan wisata, biro
50.000.000 perjalanan mengalami kenaikan dari sejumlah
40.000.000 431 meningkat menjadi 717, agen perjalanan
39.682. meningkat dari 44 menjadi 136 sedangkan
30.000.000
33.224. 337 perurunan ada di agen biro perjalanan dari
20.000.000 27.297. 659 sebelumnya 42 sekarang menjadi 41 buah.
828 Kab/kota yang paling banyak jasa perjalanan
10.000.000
wisata adalah Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo,
0 Kab. Malang dan Kab. Jember sedangkan paling
2011 2012 2013 sedikit adalah kabupaten tuban dari 35 kab/kota
yang memiliki jasa pelayanan perjalanan wisata.
Wisatawan nusantara Keberadaan jasa pelayanan perjalanan wisata
masih didominasi di kota-kota besar dan pusat
Jumlah Kunjungan wisatawan tahun 2011-2013 pertumbuhan di Jawa Timur, terbanyak ada di
dari Dinas kebudayaan dan pariwisata Jawa kota Surabaya, selanjutnya Sidoarjo, Malang,
Timur. Kota surabaya menempati urutan dan Jember menurut data tabel SP-6D. Biro,
pertama terbanyak yang dikunjungi oleh Cabang dan Agen perjalanan menurut Kab/kota.
wisatawan baik mancanegara maupun dari Dinas pariwisata prov. Jatim.
wisatawan domestik di tahun 2011 sebesar
Industri pariwisata memiliki hubungan
5.353.012 kunjungan, naik di tahun 2013 menjadi
erat dan kuat dengan lingkungan fisik.
546.237 . Kunjungan terbanyak kedua berada di
Lingkungan alam merupakan aset wisata
Kabupaten Malang tetapi dengan trend yang
mendapatkan dampak karena sifat lingkungan
berbeda, kunjungan di tahun 2012 turun dari
fisik tersebut yang rapuh dan tak terpisahkan.
jumlah kunjungan pada tahun 2011 dari 19.572
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama
wisatawan mancanegara menjadi 8.958
kegiatan pariwisata. Lingkungan fisik meliputi
sedangkan kunjungan wisatawan nusantara dari
lingkungan alam , bentangan alam, gejala alam,
2.159.414 turun menjadi 533.774 tetapi
dan lingkungan buatan (situs kebudayaan,
mengalami lonjakan kunjungan lebih dari 3 kali
wilayah perkotaan, wilayah pedesaan, dan
lipat pada tahun 2013 untuk kunjungan
peninggalan sejarah). Secara teori hubungan
wisatawan mancanegara naik menjadi 26.434
lingkungan alam dan dengan pariwisata harus
sedangkan wisatawan nusantara naik menjadi
mutual dan bermanfaat. Wisatawan menikmati
2.407.242. Kabupaten yang tidak dikunjungai
keindahan alam dan pendapatan yang
sama sekali oleh wisawan mancanegara adalah
dibayarkan wisatawan digunakan untuk
kabupaten bojonegoro sepanjang tahun 2011
melindungi dan memelihara alam guna
hingga 2013 berdasarkan data tabel Tabel SP-6E.
keberlangsungan pariwisata. Hubungan
Jumlah Kunjungan wisatawan tahun 2011-2013.
lingkungan dan pariwisata tidak selamanya
simbiosa yang mendukung dan menguntungkan
sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan

107
pendidikan dilakukan agar hubungan keduanya akan tempat tinggal sementara atau hanya
berkelanjutan. Kenaikan jumlah pengunjung beristirahat. Berdasarkan data tabel SP-7.
selain menghasilkan pemasukan disektor Perkiraan beban Limbah padat dan cair
pariwisata akan berdampak terhadap berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan yang
penurunan kualitas lingkungan yang ada di diperoleh dari Dinas Pariwisata Prov. Jatim dan
wilayah kawasan wisata, sehingga SLHD tahun 2014 Kab/kota, perkiraan kumulatif
membutuhkan pengelolaan yang beban BOD pada tahun 2014 sebesar
memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan. 10.836,2207 Ton/tahun lebih tinggi daripada
beban BOD sebesar 2.376,73 Ton/Tahun pada
tahun 2013 . Sedangkan beban COD pada tahun
2013 sebesar 2.777,484 Ton/tahun naik menjadi
15.790,7653 Ton pada tahun 2014. Akumulasi
limbah padat dari kegiatan hotel di Jawa Timur
meningkat menjadi 1.071,44033 m3/hari dari
beban limbah sebanyak 804,25 m3/hari pada
tahun 2013 dari 10.691 kamar. Hotel dengan
jumlah kamar paling banyak adalah JW marriot
dan Sommerset hotel di Kota Surabaya,
sedangkan tingkat hunian mencapai 100% dalam
setahun adalah Hotel Saptanawa Gresik. Data
tabel SP-7A. Perkiraan beban Limbah
Wisata Alam pantai Bama, Baluran berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan tahun
2013 menunjukan hotel berbintang, Hotel
Perkiraan beban limbah padat dan cair Sheraton menghasilkan Limbah padat paling
berdasarkan sarana hotel/penginapan banyak yaitu 210,2 m3/hari sedangkan hotel
untuk kelas melati sebanyak 45 m3/hari
dihasilkan oleh Hotel Sarangan Permai dari
jumlah tota keseluruhan limbah padat di Jawa
Timur sebanyak 804,25 m3/hari. Hotel di Jawa
Timur sebagian besar limbah cair yang
dihasilkan belum sesuai dengan baku mutu
sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur
No. 72 Tahun 2013 tentang Baku mutu air limbah
bagi industri dan/atau kegiatan usaha lainnyaSK
gubernur Jawa Timur Nomor 06 tahun 1999
tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi usaha
kegiatan hotel, sehingga pengelolaan limbah
harus mengikuti aturan yang berlaku sehingga
Hotel Ijen view Bondowoso air limbah buangan akan aman bagi lingkungan
sekitarnya
Prosentase tingkat hunian dan jumlah kamar
Sebagai salah satu bagian sarana
pariwisata, keberadaan hotel sangatlah penting Tingkat Hunian Kamar Hotel di Jawa
dalam rangka memenuhi kebutuhan akomodasi Timur
atau penginapan. Sebagai unit usaha pelayanan
100
0
bagi para wisatawan, disamping dapat
memberikan kenyamanan kepada Tingkat hunian
Tingkat
<25
hunian
Tingkat
25-50
hunian
Tingkat
50-80
hunian >80
pelanggannya, hotel juga menyebarkan faktor- Hotel melati Hotel Bintang 1
faktor resiko pada lingkungannya. Semua jenis Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3
limbah hotel baik padat maupuun cair
seharusnya diolah secara memadai sebelum ke Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
pembuangan sesuai dengan karakteristiknya.
Berdasarkan data SP-7E. Perkiraan Tingkat
Semakin banyaknya objek wisata
hunian dan jumlah kamar hotel kelas non
menumbuhkan bisnis perhotelan/penginapan
bintang dari Dinas Pariwisata Prov. Jatim ,
maupun rumah makan di Jawa Timur.
Tingkat hunian pada hotel yang mencapai
Pertumbuhan hotel akan berjalan seiring prosentase lebih 80 % kamar hunian hanya satu
berjalan dengan aktifitas warga dan kebutuhan

108
hotel Quise house dengan jumlah kamar hanya 4
buah, merupakan jumlah kamar paling sedikit di Kota surabaya mempunyai jumlah Rumah
kelas melati . Hotel melati dengan jumlah kamar makan terbanyak yaitu 55 buah, diikuti oleh
yang terbanyak adalah hotel Antariksa di Kabupaten Malang 17 buah. Sedangkan jumlah
Kabupaten Gresik dengan jumlah kamar warung terbanyak adalah kota Surabaya, diikuti
sebanyak 143 kamar. Hotel lainnya dengan kab. Malang dan Kab. Sidoarjo menurut Tabel SP
tingkat huniannya berkisar antara 50-80% 7B. Usaha Restoran dan Rumah Makan.
sebanyak 16 Hotel dengan paling tinggi
mencapai 80 % adalah Hotel Ijen view di Kab.
Bondowoso. Hotel merdeka Kota Madiun,
mencapai 25-50 % tingkat hunian kamar dengan
kamar sebanyak 102 kamar. Hotel bintang 2
dengan tingkat hunian paling tinggi sebesar 68%
adalah Hotel Narita Kota Surabaya. New grand
park sebagai hotel paling banyak mempunyai
kamar sebanyak 118 kamar, tetapi dari tingkat
hunian paling besar adalah Sahid hotels untuk
kelas bintang 3 menurut data Tabel SP-7D.
Warung Makan di Pacitan
Perkiraan Tingkat hunian dan jumlah kamar
hotel kelas bintang 3, 2 dan 1. Sedangkan Tidak dapat di abaikan manfaat yang bisa
menurut data Tabel SP-7C. Perkiraan Tingkat didapatkan ketika sebuah hotel, restoran atau
hunian dan jumlah kamar hotel kelas bintang 5 rumah makan melakukan pengelolaan
dan 4 untuk hotel bintang 4, jumlah kamar lingkungan dalam operasionalnnya. Terlepas
terbanyak adalah Sangri-la hotels Surabaya dari perdebatan yang ada, terkait dengan nilai
sebanyak 389 kamar tetapi untuk tingkat hunian ekonomi proses pengelolaan ini baik yang
paling tinggi adalah Java paragon Kota surabaya positif maupun yang negatif, ternyata
. Majapahit hotels memiliki kamar paling banyak pengelolaan lingkungan ini sangat erat
di kelas hotel bintang 5 setelah hotel bumi dan kaitannya dengan wisatawan, pengaruh affiliasi
Sheraton hotel berdasarkan data Tabel SP-7C. chain hotel, pengaruh ukuran besar kecilnya
Perkiraan Tingkat hunian dan jumlah kamar hotel, pengaruh stakeholder hotel, dan dimensi
hotel kelas bintang 5 dan 4 dari Dinas pariwisata pengalaman pengelolaan lingkungan yang
Prov. Jatim. Total prosentase tingkat hunian dilakukan hotel,restoran dan rumah makan
kamar hotel yang ada di Jawa timur adalah sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa
ditingkat 25-50 % hunian dari keseluruhan hotel pengelolaan lingkungan ini adalah bagian yang
dari kelas melati hingga hotel berbintang , masih sistemik dalam pengelolaan dan tidak dapat
sedikit tingkat hunian kamar yang mencapai dipisahkan dari proses operasional pengelolaan
lebih dari 80%. hotel, restoran dan rumah makan. Walaupun
Restoran dan rumah makan di Jawa Timur Sistem pengelolaan lingkungan sangat penting
perannya dalam mewujudkan pembangunan
Usaha Restoran dan Rumah Makan yang ada
yang berkelanjutan, tetapi berbagai praktek
pada tahun 2013, sebanyak 63 buah meningkat
pengelolaan lingkungan pada hotel termasuk
jumlahnya menjadi 76 unit restoran, total kursi
hotel berbintang belum dilakukan dengan
yang ada sebanyak 10.481 kursi. Sedangkan
baik.[]
rumah makan hanya mengalami sedikit kenaikan
yaitu dari jumlah 1.614 menjadi 1.645 buah di
tahun 2014 dengan dengan total kursi III.J. LIMBAH B3
pelanggan sebanyak 60.386, grafik dibawah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
menunjukan jumlah restoran dan rumah makan atau lebih dikenal dengan istilah limbah B3
di Jawa Timu tahun 2014. merupakan limbah yang memerlukan
pengeloaan secara tepat karena dapat
Usaha restoran dan rumah makan membahayakan lingkungan dan keselamatan
manusia serta makhluk hidup lainnya apabila
Unit Kursi dibuang langsung ke lingkungan, hal tersebut
Limbah B3 memiliki sifat yang tidak stabil yang
dipengaruhi beberapa faktor antara lain
60.386 temperatur, tekanan, gesekan dan tercampur
10.481
76 1.645 dengan bahan lainnya.
Restoran Rumah makan

