Anda di halaman 1dari 50

A.

Keliling dan LuasSegitiga


Segitiga adalah bangun datar dengan 3 buah sisi dan 3 buah sudut. segitiga dibedakan
jenisnya menurut panjang sisi-sisinya.
Mari kita perhatikan jenis-jenis segitiga di bawah ini

Garis Tinggi Segitiga


Garis tinggi adalah garis yang ditarik dari salah satu titik sudut dan tegak lurus dengan
sisi di depannya. Karena segitiga memiliki tiga buah titik sudut, maka setiap segitiga
memiliki tiga buah garis tinggi.
Alas Segitiga
Setiap sisi segitiga dapat dipandang sebagai alas sebuah segitiga.
Perhatikan gambar berikut :

Sisi AB disebut juga sebagai sisi c, karena letaknya di depan sudut C. Demikian juga sisi
BC dan AC disebut juga sebagai sisi a dan sisi b
Garis tinggi yang dibuat dari titik sudut C disebut tc, karena tegak lurus dengan alas atau
sisi c atau AB. Demikian pula dengan garis tinggi yang dibuat dati titik sudut B dan A
disebut tbdan ta.

Luas segitiga adalahsetengah hasil kali panjang alas dan tingginya

Keterangan :
a = alas
b = tinggi
Keliling Segitiga
Keliling sebuah bidang datar adalah jumlah panjang sisi-sisi yang membatasi bidang
datar tersebut. Jadi, keliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisinya.

Jika K menyatakan keliling segitiga ABC maka


K = AB + BC + AC
K=c+a+b
Jadi keliling segitiga dirumuskan sebagai berikut:

Contoh Soal dan Pembahasan Keliling Dan Luas Segitiga


soal 1.
Hitunglah keliling segitiga dengan panjang sisi-sisinya sebagai berikut.
a. 4,5 cm; 7,5 cm; dan 5,5 cm
b. 8 cm; 16 cm; dan 12 cm
c. 25 cm; 35 cm; dan 20 cm
Jawab:

Mencari keliling segitiga dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh sisi dari segitiga
tersebut, maka
a. 4,5 cm + 7,5 cm + 5,5 cm = 17,5 cm
b. 8 cm+ 16 cm + 12 cm = 36 cm
c. 25 cm + 35 cm + 20 cm = 80 cm

Soal 2.
Hitunglah luas daerah masing-masing segitiga pada gambar di bawah ini.

(i)Luas segitiga ABC dapat dicari dengan persamaan:


L.ABC = x alas x tinggi
L.ABC = x AB x BC
L.ABC = x 8 cm x 6 cm
L.ABC = 24 cm2

(ii)Luas segitiga DEF dapat dicari dengan persamaan:


L.DEF = x alas x tinggi
L.DEF = x 12 cm x 6 cm
L.DEF = 36 cm2

(iii)Luas segitiga PQR dapat dicari dengan persamaan:


L.PQR = x alas x tinggi
L.PQR = x 16 cm x 4 cm
L.PQR = 24 cm2

(iv)Luas segitiga STU dapat dicari dengan persamaan:


L.STU = x alas x tinggi
L.STU = x ST x RU
L.STU = x 5 cm x 4 cm
L.STU = 10 cm2

Soal 3.
Diketahui segitiga ABC dengan garis tinggi AD seperti gambar berikut.

Jika BAC = 90, AB = 4 cm, AC = 3 cm, dan BC = 5 cm, tentukan


a. luas segitiga ABC;
b. panjang AD.

Jawab:
a. Karena BAC = 90 salah satu kaki sudutnya bisa dijadikan tinggi atau alas, maka
L.ABC = x alas x tinggi
L.ABC = x AB x AC
L.ABC = x 4 cm x 3 cm
L.ABC = 6 cm2

b. panjang AD dapat dicari dengan konsep luas segitiga yaitu


L.ABC = x alas x tinggi
L.ABC = x BC x AD
6 cm2= x 5 cm x AD
AD = 6 cm2/2,5 cm
AD = 2,4 cm

Soal 4.
Diketahui luas sebuah segitiga adalah 165 cm2dan panjang alasnya 22 cm. Hitunglah
tinggi segitiga.
Jawab:
L. = x alas x tinggi
165 cm2= x 22 cm x tinggi
165 cm2= 11 cm x tinggi
tinggi = 165 cm2/11 cm
tinggi = 15 cm

Soal 5.
Perhatikan gambar berikut.

Hitunglah
a. luas segitiga ABD;
b. luas segitiga BCD;
c. luas bangun ABCD.

Jawab:
a. Luas segitiga ABD dapat dicari dengan persamaan:
L.ABD = x alas x tinggi
L.ABD = x AB x DE
L.ABD = x 14 cm x 9 cm
L.ABD = 63 cm2

b. Luas segitiga BCD dapat dicari dengan persamaan:


L.BCD = x alas x tinggi
L.BCD = x CD x DE

L.BCD = x 24 cm x 9 cm
L.BCD = 108 cm2

c. Luas bangun ABCD dapat dicari dengan persamaan:


L.ABCD = L.ABD + L.BCD
L.ABCD = 63 cm2+ 108 cm2
L.ABCD = 171 cm2
Soal 6.
Sebidang tanah berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisi tanah berturut-turut 4 m, 5
m, dan 7 m. Di sekeliling tanah tersebut akan dipasang pagar dengan biaya Rp
85.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar
tersebut?
Jawab:
Mencari keliling segitiga dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh sisi dari segitiga
tersebut, maka
kll = 4 m + 5 m + 7 m
kll = 16 m
karena biaya yang diperlukan Rp 85.000,00/m, maka
Biaya = 16 m x Rp 85.000,00/m
Biaya = Rp 1.360.000,00
Jadi biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut adalah Rp 1.360.000,00

Soal 7.
Sebuah taman berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang sisi yang sama 15 m,
panjang sisi lainnya 12 m, dan tinggi 7 m. Jika taman tersebut akan ditanami rumput
dengan biaya Rp. 60.000/m2, hitunglah keseluruhan biaya yang diperlukan.
Jawab:
Luas bangun segitiga dapat dicari dengan persamaan:
L.= x alas x tinggi
L. = x 12 cm x 7 cm
L. = 42 cm2
karena biaya yang diperukan adalah Rp. 60.000/m2maka biaya totalnya adalah

Biaya total = L. x biaya per meter persegi


Biaya total = 42 cm2x Rp. 60.000/m2
Biaya total = Rp.2.520.000,00
Jadi keseluruhan biaya yang diperlukan adalah Rp.2.520.000,00

B. Keliling dan luas jajar genjang

Jajaran genjang
dengan alas =adan tinggi =t
Jajar genjangataudisebut juga denganJajaran genjangadalah sebuah bangun
datardua dimensiyang terbentuk oleh dua pasangrusukyang masing-masing sama
panjang dansejajardengan pasangannya, dan memiliki dua
pasangsudutbukansiku-sikuyang masing-masing sama besar dengan sudut di
hadapannya.Jajar genjang dengan empat rusuk yang sama panjang disebutbelah
ketupat.
Rumus luas dan keliling Jajar Genjang yaitu sebagai berikut:
Rumus Keliling Jajargenjang

Rumus Luas Jajargenjang

Contoh Soalnya Sebagai Berikut:


1) Pada sebuah jajargenjang diketahui luasnya 250 cm2, Jika panjang alas
jajargenjang tersebut 5x dan tingginya 2x, tentukan tinggi jajargenjang tersebut
Diketahui : L = 250 cm2
a = 5
t = 2x
Ditanyakan : t = .?
Jawab : L = a x t
250 cm2=5x( 2x )
250 cm2=10x2
2

250 cm2:10=x2
25cm2= x2
25cm2= x
5 cm = x
Jadi t = 2x = 2 ( 5 cm ) = 10 cm
2) Pada sebuah jajargenjang diketahui luasnya 2400 cm2, Jika panjang alas
jajargenjang tersebut 3x dan tingginya 2x, tentukanpanjang alasjajargenjang tersebut

Pada gambar diatas panjang CF adalah


Jawab :
L = a x t L = a x t
L = 6 x 10 L = 12 x CF
L = 60 cm2 60 cm2: 12 = CF
5cm =CF
Jadi, panjang CF adalah 5 cm.
Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan luas Jajargenjang
Soal 1
Tentukan luas dari masing-masing jajargenjang pada gambar berikut.

Penyelesaian:
Luas (i) = alas x tinggi
Luas (i) = 12 cm x 9 cm
Luas (i) = 108 cm2


Luas (ii) = alas x tinggi
Luas (ii) = 6 cm x 11 cm
Luas (ii) = 66 cm2

Luas (iii) = alas x tinggi


Luas (iii) = 13 cm x 9 cm
Luas (iii) = 117 cm2

Soal 2
Perhatikan gambar berikut.

a. Tentukan keliling jajargenjang KLMN.


b. Hitunglah luas jajargenjang KLMN.
c. Tentukan panjang NP.

Penyelesaian:
a. Untuk mencari keliling jajar genjang kita cukup menjumlahkan seluruh sisi jajar
genjang, maka
keliling = 2 (KN+NM)
keliling = 2 (16 cm+28 cm)
keliling = 2 x 44 cm
keliling = 88 cm

b. Untuk mencari luas jajargenjang KLMN gunakan persamaan


Luas = alas x tinggi
Luas = LM x NQ

Luas = 16 cm x 18 cm
Luas = 288 cm2

c. Untuk mencari panjang NP kita gunakan rumus mencari luas jajar genjang yaitu
Luas = alas x tinggi
Luas = KL x NP
288 cm2= 28 cm x NP
NP = 288 cm2/28 cm
NP = 8,14 cm

Soal 3
Pada sebuah jajargenjang diketahui luasnya 250 cm2. Jika panjang alas jajargenjang
tersebut5xdan tingginya2x,tentukan nilaix, panjang alas dan tinggi jajargenjang
tersebut.

Penyelesaian:
Untuk mencari nilai x kita gunakan rumus luas jajar genjang, yakni:
Luas = alas x tinggi
250 cm2= (5x) x (2x)
250 cm2= 10x
x= 25 cm

Setelah ketemu nilai x maka panjang alas jajar genjang dapat dicari yaitu:
Panjang alas =5x
Panjang alas = 5x 25 cm
Panjang alas = 125 cm

Dengan cara yang sama (memasukan nilai x) kita akan dapatkan panjang tinggi
jajargenjang yaitu:
Panjang tinggi =2x
Panjang tinggi = 2x 25 cm
Panjang tinggi = 50 cm


Soal 4
Diketahui jajar genjang ABCD dengan AB = 12 cm dan AB : BC = 4 : 3 dengan jika tinggi
= 6 cm, hitunglah kelilingnya dan luasnya.

Penyelesaian:
Untuk mancari keliling ABCD terlebih dahulu harus mencari panjang BC dengan
menggunakan konsep perbandingan, yaitu:
AB : BC = 4 : 3
12 cm : BC = 4 : 3
BC = (12 cm)
BC = (12 cm)
BC = 9 cm

Dengan menggunakan panjang BC kita bisa mencari keliling jajar genjang yaitu:
keliling = 2 (AB+BC)
keliling = 2 (12 cm + 9 cm)
keliling = 2 (21 cm)
keliling = 42 cm

Sedangkan luas jajar genjang kita gunakan rumus sebelumnya yaitu:


Luas = alas x tinggi
Luas = 12 cm x 6 cm
Luas = 72 cm2

Soal 5
Luas jajar genjang ABCD adalah 66,5 cm2dan tingginya 7 cm. Tentukan panjang

alasnya.

Penyelesaian:
Luas = alas x tinggi
66,5 cm2= alas x 7 cm
alas = 66,5 cm2/7 cm
alas = 9,5 cm

MATERI UNTUK SD KLS 4

TINGGALKAN KOMENTAR

FAKTORDANKELIPATAN
FEBRUARI 3, 2014

Kelipatan
7 +7 = 14
7 + 14 = 21
7 + 21 = 28
7 + 28 = 35
Perhatikan kalender 2008 bulan Januari. Tanggal untuk hari Senin adalah 7, 14, 21, 28.
Kelipatan 7 dapat diperoleh dengan menambahkan 7. Dapat juga dengan
mengalikannya dengan bilangan asli.
17=7
27=7
37=7

47=7
Contoh: Tentukanlah kelipatan dari 10.
Jawab:
110 = 10
210 = 20
3 10 = 30
4 10 = 40
5 10 = 50
6 10 = 60 dan seterusnya.
Jadi, kelipatan 10 = 10, 20, 30, 40, 50, 60, .
Faktor
Apakah faktor suatu bilangan itu? Untuk memahami faktor bilangan, perhatikan
pembagian berikut.
Contoh :
1. Tukan faktor dari 12.
Jawab: Bilangan 12 diuraikan menjadi perkalian dua bilangan sebagai berikut.
12 = 1 12
26
34
Jadi, faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.

Menentukan Kelipatan dan Faktor Persekutuan Suatu Bilangan

1. 1.Kelipatan persekutuan
Coba ingatlah kembali kelipatan suatu bilangan. Hal tersebut akan digunakan untuk
mencari kelipatan persekutuan. Kelipatan persekutuan merupakan kelipatan beberapa
bilangan.
Perhatikan kelipatan 2 dan 3 berikut.
Kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, .
Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, .
Kelipatan persekutuan 2 dan 3 = 6, 12, 18, 24, .
Contoh: Tentukan kelipatan bersama dari 4, 6, dan 8.

Jawab:
Kelipatan 4 adalah 4, 8,12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, .
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, .
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64 .
Jadi, kelipatan bersama 4, 6, dan 8 adalah 24, 48, .

1. 2.Faktor persekutuan
Sebelum belajar tentang faktor persekutuan, ingatlah faktor bilangan. Apakah faktor
persekutuan itu? Faktor persekutuan merupakan faktor bersama. Perhatikan faktorfaktor dari 12 dan 24 berikut.
Faktor 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
Faktor 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.
Faktor persekutuan 12 dan 24 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
2. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari suatu Bilangan Apa yang dimaksud
dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)? Untuk dapat mengetahui dan
menentukannya pelajarilah contoh di bawah ini!
Contoh:
Kelipatan dari 4 adalah 4, 8,12, 16, 20,24, 28, 32,36, 40, 44,48, Kelipatan
dari 6 adalah 6,12, 18,24, 30,36, 42,48,
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, 48 ,
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 4 dan 6 adalah 12 .
Contoh: Tentukanlah kelipatan dari 10.
Jawab:
110 = 10
210 = 20
3 10 = 30
4 10 = 40
5 10 = 50
6 10 = 60 dan seterusnya.
Jadi, kelipatan 10 = 10, 20, 30, 40, 50, 60, .
Faktor
Apakah faktor suatu bilangan itu? Untuk memahami faktor bilangan, perhatikan

pembagian berikut.
Contoh :
1. Tukan faktor dari 12.
Jawab: Bilangan 12 diuraikan menjadi perkalian dua bilangan sebagai berikut.
12 = 1 12
26
34
Jadi, faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.

