Anda di halaman 1dari 363

Mar

31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA Ny. S DENGAN MASALAH
GANGGUAN SEKSUAL (kelompok7)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S
DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL

KELOMPOK 7:
ENDAH MURNI
REZKY FAHRUDINUR RAMADHAN
TRI NURWAHYUNI

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim
maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.

Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. S DENGAN
MASALAH GANGGUAN SEKSUAL. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh
karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

iii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................

1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................

1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................

1.4 METODE PENULISAN...............................................................................

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................

PEMBAHASAN

2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN


SEKSUAL
A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia.................
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut Kaplan..........................
C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi dan
potensi seksual pada lanjut usia........

D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial


E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia............
F. ............................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...........................................................................
H. MASALAH KEPERAWATAN..................................................................
I.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................

J. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN SEKSUAL
PENGKAJIAN............................................................................................

15

ANALISA DATA.........................................................................................

18

RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................
BAB III

19

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................


3.2 SARAN .....................................................................................................

22
22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas kehidupan
seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah hubungan seksual yang
dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan tidak menimbulkan akibat buruk baik
fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana
seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah seksual masih mendatangkan
pandangan bias terutama pada wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada
pria lansia masalah terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih
didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua.
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian Kinsey yang
mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang berusia diatas 65
tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil sampel mereka yang berusia antara 50-70
tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita berusia di atas 70
tahun(Alexander and Allison,1995).
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:

Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut, dan aktifitas
tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan.

Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman
seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.

Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita lansia
yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas 45 tahun
lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan hubungan seksual
secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia umumnya memiliki frekwensi yang
relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan tentang masalah seksual pada lansia.
Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang harmonis.
Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama, komunikasi seksual diantara
pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar. Ketiga karena gangguan fungsi seksual
pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan fisiologis maupun patologis.
Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka setiap
disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu diperhatikan dalam
penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis disfungsi seksual dengan tepat,
mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual
seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B.
1.

Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

2.

Tujuan Khusus

a.

Mengetahui karakteristik masa usia lanjut

b.

Mengetahui perubahan-perubahan pada masa usia lanjut

c.

Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

d.

Mengetahui perubahan seksual pada pria lansia

e.

Mengetahui perubahan seksual pada wanita lansia

f.

Mengetahui cara mengatasi permasalah seksual pada masa usia lanjut

C.
1.

Manfaat
Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan seksual pada masa
usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada saat praktik lapangan.

2.

Bagi institusi dan civitas akademika


Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan
mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di
perpustakaan

D.

Rumusan Masalah

1.

Apa perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia?

2.

Apa perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual?

3.

Apa di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi
dan potensi seksual pada lanjut usia?

4.

Apa beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan social?

5.

Apa upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia?

E.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan
menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber
lainnya yang berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang
terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika
Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia

1.

Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan eksterna berangsurangsur mengalami atrofi.

Vagina
Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan. Fornises menjadi
dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke dalam vagina. Sejak klimakterium, vagina berangsurangsur mengalami atropi, meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan
berhenti berfungsi. Mukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak lagi
mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya makin
lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia eksterna.

Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya menipis,
miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks menyusut tidak menonjol, bahkan
lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.

Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi keriput sebagai
akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya, permukaan ovarium
menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia
interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya
terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.

Payudara (Glandula Mamae)


Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana payudara
tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya mempengaruhi kelenjar
payudara saja. Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula
kelenjar tiroid dan adrenal menjadi keras dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa akromegali ringan.
Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang timbul pertumbuhan rambut pada wajah.
Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan
bukan kelenjar ovarium. Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa
klimakterik.

2.

Pria
Prostat
Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia, gejala yang timbul
merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang kemudian seolah-olah bertindak sebagai
katup yang berbentuk bola (Ball Valve Effect). Disamping itu terdapat efek dinamik dari otot polos yang

merupakan 40% dari komponen kelenjar, kapsul dan leher kantong kemih, otot polos ini dibawah
pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya nodul mikroskopik sudah terlihat pada usia 25-30 tahun dan
terdapat pada 60% pria berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi hanya 50% yang
menjadi BPH Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang menjadi BPH klinik yang menimbulkan
problem medik.
Kadar dehidrosteron pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim 5 alfa reduktase
yang mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang dianggap menjadi pendorong hiperplasi
kelenjar, otot dan stroma prostat. Sebenarnya selain proses menua rangsangan androgen ikut berperan
timbulnya BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi menjelang pubertas tidak akan menderita
BPH pada usia lanjut.

Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat testis tetapi sel yang
memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma berkurang jumlah dan aktifitasnya sehingga
sperma berkurang sampai 50% dan testoteron juga menurun. Hal ini menyebabkan penuruna libido dan
kegiatan sex yang jelas menurun adalah multipel ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter. Tetapi
banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas sexsual sampai umur lanjut.

B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan
seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :

1.

Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan kultural, kecemasan
akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi
bias bervariasi.Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta testoteron
menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.

2.

Fase arousal
Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing, elastisitas dinding vagina,
lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan kandung kemih.

Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat; penurunan produksi
sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron; elevasi testis ke perineum lebih lambat.

3.

Lase orgasmik
Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil kemampuan
mendapatkan orgasme multipel berkurang.

Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah konstraksi otot
berkurang; volume ejakulat menurun.

4.

Fase pasca orgasmik

Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase orgasme
berikutnya lebih sukar terjadi. Disfungsi seksual pada lansia tidak hanya disebabkan oleh perubahan
fisiologik saja, terdapat banyak penyebab lainnya seperti:

Penyebab iatrogenik
Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain yang mungkin membuat
inadekuat konseling tentang efek prosedur operasi terhadap fungsi seksual.

Penyebab biologik dan kasus medis


Hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu berhubungan langsung atau tidak dengan
seks dan system reproduksi mungkin memacu disfungsi seksual psikogenik.

C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan penurunan fungsi dan
potensi seksual pada lanjut usia seperti :

1.

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.

2.

Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.

3.

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

4.

Pasangan hidup telah meninggal.

5.

Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas,
depresi, pikun dsb.

D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :

1.

Infark miokard
Mungkin mempunyai efek yang kecil pada fungsi seksual. Banyak pasien segan untuk terlibat
dalam hubungan seksual karena takut menyebabkan infark.

2.

Pasca stroke
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena pasien mengalami
anxietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas, takut akan kehilangan cinta atau
dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah dan malu atas situasi. Pola seksual termasuk
kuantitas dan kualitas aktivitas seksual sebelum stroke sangat penting untuk diketahui sebelum nasehat
spesifik tentang aktivitas seksual ditawarkan. Karena sistem saraf otonomik jarang mengalami kerusakan
pada stroke, maka respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi permanent maka
diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan penglihatan mungkin membatasi pengenalan

orang atau benda-benda, dalam beberapa kasus, pasien dan pasangannya mungkin perlu belajar untuk
menggunakan area yang tidak mengalami kerusakan. Kelemahan motorik dapat menimbulkan kesulitan
mekanik, namun dapat diatasi dengan bantuan fisik atau tehnik bercinta alternatif. Kehilangan
kemampuan berbicara mungkin memerlukan sistem non-verbal untuk berkomunikasi.
3.

Kanker
Masalah seksual tidak terbatas pada kanker yang mengenai organ-organ seksual. Baik operasi
maupun pengobatan mengubah citra diri dan dapat menyebabkan disfungsi seksual (kekuatan dan libido)
untuk sementara waktu saja, walaupun tidak ada kerusakan saraf.

4.

Diabetes mellitus
Diabetes menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus menyebabkan neuropati
autonomik. Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi dan disfungsi vasokonstriksi yang memberikan
kontribusi untuk terjadinya disfungsi seksual.

5.

Arthritis
Beberapa posisi bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau kontraktur fleksi
mungkin mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri dan kaku mungkin berkurang dengan
pemanasan, latihan, analgetik sebelum aktivitas seksual.

6.

Rokok dan alcohol


Pengkonsumsian alkohol dan rokok tembakau mengurangi fungsi seksual, khususnya bila terjadi
kerusakan hepar yang akan mempengaruhi metabolisme testoteron. Merokok juga mungkin mengurangi
vasokongesti respon seksual dan mempengaruhi kemampuan untuk mengalami kenikmatan.

7.

Penyakit paru obstruktif kronik


Ada penyakit paru obstruktif kronik, libido mungkin terpengaruh karena adanya kelelahan umum,
kebutuhan pernafasan selama aktivitas seksual mungkin dapat menyebabkan dispnoe, yang mungkin
dapat membahayakan jiwa.

8.

Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, antara lain beberapa
obat anti hipertensi, estrogen, anti psikotik, sedatif, dan lain-lain.

E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia


Untuk mengatasi beberapa gangguan baik fisik maupun psikis termasuk masalah seksual
diperlukan penanganan yang serius dan terpadu. Proses penanganan ini memerlukan waktu yang cukup
lama tergantung dari keluhan dan kerjasama antara pasien dengan konselor. Dari ketiga gangguan
tersebut, masalah seksual merupakan masalah yang penanganannya memerlukan kesabaran dan kehatihatian, karena pada beberapa masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan membicarakan
masalah seksual adalah masalah yang tabu.

Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan seksual pada lansia
adalah sebagai berikut :

1.

Anamnesa Riwayat Seks

Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan

Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan teutup

Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah

Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya

Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang obat-obatan yang dikonsumsi oieh
pasien.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnese harus rinci, meliputi


awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan. Juga anamnese tentang ganguan sistemik
maupun organik yang dirasakan. Penelaahan tentang gangguan psikologik, kognitif harus dilakukan.
Juga anamneses tentang obat-obatan. Pemeriksaan fisik meliputi head to toe.
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, haati, ginjal dan paru-paru.
Status endokrin dan metaboliuk meliputi keadaan gula darah, status gizi dan status hormonal tertentu.
Apabila keluhan mengenai disfungsi ereks pada pria, pemeriksaan khas juga meliputi a.l pemeriksaan
dengan snap gauge atau nocturnal penile tumescence testing. (Hadi-Martono, 1996)

2.

Pengobatan yang diberikan mencakup

Konseling Psikoseksual

Therapi Hormon

Penyembuhan dengan obat-obatan

Peralatan Mekanis

Bedah Pembuluh

3.

Bimbingan Psikososial
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen gangguan seks dan
dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi.

4.

Penyembuhan Hormon
Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk menyembuhkan viropause/andropause
pada pria (pemanasan dan ejakulasi).

5.

Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian estrogen pada klimakterium.
Penyembuhan dengan Obat

Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif

Oral phentholamin

Tablet apomorphine sublingual

Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif

Penempatan intra-uretral prostaglandin

1 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai dengan perubahan
dalam mencapai kepuasan seksual
2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
3.

No.
1.

Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis

Dx. Kep.
1

RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan
Intervensi
Pasien dapat menerima
1. Bantu pasien untuk
perubahan struktur tubuh

mengekspresikan perubahan

terutama pada fungsi seksual

fungsi tubuh termasuk organ

yang dialaminya

seksual seiring dengan

Kriteria hasil:

bertambahnya usia.

Mengekspresikan

2.

kenyamanan

Berikan pendidikan kesehatan

1.

perubahan tersebut

2.

Menambah pemahaman klien

tentang semua perubahan yang d

tentang penurunan fungsi

Mengekspresikan

Rasional
Agar pasien lebih bisa menerima

alami nya agar penurunan fungsi

seksual.

seksuel tidak menjadi beban

kepercayaan diri

pikiran
3.

Makanan bergizi dianjurkan untuk

menjaga daya tahan tubuh karena


Motivasi klien untuk

biasanya pada lansia daya tahan

mengkonsumsi makanan yang

tubuhnya menurun

rendah lemak, rendah kolestrol,4.

Untuk mengurangi kekeringan dan

dan berupa diet vegetarian

rasa gatal pada vagina, serta

Anjurkan klien untuk

untuk megurangi rasa sakit pada

menggunakan krim vagina dan

saat berhubungan seksual

gel
Kaji perasaan/persepsi pasien 1.

Untuk mengetahui seberapa jauh

perubahan bentuk salah satu

tentang perubahan gambaran

klien bisa menerima keadaan nya

angota tubuhnya secara

diri berhubungan dengan

positif

keadaan angota tubuhnya yang

Kriteria hasil:

kurang berfungsi secara normal

3.

4.

2.

Pasien dapat menerima

1.

Pasien mau berinteraksi dan


2.

Lakukan pendekatan dan bina

beradaptasi dengan

hubungan saling percaya

lingkungan tanpa rasa malu

dengan pasien

2.

Agar klien mau mengungkapkan


masalah nya

dan rendah diri

3.

Pasien yakin akan


kemampuan yang dimiliki
4.

Tunjukkan rasa empati,

3.

Rasa menerima pada pasien akan

perhatian dan penerimaan pada

membuat pasien lebih percaya dir

pasien

Agar pasien tidak terlalu canggun

4.

Bantu pasien untuk

atau malu dengnan orang lain

mengadakan hubungan dengan

karena perubahan nya

orang lain

Untuk mengetahui apakah klien

5.

depresi terhadap perubahan


5.

Beri kesempatan pada pasien


untuk mengekspresikan
perasaan kehilangan

3.

Pasien dapat menerima

1.

perubahan pola

Kaji factor-faktor penyebab dan1.

Penting untuk membantu dalam

penunjang, yang meliputi

intervensi selanjutnya

seksualitas yang disebabkan

Kelelahan

masalah kesehatannya.

Nyeri

Kriteria Hasil :

Nafas pendek

Mengidentifikasi

Keterbatasan suplai oksigen

keterbatasannya pada

Imobilisasi

aktivitas seksual yang

Kerusakan inervasi saraf

disebabkan masalah

Perubahan hormone

kesehatan

Depresi

Mengidentifikasi modifikasi
kegiatan seksual yang

Kurangnya informasi yang tepat


2.

Ajarkan pentingnya mentaati

pantas dalam respon

aturan medis yang dibuat untuk

terhadap keterbatasannya

mengontrol gejala penyakit


3.

Berikan informasi yang tepat

2.

Untuk menghilangkan atau

pada pasien dan pasangannya

mengurangi factor-faktor

tentang keterbatasan fungsi

penyebab

seksual yang disebabkan oleh


keadaan sakit

3. Agar klien lebih mengerti dan bisa


4. Ajarkan modifikasi yang mungkin menerima bahkan tidak
dalam kegiatan seksual untuk
memaksakan diri karena
membantu penyesuaian dengan

keterbatasan yang di sebabkan

keterbatasan akibat sakit (saran

oleh penyakit

khusus)

Meminimalkan rasa sakit tau rasa

4.

tidak nyaman saat berhubungan


karena penyakit

No.
1.
1.

Dx. Kep.
1
1.

2.

IMPLEMENTASI
Implementasi
melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit mengerti

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk melakukan

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan merasa

hubungan suami istri berkurang

percaya

DO : - umur klien 69 tahun

membantu pasien untuk mengekspresikan perubahan

- TD : 130 / 90 mmHg

fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan

- Nadi : 88 x/menit

bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka saat di - RR : 18 x/menit
bombing untuk mengekspresikan masalah nya
3.

- Klien sudah menoupose

memberikan pendidikan kesehatan tentang penurunan


fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya

4.

memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang


rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa diet
vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan, sayur

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada usia lanjut, hambatan untuk aktivitas seksual yang dapat dibagi menjadi hambatan
eksternal yang datang dari lingkungan dan hambatan internal,yang terutama berasal dari subjek
lansianya sendiri. Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan sosial, yang menganggap bahwa
aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan lagi oleh lansia.Hambatan eksternal bilamana seorang janda
atau duda akan menikah lagi sering kali juga berupa sikap menentang dari anak-anak, dengan berbagai
alasan.
Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas dengan hambatan
eksternal. Seringkali seorang lansia sudah merasa tidak baisa dan tidaak pantas berpenampilan untuk
menarik lawan jenisnya. Pandangan sosial dan keagamaan tentang seksualitas diusia lanjut
menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian sehingga memberikan dampak pada
ketidakmampuan fisik, yang dikenal sebagai impotensia. Obat-obatan yang sering diberikan, pada

penderita usia lanjut dengan patologi multipel jika sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi
seksual pada usia lanjut.
Masa tua merupakan masa yang sangat ditakuti dengan alasan terjadinya kemunduran fisik
terutama pada penampilan. Rasa khawatir akan kehilangan perhatian dari pasangan membawa akibat
terhadap frekwensi maupun kualitas hubungan seks, baik secara langsung maupun tidak.
Melalui konseling, peran konselor dan tenaga kesehatan dapat menjelaskan kondisi umum
dan masalah yang timbul pada masa usia lanjut serta pengaruhnya terhadap emosi, pola pikir dan
hubungan seksual sangat berpengaruh. Melalui beberapa tahapan konseling secara terbuka dan
kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, bisa diperoleh suatu pemecahan masalah
seksual pada lansia, dengan pemakaian krem vasoaktif, melakukan olah raga ringan dan konsumsi
makan seimbang, dan solusi-solusi lain secara bertahap masalah pada lansia akan terselesaikan.

B. SARAN
Permasalahan pada masa lansia sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga lansia sendiri,
tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. Lansia sebagaimana pria dan
wanita mulai dari kanak-kanak hingga dewasa lainnya mempunya hak-hak untuk diperlakukan adil dan
sama, mendapat informasi dan pelayanan kesehatan yang sempurna dan optimal, serta diperlakukan dan
dihargai masa akhir usia mereka, merasakan kehidupan yang harmonis serta merasakan kenikmatan
seksual yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, pengetahuan tentang permasalahan seksual pada
lansia baik pria maupun wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan perlunya kerjasama yang optimal
disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar para lansia mendapatkan
kehidupan yang nayak, dan harmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://abhique.blogspot.com/2009/10/konsep-keperawatan pada lnjut usia (lansia).html


http://abhique.blogspot.com/2009/10/rencana asuhan keperawatan pada lansia.html
Carpenito,Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Aspiani Reny Yuli,S.Kep.Ns.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik.2008
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ). Jakarta : FKUI
Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya
Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 maret 2012


A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Ny. S

TTL

: 7 juli 1943

Jenis kelamin

: perempuan

Pendidikan

: SD

Agama

: islam

Status perkawinan

: menikah

TB / BB

: 150 cm/45 kg

Golongan darah : O

Penampilan

: bersih, rapi,

Alamat

:jl desa camba

Orang yang dekat

: klien dekat dengan anak tertua klien

Hubungan
Alamat / telepon

ciri-ciri tubuh : kurus, kecil

: anak
:-

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

2.

Genogram

Laki-laki

Garis keturunan

Perempuan

Tinggal serumah

Garis Hubungan

Meninggal

Riwayat keluarga
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM ataupun penyakit menular
seperti TB paru

C. RIWAYAT PEKERJAAN
: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri
dirumah
Alamat pekerjaaan
: tidak ada
Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

Pekerjaan sebelumnya

: klien sebagai ibu rumah tangga

Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

& kecukupan terhadap kebutuhan : dari anak tertua dan dari menantu klien

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tempat tinggal

: permanen (milik suami)

Jenis lantai rumah

: kayu

Keadaan lantai

: kering

Tangga rumah

: tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: aman ( tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: jamban

Kebersihan lingkungan

: bersih

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang


Derajat privasi

: kurang di perhatikan oleh menantunya

: klien bertetangga dengan cucu-cucu klien yang sudah berkeluarga


Alamat dan telepon

E.

: jl. Desa camba

RIWAYAT REKREASI
Hobby / minat

: klien senang memancing

Keanggotaan organsasi

: klien tidak mengikuti organiasi apapun

: klien hanya berdiam diri dirumah karena jarang berekreasi

F.

SISTEM PENDUKUNG
Klien di dukung oleh seorang perawat
Jarak dari rumah

: 1000 km

Rumah sakit

: tidak ada rumah sakit

: di kampung klien hanya terdapat puskesmas pembantu

Pelayanan kesehatan dirumah

: tidak ada

Makanan yang di hantarkan

: tidak ada makanan yang di hantarkan

di lakukan keluarga : keluarga klien tidak melakukan perawatan khusus kepada klien di rumah

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
: semenjak klien tua, klien jarang melakukan sholat lima waktu

H. STATUS KESEHATAN

elama setahun yang lalu : setahun terakhir, klienmenderita maag dan asam urat

lama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak prnah menderita penyakit yang parah, hsnya penyakit biasa seperti pilek,
demam

Keluhan utama
1.

Provocative / palliative

: maag

2.

Quality / quantity

: seperti di tusuk-tusuk

3.

Region

: di uluhati

4.

Severity scale

: 4 (0-10)

5.

Timing

: kadang-kadang

Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : klien mengerti kalau sakit harus ke puskesmas
untuk berobat. .
Obat obatan :
NO
1
2
3
4
5
6
7

NAMA OBAT
ANTASIDA
Cimetidine
Paracetamol
Vit B.komplek
Allopurinol
Piroxicam
Vit B.1

DOSIS
2 X sehari
3 x sehari
1 x sehari
2 x sehari
3 x sehari
3 x sehari
2 x sehari

Alergi (catatan agent dan reaksi spesifik)


Obat obatan

: klien tidak ada alergi pada obat-obatan

Makanan

: klien tidak ada alergi pada makanan

Factor lingkungan

: klien tidak ada alergi pada lingkungan

Penyakit yang pernah di derita

: klien menderita maag dan asam urat

KETERANGAN
Sebelum makan
Sesudah makan
Bila nyeri
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan

I.

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


IndeksKATZ: A
: frekuensi nafas 18x/menit, klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, bernafas melalui hidung
: klien minum air putih 1000ml/hari, klien minum kopi setiap pagi
: klien makan 3x sehari dengan nasi, ikan sayur dan kadang di tambah dengan buah
Eliminasi

: BAB 1x/hari dengan konsisten silembek, BAK >5x/hari

Aktivitas

: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri di rumah

: klien tidur cukup, tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam dalam sehari, klien merasa puas saat
bangun
: untuk kebersihan klien mengerti dan membersihkan diri setiap mandi baik itu oral hygiene maupun
vulva hygiene
: saat ditanya klien mengatakan bahwa klien masih berhubungan seksual dengan suaminya tapi
sekarang sudah mulai jarang karena keinginan untuk berhubungan itu mulai menurun sementara suami
klien masih mempunyai keinginan yang kuat.
: klien jarang berekreasi ketempat yang jauh mengingat kondisi klien, klien hanya main kerumah
tetangga yang berada di dekat rumah

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL

Konsep diri

: klien menyadari bahwa klien sudah lansia

Emos

: emosi klien labil

: klien mulai sulit untuk beradabtasi terhadap lingkungan maupun orang baru
Mekanisme pertahanan diri

: tidak terkaji

Status mental
Tingkat kesadaran

: kompos mentis

Afasia

:-

: klien mengalami dimensia sejak beberapa tahun yang lalu


: klien kadang bingung terhadap orang, waktu dan tempat terutama yang baru dilihat oleh klien
Bicara

: klien berbicara normal tapi sedikit lebih pelan

: klien menggunakan bahasa banjar dan dayak dalam kehidupan sehari-hari


Kemampuan membaca

: klien tidak bias membaca

Kemampuan interaksi

: klien mampu berinteraksi tapi secara perlahan

Vertigo

: klien tidak mengalami vertigo

Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) = 2 (fungsi mental utuh)


Mini Mental State Exam (MMSE) = 2 (baik)
Geriatric Depresion Scale

= 5 (kemungkinan depresi)

APGAR

= score 5 (menengah / sedang)

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum

: baik

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital

: TD : 130/90 mmHg

nadi : 88x/menit

RR : 18x/menit

suhu : 36 C

TB : 150 cm

BB : 50 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk dada

: simetris

2. Sekresi dan batuk

: batuk dan sekresi tidak ada

Nyeriwaktubernafas

: tidak nyeri saat bernafas

3. Polanafas
a.

Frekuensi nafas

: 18x/menit

4. Bunyinafas
a.

Normal
Vasikuler di

: semua lapang paru

Bronchial di

: atas manubrium sternum

Bronchovesikuler di

: ICS 2 percabangan bronkus

5. Pergerakan dada
6. Tractilfremitis / fremitus vocal
7. Alat bantu pernafasan

: intercostal
: tidak meningkat dan tidak menurun
: tidak memakai alat bantu pernafasan

CARDIVASKULAR (B2 : BLEEDING)


1. Nadi
Frekuensi

: 88 x/menit ,kuat

2. Bunyi jantung

: normal

3. Letak jantung

: ictus cordis teraba pada ICS 5

4. Pembesaran jantung

: tidak ada pembesaran jantung

5. Nyeri dada

: tidak ada nyeri dada

6. Edema

: tidak ada edema

7. Clubbing finger

: tidak ada

PERSARAFAN (B3 : BRAIN)


Tingkat kesadaran

: kompos mentis

1. GCS
Total GCS

: E4 M6 V5
: 15

2. Reflex

: normal

3. Koordinasi gerak

: ya

4. Kejang

: tidak

PENGINDERAAN (persepsisensori)
1. Mata (penglihatan)
a. Bentuk

: normal

b. Visus

:-

c. Pupil

: isokor

d. Gerak bola mata

: normal, tidak menyempit

e. Medan penglihatan

: normal

f.

: klien tidak mengalami buta warna

Butawarna

g. Tekanan intra okuler

: tidak

2. Hidung (penciuman)
a.

Bentuk

: normal

b.

Gangguan penciuman

: tidak ada

3. Telinga (pendengaran)
a.

Aurikel

: normal dan simetris

b.

Membrab tympani

: agak keruh

c.

Otorrhoea

: tidak ada

d.

Gangguan pendengaran

: ya

e.

Tinnitus

: tidak

4. Perasa

: menurun

5. Peraba

: menurun

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)


Masalah kandung kemih

: tidak ada masalah

Produksi urine

: 500 ml/hari

Frekuensi

: >3 x/hari

Warna

: kuning

Bau

: khas amoniak

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)

1. Mulut dan tenggorokan


a) Selaput lendir mulut

: lembab, tidak ada stomatitis

b) Lidah

: agak kotor

c) Kebersihan rongga mulut

: tidak berbau dan gigi bersih

d) Tenggorokan

: tidak sakit saat menelan

e) Abdomen

: kenyal

f) Pembesaran hepar

: tidak ada pembesaran hepar

g) Pembesaran lien

: tidak ada pembesaran lien

h) Asites

: tidak ada asites

2. Masalah usus besar dan rectum / anus


Bab

: 1 x/hari tidak ada masalah

Obat pencahar

: tidak mengkonsumsi obat pencahar

OTOT, TULANG DAN INTEGUMENT (B6 : BONE)


1. Otot dan tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM) : bebas
Kemampuan kekuatan otot
Fraktur

: tidak ada fraktur

Dislokasi

: tidak ada dislokasi

Hematom

: tidak ada hematom

2. Integument
Warna kulit

: kuning langsat

Akral

: hangat

Turgor

: tidak elastis

Tulang belakang

: kiposis

REPRODUKSI
Perempuan :
Payudara
Bentuk

: normal

Benjolan

: tidakada

Kelamin
Bentuk

: normal

Keputihan

: tidak ada keputihan

Siklus haid

: sudah menoupose

ENDOKRIN
1. Factor alergi

: tidak ada alergi

2. Kelainan endokrin

: tidak ada kelainan endokrin

PENGETAHUAN

n dirinya : klien kurang peka terhadap masalah kesehatan

ANALISA DATA
NO
1

DATA
DS : klien mengatakan keinginan untuk

ETIOLOGI
Perubahan struktur

melakukan hubungan suami istri sudah mulai

tubuh / fungsi

PROBLEM
Disfungsi seksual

berkurang sejak klien merasa memasuki usia


senja dan klien mengatakan dalam 1 minggu
klien dan suaminya sangat jarang melakukan
hubungan suami istri.
DO : - umur klien 69 tahun
- TD : 130 / 90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36C
- RR : 18 x/menit
- Klien sudah menoupose

No.
1

Dx. Kep.
1

RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan
Intervensi
Pasien dapat menerima
1. Lakukan pendekatan dan bina 1.

Rasional
Agar klien mau mengungkapkan

perubahan struktur tubuh

hubungan saling percaya

masalah nya

terutama pada fungsi seksual

dengan pasien

yang dialaminya

Bantu pasien untuk

2.

Kriteria hasil:

mengekspresikan perubahan

Mengekspresikan

fungsi tubuh termasuk organ

kenyamanan

Agar pasien lebih bisa menerima


perubahan tersebut

seksual seiring dengan

Mengekspresikan
kepercayaan diri

2.

bertambahnya usia.
3.

Berikan pendidikan kesehatan


tentang penurunan fungsi
seksual.

3.

Menambah pemahaman klien

tentang semua perubahan yang d


alami nya agar penurunan fungsi

seksual tidak menjadi beban


pikiran
4.

4.

Motivasi klien untuk


mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak, rendah kolestrol,
dan berupa diet vegetarian

No.
1

IMPLEMENTASI
Dx. Kep.
Implementasi
1
1. melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Makanan bergizi dianjurkan untuk

menjaga daya tahan tubuh karena


biasanya pada lansia daya tahan
tubuhnya menurun

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit mengerti

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk melakukan

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan merasa

hubungan suami istri berkurang

percaya

DO : - umur klien 69 tahun

2. membantu pasien untuk mengekspresikan perubahan

- TD : 130 / 90 mmHg

fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan

- Nadi : 88 x/menit

bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka saat di - RR : 18 x/menit
bombing untuk mengekspresikan masalah nya

- Klien sudah menoupose

3. memberikan pendidikan kesehatan tentang penurunan


fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa diet
vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan, sayur

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA

Nama klien : Ny. S

tanggal : 28 maret 2012

Jenis kelamin : perempuan

umur : 69 tahun

Agama : islam

suku : dayak

Alamat : islam

Pewwancara : mahasiswa akper pemkab kotim

SKOR
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah kesalahan total

PERYANYAAN
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ini ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Kapan anda lahir ?
Berapa umur anda ?
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
Siapa presiden sebelumnya?
Siapa nama kecil ibu anda ?
15 - 6

JAWABAN
28
Rabu
Rumah saya
camba
Tahun 43 an
lupa
SBY
Megawati
Tidak tahu
9
2

Keterangan :

Kesalahan : 0-2 fungsi mental utuh


Kesalahan : 3-4 kerusakan intelektual ringan
Kesalahan : 5-7 kerusakan intelektual sedang
Kesalahan : 8-10 kerusakan intelektual berat

MINI MENTAL SKORE

NO
1
2
3
4
5
6

PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini ? (dd/mm/hh)
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapa no. Telp, bila tidak ada, no rumah / jalan ?
Berapakah usia anda ?
Kapan anda lahir ?