109
Limbah B3 bersumber dari kegiatan Jumlah Perusahaan yang Mendapatkan Izin
industri, rumah sakit, pertanian, pertambangan Pengelolaan Limbah B3
dan rumah tangga. Berbagai industri di Jawa jumlah perusahaan

Timur yang mencapai 807.478 industri baik itu 108


industri besar, menengah maupun kecil
umumnya menghasilkan limbah B3. Berdasarkan
34
data yang dimiliki, umumnya limbah B3 yang 7 3 0
dihasilkan oleh industri adalah aki bekas, oli
Pengangkut Penyimpanan Pengumpulan Pemanfaat Penimbun
bekas, lampu TL, majun terkontaminasi dan Limbah B3 Sementara Limbah B3 limbah B3 Limbah B3
Limbah B3
catridge printer. Industri yang menggunakan
bahan bakar batu bara akan menghasilkan Grafik 1. Jumlah Perusahaan yang Mendapatkan
limbah B3 berupa fly ash dan bottom ash seperti Izin Pengelolaan Limbah B3
pada beberapa industri pengalengan ikan, cold Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
storage, pakan ternak, tekstile, tapioka di Jawa Republik Indonesia no. 101 Tahun 2014 tentang
Timur. Daftar jenis limbah B3 yang dihasilkan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
berbagai jenis industri dapat dilihat pada tabel Beracun pasal 12 ayat 4 “Untuk dapat
SP-11E pada buku data SLHD Prov. Jatim Tahun memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3
2014. untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3,
Majun Terkontaminasi Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3:
a. wajib memiliki Izin Lingkungan; dan
b. harus mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Bupati/Walikota dan
melampirkan persyaratan izin”. Berdasarkan
data yang ada, jumlah izin penyimpanan
sementara yang dikeluarkan pada tahun 2014 di
Jawa Timur mencapai 108 ijin dimana izin
terbanyak dikeluarkan oleh Kabupaten Sidoarjo
Peraturan Pemerintah Republik yang mencapai 30 izin. Selain berwenang dalam
Indonesia no. 101 Tahun 2014 tentang penerbitan izin penyimpanan sementara limbah
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan B3, pemerintah Kab./Kota juga berwenang
Beracun pasal 3 menyebutkan bahwa “Setiap dalam mengeluarkan izin pengumpulan limbah
orang yang menghasilkan limbah B3 wajib B3 skala kabupaten/kota. Kabupaten/Kota di
melakukan pengelolaan limbah B3 yang Jawa Timur yang mengeluarkan izin
dihasilkannya”. Pengelolaan limbah B3 dapat pengumpulan limbah B3 selama tahun 2014
meliputi reduksi, penyimpanan, pengumpulan, adalah Kabupaten Tulungagung.
pengangkutan, pemanfaatan dan penimbunan
limbah B3. Pengelolaan limbah B3 bertujuan TPS Limbah B3
untuk mengurangi atau menghilangkan resiko
yang dapat ditimbulkan dari limbah tersebut.
Setiap orang/usaha yang melakukan
pengelolaan limbah B3 baik itu penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan dan
penimbunan limbah B3 wajib memiliki izin dari
instansi yang berwenang. Jumlah perusahaan di
Jawa Timur yang mendapat izin mengelola
limbah B3 pada tahun 2014 berdasarkan jenis
pengelolaannya dapat dilihat pada grafik 1. Kewenangan perizinan yang
dikeluarkan pemerintah provinsi meliputi
pemberian izin pengumpulan limbah B3 skala
provinsi dan rekomendasi izin pengumpulan
limbah B3 skala nasional. Selama tahun 2014,
pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan
satu izin penyimpanan dan pengumpulan limbah
B3 skala provinsi dan lima rekomendasi
pengumpulan limbah B3.

110
Pengangkutan limbah B3 wajib memiliki
rekomendasi pengangkutan limbah B3 dan izin
pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pengangkutan limbah B3. Rekomendasi
pengangkutan limbah B3 diajukan kepada
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Setelah memperoleh rekomendasi tersebut
maka melakukan pengajuan izin pengelolaan
limbah B3 untuk kegiatan pengangkutan limbah
B3 kepada menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perhubungan. Di
Jawa Timur terdapat 34 transporter yang telah
mendapatkan rekomendasi pengangkutan
limbah B3 yang terdiri dari 6 transporter dengan
jenis angkutan laut dan 28 transporter dengan
jenis angkutan darat.
Pemanfaatan limbah B3 meliputi
pemanfaatan limbah B3 sebagai subtitusi bahan
baku, pemanfaatan limbah B3 sebagai subtitusi
sumber energi, pemanfaatan limbah B3 sebagai
bahan baku dan pemanfaatan limbah B3 lainnya
sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di Jawa Timur,
terdapat tiga perusahaan pemanfaat limbah B3
diantaranya PT. Holcim Beton Batching Plant
Tuban dan Pandaan dan PT. Putra Restu Ibu
Abadi Kab. Mojokerto

111
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

112
Mengingat bahwa permasalahan ling-kungan IV.A.1 Realisasi Penghijauan dan Reboisasi
merupakan suatu permasalahan kom-pleks yang Data realisasi kegiatan Penghijauan di Provinsi
ditimbulkan oleh berbagai aktivitas manusia Jawa Timur dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
baik aktivitas yang terorganisir dalam skala Timur menunjukkan bahwa 38 Kabupaten yang
besar seperti kegiatan industri dan kegiatan ikut andil dalam kegiatan penghijauan dan
usaha yang lain, maupun permasala-han sosial reboisasi. Area kegaiatan penghijauan lebih luas
kemasyarakatan yang tidak teror-ganisir namun dibanding area reboisasi, yaitu 340.033,82
sudah menjadi bagian dari pola hidup hektar un-tuk penghijauan sedang reboisasi
masyarakat karena terkait dengan fak-tor 14.466,54 hektar. Begitupula dengan jumlah
ekonomi dan sosial budaya seperti pene-bangan yang ditanam lebih ban-yak pohon yang ditanam
hutan secara liar, pembuangan sam-pah secara pada kegiatan penghi-jauan yaitu + 170 juta
sembarangan, emisi kendaraan bermotor dan pohon sedang pada kegiatan reboisasi hanya +
lain lain, serta lemahnya kontrol dari pihak 7,2 juta pohon. Dari data tersebut, Pemerintah
pemerintah sehingga mengakibat-kan adanya provinsi Jawa Timur paling banyak melakukan
pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kegiatan penghijauan dan reboisasi yaitu
peruntukannya maka penyele-saian masalah dengan luas area penghijauan+72,8 ribu Ha dan
tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kerja jumlah pohon yang ditanam +36,4juta batang
sama dan partisipasi dari semua pihak. pohon sedangkan luas area reboisasi 3,02 ribu
Kualitas lingkungan hidup saat ini relatif masih Ha dan jum-lah pohon yang dfitanam sebanyak
rendah dan keberadaan sumber daya alam yang 1,5 juta batang pohon.
mengalami banyak kerusakan maka salah satu Apabila dibandingkan antar Kab./Kota di Jawa
cara untuk mewujudkan ling-kungan hidup yang Timur yang paling banyak melakukan pen-
baik dan sehat adalah me-lalui upaya ghijauan adalah Kabupaten Lumajang dengan
peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian luas area penghijauan 23 ribu Ha dan jumlah
sumber daya alam. pohon yang ditanam sebanyak 11,5 juta batang
Perumusan Misi Pengelolaan Lingkun-gan Hidup pohon, yang diikuti oleh Kab. Banyuwangi
diarahkan untuk membangun suatu dengan luas areal 20,9 ribu hektar dengan
kebersamaan antara pihak pemerintah seba-gai jumlah pohon yang ditanam sebanyak 10,8 juta
regulator, pihak swasta sebagai kontribu-tor hektar. Untuk kegiatan reboisasi tertinggi
pencemaran, pihak akademisi sebagai penghasil adalah kabu-paten Bojonegoro dengan luas area
teknologi dan solusi ilmiah dan pi-hak reboisasi 2,1 ribu Ha dan jumlah pohon yang
Masyarakat yang sangat diperlukan per-annya ditanam sebanyak 1,06 juta batang pohon, yang
dalam bentuk perilaku yang berwa-wasan diikuti oleh kabu-paten Blitar dengan luas area
lingkungan serta sebagai pengendali / reboisasi 1,2 ribu Ha dan jumlah pohon yang
pengontrol pelaksanaan pengelolaan lingkun- ditanam sebanyak 510ribu batang pohon,
gan hidup. (Gambar 4.1 dn 4.2)

Perubahan iklim saat ini telah menjadi isu


lingkungan global yang telah menjadikan
kekhawatiran bersama sebagai akibat dampak
pemanasan global.Dampak perubahan iklim
sudah sangat kita rasakan, suhu yang semakin
panas, hujan yang tidak tentu, banjir, kekeringan
dan timbulnya penyakit endemik dan
sebagainya.Keru-sakan hutan dan perubahan
fungsi lahan memberi-kan kontribusi besar
terhadap pemanasan global.

IV. A. Rehabilitasi Lingkungan


Upaya Penghijauan dan Reboisasi bertu-juan
untuk memulihkan kemampuan hutan dan
tanah yang rusak agar lebih produktif kembali
dan pada akhirnya meningkatkan kelestarian
fungsi lingkungan hidup.Istilah penghijauan dan
rebois-asi berbeda dalam hal sasaran lokasi dan
kese-suaian tanaman.