Menentukan Kelipatan dan Faktor Persekutuan Suatu Bilangan

1. 1.Kelipatan persekutuan
Coba ingatlah kembali kelipatan suatu bilangan. Hal tersebut akan digunakan untuk
mencari kelipatan persekutuan. Kelipatan persekutuan merupakan kelipatan beberapa
bilangan.
Perhatikan kelipatan 2 dan 3 berikut.
Kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, .
Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, .
Kelipatan persekutuan 2 dan 3 = 6, 12, 18, 24, .
Contoh: Tentukan kelipatan bersama dari 4, 6, dan 8.
Jawab:
Kelipatan 4 adalah 4, 8,12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, .
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, .
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64 .
Jadi, kelipatan bersama 4, 6, dan 8 adalah 24, 48, .

1. 2.Faktor persekutuan
Sebelum belajar tentang faktor persekutuan, ingatlah faktor bilangan. Apakah faktor
persekutuan itu? Faktor persekutuan merupakan faktor bersama. Perhatikan faktorfaktor dari 12 dan 24 berikut.
Faktor 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
Faktor 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24.

Faktor persekutuan 12 dan 24 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.


1. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
2. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari suatu Bilangan Apa yang dimaksud
dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)? Untuk dapat mengetahui dan
menentukannya pelajarilah contoh di bawah ini.
Contoh:
Kelipatan dari 4 adalah 4, 8,12, 16, 20,24, 28, 32,36, 40, 44,48, Kelipatan
dari 6 adalah 6,12, 18,24, 30,36, 42,48,
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, 48 ,
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 4 dan 6 adalah 12 .
Jadi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari suatu pasangan bilangan adalah
angka/bilangan terkecil yang terdapat pada kelipatan persekutuan pasangan bilangan
tersebut.

1. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari suatu Bilangan Untuk dapat


menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari suatu bilangan cobalah pelajarilah
contoh berikut ini!
Contoh :
Faktor dari 9 adalah1,3, dan9.
Faktor dari 18 adalah1, 2 ,3, 6,9, dan 18.
Faktor persekutuan dari 9 dan 18 adalah 1, 3, dan 9.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 9 dan 18 adalah 9.
Jadi, faktor persekutuan terbesar dari suatu pasangan bilangan adalah bilangan yang
terdapat pada faktor persekutuan pasangan bilangan tersebut.
1. Memecahkan Masalah KPK dan FPB dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagaimana menggunakan KPK dan FPB dalam memecahkan masalah sehari-hari?
Untuk memahaminya marilah kita pelajari contoh di bawah ini!
1. Burung merpati Anto berbunyi setiap 5 jam sekali, sedangkan burung merpati
Herman berbunyi setiap 8 jam sekali. Setiap berapa jam kah burung merpati itu
berbunyi bersama-sama?
Jawab:
Kelipatan dari 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 ,
Kelipatan dari 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40 ,
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 8 adalah 40.

KPK dari 5 dan 8 adalah 40.


Jadi, kedua burung merpati akan berbunyi secara bersama- sama setiap 40 jam sekali.
Contoh Soal :
1. 17, 20, 23, , 29 adalah kelipatan dari
2. Kelipatan 8 yang kurang dari 20 adalah
3. Faktor dari 32 adalah.
4. Faktor prima dari bilangan 27 adalah .
5. Bilangan prima antara 10 dan 30 adalah.
6. Faktor persekutuan dari 15 dan 20 adalah.
7. Kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan 12 adalah.
8. Faktor persekutuan terbesar dari 8 dan 16 adalah.
9. Pak Somad mempunyai kebun strowberi dan apel. Setiap 6 hari sekali ia memanen
strowberi. Dan setiap 4 hari sekali ia memanen apel. Pak Somad mulai memanen
strowberi dan apel adalah hari Rabu. Hari apa Pak Somad akan memanen keduanya
secara bersama-sama lagi?

Jawaban :
1. 3
2. 1,8,16,
3. 1,2,4,8,16, dan 32
4. 1,3,9,27
5. 11,13,17,19,23,29
6. 1 dan 5
7. 48
8. 8
9. KPK 4 dan 6 = 12
Jadi,12 hari setelah hari Rabu adalah hari Minggu
MATERI UNTUK SD KLS 4

TINGGALKAN KOMENTAR

BARISANDAN
DERETARITMATIKA
JANUARI 31, 2014

Jumpa lagi denga rumus matematika, dalam kesempatan ini kira-kira materi apa yang
akan kita bahas? Sebelumnya telah kita pelajari bersama tentang materi turunan, dan
mudah-mudahan sobat semua telah paham tentang materi tersebut. Nah bagaimana
kalau sekarang kita pelajari tentang barisan dan deret aritmatika, apa itu barisan dan
deret aritmatika?

BARISAN ARITMATIKA
Pertama kita mulai dari barisan, barisan bilangan adalah urutan dari bilangan yang
dibuat berdasarkan aturan tertentu. Sedangkan untuk barisan aritmatika adalah sebuah
barisan bilangan dimana setiap pasangan suku-suku yang berurutan memiliki selisih
yang sama. contoh : 6,9,12,15,
Selisih bilangan pada barisan aritmatika disebut beda yang biasa disimbolkan dengan
huruf b, untuk contoh diatas memiliki nilai beda 3. Dan bilangan yang menyusun suatu
barisan disebut suku, dimana suku ke n dari suatu barisan disimbolkan
denganUnsehingga untuk suku ke 5 dari suatu barisan biasa disebut denganU5.
Khusus untuk suku pertama dari suatu barisan biasa disimbolkan dengan huruf a.
Jadi bentuk umum untuk suatu barisan aritmatika yaitu U1,U2,U3, ,Un-1 atau a,
a+b, a+2b, , a+(n-1)b
Menentukan Rumus Suku ke-n suatu barisan
Pasangan suku-suku berurutan dari suatu barisan aritmatika mempunyai beda yang
sama, maka
U2= a + b
U3= U2+ b = (a + b) + b = a + 2b
U4= U3+ b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5= U4+ b = (a + 3b) + b = a + 4b
Berdasarkan pola tersebut, dapatkah sobat menentukan suku ke-7, suku ke-26 hingga
suku ke-90? Dengan menggunakan pola diatas kita dapat mengetahui dengan mudah
suku-suku tersebut.
U7= a + 6b
U26= a + 25b
U90= a + 89b
Sehingga berdasarkan runtutan penjelasan diatas untuk suku ke-n dapat kita peroleh
menggunakan rumus :
Un= a + (n 1)b, untuk n bilangan asli
DERET ARITMATIKA
Yang dimaksud dengan deret aritmatika adalah penjumlahan dari semua anggota

barisan aritmatika secara berurutan. Contoh dari deret aritmatika yaitu 7 + 10 + 13 + 16