BENAR

SALAH

7
8
9
10

Siapa nama presiden sekarang ?


Siapa nama presiden sebelumnya ?
Siapa nama ibu mu sebelum menikah ?
15 6

JUMLAH KESALAHAN :
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : gangguan intelektual ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelektual sedang
8-10 kesalahan : gangguan intelektual berat

HASIL : 2 kesalahan, baik

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar

My World and My Life


Tempat berbagi,mengadu,dan "pamer"

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
Mar
31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK PADA Ny. R DENGAN
MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2
(kelompok 5)
LAPORANPENDAHULUAN
ASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANy.R
DENGANMASALAHGANGGUANO2DANCO2

KELOMPOK5:

ADITYATAGAF

DESINOVIANTY

RYANNOORPRATAMA

SUMIANTI

WANTOANDREANTO

AKADEMIKEPERAWATAN
PEMERINTAHKABUPATENKOTAWARINGINTIMUR
JL.BATUBERLIANNO.IITELP.(0531)22960
2012

KATAPENGANTAR

PujisyukurkepadaTuhanYangMahaEsakarenaberkattaufikdanhidayahNya,
makalahinidapatdiselesaikan.Makalahinimerupakanmakalahpengetahuanbagi
mahasiswa/iakperpemkabkotimmaupunparapembacauntukbidangIlmuPengetahuan.
Makalahinisendiridibuatgunamemenuhisalahsatutugaskuliahdari
dosenmatakuliahKeperawatanAnakIdenganjudulASUHANKEPERAWATAN
GERONTIKPADANY.RDENGANMASALAHGANGGUANO2DANCO2.

Dalampenulisanmakalahinipenulisberusahamenyajikanbahasayangsederhanadan
mudahdimengertiolehparapembaca.
Penulismenyadaribahwamakalahinijauhdarisempurnadanmasihbanyak
kekurangan.Olehkarenanya,penulismenerimakritikdansaranyangpositifdan
membangundarirekanrekanpembacauntukpenyempurnaanmakalahini.Penulisjuga
mengucapkanbanyakterimakasihkepadarekanrekanyangtelahmembantudalam
penyelesaianmakalahini.

Amin.

Akhirkata,semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakitasemua.

Sampit, Maret2012

Penulis

DAFTARISI

HALAMANJUDUL

KATAPENGANTAR

ii

DAFTARISI
BAB

BAB

iii

PENDAHULUAN

1.1

LATARBELAKANG

1.2

TUJUANPENULISAN

1.3

RUMUSANMASALAH

1.4

METODEPENULISAN

1.5

SISTEMATIKAPENULISAN

II

PEMBAHASAN

2.1 LAPORANPENDAHULUANASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANY
RDENGANGANGGUANO2DANCO2
A.Pengertianoksigenasi

B.Tujuanpemberianoksigenasi

C.Anatomifisiologisistempernafasan
D.Factoryangmempengaruhisistempernafasan
E.PENATALAKSANAAN
F.MASALAHKEPERAWATAN
G.DIAGNOSAKEPERAWATAN
H.RENCANAKEPERAWATAN
DAFTARKEPUSTAKAAN
2.2 LAPORANKASUSASUHANKEPERAWATANGERONTIKPADANYDENGAN
GANGGUANo2danco2
PENGKAJIAN

15

ANALISADATA

18

RENCANAKEPERAWATAN
BAB

III

PENUTUP
3.1KESIMPULAN

22

3.2SARAN

22

DAFTARPUSTAKA

19

BABI
PENDAHULUAN

A.LatarBelakang
O2danCO2merupakanbagiandarikehidupanmanusia,sehinggakualitasoksigenasi
ikutmenentukankualitashidup.Oksigenasiadalahmemberikanalirangasoksigen(O2)
lebihdari21%padatekanan1atmosfirsehinggakonsentrasioksigenmeningkatdalam
tubuh.memberikanpengobatansesuaipenyebabdanuntukmemperbaikifungsi
oksigenasisepertidijelaskandalammakalahini.
B.Tujuan
TujuanInstruksionalUmum
Setelahmempelajarimateriini,pesertadidikdiharapkanmampumemberikanasuhan
keperawatanpadapasiendengangangguanpemenuhankebutuhanoksigenasi.

TujuanInstruksionalKhusus
Setelahmenyelesaikanbabini,pesertadidikakanmampuuntuk:
1.Menjelaskanpengertianoksigenasi
2.Menjelaskantujuanpemberianoksigen
3.Menguraikanstukturanatomisistempernapasansertafungsinya
4.Menguraikanfisiologisistempernapasan(ventilasi,difusidantransportasi)
5.Menjelaskanfaktorfaktoryangmempengaruhipernapasan
6.Menjelaskanmasalahmasalahyangtimbuldalampemenuhankebutuhanoksigen
7.Mengidentifikasitindakankeperawatanuntukmempertahankandanmemenuhi
kebutuhanpertukaranO2danCO2:
a.Pengaturanposisi
b.Latihannafasdalam
c.Batukefektif

d.Hidrasi
e.Inhalasi
f.PemberianO2
g.Fisioterapidada(vibrasidanperkusi)
h.Posturaldrainage
i.Massagepunggung
j.Pengumpulandahak
8.Menjelaskanpengkajianfungsipernapasan
9.Menjelaskankemungkinandiagnosakeperawatanyangtimbul
10.Menjelaskanperencanaan,tujuanyangakandicapaisecaraumum
11.Menjelaskanintervensikeperawatansertaevaluasi

C.Manfaat
1.Bagimahasiswa
Merupakansumbertambahaninformasidanpengetahuantentangpermasalahan
oksigenasipadamasausialanjutsebagaiacuandalammemberikanpelayanan
keperawatanpadasaatpraktiklapangan.
2.Bagiinstitusidancivitasakademika
Mengukurpengetahuandanpengalamanmahasiswadalammenyusunsuatumakalah
denganmengambildariberbagaisumberliteraturesertadijadikansebagaisumberbacaan
tambahandiperpustakaan

D.RumusanMasalah
1.Apapengertianoksigenasi?
2.Apatujuanpemberianoksigenasi?
3.Apasajaanatomisistempernafasan?
4.Apafisiologisistempernafasan?
5.Apasajafactorfactoryangmempengaruhipernafasan?

E.MetodePenulisan
Metodeyangdigunakandalampenulisanmakalahiniyaitumetodedeskriptif
denganmenggunakanstudimelaluipendekatanproseskeperawatandenganlangkah
langkahpengkajian,perumusandiagnosa,perencanaan,pelaksanaandanevaluasi.
Tehnikpengumpulandatayaitudenganmenggunakanstudikepustakaanyaitu
mempelajariDokumentasiKeperawatansertasumbersumberlainnyayang
berhubungandenganjudulmakalahdanmasalahyangdibahas

F.SistematikaPenulisan
SistematikapenulisanmakalahiniyaituKataPengantar,DaftarIsi,BabI
PendahuluanyangterdiridariLatarBelakang,RumusanMasalah,TujuanPenulisan,
MetodePenulisan,danSistematikaPenulisan.BabIIPembahasan.BabIIIPenutup
yangterdiridariKesimpulandanSaran.DaftarPustaka.

BABII
PEMBAHASAN

I.PENGERTIANOKSIGENASI
Oksigenasiadalahmemberikanalirangasoksigen(O2)lebihdari21%pada
tekanan1atmosfirsehinggakonsentrasioksigenmeningkatdalamtubuh.

II.TUJUANPEMBERIANOKSIGENASI
1.Untukmempertahankanoksigenyangadekuatpadajaringan
2.Untukmenurunkankerjaparuparu
3.Untukmenurunkankerjajantung

III.ANATOMISISTEMPERNAPASAN
A.SaluranNafasAtas

1.Hidung
Terdiriatasbagianeksternaldaninternal
Bagianeksternalmenonjoldariwajahdandisanggaolehtulanghidungdan
kartilago
Bagianinternalhidungadalahronggaberlorongyangdipisahkanmenjadi
ronggahidungkanandankiriolehpembagivertikalyangsempit,yangdisebut
septum
Ronggahidungdilapisidenganmembranmukosayangsangatbanyak
mengandungvaskularyangdisebutmukosahidung

Permukaanmukosahidungdilapisiolehselselgobletyangmensekresi
lendirsecaraterusmenerusdanbergerakkebelakangkenasofaringoleh
gerakansilia
Hidungberfungsisebagaisaluranuntukudaramengalirkedandariparu
paru
Hidungjugaberfungsisebagaipenyaringkotorandanmelembabkanserta
menghangatkanudarayangdihirupkedalamparuparu
Hidungjugabertanggungjawabterhadapolfaktori(penghidu)karena
reseptorolfaktoriterletakdalammukosahidung,danfungsiiniberkurang
sejalandenganpertambahanusia
2.Faring
Faringatautenggorokmerupakanstruktursepertitubayangmenghubungkan
hidung
danronggamulutkelaring
Faringdibagimenjaditigaregion:nasal(nasofaring),oral(orofaring),danlaring
(laringofaring)
Fungsifaringadalahuntukmenyediakansaluranpadatraktusrespiratoriusdan
digestif
3.Laring
Laringatauorgansuaramerupakanstrukturepitelkartilagoyangmenghubungkan
faringdantrakea
Laringseringdisebutsebagaikotaksuaradanterdiriatas:
Epiglotis:daunkatupkartilagoyangmenutupiostiumkearahlaringselama
menelan
Glotis:ostiumantarapitasuaradalamlaring
Kartilagotiroid:kartilagoterbesarpadatrakea,sebagiandarikartilagoini
membentuk
jakun(Adamsapple)
Kartilagokrikoid:satusatunyacincinkartilagoyangkomplitdalamlaring(terletak
dibawahkartilagotiroid)
Kartilagoaritenoid:digunakandalamgerakanpitasuaradengankartilagotiroid
Pitasuara:ligamenyangdikontrololehgerakanototyangmenghasilkanbunyi
suara(pitasuaramelekatpadalumenlaring)
Fungsiutamalaringadalahuntukmemungkinkanterjadinyavokalisasi

Laringjugaberfungsimelindungijalannafasbawahdariobstruksibendaasing
danmemudahkanbatu
4.Trakea
Disebutjugabatangtenggorok
Ujungtrakeabercabangmenjadiduabronkusyangdisebutkarina

B.SaluranNafasBawah
1.Bronkus
Terbagimenjadibronkuskanandankiri
Disebutbronkuslobariskanan(3lobus)danbronkuslobariskiri(2bronkus)
Bronkuslobariskananterbagimenjadi10bronkussegmentaldanbronkuslobaris
kiri terbagimenjadi9bronkussegmental
Bronkussegmentalisinikemudianterbagilagimenjadibronkussubsegmentalyang
dikelilingiolehjaringanikatyangmemiliki:arteri,limfatikdansaraf

2.Bronkiolus
Bronkussegmentalbercabangcabangmenjadibronkiolus
Bronkiolusmengadungkelenjarsubmukosayangmemproduksilendiryang
membentuk selimuttidakterputusuntukmelapisibagiandalamjalannapas

3.BronkiolusTerminalis
Bronkiolusmembentukpercabanganmenjadibronkiolusterminalis(yangtidak
mempunyaikelenjarlendirdansilia)

4.Bronkiolusrespiratori
Bronkiolusterminaliskemudianmenjadibronkiolusrespiratori
Bronkiolusrespiratoridianggapsebagaisalurantransisionalantarajalannapaskonduksi
dan
jalanudarapertukarangas

5.DuktusalveolardanSakusalveolar
Bronkiolusrespiratorikemudianmengarahkedalamduktusalveolardansakusalveolar
Dankemudianmenjadialveoli

6.Alveoli
MerupakantempatpertukaranO2danCO2
Terdapatsekitar300jutayangjikabersatumembentuksatulembarakanseluas70m2
Terdiriatas3tipe:
SelselalveolartipeI:adalahselepitelyangmembentukdindingalveoli
SelselalveolartipeII:adalahselyangaktifsecarametabolikdanmensekresisurfaktan
(suatufosfolipidyangmelapisipermukaandalamdanmencegahalveolaragartidak
kolaps)
SelselalveolartipeIII:adalahmakrofagyangmerupakanselselfagotosisdanbekerja
sebagaimekanismepertahanan

PARU
Merupakanorganyangelastisberbentukkerucut
Terletakdalamronggadadaatautoraks
Keduaparudipisahkanolehmediastinumsentralyangberisijantungdanbeberapa
pembuluhdarahbesar
Setiapparumempunyaiapeksdanbasis
Parukananlebihbesardanterbagimenjadi3lobusolehfisurainterlobaris
Parukirilebihkecildanterbagimenjadi2lobus
Loboslobustersebutterbagilagimenjadibeberapasegmensesuaidengansegmen
bronkusnya

PLEURA
Merupakanlapisantipisyangmengandungkolagendanjaringanelastis
Terbagimejadi2:
Pleuraparietalisyaituyangmelapisironggadada
Pleuraviseralisyaituyangmenyelubingisetiapparuparu
Diantarapleuraterdapatronggapleurayangberisicairantipispleurayangberfungsi
untukmemudahkankeduapermukaanitubergerakselamapernapasan,jugauntuk
mencegahpemisahantoraksdenganparuparu
Tekanandalamronggapleuralebihrendahdaritekananatmosfir,haliniuntuk
mencegahkolapparuparu

IV.FISIOLOGISISTEMPERNAPASAN
Bernafas/pernafasanmerupkanprosespertukaranudaradiantaraindividudan
lingkungannyadimanaO2yangdihirup(inspirasi)danCO2yangdibuang
(ekspirasi).
Prosesbernafasterdiridari3bagian,yaitu:

1.Ventilasiyaitumasukdankeluarnyaudaraatmosfirdarialveoluskeparuparu
atausebaliknya.Proseskeluarmasuknyaudaraparuparutergantungpadaperbedaan
tekananantaraudaraatmosfirdenganalveoli.Padainspirasi,dada,mengembang,
diafragmaturundanvolumeparubertambah.Sedangkanekspirasimerupakan
gerakanpasif.
Faktorfaktoryangmempengaruhiventilasi:
a.Tekananudaraatmosfir
b.Jalannafasyangbersih
c.Pengembanganparuyangadekuat

2.Difusiyaitupertukarangasgas(oksigendankarbondioksida)antaraalveolusdan
kapilerparuparu.Proseskeluarmasuknyaudarayaitudaridarahyang
bertekanan/konsentrasilebihbesarkedarahdengantekanan/konsentrasiyanglebih
rendah.Karenadindingalveolisangattipisdandikelilingiolehjaringanpembuluh
darahkapileryangsangatrapat,membraninikadangdisebutmembranrespirasi.
Perbedaantekananpadagasgasyangterdapatpadamasingmasingsisimembran
respirasisangatmempengaruhiprosesdifusi.Secaranormalgradientekananoksigen
antaraalveolidandarahyangmemasukikapilerpulmonalsekitar40mmHg.
Faktorfaktoryangmempengaruhidifusi:
a.Luaspermukaanparu
b.Tebalmembranrespirasi
c.Jumlahdarah
d.Keadaan/jumlahkapilerdarah
e.Afinitas
f.Waktuadanyaudaradialveoli
3.Transporyaitupengangkutanoksigenmelaluidarahkeselseljaringantubuhdan
sebaliknyakarbondioksidadarijaringantubuhkekapiler.
Oksigenperluditransportasikandariparuparukejaringandankarbondioksidaharus
ditransportasikandarijaringankembalikeparuparu.Secaranormal97%oksigen
akanberikatandenganhemoglobindidalamseldarahmerahdandibawakejaringan
sebagaioksihemoglobin.Sisanya3%ditransportasikankedalamcairanplasmadan
selsel.
Faktorfaktoryangmempengaruhilajutransportasi:
a.Curahjantung(cardiacOutput/CO)
b.Jumlahseldarahmerah
c.Hematokritdarah
d.Latihan(exercise)

V.FAKTORFAKTORYANGMEMPENGARUHIPERNAPASAN
Faktorfaktoryangmempengaruhioksigenasiadalah:
1.TahapPerkembangan
Saatlahirterjadiperubahanrespirasiyangbesaryaituparuparuyangsebelumnya
berisicairanmenjadiberisiudara.Bayimemilikidadayangkecildanjalannafasyang
pendek.Bentukdadabulatpadawaktubayidanmasakanakkanak,diameterdari
depankebelakangberkurangdenganproporsiterhadapdiametertransversal.Pada
orangdewasathorakdiasumsikanberbentukoval.Padalanjutusiajugaterjadi
perubahanpadabentukthorakdanpolanapas.
2.Lingkungan
Ketinggian,panas,dingindanpolusimempengaruhioksigenasi.Makintinggidaratan,
makinrendahPaO2,sehinggamakinsedikitO2yangdapatdihirupindividu.Sebagai
akibatnyaindividupadadaerahketinggianmemilikilajupernapasandanjantungyang
meningkat,jugakedalamanpernapasanyangmeningkat.
Sebagairesponterhadappanas,pembuluhdarahperiferakanberdilatasi,sehingga
darahakanmengalirkekulit.Meningkatnyajumlahpanasyanghilangdaripermukaan
tubuhakanmengakibatkancurahjantungmeningkatsehinggakebutuhanoksigenjuga
akanmeningkat.Padalingkunganyangdinginsebaliknyaterjadikontriksipembuluh
darahperifer,akibatnyameningkatkantekanandarahyangakanmenurunkan
kegiatankegiatanjantungsehinggamengurangikebutuhanakanoksigen.
3.GayaHidup
Aktifitasdanlatihanfisikmeningkatkanlajudankedalamanpernapasandandenyut
jantung,demikianjugasuplayoksigendalamtubuh.Merokokdanpekerjaantertentu
padatempatyangberdebudapatmenjadipredisposisipenyakitparu.
4.StatusKesehatan
Padaorangyangsehatsistemkardiovaskulerdanpernapasandapatmenyediakan
oksigenyangcukupuntukmemenuhikebutuhantubuh.Akantetapipenyakitpada
sistemkardiovaskulerkadangberakibatpadaterganggunyapengirimanoksigenkesel
seltubuh.Selainitupenyakitpenyakitpadasistempernapasandapatmempunyaiefek
sebaliknyaterhadapoksigendarah.Salahsatucontohkondisikardiovaskuleryang
mempengaruhioksigenadalahanemia,karenahemoglobinberfungsimembawa
oksigendankarbondioksidamakaanemiadapatmempengaruhitransportasigasgas
tersebutkedandarisel.
5.Narkotika
Narkotikasepertimorfindandapatmenurunkanlajudankedalampernapasanketika
depresipusatpernapasandimedula.Olehkarenaitubilamemberikanobatobat
narkotikanalgetik,perawatharusmemantaulajudankedalamanpernapasan.
6.Perubahan/gangguanpadafungsipernapasan
Fungsipernapasandapattergangguolehkondisikondisiyangdapatmempengarhi

pernapasanyaitu:
a.Pergerakanudarakedalamataukeluarparu
b.Difusioksigendankarbondioksidaantaraalveolidankapilerparu
c.Transporoksigendantranspordioksidamelaluidarahkedandariseljaringan.
Gangguanpadarespirasiyaituhipoksia,perubahanpolanapasdanobstruksisebagian
jalannapas.
Hipoksiayaitusuatukondisiketikaketidakcukupanoksigendidalamtubuhyang
diinspirasisampaijaringan.Halinidapatberhubungandenganventilasi,difusigas
atautransporgasolehdarahyangdapatdisebabkanolehkondisiyangdapatmerubah
satuataulebihbagianbagiandariprosesrespirasi.Penyebablainhipoksiaadalah
hipoventilasialveolaryangtidakadekuatsehubungandenganmenurunnyatidal
volume,sehinggakarbondioksidakadangberakumulasididalamdarah.
Sianosisdapatditandaidenganwarnakebiruanpadakulit,dasarkukudanmembran
mukosayangdisebabkanolehkekurangankadaroksigendalamhemoglobin.
Oksigenasiyangadekuatsangatpentinguntukfungsiserebral.Korteksserebraldapat
mentoleransihipoksiahanyaselama35menitsebelumterjadikerusakanpermanen.
Wajahoranghipoksiaakutbiasanyaterlihatcemas,lelahdanpucat.
7.Perubahanpolanafas
Pernapasanyangnormaldilakukantanpausahadanpernapasaninisamajaraknyadan
sedikitperbedaankedalamannya.Bernapasyangsulitdisebutdyspnoe(sesak).
Kadangkadangterdapatnapascupinghidungkarenausahainspirasiyangmeningkat,
denyutjantungmeningkat.Orthopneoyaituketidakmampuanuntukbernapaskecuali
padaposisidudukdanberdirisepertipadapenderitaasma.
8.Obstruksijalannapas
Obstruksijalannapaslengkapatausebagaiandapatterjadidisepanjangsaluran
pernapasandisebelahatasataubawah.Obstruksijalannapasbagianatasmeliputi:
hidung,pharing,laringatautrakhea,dapatterjadikarenaadanyabendaasingseperti
makanan,karenalidahyangjatuhkebelakang(otrhopharing)bilaindividutidaksadar
ataubilasekresimenumpukdisalurannapas.
Obstruksijalannapasdibagianbawahmelibatkanoklusisebagianataulengkapdari
salurannapaskebronkhusdanparuparu.Mempertahankanjalannapasyangterbuka
merupakanintervensikeperawatanyangkadangkadangmembutuhkantindakanyang
tepat.Onbstruksisebagianjalannapasditandaidenganadanyasuaramengorokselama
inhalasi(inspirasi).

VI.PENGKAJIANKEPERAWATAN
Secaraumumpengkajiandimulaidenganmengumpulkandatatentang:
1.Biodatapasien(umur,sex,pekerjaan,pendidikan)
Umurpasienbisamenunjukkantahapperkembanganpasienbaiksecarafisikmaupun
psikologis,jeniskelamindanpekerjaanperludikajiuntukmengetahuihubungandan

pengaruhnyaterhadapterjadinyamasalah/penyakit,dantingkatpendidikandapat
berpengaruhterhadappengetahuankliententangmasalahnya/penyakitnya.
2.Keluhanutamadanriwayatkeluhanutama(PQRST)
Keluhanutamaadalahkeluhanyangpalingdirasakanmenggangguolehklienpada
saatperawatmengkaji,danpengkajiantentangriwayatkeluhanutamaseharusnya
mengandungunsurPQRST(Paliatif/Provokatif,Quality,Regio,Skala,danTime)
3.Riwayatperkembangan
a.Neonatus:3060x/mnt
b.Bayi:44x/mnt
c.Anak:2025x/mnt
d.Dewasa:1520x/mnt
e.Dewasatua:volumeresidumeningkat,kapasitasvitalmenurun
4.Riwayatkesehatankeluarga
Dalamhaliniperludikajiapakahadaanggotakeluargayangmengalamimasalah/
penyakityangsama.
5.Riwayatsosial
Perludikajikebiasaankebiasaankliendankeluarganya,misalnya:merokok,
pekerjaan,rekreasi,keadaanlingkungan,faktorfaktoralergendll.
6.Riwayatpsikologis
Disiniperawatperlumengetahuitentang:
a.Perilaku/tanggapanklienterhadapmasalahnya/penyakitnya
b.Pengaruhsakitterhadapcarahidup
c.Perasaanklienterhadapsakitdantherapi
d.Perilaku/tanggapankeluargaterhadapmasalah/penyakitdantherapi
7.Riwayatspiritual
8.Pemeriksaanfisik
a.Hidungdansinus
Inspeksi:cupinghidung,deviasiseptum,perforasi,mukosa(warna,bengkak,eksudat,
darah),kesimetrisanhidung.
Palpasi:sinusfrontalis,sinusmaksilaris
b.Faring
Inspeksi:warna,simetris,eksudatulserasi,bengkak
c.Trakhea
Palpasi:dengancaraberdiridisampingkananpasien,letakkanjaritengahpadabagian
bawahtrakheadanrabatrakheakeatas,kebawahdankesampingsehingga
kedudukantrakheadapatdiketahui.

d.Thoraks
Inspeksi:
Postur,bervariasimisalnyapasiendenganmasalahpernapasankronisklavikulanya
menjadielevasikeatas.
Bentukdada,padabayiberbedadenganorangdewasa.Dadabayiberbentuk
bulat/melingkardengandiameteranteroposteriorsamadengandiametertranversal
(1:1).Padaorangdewasaperbandingandiameteranteroposteriordantranversal
adalah1:2
Beberapakelainanbentukdadadiantaranya:Pigeonchestyaitubentukdadayang
ditandaidengandiametertranversalsempit,diameteranteroposteriormembesardan
sternumsangatmenonjolkedepan.Funnelchestmerupakankelainanbawaandengan
ciriciriberlawanandenganpigeonchest,yaitusternummenyempitkedalamdan
diameteranteroposteriormengecil.Barrelchestditandaidengandiameterantero
posteriordantranversalsamaatauperbandingannya1:1.
Kelainantulangbelakangdiantaranya:Kiposisataubungkukdimanapunggung
melengkung/cembungkebelakang.Lordosisyaitudadamembusungkedepanatau
punggungberbentukcekung.Skoliosisyaitutergeliatnyatulangbelakangkesalahsatu
sisi.
Polanapas,dalamhaliniperludikajikecepatan/frekuensipernapasanapakah
pernapasanklieneupneayaitupernapasannormaldimanakecepatan1624x/mnt,
klientenang,diamdantidakbutuhtenagauntukmelakukannya,atautachipneayaitu
pernapasanyangcepat,frekuensinyalebihdari24x/mnt,ataubradipneayaitu
pernapasanyanglambat,frekuensinyakurangdari16x/mnt,ataukahapneayaitu
keadaanterhentinyapernapasan.
Perlujugadikajivolumepernapasanapakahhiperventilasiyaitubertambahnyajumlah
udaradalamparuparuyangditandaidenganpernapasanyangdalamdanpanjang
ataukahhipoventilasiyaituberkurangnyaudaradalamparuparuyangditandaidengan
pernapasanyanglambat.
Perlujugadikajisifatpernapasanapakahklienmenggunakanpernapasandadayaitu
pernapasanyangditandaidenganpengembangandada,ataukahpernapasanperutyaitu
pernapasanyangditandaidenganpengembanganperut.
Perlujugadikajiritme/iramapernapasanyangsecaranormaladalahreguleratau
irreguler,ataukahklienmengalamipernapasancheynestokesyaitupernapasanyang
cepatkemudianmenjadilambatdankadangdiselingiapnea,ataupernapasankusmaul
yaitupernapasanyangcepatdandalam,ataupernapasanbiotyaitupernapasanyang
ritmemaupunamplitodunyatidakteraturdandiselingiperiodeapnea.
Perlujugadikajikesulitanbernapasklien,apakahdispneayaitusesaknapasyang
menetapdankebutuhanoksigentidakterpenuhi,ataukahortopneayaitukemampuan
bernapashanyabiladalamposisidudukatauberdiri.
Perlujugadikajibunyinapas,dalamhaliniperludikajiadanyastertor/mendengkur
yangterjadikarenaadanyaobstruksijalannapasbagianatas,ataustidoryaitubunyi

yangkeringdannyaringdandidengarsaatinspirasi,atauwheezingyaitubunyinapas
sepertiorangbersiul,atauralesyaitubunyiyangmendesakataubergelembungdan
didengarsaatinspirasi,ataukahronchiyaitubunyinapasyangkasardankeringserta
didengarsaatekspirasi.
Perlujugadikajibatukdansekresinya,apakahklienmengalamibatukproduktifyaitu
batukyangdiikutiolehsekresi,ataubatuknonproduktifyaitubatukkeringdankeras
tanpasekresi,ataukahhemoptueyaitubatukyangmengeluarkandarah

Statussirkulasi,dalamhaliniperludikajiheartrate/denyutnadiapakahtakhikardi
yaitudenyutnadilebihdari100x/mnt,ataukahbradikhardiyaitudenyutnadikurang
dari60x/mnt.
Jugaperludikajitekanandarahapakahhipertensiyaitutekanandaraharteriyang
tinggi,ataukahhipotensiyaitutekanandaraharteriyangrendah.
Jugaperludikajitentangoksigenasipasienapakahterjadianoxiayaitusuatukeadaan
denganjumlahoksigendalamjaringankurang,atauhipoxemiayaitusuatukeadaan
denganjumlahoksigendalamdarahkurang,atauhipoxiayaituberkurangnya
persediaanoksigendalamjaringanakibatkelainaninternalataueksternal,atau
cianosisyaituwarnakebirubiruanpadamukosamembran,kukuataukulitakibat
deoksigenasiyangberlebihandariHb,ataukahclubbingfingeryaitumembesarnya
jarijaritanganakibatkekuranganoksigendalamwaktuyanglama.
Palpasi:
Untukmengkajikeadaankulitpadadindingdada,nyeritekan,massa,peradangan,
kesimetrisanekspansidantaktilvremitus.
Taktilvremitusadalahvibrasiyangdapatdihantarkanmelaluisistem
bronkhopulmonalselamaseseorangberbicara.Normalnyagetaranlebihterasapada
apeksparudandindingdadakanankarenabronkhuskananlebihbesar.Padaprialebih
mudahterasakarenasuarapriabesar

VII.DIAGNOSAKEPERAWATAN
Diagnosakeperawatanyanglazimterjadipadapasiendengangangguanpemenuhan
kebutuhanoksigenasidiantaranyaadalah:
1.Bersihanjalannafastidakefektif
2.Polanapastidakefektif
3.Gangguanpertukarangas
4.Penurunankardiakoutput
5.Rasaberduka
6.Kopingtidakefektif
7.Perubahanrasanyaman

8.Potensial/resikoinfeksi
9.Interaksisosialterganggu
10.Intoleransiaktifitas,dllsesuairesponklien
1.Bersihanjalannapastidakefektif
Yaitutertumpuknyasekresiatauadanyaobstruksipadasalurannapas.
Tandatandanya:
Bunyinapasyangabnormal
Batukproduktifataunonproduktif
Cianosis
Dispnea
Perubahankecepatandankedalamanpernapasan
Kemungkinanfaktorpenyebab:
Sekresiyangkentalataubendaasingyangmenyebabkanobstruksi
Kecelakaanatautrauma(trakheostomi)
Nyeriabdomenataunyeridadayangmengurangipergerakandada
Obatobatyangmenekanrefleksbatukdanpusatpernapasan
Hilangnyakesadaranakibatanasthesi
Hidrasiyangtidakadekuat,pembentukansekresiyangkentaldansulituntukdi
expektoran
Immobilisasi
Penyakitparumenahunyangmemudahkanpenumpukansekresi

2.Polanapastidakefektif
YaituresponpasienterhadaprespirasidenganjumlahsuplayO2kejaringantidakadekuat
Tandatandanya:
Dispnea
Peningkatankecepatanpernapasan
Napasdangkalataulambat
Retraksidada
Pembesaranjari(clubbingfinger)
Pernapasanmelaluimulut
Penambahandiameteranteroposterior
Cianosis,flailchest,ortopnea
Vomitus
Ekspansiparutidaksimetris
Kemungkinanfaktorpenyebab:
Tidakadekuatnyapengembanganparuakibatimmobilisasi,obesitas,nyeri
Gangguanneuromuskulerseperti:tetraplegia,traumakepala,keracunanobatanasthesi
Gangguanmuskuloskeletalseperti:frakturdada,traumayangmenyebabkankolaps
paru

CPPOseperti:empisema,obstruksibronchial,distensialveoli
Hipoventilasiakibatkecemasanyangtinggi
Obstruksijalannapasseperti:infeksiakutataualergiyangmenyebabkanspasme
bronchialatauoedema
PenimbunanCO2akibatpenyakitparu

3.Gangguanpertukarangas
Yaituperubahanasambasadarahsehinggaterjadiasidosisrespiratoridanalkalosis
respiratori.