113
A. REHABILITASI LINGKUNGAN i (untuk reboisasi) dan lahan kritis di beberapa
daerah aliran sungai/DAS (untuk penghijauan).
Sejalan dengan adanya laju pertam-bahan
Gambar 4.1 Realisasi Pohon Penghijauan penduduk dan perkembangan pem-bangunan
dan Reboisasi Tahun 2014 maka keberadaan kawasan hutan semakin hari
semakin mendapat tekanan. Ditinjau dari dari
KOTA SURABAYA sisi pengamanan hutan, gangguan keamanan
KOTA PASURUAN hutan menjadi penye-bab kerusakan hutan atau
KOTA MALANG sesuatu yang mempunyai daya rusak yang
KOTA KEDIRI sangat tinggi terhadap hutan adalah
KOTA BATU Penjarahan; Penebangan Liar; Pencurian;
TUBAN Perambahan Kawasan Hutan; dan Kebakaran
SUMENEP Hutan.
SIDOARJO
Gambar 4.2 Realisasi Luasan
PROBOLINGGO
PASURUAN
Penghijauan dan Reboisasi Tahun
PACITAN
2014 (Ha)
NGANJUK
KOTA…
MALANG KOTA…
MADIUN KOTA MALANG
LAMONGAN
KOTA KEDIRI
JOMBANG
GRESIK KOTA BATU
BOJONEGORO TUBAN
BANYUWANGI SUMENEP
SIDOARJO
0 10.000 20.000 30.000 40.000
PROBOLINGGO
Thousands
PASURUAN
Reboisasi Penghijauan
PACITAN Reboisasi
NGANJUK
MALANG
Penghijauan merupakan kegiatan penanaman
MADIUN
pada lahan kosong di luar kawasan hutan,
terutama pada tanah milik rakyat dengan LAMONGAN
tanaman keras, misalnya jenis-jenis pohon JOMBANG
hutan, pohon buah, tanaman perkebunan, dan GRESIK
tanaman penguat teras.Tujuan penanaman agar BOJONEGORO
lahan tersebut dapat dipulihkan, dipertahankan,
BANYUWANGI
dan ditingkatkan kembali kesuburannya .
Sedangkan reboisasi merupakan kegiatan
penanaman kembali kawasan hutan bekas 0,00 50.000,00 100.000,00
tebangan maupun lahan-lahan kosong yang
terdapat di dalam kawasan hutan. Reboisasi
meliputi kegiatan permudaan pohon, Kegiatan reboisasi oleh Perum Per-hutani Unit II
penanaman jenis pohon lainnya di area hutan Jawa Timur pada tahun 2013 dila-kukan pada
dan area lain sesuai rencana tata guna lahan area seluas 14,4 ribu hektar, tergambar pada
yang diperuntukkan sebagai hutan. Gambar 4.3, dimana kegiatan reboisasi terbesar
kegiatan reboisasi bertujuan untuk berada pada tahun 2010 yang selanjutnya terus
mempertahankan mutu hutan lindung dan mengalami penurunan.
diharapkan dapat meningkatkan daya pulih
fungsi ekosistem hutan lindung. Kegiatan pro-
gram penghijauan dan reboisasi ini meru-pakan
suatu gerakan masyarakat dalam rangka
peningkatan kualitas lingkungan hidup.Daerah
atau areal yang ditangani oleh kedua program
ini adalah daerah-daerah pada hutan lindung

114
DAS lainnya, yaitu 101 ribu hektar dengan jumlah
Gambar 4.3. Realisasi Reboisasi Perum
pohon yang ditanam 50 juta batang. Sedang
Perhutani Tahun 2014
penghijauan di wilayah DAS Solo pada area
40.000,00 seluas 75 ribu hektar dengan jumlah pohon yang
ditanam 37 juta batang.Penghijauan yang pal-ing
20.000,00
sedikit dilakukan adalah di wilayah DAS Brantas
0,00 yaitu dengan area seluas 58 ribu hektar dan
2009 2010 2011 2012 2013 jumlah pohon yang ditanam 29 juta pohon.
Dibandingkan dengan tahun 2012, realisasi
Dn untuk KPH di Perhutani Jatim terluas berada penghijauan di Jawa Timur berdasarkan data
di Kab. Bojonegoro seluas 2.128,70 Ha, secara dari Dinas Kehutanan mengalami peningkatan
dilihat pada Gambar 4.4. luas area sebesar 59,6 ribu Ha dan peningkatan
jumlah pohon sebanyak 29,8 juta batang pohon.
Sedangkan untuk realisasi reboisasi di Jawa
Gambar 4.4.Realisasi Kegiatan Timur mengalami penurunan luas area sebesar
Reboisasi Perum Perhutani 345 ,1 ribu Ha dan tentunya diikuti penurunan
Menurut KPH Tahun 2014 jumlah pohon sebesar 172,5 juta batang pohon.
Perbandingan realisasi penghijauan dan
2013
Bwi Selatan
reboisasi di Jawa Timur tahun 2012-2013 dapat
Pasuruan 2012
dilihat pada grafik IV.A.3 dan IV.A.4.
Jombang 2011
Ngawi 2010 IV.B. AMDAL
Padangan
0,001.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
2009 Dokumen Izin Lingkungan
Sesuai Undang-Undang nomor 32
Penghijauan di Jawa Timur selain dila-kukan
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 22 ayat 1
Perum Perhutani unit Jawa Timur juga dilakukan
menyebutkan bahwa “Setiap usaha dan/atau
oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur.
kegiatan yang berdampak penting terhadap
Penghijauan dilakukan di jalan provinsi yang ada
lingkungan hidup wajib memiliki Amdal“.
di beberapa Kab./Kota di Jawa Timur.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Berdasarkan data tahun 2014, jum-lah pohon
(Amdal) adalah kajian mengenai dampak
terbanyak yang ditanam di Jalan Provinsi adalah
penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan
di Kabupaten Jember dengan total penanaman
yangdirencanakan pada lingkungan hidup
pohon 90.097 batang yang terdiri dari pohon
yang diperlukan bagi proses pengambilan
asam, mahoni, trembesi dan lainnya. Umumnya
keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
jenis pohon yang ditanam di sepanjang jalan
dan/atau Kegiatan. Penyusunan dokumen
Provinsi antara lain asam, ma-honi, imbo, sono
Amdal harus dilakukan oleh orang yang memiliki
kembang, trembesi, ambar dan lainnya.Pada
sertifikat kompetensi penyusun Amdal yang
tahun 2014 jenis pohon yang pal-ing banyak
diperoleh dari uji kompetensi saat mengikuti
ditanam diatara pohon diatas adalah pohon
mahoni. Pada tahun 2014, Jawa Timur pendidikan dan pelatihan penyusunan Amdal
melaksanakan program OBIT (One Billion dan dinyatakan lulus. Tujuan dibuatnya Amdal
Indonesian Trees). OBIT merupakan Kegiatan merupakan penjagaan dalam rencana usaha
penanaman satu milyar pohon yang bertujuan atau kegiatan agar tidak memberikan dampak
untuk mengatasi kerusa-kan hutan dan aliran buruk bagui lingkungan. Amdal memliki
sungai.Realisasi kegiatan penghijauan program berbagai fungsi diantaranya sebagai bahan
OBIT tersebut dilaksanakan di 3 wilayah DAS perencanaan pembangunan wilayah, membantu
yang ada di Jawa Timur yaitu DAS Solo, DAS proses dalam pengambilan keputusan kelayakan
Brantas dan DAS Sampean. Area pen-ghijauan di lingkungan hidup dari rencana usaha/dan atau
DAS Sampeyan paling luas dibanding wilayah kegiatan, memberikan masukan dalam

115
penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana 2012 tentang Izin Lingkungan pasal 47 ayat 1
usaha dan/atau kegiatan, dan memberikan bahwa izin lingkungan diterbitkan oleh:
informasi terhadap masyarakat atas dampak a. Menteri, untuk Keputusan Kelayakan
yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-
dan/atau kegiatan .Bagi usaha atau industri yang UPL yang diterbitkan oleh Menteri;
tidak termasuk pada kriteria wajib Amdal maka b. Gubernur, untuk Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-
wajib memiliki UKL UPL. Upaya Pengelolaan
UPL yang diterbitkan oleh gubernur; dan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan c. Bupati/Walikota,untuk Keputusan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) adalah Kelayakan Lingkungan Hidupatau
pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan
dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak oleh bupati/walikota.
penting terhadap lingkungan hidup yang Pada tahun 2014, pemerintah Jawa
diperlukan bagi proses pengambilan Timur mengeluarkan izin lingkungan sebanyak
keputusan tentang penyelenggaraan Usaha 18 izin dengan nomor rekomendasi izin dapat
dan/atau Kegiatan. Sedangkan usaha atau dilihat pada tabel UP 3-A Buku Data SLHD Prov.
industri yang tidak termasuk kriteria wajib UKL Jatim Tahun 2014. Dari 18 izin lingkungan yang
UPL maka hanya perlu memiliki surat dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan didominasi oleh sektor Energi dan Sumber Daya
pemantauan lingkungan hidup (SPPL). Pada Mineral (ESDM), sektor perindustrian dan sektor
tahun 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Timur
pekerjaan umum masing-masing sebanyak 28%,
telah mengeluarkan 12 penetapan kelayakan
lingkungan dengan rincian 8 dokumen Amdal, 3 sedangkan sisanya merupakan sektor
adendum ANDAL, RKL RPL, dan 1 perubahan perhubungan dan pengelolaan LB3 (Grafik 2).
RKL RPL. Selain itu juga telah dikeluarkan 7
Dokumen Izin Lingkungan Menurut Sektor
rekomendasi UKL UPL (Grafik 1).
Energi dan Sumber daya
Mineral
5%
28% Perhubungan
Perubahan RKL, RPL 1 28%

Perindustrian
11%
UKL-UPL 7 28% Pekerjaan umum

ADENDUM… 3 Pengelolaan LB3

AMDAL 8
Grafik 2. Prosentase Dokumen Izin Lingkungan
Grafik 1. Jumlah Dokumen Lingkungan Yang Berdasarkan Sektornya
Dikeluarkan Izinnya Oleh Pemerintah Provinsi Di dalam dokumen lingkungan terdapat potensi
Jawa Timur dampak dari rencana pendirian suatu
Undang- Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang kegiatan/usaha. Rincian potensi dampak
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan rencana pendirian usaha/kegiatan yang izin
Hidup Pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa lingkungannya kewenangan Provinsi Jawa Timur
setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib dapat dilihat pada tabel UP-3B buku data SLHD
memiliki Amdal atau UKL UPL wajib memiliki izin Prov. Jatim Tahun 2014. Dokumen Amdal dinilai
lingkungan. Izin lingkungan merupakan oleh penilai komisi Amdal yang telah memiliki
prasyarat untuk memperoleh izin lisensi dari Menteri, Gubernur, atau
usaha/kegiatan. Untuk mengajukan izin Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. Komisi
lingkungan dokumen yang harus dilengkapi penilai Amdal terdiri dari instansi lingkungan
adalah dokumen AMDAL/Formulir UKL UPL, hidup, instansi teknis sesuai bidang terkait,
dokumen pendirian usaha/kegiatan dan profil pakar di bidang pengetahuan yang terkait
usaha dan/atau kegiatan. Sesuai Peraturan dengan jenis usaha dan/atau kegiatan yang
Pemerintah Republik Indonesia no. 27 tahun sedang dikaji, pakar di bidang pengetahuan
yang terkait dengan dampak jenis usaha