+ 19 +
Misalnya kita ambil n suku pertama, jika kita ingin menentukan hasil dari deret
aritmatika sebagai contoh untuk 5 suku pertama dari contoh deret diatas. Bagaimana
caranya?
7 + 10 + 13 + 16 + 19 = 65
Nah untuk 5 suku pertama, masih mungkin kita menghitung manual seperti diatas.
Seandainya kita akan menentukan jumlah dari 100 suku pertama, apakah masih
mungkin kita menghitung manual seperti itu. Walaupun bisa tetapi pastinya akan
memakan waktu yang cukup lama. Nah kali ini akan kita tunjukkan cara menentukannya,
sebagai contohnya untuk mennetukan jumlah 5 suku pertama dari contoh diatas.
Misalkan S5=7 + 10 + 13 + 16 + 19, sehingga

Walaupun dengan cara yang berbeda tetapi menunjukkan hasil yang sama yaitu 65.
Perhatikan bahwaS5tersebut dapat dicari dengan mengalikan hasil penjumlahan suku
pertama dan suku ke-5, dengan banyaknya suku pada barisan, kemudian dibagi dengan
2. Analogi dengan hasil ini, jumlahnsuku pertama dari suatu barisan dapat dicari
dengan rumus berikut:
Sn= (a + Un) n : 2
DikarenakanUn=a+ (n 1)b, sehingga rumus di atas menjadi
Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn + (a 1/2b)n
SISIPAN DAN DERET ARITMATIKA
Sisipan pada deret aritmatika yaitu menambahkan beberapa buah bilangan diantara dua
suku yang berurutan pada suatu deret aritmatika sehingga diperoleh deret aritmatika
yang baru. Sebagai contoh :
Deret mula-mula = 4 + 13 + 22 + 31 +
Setelah disisipi = 4 + 7 + 10 + 13 + 16 + 19 + 22 + 25 + 28 + 31 +
Untuk beda dari deret baru ini biasanya dinyatakan dengan b1, dapat ditentukan dengan
rumus berikut :
b1 = b/(k+1)

b1 = beda deret baru


b = beda deret mula-mula
k = banyak bilangan yang disisipkan
MATERI MATEMATIKA KELAS IX SMP

TINGGALKAN KOMENTAR

PERMUTASI,KOMBINASIDAN
PELUANGMATEMATIKA
JANUARI 30, 2014

1) Permutasi
Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Pada

permutasi urutan diperhatikan sehingga

Permutasi k unsur dari n unsur

adalah semua urutan yang berbeda yang

mungkin dari k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k
unsur dari n unsur ditulis :

Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !


Cara cepat mengerjakan soal permutasi
dengan penulisan nPk, hitung 10P4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur, yaitu 10.9.8.7
jadi 10P4 = 10x9x8x7
= 5040
Contoh permutasi siklis :
Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang
berbentuk lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja
makan dengan cara yang berbeda?
Jawab :
Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan
yang berbeda sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu :

2) Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada
kombinasi AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan
bagiannya dengan :

untuk

Setiap himpunan bagian dengan k unsur dari himpunan dengan unsur n

disebut kombinasi k unsur dari n yang dilambangkan dengan ,

Contoh :

1. Diketahui himpunan
Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki 2 unsur!
Jawab :

Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).

Cara cepat mengerjakan soal kombinasi


dengan penulisan nCk, hitung 10C4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur lalu dibagi 4!, yaitu 10.9.8.7 dibagi 4.3.2.1
jadi 10C4 = 10x9x8x7 / 4x3x2x1
= 210
3. Peluang Matematika
1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu

percobaan disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik
sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel
S.
Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masingmasing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua
angka, tentukan S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}
2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing
berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil yang
merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus
:

Contoh :
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian
muncul bilangan genap!
Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3

3. Kisaran Nilai Peluang Matematika


Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) =

k dan
Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang
peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1
dinamakan kejadian pasti.
4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ),
maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).
Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata
dadu 1? Jawab :

Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.


Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:
A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :

Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah

Peluang Kejadian Majemuk


1. Gabungan Dua Kejadian
Untuk setiap kejadian A dan B berlaku :

Catatan :

dibaca Kejadian A atau B


Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B
adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau B!
Jawab :

2. Kejadian-kejadian Saling Lepas

Untuk setiap kejadian berlaku

jika

sehingga

dalam kasus

ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas.


3. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang
kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika

adalah peluang terjadinya A dan B, maka

Dalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling bebas.


4. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A
) dalam teorema berikut ini :

5. Kejadian saling bebas Stokhastik


(i) Misalkan A dan B adalah kejadian kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut
dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi
kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:

Contoh contoh soal peluang:


1. Percobaan melempar uang logam 3 kali.
A adalah kejadian muncul tepat dua muka berturut-turut.
Maka :
S = {mmm,mmb,mbm,mbb, bmm, bmb, bbm, bbb}
A = {mmb, bmm}
n(S) = 23= 8
n(A) = 2
P(A) = 2/8 = 1/4
2. Percobaan melempar dadu satu kali.
A adalah kejadian muncul sisi dengan mata dadu genap.
Maka :
S = {1,2,3,4,5,6}
A = {2,4,6}
n(S) = 6
n(A) = 3
P(A) = 3/6 = 1/2
Jika peluang terjadinya A adalah P(A) dan peluang tidak terjadinya A adalah P(A) maka

berlaku
_
P(A) + P(A) = 1
Contoh:
Dari setumpuk kartu Bridge yang terdiri dari 52 kartu diambil 1 kartu. Berapakah peluang
kartu yang terambil bukan kartu King?
Jawab:
P (King) = 4/52 = 1/13
P bukan King = 1 1/13 = 12/13

MATERI MATEMATIKA KELAS IX SMP

TINGGALKAN KOMENTAR

BANGUNRUANGKUBUS
JANUARI 25, 2014

KUBUS
I.Unsur-Unsur Kubus

a.Sisi kubus : bidang ABCD


bidang EFGH
bidang ABFE
bidang CDHG
bidang BCGF

bidang ADHE
b.Rusuk kubus :AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH
Rusuk-rusuk yang sejajar pada kubus :
AB//DC//EF //HG
AD// BC// FG//EH
AE// BF//CG// DH
* Dua garis pada bangun ruang di katakan sejajar, jika kedua garis itu berpotongan dan
terletak pada satu bidang *
c.Titik sudut : A, B, C, D, E, F, G, H
II.Diagonal pada Kubus
A. Diagonal bidang Kubus.
Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan pada setiap sisi kubus

Diagonal bidang kubus ABCDEFGH adalah :


AC, BD, FH, GE, BE, AF, DG, CH, BG, CF, AH, DE
B. Diagonal Ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan dalam suatu ruang kubus.

c. Bidang Diagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang

pada kubus.

Bidang diagonal kubus ABCDEFGH adalah :


BDHF, ACGF, ABGH, CDEF, ADGF, BCHE
III.Cara Melukis Kubus
Langkah-langkah melukis kubus :
a. Lukislah dua buah persegi, sebagai bagian sisi depan dan sisi belakang kubus.
Rusuk yang tidak terlihat dari depan lukislah dengan garis putus-putus. Perhatikan
gambar di bawah ini.

b. Hubungkan rusuk-rusuk dari depan ke belakang. Terbentuklah sebuah kubus.