4.Penurunankardiakoutput
Tandatandanya:
Kardiakaritmia
Tekanandarahbervariasi
Takikhardiaataubradikhardia
Cianosisataupucat
Kelemahan,vatigue
Distensivenajugularis
Outputurineberkurang
Oedema
Masalahpernapasan(ortopnea,dispnea,napaspendek,ralesdanbatuk)
Kemungkinanpenyebab:
Disfungsikardiakoutputakibatpenyakitarterikoroner,penyakitjantung
Berkurangnyavolumedarahakibatperdarahan,dehidrasi,reaksialergidanreaksi
kegagalanjantung
Cardiakarrestakibatgangguanelektrolit
Ketidakseimbanganelektrolitsepertikelebihanpotassiomdalamdarah

VIII.RENCANAKEPERAWATAN
1.Mempertahankanterbukanyajalannapas
A.Pemasanganjalannapasbuatan
Jalannapasbuatan(artificialairway)adalahsuatualatpipa(tube)yangdimasukkanke
dalammulutatauhidungsampaipadatingkatke2danke3darilingkarantrakheauntuk
memfasilitasiventilasidanataupembuangansekresi
Rutepemasangan:
Orotrakheal:mulutdantrakhea

Nasotrakheal:hidungdantrakhea
Trakheostomi:tubedimasukkankedalamtrakheamelaluisuatuinsisiyangdiciptakan
padalingkarankartilagoke2atauke3
Intubasiendotrakheal

B.Latihannapasdalamdanbatukefektif
Biasanyadilakukanpadapasienyangbedrestataupostoperasi
Carakerja:
Pasiendalamposisidudukataubaring
Letakkantangandiatasdada
Tariknapasperlahanmelaluihidungsampaidadamengembang
Tahannapasuntukbeberapadetik
Keluarkannapassecaraperlahanmelaluimulutdampaidadaberkontraksi
Ulangilangkahke3sampaike5sebanyak23kali
Tariknapasdalammelaluihidungkemudiantahanuntukbeberapadetiklalukeluarkan
secaracepatdisertaibatukyangbersuara
Ulangisesuaikemampuanpasien
Padapasienpotop.Perawatmeletakkantelapaktanganataubantalpadadaerahbekas
operasidanmenekannyasecaraperlahanketikapasienbatuk,untukmenghindari
terbukanyalukainsisidanmenguranginyeri

C.Posisiyangbaik
Posisisemifowleratauhighfowlermemungkinkanpengembanganparumaksimal
karenaisiabdomentidakmenekandiafragma
Normalnyaventilasiyangadekuatdapatdipertahankanmelaluiperubahanposisi,
ambulasidanlatihan

D.Pengisapanlendir(suctioning)
Adalahsuatumetodeuntukmelepaskansekresiyangberlebihanpadajalannapas,suction
dapatdilakukanpadaoral,nasopharingeal,trakheal,endotrakhealatautrakheostomitube.

E.Pemberianobatbronkhodilator
Adalahobatuntukmelebarkanjalannapasdenganmelawanoedemamukosabronkhus
danspasmeototdanmengurangiobstruksidanmeningkatkanpertukaranudara.
Obatinidapatdiberikanperoral,subkutan,intravena,rektaldannebulisasiatau
menghisapataumenyemprotkanobatkedalamsalurannapas.

2.Mobilisasisekresiparu
A.Hidrasi
Cairandiberikansecaraoraldengancaramenganjurkanpasien22,5literperhari,tetapi
dalammengkonsumsicairanyangbanyakbataskemampuan/cadanganjantung.
B.Humidifikasi
Pengisapanuappanasuntukmembantumengencerkanataumelarutkanlendir.

C.Posturaldrainage
Adalahposisikhuusyangdigunakanagarkekuatangravitasidapatmembantudidalam
pelepasansekresibronkhialdaribronkhiolusyangbersarangdidalambronkhusdan
trakhea,denganmaksudsupayadapatmembatukkanataudihisapsekresinya.
Biasanyadilakukan24kalisebelummakandansebelumtidur/istirahat.
Tekniknya:
Sebelumposturaldrainage,lakukan:
Nebulisasiuntukmengalirkansekret
Perkusisekitar12menit
Vibrasi45kalidalamsatuperiode
Lakukanposturaldrainage,tergantungletaksekretdalamparu.

3.Mempertahankandanmeningkatkanpengembanganparu
A.Latihannapas
Adalahteknikyangdigunakanuntukmenggantikandefisitpernapasanmelalui
peningkatanefisiensipernapasanyangbertujuanpenghematanenergimelalui
pengontrolanpernapasan
Jenislatihannapas:
Pernapasandiafragma
Pursedlipsbreathing
Pernapasansisiigabawah
Pernapasanigadanlowerback
Pernapasansegmental

B.Pemasanganventilasimekanik
Adalahalatyangberfungsisebagaipenggantitindakanpengaliran/penghembusan
udarakeruangthoraksdandiafragma.Alatinidapatmempertahankanventilasisecara

otomatisdalamperiodeyanglama.
Adaduatipeyaituventilasitekanannegatifdanventilasitekananpositif.

C.Pemasanganchesttubedanchestdrainage
Chesttubedrainage/intrapleuraldrainagedigunakansetelahprosedurthorakik,
satuataulebihchestkateterdibuatdironggapleuramelaluipembedahandindingdada
dandihubungkankesistemdrainage.
Indikasinyapadatraumaparuseperti:hemothoraks,pneumothoraks,open
pneumothoraks,flailchest.
Tujuannya:
Untukmelepaskanlarutan,bendapadat,udaradarironggapleuraatauronggathoraks
danronggamediastinum
Untukmengembalikanekspansiparudanmenatakembalifungsinormalkardiorespirasi
padapasienpascaoperasi,traumadankondisimedisdenganmembuattekanannegatif
dalamronggapleura.
Tipenya:
a.Thesinglebottlewatersealsystem
b.Thetwobottlewater
c.Thethreebottlewater
4.Mengurangi/mengoreksihipoksiadankompensasitubuhakibathipoksia
DenganpemberianO2dapatmelalui:
Nasalcanule
Bronkhopharingealkhateter
Simplemask
Aerosolmask/trakheostomycollars
ETT(endotrakhealtube)

5.MeningkatkantransportasigasdanCardiakOutput
Denganresusitasijantungparu(RJP),yangmencakuptindakanABC,yaitu:
A:Airwayadalahmempertahankankebersihanataumembebaskanjalannapas
B:Breathingadalahpemberiannapasbuatanmelaluimulutkemulutataumulutke
hidung
C:Circulationadalahmemulaikompresijantungataumemberikansirkulasibuatan
Jadisecaraumumintervensikeperawatanmencakupdidalamnya:
a.Healthpromotion
Ventilasiyangmemadai
Hindarirokok

Pelindung/maskersaatbekerja
Hindariinhaler,teteshidung,spray(yangdapatmenekannervus1)
Pakaianyangnyaman
b.Healthrestorationandmaintenance
Mempertahankanjalannapasdenganupayamengencerkansekret
Teknikbatukdanposturaldrainage
Suctioning
Menghilangkanrasatakutdenganpenjelasan,posisifowler/semifowler,significant
other
MengaturistirahatdanaktifitasdenganmemberikanHEyangbermanfaat,fasilitasi
lingkungan,tingkatkanrasanyaman,terapiyangsesuai,ROM
Mengurangiusahabernapasdenganventilasiyangmemeadai,pakaiantipisdanhangat,
hindarimakanberlebihdanbanyakmengandunggas,aturposisi
Mempertahankannutrisidanhidrasijugadenganoralhygienedanmakananyang
mudahdikunyahdandicerna
Mempertahankaneliminasidenganmemberikanmakananberseratdanajarkanlatihan
Mencegahdanmengawasipotensialinfeksidenganmenekankanprinsipmedikal
asepsis
TerapiO2
Terapiventilasi
Drainagedada

IX.IMPLEMENTASIKEPERAWATANDANEVALUASI
Implementasikeperawatansesuaidenganintervensidanevaluasidilakukansesuaitujuan
dankriteriatermasukdidalamnyaevaluasiproses.

FORMATPENGKAJIANINDIVIDU
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK

TanggalPengkajian:25Maret
2012

A.DATABIOGRAFI
Nama :NyR
TTL

:26November1939

JenisKelamin

:perempuan

Pendidikan

:SD

Agama

:Islam

Gol.Darah:O

StatusPerkawinan:Janda
TB/BB

:160cm,44kg

Penampilan

:Rapi,berjilbabCiriciritubuh:Kurus,kulitsawomatang

Alamat

:Kel.KotaBesiHuluRT02/RW05
Kec.KotaBesiTelp/HP08125086514

Kab.Kotamadya
OrangYangDekat

:Anak

Hubungan

:Ibudananak

Alamat/Telpon

:Kel.KotaBesiHuluRT02/RW05

B.RIWAYATKEPERAWATAN
1.

Genogram

Keterangan: :Lakilaki

:Perempuan

:GarisKeturunan

.......:TinggalSerumah

:GarisHubungan

:Meninggal

2.RiwayatKeluarga
Dalamkeluargaklientidakadayangmnderitapenyakitmenurunseperti
DM,hipertensi,asma,dll.Tidakadapulayangmnderitapenyakitmenularseperti
TBC.

C.RIWAYATPEKERJAAN
Pekerjaansaatini

:saatiniklienbekerjasebagaipetani

Alamatpekerjaan

Jarakdarirumah

:1km

Alattransportasi

:jalankaki

Pekerjaansebelumnya

:sebelumnyaklienbekerjasebagaipetanijuga

Jarakdarirumah

:1km

Alattransportasi

:jalankaki

Sumbersumberpendapatan&kecukupanterhadapkebutuhan:pendapatankliendi
dapatdarihasilpanen,danjugabiasanyadidapatdarianakanaknyayangsudah
bekerja.

D.RIWAYATLINGKUNGANHIDUP
Jenislantairumah

:Kayu

Kondisilantai

:Kering

Tanggarumah

:Ada :aman(adapegangan)

Penerangan

:cukup

Tempattidur

:aman(pagarpembatas,tidakterlalutinggi)

Alatdapur

:tertatarapi

WC

:Ada

Kebersihanlingkungan

:bersih(tidakadabarangmembahayakan)

:aman(posisiduduk,adapegangan)

Jumlahorangyangtinggaldalamsaturumah:5orang
TetanggaTerdekat:Ada

E.RIWAYATREKREASI
HobbyatauMinat:berkebun,bertani,menjahit,memasak
Keanggotaanorganisasi:ketuaarisankampong,anggotaarisankeluarga
LiburanatauPerjalanan:pernahmemunaikanibadahHaji

F.SISTEMPENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi*
Jarakdarirumah
RumahSakit

:perawat

:500meter
:tidakada

Klinik

:ada,jarak1km

PelayananKesehatanDirumah

:tidakada

Makananyangdihantarkan

:tidakada

Perawatanseharihariyangdilakukankeluarga:tidakada

G.DESKRIPSIKEKHUSUSAN
KebiasaanRitual :klienbiasanyatiapmalamjumatmenyiapkansesajianuntuk
leluhur
Yanglainnya

H.STATUSKESEHATAN
StatusKesehatanumumSelamasetahunyanglalu:asma,rematik,vertigo
Statuskesehatanumumselama5tahunyanglalu:asma,batukbatuk
KeluhanUtama:asma
1.Provocative/Paliative

:sesaknafas

2.Quality/Quantity

:sepertitertusuktusuk

3.Region

:uluhati

4.SeverityScale

:5(skalasedang)

5.Timing

:hilangtimbul

Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan:biasanyabilatimbulklien
minumobatyangtelahdianjurkandanseringminumairhangat.

Obatobatan:
NO
1.

NAMAOBAT
Salbutamol2mg

DOSIS
3x1

KETERANGAN

2.
3.

dexametason
Vit.C

3x1
3X1

Alergi(CatatanAgentdanReaksiSpesifik)
Obatobatan

:tidakada

Makanan

:tidakada

FaktorLingkungan :cuacadingin,debu,polusi

Penyakityangdiderita:asma,rematik,vertigo

I.AKTIVITASHIDUPSEHARIHARI(ADL)
IndeksKATZ

:A

Oksigenasi

CairandanElektrolit
dampingitehdankopi

:klienminumairputih1500mlperhari,di

Nutrisi

:klienmakannasi,lauk,dansayur3kalisehari

Eliminasi

:BAK3kaliperhari,BAB1kaliperhari

Aktivitas

:tiaphariklienpergikesawahuntukbertani

IstirahatdanTidur

:istirahatkliencukup,tidurseharikira210jam

PersonalHygiene

:klienmampumandi,BAB,BAKsendiritanpabantuan

Seksual

:kebutuhanseksualtidakterpenuhikarenasuamiklien
sudahlamameninggal

J.PSIKOLOGI,KOGNITIFDANPERSEPTUAL
KonsepDiri
lansia

:klienmampumenerimabahwadirinyaseorang

Emosi

:stabil

Adaptasi

:klienmampuberadaptasidenganlingkungansekitar

Statusmental

:baik

TingkatKesadaran

:composmentis

Dimensia

:tidak

Orientasi

:normal

Bicara

:normal

Bahasayangdigunakan

:jawa,indonesia

Kemampuanmembaca

:bisa

Kemampuaninteraksi

:sesuai

Vertigo

:ya

ShortPortebleMentalStatusQuestionaire(SPMSQ)=
MiniMentalStateExam(MMSE)=
GeriatrikDepresionScale
APGAR

=
=

K.TINJAUANSISTEM
KeadaanUmum

:Baik

TingkatKesadaran

:Composmentis

TandatandaVital

:TD130/90mmHgNadi:88x/menit
RR26X/menitSuhu:36,20c
TB:160cm BB:44Kg

PENGKAJIANPERSISTEM
PERNAFASAN(B1:BREATHING)
1.Bentukdada:Simetris
2.SekresidanBatuk
Batuk

:ya

Sputum:tidak

ada

Nyeriwaktubernafas:ya
3.Polanafas
a.FrekwensiNafas:28x/menit
Irguler

HiperVentilasi

4.Bunyinafas
a.Normal
vesikulerdi.........................................
Bronchialdi..............................................
Bronchovesikulerdi.....................................
b.Abnormal

Stridorlokasi............................

Strerorlokasi...............................

Wheezinglokasi..........................

Raleslokasi...............

Ronchilokasi....................

Krepitasilokasi.................................

FrictionRaplokasi.......................

c.ResonenLokal
Pectoreloguy

Bronchofoni

Egofoni

5.Pergerakandada
Intercostal
TrachealTag

Lainlain

SupraClavicula

Substernal

Suprasternal

FlailChest

BagandMask

Tracheostomi

6.TractilFremitis/FremitusVokal
Meningkat

lokasi

Menurunlokasi

Lainlain

7.AlatBantuPernafasan
Nasal

Masker

Respirator

CARDIOVASKULER(B2:BLEEDING)
1.Nadi
Frekuensi88x/menit
Reguler

2.BunyiJantung
Normal

3.LetakJantung
Ictuscordisterabapada.................
4.PembesaranJantung

Kuat

tidak

5.NyeriDada
Ya

6.Edema:TidakAda
7.ClubbingFinger
Tidak

PERSYARAFAN(B3:BRAIN)
TingkatKesadaran:
ComposMentis

1.GCS:
Eye:4Verbal:5Motorik:6
TotalGCS:15
2.Refleks

Normal
3.KoordinasiGerak:

Ya

4.Kejang

Tidak

5.Lainlain..........................................

PENGINDERAAN(PERSEPSISENSORI)
1.Mata(Penglihatan)
a.Bentuk
Normal

b.Visus.....................
Pupil:
Isokor

c.GerakbolaMata:
Normal

d.MedanPenglihatan:
Normal

e.ButaWarna
Tidak

f.

Tekananintraokuler

Meningkat

2.Hidung(Penciuman)

a.

Bentuk

Normal

b.

GangguanPenciuman

Tidak

3.Telinga(Pendengaran)
a.

Aurikel

Normal

b.Membrantympani
Terang

c.Otorrhoea:
Ya,jenis.......................

d.

GangguanPendengaran: Tidak

e.

Tinitus:

Tidak

4.Perasa
Normal

5.Peraba
Normal

PERKEMIHANELIMINASIURI(B4:BLADDER)

Tidak

MasalahKandungKemih
Tidakadamasalah

ProduksiUrine250ml/hari Frekuensi5.x/hari
Warnakuningpekat,BauamoniakLainlain....................................

PENCERNAANELIMINASIALVI(B5:BOWEL)
1.MulutdanTenggorokan
a.Mulut
SelaputLendirMulut
Lembab

b.Lidah
bersih

c.

KebersihanRonggaMulut

TidakBerbau
d.Tenggorokan:

GigiBersih

tidakadasakitmenelan

e.Abdomen
Kenyal

Nyeritekan,tidakada

Benjolan,tidakada

f.

Pembesaranhepar

tidak

g.

PembesaranLien

tidak

h.

Asites

tidak

i.Lainlain.............................

2.Masalahususbesardanrektum/anus
BAB1X/hari
Tidakadamasalah

OTOT,TULANGDANINTEGUMENT(B6:BONE)
1.OtotdanTulang
Kemampuanpergerakansendilengandantungkai(ROM)

Terbatas

Kemampuankekuatanotot
Fraktur
Tidak

Dislokasi
Tidak

Haemotom
Tidak

2.Integumen
WarnaKulit:sawomatang

Turgor: TidakElastic

REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara
Bentuk

Simetris

Akral:hangat

Benjolan tidak

Kelamin
Bentuk

normal

Keputihan

tidak

ENDOKRIN
1.FaktorAlergi
Tidak

Manifestasi:tidakada
CaraMengatasi:tidakada
2.Kelainanendokrin:tidakada

PENGETAHUAN:
Pengetahuankliententangkesehatandirinya:klienmengetahuijikadirinyamempunyai
penyakitasmabiasanyaminumobatyangdianjurkandanjugaminumairhangatsaat
terasanyeri

Sampit,25Maret2012
Mahasiswayangmengkaji,

.........................................
NIM.

ANALISADATA

NO
DATA
1.DS:Klienmengatakansayasesak
nafasbilacuacadingindanada
debu
DO:KlienNampaksesaknafas
disertaibatukkering
tidakadasputum
frekuensinafas28x/mnt
typepernafasankusmaul
terdengarbunyironchipada
apexparukiri/kanan

ETIOLOGI
kerusakan
membranealveoli

PROBLEM
Gangguanpertukarangas
O2danCO2


RENCANAKEPERAWATAN
No.
1.

Dx.
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kep.
1
GangguanpertukaranO2dan 1.Kajidanmonitorfrekuensi 1.Sebagaiindicatoradanya
CO2teratasidengan
nafas
gangguannafasdanindicat
criteria:
dalamtindakanselanjutnya
Kilenmengatakansesak
nafasberkurangatau
2.Berkurangnyatekanan
hilang
diafragmakeatassehingga
Klientidakbatuklagi
2.Beriposisiyang
ekspresiparumaksimal
Frekuensinafasdalam
menyenangkansesuaidengan sehinggakliendapatbernaf
batasnormal(1618
keinginanklien.(posisisemi
denganleluasa
x/mnt)
fowler)
3.Batukyangefektifmerupa
salahsatucarayangbaikda
3.Ajarkanklienuntukbatuk
efektifuntukmengeluarkan
efektif
secret.

4.klkienuntukmembatasi
aktifitas

4.Menurunkanjumlahkonsu
ataukebutuhanselamaperi
penurunanpernafasansehin
dapatmenurunkangejala
gangguanpertukarangasO
danCO2.
5.Untukmempertahankan
sirkulasiO2danCO2

5.PertahankansirkulasiO2
dalamruangan

No.
1.
1.

Dx.Kep.
Implementasi
1
1.Mengkajidanmonitorfrekuensinafas

Evaluasi
S:Klienmengatakansayamasih
seringsesaknafas

2.memberiposisiyangmenyenangkansesuaidengan
keinginanklien.(posisisemifowler)
O:KlienNampaksesaknafasdisertaib
3.mengajarkanklienuntukbatukefektif
kering
4.menganjurkanklienuntukmembatasiaktifitas tidakadasputum
5.mempertahankansirkulasiO2dalamruangan frekuensinafas28x/mnt

typepernafasankusmaulterde
bunyironchipadaapexparukiri/k

BABIII
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
LansiamengalamipersoalankhusustentanggangguanO2danCO2,itutidak
jauhdaripenyebabpenurunanfungsitubuhdanfactorusia.Kitatentunya
mengetahuifungsitubuhsangatmemerlukanO2danCO2yangdisurveymelalui
systemKardiovaskuler,apabiladalamsytemkardiovaskulertergganggutentu
akanmengganggudalampertukarangasO2danCO2keberbagaijaringantubuh.
Akhirakhirinibanyakmasalahyangterjadidikotakotabesardalammasalah
kesehatanudara,terutamapolusiyangsemakinharisemakinmengkhawtirkan
karenamerusakkesehatanterutamaterhadapmanula.

3.2

SARAN
PerludiingatdalammasalahkesehatanpernapasandalamhalO2danCO2
sangatpentingdijagakarena2halinisangatpentingdandiperlukandalamsystem
hidup.MakadariituKitaharusmenjagasejakdini.Banyakcaraagarkitahidup
selalusehatbaikitudengangayahidupyangtidaksehatperluditinggalkan,
konsumsimakanandengangiziyangseimbang,danolahragateratur.Semuayang
kitaakukanpadamasamudaakankitapetiksaattua.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
2.
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL
(kelompok6)
OLEH :
HENDRYANTO
IDA KUSUMADINATA
SYARIFAH NUR HASANAH. A

KATAPENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhanYangMAhaEsa,atasberkat,rahmaddanhidayahNya,
sehinggakamidapatmenyelesaikanmakalahdenganjudulPsikologiPadaLansia

Dalampenyusunanmakalahinikamibanyakmengalamiberbagaimasalah,
atasbantuandandukungandariberbagaipihak,makalahinidapatselesai.

Dalamkesempataninikamibanyakmengucapkanterimakasihkepadarekan
rekanmahasiswasertadosenAkperyangbanyakmembantudalampenyelesaianmakalahini.

Kamimenyadaridalampenulisanmakalahinimasihjauhdarisempurna,olehkarenaitu
sarandankritikyangsifatnyamembangunsangatkami
harapkanuntukpenyempurnaanmakalahinidansemogabermanfaatbagikitasemua.

Sampit,maret2012

TimPenulis

DAFTARISI

KATAPENGANTAR
DAFTARISI
BAB I

i
ii

PENDAHULUAN

1.1

LATARBELAKANG

1.2

TUJUANPENULISAN

1.3

METODEPENULISAN

1.4
BAB II

SISTEMATIKAPENULISAN
PEMBAHASAN
2.1DEFINISI
2.2ETIOLOGI
2.3ASUHANKEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP
3.1KESIMPULAN

DAFTARPUSTAKA

BABI
PENDAHULUAN
1.1.LATARBELAKANG
Penuaanadalahkonsekuensiyangtidakdapatdihindari.Walaupunproses
penuaanbenaradanyadanmerupakansesuatuyangnormal,tetapipadakenyataannya
prosesinimenjadibebanbagioranglaindibadingkandenganproseslainyangterjadi.
Perawatyangakanmerawatlansiaharusmengertisesuatutentangaspekpenuaanyang
normaldantidaknormalsertamengetahuikonsepgangguanpsikologipadalansia.

1.2.TUJUANPENULISAN
Penulisanmakalahbertujuanagarpembacamengetahuidanmemahamikonsep
psikologipadalansia.Untukparaperawatagardapatmengaplikasikanpengetahuanyang
didapatkedalamprakteklapangan.

1.3.METODEPENULISAN
Dalampenulisanmakalahinikamimenggunakanmetodekepustakaan.

1.4.SISTEMATIKAPENULISAN
Sistematikapenulisanyaitu:BABIPENDAHULUAN,BABII
PEMBAHASAN,BABIIIPENUTUP.

BABII
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
Prosesmenua(lansia)adalahprosesalamiyangdisertaiadanyapenurunan
kondisifisik,psikologismaupunsosialyangsalingberinteraksisatusamalain.Keadaan
itucenderungberpotensimenimbulkanmasalahkesehatansecaraumummaupun
kesehatanjiwasecarakhususpadalansia.
Masalahkesehatanjiwalansiatermasukjugadalammasalahkesehatanyang
dibahaspadapasienpasienGeriatridanPsikogeriatriyangmerupakanbagiandari
Gerontologi,yaituilmuyangmempelajarisegalaaspekdanmasalahlansia,meliputi
aspekfisiologis,psikologis,sosial,kultural,ekonomidanlainlain(Depkes.RI,1992:6)
SementaraPsikogeriatriadalahcabangilmukedokteranjiwayangmempelajari
masalahkesehatanjiwapadalansiayangmenyangkutaspekpromotof,preventif,kuratif
danrehabilitatifsertapsikososialyangmenyertaikehidupanlansia.
PsikologiLansia
Ada4ciriyangdapatdikategorikansebagaipasienGeriatridanPsikogeriatri,yaitu:
1.Keterbatasanfungsitubuhyangberhubungandenganmakinmeningkatnyausia.
2.Adanyaakumulasidaripenyakitpenyakitdegeneratif
3.Lanjutusiasecarapsikososialyangdinyatakankrisisbila:a)Ketergantunganpada
oranglain(sangatmemerlukanpelayananoranglain),b)Mengisolasidiriataumenarik
diridarikegiatankemasyarakatankarenaberbagaisebab,diantaranyasetelahmenajalani
masapensiun,setelahsakitcukupberatdanlama,setelahkematianpasanganhidupdan
lainlain.
4.Halhalyangdapatmenimbulkangangguankeseimbangan(homeostasis)sehingga
membawalansiakearahkerusakan/kemerosotan(deteriorisasi)yangprogresifterutama
aspekpsikologisyangmendadak,misalnyabingung,panik,depresif,apatisdsb.Halitu
biasanyabersumberdarimunculnyastressorpsikososialyangpalingberat,misalnya
kematianpasanganhidup,kematiansanakkeluargadekat,terpaksaberurusandengan
penegakhukum,atautraumapsikis.