116
dan/atau kegiatan yang sedang dikaji, wakil dari Hasil Pengawasan Izin Lingkungan
masyarakat yang berpotensi terkena dampak
tidak taat
dan organisasi lingkungan hidup. 18%
Selama tahun 2014 terdapat 12
dokumen izin lingkungan yang menjadi
taat
kewenangan Kab./Kota tetapi dilimpahkan ke
82%
Provinsi dikarenakan komisi penilai Amdal
Kab./Kota tersebut belum memiliki lisensi dari
pejabat yang berwenang. Dokumen izin
lingkungan tersebut terdiri dari 9 dokumen Grafik 3. Hasil Pengawasan Izin Lingkungan
Periode Mei-Juli 2014
Amdal dan 3 dokumen adendum ANDAL, RKL
Dari total 57 industri yang diawasi
RPL (Tabel UP-3C Buku Data SLHD Prov. Jatim
sebanyak 27 industri atau sekitar 47% yang
Tahun 2014).
sepenuhnya (100%) taat dalam pengelolaan
Berdasarkan data dari SLHD Kab./Kota
limbah cair (Tabel UP-4B buku data SLHD Prov.
se Jawa Timur Tahun 2014 jumlah dokumen izin
Jatim tahun 2014). Aspek yang dipantau untuk
lingkungan yang telah di keluarkan ijinnya oleh
ketaatan dalam pengelolaan limbah cair antara
pemerintah Kab./Kota sebanyak 4.865 ijin
lain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Izin
dengan rincian dapat dilihat pada tabel UP-3D
Pembuangan Limbah Cair (IPLC), titik
Buku Data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014).
pemantauan, parameter baku mutu,
Pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen
pemenuhan baku mutu dan pelaporan.
lingkungan oleh pelaku usaha dan/atau kegiatan
Sedangkan untuk ketaatan dalam pengendalian
dilakukan oleh pemerintah yang berwenang, hal
pencemaran udara, jumlah industri yang
tersebut sesuai dengan Undang-Undang nomor
sepenuhnya (100%) taat dalam pengendalian
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
pencemaran udara sebanyak 31 industri atau
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 71 ayat 1
sekitar 54%. Aspek yang dipantau dalam
“Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
pengendalian pencemaran udara diantaranya
sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan
titik pemantauan, parameter baku mutu emisi,
pengawasan terhadap ketaatan
baku mutu emisi, teknis yang dipersyaratkan
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan atas
dan pelaporan. Dalam hal pengelolaan limbah
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
B3, 70% industri yang diawasi sepenuhnya (100%)
perundang-undangan di bidang perlindungan
taat. Aspek yang dipantau pada pengelolaan
dan pengelolaan lingkungan hidup”. Menteri,
limbah B3 antara lain pendataan jenis dan
Gubernur, atau Bupati/Walikota dapat
jumlah limbah B3, pelaporan ijin limbah B3,
mendelegasikan kewenangannya dalam
ketentuan teknis tempat penyimapanan
melaksanakan pengawasan kepada instansi
sementara limbah B3 dan pengelolaan limbah
teknis bidang perlindungan atau pengelolaan
B3 oleh pihak ketiga. Setiap usaha dan/atau
lingkungan hidup.
kegiatan wajib memiliki izin pengelolaan dan
Pengawasan Izin Lingkungan perlindungan lingkungan hidup. Salah satu izin
Berdasarkan hasil pengawasan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup
terhadap izin lingkungan industri peserta adalah izin pembungan limbah cair (IPLC). Di
dalam IPLC terdapat keterangan mengenai
PROPER pada bulan Mei-Juli tahun 2014 dari 57
badan air penerima air limbah dari suatu usaha
perusahaan yang diawasi 82% perusahaan taat dan/atau kegiatan. Badan air penerima limbah
dalam pengelolaan lingkungan dan 18% tidak tersebut dapat berupa afvoer, saluran irigasi,
taat terhadap pengelolaan lingkungan (Grafik. saluran drainase maupun sungai. Data mengenai
3). Ketaatan terhadap pengelolaan lingkungan badan air penerima limbah cair industri peserta
meliputi ketaatan dalam pengelolaan limbah PROPER dapat dilihat pada tabel UP-4A buku
data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014.
cair, ketaatan dalam pengendalian limbah B3
dan ketaatan dalam pengelolaan limbah B3.

117
C. Penegakan hukum b. Usaha dan/atau kegiatan yang izin
Penegakan hukum adalah salah satu lingkungannya diterbitkan oleh
bentuk upaya perlindungan dan pengelolaan Bupati/Walikota tetapi instansi yang
lingkungan hidup. Sesuai amanat Undang- bertanggungjawab di Kabupaten/Kota tidak
Undang no. 32 Tahun 2009 tentang melaksanakan pengelolaan pengaduan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan setelah dilakukan pembinaan oleh
Hidup bahwa melakukan penegakan hukum Pemerintah Provinsi, dan/atau
lingkungan hidup adalah tugas dan wewenang c. Pengaduan pernah disampaikan kepada
pemerintah. Penegakan hukum tersebut dapat instansi yang beratanggung jawab di
dilakukan secara terpadu antara penyidik Kabupaten/Kota, tetapi tidak ditindaklanjuti
pegawai negeri sipil, kepolisian dan kejaksaan di dalam kurun waktu 10 (sepuluh) hari kerja.
bawah koordinasi Menteri.
Terkait pelaksanaan penegakan hukum
lingkungan yang efektif yang diamanatkan
dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Pasal 63 ayat (2) huruf s dan ayat (3)
huruf p, serta Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.19 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Bidang
Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu
mendayagunakan dan mendorong Gambar 1. Verifikasi Pengaduan Penambangan
terbentuknya Pos Pengaduan Pencemaran dan Batu
Perusakan Lingkungan Hidup.
Pengaduan yang masuk ke Badan
Pos Pengaduan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur selama
diharapkan dapat mempermudah masyarakat tahun 2014 sebanyak 49 pengaduan dimana 92%
untuk memperjuangkan hak atas lingkungan merupakan pengaduan lingkungan. Jumlah
hidup yang baik dan sehat dalam melaksanakan pengaduan tersebut menurun sebanyak 5
kewajiban dan peranserta dalam pengelolaan pengaduan dari tahun sebelumnya (Grafik 1).
lingkungan hidup. Dengan adanya pos ini dapat Pengaduan tersebut disampaikan baik secara
meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam lisan maupun melalui surat Pengaduan secara
hal pelayanan kepada masyarakat dan lisan dengan cara pengadu datang langsung
meningkatkan efektifitas pengelolaan maupun melalui telepon ke Badan Lingkungan
pengaduan dan penanganan kasus-kasus Hidup Provinsi Jawa Timur, sedang pengaduan
pencemaran dan perusakan lingkungan. melalui surat disampaikan melalui pos maupun
Penanganan pengaduan di Provinsi email yang dutujukan langsung ke Badan
Jawa Timur dilaksanakan dengan berpedoman Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur maupun
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ke Gubernur dan Kementerian Lingkungan
nomor 9 tahun 2010 tentang Tata Cara Hidup yang selanjutnya dilimpahkan ke Badan
Pengaduan dan Penanganan Pengaduan akibat Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur.
dugaan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan. Pos Pelayanan Pengaduan 50
Jumlah Pengaduan Diterima

Lingkungan Provinsi Jawa Timur terbentuk 45


40
dengan Keputusan Kepala Badan Lingkungan
35
Hidup Provinsi Jawa Timur, dilaksanakan secara 30 Pengaduan Lingkungan
terpadu antar bidang yang terkait, dimana 25
20
sekretariat pengaduannya berada pada bidang 15
Bukan Pengaduan
Lingkungan
komunikasi lingkungan dan peningkatan peran 10
serta masyarakat. 5
0
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa 2013 2014
Tahun
Timur melakukan penanganan pengaduan yang
memenuhi kriteria (sesuai Peraturan Menteri No
9 tahun 2010 pasal 9 ayat (2)) sebagai berikut : Grafik 1. Perbandingan Penerimaan Pengaduan
Tahun 2013 dan 2014
a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin
lingkungannya diterbitkan oleh Gubernur.

118
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap Berdasarkan media penyampaiannya,
pengaduan yang masuk, sebagian besar pengaduan yang masuk ke BLH Prov. Jatim
pengaduan merupakan kewenangan paling banyak melalui surat mencapai 31
Pemerintah Kab./Kota sehingga dilimpahkan ke pengaduan dari total 49 pengaduan atau sekitar
Bupati/walikota melalui surat dengan tembusan 63 %(Grafik 2)
Badan/Dinas/Kantor Lingkungan Hidup Prosentase
Kab./Kota maka apabila selama 10 (sepuluh) hari Pengaduan Berdasarkan Media Penyampaian
Email
kerja sejak diterimanya surat pelimpahan 2%
Sms
2%
pengaduan tersebut oleh Bupati/Walikota tidak Telepon Koran
8% 10%
ada tanggapan, maka Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Timur mempunyai kewenangan Lisan
15% Surat
melakukan penganan pengaduan tersebut. 63%
Sebelum mengambil alih kewenangan, Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan
Badan/Dinas/Kantor Lingkungan Hidup
Kab./Kota yang terkait. Grafik 2. Prosentase Penerimaan Pengaduan
Selanjutnya apabila ditinjau dari Berdasarkan Media Penyampaian
kewenangan maka dari 44 pengaduan Pengaduan yang diterima berasal dari
lingkungan, sebanyak 5 pengaduan merupakan perseorangan, warga masyarakan dan lembaga
kewenangan Provinsi, sedangkan 38 pengaduan swadaya masyarakat. Selain itu, berita di media
merupakan kewenangan Kab./Kota, dan 1 massa (koran) juga merupakan salah satu
pengaduan diambil alih Kementerian sumber kasus pengaduan. Permasalahan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. pengaduan yang diterima bervariasi mulai dari
pencemaran air, tanah dan udara. Apabila dilihat
dari media yang tercemar, pengaduan yang
diterima pada tahun 2014 didominasi kasus
pencemaran udara disusul dengan pencemaran
air dan tanah (grafik 3). Dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, media pencemaran yang
mendominasi tetap sama yaitu pencemaran
udara (Tabel UP-5D Buku Data SLHD Prov. Jatim
Tahun 2014).