IV.Kerangka Kubus
Sebuah kubus memiliki 12 rusuk. Jika panjang rusuk kubus adalahsmaka jumlah
panjang rusuknya adalah 12s.
Contoh soal :
a. Panjang rusuk kubus adalah 5cm. Tentukan jumlah panjang rusuk kubus
tersebut!
Penyelesaian :

Jumlah panjang rusuk = 12s


= 12 x 5 cm
= 60 cm
b. Nadia mempunyai kawat yang panjangnya 180cm. Dia ingin membuat kerangka
kubus. Berapa panjang rusuk kubus agar kawat tersebut tidak tersisa?
Penyelesaian :
Panjang rusuk = 180 : 12 cm
= 15 cm
V.Jaring-Jaring Kubus
Jaring-jaring kubus ada 11 yaitu :

Contoh soal :
a. Perhatikan jarring-jaring kubus di bawah ini. Jika nomer 3 sebagai alas kubus,
nomor berapakah yang merupakan tutup kubus?

Jawab :
untuk mempermudah menjawab soal tersebut, buatlah jarring-jaring tersebut pada
kertas lalu gunting. Susun menjadi sebuah kubus, sehingga akan diperoleh tutup kubus
adalah nomor 5.
b. Diketahui kubus KLMNOPQR. Lengkapilah titik-titik pada jaring-jaring di bawah
ini :

VI.Luas Permukaan Kubus


Luas permukaan kubus adalah jumlah luas sisi-sisi kubus. Kalian ingat bahwa kubus
mempunyai 6 sisi dengan panjang rusuk (s). Sedangkan sisi kubus merupakan bangun
datar yaitu persegi. Jadi, untuk mencari luas permukaan kubus adalah 6 kali luas
persegi. Atau dengan rumus :6 x s
keterangan:
L = luas permukaan kubus
s = panjang rusuk kubus
Contoh soal :
a. Berapakah luas permukaan kubus yang mempunyai panjang rusuk 12cm ?
Penyelesaian :
L = 6s2
= 6 x 12 x 12 cm2
= 864 cm2
b. Dua buah kubus mempunyai panjang rusuk masing-masing 5 cm dan 10 cm.
Berapakah perbandingan luas permukaan dua kubus tersebut?
Penyelesaian :
L1= 6 x 5 x 5 cm2
= 150 cm2
L2= 6 x 10 x 10 cm2
= 600 cm2
Jadi, L1: L2= 150 : 600 = 1 : 4
VII.Volume Kubus

Kubus di samping mempunyai 8 kubus kecil. Kubus-kubus kecil tersebut merupakan


isi/volume kubus besar.
Dengan kata lain, volume kubus di samping adalah
2 satuan x 2 satuan x 2 satuan = 8 satuan
V = rusuk xrusuk xrusuk
= s x s x s
keterangan :
V = volume kubus
s = panjang rusuk
Contoh soal :
a. Sebuah bak mandi berbentuk kubus mempunyai panjang rusuk 1,5 m.
Berapakah volume bak mandi tersebut? (dalam cm)
Penyelesaian :
s = 1,5 m = 150 cm
V = s3
= 150 x 150 x 150 cm3
= 3375000 cm3
b. Diketahui luas permukaan sebuah kubus 294 cm2. Hitunglah volume kubus
tersebut!
Penyelesaian :
L = 294
L = 6s2
6s2= 294
s2 = 49
s = 7
V = s3
= 7 x 7 x 7 cm3

= 343 cm3

MATEMATIKA KELAS VIII SMP SEMESTER 2

TINGGALKAN KOMENTAR

PERSAMAANGARIS
SINGGUNGLINGKARAN
JANUARI 25, 2014

Sebelum menentukan persamaan garis singgung lingkaran, kita akan mengingat


kembali mengenai sifat-sifat garis singgung lingkaran. Garis singgung lingkaran
merupakan garis yang menyinggung suatu lingkaran. Kata kunci dari definisi tersebut
adalah menyinggung. Apabila suatu garis menyinggung lingkaran, maka garis tersebut
tepat melalui satu titik pada lingkaran. Perhatikan beberapa kedudukan garis terhadap
lingaran berikut.

Berdasarkan gambar di atas, kita dapat melihat bahwa garisktidak memotong


lingkaranO, garislmenyinggung lingkaranOdi titikA, dan garismmemotong
lingkaranOdi titik-titikBdanC. Karena suatu garis singgung tepat melalui satu titik
pada lingkaran (misalkan titikA), maka garis singgung tersebut akantegak
lurusdengan jari-jari lingkaran yang menghubungkan titikAdengan titik pusat
lingkaran. Sifat dari garis singgung tersebut dapat digunakan untuk menentukan
persamaan garis singgung lingkaran.
A. Menentukan Persamaan Garis Singgung
Pada bagian ini kita akan menentukan persamaan garis singgung yang melalui
titikA(x1,y1) pada lingkaran yang memiliki persamaanx2+y2=r2, yaitu lingkaran
yang berpusat di titik (0, 0) dan berjari-jarir.
kita akan menentukan persamaan garisgyang melalui titikA(x1,y1), yaitu titik pada
lingkaranx2+y2=r2. Karena titikA(x1,y1) terletak pada
lingkaranx2+y2=r2maka,

Selanjutnya kita buat ruas garisOA, yaitu ruas garis yang memiliki ujung-ujung di

titikO(pusat lingkaran) dan titikA. Sehingga gradien dari ruas garis tersebut adalah

Karena garisgtegak lurus dengan ruas garisOA, maka

Karena garisgmelalui titikA(x1,y1) dan bergradienmg= x1/y1, maka persamaan


garisgdapat ditentukan sebagai berikut.

Dengan mensubstitusi persamaan (1) ke persamaan (2) diperolehx1x+y1y=r2.


Sehingga, persamaan garis singgung yang melalui satu titik pada
lingkaranx2+y2=r2dapat disimpulkan sebagai berikut.
B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Persamaan garis singgung yang melalui titik A(x1, y1) pada lingkaran x2+ y2=
r2adalah x1x + y1y = r2.
Untuk lebih memahami mengenai persamaan garis singgung lingkaran, perhatikan
contoh berikut.
Contoh: Menentukan Persamaan Garis Singgung
Tentukan persamaan garis singgung yang melalui titik (2, 3) pada lingkaranx2+y2=
13.
PembahasanDengan (x1,y1) = =(2, 3) danx2+y2= 13, kita mendapatkanx1=
2,y1= 3, danr2= 13. Sehingga persamaan garis singgung tersebut adalah

MATEMATIKA KELAS VIII SMP SEMESTER 2

TINGGALKAN KOMENTAR

BANGUNRUANGLIMAS
JANUARI 24, 2014

Limasadalahbangunyangdibatasiolehsebuahseginsebagaialasdannbuahbidang
berbentuksegitigayangbertemupadasuatupucak.Limasdinamakanberdasarkanjenisalasnya,
misalnyalimassegitiga,limassegienpat,limassegilima,
dll.
1.UNSURUNSURYANGTERDAPATPADABANGUNLIMASADALAH:
1.Sisi
2.Rusuk
3.TitikSudut
4.Diagonalsisi/diagonalbidang
5.DIagonalruang
6.Bidangdiagonal

2.CIRICIRISUATULIMAS:
1.Bidangatasberupasebuahtitik(lancip)
2.Bidangbawahberupabangundatarsegin.
3.Bidangsisitegakberupasegitiga.