ASPEKASPEKPSIKOLOGISPADAPENUAAN
Aspekpsikologispadalansiatidakdapatlangsungtampak.Pengertianyangsalahtentang
lansiaadalahbahwamerekamempunyaikemampuanmemorydankecerdasanmental
yangkurang.Berikutaspekpsikologispadapenuaan:

A.Kepribadian,intelegensidansikap
Tesintelegensidenganjelasmemperlihatkanadanyapenurunankecerdasanpada
lansia.Lansiaseringkalimempertahankansikapyangkuat,sehinggasikapnyalebihstabil
dansedikitsulituntukdiubah.
B.Teoriaktivitasdanpelepasan
Teoripelepasan:Lansiasecaraberangsurangsurmengurangiaktivitasnyadanbersama
menarikdiridarimasyarakat.
Teoriaktivitas:Sebagaiorangyangtelahberumur,merekameninggalkanbentuk
aktivitasyangpasti,danmengkompensasidenganmelakukanbanyakaktivitasyangbaru.
PERUBAHANASPEKPSIKOSOSIAL
Padaumumnyasetelahorangmemasukilansiamakaiamengalamipenurunan
fungsikognitifdanpsikomotor.Fungsikognitifmeliputiprosesbelajar,persepsi,
pemahaman,pengertian,perhatiandanlainlainsehinggamenyebabkanreaksidan
perilakulansiamenjadimakinlambat.Sementarafungsipsikomotorik(konatif)meliputi
halhalyangberhubungandengandorongankehendaksepertigerakan,tindakan,
koordinasi,yangberakibatbahwalansiamenjadikurangcekatan.
Denganadanyapenurunankeduafungsitersebut,lansiajugamengalami
perubahanaspekpsikososialyangberkaitandengankeadaankepribadianlansia.
Beberapaperubahantersebutdapatdibedakanberdasarkan5tipekepribadianlansia
sebagaiberikut:
1.TipeKepribadianKonstruktif(Constructionpersonalitiy),biasanyatipeinitidak
banyakmengalamigejolak,tenangdanmantapsampaisangattua.
2.TipeKepribadianMandiri(Independentpersonality),padatipeiniadakecenderungan
mengalamipostpowersindrome,apalagijikapadamasalansiatidakdiisidengan
kegiatanyangdapatmemberikanotonomipadadirinya.
3.TipeKepribadianTergantung(Dependentpersonalitiy),padatipeinibiasanyasangat
dipengaruhikehidupankeluarga,apabilakehidupankeluargaselaluharmonismakapada

masalansiatidakbergejolak,tetapijikapasanganhidupmeninggalmakapasanganyang
ditinggalkanakanmenjadimerana,apalagijikatidaksegerabangkitdarikedukaannya.
4.TipeKepribadianBermusuhan(Hostilitypersonality),padatipeinisetelahmemasuki
lansiatetapmerasatidakpuasdengankehidupannya,banyakkeinginanyangkadang
kadangtidakdiperhitungkansecaraseksamasehinggamenyebabkankondisiekonominya
menjadimoratmarit.
5.TipeKepribadianKritikDiri(SelfHatepersonalitiy),padalansiatipeiniumumnya
terlihatsengsara,karenaperilakunyasendirisulitdibantuoranglainataucenderung
membuatsusahdirinya.
PERUBAHANDALAMPERANSOSIALDIMASYARAKAT
Akibatberkurangnyafungsiinderapendengaran,penglihatan,gerakfisikdan
sebagainyamakamunculgangguanfungsionalataubahkankecacatanpada
lansia.Misalnyabadannyamenjadibungkuk,pendengaransangatberkurang,penglihatan
kaburdansebagainyasehinggaseringmenimbulkanketerasingan.Halitusebaiknya
dicegahdenganselalumengajakmerekamelakukanaktivitas,selamayangbersangkutan
masihsanggup,agartidakmerasaterasingataudiasingkan.Karenajikaketerasingan
terjadiakansemakinmenolakuntukberkomunikasidenganoranglaindankdangkadang
terusmunculperilakuregresisepertimudahmenangis,mengurungdiri,mengumpulkan
barangbarangtakbergunasertamerengekrengekdanmenangisbilaketemuoranglain
sehinggaperilakunyasepertianakkecil.
Dalammenghadapiberbagaipermasalahandiataspadaumumnyalansiayang
memilikikeluargabagiorangorangkita(budayaketimuran)masihsangatberuntung
karenaanggotakeluargasepertianak,cucu,cicit,sanaksaudarabahkankerabat
umumnyaikutmembantumemelihara(care)denganpenuhkesabarandan
pengorbanan.Namunbagimerekayangtidakpunyakeluargaatausanaksaudarakarena
hidupmembujang,ataupunyapasanganhidupnamuntidakpunyaanakdanpasangannya
sudahmeninggal,apalagihidupdalamperantauansendiri,seringkalimenjaditerlantar.
KEPERAWATANGERONTIKGERIATRINURSING
Geriatrinursingadalahspesialiskeperawatanlanjutusiayangdapatmenjalankan
perannyapadatiapperananpelayanandenganmenggunakanpengetahuan,keahlian,dan
keterampilanmerawatuntukmeningkatkanfungsioptimallanjutusiasecara
komprehensif.Karenaitu,perawatanlansiayangmenderitapenyakitdandirawatdiRS
merupakanbagiandarigeronticnursing.
PENDEKATANPERAWATANLANJUTUSIA
A.Pendekatanfisik

Perawatanfisiksecaraumumbagiklienlanjutusiaada2bagianyaitu:
Klienlanjutusiayangmasihaktif,yangmasihmampubergeraktanpabantuanorang
lain.
Klienlanjutusiayangpasifatautidakdapatbangunyangmengalamikelumpuhanatau
sakit.

B.Pendekatanpsikis
Perawatanmempunyaiperananyangpanjanguntukmengadakanpendekatanedukatif
padaklienlanjutusia,perawatdapatberperansebagaisupporter,interpreterterhadap
segalasesuatuyangasing,sebagaipenampungrahasiapribadidansebagaisahabatyang
akrab.
C.Pendekatansosial
Mengadakandiskusi,tukarpikiran,danberceritamerupakanupayaperawatandalam
pendekatansosial.Memberikesempatanberkumpulbersamadengansesamaklienlanjut
usiauntukmenciptakansosialisasimereka.
D.Pendekatanspiritual
Perawatharusbisamemberikanketenangandankepuasanbatindalamhubungannya
dengantuhanatauagamayangdianutnya,terutamajikakliendalamkeadaansakitatau
mendekatikematian.
MASALAHKEPERAWATANPSIKOSOIALPADALANSIA:
Berdukadisfungsional,
Ketidakberdayaan,
Gangguanpolatidur,
Resikoterhadapcedera,
Perubahannutrisi,
Defisitperawatandiri,

Ansietas.
TUJUAN&TINDAKAN
Tujuan:mengajarkanklienuntukberseponsemosionalyangadaptif.
Tindakan:
Lingkunganaman,
Cegahterjadinyakecelakaan,
Hubungansalingpercayaperawatklien,
Doronguntukmengekspresikanpengalamanyangmenyakitkanuntukmengurangi
intensitasmasalah,
Ubahpikirannegatifdanidentifikasiaspekpositif(kemampuan,keberhasilan),
Bantumengubahpersepsiyangsalah/negatifmenjadipositif,
Beripujian,
Libatkandalamkegiatandaninteraksisosial,
Meningkatkanstatuskesehatan:perawatandiri,istirahat,makan,minum.

BABIII
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Prosesmenua(lansia)adalahprosesalamiyangdisertaiadanyapenurunan
kondisifisik,psikologismaupunsosialyangsalingberinteraksisatusamalain.
Keadaanitucenderungberpotensimenimbulkanmasalahkesehatansecaraumum
maupunkesehatanjiwasecarakhususpadalansia.
Aspekpsikologispadalansiatidakdapatlangsungtampak.Pengertianyangsalah
tentanglansiaadalahbahwamerekamempunyaikemampuanmemorydan

kecerdasanmentalyangkurang.OlehkarenaituUntukparaperawatagardapat
mengaplikasikanpengetahuanyangdidapatkedalamprakteklapangan.

DAFTARPUSTAKA
Carpenito,L.DiagnosaKeperawatanAplikasiPadaPraktekKlinis,Edisike6,EGC,
Jakarta,2000.
Nugroho,Wahjudi.KeperawatanGerontik,Edisike2,EGC,Jakarta2000.
Leeckenotte,AnneteGlesler.PengkajianGerontologi,Edisike2,EGC,Jakarta,1997.
Watson,Roger.PerawatanLansia,Edisike3,EGC,Jakarta2003

CONTOH ASKEP PSIKOSOSIAL PADA LANSIA


I. PENGKAJIAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Ny.R

Jenis Kelamin

: Perempuan

Golongan Darah

:-

Tempat Tanggal Lahir

: Pembuang,

Pendidikan Terakhir

: SD

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Janda

TB/BB

: 130 cm

Penampilan

: Rapi, berjalan agak lambat sudah ada tanda kifosis

Alamat

: Baamang, RT 2, RW 1

Orang yang mudah Dihub.

: Juai

Alamat & telepon

: 085752752487

A. Riwayat Keluarga
Genogram :

B. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini

: Tidak ada

Alamat pekerjaan

:-

Berapa Jarak Dari Rumah : Alat Transportasi

:-

Pekerjaan Sebelumnya

: Memantat

Berapa jarak dari rumah

: 100 meter

Alat Transportasi

: Tidak ada (jalan kaki)

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:cukup untuk


kebutuhan sehari-hari.

C. Riwayat Lingkungan Hidup


Type tempat tinggal : Permanen
Jenis Lantai : tanah, x tegel,
porselin,
lainya. Sebutkan !papan
Kondisi lantai : licin, x lembab,
kering,
lainnya. Sebutkan !.............................
Tangga Rumah :
Tidak ada

Ada : aman (ada pegangan),

tidak aman

Penerangan : x cukup,
kurang
Tempat Tidur : x aman, (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi),
Alat dapur : x berserakan,
tertata rapi,
WC :

tidak aman

Tidak ada
x Ada : x aman (posisi duduk, ada pegangan),

tidak aman (lantai licin, tidak ada

pegangan)
Kebersihan lingkungan :x bersih (tidak ada yang membahayakan),
tidak aman (pecahan kaca, gelas, paku,dll.)
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :5 orang
Derajat Privasi
:Baik
Tetangga Terdekat :Suriansyah
Alamat dan Telpon :-

D. Riwayat Rekreasi
Hobbi/Minat
Keanggotaan dalam organisasi
Liburan/perjalanan

: Memasak
:PKK
:-

E. System Pendukung
Perawat/Bidan/dokter/fisiotherapi :Perawat dan bidan
Jarak dari rumah
:2 KM

tidak bersih dan

Rumah Sakit
: RSUD Dr. MURJANI Jaraknya 15 KM
Klinik
:
Pelayanan kesehatan di rumah
:Tidak ada
Makanan yang dihantarkan
:Nasi, Sayur, dan Lauk.
Perawat sehari-hari yang dilakukan keluarga
:Menyediakan Makanan.
Lain-lain
:F. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual

:Klien sudah tidak sholat lagi, karena sudah tua.

Yang lainnya

: Sering memberi sesajen di air.

G. Status Kesehatan
Riwayat Penyakit dahulu

:Klien tidak pernah sakit yan serius yang harus


diopname dirumah sakit, namun klien sering
merasa pusing, dan nyeri-nyeri di kakinya.

Keluhan Utama

:P : Destruksi sendi, Q : menusuk-nusuk, R ; Kaki, S :


3 (Sedang) T : kadang-kadang.

Obat-obatan :
NO

Alergi :

NAMA OBAT

DOSIS

KET

Obat-obatan
:Tidak Ada
Makanan
:Tidak Ada
Faktor Lingkungan
:Tidak Ada
Penyakit yang diderita : Reumatik

H. Aktifitas Hidup Sehari-hari


Indeks Katz:A
Oksigenasi, Cairan dan elektrolit :RR = 18x/menit, dada simetris, tidak ada sianosis,
minum air kopi dan air putih 600 cc/hari.
Nutrisi:Klien makan 3x/hari, sekali makan 1 sendok nasi.
Eliminasi:BAK 2x/hari, BAB 1x/hari
Aktifitas:klien dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan, namun secara postur
klien semestinya memakai tongkat karena sudah ada tanda kifosis.
Istirahat dan Tidur: Klien tidur malam selama 7 jam, tidur siang selama 1 jam.
Personal hygiene: Klien mandi 2x/hari.
Seksual: merasa sudah tidak ada lagi kepikiran masalah seksual karena merasa
dirinya sudah tua dan sudah tidak memilliki pasangan lagi.
I. Psikologis, Kognitif dan perceptual
Konsep Diri : Klien merasa kurang percaya diri apabila tidak ada keluarganya
disampingnya.
Emosi
: Klien Tidak pernah menunjukan emosi yang berlebihan.
Adaptasi
: Klien sangat akrab dengan penghuni rumah dan
tetangganya, namun agak
malu-malu dengan penulis.
Mekanisme pertahanan diri : Bila ada masalah klien selalu mengutarakan
masalahnya kepada
anak dan cucunya.
Status Mental:
Tingkat Kesadaran:kompos mentis
Afasia: Tidak ada, klien dapat dengan jelas berbicara
Dimentia
:xya,
tidak
Orientasi
: x normal,
bingung,
tidak ada respon
Bicara
: x normal,
gagap,
afasia,
Blocking
Bahasa yang digunakan : Banjar
Kemampuan membaca : x bisa,
tidak
Kemampuan interaksi : x sesuai,
tidak. Sebutkan!
Pendengaran
: x normal,
terganggu kanan/kiri,
alat bantu
pendengaran

Penglihatan
kanan/kiri,

: xnormal,
buta kanan/kiri,

kacamata,
lensa kontak,
terganggu
kabur kanan/kiri, lainnya. Sebutkan!

Vertigo
:
ya,
tidak
Short Portable Mental Status Quenstionare
Mini-Mental State Exam
(MMSE)
Ringgan
Inventaris Depresi Beck
J. Pengkajian Fisik
1. Data Klinik
:
Keadaan umum
Tingkat Kesadaran
GCS
Tinggi Badan
Kg.
Temperatur
Tekanan Darah

:
:Gangguan Intelektual
:Kemungkinan Defresi

: Baik,
:CM
:M = 4, V = 5, P = 6, (15)
:130cm
6
6 cNadi
:36
:120/90mmHg

Berat badan : 36

: 80x/menit.

2. Pernapasan dan sirkulasi :


Frekuensi napas
:18x/menit
Kualitas
: : normal,
dangkal,
cepat
Batuk
:
ya,
tidak, Jelaskan, kadang-kadang
Auskultasi
:
Lobus kanan atas :
normal,
pucat,
menurun,
tidak ada,
suara tidak normal
Lobus kiri atas
:
normal,
pucat,
menurun,
tidak ada,
suara tidak normal
Lobus kanan bawah
:
normal,
pucat,
menurun,
tidak
ada,
suara tidak normal
Lobus kiri bawah :
normal,
pucat,
menurun,
tidak ada,
suara tidak normal

3. Metabolik Integumen
Kulit :

Warna :
normal,
pucat,
cianosis,
bintik hitam
Turgor :
norma,
menurun
Lecet: tidak,
ya !sebutkan.................
Bengkak: tidak,
ya !sebutkan.............
Bercak: tidak,
ya !sebutkan................

kunin,

lainnya! Bintik-

Mulut

Gusi : normal,
putih,
lecet,
lainnya................
Gigi :
normal, lainya! Sebutkan beberapa ada.
Skore Norton : jelas, 19 (kecil sekali/tidak terjadi)
4. Persarafan Sensori
Pupil : sama,
tidak sama, sebutkan, disebelah kanan ada selaput putih
Reaksi terhadap cahaya
Kiri : ya,
tidak
Kanan : ya
tidak
Mata :
jelas,
berair, kabur,
lainnya. Sebutkan.....................

5. Muskuloskeletal
Range of motion
: penuh,
tidak.sebutkan..............
Keseimbangan
: Stabil,
tidak stabil.sebutkan..............
Menggenggam
Kanan
: Kuat,
Lemah
Kiri
:
Kuat,
Lemah
Kekuatan otot kaki
:
Kanan : Kuat,
lemah
Kiri :
Kuat,
lemah
K. Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
Klien mengatakan jarang sakit. Hanya sewaktu-waktu nyeri di kaki dan pusing

ANALISA DATA
NO.

DATA

ETIOLOGI

PROBLEM

1.

DS : saya cemas dg anak-anak saya


yang masih belum kerja dan
berkeluarga
DO : - anak ke- 3 dan ke-4 belum
bekerja dan berkeluarga
Klien sering termenung
Susah tidur krg lbih sehari Cuma 5 jam
Nafsu makan menurun
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dg
cukup

Social ekonomi

ansietas

Diagnosakeperawatan:
Ansietas berhubungan dengan social ekonomi
Ditandai dengan:
DS : saya cemas dg anak-anak saya yang masih belum kerja dan berkeluarga

DO : - anak ke- 3 dan ke-4 belum bekerja dan berkeluarga


-

Klien sering termenung


Susah tidur krg lbih sehari Cuma 5 jam
Nafsu makan menurun

Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dg cukup


RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan

Intervensi

Selama dilakukan tindakan1.


keperawatan diharapkan 2.
cemas klien teratasi
dengan kriteria hasil:
3.
Menunjukan ekspresi
4.
tenang
Waktu tidur trpenuhi
Nafsu makan meningkat
5.

Kaji tingkat cemas klien


Catat pembatasan focus
pikiran
Observasi pola bicara klien
apakah cepat atau lambat
Diskusikan dengan klien
tentang apa yang dicemaskan
oleh klien
Tanyakan mekanisme koping
yang digunakan oleh klien
jika sedang cemas
6. Pertahankan kontak sering
dengan klien untuk
mendengarkan klien bercerita

Rasional

1.respon ndividu dapat berva


tergantung pada pola kultur
yang dipelajari.Persepsi yan
menyimpang dari situasi
mungkin dapat memperbes
perasaan.
2.Penyempitan focus umumn
merefleksikan rasa takut
3.Menyediakan petunjuk leng
factor-faktor seperti tingkat
ansietas,kemampuan untuk
memahami tingkat kerusak
otak ataupun perbedaan bah
4.pasien mungkin perlu meno
realitas sampai siap untuk
menghadapinya
5.Mungkin dapat menghadap
situasi dg baik pada waktu
6.Untuk memantapkan hubun
& meningkatkan ekspresi
perasaan

IMPLEMENTASI
No.
1.
1.

Dx. Kep.
Implementasi
1
1. Mengaji tingkat cemas klien
2. Mencatat pembatasan focus pikiran
3. Mengobservasi pola bicara klien apakah cepat atau
lambat
4. Mendiskusikan dengan klien tentang apa yang
dicemaskan oleh klien
5. Menanyakan mekanisme koping yang digunakan
oleh klien jika sedang cemas
6. Mempertahankan kontak sering dengan klien untuk
mendengarkan klien bercerita

Evaluasi
S : Makasih sudah mau mendeng
cerita saya

O: - klien tampak senang bercerita


masalahnya
Klien tersenyum
Klien mempunyai teman cerita ya
Cucunya
A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat cemas klien
2. Catat pembatasan focus pikiran
3. Observasi pola bicara klien apakah
cepat atau lambat
4. Diskusikan dengan klien tentang a
yang dicemaskan oleh klien
5. Tanyakan mekanisme koping yang
digunakan oleh klien jika sedang c
6. Pertahankan kontak sering dengan
klien untuk mendengarkan klien
bercerita

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
3.
Mar
31

MAKALAH KEPERAWATAN
GERONTIK PERSONAL HYGIENE
PADA LANSIA (kelompok 10)
MAKALAH
KEPERAWATAN GERONTIK

PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA

KELOMPOK 10:

Eny Novianti

Harianto

Melinda Lestari

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012

BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.

Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam
meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perawatan kulit kepala dan rambut


Perawatan mata
Perawatan hidung
Perawatan telinga
Perawatan kuku kaki dan tangan
Perawatan genetalia
Perawatan kulit seruruh tubuh
Perawatan tubuh secara keseluruhan

Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:


1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


Memelihara kebersihan diri seseorang
Memperbaiki personal hyiene yang kurang
Mencagah penyakit
Meningkatkan rasa percaya diri
Menciptakan keindahan

Faktor factor yang dapat mempengaruhi

1. Citra tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2.

Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan
pola Personal Hygiene.

3.

Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4.

Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5.

Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6.

Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7.

Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.

Dampank yang sering timbul

1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2.

Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.

B. PERSONAL HYGIENE Pada lansia


Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari hari
yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan
(Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:


1. Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari
hari dapat terenuhi.
2. Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.

Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang
mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi
baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat
gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan
dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang
telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10 menit, setelah itu bilas sampai
bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di
bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut
sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut
orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah
selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek
dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian

Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus
mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para
lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan
pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak
normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:

Penglihatan menjadi ganda

Bintik hitam atau ada daerah yang gelap

Sakit pada mata

Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek

Mata yang kemerahan

Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas

7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau
ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba tiba
harus dihindarkan.

Bagi mereka yang pasif


Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan,
yaitu:
1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek
2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan menghindarkan
pegal pegal serta atrofi otot
3. Letak tidur diatur antara lain:

Letak guling dibawah lutut

Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong

Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri

Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau
papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan
yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain).
Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan
dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat
meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia
di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity
of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun
tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar
belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang
didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry,
2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter
dan Ferry, 2005).
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene
yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999
dalam Setiadi 2005).
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan
dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk
mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat,
anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan
keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik,
keleamahan otot
Intervensi :

Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.

Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu

Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)

Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan
untuk makan sendiri

Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan

Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata

Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya
(terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)

Berikan kontak sosial selama makan

Untuk kekurang-kurangan yang nampak


- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel
(misal baki merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai
dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam);
catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang
jam 9, sayur - sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging,
buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian

Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang
diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang

- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong

Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega

Untuk klien dengan kekurangan kognitif


- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah
mengalihkan perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk
makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien
dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan,
frustasi, atau agitasi

Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan


- Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
- Makan satu potong roti dulu
- Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga

Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan seluruh
intervensi

2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan
motorik, kelemahan otot
Intervensi :

Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran

Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien

Berikan privasi selama mandi rutin

Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai

Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)

Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung
pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)

Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan


- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau
pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Papan mandi untuk pindah kekursi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
- Sikat gigi yang sudah teradaptasi
- Alat pencukur
- Pemegang semprotan pancuran

Untuk individu dengan kemunduran kognitif:


- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur
untuk membantu menurukan ansietas
- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya
perlengkapan mandi
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien
memandikan satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan
balik positif terhadap keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas
yang tidak dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat
meningkatkan ansietas

Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada berbagai
kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk membantu dalam
mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan

3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan
visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :

Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran

Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak
dibantu

Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan
bagian depan

Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak
tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan

Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas
sebelum berkembang lebih lanjut

Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya

Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan
yang digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang
panjang, pengikat sepatu yang elastis

Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada pakaian
malam

Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin

Untuk individual dengan kemunduran kognitif


- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk
memberikan suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas
- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari
pengalihan
- Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat
meningkatkan ansietas

Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional
diatas

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Tanggal pengkajian : 28 Maret 2012
Jam 08.00 WIB
A. DATA BIOGRAFI
Nama
: Ny. H
TTL
: Sampit, 10 November 1942
Jenis kelamin :
Perempuan
Golongan darah
:
O
Pendidikan : Agama
: Islam
Status perkawinan
:
Kawin / Janda
TB / BB
: 151 cm / 51 kg
Penampilan : Tampak tidak rapi dan tidak terawat
Ciri ciri tubuh
:
Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.
Alamat
: Kel. Baamang
RT / RW : 07 / 03
Kec. Baamang Tengah
Telp / Hp : Kabupaten / Kotamadya : Kotawaringin Timur
Orang yang dekat
:
Ny. E
Hubungan : Anak kandung
Alamat / Telpon
:
Baamang Tengah
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Keterangan :

Garis keturunan

Pasien
Perempuan

Laki laki

Tinggal serumah

Garis hubungan
Meninggal
2. Riwayat Keluarga
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak
Klien tinggal bersama 1 orang anaknya
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Alamat pekerjaan : Jarak dari rumah : Alat transportasi : Pekerjaan sebelumnya :
Jarak dari rumah : Alat transportasi : Sumber sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan
bulanan dari anak - anaknya

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal
:
Permanen (rumah pribadi)
Jenis lantai rumah : Papan
Kondisi lantai : Kering
Tangga rumah : Tidak ada
Penerangan
: Cukup
Tempat tidur
: Aman, tidak tinggi
Alat dapur
: Rapi
WC
: Aman, lantai tidak licin
Kebersihan lingkungan:
Cukup baik
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah
:
2 orang
Derajat privasi : Cukup terjaga
Tetangga terdekat : Ny. M
Alamat / Telpon : Baamang Tengah
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Berkebun
Keanggotaan organisasi
Liburan / Perjalanan :

:
Keluar kota (mengunjungi anak)

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi
: L (perawat)
Jarak dari rumah
: 1 km
Rumah Sakit
: RSUD DR. MURJANI / 3 km
Klinik
: PKM BMG I / 1,5 km
Pelayanan kesehatan di rumah
: Makanan yang dihantarkan
: Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga :
Lain lain
: G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya
: -

Klien mendapat uang

H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Klien sering merasa lemah dan cepat lelah
jika
beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Klien tidak ada menderita penyakit berat.
Paling hanya
sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.
Keluhan Utama
1.
Provocative / Paliative
:
2.
Quality / Quantity
:
3.
Region :
4.
Severity Scale :
5.
Timing :
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan
:
Jika sakit klien biasa membeli obat
di warung
Obat obatan
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat obatan : Makanan
: Faktor lingkungan : Penyakit yang diderita
I.

AKTIVTAS HIDUP SEHARI HARI (ADL)


Indeks KATZ
: A
Oksigenasi
: Baik, tidak ada alat bantu
Cairan & Elektrolit: Minum 6 gelas / hari, 250 ml / gelas
Nutrisi
: Nafsu makan baik, makan 3x/hari
Eliminasi
: Lancar, tidak ada gangguan
Aktivitas
: Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah
Istirahat & Tidur : Tidur siang 1 jam, tidur malam 7 jam
Personal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat
Seksual
: Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tua
Rekreasi
: Mengunjungi anak di luar kota

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
: Baik
Emosi
: Stabil
Adaptasi
: Baik
Mekanisme pertahanan diri
:
Baik
Status mental
: Baik
Tingkat kesadaran
: Composmentis
Afasia
: Tidak ada
Dimensia
: Tidak ada
Orientasi
: Normal
Bicara
: Normal
Bahasa yang digunakan
:
Banjar
Kemampuan membaca : Kurang / terbatas
Kemampuan interaksi : Baik
Vertigo
: Tidak ada
Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)

6 (Kerusakan Intelektual Sedang)

Mini-Mental State Exam (MMSE)

: 6 (Gangguan Intelektual Sedang)

Geriatrik Depression Scale

: Skor 4

APGAR

: 6 (Sedang)

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum :
Baik
Tingkat kesadaran
:
Tanda tanda vital
N 72 x/m
RR 20 x/m
S 36,4

Composmentis
: TD 130 / 80 mmHg
BB 51 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1. Bentuk Dada
: Simetris
2. Sekresi dan Batuk
: Tidak Ada
3. Pola Nafas
a. Frekuensi nafas
: 20x/m dan teratur
4. Bunyi Nafas
b. Normal
: Vesikuler di semua lapang paru
c. Abnormal
: d. Resonen lokal
: 5. Pergerakan dada
: Simetris
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal :
7. Alat Bantu Pernafasan
: CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
1. Nadi
Frekuensi
: 72x/m dan reguler
2. Bunyi jantung
: Normal
3. Letak jantung
: Normal
4. Pembesaran jantung
: Tidak
5. Nyeri dada
: Tidak
6. Edema
: Tidak
7. Clubbing finger
: Tidak
PERSARAFAN (B3: BRAIN)
Tingkat Kesadaran: Composmentis
1. GCS
Eye: 4 Verbal: 5
Total GCS: 14
2. Refleks
3. Koordinasi gerak
4. Kejang
5. Lain-lain

Motorik: 6
:
:
:
:

Normal
Ya
Tidak
-

PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)

TB 151 kg

1.

2.
3.

4.
5.

Mata (Penglihatan)
a. Bentuk
b. Visus
c. Pupil
d. Gerak bola mata
e. Medan penglihatan
f.
Buta warna
g. Tekanan Intra Okuler
Hidung (Penciuman)
a. Bentuk
b. Gangguan Penciuman
Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel
b. Membran tympani
c. Otorrhae
d. Gangguan Pendengaran
e. Tinitus
Perasa
Peraba

:
:
:
:
:
:
:

Normal
Isokor
Normal
Menyempit
Tidak
Tidak

:
:

Normal
Tidak

:
:
:
:
:
:
:

Normal
Keruh
Tidak
Ya
Ya
Normal
Normal

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Masalah kandung kemih
: Sering
Produksi urine
: 1000 ml/hari
Frekuensi
: 4 5 x/hari
Warna
: Kuning Jernih
Bau
: Amoniak
PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Mulut
: Selaput lendir mulut lembab
b. Lidah
: Hiperemik
c. Kebersihan Rongga Mulut :
Berbau
d. Tenggorokan
: Tidak ada sakit menelan
e. Abdomen
: Kenyal
f.
Pembesaran Hepar
: Tidak
g. Pembesaran Lien
: Tidak
h. Asites
: Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB
: 1 x/hari, Tidak ada masalah
Obat pencahar
: Tidak
Lavemen
: Tidak
OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)
1. Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): Bebas
Kemampuan kekuatan otot:
- Tidak ada fraktur
- Tidak ada dislokasi
- Tidak ada haematom
2. Integumen
Warna kulit
: Hiperpigmentasi
Akral
: Hangat
Turgor
: Tidak Elastik
Tulang belakang
: Kiposis

REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara
Kelamin

:
:

Bentuk simetris, tidak ada benjolan


Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause

ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin

PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa lemah dan
sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.

ANALISA DATA

No.
1.

Data
DS : Saya merasa lemah dan sering cepat
lelah bila beraktivitas jadi untuk perawatan
diri ya seadanya saja
DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak terawat
- Rambut putih, kulit keriput

Etiologi

Problem

KelemahAn otot

Kurang perawatan diri

I.

PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang perawatan diri b/d penurunan kelemahan otot

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
1.
keperawatan selama 1 x 24 jam,
klien mampu melakukan
perawatan diri dengan kriteria 2.
hasil :
1. Klien tampak bersih, rapi, dan 3.
terawat
2. Klien tampak sehat

Intervensi
Anjurkan klien mandi 2x sehari dan1.
ajarkan klien memakai baby oil
setiap habis mandi
2.
Anjurkan klien menyikat gigi
minimal setiap mandi
3.
Anjurkan klien mencuci rambut
rutin 3x seminggu, memakai
4.
conditioner dan anjurkan untuk
5.

Rasional

Menjaga kebersihan dan kelemb


kulit
Menjaga kebersihan dan kesegar
mulut
Menjaga kebersihan rambut dan
kelembaban kulit kepala
Menjaga kerapianrambut
Menjaga kebersihan kuku,

minta bantuan orang terdekat / anak


4. Anjurkan klien menyisir rambutnya
tiap hari dan ditata rapi
6.
5. Anjurkan klien minta bantuan pada
orang terdekat / anak untuk
7.
memotong kuku bila panjang, bila
bisa mandiri ingatkan untuk hati
hati dan jangan terlalu pendek atau
sampai menimbulkan luka
6. Anjurkan klien untuk memakai
pakaian yang tidak berbahan kasar,
tidak tebal, mudah dan nyaman
dipakai
7. Berikan penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia

menghindari terjadi luka karena


sulit sembuh
Menjaga kenyamanan dan menja
agar selalu rapi dan tidak terjadi
Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran klien akan pentingnya
melakukan perawatan diri / menj
kebersihan diri meskipun sudah

IMPLEMENTASI
No.
1.
1.