Gambar 1. Verifikasi Pengaduan Pembuangan


Limbah Padat Pengaduan Lingkungan Tahun 2014
Pengaduan lingkungan yang merupakan Berdasarkan Media Yang Tercemar
kewenangan Kab./Kota telah dilimpahkan
kepada Bupati/Walikota melalui surat Kepala Tanah
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
Air
tembusan kepada Pengadu. Dari 38 pengaduan
yang dilimpahkan sebanyak 18 pengaduan telah 0 10 20 30
ditangani Badan/Kantor Lingkungan Hidup
Kab./Kota dan hasil penanganan pengaduan Jumlah pengaduan
telah disampaikan kepada BLH Prov Jatim,
sedang 19 pengaduan belum ditindaklanjuti. Grafik 3. Pengaduan Lingkungan Tahun 2014
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Berdasarkan Media yang Tercemar
Timur mengambil alih 19 pengaduan yang tidak Dari total 49 pengaduan yang diterima
ditindaklanjuti Badan/Dinas/Kantor Lingkungan sebanyak 5 pengaduan yang termasuk bukan
Hidup Kab./Kota, sedangkan 1 pengaduan pengaduan lingkungan telah diteruskan pada
diambil alih oleh Kementerian Lingkungan instansi yang bertanggung jawab. Sedangkan 44
Hidup. Salah satu pengaduan yang diambil alih pengaduan lainnya yang termasuk pengaduan
oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa lingkungan telah ditangani sesuai kewenangan
Timur ditindakklanjuti dengan pemberian sanksi seperti yang terdapat pada Tabel UP 5-E Buku
administratif berupa paksaan pemerintah Data SLHD Prov. Jatim Tahun 2014.
kepada perusahaan yang diadukan.

119
D. Peran Serta Masyakakat

IV.D.1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


Pengertian dari LSM adalah organisasi non
pemerintah yang independen dan mandiri, dan
karena itu bukan merupakan bagian atau
berafiliasi dengan lembaga-lembag negara dan
pemerintah, Sedangkan LSM sendiri adalah
organisasi yang tumbuh secara swadaya, atas
kehendak dan keinginan sendiri ditengah
masyarakat, dan berminat serta bergerak dalam
bidang lingkungan hidup.
Gambar 3. Pengambilan Contoh Uji Air Limbah Berdasarkan data dari BLH Prov.Jatim tahun
Saat Verifikasi Pengaduan 2014 di Jawa Timur terdapat kurang lebih 321
Berdasarkan tabel tersebut dapat organisasi/kelompok masyarakat pemerhati
diketahui bahwa dari total 38 pengaduan lingkungan yang berada tidak hanya di kota
lingkungan yang menjadi kewenangan Surabaya saja namun juga tersebar di
Kab./Kota lebih dari 50% ditangani oleh Provinsi Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Diantara LSM
dan Pusat. Penanganan pengaduan tersebut lingkungan yang ada dan masih eksis seperti
dilakukan Provinsi dikarenakan beberapa hal : LSM Tunas Hijau, ECOTON, Sahabat Lingkungan,
 instansi yang bertanggung jawab di PPLH Seloliman dan lain-lainnya merupakan
kabupaten/kota tidak melaksanakan mitra kerja BLH Prov.Jatim dalam melaksanakan
pengelolaan pengaduan setelah dilakukan tupoksinya di bidang pengendalian pencemaran,
pembinaan oleh pemerintah provinsi penegakan hukum, pemulihan dan pembinaan
 pengaduan pernah disampaikan kepada tentang lingkungan hidup.
instansi yang bertanggung jawab di Kemitraan LSM juga membantu dalam bidang
kabupaten/kota, tetapi tidak ditindaklanjuti lingkungan hidup terutama dalam program
dalam kurun waktu 10 hari. pembinaan dan sosialisasi yang ada di BLH
Tindak lanjut penanganan pengaduan yang Prov.Jatim tentang wawasan lingkungan hidup
dilakukan Badan Lingkungan Hidup Provinsi di masyarakat.
jawa Timur meliputi :
1. Tanggapan kepada pengadu berisi
hasil verifikasi dan temuan lapangan
2. Surat peringatan kepada pihak yang
diadukan apabila terjadi pelanggaran
ijin lingkungan dan/atau peraturan
perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berlaku. Surat
peringatan mengacu pada temuan
lapangan dan hasil uji laboratorium
3. Laporan kepada Kementerian
Lingkungan Hidup atau Gubernur
sesuai asal pelimpahan penanganan
pengaduan

Gambar IV. D.1 Program Adiwiyata,


Desa/Kelurahan Berseri dan Saka Kalpataru.

Penerima Penghargaan Lingkungan


Badan Lingkungan Hidup Prov.Jatim
program dan kegiatan yang bisa membuat
motivasi masyarakat dan sekolah untuk

120
meningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Penerima Penghargaan
yang dimulai dari Perusahaan/Industri, sekolah, Adipura Kab/Kota
kab/kota, desa, kelompok dan perorangan. Dan penghargaan adipura
7 anugerah
itu semua juga tidak lupa dengan peran
Kementerian Lingkungan Hidup RI. 22 penghargaan adipura
anugerah kencana
Dari pelaksanaan program / kegiatan yang ada di
bidang lingkungan hidup terdapat beberapa
kategori penghargaan lingkungan yang
diperoleh provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 Penghargaan Kalpataru
antara lain melalui program Adipura, Proper, Kalpataru adalah pohon kehidupan yang
Kalpataru dan Adiwiyata. reliefnya terpahat di Candi Mendut dan
Prambanan yang mencerminkan suatu tatanan
Penghargaan Pelaporan Pengelolaan lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang
Lingkungan Hidup serta merupakan tatanan yang diidamkan
Dalam rangka mendorong dan meningkatan karena melambangkan hutan, tanah, air, udara,
peran perusahaan dalam ketaatan pelaporan dan makhluk hidup. Penghargaan Lingkungan
terhadapan perijinan dokumen lingkungan Hidup Nasional merupakan penghargaan yang
(AMDAL,UKL-UPL, SPPL, DPL dll) sebanyak 32 diberikan Pemerintah Republik Indonesia pada
perusahaan se Jawa Timur yang dibagi dengan 2 Upacara Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal
kategori diantaranya kategori Pelaporan PLH 5 Juni, berupa trophy “KALPATARU” dan
terbaik sebanyak 19 perusahaan dan kategori piagam penghargaan. Kalpataru diberikan
Pelaporan PLH baik sebanyak 13 perusahaan di kepada mereka, baik individu maupun kelompok
wilayah Jawa Timur. Penghargaan tersebut masyarakat yang berprestasi dalam pelestarian
diberikan oleh Provinsi (Gubernur Jawa Timur) fungsi lingkungan hidup. Penghargaan kalpataru
guna untuk memotivasi perusahaan / atau terdiri dari empat kategori :
industri lebih baik dalam pengelolaan a. Kategori Perintis Lingkungan
lingkungan hidup. Penghargaan yang diberikan kepada
warga masyarakat bukan pegawai negeri
Penghargaan Adipura dan bukan tokoh dari organisasi formal
yang berhasil merintis lingkungan hidup
Program Adipura adalah satu-satunya program
dan merupakan kegiatan baru sama sekali
yang mempunyai pengaruh cukup besar bagi
bgai daerah atau kawasan yang
perbaikan lingkungan perkotaan terutama
bersangkutan. Pada Tahun 2014 dari
untuk menuju sustainable cities, selain itu juga
Provinsi Jawa Timur yang memperoleh
mempunyai prestisius yang sangat tinggi
penghargaan dari Presiden RI ada 1 orang
dibandingkan dengan program –program lain
berasal dari Kota Surabaya, sedangkan
karena penghargaannya diberikan di Istana
untuk tingkat Provinsi Jawa Timur ada 3
Negara. Sejalan dengan itu, Program Adipura
orang dan masing-masing dari Kab.
senantiasa mengajak partisipasi dan kepedulian
Bondowoso, Kab. Lumajang dan Kota
semua pihak berbuat nyata melestarikan
Malang.
lingkungan demi mewujudkan bumi yang bersih
dan hijau, dengan tujuan untuk mendorong
b. Kategori Pengabdi Lingkungan
pemerintah daerah dan masyarakat
Penghargaan diberikan kepada petugas
mewujudkan kota bersih dan teduh (clean dan
lapagan (Penyuluh Lapangan Penghijauan,
green city) dengan menerapkan prinsip-prinsip
Petugas Penyuluh Lapangan, Petugas
Good Governance. Dalam penilaian adipura,
Lapangan Kesehatan, Jagawana, Penjaga
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang
Pintu Air dan lain-lainnya) dan atau
meraih penghargaan terbanyak dibandingkan
pegawai negeri (termasuk TNI, POLRI,
dengan provinsi lain. Untuk tahun 2014 Provinsi
PPLH, PPNS, guru) yang mengabdi diri
Jawa Timur mendapatkan 29 penghargaan
dalam usaha pelestarian fungsi lingkungan
adipura anugerah dan anugerah kencana dari
hidup yang jauh melampaui kewajiban dan
berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur.
tugas pokoknya serta berlangsung cukup
lama. Untuk Tahun 2014 yang memperoleh
penghargaan dari Presiden RI ada 1 orang
berasal dari Kab. Magetan.