3.JARINGJARINGLMAS
Salahsatubentukgambarjaringjaringlimassegiempatdansegitiga
4.LUASPERMUKAANLIMAS
Secaraumumluaspermukaanlimasadalahsebagaiberikut:
Luaspermukaanlimas=luasalas+luassisitegak
Contohsoal:
1.Alassebuahlimasberbentukpersegipanjangdenganpanjangsisi10cmdantinggisegitiga
padabidangtegak8cm.hitunglahluaspermukaanlimas?
penyelesaian:
Banyakbidangtegakpadalimassegiempatadalah4
Luaspermukaanlimas=luasalas+4(luassegitigapadabidangtegak
=ss+4(at)
=1010+4(1/2810)
=100+160
=260cm2
5. VOLUME LIMAS

Gambardisampingmenunjukansebuahkubus.kubustersebutmemiliki4buahdiagonalruangyangsaling
berpotongan.jikadiamatisecaracermat,keempatdiagonalruangtersebutmembentuk6buahlimas
segiempat.Dengandemikian,volumekubusmerupakangabunganvolumekeenamlimatersebut.6kali
volumelimas=volumekubus
Volumelimas=1/6xsxsxs
=1/6xs2xs
=1/6xs 2x2s/2
=2/6xs 2xs/2
=1/3xsxs/2

Olehkarenas 2merupakanluasalaskubusdans/2merupakantinggilimasmaka,volumelimas=1/3xs
xs/2
=1/3xluasalaslimasxtinggilimas

CONTOH SOAL:
Sebuahalaslimasberbentukpersegidengansisi8cm.jikatinggilimasadalah12cm,tentukan
volumelimastersebut?
Penyelesaian :
Diketahui:
a.Alaslimasberbentukpersegidenganpanjangsisi8cm.
b.tinggilimas12cm
Ditanya:
Volumelimas?
Jawab:
V=1/3luasalast
=1/3(8cm8cm)12cm
=1/3768cm3=256cm3

LATIHANSOAL
1. Hitunglahluaspermukaanlimasdenganalasberbentukpersegidenganpanjangsisi10
cmdantinggisisimiring6cm?
2. Hitunglahpanjangtinggilimasdimanaalaslimasberbentukpersegipanjangdengan
panjang12cmdanlebar9cmsertavolumelimas=432cm3.?
3. Hitunglahluaspermukaanlimasdenganalasberbentuksegitigasikusikudenganpanjang
sisisikusikunya6cmdan8cm,jikaluassisitegaknyamasingmasing24cm2,32cm2,
40cm2.

PEMBAHASAN:
1.Luasalaslimasberbentukpersegi=sisisisi
=10cm10cm
=100cm2
Luassisimiringlimas=alastinggi
=10cm6cm
=60cm2
=30cm2
jadiluaspermukaanlimas=luasalas+jumlahluassisitegak
=100cm2+4(30cm2)
=100cm2+120cm2=220cm2
2.Volume=1/3luasalastinggi
=1/312cm9cmt
=1/3108cm2t
432cm3=36cm2t
t=12cm
Jaditinggilimasadalah12cm
3.Luasalaslimasyangberbentuksegitiga
=alastinggi
=6cm8cm
=24cm2
luaspemukaanlimas=luasalas+jumlahluassisitegaklimas
=24cm2+24cm2+32cm2+40cm2
=120cm2
MATEMATIKA KELAS VIII SMP SEMESTER 2

TINGGALKAN KOMENTAR

KESEBANGUNANDAN
KEKONGRUENAN
DESEMBER 20, 2013

BAB1
KesebangunandanKekongruenan

1.Dua bangun datar yang sebangun

Kedua bangun di atas,ABCDdanKLMN adalah dua bangun yang sebangun, karena


memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pasangan sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama, yaitu:
Pasangan sisiADdanKN= AD/KN = 3/6 = 1/2
Pasangan sisiABdanKL= AB/KL = 3/6 = 1/2
Pasangan sisiBCdanLM= BC/LM =3/6 = 1/2
Pasangan sisiCDdanMN= CD/MN = 3/6 = 1/2
Jadi, AD/KN = AB/KL = BC/LM = CM/MN
Jadi,Besar sudut yang Persesuaian sama, yaitu :

2.Dua segi tiga yang sebangun

Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat:


a.Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu :
AC bersesuaian dengan PR =AC/PR = 4/2 = 2
AB bersesuaian dengan PQ = AB/PQ= 4/2 = 2
BC bersesuaian dengan = QR BC/QR = 4/2 =2

Jadi :
b.Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu :

Perhatikan segitiga berikut :

dan

sebangun , maka :

Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh
rumus :

Kongruenan Bangun
1.Dua bangun datar yang kongruen
Perhatikan dua bangun datar berikut !

KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen. Dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun
tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
2.Dua segitiga yang kongruen

Secara geometris dua segitiga konsruen adalah dua segitiga yang saling menutpi
dengan tepat. Sifat dua segitiga kongruen :
a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian sama besar.
Syarat dua segitiga kongruen adalah sebagai berikut :

Tiga sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sisi, sisi)


AB = PQ (sisi)
AC = PR (sisi)
BC = QR (sisi)

Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
AB = PQ (sisi)

BC = QR (sisi)
c.Satu sisi api dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)

AC = RP (sisi)
CONTOH SOAL
Pada gambar di bawah diketahui AB = 6 cm dan BC. Tentukan
a. AC;
b. AD;
c. BD.

Jawab:
a. AC2= AB2+BC2
= 62+ 82
= 36+64
= 100
AC = 100 = 10
b. AB2= AD x AC
62= AD x 10
36 = AD x l0
AD =36/10
= 3,6 cm
DC = l0 cm 3,6cm
= 6,4 cm
c. BD2= AD x DC
= 3,6 x 6,4
= 23,04
BD = 23,04 = 4,8 cm
MATERI MATEMATIKA KELAS IX SMP

TINGGALKAN KOMENTAR

GRADIENDANPERSAMAAN
GARISLURUS
DESEMBER 20, 2013

BAB II
Gradien dan Persamaan Garis Lurus

1. Gradien

Gradien (m) disebut juga kemiringan garis.


