Mengingat
NOMOR 6
TAHUN 2011
SERI B
6 TAHUN 2011
TENTANG
PAJAK HIBURAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA CIREBON,
Menimbang
8. Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004
tentang
Perimbangan
Keuangan
Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9.
15.
16.
17.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kota adalah Kota Cirebon.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
25. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak.
26. Kas Umum Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Cirebon pada
PT. Bank Jabar Banten Cabang Cirebon atau Bank yang
ditunjuk oleh Walikota.
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK
Pasal 2
Dengan nama Pajak Hiburan
penyelenggaraan hiburan.
dipungut
pajak
atas
setiap
Pasal 3
(1)
(2)
11
12
Pasal 4
4.
(1)
(2)
pribadi
atau
Badan
5.
yang
6.
BAB III
DASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAK
Pasal 5
7.
8.
(1) Dasar pengenaan pajak adalah jumlah uang yang diterima atau
yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan.
9.
(2) Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma
yang diberikan kepada penerima jasa hiburan.
11.
Pasal 6
Besarnya tarif pajak untuk setiap jenis hiburan adalah :
No.
Jenis Hiburan
1.
Tontonan film
2.
3.
Pagelaran Busana
10.
12.
Tarif
13.
14.
15.
13
14
Pasal 7
Pasal 11
(1)
(2)
BAB IV
(3)
(4)
(5)
BAB V
BAB VI
Pasal 9
(1)
(2)
(3)
Pasal 10
Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat
penyelenggaraan hiburan.
15
16
(5)
Pasal 13
(1)
(2)
(3)
(5)
(6)
(7)
17
18
Pasal 14
Pasal 16
(1)
(2)
Berdasarkan
beberapa
pertimbangan
Walikota
dapat
memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(3)
(4)
(5)
BAB VII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
(1)
(2)
(3)
Pasal 17
(1)
(2)
19
20
BAB VIII
Pasal 21
Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu
7 (tujuh) hari sesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa, Pejabat
segera menerbitkan Surat Perintah melaksanakan penyitaan.
Pasal 18
Tata cara pembukuan dan pelaporan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB IX
TATA CARA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 19
(1)
(2)
(3)
Pasal 20
(1)
(2)
Pasal 22
Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi
hutang pajaknya, maka lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal
pelaksanaan Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan, Pejabat
mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada
Kantor Lelang Negara.
Pasal 23
Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan
tempat pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan dengan segera
secara terbuka kepada Wajib Pajak.
Pasal 24
Penunjukan Juru Sita ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 25
Bentuk, jenis dan formulir yang dipergunakan untuk melaksanakan
penagihan Pajak ditetapkan oleh Walikota.
21
BAB X
22
(3)
(4)
(5)
(2)
BAB XI
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 28
(1)
(2)
Pasal 27
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Walikota atau Pejabat atas suatu :
a.
b.
c.
d.
e.
(2)
SKPDKB;
SKPDKBT;
SKPDLB;
SKPDN; dan
STPD.
Pasal 29
Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 atau banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak
dikembalikan dengan ditambah dengan imbalan bunga sebesar 2 %
(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
23
24
BAB XII
BAB XIII
Pasal 30
(1)
(3)
(1)
(2)
Pasal 31
(2)
(3)
(4)
(5)
25
(6)
Pasal 32
Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan hutang
pajak lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4),
pembayarannya dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti
pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.
BAB XIV
26
(3)
KEDALUARSA PENAGIHAN
Pasal 33
(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kedaluwarsa
setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat
terutangnya pajak melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan daerah.
(2) Kedaluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tertangguh apabila :
a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa; atau
b. ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak, baik langsung
maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa
penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa
tersebut.
BAB XV
PENYIDIKAN
Pasal 35
(1)
27
(2)
28
i. memanggil orang
untuk didengar keterangannya dan
dipercaya sebagai tersangka atau saksi;
a. menerima,
mencari,
mengumpulkan
dan
meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana
di bidang perpajakan daerah agar keterangan atau laporan
tersebut menjadi lengkap dan jelas;
BAB XVI
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumendokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana
di bidang perpajakan daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
daerah;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada
huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
perpajakan daerah;
Penyidik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan
hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 36
(1)
29
30
Pasal 37
Pasal 41
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Ditetapkan di Cirebon
pada tanggal 16 September 2011
Pasal 38
Walikota wajib menetapkan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan
Daerah ini selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak Peraturan
Daerah ini ditetapkan.
WALIKOTA CIREBON,
Ttd,
BAB XVIII
SUBARDI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini
sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Walikota.
Diundangkan di Cirebon
pada tanggal 19 September 2011
SEKRETARIS DAERAH KOTA CIREBON,
Pasal 40
Dengan ditetapkan Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon Nomor 03 Tahun 1998
tentang Pajak Hiburan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
HASANUDIN MANAP