121
c. Kategori Penyelamat Lingkungan lindung di daerah yang pengelolaannya
Penghargaan ini diberikan kepada dikendalikan oleh pemerintah kabupaten
kelompok masyarakat, baik formal serta untuk melihat sejauh mana intervensi
(kelompok masyarakat adat, kelompok pemerintah daerah dalam menanggulangi
tani, kelompok masyarakat ancaman degradasi lahan di kawasan
desa/dusun/kampong, komunitas adat, berfungsi lindung.
rukun warga, paguyuban, karang taruna, Program MIH diharapkan dapat merespon
PKK dll) maupun formal (LSM, Ornop, kondisi tersebut sehingga dapat
Badan Usaha, Lembaga Penelitian, menurunkan laju deforestasi dan
Lembaga Pendidikan, Koperasi, Asosiasi mencegah bertambahnya luasan lahan
Profesi, organisasi kepemudaan dll) yang kritis. Respon ini dapat berupa kebijakan
berhasil melakukan upaya pelestarian yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
fungsi lingkungan atau pencegahan yang dituangkan dalam rencana
kerusakan dan pencemaran pembangunan daerah dalam perlindungan
(penyelamatan) ekosistem. Pada tahun dan pengelolaan lingkungan hidup.
2014 yang memperoleh penghargaan dari Untuk tahun 2014 Provinsi Jawa Timur
Presiden Ri ada 1 kelompok swadaya terutama Pemerintahan Kab. Jombang
masyarakat LSM berasal dari Kota terpilih memperoleh penghargaan piagam
Surabaya yaitu LSM Tunas Hijau. dan untuk Raksaniyata (Program Menuju Indonesia
tingkat Provinsi Jawa Timur ada 8 orang, Hijau) dari KLH RI. Dan pada tingkat
masing–masing perwakilan dari Kab. Provinsi Jawa Timur terdapat 6
Tulungagung, Kab. Lumajang, Kab. Pemerintahan, antara lain : Pemerintahan
Trenggalek, Kab. Malang dan Kota Kab. Lumajang, Kab. Madiun, Kab.
Pasuruan Bojonegoro, Kab. Sumenep, Kab.
d. Kategori Pembina Lingkungan Ponorogo dan Kab. Blitar.
Penghargaan yang diberikan pada
Pengusaha, Pejabat, Peneliti, atau tokoh Penghargaan PROPER
masyrakat yang berhasil dan punya
prakarsa untuk melestarikan fungsi SEJARAH Kelahiran PROPER tidak dapat
lingkungan hidup dan member pengaruh dilepaskan dari program kali
dan untuk membangkitkan kesadaran bersih (PROKASIH). Dari PROKASIH,
lingkungan dan peran masyarakat guna ditarik satu pelajaran penting, bahwa
melestarikan fungsi lingkungan hidup, atau pendekatan pengelolaan lingkungan
berhasil menemukan teknologi baru yang konvensional “command and control”
ramah lingkungan. Pada tahun 2014 di ternyata tidak dapat
tingkat Provinsi Jawa Timur ada 1 orang mendorong peningkatan kinerja pengelol
berasal dari Kab. Lamongan. aan lingkungan perusahaan secara
menyeluruh.Pada
Penghargaan Menuju Indonesia Hijau awal pelaksanaan PROKASIH, sistem pen
(MIH) egakan hukum lingkungan masih lemah,
Merupakan salah satu program sistem peraturan
Kementerian Lingkungan Hidup yang belum memadai dan kapasitas serta j
diharapkan dapat meningkatkan kualitas umlah pengawas lingkungan hidup juga
lingkungan dan membuka peluang bagi masih terbatas. Tahun 1990-an, sulit
masyarakat untuk berperan aktif dalam mengharapkan industri patuh terhadap
pelestarian sumber daya alam dan peraturan dan bersedia menginvestasikan
pengendalian kerusakan lingkungan. uang untuk membangun IPAL (Instalasi
Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) Pengolahan Air Limbah). Bahkan jika
yang dicanangkan Presiden Susilo mereka sudah investasi,
Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari sulit untuk mengharapkan IPAL tersebut
Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2006. dioperasikan secara benar. Proper
Tujuannya sebagai alat untuk mendorong merupakan instrumen penaatan
kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan alternative
pelaksanaan konservasi sumberdaya alam dengan tujuan meningkatkan tingkta
dan pengendalian kerusakan lingkungan. penaatan industry/kegiatan usaha dan
Fokus program MIH adalah mengukur mengurangi tingkat pencemaran
perubahan tutupan vegetasi di kawasan lingkungan. PROPER dibuat karena masih

122
banyak insdustri/kegiatan usaha yang tidak lingkungan sesuai dengan Peraturan Perundang-
melaksanakan kewajiban lingkungan undangan dan beberapa kriteria lain yaitu
sesuai dengan peraturan perundangan, Sistem Manajemen Lingkungan, Pemanfaatan
sehingga perlu adanya suatu instrukmen Sumber Daya, Community Development dan
periksa/control untuk melihat ketaatan Corporate Social Resposibility (CSR).
tersebut. Dalam mekanisme dan kriteria proper 2013 –
Dalam perjalanannya, PROPER 2014, berdasarkan PermenLH No. 03 tahun 2014,
memberikan dampak positif terhadap mekanisme PROPER dibagi dalam 2 kategori
pengelolaan lingkungan di Jawa Timur, yaitu:
tapi disayangkan pada tahun 2014 peserta 1. Penilaian ketaatan
PROPER mengalami penurunan dari segi
2. Penilaian lebih dari ketaatan (beyond
jumlah peserta maupun peringkat yang
compliance). Penilaian ketaatan dimulai dengan
didapatkan oleh industri/kegiatan usaha
tahapan persiapan yang dilakukan pada bulan
seperti pada tabel IV.D.2.4
Januari sampai Maret. Tahap persiapan PROPER
meliputi:
1. Pemilihan Usaha dan/atau kegiatan
2. Penguatan kapasitas
3. Sosialisasi
Setelah persiapan, PROPER dilanjutkan dengan
tahapan pengawasan yang dilakukan melalui
verifikasi lapangan maupun evaluasi dokumen
penilaian mandiri untuk mendapatkan peringkat
ketaatan sementara perusahaan.
 Pengawasan langsung oleh KLH 213
perusahaan
 Pengawasan Langsung oleh Provinsi 1094
Pada tahun 2014 dari total 172 industri di  Pengawasan mandiri 601 Perusahaan.
Jawa Timur yang mengikuti Proper, Untuk menjamin akuntabilitas dan memenuhi
sebanyak 73% mendapatkan peringkat biru, azas keadilan, PROPER membuka kesempatan
17% mendapat peringkat merah dan 10% bagi perusahaan untuk melakukan sanggahan
mendapat peringkat hijau. Data perolehan atas peringkat sementara hasil PROPER.
peringkat Proper dapat dilihat pada grafik Kemudian berdasarkan peringkat sementara
IV.D2.4 perusahaan, dilakukan penilaian lebih dari
ketaaatan (penilaian HIJAU dan EMAS), yaitu
perusahaan yang memiliki kinerja penaatan
10% sementara adalah BIRU 100% dan tidak memiliki
hijau 17%
merah temuan major dapat dicalonkan sebagai
kandidat HIJAU PROPER. Terhadap calon
kandidat HIJAU akan diterapkan pola screening
berdasarkan nilai dokumen ringkasan
pengelolaan lingkungan (DRKPL) untuk
73% biru
menyaring peringkat HIJAU PROPER. Peringkat
HIJAU yang telah tersaring kemudian
diperbandingkan nilai dokumen hijaunya dengan
Pada tahun 2014 , tidak ada industri peserta sektor sejenis, dengan ketentuan sebagai
proper di Jawa Timur yang mendapat peringat berikut : 1. Nilai HIJAU percentile 25% terbaik per
hitam. Salin itu jumlah industri yang sektor dan telah memenuhi syarat konsistensi 3
mendapatkan peringkat biru, merah dan emas tahun HIJAU menjadi peringkat EMAS. 2. Nilai
mengalami penurunan sedangkan untuk HIJAU percentile 25% - 75% per sektor
peringkat hijau mengalami peningkatan dari mendapatkan peringkat HIJAU. 3. Nilai HIJAU
tahun 2013. percentile < 25% per sektor kembali ke peringkat
BIRU. Pengertian dari sebagai makna peringkat
Untuk mendapatkan peringkat emas suatu hal
dalam proper sebagai berikut :
yang mudah untuk diraih karena beberapa
kriteria harus dimiliki oleh industri/kegiatan a) EMAS, diberikan kepada penanggung
usaha diantaranya kewajiban pengelolaan jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah

123
secara konsisten menunjukkan keunggulan
lingkungan (environmental excellency)
dalam proses produksi dan/atau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat;
b) HIJAU, diberikan kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah
melakukanpengelolaan lingkungan lebih
dari yang dipersyaratkan dalam peraturan
(beyond ompliance)melalui pelaksanaan
sistem pengelolaan lingkungan,
pemanfaatan sumberdaya secara
efisienmelalui upaya 4R (Reduce, Reuse,
Recycle dan Recovery), dan melakukan Program Berseri Jawa Timur mendapatkan
upaya tanggung jawabsosial respon yang sangat positif dari Kab/Kota
(CSR/Community development) dengan terbukti bahwa mulai dari launchingnya
baik; program Berseri tahun 2011 sampai dengan
c) BIRU, diberikan kepada penanggung jawab sekarang terus mengalami peningkatan. Pada
usaha dan/atau kegiatan yang telah tahun 2014 jumlah Kab/Kota yang mengusulkan
melakukan upayapengelolaan lingkungan Desa/Kelurahan sejumlah 28 Kab/Kota dengan
yang dipersyaratkan sesuai dengan jumlah Desa/Kelurahan 92 desa/kelurahan.
ketentuan dan/atau peraturanperundang- Berdasarkan hasil seleksi Tim yang ditetapkan
undangan; melalui SK Gubernur Jawa Timur tanggal 24 Juni
d) MERAH, diberikan kepada penanggung 2014 Nomor: 188/148/KTPS/207/2014 sebanyak 75
jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya desa/kelurahan menjadi Desa/Kelurahan Berseri
pengelolaanlingkungan hidup Provinsi Jawa Timur terdiri dari 12 Desa/Kel.
dilakukannya tidak sesuai dengan Kategori Mandiri, 25 Desa/Kel. Kategori Madya,
persyaratan sebagaimana diatur 38 Desa/Kel. Kategori Pratama.
dalamperaturan perundang-undangan; dan
e) HITAM, diberikan kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang
sengaja melakukanperbuatan atau
melakukan kelalaian yang mengakibatkan
pencemaran dan/atau
kerusakanlingkungan serta pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan
atau tidak melaksanakansanksi
administrasi.

Program Desa/Kelurahan BERSERI (Bersih dan


Lestari”
Program Desa/Kelurahan Berseri merupakan
dalah satu program Pemerintah Provinsi Jawa
Timur di bidang lingkungan hidup dalam rangka
mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga masyarakat Desa/Kelurahan
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup,
sehingga dapat terwujud desa/kelurahan yang
bersih, sehat, lestari dan asri. Dalam
pelaksanaan program Berseri dilakukan
penilaian terhadap desa/kelurahan mencakup
lokasi/ titik pantau yang meliputi aspek:
a. Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
c. Pengelolaan Sumber Daya Alam.