Dx. Kep.
Implementasi
1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan mengajarkan klien
1

Evaluasi
Tanggal 28 Maret 2012
Jam 17.00 WIB

memakai baby oil setiap habis mandi


2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal setiap mandi
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x seminggu,
S : Saya sudah mulai mencoba menjalan
memakai conditioner dan menganjurkan untuk minta bantuan
anjuran anjuran untuk perawatan diri sa
orang terdekat / anak
dan saya meminta bimbingan dari anak s
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap hari dan ditata rapi karena saya sudah tua begini tidak bisa
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada orang terdekat / anak
melakukannya sendiri
untuk memotong kuku bila panjang, bila bisa mandiri ingatkan
untuk hati hati dan jangan terlalu pendek atau sampai
O:
menimbulkan luka
- Klien tampak bersih, rapi, dan terawat
6. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang tidak
- Klien tampak sehat
berbahan kasar, tidak tebal, mudah dan nyaman dipakai
7. Memberikan penkes tentang pentingnya melakukan perawatan
A : Masalah teratasi
diri / menjaga kebersihan diri bagi lansia
P : Lanjutkan intervensi

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan
perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan
badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

3.2

SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan
diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik bagi
lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan
diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada
lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan asuhan
dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran
Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai
Aspek Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi
4. Jakarta : EGC

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
2
Mar
31

Asuhan Keperawatan GErontik dengan


Masalah Cairan dan Elektrolit
(kelompok9)
KELOMPOK 8 :

GILANG RAMADAN
ISTIQOMAH
NOVITA SARI
RETNO WULANDARI RIPHA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Air (H 0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di
dalam tubuhmanusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri
dari air. Namun bergantung kepadakandungan lemak & otot yang terdapat di
dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasiantara 50-70% dari total
beratbadan orang dewasa.Oleh karenaitu maka tubuh yang terlatih &terbiasa
berolahraga sepertitubuh seorang atlet biasanyaakan mengandung lebih
banyakair jika dibandingkan tubuh nonatlet.
Di dalam tubuh, sel-selyang mempunyai konsentrasi airpaling tinggi
antara lain adalahsel-sel otot dan organ-organ padarongga badan, seperti paruparuatau jantung, sedangkan sel-selyang mempunyai konsentrasi airpaling
rendah adalah sel-seljaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairanyang ideal
untuk memenuhi kebutuhan harian bagitubuh manusiaadalahmengkonsumsi1 ml
air untuksetiap 1 kkalkonsumsi energy tubuhataudapat juga diketahui
berdasarkan estimasi totaljumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara
rataratatubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 Lcairan per harinya. Sekitar 1.5
L cairan tubuh keluarmelalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400ml
keluar dalam bentuk uap air melalui prosesrespirasi (pernafasan) dan 100
mlkeluar bersama dengan feces(tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini,
konsumsi antara 8-10gelas (1 gelas 240 ml) biasanyadijadikan sebagai
pedomandalam pemenuhan kebutuhancairan per- harinya.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana anatomi cairan tubuh?
2. Apa pengertian dari cairan tubuh
3. Apapenyebab terjadinya ketidakseimbangan volume cairan?
4. Bagaimana patofisiologinya?
5. Apasaja tanda dan gejalanya?
6. Sebutkan klasifikasinya?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic?
8. Bagaimana penatalaksanaanna?
9. Apa saja diagnosa keperawatannya?
10. Bagaiamana asuhan keperawatannya?

1.3

Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang
cairan dan elektrolit. Selain itu, makalah ini juga untuk memenuhi salah satu
tugas dari dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.

1.4

Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini berupa
tinjauan pustaka dari berbagai macam sumber data yang memiliki kaitan dengan
asuhan keperawatan gerontik baik melalui buku kepustakaan ataupun melalui
kepustakaan dari media elektronik/dunia maya (internet).

1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata Pengantar,
Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab
II Pembahasan, Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

ANATOMI CAIRAN TUBUH


Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas
seseorang. Pada bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85%
berat badan dan pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 7075 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentasejumlah cairan
terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki

dewasa50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat


badan.Hal ini terlihatpada tabel berikut :
Tabel.1 Perubahan cairan tubuh total sesuai usia
Usia

Kilogram Berat (%)

Bayi premature

80

3 bulan

70

6 bulan

60

1-2 tahun

59

11-16 tahun

58

Dewasa

58-60

Dewasa dengan obesitas

40-50

Dewasa kurus

70-75
Dikutip dari : Garner MW: Physiology and pathophysiology of the

body fluid, St.Louis,1981, Mosby.

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi


padaperdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa
preoperatif maupun perioperatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis
yang berat.Jika gangguan tersebut tidak dikoreksi secara adekuat
sebelum tindakan anestesi dan bedah, maka resikopenderita menjadi
lebih besar.Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen
intraselular dankompartemen ekstraselular.Lebih jauh kompartemen
ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.
a. Cairan intraselular
Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada
orangdewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di
intraselular(sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan

sekitar 70kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya
merupakancairan intraselular.
b. Cairan ekstraselular
Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif
cairanekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar
setengahdari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun,
jumlahcairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total.
Inisebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata
70kg.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi:

Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar
11-12 liter pada orang dewasa.Cairan limfe termasuk dalam
volumeinterstitial.Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah

sekitar 2 kalilipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.


Cairan Intravaskular
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
(contohnyavolume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa
sekitar 5-6Ldimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari

sel darah merah,sel darah putih dan platelet.


Cairan Transeluler
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu
sepertiserebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan
sekresisaluran pencernaan.Pada keadaan sewaktu, volume cairan
transeluleradalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak
dapat masuk dankeluar dari ruang transeluler.

Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit
dan non elektrolit.

Elektrolit

Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
o Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na +), sedangkankation
utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K +).Suatusistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan potassium ini.
o Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl -) danbikarbonat
(HCO3 ), sedangkan anion utama dalam cairan intraselularadalah ion fosfat
-

(PO4 ).Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada
3-

intinyasama maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan


ekstraselulertetapi tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
a) Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan
didalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135145mEq/liter. Kadarnatrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
- Left atrial stretch reseptor
- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
-Sekresi ADH
-Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau
40,5mEq/kgBB dapatberubah-ubah.Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter,
faeces 35mEq/liter dankeringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (615 gram NaCl).
Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial
maupunke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium
(muntah,diare)sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan
dehidrasi disertai kekurangannatrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma
akan diganti dengan air dan natriumdari cairan interstitial. Apabila kehilangan

cairan terus berlangsung, air akan ditarik daridalam sel dan apabila volume
plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilahkegagalan sirkulasi.
b) Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler
berperanpenting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Jumlah kalium dalamtubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubahubah sedangkan yang tidak dapatberpindah adalah kalium yang terikat dengan
protein didalam sel.Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari
1-3 mEq/kgBB.Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi
H+ ekstraseluler. Ekskresikalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter
dan keringat 10 mEq/liter.
c) Kalsium
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90%
dikeluarkanlewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini
tergantung pada intake,besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme
kalsium sangat dipengaruhi olehkelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis,
ovarium, dan hipofisis. Sebagian besar (99%)ditemukan didalam gigi dan + 1%
dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalamsel.
d) Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan.Kebutuhan unruk pertumbuhan
+10 mg/hari.Dikeluarkan lewat urine dan faeces.
e) Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu
hasilakhir daripada metabolisme.Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit
sekalibikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh
paru-paru dansangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.

Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.

2.1

PENGERTIAN CAIRAN TUBUH

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume
cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi
oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel.
Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan
ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.

2.2

PENYEBAB TERJADINYA CAIRAN TUBUH


Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan
tubuh yangpaling umum terjadi pada pasien bedah. Penyebab paling
umum adalah kehilangan cairandi gastrointestinal akibat muntah,
penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula.

Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera


jaringan lunak, infeksi,inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan
luka bakar. Keadaan akut, kehilangancairan yang cepat akan
menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat danjantung.
Pada kehilangan cairan yang lambat lebih sdapat ditoleransi sampai defisi
volumecairan ekstraselular yang berat terjadi.

2.3

PATOFISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh
melibatkan
mekanisme transpor pasif dan aktif. Mekanisme transpor pasif tidak
membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor aktif membutuhkan
energi.Difusi dan osmosis adalahmekanisme transpor pasif.Sedangkan
mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang
memerlukan ATP.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung
secara:

a) Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membrane
semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutanberkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan
kapiler permeable terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh
kompartemen sama.Membran semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui
air (pelarut), namun tidakdapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Larutan dengan
tekananosmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%,

Ringer laktat).Larutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik


(akuades), sedangkanlebih tinggi disebut hipertonik.
b) Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak
darikonsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik
pembuluhdarah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori
tersebut.Jadi difusitergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik.
c) Pompa Natrium Kalium
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa
ionnatrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion
kalium dariluar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk
mencegah keadaanhiperosmolar di dalam sel.

2.4

TANDA DAN GEJALA KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
Perubahan cairan tubuh
Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :

1. Perubahan volume

Tabel.3 Tanda-tanda klinis dehidrasi

Symptom/Sign

Dehydration

Moderate

Dehydration

Mild

Severe

Level of

Alert

Lethargic

Dehydration
Obtunded

consciousness*
Capillary refill*

2 Seconds

2-4 Seconds

Greater than 4
seconds, cool limbs

Membranes*

Normal

Dry

Mucous
Parched, cracked

Tears*

Normal

Decreased

Absent

Heart rate

Slight increase

Increased

Very increased

Respiratory rate

Normal

Increased

Increased and

Blood pressure

Normal

Normal, but

hyperpnea
Decreased

Pulse

Normal

orthostasis
Thready

Faint or impalpable

Skin turgor

Normal

Slow

Tenting

Fontanel

Normal

Depressed

Sunken

Eyes

Normal

Sunken

Very sunken

Urine output

Decreased

Oliguria

Oliguria/anuria

* Best indicators of hydration statuss


Tabel. 4 Derajat dehidrasis
Dehidrasi

Dewasa

Anak

Ringan

4%

4%-5%

Sedang

6%

5 % - 10 %

Berat

8%

10 % - 15 %

Shock

15-20%

15 % - 20%

asi Dewasa
Terapi untuk dehidrasi (rehidrasi) dilakukan dengan mempertimbangkan
kebutuhan
cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan cairan yang sedang
berlangsung.
Beberapa pendekatan terangkum dalam tabel 5.

Tabel.5 Pendekatan pada masalah cairan dan elektrolit


Tabel.6 Rumatan cairan menurut rumus Holliday-Segar
Strategi untuk rehidrasi adalah dengan memperhitungkan defisit
cairan, cairan rumatanyang diperlukan dan kehilangan cairan yang
sedang berlangsung disesuaikan.

Cararehidrasi:
1) Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang
diberikan (D) =derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
2) Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40
cc/kgBB/24 jamatau rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak)
3) Pemberian cairan :
o 6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M (menurut Guillot)
o 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M (menurut Guillot)

Kelebihan volume

Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat iatrogenic


(pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan
NaClataupun pemberian cairan intravena glukosayang menyebabkan kelebihan
air) ataupundapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR),
sirosis, ataupun gagaljantung kongestif.Kelebihan cairan intaseluler dapat terjadi
jika terjadi kelebihancairan tetapi jumlah NaCl tetap atau berkurang.

2. Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental,
letargi,iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L
makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleheuvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli
ginjal,diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis,
nefrosis).
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ 125 mg/L) atau
NaCl3% ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara
perlahanlahan,sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif. Untuk

menghitung Naserum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus:


Na= Na1 Na0 x TBW
keterangan :
Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)
Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan
Na0 = Na serum yang actual
TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)
Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa
perubahanmental, letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan
olehkehilangan cairan (diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus,

keringatberlebihan), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan. Terapi


keadaan iniadalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose dalam air sebanyak
-

{(X-140) xBB x 0,6}: 140.


Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kaliumdari
cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar
totalkalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik
jantung,perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi
postural,kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia
dapatberupa koreksi faktor presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan),
infuspotasium klorida sampai 10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia ;>2 mEq/L)
atauinfus potasium klorida sampai 40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG
(untukhipokalemia berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG, kelemahan otot

yanghebat).Rumus untuk menghitung defisit kalium:


K = K1 K0 x 0,25 x BB
Keterangan :
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan
K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)
Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal
atauobat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor,
siklosporin,diuretik). Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf
pusat(parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik,
perubahanEKG). Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa intravena kalsium
klorida 10%dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq dalam 5-10 menit,
atau diuretik,hemodialisis.

1) Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO2 secara sekunder untuk
menurunkanventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan
akibat dariventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan nafas,
atelektasis,pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi
abdomen danpenggunaan narkose yang berlebihan. Manajemennya melibatkan

koreksi yangadekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi


mekanis bilaperlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat
-

post operatif adalah sangat penting.


Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO 2 < 35 mmHg)
Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi
yangdibantu.Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan
alkalosisterjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO 2 yang cepat. Terapi ditujukan
untukmengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai,
analgesia,penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit

potasium yangterjadi.
Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau
kehilanganbikarbonat.Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare,
fistula ususkecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat.Kompensasi awal
yang terjadiadalah peningkatan ventilasi dan depresi PaCO2.Penyebab paling
umum adalahsyok, diabetik ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan
keracunanmetanol.Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang
mendasari.
Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan

hanyasetelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan.


Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan
bikarbonatdan diperburuk oleh hipokalemia.Masalah yang umum terjadi pada
pasien bedahadalah hipokloremik, hipokalemik akibat defisit volume
ekstraselular.Terapiyang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan
penggantian kekuranganpotasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama
perode 24 jam denganpengukuran pH, PaCO 2 dan serum elektrolit yang sering.

2.5

KLASIFIKASI CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum
darinatrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139
mEq/L) atauhipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik

merupakan yang paling seringterjadi (80%), sedangkan dehidrasi


hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-10% darikasus.
1) Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
hampir samadengan konsentrasi natrium terhadap darah.
Kehilangan cairan dan natrium besarnyarelatif sama dalam
kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.
2) Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengankandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan
cairan hipertonis). Secara garisbesar terjadi kehilangan natrium
yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karenakadar
natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah
kekompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan
penurunan volume intravaskular.
3) Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengankandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan
cairan hipotonis). Secara garisbesar terjadi kehilangan air yang
lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karenakadar
natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah ke
kompartemenintravaskular, sehingga meminimalkan penurunan
volume intravaskular.

2.6

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi
dengan pemeriksaan gas darah menurut ASTRUP (bila
memungkinkan)
2. Pemeriksaan eletrolit terutama kadar Natrium, Kalium, dan Fofor dalam
serum.

2.7

PENATALAKSANAAN
Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal
Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat
berubah olehstres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau
pun oleh adanya cedera padaparu-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata
sebanyak 2000-2500ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan
padat dengan kehilangan cairan rata-rata 250 ml dari feses, 800-1500 ml
dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan yangtidak disadari
(insensible water loss) dari kulit dan paru-paru.
Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari
metabolisme oksidatifdari karbohidrat, protein dan lemak yaitu sekitar 250300 ml per hari, cairan yang diminum setiap hari sekitar 1100-1400 ml tiap
hari, cairan dari makanan padat sekitar800-1000 ml tiap hari, sedangkan
kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin (rata-rata1500 ml tiap hari, 4080 ml per jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg untuk pediatrik),kulit
(insensible loss sebanyak rata-rata 6 ml/kg/24 jam pada rata-rata orang
dewasa yang mana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam
yaitu 100-150 ml tiapkenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu
tubuh di atas 37 derajat celcius dansensible loss yang banyaknya
tergantung dari tingkatan dan jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru
(sekitar 400 ml tiap hari dari insensible loss), traktus gastrointestinal (100200 ml tiap hari yang dapat meningkat sampai 3-6 L tiap hari jika terdapat
penyakitdi traktus gastrointestinal), third-space loses.

Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang


dewasaID GAINS FLUID LOSES

FLUID GAINS

FLUID LOSES

Oxidative 300 ml

Kidneys 1200-1500 ml

Metabolism

Skin 500-600 ml

Oral fluids 1100-1400 ml

Lungs 400 ml

Solid foods 800-1000 ml

GI tract 100-200 ml

TOTAL 2200-2700 ml

TOTAL 2200-2700 ml

2.8

DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA

No.

Keluhan / Data
Data objektif :
1. Klien merasa lemah
2. Klien merasa haus secara
berlebihan
Data subjektif :

Etiologi
Diare; kehilangan
cairan lambung;
diaphoresis;
polyuria.

Problem
Ketidakseimbangan
volume cairan kurang
dari kebutuhan tubuh

1. Kelemahan
2. Haus
3. Penurunan turgor kulit /
penurunan intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit kering
5. Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
penurunan volume / tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperature tubuh meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan seketika

2.1

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. DATA BIOGRAPI
Nama
: Ny. R
TTL
: 6 agustus -1942
Jenis Kelamin : perempuan
Pendidikan
: SD
Agama
: islam
TB/BB
: 153 Cm,
42 kg
Penampilan
: rapi,bersih
beruban
Alamat

GOL.darah: O

ciri-ciri tubuh: rambut

: kel: basirih hulu


RT/RW: 5 / 3
kec: mentaya hilir selatan
kabupaten: kotawaringin timur
Orang Terdekat : anak
Hubungan
: keluarga
Alamat/telp
: JL. Mujahidin / 085752xxxx

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Genogram
xxxx

keterangan :

: laki-laki
: perempuan
: garis hubungan

-----x

: garis keturunan
: garis serumah
: meninggal

: klien
2. Riwayat Keluarga
Aklien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara.klien berasal dari
keluarga yang tidak berada.orang tua klien sudah meninggal,dan
suami klien sudah meninggal 5 tahun yang lalu.klien tinggal
bersama ke-2 anaknya. orang tua laki-laki klien meninggal karena
hipertensi dan ibu klien meniggal karena sakit.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini

Alamat pekerjaan

Jarak dari rumah

Alat transportasi

Jarak dari rumah

: 4000 km

Alat transportasi

: jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan


: untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh anak klien
dan klien tinggal bersama anaknya.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tempat tinggal
Jenis lantai rumah
Kondisi lantai
Tangga rumah
Penerangan
Tempat tidur
Alat dapur
WC

: kayu
: kayu
: kering
: tidak ada
: cukup
: tidak aman
: tertata rapi
: ada (tidak aman, lantai licin tidak ada

pegangan)
Kebersihan lingkungan : bersih (tidak ada barang yang
membahayakan)
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 7 orang
Derajat privasi
: klien merasa cukup dihargai dirumah
Tetangga terdekat
: ny S hubungan : keluarga
Alamat/tlfn
: jl. Mujahidin / 085349xxxx
E.RIWAYAT REKREASI
Hobby/minat
: klien suka memasak dan membuat kue
Keanggotaan Organisasi
: Tidak Ada
Liburan/perjalanan
: klien lebih sering berdiam diri dirumah
dan jarang melakukan refresing
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat : disekitar rumah klien tnggal salah seorang tenaga kesehatan
puskesmas
Jarak dari rumah : 1000 km
Klinik : 5000 km
Pelayanan kesehatan dirumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan
: tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : tidak ada
Lainnya : klien masih mampu melakukan aktivitas sehari hari secara
mandiri
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN

Kebiasaan ritual : klien shalat 5 waktu dan menjalankan puasa


ramadhan
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : klien mengatakan
sering mengeluh pusing dan kurang nafsu makan
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan
pernah mengalami diare.
Keluhan utama : diare
1. Provocative :
2. Quality/quantity:
3. Region
:
4. Severity scale :
5. Timing
:
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Obat obatan :
No.
1.

Nama obat
NEO ENTROSTOP

Dosis
2X1

Keterangan
Obat anti diare

Alergi (catatan agent dan reaksi spesifik)


Obat-obatan
: tidak ada
Makanan : tidak ada
Factor lingkungan : tidak ada
Penyakit yang diderita
Hipetensi, lainnya : batuk,pilek,demam ,panas sakit kepala
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks KATZ : A / B / C / D / E / F / G
Oksigenasi
: klien tidak menggunakan O2
Cairan & elektrolit
: air putih 1800 ml
Nutrisi
: klien makan 3x sehari
Eliminasi
: klien BAB 5x/ hari, BAK 3X
Aktivitas
: klien dapat beraktivitas dengan baik
Istirahat & tidur
: klien tidur 6 7 jam
Seksual
: klien tidak berkeinginan lagi untuk melakukan
hubungan suamiIstri

Rekreasi

: klien jarang rekreasi dan sering dirumah

J. PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
Emosi
Adaptasi

: baik
: stabil
: klien dapat beradaptasi dengan keluarga dan

tetangga
Mekanisme pertahanan diri: klien dapat mempertahankan diri dengan
baik
Status mental
Tingkat kesadaran
: compos mentis
Afasia
: tidak
Dimensia
: tidak
Orientasi
: normal
Bicara
: normal
Bahasa yang digunakan:bahasa banjar
Kemampuan membaca : bisa
Kemampuan interaksi : sesuai
Vertigo
: tidak
Short portable mental status quetionaire (SPMSQ)

:02

fungsi menta utuh


Mini mental state exam (MMSQ)

:0 2 kesalahan :

Geriatrik depresion scale

:skor 5 9

=kemungkinan depresi
Apgar

: rendah

baik

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
Tanda- tanda vital

: baik
: compos mentis
: TD : 110/80 mmHg

NADI : 88

RR :

SUHU : 36,5

x/m
0

20 x/m

TB :

153 cm

BB

: 42 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. bentuk dada

Simetris

funne chestl

asimetris
barrel chest

pigeons chest

2. sekresi dan batuk


batuk:

ya

tidak

sputum:

ya

tidak

warna :
nyeri waktu bernafas : tidak
3. pola nafas
a. frekwensi nafas : 20 x/ menit
4. bunyi nafas
a. normal
vasikuer disemua lapangan dada

: regular

bronchial di manubrium sternum


broncho vesikuler di intracosta 2 dipercabanga bronchus
5. pergerakan dada : intercostal
6. tractil fremitis / fremitus vocal : tidak meningkat dan tidak menurun
7. alat bantu pernafasan : tidak ada
CARDIOVASCULAR (B2 : BLEEDING)
1. Nadi


frekuensi : 88 x/menit
regular

kuat

irregular

lemah

2. Bunyi jantung
Normal
Tambahan
3.Letak jantung

Ada

Tidak,jelaskan

ictus cordis teraba pada


4. Pembesaran jantung

Ya

Tidak
5.Nyeri Dada

Ya

Tidak
6.Edema
Palpebra

anasarka

ekstremitasatas

asites

tidak ada

ekstremitas bawah

7. Clubbing Finger

Ya

Tidak
PERSARAFAN (B3: Brain)


Tingkat Kesadaran:
compos mentis apatis samnolen
koma
1. GCS:
Eye: 4
Verbal: 5
Total GCS: 15
2. Refleks

sopor
Motorik: 6

Normal
Babinsky

parese

hemi parese

paraplegi

tetraplegia

ya

tidak

3.koodinasi gerak :

4. kejang
: ya
tidak
5.lain-lain :
PENGINDERAAN (persepsi sensori)
1. Mata (penglihatan)

a. Bentuk
Normal
enoftalmus
eksoptalmus
lain
b. visus
c. pupil
iskor
unisokor
miosis
midriasis
d. Gerak bola mata :

normal

menyempit
e. Medan penglihatan:
f. Buta warna :

positif

refleks cahaya
negative

Ya,jenis

tidak
g. Tekanan Intra Okuler :

meningkat

tidak

2. Hidung (Penciuman)
a. bentuk

: normal

denasi

b. gangguanpenciuman

ya

tidak

anomaly

keterangan

3. Telinga (Pendengaran)

a. aurikel :

normal

b. membrane tympani
terang
keruh
intake
perforasi
c. otorrhoea
ya,jenis

kemerahan

d. gang guan pendengaran :

ya

tidak

e. tinnitus :

ya

tidak

4. perasa

normal

tremor

parese

lain-lain,sebutkan

5. peraba

normal

kelainan,sebutkan

PERKEMIHAN ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)


masalah kandung kemih

tidak ada masalah

menetes

incosntinensia

oliguria
nyeri
retensi
polyuria
panas
hematuria
dysuria
sering
nokturia
pasang kateter
sistostomi
nokturia
produksi urine: 1800 ml/hari
frekuensi : 5x/hari
warna
: kuning
bau : amoniak
PENCERNAAN ELIMINASI ALVI( B5: BOWEL)
1. Mulut dan tengorokan
a.mulut
selaput lendir mulut

lembab

merah

stomatitis

b. lidah
hiperemik
kotor
lain lain
c. kebersihan rongga mulut
tidak berbau
berbau
gigi bersih
gigi kotor
d. tenggorokan
sakit menelan/ nyeri menelan
sulit menelan
lain-lain
e. abdomen
kenyal
tegang
kembung
nyeri tekan, lokasi

benjolan, lokasi
f. pembasaran hepar
g. pembesaran lien

: ya

tidak
: ya

tidak


h. asites

ya

tidak

i. lain-lain
2.masalah usus besar dan rectum / anus
BAB :5X/hari

tidak ada masalah

diare

menelan

konstipasi

faeses berdarah

inkontinensia

feses berlendir

colostomy
wasir lain-lain

obat pencahar

ya

tidak

lavamen

ya

tidak

OTOT, TULANG DAN INTEGUMEN (B6: BONE)


1. otot dan tulang
kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)

bebas

terbatas
kemampuan kekuatan otot

tidak

ya
dislokasi

lokasi


tidak

ya

lokasi

ya

lokasi

haematom

tidak

2. integument
warna kulit :

akral:

ikterik

hangat
seasonik
pucat
kemerahan

panas
dingin kering
dingin basah

hyperpigmentasi
turgor : elastic
tidak elastic
tulang belakang
lordosi:
kiposis:
scoliosis:
REPRODUKSI
laki-laki :
kelamin bentuk
:
kebersihan alat kelamin
perempuan
payudara
bentuk :
simetris
benjolan :
ya
kelamin
bentuk :
normal
keputihan :
ada
siklus haid 28 hari
ENDOKRIN

1. factor alergi

lain-lain ,sebutkan

normal
tidak normal,keterangan
:
bersih
kotor keterangan
asimetris
tidak
tidak
tidak

keterangan

ya
tidak
manifestasi
:
cara mengatasi :
2.kelainan endokrin
tidak ada kelainan pada endokrin

PENGETAHUAN
pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
klien saat merasa sakit langsung kepuskesmas diantar keluarganya

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA
Nama klien : Ny.R

Tanggal

: 29 maret - 2012

Jenis Kelamin

: perempuan

Umur

: 70 tahun

Agama

: islam

Suku

: banjar

Alamat

: kel: basirih hulu

Pewawancara

SKOR
+

NO

Pertanyaan

Jawaban

1.
2.

Tanggal berapa hari ini ?


Hari apa sekarang ini?

29 maret 2012
Kamis

3.
4.
5.
6.
7.

Apa nama tempat ini?


Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir?
Siapa nama presiden Indonesia

Rumah
Jl. sarigading
72 tahun
?
SBY

8.
9.
10.

sekarang?
Siapa presiden sebelumnya?
Siapa nama kecil ibu anda?
Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan

Mega wati
Siti halimah
15 5= 10

3 dari setiap angka baru,semua secara

25 - 5 =10

menurun!

21 - 5 = 16

Nama klien : Ny.R


No.Reg

Ruang

MINI MENTAL SKORE


NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini? (dd/mm/hh)
Hari apa hari ini?
Apakah nama tempat ini?
Berapa no.telp,bila tidak ada,no. rumah /jalan
Berapakah usia anda?
Kapan anda lahir? (tanggal/bulan/tahun)
Siapa nama presiden Indonesia sekarang?
Siapa nama presiden sebelumnya?
Siapa nama ibumu sebelum menikah?
20 dikurang 3 dan seterunya?

BENAR

JUMLAH KESALAHAN
0-2 Kesalahan

: Baik

3-4 kesalahan

:Gangguan Intelektual Ringan

5-7 kesalahan

: Gangguan Intelektual Sedang

8-10 kesalahan

: Gangguan Intelektual Berat

HASIL :0 2 kesalahan : baik

SALAH

Nama klien :Ny.R


No. Reg

Ruang

INDEKS KATZ ( AKS)


Katz A

Mandiri dalam :
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Ke Toilet,
4. Berpindah
5. Kontinen BAK/BAB

Katz B

6. Makan
Mandiri, untuk 5 fungsi diatas

Katz C
Katz D
Katz E

Mandiri,kecuali mandi
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,& 1 fungsi diatas
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet & 1 fungsi

Katz F

diatas
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet, Berpindah&

Katz G

1 fungsi diatas
Ketergantungan untuk semua 6 fungsi diatas

Nama Klien : Ny.R


No. Reg

Ruang

GERIATRIC DEPRESSION SCALE (SKALA


DEPRESI)
NO
1.

PERTANYAAN
APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS DENGAN

JAWABAN
TIDAK

2.

KEHIDUPAN ANDA?
APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN BANYAK

YA

3.

KEGIATAN DAN MINAT / KESENANGAN ANDA?


APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA

YA

4.
5.

KOSONG?
APAKAH ANDA MERASA SERING BOSAN?
APAKAH ANDA MEMPUNYAI SEMANGAT YANG

YA

TIDAK

6.

BAIK SETIAP SAAT?


APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU YANG

YA

7.

BURUK AKAN TERJADI PADA ANDA?


APAKAH ANDA MERASA BAHAGIA UNTUK

TIDAK

8.

SEBAGIAN BESAR HIDUP ANDA?


APAKAH ANDA MERASA SERING TIDAK

YA

9.

BERDAYA?
APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH DARI

YA

PADA PERGI KELUAR DAN MENGERJAKAN


10.

SESUATU HAL YANG BARU?


APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI BANYAK

YA

MASALAH DENGAN DAYA INGAT ANDA


11.

DIBANDINGKAN KEBANYAKAN ORANG?


APAKAH ANDA PIKIR BAHWA HIDUP ANDA

TIDAK

12.

SEKARANG MENYENANGKAN?
APAKAH ANDA ME RASA TIDAK BERHARGA

13.
14.

SEPERTI PERASAAN ANDA SAAT INI?


APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT?
APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN

15.

ANDA TIDAK ADA HARAPAN?


APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN

TIDAK

YA

YA

LEBIH BAIK KEADAANNYA DARI PADA ANDA?


*) SETIAP JAWABAN YANG SESUAI MERUPAKAN SKOR 1
( SATU)KETERANGAN :
SKOR 5-9

: KEMUNGKINANA DEPRESI

SKOR 10 ATAU LEBIH

: DEPRESI

YA

HASIL : skor 5 9 = kemungkinan depresi


Nama klien :Ny.R
No.Reg
Ruang

:
:

SKORE NORTON
NO

KEADAAN PASIEN

1.

KONDISI FISIK UMUM


Baik
Lumayan
Buruk
Sangat Buruk
KESADARAN
Komposmentis
Apatis
Konfus/spoor
Stupor/koma
AKTIVITAS
Ambualan
Ambualan dengan bantuan
Hanya bisa duduk
Tiduran
MOBILITAS
Bergerak bebas
Sedikit terbatas
Sangat terbatas
Tiduran
INKONTINENSIA
Tida ada
Kadang-kadang
Sering inkontinensia urine
Inkontinensia alvi dan urine

2.

3.

4.

5.

SKOR
4
3
2
1

4
3
2
1

4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1

KATEORI SKOR
16-20 : kecil sekali /tidak terjadi
12-15 :kemungkinan terjadi kecil
< 12

:kemungkinan besar terjadi

HASIL : 19, kecil sekali / tidak terjadi

Nama klien :Ny.R


No. Reg
Ruang

:
:

APGAR
NO
URAIAN
1
Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada

FUNGSI
Adaptation

SKORE
2

Partnership

Growth

Affection

keluarga (teman-teman) saya untuk membantu


2

pada waktu sesuatu menyusahkan saya


Saya puas dengan cara keluarga saya (temanteman) saya membicarakan sesuatu dengan saya

3.

dan mengungkapkan masalah dengan saya


Saya puas bahwa keluarga (temen-temen) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk

4.

melakukan aktivitas atau arah baru


Saya puas dengan cara keluarga (temen-temen)
saya mengekspresikan afek dan berespons
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih

atau mencintai
Saya puas dengan cara temen-temen saya dan

5.

Resolve

Total

saya menyediakan waktu bersama-sama


Penilaian
Peryataan-peryataan yang dijawab :

selalu
: skore 2
kadang-kadang
:skore 1
hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah

ANALISA DATA
No.

Keluhan / Data

Etiologi

Prob

1.

DO : Klien mengatakan, Saya berak cair terus


menerus kurang lebih 5x hari ini.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Diare

Ketidakseim
volume cair
dari kebutuh

DS :
k/u lemah
Klien nampak haus
Membrane mukosa kering
TTV :
TD = 110/80 mmHg RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m
BB sebelum sakit = 45 kg
BB sesudah sakit = 42 kg
TB = 153 cm
Minum = 1800 ml/hari
BAB = 5x/hari

I.

PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare.

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan

Intervensi

Setelah dilakukan
Mandiri :
tindakan keperawatan 1. Pantau masukan dan
selama 1 x 24 jam
haluaran
diharapkan cairan dalam
tubuh klien terpenuhi
dengan criteria hasil :
1. Mempertahankan urine
output sesuai dengan
usia dan berat badan,
berat jenis urine normal,
hematokrit normal.

Rasional

1. Dengan pemantauan
tersebut dapat dievaluas
keaktifan terapi.

2. Tanda tanda vital


dalam batas normal
2. Pantau tanda vital
3. Tidak ada tanda tanda
dehidrasi, elastisitas
turgor kulit baik,
membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.

2. Perubahan tekanan dara


dan nadi dapat digunaka
perkiraan kasar darah at
menunjukkan perubahan
pada klien.

3. Monitor adanya tanda


tanda dehidrasi.

3. Untuk mengetahui sedini


mungkin seandainya terj
dehidrasi.

4. Menyeimbangkan output
yang berlebihan.
4. Anjurkan untuk minum
1500 2500 ml / hari.
5. Dorong keluarga untuk
membantu klien makan.

5. Agar klien menjadi lebih


nyaman dengan adanya
keluarga yang
memperhatikan nutrisiny

6. Agar klien merasa tertari


dan memakannya maupu
6. Tawarkan snack (jus / buah meminumnya dengan
buahan segar) atau
harapan dapat membant
makanan kesukaannya.
kebutuhan nutrisinya.
Kolaborasi :
7. Pertahankan cairan
parenteral dan elektrolit.

7. Mengetahui apakah caira


tersebut masuk ke dalam
tubuh secara periodic ag
tidak terjadi diare misaln

IMPLEMENTASI
No.
1.
1.

Dx. Kep.
Implementasi
1
1. Memantau masukan dan haluaran
Hasil :
Intake :
Minum = 1800 ml/hari
Output :
BAB = 800 ml/hari

Evaluasi
S = Klien mengatakan, Saya b
cair terus menerus kurang leb
5x hari ini.
O=
1. k/u lemah
2. Klien nampak haus

IWL

= 630

ml/hari +
= 1430 ml/hr
BC : I O = 1800 1430
= + 270 ml/hari
2. Memantau tanda vital
Hasil :
TTV :
TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m

3. Membrane mukosa kering


4. TTV :
TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m
5. BB sebelum sakit = 45 kg
6. BB sesudah sakit = 42 kg
7. TB = 153 cm
8. Minum = 1800 ml/hari
9. BAB = 5x/hari
10. IWL = 630 ml/hari

3. Monitor adanya tanda tanda dehidrasi.


Hasil : klien nampak haus, membrane mukosa
kering.
4. Menganjurkan untuk minum 1500 2500 ml /
hari.
Hasil : minum = 1800 ml/hari
1.
5. Mendorong keluarga untuk membantu klien 2.
3.
makan.
Hasil : keluarga klien tidak ada yang membantu
4.
klien makan.

A = Masalah keperawatan
ketidakseimbangan volume cai
kurang dari kebutuhan tubuh be
teratasi.

P = Lanjutkan intervensi :
Mandiri :
Monitor masukan dan haluaran
Monitor tanda vital
Observasi adanya tanda tand
dehidrasi.
Evaluasi jumlah minum klien an
1500 2500 ml / hari.
Kolaborasi :
6. Tawarkan snack (jus / buah buahan segar)
5. Evaluasi cairan parenteral dan
atau makanan kesukaannya.
elektrolit.
Hasil : klien makan makanan yang telah
disediakan anaknya.

7. Mempertahankan cairan parenteral dan


elektrolit.
Hasil : klien sering minum air putih atau air teh.

BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.
Pada bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan
pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan
pertumbuhan seseorang persentasejumlah cairan terhadap berat badan
berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa50-60% berat badan,
sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.
2003;47(5):380-387.
2. Kaswiyan U. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan
Reanimasi.
Fakultas KEdokteran Unpad/ RS. Hasan Sadikin. 2000.
3. Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative
dehydrationdoes
it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002; 46: 1089-93
4. Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on
recovery
from anaesthesia. 1986; 41: 635-7.
5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5 th ed.
Missouri:
Elsevier-mosby; 2005.p3-227
6. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9 th ed. Pennsylvania:
W.B.
saunders company; 1997: 375-393
7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada
pembedahan. Ed.
Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002

8. Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2 nd ed.
Pennsylvania:
Springhouse; 2002:3-189.
9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7 th ed. New
york:
McGraw-Hill; 1999:53-70.
10. Silbernagl F, Lang F. Color atlas of pathophysiology. Stuttgart: Thieme;
2000: 122-3.
11. Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University Center for
Veterinary Health. 2006. (Diakses tanggal 29 September2007). Tersedia dari:
http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
12. Leksana E. Terapi cairan dan elektrolit. Smf/bagian anestesi dan terapi
intensif FK
Undip: Semarang; 2004: 1-60.
13. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Handbook of clinical anesthesia. 5th
ed.
Philadelphia: Lippincot williams and wilkins; 2006: 74-97.
14. Sunatrio S. Resusitasi cairan. Jakarta: Media aesculapius;2000:1-58.
15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar
[dikutip 6
Okt 2007]. Tersedia dari: URL:
http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.

16. Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003


17. Grsaber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. Ed.2. Farmedia; 2003:
17-40.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
3
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR PADA LANSIA (kelompok9)
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA LANSIA

DI SUSUN OLEH :
AHMAD RIZKI FAUJI
RISTI WULANDARI
SITI ROHANA
YOGA ADI SAPUTRA

MOHAMAD ARIFIN

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Tahun 2012
SAMPIT

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmad
dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan
makalah pengetahuan bagi mahasiswa/I Akper Pemkab Kotim maupun para
pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah
dari dosen mata kuliah keperawatan Gerontik dengan judul Asuhan
Keperawatan Kebutuhan Istirahat dan Tidur . Dalam penulisan makalah ini
penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima
kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekanrekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ..............................................................................
.........................
i

DAFTAR
ISI ..........................................................................................
...........................
ii
BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar
Belakang...................................................................................
......
1
1.2 Tujuan
Penulisan .................................................................................
....
1
1.3 Rumusan
Masalah....................................................................................
1
1.4 Metode
Penulisan..................................................................................
...
2
1.5 Sistematika
Penulisan...............................................................................
2
BAB

II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Istirahat dan
Tidur ...................................................................

2.2 Mekanisme
Tidur...........................................................................
........... 3
2.3 Tahap Tahap
Tidur...........................................................................
......
3
2.4 Kegunaan
Tidur...........................................................................
.............
4
2.5 Kebutuhan Tidur Rata Rata
Perhari........................................................

2.6 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tidur ........................


....................
6
2.7 Masalah masalah Yang Terjadi Saat
Tidur..............................................

2.8 askep
pengkajian...................................................................
..............
8

BAB III PENUTUP


3.1
KESIMPULAN .............................................................
......................... 11
3.2
SARAN ....................................................................
............................... 11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks


tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti
tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat
dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana
yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang
relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi
terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti
dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan
istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya
kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi.

Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang
disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah
ini.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen
mata kuliah Keperawatan Gerontik serta memberikan informasi dan
ilmu pengetahuan tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
1.3 Rumusan Masalah
1.

Apa yang dimaksud istirahat?

2.

Apa yang dimaksud tidur ?

3.

Bagaimana mekanisme tidur ?

4.

Apa saja tahap-tahap dalam tidur ?

5.

Apa kegunaan tidur ?

6.

Bagaimana kebutuhan rata-rata tidur perhari ?

7.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tidur ?

8.

Apa saja masalah yang terjadi pada saat tidur ?

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode
kepustakaan dan mengutip dari sumber-sumber yang dapat dibuktikan
kebenarannya.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi,
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II
Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
2.1. Pengertian
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas
tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding,
klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan
istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam
hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang
nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang
dapat beristirahat : Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa
diterima ; Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas
dari perlukaan dan ketidak nyamanan ; Merasa puas telah melakukan
aktifitas-aktifitas yang berguna ; Mengetahui bahwa mereka akan
mendapat pertolongan bila membutuhkannya.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap
stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan
keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan
istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya
kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi.
Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang
disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
2.2. Mekanisme Tidur

Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.


Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan
rasa ngantuk
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa
ngantuk
Instink/Naluri
2.3. Tahap Tahap Tidur
Tanda-tanda menjelang tidur :

Suhu badan (SB) menurun

Pernapasan melambat

Otot2 rileks

Menguap.(tanda tubuh beradaptasi akibat pernapasan melambat)

Basic Rest Activity Cycle (BRAC):


NREM (Non Rapid Eye Movement)
Slow wave sleep, yang terdiri dari 4 tahap :
Tahap I :
o Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada
seseorag yang sedang terjaga.
o Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan
voltase rendah.
o Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah
dibangunkan.
o Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa
detik beberapa menit.
Tahap II :

o Merupakan tidur yang tidak dalam.


o Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih
tinggi, runcing2 (Gel K)
o Berlangsung 5-10 menit.
Tahap III :
o Merupakan tidur yang dalam.
o Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi
dan dalam.
o Biasanya sulit dibangunkan.
o Berlangsung 10 menit
Tahap IV :
o Tidur yang paling dalam.
o Pada EEG dipenuhi Gel Deltha.
o Sangat sulit dibangunkan.
o Terjadi mimpi sehubungan dengan kejadian sehari sebelumnya.
o Lamanya 5-15 menit
o Terjadi perubahan fisik :
o Nadi & pernapasan melambat
o TD turun
o Otot-otot sangat rileks
o Basal metabolisme dan SB menurun
REM (Rapid Eye Movement)
Paradoksical sleep- sebagai puncak Tidur :
Sangat sulit dibangunkan.
Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang
terbangun pada tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.

Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.


Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini .
Karakteristik Tahap REM :
Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.
Kembali ke tahap II NREM lagi.
Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak
yang tidak disadari.
TD menngkat.
Sekresi getah/asam lambung meningkat
Basal metabolisme dan SB meningkat
Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.
Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas
dengan tidurnya.
Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM

2.4. Kegunaan Tidur (Delment & Wolman )


Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan
kecemasan.
Memperbaiki ingatan.
Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalahmasalah yang sulit.
Relaksasi
2.5. Kebutuhan Tidur Rata Rata Perhari
Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus
tidur rata-rata 45-60 menit
Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM
dan tidur sepanjang malam

Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan Tidur
sepanjang malam + tidur siang
Pra sekolah : 11 jam/hari dengan 20% REM
Usia sekolah : 10 jam/hari dengan 18,5% REM
Usia sekolah : 10 jam/hari dengan 18,5% REM
Adolescent : 8,5 jam/hari dengan 20% REM
Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
Dewasa menengah : 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
Dewasa tua : 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur
2.6. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
1.Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu
kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis
dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih
dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu,
sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ
yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.
2.Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea.
Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus
tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
3.Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti
menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan
penundaan waktu anda untuk tidur.
4.Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang
tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
5.Lingkungan

Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi


jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan
kebisingan.
6.Obat obatan
penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu
seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.
7.Makanan dan minuman
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang
banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8.Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru
akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
2.7. Masalah Masalah Yang Terjadi Pada Saat Tidur
-

Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk


memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya.

Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit


mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering
mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.

Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.

Enuresa atau ngompol

Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun


pada malam hari untuk buang air kecil/BAK.

Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.

Delirium/Mengigau.

Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan


dispneu.

Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk)

Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse)

DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN

KOTAWARINGIN TIMUR
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB KOTIM
Jalan Batu Berlian Nomor 11 Telp.(0531)22960/ Fax (0531)22940 Sampit
Kode pos : 74322

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian
: 25 Maret 2012
A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Tn. M

TTL

: Bandung, 14 maret 1925

Jenis Kelamin

: Laki laki ,Gol.Darah :O

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Status Perkawinan : Kawin


TB/BB

: 165 cm,. 60 kg
Penampilan
: Bersih dan rapi, Ciri-ciri tubuh : berambut
pendek, berwarna putih, bentuk tubuh bungkuk,berjanggut

Alamat

: Kel.Kota Besi Hulu RT/RW 05 /02


Kec.Kota Besi ....Telp/HP 085753394881
Kabupaten Kotawaringin Timur

Orang Yang Dekat

:Ny. T

Hubungan

: istri

Alamat/ Telpon

: kota besi /082154560570

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

Genogram

Keterangan :

: Laki laki

: Garis Keturunan
: Perempuan
Tinggal Serumah

.......

: Garis Hubungan
: Meninggal

2.

Riwayat Keluarga
..Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain
lain.

C.RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini

: tidak ada

Alamat pekerjaan

: -

Jarak dari rumah

: - ......................km/meter*

Alat transportasi

: -

Pekerjaan sebelumnya

: PERUN TNI AD

Jarak dari rumah

: 20 km/meter*

Alat transportasi

: Tidak ada

Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: sumber


sumber pendapatan d dapat dari anak dan sudah dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

D.RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tembat tinggal

: Rumah

Jenis lantai rumah

: Keramik

Kondisi lantai

: Kering

Tangga rumah

: Tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC
Ada
Kebersihan lingkungan

: aman (posisi duduk ,ada pegangan )


: bersih (tidak ada barang membahayakan)

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 6 orang


Derajat privasi : klien, 1 istri, 1 anak, 1 menantu, 2 cucu.
Tetangga Terdekat : ada
Alamat dan Telepon :.kota besi (0851546505670)

E.RIWAYAT REKREASI
Hobby atau Minat : memancing dan memelihara ayam dan bunga
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan atau Perjalanan :jalan jalan ke pantai dan ketempat anak
F.SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : ada
Jarak dari rumah
Rumah Sakit
Klinik
km

: 20 km/meter*
: Ada ,Jarak 5 km
: tidak ada

Pelayanan Kesehatan Di rumah

: tidak ada

Makanan yang dihantarkan

: tidak ada

jarak

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada


Lain-lain

G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual

: sholat 5 waktu

Yang lainnya

: Tidak ada

H.STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah
menderita demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering
kambuh yaitu maag.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita
hernia.
Keluhan Utama: nyeri ulu hati
1.Provocative / Paliative

: imflamasi mukosa lambung

2.Quality/ Quantity

: tertusuk tusuk jarum

3.Region

: Epigastrium

4.Severity Scale

: skala nyeri 3(0-10)

5.Timing

: kalau telat makan( kadang-kadang)

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Apabila kambuh klien


minum obat promaag.

Obat-obatan :
NO
1.
2.

NAMA OBAT
Paracetamol
Promaag

DOSIS
500mg
250mg

Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik)

KETERANGAN
Sesudah makan
Sebelum makan

Obat-obatan
Makanan

: Tidak ada
: tidak ada

Faktor Lingkungan : tidak ada

Penyakit yang diderita :


Hipertensi
Asthma

Rheumatoid

Dimensia

Lain-lainnya sebutkan: hernia

I.AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks KATZ
Oksigenasi
Cairan dan Elektrolit

: A
: kebutuhan oksigenasi klien terpenuhi
: klien minum air 1500ml/hari

Nutrisi
sayur, dan lauk pauknya.

: klien makan 3x sehari lengkap dengan nasi,

Eliminasi

: klien BAB 1x sehari dan BAK >3x sehari

Aktivitas
bunga

: klien hanya dirumah memelihara ayam dan

Istirahat dan Tidur


: klien siang tidur dari jam 12.00 13.00 dan
malam dari jam 20.00 04.00. Kwantitas : klien sering terbangun, setiap
jam klien terbangun dan susah untuk memulai tidur lagi.
Personal Hygiene

: 2x sehari

Seksual

: 1bulan sekali

Rekreasi

: kepantai dan memancing

J. PSIKOLOGI,KOGNITIF DAN PERSEPTUAL

Konsep Diri

: Klien puas dengan keadaan dirinya

Emosi

: terkontrol

Adaptasi

: klien mampu beradaptasi dengan baik.

Mekanisme Pertahanan diri : Baik


Status mental

Tingkat Kesadaran

: komposmentis

Afasia

:-

Dimensia

: tidak

Orientasi

: normal

Bicara

: normal

Bahasa yang digunakan

: bahasa indonesia, banjar dan sunda

Kemampuan membaca

: bisa

Kemampuan interaksi

: sesuai

Vertigo

tidak

Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) = Fungsi mental utuh


Mini Mental State Exam (MMSE)= baik nilai kesalahan : 1
Geriatrik Depresion Scale
nilai: 4

= Tidak depresi

APGAR

K.TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum

: Baik

Tingkat Kesadaran

:Composmentis

Tanda tanda Vital


x/menit

: TD 140
RR

/ 90 mmHg
20 X/menit

Nadi: 80
Suhu : 36

TB : 165 cm

BB:

60 Kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1.Bentuk dada

: simetris

2.Sekresi dan Batuk

: Tidak ada

3.Pola nafas
Frekwensi Nafas :

20 x/menit

4.Bunyi nafas : Normal


5.Pergerakan dada
Intercostal
Clavicula

Tracheal Tag
Substernal

Supra
Lain lain
Suprasternal

Flail

Chest

6.Tractil Fremitis/Fremitus Vokal


Meningkat

lokasi

Menurun

lokasi

Lain-lain

7.Alat Bantu Pernafasan


Nasal

Bag and Mask

Tracheostomi

Masker

Respirator

CARDIOVASKULER ( B2 : BLEEDING )
1.Nadi
Frekuensi.........80.........................x/menit
Reguler

Kuat

Irreguler

Lemah

2.Bunyi Jantung
Normal

Tambahan

Ada

Tidak,Jenis..............

3.Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada.................
4.Pembesaran Jantung
5.Nyeri Dada

: Tidak
: Tidak

6.Edema :
Palpebra

Anasarka

Ekstrimitas atas

Asites

Tidak Ada

Ekstrimitas bawah

Lainnya.........................

7.Clubbing Finger

: Tidak

PERSYARAFAN (B3 : BRAIN )


Tingkat Kesadaran : Kompos mentis
1.GCS :
Eye :......4........ Verbal :.....6........ Motorik :.5.................
Total GCS : 15
2.Refleks

: normal

3.Koordinasi Gerak

: Tidak

4.Kejang

:Tidak

5.Lain-lain..........................................
PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI )
1.

Mata ( Penglihatan )
a.

Bentuk

: Normal

b.

Visus.....................
Pupil : isokor

2.

3.

c.

Gerak bola Mata

: normal

d.

Medan Penglihatan : normal

e.

Buta Warna

f.

Tekanan intra okuler : tidak

: tidak

Hidung (Penciuman )
a.

Bentuk

b.

Gangguan Penciuman

:
:

Normal
Ya

Telinga ( Pendengaran )
a.

Aurikel

b.

Membran tympani

: Normal
: Terang

c.

Otorrhoea

: Tidak ada

d.

Gangguan Pendengaran

e.

Tinitus

: Tidak
: Tidak

4.

Perasa

: normal

5.

Peraba

: normal

PERKEMIHAN ELIMINASI URI ( B4 : BLADDER )


Masalah Kandung Kemih

: tidak ada masalah

Produksi Urine 700 ml/hari

Frekuensi > 3x /hari

Warna kuning kecoklatan ,Bau khas amoniak

PENCERNAAN ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)


1.

Mulut dan Tenggorokan


a.

Mulut
Selaput Lendir Mulut : lembab

b.

Lidah : bersih

c.

Kebersihan Rongga Mulut : Tidak berbau

d.

Tenggorokan

e.

Abdomen

: Nyeri tekan,lokasi epigastrium

f.

Pembesaran hepar

tidak ada

g.

Pembesaran Lien

tidak ada

h.

Asites

tidak ada

i.

Lain lain : tidak ada

: tidak ada masalah

2.

Masalah usus besar dan rektum/anus


BAB 1 X/hari
Tidak ada masalah
OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE )
1.

Otot dan Tulang


Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM )
Kemampuan kekuatan otot

: Bebas

Fraktur

2.

: Tidak ada

Dislokasi

: Tidak ada

Haematom

: Tidak ada

Integumen
Warna Kulit : cokelat
Turgor :Elastik
Tulang Belakang

: kiposis

Akral

: hangat

REPRODUKSI
Laki laki :
Kelamin bentuk
pembesaran pada alat kelamin.
Kebersihan Alat Kelamin

ENDOKRIN
1.

Faktor Alergi : tidak ada


Manifestasi : tidak ada

: Bersih

: tidak normal,keterangan terjadi

Cara Mengatasi : tidak ada


2.

Kelainan endokrin: tidak ada masalah.

PENGETAHUAN :
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
.klien menganggap bahwa kesehatan dirinya itu sangatlah penting.sehingga
klien rutin melakukan control.

Sampit, Maret 2012


Mahasiswa yang
mengkaji,

...............................
..........
NIM.

ANALISA DATA

NO
1.

DATA
S: saya sering terbangun
apabila tidur malam

ETIOLOGI
Ketidak normalan
status fisiologi

O : - ku baik
- konjungtiva anemis
- klien setiap 1 jam
bangun
apabila tidur
malam
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
Kuantitas tidur malam dari
jam 20.00 04.00
Kuantitas tidur siang dari
jam 12.00 13.00

PROBLEM
Gangguan rasa
nyaman(istirahat
tidur)

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1

Dx.
Kep.
1

Tujuan
Setelah dilakukan 1.
tindakan keperawatan
diharapkan gangguan
istirahat tidur tidak
terjadi,dengan criteria2.
hasil:
1.
Klien tampak rileks

Intervensi

Rasiona

Lakukan pengkajian
1.
Memberikan inf
masalah gangguan tidur
dasar dalam mene
klien, karakteristik dan
rencana keperawa
penyebab kurang tidur. 2.
Mengatur pola t
Lakukan persiapan
3.
Meningkatkan t
untuk tidur malam seperti4.
Meningkatkan t
pada jam 9 malam
5.
Meningkatkan t

dan lebih segar


sesuaidengan pola tidur 6.
Meningkatkan t
Ttv dalam batas
klien.
7.
Mengurangi gan
normal
3.
Lakukan mandi air
tidur.
3.
Klien dapat tidur 6-8 hangat.
8.
Mengurangi gan
jam setiap malam.
4.
Anjurkan makan yang
tidur.
cukup satu jam sebelum 9.
Mengurangi gan
tidur.
tidur.
5.
Berikan susu hangat
10. Mengurangi tidur
sebelum tidur.
11. Meningkatkan po
6.
Keadaan tempat tidur
yang nyaman, bersih dan
bantal yang nyaman.
7.
Bunyi telepon dan alarm
hp di kecilkan.
2.

8.

Berikan pengobatan
seperti analgetik dan
sedative,setengah jam
sebelum tidur.

9.

Lakukan masase pada


daerah belakang, tutup
jendela/pintu jika perlu.
10. Tingkatkan aktivitas
sehari hari dan kurangi
aktivitas sebellum tidur.
11. Pengetahuan kesehatan :
jadwal tidur mengurangi
stress , cemas , dan
latihan relaksasi.

IMPLEMENTASI
Dx.
Kep.

No.
1.
1.

Implementasi
1.

melakukan pengkajian masalah gangguan


tidur klien, karakteristik dan penyebab
kurang tidur.
Hasil : klien sering terbangun pada malam hari
2.
menganjurkan klien untuk tidur malam
seperti pada jam 9 malam sesuaidengan pola
tidur klien.
Hasil : klien tidur jam 20.00 04.00 wib
3.
anjurkan keluarga klien untuk memberikan
Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih

Evaluasi

S : klien mengatakan sa
sering terbangun pada m
O : - : - ku baik
- konjungtiva anem
- klien setiap 1 jam
bangun
apabila tidu
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD : 140/90 mmHg
N : 80 x/ menit

dan bantal yang nyaman.


RR : 20x/ menit
Hasil : keluarga klien menuruti anjuran
S : 36 C
ersebut..
Kuantitas tidur mal
4.
meningkatkan aktivitas sehari hari dan
jam 20.00 04.00
kurangi aktivitas sebellum tidur.
Kuantitas tidur sian
Hasil : klien tidak melakukan kegiatan
12.00 13.00
sebelum tidur
A ; masalah belum teratasi
.
P : lanjutkan intervensi

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada
tress emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti
tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi
empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan
bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu
pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan
istirahat dengan jalan-jalan

B.

SARAN
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam
menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
4
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA Ny. S DENGAN
MASALAH GANGGUAN SEKSUAL
(kelompok7)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S
DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL

KELOMPOK 7:

ENDAH MURNI

REZKY FAHRUDINUR RAMADHAN

TRI NURWAHYUNI

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.

Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL. Dalam penulisan makalah ini
penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................


BAB I

iii

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................

1
1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................
1
1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................
2
1.4 METODE PENULISAN...............................................................................
2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN........................................................................
2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA
NY DENGAN GANGGUAN SEKSUAL
A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia.................
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila
ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut
Kaplan..........................
C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali
menyebabkan penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut
usia........
D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan
sosial
E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia............
F. ............................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN...........................................................................

H. MASALAH KEPERAWATAN..................................................................

I.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................

J. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY
DENGAN GANGGUAN SEKSUAL
PENGKAJIAN............................................................................................
15
ANALISA DATA.........................................................................................
18
RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................
19
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................
22
3.2 SARAN .....................................................................................................
22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kehidupan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas

kehidupan seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah

hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami dan istri dan
tidak menimbulkan akibat buruk baik fisik maupun psikis termasuk dalam hal ini pasangan
lansia.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah
periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode ini masalah
seksual masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang menikah,
termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah terbesar adalah
masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih didominasi oleh perasaan
usia tua atau merasa tua.
Pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian
Kinsey yang mengambil sampel ribuan orang, ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48
pria yang berusia diatas 65 tahun. Penelitian Masters-Jonhson juga terutama mengambil
sampel mereka yang berusia antara 50-70 tahun, sedang penelitian Hite dengan 1066
sampel hanya memasukkan 6 orang wanita berusia di atas 70 tahun(Alexander and
Allison,1995).
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:

Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup
lanjut, dan aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan
pasangan.

Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan
dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.

Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria,
seorang wanita lansia yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan
pasangan hidup.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) diatas

45 tahun lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap dapat melakukan
hubungan seksual secara normal. Karena faktor usia, hubungan seksual pada lansia
umumnya memiliki frekwensi yang relatif rendah, sehingga diperlukan suatu penelaahan
tentang masalah seksual pada lansia.
Fenomena sekarang, tidak semua lansia dapat merasakan kehidupan seksual yang
harmonis. Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksual tidak harmonis. Pertama,
komunikasi seksual diantara pasangan tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual tidak benar.
Ketiga karena gangguan fungsi seksual pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena
perubahan fisiologis maupun patologis.

Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual, maka
setiap disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu
diperhatikan dalam penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus menentukan jenis
disfungsi seksual dengan tepat, mencari penyebabnya, memberikan pengobatan sesuai
penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual seperti dijelaskan dalam makalah ini.