Bentuk umum persamaan garis lurus y = mx+c , dg m(gradien)

Sedangkan pada persamaan garis : ax+by+c = 0 maka gradiennya :


by = -ax c
y = -a/bx c/b
m(gradient) = -a/b

contoh soal : tentukan gradien persamaan garis 2x+4y+5 = 0


4y = -2x-5
y = -2/4 x 5/4
maka m = -2/4 = -1/2
cara cepat = -a/b = -2/4

Macam-macam gradien :
a) Gradien bernilai positif
Bila m (+) contoh : 6x 2 y 9 = 0
m = (6/-2) = 3 (positif)

b) Gradien bernilai negative


Bila m (-) Contoh : 6x + 3y 9 = 0
m = (6/3) = -2 (negative)

c) Gradien garis melalui pangkal koordinat


Garis l melalui pangkal koordinat (0,0) maka : m = y/x
contoh : Gradient Garis yang melalui titik (0,0) dan (2,-3) adalah :
m = y/x = -3/2

d) Gradien garis melalui dua titik (x1,y1) dan (x2,y2)


sebuah garis lurus dapat diperoleh dengan cara menguhubungkan dua titik sembarang
misal titik P (x1 y1) dan Q (x2 Y2) , Gradien garis PQ = m = delta y / delta x = (y2y1)/(x2-x1)
contoh : Gradien melalui titik (-4,5) dan (2,-3)
m = (y2-y1)/(x2-x1) = (-3-5)/(2+4) = -8/6 = -4/3


2. Hubungan 2 Garis Lurus :

Bila diketahui garis k : y = m1 x + c dan garis l : y = m2 x + d maka berlaku gradien :


1) m1 = m2 jika garis k sejajar garis l
contoh : gradien sebuah garis yang sejajar dengan 3x + 6y = 8
a=3,b=6
m = -a/b = -3/6 = -1/2 dua garis yg sejajar : m1=m2 , maka m2 = -1/2

2) m1 . m2 = -1 jika garis k tegak lurus


garis l contoh : gradien sebuah garis yang tegak lurus dengan 3x + 6y = 8
a = 3 , b = 6 m = -a/b = -3/6 = -1/2 dua garis yg tegak lurus : m1 . m2 = -1 , maka m2 = 2

3.Persamaan Garis Lurus

a) Garis dengan gradien m dan melalui 1 titik


Persamaan garis dengan gradien m dan melalui sebuah titik (x1,y1), adalah :
y y1 = m (x x1)
Contoh 1 :
Tentukanlah persamaan garis melalui titik A(-3,4) dan bergradien -2.
jawab :
Titik A(-3,4), berarti x1 = -3 , y1 = 4 dan bergradien -2, berarti m = -2
Persamaan garis dengan gradient m dan melalui sebuah titik (x1,y1) adalah :
y y1 = m ( x x1 )
y 4 = -2 {x (-3)}
y 4 = -2 (x + 3 )
y 4 = -2 x 6

y = -2x 6 + 4
y = -2x 2

Contoh 2 :
Tentukanlah persamaan garis melalui titik B(6,2) dan sejajar dengan garis yang melalui
titik P(2,-5) dan Q(-6, 3)
jawab :
Garis yang melalui titik P(2,-5) dan (-6, 3)
P(2,-5) berarti x1 = 2 , y1 = -5
Q(-6,3) berarti x2 = -6 , y2 = 3
Gradien yang melaui titik P(2,-5) dan Q(-6, 3) adalah
m (PQ) Misal mPQ = (y2-y1)/(x2-x1) = (3+5)/(-6-2) = 8/-8 = -1 maka m1 = m2 = -1 ( dua
garis sejajar )

Titik B(6, 2), berarti x1 = 6 , y1 = 2


Persamaan garis dengan gradien -1 dan melalui titik (6, 2) adalah :
y y1 = m ( x x1 )
y 2 = -1 (x 6)
y 2 = -x + 6
y = -x + 6 + 2
y = -x + 8

b) Persamaan garis yang melalui dua titik


Gradien garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2) yaitu :
dengan menggunakan rumus persamaan garis dengan gradient m dan melalui sebuah
titik (x1 , y1),
yaitu y y1 = m ( x x1 ) dapat diperoleh rumus berikut :
y y1 = m ( x x1 )
y y1 = [(y2-y1)/(x2-x1)] (x x1)
(y y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
Kesimpulan :
Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2) yaitu : (y y1)/(y2-y1) = (xx1)/(x2-x1)

contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(3,4) dan titik B(5,8)
jawab : Garis l melalui titik A(3,4) dan titik B(5,8).
A(3,4) berarti x1 = 3 , y1 = 4
B(5,8) berarti x2 = 5 , y2 = 8
Persamaan garis yang melalui titik A(3,4) dan titik B(5,8) adalah :
(y y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
(y-4) / (8-4) = (x-3) / (5-3)
(y-4) / 4 = (x-3) / 2
2(y 4) = 4(x 3)
2y 8 = 4x 12
2y 4x = 8 12
2y 4x = -4
y 2x = -2

4. Hubungan 2 garis lurus

Persamaan garis yang saling sejajar


1) Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan sejajar dengan garis y = 2x 5
jawab : y = 2x 5 maka m = 2 m1 = m2 = 2 (karna sejajar)
maka :
y y1 = m (x-x1)
y 3 = 2 (x-2)
y = 2x-4+3
y = 2x -1

Persamaan garis yang tegak lurus


1) Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan tegak lurus dengan garis y = 2x
5
jawab : y = 2x 5 maka m = 2 , karna tegak lurus : m1.m2 = -1 m2 = -1/2
maka persamaan garisnya :
y y1 = m (x-x1)

y 3 = -1/2 (x-2)
y = -1/2 x + 1 + 3
y = -1/2 x + 4
kali 2
2y = -x + 4
2y + x 4 = 0
Persamaan garis yang berhimpit
Garis-garis dengan persamaan y = m1x + c1 dan y = m2x + c2 berimpit, jika dan hanya
jika m1 = m2 dan c1 = c2 dan secara umum garis dengan persamaan ax+by+c = 0 akan
berhimpit dengan garis px+qy+r = 0 , jika p,q,r masing merupakan kelipatan dari a, b,
c

Persamaan garis yang berpotongan


Dua garis akan berpotongan jika memiliki gradien yang tidak sama atau koefisien dari x ,
y, dan konstantanya bukan merupakan kelipatan dari koefisien x, y dan konstanta
persamaan garis lainnya.

MATERI KELAS VIII SMP SEMESTER 1

TINGGALKAN KOMENTAR

SISTEMPERSAMAANLINIER
2VARIABEL
DESEMBER 20, 2013

BAB IV
Sistem Persamaan Linear Dua Pariabel

A. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel


Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua variabel
dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu.
Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah:
ax + by = c
dimana = x dan y adalah variabel
B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua variabel yang
mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian. Bentuk
umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:
ax + by = c
px + qy = d
dimana: x dan y disebut variabel
a, b, p dan q disebut koefisien
c dan r disebut konstanta
C. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
1. Metode Eliminasi
Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi)
salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk
menentukan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau
sebaliknya. Perhatikan bahwa jika koefisien dari salah satu variabel sama maka kita
dapat mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel tersebut, untuk selanjutnya
menentukan variabel yang lain.
Contoh:
1. Dengan metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x +
3y = 6 dan x y = 3 !
Penyelesaian:
2x + 3y = 6 dan x y = 3
Langkah I (eliminasi variabel y)
Untuk mengeliminasi variabel y, koefisien y harus sama, sehingga persamaan 2x + 3y =
6 dikalikan 1 dan persamaan
x y = 3 dikalikan 3.
2x + 3y = 6 1 2x + 3y = 6
x y = 3 3 3x 3y = 9
5x = 15
x = 15/5
x=3
Langkah II (eliminasi variabel x)
Seperti langkah I, untuk mengeliminasi variabel x, koefisien x harus sama, sehingga
persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan
x y = 3 dikalikan 2.
2x + 3y = 6 1 2x + 3y = 6
x y = 3 2 2x 2y = 6
5y = 0
y = 0/5
y=0
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3,0)}.