124
Program ADIWIYATA warga sekolah dan menjalin kemitraan
ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna dalam rangka perlindungan & PLH
sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dengan berbagai pihak (Alumni, LSM,
dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan Komite sekolah) sehingga mampu
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi mengimplementasikan kegiatan
dasar manusia menuju terciptanya tersebut melalui memelihara, merawat
kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada gedung, memanfaatkan lahan, fasilitas
cita‐cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan sekolah sesuai dengan kaidah-kaidah
program Adiwiyata adalah mewujudkan warga perlindungan dan pengelolaan
sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya lingkungan hidup dan mampu
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mengembangkan kegiatan
melalui tata kelola sekolah yang baik untuk ekstrakurikuler yang sesuai dengan
mendukung pembangunan berkelanjutan. pengelolaan lingkungan hidup.
Sasaran program ini adalah pemberdayaan 4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
sekolah-sekolah baik SD,SLTP dan SLTA/SMK Lingkungan.
dalam pelaksanaan dan pengembangan Dalam pengelolaan Sarana
pendidikan lingkungan hidup. kesetersediaan sarana prasarana
Untuk mencapai tujuan program Adiiwiyata, pendukung yang ramah lingkungan dan
maka ditetapkan 4 (empat) komponen sebagai meningkatkan kualitas pengelolaan dan
berikut: pemanfaatan sarana dan prasarana
yang ramah lingkungan sehingga bisa
1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
mengimplementasikan penyediaan
Dalam menentukan kebijakan dasar sarana untuk mengatasi permasalahan
penilaiannya dengan menilai dokumen lingkungan hidup disekolah, sarana juga
kebijakan yang teruang dalam KTSP yang untuk mendukung pembelajaran
memuat kebijakan upaya perlindungan & lingkungan hidup disekolah,
pengelolaan lingkungan hidup dengan memanfaatkan listrik, air dan alat tulis
mengimplementasikan Visi, Misi dan tujuan kantor secara efisien dan meningkatkan
sekolah yang tertuang dalam KTSP, struktur pelayanan kantin sehat dan ramah
kurikulum memuat mata pelajaran wajib, lingkungan. Pencapaian yang
muatan local, pengembangan diri terkait diharapkan dari pengelolaan sarana
kebijakan perlindungan dan mata pelajaran mampu menghasilkan sarana prasarana
wajib sehingga semua hasil implementasi untuk mengatasi permasalahan
tercapai. lingkungan hidup di sekolah dan
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis menfaatkan lahan (pengomposan,
Lingkungan pengolahan air, hutan sekolah dan
Dalam pelaksanaan kurikulum tenaga green house dll.)
pendidik Program adiwiyata mempunyai 4 (empat) tahap
Memiliki kopetensi dalam mengembangkan dalam penilaiannya :
kegiatan pembelajaran lingkungan hidup
a. Sekolah Adiwiyata Kabupaten/Kota.
sehingga dapat mengimplementasikan
Dalam penilaiannya, Tim Penilai dari
penerapan pedekatan, strategi, metode dan
Kab/Kota berhak melakukan verifikasi
teknik pembelajaran yang melibatkan
terkait pencapaian dari 4 komponen
peserta didik secara aktif dalam
tersebut, sehingga berdasarkan hasil
pembelajaran dan mengembangkan isu
dari verifikasi tim penilai Kab/Kota
local dan/atau isu global sebagai materi
menetapkan nilai pencapaian sekolah
pembelajaran untuk pencapaian 70% yang
sebagai penerima penghargaan sekolah
dilakukan oleh tenaga pendidik dalam
adiwiyata tingkat Kab/kota. Sehingga
menerapkan metode yang melibatkan
sekolah adiwiyata tingkat
peserta didik secara aktif baik bentuk
kabupaten/kota dapat diusulkan untuk
demonstrasi, diskusi, kelompok, simulasi,
ikut dalam seleksi penerimaan
pengalaman lapangan dll.
penghargaan adiwiyata tingkat
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis
provinsi.
Partisipatif.
b. Sekolah adiwiyata Provinsi
Dengan melaksanakan kegiatan
Dalam penilaiannya , Tim penilai
perlindungan dan pengelolaan
adiwiyata provinsi melakukan evaluasi
lingkungan hidup yang terencana bagi

125
terhadap dokumen hasil penilaian yang
diusulkan oleh Kab/kota, dan laporan 14

kegiatan pembinaan. Selanjutnya untuk 12

10
calon sekolah adiwiyata tingkat provinsi 8

yang terpilih, dilakukan verifikasi dan 6

Tim penilai bisa menetapkan nilai 4

pencapaian sekolah sehingga Tim 2

penilai dapat diusulkan untuk ikut 0

dalam seleksi penerimaan penghargaan


sekolah adiwiyata tingkat nasional.
c. Sekolah Adiwiyata Nasional
Sekolah Adiwiyata Nasional di nilai oleh Penghargaan SLHD
Tim penilai Kementerian Negara
Salah satu factor kunci untuk memenuhi hak
Lingkungan Hidup RI dengan
dan kewajiban dalam perlindungan dan
melakukan evaluasi terhadap dokumen
pengelolaan lingkungan hidup adalah
hasil penilaian yang diusulkan oleh
tersedianya data dan informasi lingkungan bagi
Provinsi dan laporan kegiatan
seluruh pihak . Agar data dan informasi
pembinaan. Selanjutnya calon sekolah
mengenai lingkungan hidup dapat tersedia dan
yang terpilih, dilakukan verifikasi
terakses, pemerintah pusat dan pemerintah
sehingga dari hasil verifikasi dapat
daerah mengembangkan system informasi
ditetapkan penilaian sebagai
lingkungan hidup (SILH) sebagai pijakan untuk
pencapaian sekolah.
pelaksanaan dan pengembangan kebijakan
d. Sekolah Adiwiyata Mandiri
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Sekolah Adiwiyata Mandiri juga dinilai
hidup. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
oleh Tim KLH RI. Kategori ini
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
merupakan tahap puncak dari kategori
dan pengelolaan Lingkungan Hidup dan
yang lain. Sekolah yang sudah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
menerima penghargaan sebagai
Keterbukaan Informasi Publik.
Sekolah Adiwiyata Mandiri apabila
sekolah adiwyata nasioanl tersebut SILH dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi
telah melakukan pembinaan terhadap dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat
sekolah lain, paling sedikit 10 (sepuluh) dengan memuat informasi mengenai status
sekolah dan sekolah yang dibina lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup,
tersebut telah mendapatkan dan informasi lingkungan hidup lainnya. Seluruh
penghargaan adiwiyata Kab/Kota. data dan informasi mengenai lingkungan hidup
daerah dihimpun dalam Laporan Status
Penghargaan Adiwiyata merupakan pemberi
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). SLHD
insentif yang diberikan kepada sekolah yang
menjadi bagian penting sebagai sarana
telah berhasil memenuhi 4 komponen program
penyediaan data dan informasi lingkungan
Adiwiyata. Bentuk insentif yang diberikan dapat
hidup untuk menjadi acauan kebijakan dan
berupa piala dan atau bentuk lainnya sebagai
perencanaan pemerintah daerah dalam
wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan
menentukan prioritas pembangunan sesuai
sekolah dalam upaya melaksanakan
dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Laporan SLHD dari Provinsi dan
dalam program adiwiyata.
Kabupaten/Kota ini meliputi pengumpulan dan
Pada tahun 2014 pemberian penghargaan pengolahan data, analisis data, dokumentasi
adiwiyata untuk tingkat Provinsi sebanyak 37 kebijakan dan penyajian informasi dengan
Kab/Kota dari 117 sekolah se-Jatim, sekolah model P-S-R (Pressure-State-Response).
terbanyak yang memperoleh penghargaan
Sedangkan Laporan SLHD ini juga sebagai
Adiwiyata Provinsi terdapat di Kota Pasuruan
bentuk akuntabilitas kepada public sehingga
dengan jumlah 12 Sekolah. Sedangkan
dapat menunjang pencapaian tata kelola
penghargaan untuk Sekolah Tingkat Mandiri
pemerintahan yang baik sesuai dengan
sebanyak 9 Kab/ Kota dari 17 sekolah se-Jatim
semangat Reformasi Birokrasi. Sebagai
dan sekolah terbanyak yang memperoleh
penghargaan bagi Pemerintah Daerah yang
penghargaan tersebut di Kab. Gresik dengan
telah menyusun SLHD secara baik, setiap
jumlah 5 sekolah. Sebagaimana terlihat pada
tahunnya Presiden Republik Indonesia
tabel berikut :

126
memberikan apresiasi terhadap penyusun (BAPEDAL) provinsi Jawa Timur. Kemudian
laporan SLHD yang terbaik. didalam Peraturan Daerah provinsi Jawa
Pada edisi Revisi 2014 dalam penyusunan SLHD Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang
dalam rangka mendorong budaya pengelolaan Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat,
data dan informasi secara elektronik yang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
terstandarisasi dan disimpan secara tetap dan Lembaga Teknis Daerah provinsi Jawa
didatabase masing-masing BLH yang ada pada Timur, BAPEDAL berubah nama menjadi
Pusat Data SILH Nasional. Badan Lingkungan Hidup ( BLH) yang
Selama 4 (tahun) Provinsi Jawa Timur menerima merupakan unsur pendukung Gubernur,
penghargaan penyusunan laporan SLHD dipimpin oleh seorang kepala, yang berada
Provinsi terbaik. Pada tahun 2010 – 2011 dan dibawah dan tanggungjawab kepada
tahun 2013 menerima penghargaan SLHD di Gubernur melalui Sekretaris Daerah yang
Istana Negara diserahkan secara langsung oleh bersifat spesifik yaitu di bidang lingkungan
Presiden kepada Gubernur Jawa Timur pada hidup.
acara Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup
dalam setiap tahunnya. Dan pada tahun 2012 B. Struktur Organisasi
diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup di
Jakarta pada malam penghargaan Lingkungan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Hidup tanggal 5 Juni 2014. Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang
organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Jawa Timur maka tugas, fungsi
Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup
dan susunan organisasi Badan Lingkungan
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Hidup Provinsi Jawa Timur adalah sebagai
menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi, berikut:
Pembinaan, Rapat Kerja, Workshop, Bimtek dan 1. Tugas Pokok dan Fungsi
Sarasehan yang pesertanya terdiri dari unsur Badan Lingkungan Hidup Provinsi
instansi/dinas terkait dan Kab/Kota , Industri, Jawa Timur mempunyai tugas dan
sekolah dan masyarakat. Pada tahun 2014 untuk fungsi :
kegiatan sosialisasi pengelolaan lingkungan a. Perumusan kebijakan teknis di
hidup berjumlah 6 kegiatan, Pembinaan bidang lingkungan hidup;
berjumlah 14 kegiatan, Workshop 7 kegiatan b. Pemberian dukungan atas
dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian penyelenggaraan Pemerintahan
masyarakat akan pentingnya perlindungan dan Daerah;
pengelolaan lingkungan hidup. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas
sesuai dengan lingkup tugasnya;
IV.E. Kelembagaan d. Pelaksanaan tugas lain yang
A. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan diberikan oleh Gubernur.
Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Daerah Susunan Organisasi BLH Provinsi Jawa
Tingkat I JAwa Timur dibentuk sesuai Timur adalah sebagai berikut:
dengan Peraturan Daerah No. 9 Tahun a. Kepala Badan
1997, dan sejak dibentuknya Undang- Mempunyai tugas memimpin,
Undang Nomor 22 Than 1999 tentang melakukan koordinasi, pengawasan
Pemerintah Daerah dan peraturan dan pengendalian dalam
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang
Kewenangan Pemerintah dan lingkungan hidup.
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah
Otonom, BAPEDALDA Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Timur berubah menjadi
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(BEPEDAL) Provinsi Jawa Timu. Hal sesuai
dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun
2001 tentang Perubahan Pertama
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat
I Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1997 Tentang
Organisasi dan Tatakerja Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