B.
1.

Tujuan

Tujuan Umum
Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

2.

Tujuan Khusus

C.
1.

a.

Mengetahui karakteristik masa usia lanjut

b.

Mengetahui perubahan-perubahan pada masa usia lanjut

c.

Mengetahui masalah seksual pada masa usia lanjut

d.

Mengetahui perubahan seksual pada pria lansia

e.

Mengetahui perubahan seksual pada wanita lansia

f.

Mengetahui cara mengatasi permasalah seksual pada masa usia lanjut

Manfaat

Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan seksual
pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan pada saat
praktik lapangan.

2.

Bagi institusi dan civitas akademika


Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah
dengan mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan
tambahan di perpustakaan

D.

Rumusan Masalah

1.

Apa perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia?

2.

Apa perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian
tahapan seksual?

3.

Apa di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan
penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia?

4.

Apa beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan social?

5.

Apa upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia?

E.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif
dengan menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkahlangkah pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu
mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber lainnya yang berhubungan
dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang
terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perubahan anatomik sistem genetalia pada lansia

1.

Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan
eksterna berangsur-angsur mengalami atrofi.

Vagina
Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami
pengecilan. Fornises menjadi dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke
dalam vagina. Sejak klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi,
meskipun pada wanita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan
berhenti berfungsi. Mukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub-mukosa
tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan
koitus, artinya makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan
atau pengecilan genitalia eksterna.

Uterus

Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan


dindingnya menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan
fibrotik. Serviks menyusut tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata
dengan dinding jaringan.

Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya
menjadi keriput sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi
yang berulang sebelumnya, permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak
oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia
interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi ovarium. Bila ovarium berhenti
berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang
pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.

Payudara (Glandula Mamae)


Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang
gemuk, dimana payudara tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan
oleh karena atrofi hanya mempengaruhi kelenjar payudara saja. Kelenjar pituari
anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula kelenjar
tiroid dan adrenal menjadi keras dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa
akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang
timbul pertumbuhan rambut pada wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh
karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar
ovarium. Rambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi
pada masa klimakterik.

2.

Pria

Prostat
Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia,
gejala yang timbul merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius
yang kemudian seolah-olah bertindak sebagai katup yang berbentuk bola (Ball
Valve Effect). Disamping itu terdapat efek dinamik dari otot polos yang
merupakan 40% dari komponen kelenjar, kapsul dan leher kantong kemih, otot
polos ini dibawah pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya nodul
mikroskopik sudah terlihat pada usia 25-30 tahun dan terdapat pada 60% pria
berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi hanya 50% yang

menjadi BPH Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang menjadi BPH
klinik yang menimbulkan problem medik.
Kadar dehidrosteron pada orang tua meningkat karena meningkatnya
enzim 5 alfa reduktase yang mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini
yang dianggap menjadi pendorong hiperplasi kelenjar, otot dan stroma prostat.
Sebenarnya selain proses menua rangsangan androgen ikut berperan timbulnya
BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi menjelang pubertas tidak
akan menderita BPH pada usia lanjut.

Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat
testis tetapi sel yang memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma
berkurang jumlah dan aktifitasnya sehingga sperma berkurang sampai 50% dan
testoteron juga menurun. Hal ini menyebabkan penuruna libido dan kegiatan sex
yang jelas menurun adalah multipel ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter.
Tetapi banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas sexsual sampai umur
lanjut.

B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian
tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :

1.

Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan
kultural, kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin
menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bias bervariasi.Interval untuk
meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta testoteron menurun
secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.

2.

Fase arousal

Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing,


elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra
dan kandung kemih.

Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat;
penurunan produksi sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron;
elevasi testis ke perineum lebih lambat.

3.

Lase orgasmik

Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit


konstraksil kemampuan mendapatkan orgasme multipel berkurang.

Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah


konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun.

4.

Fase pasca orgasmik


Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai
timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi. Disfungsi seksual pada lansia
tidak hanya disebabkan oleh perubahan fisiologik saja, terdapat banyak penyebab
lainnya seperti:

Penyebab iatrogenik
Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain yang
mungkin membuat inadekuat konseling tentang efek prosedur operasi terhadap
fungsi seksual.

Penyebab biologik dan kasus medis


Hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu berhubungan
langsung atau tidak dengan seks dan system reproduksi mungkin memacu
disfungsi seksual psikogenik.

C. Di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali menyebabkan
penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia seperti :

1.

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.

2.

Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan
budaya.

3.

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

4.

Pasangan hidup telah meninggal.

5.

Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dsb.

D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :

1.

Infark miokard
Mungkin mempunyai efek yang kecil pada fungsi seksual. Banyak pasien
segan untuk terlibat dalam hubungan seksual karena takut menyebabkan infark.

2.

Pasca stroke
Masalah seksual mungkin timbul setelah perawatan di rumah sakit karena
pasien mengalami anxietas akibat perubahan gambaran diri, hilangnya kapasitas,
takut akan kehilangan cinta atau dukungan relasi serta pekerjaan atau rasa bersalah
dan malu atas situasi. Pola seksual termasuk kuantitas dan kualitas aktivitas seksual
sebelum stroke sangat penting untuk diketahui sebelum nasehat spesifik tentang
aktivitas seksual ditawarkan. Karena sistem saraf otonomik jarang mengalami
kerusakan pada stroke, maka respon seksual mungkin tidak terpengaruh.
Libido biasanya tidak terpengaruh secara langsung. Jika terjadi hemiplegi
permanent maka diperlukan penyesuaian pada aktivitas seksual. Perubahan
penglihatan mungkin membatasi pengenalan orang atau benda-benda, dalam
beberapa kasus, pasien dan pasangannya mungkin perlu belajar untuk
menggunakan area yang tidak mengalami kerusakan. Kelemahan motorik dapat
menimbulkan kesulitan mekanik, namun dapat diatasi dengan bantuan fisik atau

tehnik bercinta alternatif. Kehilangan kemampuan berbicara mungkin memerlukan


sistem non-verbal untuk berkomunikasi.
3.

Kanker
Masalah seksual tidak terbatas pada kanker yang mengenai organ-organ
seksual. Baik operasi maupun pengobatan mengubah citra diri dan dapat
menyebabkan disfungsi seksual (kekuatan dan libido) untuk sementara waktu saja,
walaupun tidak ada kerusakan saraf.

4.

Diabetes mellitus
Diabetes menyebabkan arteriosklerosis dan pada banyak kasus
menyebabkan neuropati autonomik. Hal ini mungkin menyebabkan disfungsi ereksi
dan disfungsi vasokonstriksi yang memberikan kontribusi untuk terjadinya disfungsi
seksual.

5.

Arthritis
Beberapa posisi bersenggama adalah menyakitkan dan kelemahan atau
kontraktur fleksi mungkin mengganggu apabila distimulasi secara memadai. Nyeri
dan kaku mungkin berkurang dengan pemanasan, latihan, analgetik sebelum
aktivitas seksual.

6.

Rokok dan alcohol


Pengkonsumsian alkohol dan rokok tembakau mengurangi fungsi seksual,
khususnya bila terjadi kerusakan hepar yang akan mempengaruhi metabolisme
testoteron. Merokok juga mungkin mengurangi vasokongesti respon seksual dan
mempengaruhi kemampuan untuk mengalami kenikmatan.

7.

Penyakit paru obstruktif kronik


Ada penyakit paru obstruktif kronik, libido mungkin terpengaruh karena
adanya kelelahan umum, kebutuhan pernafasan selama aktivitas seksual mungkin
dapat menyebabkan dispnoe, yang mungkin dapat membahayakan jiwa.

8.

Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual,
antara lain beberapa obat anti hipertensi, estrogen, anti psikotik, sedatif, dan lain-lain.

E. Upaya mengatasi permasalahan seksual pada lansia


Untuk mengatasi beberapa gangguan baik fisik maupun psikis termasuk masalah
seksual diperlukan penanganan yang serius dan terpadu. Proses penanganan ini
memerlukan waktu yang cukup lama tergantung dari keluhan dan kerjasama antara pasien
dengan konselor. Dari ketiga gangguan tersebut, masalah seksual merupakan masalah yang
penanganannya memerlukan kesabaran dan kehati-hatian, karena pada beberapa
masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan membicarakan masalah seksual
adalah masalah yang tabu.

Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan seksual


pada lansia adalah sebagai berikut :

1.

Anamnesa Riwayat Seks

Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan

Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan teutup

Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah

Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya

Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang obat-obatan


yang dikonsumsi oieh pasien.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya. Anamnese harus rinci,


meliputi awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang dirasakan. Juga anamnese tentang
ganguan sistemik maupun organik yang dirasakan. Penelaahan tentang gangguan psikologik,
kognitif harus dilakukan. Juga anamneses tentang obat-obatan. Pemeriksaan fisik meliputi
head to toe.
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan jantung, haati, ginjal dan
paru-paru. Status endokrin dan metaboliuk meliputi keadaan gula darah, status gizi dan

status hormonal tertentu. Apabila keluhan mengenai disfungsi ereks pada pria, pemeriksaan
khas juga meliputi a.l pemeriksaan dengan snap gauge atau nocturnal penile tumescence
testing. (Hadi-Martono, 1996)

2.

3.

Pengobatan yang diberikan mencakup

Konseling Psikoseksual

Therapi Hormon

Penyembuhan dengan obat-obatan

Peralatan Mekanis

Bedah Pembuluh

Bimbingan Psikososial
Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen
gangguan seks dan dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi.

4.

Penyembuhan Hormon

Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk


menyembuhkan viropause/andropause pada pria (pemanasan dan ejakulasi).

Pada wanita lansia : Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian


estrogen pada klimakterium.

5.

Penyembuhan dengan Obat

Yohimbine, Pemakaian Krim vasoaktif

Oral phentholamin

Tablet apomorphine sublingual

Sildenafil, suntik intra-carporal obat vasoaktif

Penempatan intra-uretral prostaglandin

1 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai dengan
perubahan dalam mencapai kepuasan seksual
2.

Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
3.

Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx. Kep.
1

Tujuan
Pasien dapat menerima

1.

Intervensi
Bantu pasien untuk

perubahan struktur tubuh

mengekspresikan perubahan

terutama pada fungsi seksual

fungsi tubuh termasuk organ

yang dialaminya

seksual seiring dengan

Kriteria hasil:

bertambahnya usia.

Mengekspresikan

2.

kenyamanan

Berikan pendidikan kesehatan

1.

perubahan tersebut

2.

Menambah pemaham

tentang semua peruba

tentang penurunan fungsi

Mengekspresikan

Rasional
Agar pasien lebih bisa

alami nya agar penuru

seksual.

seksuel tidak menjadi

kepercayaan diri

pikiran
3.

Makanan bergizi dian

menjaga daya tahan tu


3.

4.

2.

Pasien dapat menerima

Motivasi klien untuk

biasanya pada lansia

mengkonsumsi makanan yang

tubuhnya menurun

rendah lemak, rendah kolestrol,4.

Untuk mengurangi ke

dan berupa diet vegetarian

rasa gatal pada vagina

Anjurkan klien untuk

untuk megurangi rasa

menggunakan krim vagina dan

saat berhubungan sek

gel
1. Kaji perasaan/persepsi pasien 1.

perubahan bentuk salah satu

tentang perubahan gambaran

angota tubuhnya secara

diri berhubungan dengan

positif

keadaan angota tubuhnya yang

Kriteria hasil:

kurang berfungsi secara normal

Untuk mengetahui seb

klien bisa menerima k

Pasien mau berinteraksi dan


2.

Lakukan pendekatan dan bina 2.

Agar klien mau mengu

beradaptasi dengan

hubungan saling percaya

masalah nya

lingkungan tanpa rasa malu

dengan pasien

dan rendah diri

3.

Pasien yakin akan


kemampuan yang dimiliki
4.

5.

3.

Rasa menerima pada

Tunjukkan rasa empati,

membuat pasien lebih

perhatian dan penerimaan pada4.

Agar pasien tidak terla

pasien

atau malu dengnan or

Bantu pasien untuk

karena perubahan nya

mengadakan hubungan dengan5.

Untuk mengetahui ap

orang lain

depresi terhadap peru

Beri kesempatan pada pasien


untuk mengekspresikan
perasaan kehilangan

3.

Pasien dapat menerima

1.

perubahan pola

Kaji factor-faktor penyebab dan1.

Penting untuk memba

penunjang, yang meliputi

intervensi selanjutnya

seksualitas yang disebabkan

Kelelahan

masalah kesehatannya.

Nyeri

Kriteria Hasil :

Nafas pendek

Mengidentifikasi

Keterbatasan suplai oksigen

keterbatasannya pada

Imobilisasi

aktivitas seksual yang

Kerusakan inervasi saraf

disebabkan masalah

Perubahan hormone

kesehatan

Depresi

Mengidentifikasi modifikasi
kegiatan seksual yang

Kurangnya informasi yang tepat


2.

Ajarkan pentingnya mentaati

pantas dalam respon

aturan medis yang dibuat untuk

terhadap keterbatasannya

mengontrol gejala penyakit


3.

Berikan informasi yang tepat

2.

Untuk menghilangkan

pada pasien dan pasangannya

mengurangi factor-fak

tentang keterbatasan fungsi

penyebab

seksual yang disebabkan oleh


keadaan sakit

3. Agar klien lebih meng


4. Ajarkan modifikasi yang mungkin menerima bahkan tida
dalam kegiatan seksual untuk
memaksakan diri kare
membantu penyesuaian dengan

keterbatasan yang di s

keterbatasan akibat sakit (saran

oleh penyakit

khusus)

Meminimalkan rasa sa

4.

tidak nyaman saat ber


karena penyakit

IMPLEMENTASI
No.
1.
1.

Dx. Kep.
1
1.

2.

Implementasi
melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit m

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk me

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan merasa

hubungan suami istri berkuran

percaya

DO : - umur klien 69 tahun

membantu pasien untuk mengekspresikan perubahan

- TD : 130 / 90 mmHg

fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan

- Nadi : 88 x/menit

bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka saat di - RR : 18 x/menit
bombing untuk mengekspresikan masalah nya
3.

- Klien sudah menoupose

memberikan pendidikan kesehatan tentang penurunan


fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya

4.

memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang


rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa diet
vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan, sayur

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada usia lanjut, hambatan untuk aktivitas seksual yang dapat dibagi
menjadi hambatan eksternal yang datang dari lingkungan dan hambatan internal,yang
terutama berasal dari subjek lansianya sendiri. Hambatan eksternal biasanya berupa
pandangan sosial, yang menganggap bahwa aktivitas seksual tidak layak lagi dilakukan
lagi oleh lansia.Hambatan eksternal bilamana seorang janda atau duda akan menikah
lagi sering kali juga berupa sikap menentang dari anak-anak, dengan berbagai alasan.

Hambatan internal psikologik seringkali sulit dipisahkan secara jelas dengan


hambatan eksternal. Seringkali seorang lansia sudah merasa tidak baisa dan tidaak
pantas berpenampilan untuk menarik lawan jenisnya. Pandangan sosial dan keagamaan
tentang seksualitas diusia lanjut menyebabkan keinginan dalam diri mereka ditekan
sedemikian sehingga memberikan dampak pada ketidakmampuan fisik, yang dikenal
sebagai impotensia. Obat-obatan yang sering diberikan, pada penderita usia lanjut
dengan patologi multipel jika sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual
pada usia lanjut.
Masa tua merupakan masa yang sangat ditakuti dengan alasan terjadinya
kemunduran fisik terutama pada penampilan. Rasa khawatir akan kehilangan perhatian
dari pasangan membawa akibat terhadap frekwensi maupun kualitas hubungan seks,
baik secara langsung maupun tidak.
Melalui konseling, peran konselor dan tenaga kesehatan dapat menjelaskan
kondisi umum dan masalah yang timbul pada masa usia lanjut serta pengaruhnya
terhadap emosi, pola pikir dan hubungan seksual sangat berpengaruh. Melalui beberapa
tahapan konseling secara terbuka dan kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, bisa diperoleh suatu pemecahan masalah seksual pada lansia, dengan
pemakaian krem vasoaktif, melakukan olah raga ringan dan konsumsi makan seimbang,
dan solusi-solusi lain secara bertahap masalah pada lansia akan terselesaikan.

B. SARAN
Permasalahan pada masa lansia sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga lansia
sendiri, tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. Lansia
sebagaimana pria dan wanita mulai dari kanak-kanak hingga dewasa lainnya mempunya hakhak untuk diperlakukan adil dan sama, mendapat informasi dan pelayanan kesehatan yang
sempurna dan optimal, serta diperlakukan dan dihargai masa akhir usia mereka, merasakan
kehidupan yang harmonis serta merasakan kenikmatan seksual yang aman dan nyaman.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang permasalahan seksual pada lansia baik pria maupun
wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan perlunya kerjasama yang optimal disetiap instansi
pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar para lansia mendapatkan
kehidupan yang nayak, dan harmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://abhique.blogspot.com/2009/10/konsep-keperawatan pada lnjut usia (lansia).html


http://abhique.blogspot.com/2009/10/rencana asuhan keperawatan pada lansia.html
Carpenito,Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Aspiani Reny Yuli,S.Kep.Ns.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik.2008
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2000.Geriatri ( ilmu kesehatan usia lanjut ). Jakarta :
FKUI
Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta.
Fitramaya
Modul Kesehatan Reproduksi. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/masalah-seksual-lansia/

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 maret 2012


A. DATA BIOGRAFI
Nama

: Ny. S

TTL

: 7 juli 1943

Jenis kelamin

: perempuan

Golongan darah : O

Pendidikan

: SD

Agama

: islam

Status perkawinan

: menikah

TB / BB

: 150 cm/45 kg

Penampilan

: bersih, rapi,

ciri-ciri tubuh : kurus,

kecil
Alamat

:jl desa camba

Orang yang dekat

: klien dekat dengan anak tertua klien

Hubungan
Alamat / telepon

: anak
:-

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

Genogram

Laki-laki

Garis keturunan

Perempuan

Tinggal serumah

Garis Hubungan

Meninggal

2.

Riwayat keluarga
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM ataupun penyakit
menular seperti TB paru

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini

: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri


dirumah

Alamat pekerjaaan

: tidak ada

Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

Pekerjaan sebelumnya

: klien sebagai ibu rumah tangga

Jarak dari rumah

: tidak ada

Alat transportasi

: jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : dari anak tertua dan dari
menantu klien

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Type tempat tinggal

: permanen (milik suami)

Jenis lantai rumah

: kayu

Keadaan lantai

: kering

Tangga rumah

: tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: aman ( tidak terlalu tinggi)

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: jamban

Kebersihan lingkungan

: bersih

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 5 orang


Derajat privasi
Tetangga terdekat

: kurang di perhatikan oleh menantunya


: klien bertetangga dengan cucu-cucu klien yang
sudah berkeluarga

Alamat dan telepon

: jl. Desa camba

E.

RIWAYAT REKREASI
Hobby / minat

: klien senang memancing

Keanggotaan organsasi

: klien tidak mengikuti organiasi apapun

Liburan / perjalanan

: klien hanya berdiam diri dirumah karena


jarang berekreasi

F.

SISTEM PENDUKUNG
Klien di dukung oleh seorang perawat
Jarak dari rumah

: 1000 km

Rumah sakit

: tidak ada rumah sakit

Klinik

: di kampung klien hanya terdapat puskesmas


pembantu

Pelayanan kesehatan dirumah

: tidak ada

Makanan yang di hantarkan

: tidak ada makanan yang di hantarkan

Perawatan sehari-hari yang di lakukan keluarga : keluarga klien tidak melakukan


perawatan khusus kepada klien di rumah

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual

: semenjak klien tua, klien jarang melakukan


sholat lima waktu

H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : setahun terakhir, klienmenderita
maag dan asam urat

Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak prnah
menderita penyakit yang parah, hsnya
penyakit biasa seperti pilek, demam

Keluhan utama
1.

Provocative / palliative

: maag

2.

Quality / quantity

: seperti di tusuk-tusuk

3.

Region

: di uluhati

4.

Severity scale

: 4 (0-10)

5.

Timing

: kadang-kadang

Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : klien mengerti kalau sakit harus
ke puskesmas untuk berobat. .
Obat obatan :
NO
1
2
3
4
5
6
7

NAMA OBAT
ANTASIDA
Cimetidine
Paracetamol
Vit B.komplek
Allopurinol
Piroxicam
Vit B.1

DOSIS
2 X sehari
3 x sehari
1 x sehari
2 x sehari
3 x sehari
3 x sehari
2 x sehari

KETERANGAN
Sebelum makan
Sesudah makan
Bila nyeri
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan
Sesudah makan

Alergi (catatan agent dan reaksi spesifik)


Obat obatan

: klien tidak ada alergi pada obat-obatan

Makanan

: klien tidak ada alergi pada makanan

Factor lingkungan

: klien tidak ada alergi pada lingkungan

Penyakit yang pernah di derita

: klien menderita maag dan asam urat

I.

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


IndeksKATZ: A
Oksigenasi

: frekuensi nafas 18x/menit, klien tidak


menggunakan alat bantu pernafasan, bernafas
melalui hidung

Cairan & elektrolit

: klien minum air putih 1000ml/hari, klien


minum kopi setiap pagi

Nutrisi

: klien makan 3x sehari dengan nasi, ikan sayur


dan kadang di tambah dengan buah

Eliminasi

: BAB 1x/hari dengan konsisten silembek, BAK >5x/hari

Aktivitas

: klien tidak bekerja, klien hanya berdiam diri di rumah

Istirahat & tidur

: klien tidur cukup, tidur malam 7 jam dan tidur


siang 1 jam dalam sehari, klien merasa puas saat
bangun

Personal hygiene

: untuk kebersihan klien mengerti dan


membersihkan diri setiap mandi baik itu oral hygiene
maupun vulva hygiene

Seksual

: saat ditanya klien mengatakan bahwa klien


masih berhubungan seksual dengan suaminya tapi
sekarang sudah mulai jarang karena keinginan untuk
berhubungan itu mulai menurun sementara suami
klien masih mempunyai keinginan yang kuat.

Rekreasi

: klien jarang berekreasi ketempat yang jauh


mengingat kondisi klien, klien hanya main kerumah
tetangga yang berada di dekat rumah

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep diri

: klien menyadari bahwa klien sudah lansia

Emos

: emosi klien labil

Adaptasi

: klien mulai sulit untuk beradabtasi terhadap


lingkungan maupun orang baru

Mekanisme pertahanan diri

: tidak terkaji

Status mental
Tingkat kesadaran

: kompos mentis

Afasia

:-

Dimensia

: klien mengalami dimensia sejak beberapa tahun yang


lalu

Orientasi

: klien kadang bingung terhadap orang, waktu dan


tempat terutama yang baru dilihat oleh klien

Bicara
Bahasa yang digunakan

: klien berbicara normal tapi sedikit lebih pelan


: klien menggunakan bahasa banjar dan dayak dalam
kehidupan sehari-hari

Kemampuan membaca

: klien tidak bias membaca

Kemampuan interaksi

: klien mampu berinteraksi tapi secara perlahan

Vertigo

: klien tidak mengalami vertigo

Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) = 2 (fungsi mental utuh)


Mini Mental State Exam (MMSE) = 2 (baik)
Geriatric Depresion Scale

= 5 (kemungkinan depresi)

APGAR

= score 5 (menengah / sedang)

K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum

: baik

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital

: TD : 130/90 mmHg

nadi : 88x/menit

RR : 18x/menit

suhu : 36 C

TB : 150 cm

BB : 50 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk dada

: simetris

2. Sekresi dan batuk

: batuk dan sekresi tidak ada

Nyeriwaktubernafas

: tidak nyeri saat bernafas

3. Polanafas
a.

Frekuensi nafas

: 18x/menit

4. Bunyinafas
a.

Normal
Vasikuler di

: semua lapang paru

Bronchial di

: atas manubrium sternum

Bronchovesikuler di

: ICS 2 percabangan bronkus

5. Pergerakan dada
6. Tractilfremitis / fremitus vocal

: intercostal
: tidak meningkat dan tidak menurun

7. Alat bantu pernafasan

: tidak memakai alat bantu pernafasan

CARDIVASKULAR (B2 : BLEEDING)


1. Nadi
Frekuensi

: 88 x/menit ,kuat

2. Bunyi jantung

: normal

3. Letak jantung

: ictus cordis teraba pada ICS 5

4. Pembesaran jantung

: tidak ada pembesaran jantung

5. Nyeri dada

: tidak ada nyeri dada

6. Edema

: tidak ada edema

7. Clubbing finger

: tidak ada

PERSARAFAN (B3 : BRAIN)


Tingkat kesadaran
1. GCS
Total GCS

: kompos mentis
: E4 M6 V5
: 15

2. Reflex

: normal

3. Koordinasi gerak

: ya

4. Kejang

: tidak

PENGINDERAAN (persepsisensori)
1. Mata (penglihatan)
a. Bentuk

: normal

b. Visus

:-

c. Pupil

: isokor

d. Gerak bola mata

: normal, tidak menyempit

e. Medan penglihatan

: normal

f.

: klien tidak mengalami buta warna

Butawarna

g. Tekanan intra okuler

: tidak

2. Hidung (penciuman)
a.

Bentuk

: normal

b.

Gangguan penciuman

: tidak ada

3. Telinga (pendengaran)
a.

Aurikel

: normal dan simetris

b.

Membrab tympani

: agak keruh

c.

Otorrhoea

: tidak ada

d.

Gangguan pendengaran

: ya

e.

Tinnitus

: tidak

4. Perasa

: menurun

5. Peraba

: menurun

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)

Masalah kandung kemih

: tidak ada masalah

Produksi urine

: 500 ml/hari

Frekuensi

: >3 x/hari

Warna

: kuning

Bau

: khas amoniak

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)


1. Mulut dan tenggorokan
a) Selaput lendir mulut

: lembab, tidak ada stomatitis

b) Lidah

: agak kotor

c) Kebersihan rongga mulut

: tidak berbau dan gigi bersih

d) Tenggorokan

: tidak sakit saat menelan

e) Abdomen

: kenyal

f) Pembesaran hepar

: tidak ada pembesaran hepar

g) Pembesaran lien

: tidak ada pembesaran lien

h) Asites

: tidak ada asites

2. Masalah usus besar dan rectum / anus


Bab

: 1 x/hari tidak ada masalah

Obat pencahar

: tidak mengkonsumsi obat pencahar

OTOT, TULANG DAN INTEGUMENT (B6 : BONE)


1. Otot dan tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM) : bebas


Kemampuan kekuatan otot
Fraktur

: tidak ada fraktur

Dislokasi

: tidak ada dislokasi

Hematom

: tidak ada hematom

2. Integument
Warna kulit

: kuning langsat

Akral

: hangat

Turgor

: tidak elastis

Tulang belakang

: kiposis

REPRODUKSI
Perempuan :
Payudara
Bentuk

: normal

Benjolan

: tidakada

Kelamin
Bentuk

: normal

Keputihan

: tidak ada keputihan

Siklus haid

: sudah menoupose

ENDOKRIN
1. Factor alergi

: tidak ada alergi

2. Kelainan endokrin

: tidak ada kelainan endokrin

PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya : klien kurang peka terhadap masalah
kesehatan

ANALISA DATA
NO
1

DATA
DS : klien mengatakan keinginan untuk

ETIOLOGI
Perubahan struktur

melakukan hubungan suami istri sudah mulai

tubuh / fungsi

PROBLEM
Disfungsi seksual

berkurang sejak klien merasa memasuki usia


senja dan klien mengatakan dalam 1 minggu
klien dan suaminya sangat jarang melakukan
hubungan suami istri.
DO : - umur klien 69 tahun
- TD : 130 / 90 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36C
- RR : 18 x/menit
- Klien sudah menoupose

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1

Dx. Kep.
1

Tujuan
Pasien dapat menerima

Intervensi
Lakukan pendekatan dan bina 1.

Rasional
Agar klien mau mengu

perubahan struktur tubuh

hubungan saling percaya

masalah nya

terutama pada fungsi seksual

dengan pasien

yang dialaminya

Bantu pasien untuk

1.

2.

Kriteria hasil:

mengekspresikan perubahan

Mengekspresikan

fungsi tubuh termasuk organ

kenyamanan

seksual seiring dengan

Mengekspresikan
kepercayaan diri

bertambahnya usia.
3.

Berikan pendidikan kesehatan


tentang penurunan fungsi

2.

Agar pasien lebih bisa


perubahan tersebut

seksual.

3.

Menambah pemaham

tentang semua peruba

alami nya agar penuru


seksual tidak menjadi
4.

pikiran

Motivasi klien untuk


mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak, rendah kolestrol,
dan berupa diet vegetarian

4.