2. Tentukan nilai dari persamaan berikut x + 4y = -1 dan 2x + 3y = 3


Jawab :
Variable x dihilangkan terlebih dahulu karena koefisiennya sama. Sehingga diperoleh
variable y sebagai berikut :
x + 4y = -1
2x + 3y = 3
2x + 8y = -2
2x + 3y = 3
5y = -5
y = -1
Kemudian variable y dihilangkan, sehingga diperoleh variable x sebagai berikut:
2x + 4y =10
x 2y = 25
3x + 12y = -3
8x + 12y = 12 +
-5x = -15
x=3
jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3,-1)}

1. 2. Metode Substitusi
Metode Substitusi Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode substitusi, terlebih dahulu kita n yatakan variabel yang satu ke
dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubstitusikan
(menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya.
Contoh:
Dengan metode substitusi, tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 2x
+3y = 6 dan x y = 3
Penyelesaian:
Persamaan x y = 3 ekuivalen dengan x = y + 3. Dengan menyubstitusi persamaan x =
y + 3 ke persamaan 2x + 3y = 6 diperoleh sebagai berikut:

2x + 3y = 6
2 (y + 3) + 3y = 6
2y + 6 + 3y = 6
5y + 6 = 6
5y + 6 6 = 6 6
5y = 0
y = 0
Selanjutnya untuk memperoleh nilai x, substitusikan nilai y ke persamaan x = y + 3,
sehingga diperoleh:
x=y+3
x=0+3
x=3
Jadi, himpunan penyelesaiaanya adalah {(3,0)}
3. Metode Gabungan
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan,
kita menggabungkan metode eliminasi dan substitusi.
Contoh:
Dengan metode gabungan tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x
5y = 2 dan x + 5y = 6 !
Penyelesaian:
Langkah pertama yaitu dengan metode eliminasi, diperoleh.
2x 5y = 2 1 2x 5y = 2
x + 5y = 6 2 2x +10y = 12
-15y = -10
y = (-10)/(-15)
y = 2/3
Kemudian, disubstitusikan nilai y ke persamaan x + 5y = 6 sehingga diperoleh.
x + 5y = 6
x + 5 (2/3) = 6
x + 10/15 = 6
x = 6 10/15
x = 22/3
Jadi, himpunan penyelesaiaanya adalah {(2 2/3,2/3)}

MATERI KELAS VIII SMP SEMESTER 1

TINGGALKAN KOMENTAR

OPERASIALJABARSMP
KELASVIIISEMESTERGANJIL

KELASVIIISEMESTERGANJIL
DESEMBER 20, 2013

BAB I
Operasi Aljabar

Bentuk-Bentuk seperti 2a , -5b, x3, 3p + 2qdisebut bentuk aljabar. Pada bentuk aljabar
2a,2 disebut koefisien, sedangkan a disebutvariabel( peubah ). Bentuk 5x2+ 13x + 6
disebut bentuk aljabar suku dua atau binom sedangkan bentuk 8x2 26xy +
15y2disebut bentuk aljabar suku tiga atau trinom.
1. a.Pengertian Koefisien, Variabel, Konstanta, Dan Suku
1. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya
dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan
huruf kecil a, b, c, z.
Contoh:
Suatu bilangan jika dikalikan 5 kemudian dikurangi 3, hasilnya adalah 12. Buatlah
bentuk persamaannya!
Jawab:
Misalkan bilangan tersebut x, berarti5x 3 = 12. (x merupakan variabel)
2. Konstanta
Suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel disebut
konstanta.
Contoh:
Tentukan konstanta pada bentuk aljabar berikut.
a. 2 x2+ 3xy + 7x y 8
b. 3 4 x2 x
Jawab:
a. Konstanta adalah suku yang tidak memuat variabel, sehingga konstanta dari 2 x2+
3xy + 7x y 8
adalah 8.
b. Konstanta dari 3 4 x2 x adalah 3.
3. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk
aljabar.
Contoh:
Tentukan koefisien x pada bentuk aljabar berikut.
a.5x2y + 3x
b.2x2+ 6x 3
Jawab:
a. Koefisien x dari 5 x2y + 3x adalah 3.
b. Koefisien x dari 2 x2+ 6x 3 adalah 6.

4. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang
dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
a.Suku satuadalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau
selisih.
Contoh: 3x, 4a2, 2ab,
b.Suku duaadalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau
selisih.
Contoh:a2+ 2, x + 2y, 3x2 5x,
c.Suku tigaadalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau
selisih.
1. b.Operasi Bentuk Aljabar
2. 1.Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat dilakukan
pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan koefisien pada suku-suku
yang sejenis.
Contoh:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut :
a. 4ax + 7ax
b. (2x2 3x + 2) + (4x2 5x + 1)
c. (3a2+ 5) (4a2 3a+ 2)
Penyelesaian:
a. 4ax + 7ax = (4 + 7)ax = 3ax
b. (2x2 3x + 2) + (4x2 5x + 1)
= 2x2 3x + 2 + 4x2 5x + 1
= 2x2+ 4x2 3x 5x + 2 + 1
= (2 + 4)x2+ (3 5)x + (2 + 1)
= 6x2 8x + 3
c. (3a2+ 5) (4a2 3a+ 2)
= 3a2+ 5 4a2+ 3a 2
= 3a2 4a2+ 3a+ 5 2
= (3 4)a2+ 3a+ (5 2)
= a2+ 3a+ 3
1. Perkalian
Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a (b + c) = (a b) + (a c)
dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a (b c) = (a b)
(a c), untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada
perkalian bentuk aljabar.
a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan suku dua
dinyatakan sebagai berikut.

k(ax) = kax
k(ax + b) = kax + kb
Contoh:
Jabarkan bentuk aljabar berikut, kemudian sederhanakanlah.
a. 4(p + q)
b. 5(ax + by)
c. 3(x 2) + 6(7x + 1)
d. 8(2x y + 3z)
Penyelesaian:
a. 4(p + q) = 4p + 4q
b. 5(ax + by) = 5ax + 5by
c. 3(x 2) + 6(7x + 1) = 3x 6 + 42x + 6
= (3 + 42)x 6 + 6
= 45x
d. 8(2x y + 3z) = 16x + 8y 24z
b. Perkalian antara dua bentuk aljabar
Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar, untuk menentukan hasil
kali antara dua bentuk aljabar kita dapat memanfaatkan sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan.
Selain dengan cara tersebut, untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar,
dapat menggunakan cara sebagai berikut. Perhatikan perkalian antara bentuk aljabar
suku dua dengan suku dua berikut.
(ax+b)(cx+d) = ax cx + ax d + b cx + b d
= acx2+ (ad +bc)x + bd

Selain dengan cara skema seperti di atas, untuk mengalikan bentuk aljabar suku dua
dengan suku dua dapat digunakan sifat distributif seperti uraian berikut.
(ax+b)(cx+d) = ax(cx +d) + b(cx +d)
= ax cx +ax d + b cx + b d
= acx2+adx +bcx +bd
= acx2+(ad + bc)x + bd
MATERI KELAS VIII SMP SEMESTER 1

TINGGALKAN KOMENTAR

Anda mungkin juga menyukai