127
b. Sekretariat
Mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan
dan mengendalikan kegiatan
administrasi umum, kepegawaian,
perlengkapan, penyusunan program
dan keuangan.
Sekretariat membawahi :
1). Subag Tata Usaha
2). Subag Penyusunan Program
3). Subag Keuangan
Mempunyai tugas menyiapin
c. Bidang Tata Lingkungan perumusan kebijakan dan koordinasi
Mempunyai tugas menyusun pelaksanaan kebijakan di bidang
perumusan kebijakan dan koordinasi koservasi sumber daya alam dan
pelaksanaan kebijakan di bidang keanekaragaman hayati, pemulihan
pengembangan standarisasi, dan pelestarian fungsi lingkungan
pengkajian lingkungan, pembinaan hidup. Bdiang ini membawahi :
teknis AMDAL, dan penataan 1). Subid. Konservasi Lingkungan
kawasan berwawasan lingkungan. 2). Subid. Pemulihan Lingkungan
Bidang ini membawahi :
1). Subag Standarisasi dan Pengkajian f. Bidang Komunikasi Lingkungan
Dampak Lingkungan dan Peningkatan PSM
2). Subag Bina Teknis AMDAL Mempunyai tugas menyiapin perumusan
kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
d. Bidang Pengawasan dan Pengendalian kebijakan dibidang komunikasi
Pencemaran Lingkungan lingkungan dan peningkatan peran serta
masyarakat dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Bidang ini
membawahi :
1). Subid. Komunikasi Lingkungan
2). Peningkatan Peran Serta
Masyarakat.

g. UPT Laboratorium
Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Laboratorium Uji Kualitas Air Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Timur. UPT ini membawahi :
Mempunyai tugas menyiapkan 1). Subag. Tata Usaha
perumusan kebijakan dan koordinasi 2). Seksi Pelayanan Teknis
pelaksanaan kebijakan dibidang 3). Seksi Pengemb.Lab &
pengawasan dan pengendalian Pemantauan
pencemaran air, Pesisir dan laut,
tanah, udara dan kerusakan
lingkungan. Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pencemaran
Lingkungan membawahi :
1). Subid. Pengawasan dan
Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Air dan Laut.
2). Subid. Pengawasan dan
Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Tanah dan Udara.
Gambar IV.E. Struktur Organisasi BLH
e. Bidang Konservasi dan Pemulihan Prov.Jatim
Lingkungan.

128
Menteri Negara LIngkungan Hidup dan
IV.E.1. Produk Hukum Bidang Lingkungan Peraturan Gubernur Jawa Timur.
Hidup Di Badan LIngkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
Dalam rangka mendayagunakan setiap tahun selalu mempunyai kegiatan yang
sumber daya alam untuk memajukan telah dituangkan juga dalam Surat Keputusan
kesejahteraan umum seperti diamanatkan Kepala Badan, pada tahun 2014 untuk produk
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk hukum SK Kepala BLH Prov.Jatim berjumlah 53
mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan SK kegiatan, sedangkan untuk pelaksanaan
Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan administrasi pelaksanaan kantor berjumlah 19
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan SK, untuk Tim Pelaksanaan Kegiatan berjumlah
hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang 31 SK.
terpadu dan menyeluruh dengan
memperhitungkan kebutuhan generasi masa Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup
kini dan generasi masa depan. Bahwa Anggaran Pengelolaan Lingkugan
dipandang perlu melaksanakan pengelolaan Hidup pada Tahun 2014 di Provinsi Jawa Timur
lingkungan hidup untuk melestarikan dan megalami penurunan jika dibandingkan dengan
mengembangkan kemampuan lingkungan hidup tahun – tahun sebelumnya terutama pada tahun
yang serasi, selaras, dan seimbang guna 2013 sebesar Rp. 54.850.884.000,00 ( Lima
menunjang terlaksananya pembangunan Puluh Empat Milyar Delapan Ratus Lima Puluh
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Empat Ribu
hidup. Dalam penyelenggaraan pengelolaan Rupiah) 27,50 persen. Sumber anggaran
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan tersebut meliputi anggaran dari dana APBD dan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan APBN. Sedangkan untuk anggaran Pengelolaan
hidup harus didasarkan pada norma hukum Lingkungan Hidup pada tahun 2014
dengan memperhatikan tingkat kesadaran mendapatkan hibah dana APBN melalui
masyarakat dan perkembangan lingkungan anggaran Dekonsentrasi sebesar Rp.
global serta perangkat hukum internasional 2.532.948.000,00 (Dua Milyar Lima Ratus Tiga
yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Degan Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Empat Puluh
kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam Delapan Ribu Rupiah) yang digunakan untuk
kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup menunjang kegiatan pemantauan, penggunaan
telah berkembang demikian rupa sehingga Dana APBN (DAK), Pengawasan Pelaksanaan
pokok materi sebagaimana diatur dalam Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Air dan Udara skala Nasional melalui Program
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan PROPER, Pemantauan Sungai Skala Nasional
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun dan/atau Lintas Batas Provinsi, Perubahan
1982 No. 12, Tambahan Lembaran Negara Tutupan vegetasi dalam rangka Menuju
Nomor 3215) perlu disempurnakan untuk Indonesia Hijau, Pengembangan inventarisasi
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Gas Rumah Kaca (GRK) dan Penegakan Hukum
yang berwawasan lingkungan hidup. Lingkungan dengan menginventarisasi dan
Dari segi hak, kewajiban dan peran masyarakat, Klarifikasi Pengaduan kasus Lingkungan serta
setiap orang mempunyai hak yang sama atas Pembinaan Sekolah Adiwiyata.
lingkungan hidup yang baik dan sehat, informasi Dalam anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran pada Tahun 2014 mendapatkan dana APBD Rp.
dalam pengelolaan lingkungan hidup dan untuk 29.860.00.000,00 (Dua Puluh Sembilan Milyar
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan Delapan Ratus Enam Puluh Juta Rupiah) yang
hidup sesuai dengan peraturan perundang- digunakan untuk alokasi Pelaksanaan SPM.
undangan yang berlaku. Dengan kewajiban ikut Untuk dana Alokasi pelaksanaan SPM
memelihara kelestarian lingkungan hidup mengalami penurunan anggaran dibandingkan
disekitarnya. dengan tahun sebelumnya dengan perbedaan
Dalam hal ini sudah terdapat 10 (sepuluh) prosentase sebagai berikut :
Peraturan tentang pegelolaan lingkungan hidup
yang telah disahkan oleh Pemerintah Pusat
Jumlah Personil Lembaga Pengelolaan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Lingkungan Hidup
penegakan hukum mengenai lingkungan dan
dampak dari pencemaran lingkungan yang Jumlah Personil Badan Lingkungan
terdiri dari Peraturan Pemerintah, Peraturan Hidup Provinsi Jawa Timur adalah 112 orang

129
 ISO/IEC 17025:2005 (Sertifikat Akreditasi
Prosentase Penurunan Alokasi dari KAN LP-508-IDN)
Anggaran Pelaksanaan SPM  Kompetensi Lab. lingkungan dan
7% 7% 15% Prog.Pelayanan
teregristrasi oleh KLH
Adm.Perkantoran
9% No.0037/LPJ/LABLING-1/LRK/KLh;
12% Prog. Peningk. Sarana  Uji Profisiensi dari PUSARREDAL dan
8% & Prasarana Aparatur
LIPI sejak 2008 dan menuju Uji
12%
9% Prog. Peningk. Profisiensi Internastional 2013.
Kapasitas Kelembagaan
21% Pemerintah Daerah Dalam mengemban fungsi pelayanan maka Lab
Prog. Peningk. Kualitas Lingkungan BLH memberikan pelayanan jasa uji
Pelayanan Publik
kualitas lingkungan kepada masyarakat umum

yang terdiri dari 63 orang laki-laki dan 49


orang perempuan. Dalam jenjang pendidikan
yang strata pendidikan yang paling tinggi
adalah pada tingkatan master (S2) berjumlah
37 orang (20 laki-laki dan 17 perempuan),
berikut adalah Sarjana (S1) berjumlah 42
orang (20 laki-laki dan 22 perempuan),
tingkat Diploma (D3) berjumlah 2 orang (1
laki-laki dan 1 perempuan), tingkat Sekolah
Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 28 orang (20
laki-laki dan 8 perempuan), tingkat Sekolah
Tingkat Pertama (SMP) berjumlah 2 orang (1
laki-laki dan 1 peremapuan) dan sekolah dan dunia usaha seperti industry lainnya,
Tingkat Dasar berjumlah 1 orang laki-laki. rumah sakit, perhotelan, konsultan dan lain-
Sedangkan untuk tenaga outsourcing lain.
berjumlah 25 orang terdiri dari 10 laki-laki dan Dengan jumlah personil 27 orang yang terdiri
15 perempuan. dari 1 Kepala UPT Laboratorium, 1 Kasubag Tata
UPT laboratorium Usaha, 2 Kasie, 10 pegawai PNS dan 13 tenaga
UPT Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan outsourching yang terdiri dari 7 laki-laki dan 6
BLH Provinsi Jawa Timur (Lab.Lingkungan perempuan.
BLH) merupakan Laboratorium Pemerintah
Jawa Timur yang bertugas melaksanakan uji Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan
kualitas lingkungan di Jawa Timur. Lab dan Staf yang telah mengikuti Diklat.
lingkungan BLH ditunjuk Gubernur Jawa Dengan semakin meningkatnya
Timur antara lain sebagai Laboratorium permasalahan lingkungan hidup akibat dampak
Rujukan, Pembinaan Laboratorium negative peningkatan populasi manusia dan
Lingkungan Daerah, dan pusat Pemantauan kegiatan pembangunan baik yang berupa
Kualitas Lingkungan. Lab. ini juga industrialisasi maupun kegiatan pembangunan
dikembangkan untuk dapat melakukan insfrastruktur, jika dikolerasikan dengan jumlah
pelayanan jasa pengujian kualitas lingkungan dan kompetensi SDM Badan Lingkungan Hidup
kepada dunia usaha dan masyarakat umum Prov.Jatim. Untuk itu BLH Prov.Jatim juga
secara professional dan mandiri. Dengan visi memiliki 4 orang pejabat fungsional yang telah
menjadi Laboratorium Lingkungan yang mengikuti diklat dalam bidang LH dan Bidang
terbaik dan terpercaya dan Misi mendukung Keuangan terdiri dari 2 orang pejabat
pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan pengendali dampak lingkungan ( 1 laki-laki dan
penegakan hukum lingkungan dan 1 perempuan) dan 2 orang pejabat fungsional
mengembangkan komunikasi dan kerjasama yang masing-masing terdiri 1 orang laki-laki
dengan laboratorium kabupaten/kota dan pengawas lingkungan dan 1 orang perempuan
laboratorium lainnya. barang/jasa.
Laboratorium sudah mendapatkan sertifikat
Akreditasi. Untuk menjaga validitas dan
kredibilitas hasil uji, Lab.lingkungan BLH
senantiasa mengikuti sertifikasi kompetensi
antara lain:

130
131
LAMPIRAN-LAMPIRAN

132
133
134
135
136
137
138

Anda mungkin juga menyukai