Makanan bergizi dian

menjaga daya tahan tu


biasanya pada lansia
tubuhnya menurun

IMPLEMENTASI
No.
1

Dx. Kep.
Implementasi
1
1. melakukan pendekatan dan bina hubungan saling

Evaluasi
S:klien mengatakan sedikit m

percaya dengan pasien

mengapa keinginan untuk me

hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan merasa

hubungan suami istri berkuran

percaya

DO : - umur klien 69 tahun

2. membantu pasien untuk mengekspresikan perubahan

- TD : 130 / 90 mmHg

fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan

- Nadi : 88 x/menit

bertambahnya usia

- Suhu : 36C

hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit terbuka saat di - RR : 18 x/menit
bombing untuk mengekspresikan masalah nya
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang penurunan
fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di jelaskan
tentang perubahan yang terjadi pada nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa diet
vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi, ikan, sayur

- Klien sudah menoupose

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)


PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA

Nama klien : Ny. S

tanggal : 28 maret 2012

Jenis kelamin : perempuan

umur : 69 tahun

Agama : islam

suku : dayak

Alamat : islam
Pewwancara : mahasiswa akper pemkab kotim

SKOR
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah kesalahan total

PERYANYAAN
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ini ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Kapan anda lahir ?
Berapa umur anda ?
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
Siapa presiden sebelumnya?
Siapa nama kecil ibu anda ?
15 - 6

Keterangan :

Kesalahan : 0-2 fungsi mental utuh


Kesalahan : 3-4 kerusakan intelektual ringan

JAWABAN
28
Rabu
Rumah saya
camba
Tahun 43 an
lupa
SBY
Megawati
Tidak tahu
9
2

Kesalahan : 5-7 kerusakan intelektual sedang


Kesalahan : 8-10 kerusakan intelektual berat

MINI MENTAL SKORE

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini ? (dd/mm/hh)
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapa no. Telp, bila tidak ada, no rumah / jalan ?
Berapakah usia anda ?
Kapan anda lahir ?
Siapa nama presiden sekarang ?
Siapa nama presiden sebelumnya ?
Siapa nama ibu mu sebelum menikah ?
15 6

JUMLAH KESALAHAN :
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan : gangguan intelektual ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelektual sedang

BENAR

SALAH

8-10 kesalahan : gangguan intelektual berat

HASIL : 2 kesalahan, baik

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar

5
Mar
31

Asuhan keperawatan pada Ny. A


dengan GANGGUAN AKTIVITAS
(kelompok 4)
Tugas keperawatan gerontik
Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan
GANGGUAN AKTIVITAS

Disusun oleh:
Dwi kirnawati
Juliansyah
Fauzi herawan
Sari dwi ratman

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jalan batu berlian No.11, telp (0531) 22960/22940
SAMPIT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan
makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para
pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas
kuliah dari dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH
GANGGUAN AKTIVITAS. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekanrekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita semua. Amin.

Sampit, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BABI
PEMBAHASAN
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA
NY DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS
1.2

KONSEP DASAR PENYAKIT......................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................
2.2 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY
DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS
PENGKAJIAN......................................................................................
ANALISA DATA...................................................................................
RENCANA KEPERAWATAN...............................................................

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep dasar penyakit

a. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
b. Epidemologi/insiden kasus
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri.
Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko
tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia, post cedera dan post
trauma.
c.

Etiologi/penyebab
- Kelainan postur
- Gangguan perkembangan otot
- Kerusakan system saraf pusat
- Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
- Kekakuan otot

d. Factor predisposisi
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
- IMT diatas 75% sesuai dengan usia
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Intoleransi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood dan cemas
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup menetap, tidak fit
- Malnutrisi umum dan spesifik
- Kehilangan integrasi struktur tulang
- Keterbatasan lingkungan fisik dan social
- Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
- Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat
disesuaikan dengan umur
e.

f.

Patofisiologi terjadinya penyakit


- Kaki tidak mampu menopang berat badan
- Perlu bantuan kursi roda untuk berpindah tempat
- Tangan belum mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri
- Tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri
Gejala klinis
tidak mampu bergerak secara mandiri

g. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur/bentuk tubuh
o Skoliosis
o Kiposis
o Lordosis
o Cara berjalan
c. Ekstremitas
o Kelemahan
o Gangguan sensorik
o Tonus otot
o Atropi
o Tremor
o Gerakan tak terkendali
o Kekuatan otot
o Kemampuan jalan
o Kemampuan duduk
o Kemampuan berdiri
o Nyeri sendi
o Kekakuan sendi
h. Pemeriksaan diagnostic
pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
i.

Prognosis
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh beresiko terjadi
gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan
kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami.
Misalnya, perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat
dibandingkan dengan klien yang lebih muda.

j.

Therapy (tindakan penanganan)


- Fisiotheraphy
- Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan-miring kiri

2. Konsep dasar keperawatan

a. Pengkajian
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan

a. Aktivitas yang membuat lelah


b. Riwayat sesak nafas
3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh
b. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul
1. Intoleransi aktivitas
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy
fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelemahan umum
b. Bedres yang lama (imobilisasi)
c. Motivasi yang kurang
d. Pembatasan pergerakan
e. Nyeri
2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang
berlebihan secara terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan
mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
3. Gangguan mobilitas fisik
Definisi: kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan
secara mandiri.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Gangguan persepsi kognitif
b. Imobilisasi
c. Gangguan neuro muskuler
d. Kelemahan
e. Pasien dengan traksi

4. Deficit perawatan diri


Definisi: kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau
seluruh aktivitas sehari-hari seperti; makan, berpakaian dan mandi, dan
lain-lain.
Kemungkinan berhubungan dengan:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

c.

Gangguan neuromuskuler
Menurunnya kekuatan otot
Menurunnya control otot dan koordinasi
Kerusakan persepsi kognitif
Depresi
Gangguan fisik

Rencana keperawatan
1. Untuk diagnose keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital
o Kolaborasi dengan dokter
o Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional:
o
o
o
o
o
2.

Merencanakan intervensi dengan tepat


Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
Mempercepat proses penyembuhan
Untuk mengoptimalkan pergerakan

Untuk diagnose keperawatan keletihan


Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
o Kolaborasi dengan dokter dalam latihan aktivitas
o Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
o Berikan pendidikan kesehatan
Rasional:
o
o
o
o
o
o

3.

Merencanakan intervensi dengan tepat


Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
Mempercepat proses penyembuhan
Diet adekuat dapat menambah energy untuk mencegah keletihan
Menambah pengetahuan pasien

Untuk diagnose keperawatan gangguan mobilitas fisik


Intervensi:
o Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
o Cegah pasien jatuh

o Lakukan latihan aktif maupun pasif


o Lakukan fisiotheraphy dada dan postural
o Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
Rasional:
o
o
o
o
o
4.

Mencegah iritasi dan komplikasi


Mempertahankan keamanan pasien
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur
Meningkatkan fungsi paru
Memaksimalkan mobilisasi

Untuk diagnose keperawatan deficit perawatan diri


Intervensi:
o Lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama
ADL
o Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
o Jaga privasi dan keamanan pasien
o Lakukan latihan aktif dan pasif
o Monitor tanda vital, tekanan darah, sebelum dan sesudah ADL

Rasional:
o Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana
keperawatan
o Perencanaan yang matang dalammelakukan kegiatan sehari-hari
o Memberikan keamanan
o Meningkatkan sirkulasi darah
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran tubuh dan
mobilisasi berdasarkan criteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan
perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi

LAPORAN KASUS

Tanggal Pengkajian: 28 Maret 2012

A. DATA BIOGRAFI
Nama
TTL
Jenis kelamin
Gol. Darah
Agama
Pendidikan
Status perkawinan
TB/BB
Penampilan
Ciri-ciri

: Ny. A
: Sampit, 13 juli 1949
: perempuan
:B
: islam
:: janda
: 145 cm, 43 kg
: rapi
: rambut kelabu, kulit keriput, gigi bersih, warna kulit pucat,
agak bungkuk
Alamat
: kelurahan ketapang, kecamatan mentawa baru ketapang, RT
04, RW 05, kabupaten kotawaringin timur
Orang yang dekat
: Ny. K
Hubungan
: anak klien
Alamat/telpon : 0852459734xx

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Garis keturunan
: Perempuan

Tinggal serumah
: Garis hubungan

Meninggal
2. Riwayat keluarga
Klien adalah anak kedua dari sepuluh bersaudara. Suami klien
meninggal sepuluh tahun yang lalu. Dikeluarga klien tidak ada riwayat
penyakit menurun maupun menular berbahaya lainnya. Saat muda
klien bekerja sebagai petani dan suami klien bekerja sebagai tukang
kayu. Kedua orang tua klien bekerja sebagai petani. Sejak kecil hingga
menikah klien hidup serba kekurangan, tapi klien masih bisa
membiayai anaknya sekolah. Saat semua anak klien sudah bekerja dan
menikah hidup klien mulai berkecukupan, tetapi klien sering
mengeluhkan nyeri sendi dan postur tulang punggung klien mulai
bungkuk dan klien agak susah saat berjalan. Tapi klien masih bisa
memenuhi kebutuhannya (makan) sendiri namun saat berjalan ataupun
mandi, klien selalu dibantu keluarganya karena klien tidak kuat berdiri
lama.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Saat ini klien sudah tidak bekerja, sebelumnya klien adalah seorang petani, dan jarak
tempat kerjanya dari rumah adalah 1km dan biasa ditempuh klien dengan jalan kaki.
Saat ini pendapatan klien bersumber dari uang yang diberikan anak-anaknya tiap
bulan dan semua kebutuhan klien terpenuhi.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Rumah klien terbuat dari kayu, jenis lantai rumah klien terbuat dari kayu dan kondisi
lantainya kering. Tidak terdapat tangga dirumah klien, penerangan yang tersedia
cukup, tempat tidur klien aman karena berada dibawah dan tidak terlalu tinggi. Alat
dapur tertata rapi. Terdapat sebuah WC dirumah klien namun tidak ada pegangan dan
lantainya licin. Lingkungan disekutar klien bersi dan tidak ada barang yang
membahayakan. Klien tinggal dengan satu orang anak, satu orang menantu, dan kedua
cucunya (5 orang dalam satu rumah), klien mendapatkan privasinya dirumah tersebut.
Tetangga terdekat klien adalah Tn. A yang tinggal disebelah rumah klien.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby/ minat klien adalah membuat kue kering. Klien tidak mengikuti kegiatan
apapun dank lien jarang melakukan liburan atau perjalanan kecuali perjalanan pulang
kampong tiap lebaran.
F. SISTEM PENDUKUNG

Rumah klien dekat dengan puskesmas, kurang lebih 500m. jarak antara rumah sakit
dengan rumah klien adalah 2km. Klien jarang mendapatkan pelayanan kesehatan
dirumah dan perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga adalah membantunya
berjalan dan mandi.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Klien selalu melaksanakan kebiasaan ritual sholat 5 waktu dirumah setiap harinya.
H. STATUS KESEHATAN
Sejak 5 tahun lalu hingga sekarang klien hanya sering mengeluh nyeri sendi dan
pinggang setiap sebelum tidur, klien juga merasa sering lemah bila terlalu lama berdiri
sehingga agak susah berjalan. Klien tidak memiliki keluhan lain selain hal tersebut.
1. Provocative/palliative
: nyeri sendi dan nyeri punggung
2. Quality/Quantity
: nyut-nyutan seperti membawa batu
3. Region
: di punggung dan seluruh persendian
4. Severity scale
:4
5. Timing
: setiap sebelum tidur
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : bila nyeri muncul klien hanya
menggosok bagian tubuh yang sakit dengan minyak urut dan klien tidak pernah
memeriksakan penyakit yang dideritanya ke dokter ataupun memeriksakan diri
ketempat pelayanan kesehatan lainnya.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, maupun factor
lingkungan.
Penyakit yang diderita klien adalah reumatik.
I.

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks kats klien adalah C, karena setiap klien mandi dan berpindah selalu di bantu
keluarga. Oksigenasi, cairan & elektrolit, nutrisi, istirahat & tidur, dan personal
hygine klien tercukupi. Tetapi aktivitas klien mengalami penurunan. Sejak 10 tahun
semenjak kematian suaminya pun kebutuhan seksual klien tidak pernah terpenuhi.
Klien juga jarang melakukan rekreasi karena agak susah berjalan.

J. PSIKOLOGI
Klien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara yang berusia 62 tahun,
klien menyukai semua bagian tubuhnya, klien ingin hidupnya tenang sampai
akhir hayatnya, klien merasa dirinya berharga karena seluruh keluarganya
menyayanginya. Emosi klien labil, klien gampang tersinggung. Klien dapat
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya. Mekanisme pertahanan diri
minimal.
Status mental
:
Tingkat kesadaran klien compos mentis, klien tidak mengalami dimensia,
orientasi dan bicara klien normal. Bahasa yang digunakan bahasa banjar. Klien
mampu membaca dan mampu berinteraksi dengan lawan bicaranya. Klien
tidak memiliki vertigo.
Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) : 3
Mini mental state exam (MMSE)
:3
Geriatric depression scale
:4
APGAR
:7
K. TINJAUAN SISTEM

Keadaan umum klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital ; TD:
140/100 mmHg, RR: 20x/menit, Nadi: 82x/menit, suhu: 35,4C, TB: 145cm, BB:
43kg.
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
Bentuk dada simetris, klien tidak ada batuk dan tidak mengeluarkan sputum, pola
nafas regular dengan frekuensi 20x/menit, bunyi nafas normal.
CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
Nadi regular dengan frekuensi 82x/menit, bunyi jantung normal, tidak ada
pembersaran jantung, tidak ada edema dan clubbing finger.
PERSARAFAN (B3: BRAIN)
Tingkat kesadaran klien composmentis, GCS 15 (e4v5m6), reflex normal, klien
mempunyai koordinasi gerak yang baik, tidak ada kejang.
PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)
Bentuk Mata klien normal, pupil isokor, gerak bola mata normal, medan penglihatan
menyempit, klien tidak mengalami buta warna dan peningkatan tekanan intra okuler.
Bentuk hidung klien normal dan tidak ada gangguan penciuman.
Bentuk telinga klien normal, aurikel normal, membrane tympani terang, tidak ada
otorrhoea, tidak ada tinnitus dan tidak ada gangguan pendengaran.
Indera perasa dan peraba klien normal.
PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Tidak ada masalah pada kandung kemih klien, produksi urine 700ml/hari, freuensi 56x/hari, warna kuning terang, bau khas amoniak.
PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
Selaput lendir mulut lembab, lidah klien hiperemik, rongga mulut klien tidak berbau,
tidak ada kesulitan maupun nyeri saat menelan, abdomen kenyal dan tidak ada
benjolan, tidak ada pemesaran hepar, lien, dan asites.
BAB 1x/hari, tidak ada masalah pada BAB, klien tidak menggunakan obat pencahar
dan lavemen.
OTOT, TULANG DAN INTEGUMEN (B6: BONE)
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas, tidak ada fraktur, tidak ada
dislokasi, dan tidak ada hematom.
Warna kulit pucat, akral dingin, turgor tidak elastic, tulang belakang klien kiposis.
REPRODUKSI
Bentuk payudara klien simetris, tidak ada benjolan, bentuk kelamin normal, tidak ada
keputihan, siklus haid 7hari.
ENDOKRIN
Tidak ada factor alergi dan kelainan endokrin pada klien.

PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui apa penyebab persendian dan punggungnya yang sering sakit,
klien tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Klien hanya tahu cara
menguranginya yaitu dengan menggunakan minyak urut.

ANALISA DATA
NO
1.

DATA
DS: saya sering merasa
nyeri punggung dan nyeri
sendi

ETIOLOGI
Kelemahan

PROBLEM
Gangguan mobilitas
fisik

DO:
-k/u lemah
-kesadaran compos mentis
-P: nyeri sendi dan punggung
-Q: nyut-nyut seperti
membawa batu
-R: di persendian dan
punggung
-S: 4
-T: setiap mau tidur
-klien tidak bisa berdiri lama
-berjalan ataupun mandi
dibantu keluarga
-TD: 140/100mmHg
-RR: 20x/menit
-N: 82x/menit
-S: 35,4C

PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik
DIAGNOSA MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah dilakukan tindakan1. Pertahanan body aligment dan


1. Mencegah iritasi da
keperawatan, diharapkan
posisi yang nyaman
komplikasi
gangguan mobilitas fisik

berkurang atau teratasi, 2. Cegah pasien jatuh


dengan criteria hasil:
2.
- klien dapat melakukan
aktivitas secara adekuat 3. Lakukan latihan aktif maupun
- k/u baik
pasif
3.
- tidak terjadi cidera
- klien meningkatkan
aktivitas sesuai batas
4. Lakukan fisiotheraphy dada 4.
toleransi
dan postural
5.
5. Tingkatkan aktivitas sesuai
batas toleransi

Mempertahankan ke
pasien

Meningkatkan sirku
mencegah kontraktu

Meningkatkan fungs

Memaksimalkan mo

IMPLEMENTASI
No.
1.

Dx. Kep.
Implementasi
1
1. mempertahanan body aligment dan posisi yang
nyaman
Hasil: klien mempertahankan body aligment.
2. mencegah pasien jatuh
Hasil: klien dibantu saat berpindah dan mandi
sehingga mencegah terjadinya jatuh
3. melakukan latihan aktif maupun pasif
Hasil: klien melakukan latihan aktif dengan berjalan
ditempat selama 1 menit

Evaluasi
S: saya masih merasa lema
terlalu lama berdiri
O:
-k/u lemah
-aktivitas klien meningkat
-tidak terjadi cidera
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

4. meningkatkan aktivitas sesuai batas toleransi


Hasil: klien mencoba mandi sendiri tetapi masih
dalam pengawasan

DAFTAR PUSTAKA
Stockslager Jaime L. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta. EGC

Tamher S, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba
Medika

Stanley Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
6
Mar
31

AKALAH ASUHAN KEPERAWATAN


PADA LANSIA DENGAN
GANGGUAN ELIMINASI (kelompok
3)

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI

DI SUSUN OLEH:

INKA FEBRYRIA PERTIWI


KARTA ADI WIBOWO
IRWANSYAH
ALFIANEDI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN


KOTAWARINGIN TIMUR
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Makalah
Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada Lansia
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Gerontik. Selain
itu diharapkan makalah ini dapat membantu teman-teman yang lain dalam
memahami konsep eliminasi pada lansia khususnya.
Harapan kami mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat. Kami
menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saran
dan kritik pembaca sangat kami harapkan sebagai masukan perbaikan makalah
kami berikutnya.

Sampit, Maret 2012

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

I.

LATAR BELAKANG
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan
proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan
umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan
bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan

dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini
merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat
diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem.
Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam
parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar
tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai
penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah
mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem
pencernaan.
Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan
kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai
bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman
panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi
merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka
masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta
perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.

II.

TUJUAN PENULISAN
Setelah menyelesaikan tugas keperawatan gerontik diharapkan:
1.

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia.

2.

Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada lansia


dengan ganguan eliminasi.

3.

Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa tentang


penanganan pada lansia dengan gangguan eliminasi.

III.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia)
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

IV.

METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode

kepustakaan dan dikutip dari sumber-sumber yang dapat dibuktikan


kebenarannya.

V.

SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini yaitu kata pengantar, daftar isi, bab I
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan
pustaka. Bab III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar
pustaka.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.

KOSEP DASAR ELIMINASI


Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh
baik yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).

Eliminasi Urine
Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil
filtrasi dari plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk
keginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian
besar hasil filtrasi akan diserap kembali ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan
tubuh.

Karakteristik urine normal:


a.

Volume berkisar 250-400ml yang dikeluarkan setiap kali


berkemih.

b.

Warna normal kekungin-kunginan jernih. Pada dehidrasi warna


kuning gelap atau kuning coklat, sedangkan karena obat urine dapat
berwarna merah atau orange gelap.

c.

Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic


yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung
amonik.

d.

pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun


demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin pada
vegetarian menjadi sedikit basa.

e.

Berat jenis 1.003-1.030.

f.

Komposiss air 93-97%.

g.

Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335 mOsm/liter

h.

Bakteri tidak ada.

Komposisi Urine
a.

Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam


urat serta urobilin.

b.

Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak,


dan asam amino.

c.

Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi urine


1.

Diet dan intake


Jumlah dan tipe makanana mempengaruhi output urine, seperti
protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.

2.

Respon keinginan awal untuk berkemih


Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang mengabaikan
respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan
berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan dalam
kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kamdung
kemih yang lebih dari normal.

3.

Gaya hidup
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal
eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat
mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat
mempengaruhi tingkah laku.

4.

Stress psikologi
Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi
keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitif untuk
keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang
diproduksi.

5.

Tingkat aktivitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik
untuk tonus spingter internal dan eksternal.

6.

Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi
pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya
menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya

7.

Kondisi patologis
Saat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal ini
disebabkan oleh keinginan untuk minum sedikit.

Masalah-masalah eliminasi urine:


1.

Retensio urine. Merupakan penumpukan urine dalam kandung


kemih dan ketidakmampuan pada kandung kemih untuk
mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih
adalah urine yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml
normalnya 250-400 ml.

2.

Inkontinensia urine. Ketidakmampuan otot sfingter eksternal


sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua
jenis inkontinensia urina, yaitu, Inkontinensia stres adalah strea
yang terjadi pada saat tekanan intraabdomen meningkat.
Inkontinensia urgensi adalah inkontinensia yang terjadi saat klien
terdesak ingin berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah atau
spasme kandung kemih.

3.

Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang


diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter eksterna
.

Perubahan pola berkemih:


1.

Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan


yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stres, wanita hamil

2.

Urgensi. Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi


pada anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol berkurang.

3.

Disuria: rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misal, ISK.

4.

Poliuri (diuresis): produksi urine melebihi normal tanpa


peningkatan intake cairan, misal pada pasien DM.

5.

Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine


secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan
oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).

Eliminasi fekal
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan.
Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari
mulut sampai anus. Organ utama yang berperan dalam eliminasi fekal adla
usus besar. Usus besar memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi
cairan dan elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus
yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan aktivitas
bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan berkontraksi.
Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat
refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul
karena adanya feses dalam rectum.
Proses Eliminasi
1.

Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan sekresi


cairan digestif dan peristaltik lamban sehingga terjadi penurunan
kemampuan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

2.

Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang


tak cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi
dapat juga terjadi karena tidak mengkonsumsi makanan yang
memadai/kurang melakukan latihan fisik.

3.

Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari


penurunan respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan
haus, perubahan pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga sulit untuk
mengunyah.

4.

Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan untuk


mengunyah/menelan.

5.

Kadang lupa dalam konsumsi makanan.

6.

Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan penyerapan


vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A, D, E, K).

7.

Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak


biasanya akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :

a)

Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.

b)

Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.

8.

Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya


nafsu makan akibat gigi sudah lepas.

Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal


1.

Konstipasi: gangguan eliminasi yang mengakibatkan adanya feses


yang keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh po\la defekasi
yang tidak teratur, penggunaan laksatif dalam jangka waku yang lama,
stress fsikologis, obat-obatan, kuang aktifitas dan usia.

2.

Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang


diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material yang berkepanjangan.
Biasanya disebabkan oleh konstipasi.

3.

Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar


akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak
mempunyai waktu cukup untuk menyerap air. Diare disebabkan oleh
stress fisik, obat-obatan,alergi dan lain-lain.

4.

Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol


pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter anus akibat
kerusakan fungsi spingter / persarafan didaerah anus. Penyebabnya
karena penyakit neoromuskular, atau tumor spingter anus eksternal.

5.

Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal, sehingga


menyebabkan distensi intestinal, dapat disebakan karena konstipasi,
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek
anestesi.

6.

Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan


tekanan darah tersebut. Penyebabnya adalah, konstipasi kronis,
peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.

II.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

1.

Gerontologi
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu

gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik. Gerontologi berasal dari kata


Geros : lanjut usia dan Logos : ilmu. Jadi Gerontologi adalah ilmu yang
mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkut lanjut
usia. Gerontologi Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987)
Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin
terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990).

2.

Geriatri
Geriatri berasal dari kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie :

kesehatan/medikal.

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada


lanjut usia

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis,


preventif maupun terapeutis bagi klien lanjut usia.

Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat
akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah bahwa objek
dari geriatri adalah manusia lanjut usia.

Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan


penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.

Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah


kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black &
Matassari Jacob, 1997).

3.

Geriatric Nursing :
a.

Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses


menua (Kozier, 1987).

b.

Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya


pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan,
keahlian dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal
lanjut usia/lansia secara komprehensif. Oleh karena itu, perawatan lansia
yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan dirawat di rumah sakit
merupakan bagian dari Gerontic nursing.

4.

Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes,
1994). Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut)
secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup. Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak
sama cepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih
muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi).

Menurut undang-undang no. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok


kesehatan pasdal 8 ayat 2, berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat,
kelemahan dan lanjut usia. Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia
dianggap sebagai semacam penyakit. Hal ini tidak benar. Gerontologi
berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan suatu penyakit melainkan suatu
masa/tahap hidup manusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan
lanjut usia.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sampai
saat ini banyak sekali teori yang menerangkan proses menua, mulai dari
teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori
terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua
adalah proses evolusi dan teori imunologik, yaitu : teori adanya produk
sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi
seperti diketahui lanjut usia akan selalu bergendengan dengan perubahan
fisiologik maupun psikologik. Yang penting untuk diketahui bahwa aktivitas
fisik dapat menghambat/memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang
disebabkan bertambahnya umur.

5.

Teori-Teori Proses Menua


a.

Secara individual
1.

Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

2.

Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.

3.

Tidak ada satu factor pun ditemukan untuk mencegah proses


menua.

b.

Teori-teori biologi

1.

Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)


Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel).

2.

Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan


sel-sel tubuh lelah (terpakai).

3.

Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut teori


akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen
Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada
orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu
sendiri.

4.

Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

5.

Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan kekurangan


gizi.

6.

Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory) Didalam proses


metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh
ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan
semenjak itu terjadilah kelainan autoimun. (Menurut Goldteris &
Brocklehurst, 1989).

c.

Teori immunologik slow virus (Immunology slow virus theory)


Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

d.

Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah


terpakai.
e.

Teori radikal bebas


Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan selsel
tidak dapat regenerasi.

f.

Teori rantai silang


Sel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.

g.

Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapakan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.

6.

Teori Kejiwaan Sosial


a)

Aktivitas atau kegiatan (Activity Taheory)

Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan


secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial.

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari


lanjut usia.

Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar


tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b)

Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat
dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c)

Teori Pembebasan (Disengagement Theory)


Putusnya pergaulan/hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan
oleh Cumming and Henry 1961. teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut
usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
terjadi kehilangan ganda (Triple loos), yakni:
1.

Kerhilangan peran (Loss of Role)

2.

Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation


Ships)

3.

Berkurangnya komitmen (Redused commitmen to social Mores


and Values).

7.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan


a.

Hereditas : Keturunan/genetik

b.

Nutrisi : Makanan

c.

Status kesehatan

d.

Pengalaman hidup

e.

Lingkungan

f.

Stress

8.

Batasan-Batasan Lanjut Usia


Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara
memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai
batasan umur.
Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :
a)

Usia pertenggahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.

b)

Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 70 tahun

c)

Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.

d)

Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

Menurut Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)


Mengatakan : lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.
Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a)

Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun

b)

Fase verilitas, antara 40 dan 50 tahun

c)

Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahun

d)

Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.

9.

Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia


Perubahan-perubahan fisik
Sel
1.

Lebih sedikit jumlahnya

2.

Lebih besar ukurannya.

3.

Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan


intraseluler.

4.

Menurunnya proporsi protein diotak, otot, ginjal, darah dan hati.

5.

Jumlah sel otak menurun.

6.

Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

7.

Otak menjadi atrofis beratny berkurang 5-10 %.

Sistem persyarafan
1.

Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf


otaknya dalam setiap harinya).

2.

Cepatnya menurun hubungan persarafan.

3.

Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan


stress.

4.

Mengecilnya saraf panca indera.

5.

Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf


pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.

6.

Kurang sensitif terhadap sentuhan.

Sistem pendengaran
1.

Presbiakus (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan


(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi
suara/nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti katakata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.

2.

Membran tympany menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

3.

Terjadinya penggumpalan serumen dapat mengeras karena


meningkatnya keratin. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut
usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.

Sistem penglihatan
1.

Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

2.

Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

3.

Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas


menyebabkan gangguan penglihatan.

4.

Meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap


kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.

5.

Hilangnya daya akomodasi.

6.

Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya.

7.

Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

Sistem kardiovaskuler
1.

Elastisitas, dinding aorta menurun.

2.

Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

3.

Kemempuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun


sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya.

4.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah; kurangnya efektivitas


pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).

5.

Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari


pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg. Diastolis normal
90 mmHg.

Sistem pengaturan temperatur tubuh


Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain :
1.

Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35C ini


akibat metabolisme yang menurun.

2.

Keterbatasan refleks menggigl dan tidak dapat memproduksi panas


yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

Sistem respirasi
1.

Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2.

Menurunnya aktivitas dari silia.

3.

Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik


nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman bernafas menurun.

4.

Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.

5.

O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg

6.

CO2 pada arteri tidak berganti

7.

Kemampuan untuk batuk berkurang.

8.

Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan


menurun seiring dengan pertambahan usia.

Sistem gastrointestinal
1.

Kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disease yang


biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

2.

Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput


lendir, atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas
dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.

3.

Esofagus melebar.

4.

Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam


lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.

5.

Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

6.

Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)

7.

Liver (hati), makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,


berkurangnya aliran darah.

Sistem reproduksi
1.

Menciutnya ovari dan uterus.

2.

Atrofi payudara.

3.

Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun


adanya penurunan secara berangsur-angsur.

4.

Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi


kesehatan baik), yaitu :
1.

Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.

2.

Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan


kemampuan seksual.

3.

Tidak perlucemas karena merupakan perubahan alami.

4.

Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi


berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahanperubahan warna.

Sistem genitourinaria
1.

Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin
darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil
dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %,
fungsi tubulus berkurang akibatnya: kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya +
1); BUN (blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang
ginjal terhadap glukosa meningkat.

2.

Vesika urinaria (kandung kemih) : otot-otot menjadi lemah,


kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria
lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

3.

Pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun.

4.

Atrofi vulva

5.

Vagina

Orang-orang yang makin menua, sexual intercourse masih juga


membutuhkannya. Tidak ada batasan umur tertentu untuk fungsi sexual
seseorang berhenti. Frekuensi sexual intercourse cenderung menurun
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan
menikmati berjalan terus sampai tua.

Sistem endokrin
1.

Produksi dari hampir semua hormon menurun

2.

Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

3.

Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di


dalam pembuluh darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan
LH.

4.

Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (basal metababolic rate)


dan menurunnya daya pertukaran zat.

5.

Menurunnya produksi aldosteron.

6.

Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen


dan testeron.

Sistem kulit (integumentary system)


1.

Kulit mengerut/keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2.

Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses


keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).

3.

Menurunnya respon terhadap trauma.

4.

Mekanisme proteksi kulit menurun :


a.

Produksi serum menurun

b.

Penurunan produksi VTD.

c.

Gangguan pigmentasi kulit

5.

Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

6.

Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

7.

Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan


vaskularisasi.

8.

Pertumbuhan kuku lebih lambar

9.

Kuku jari lebih menjadi keras dan rapuh.

10.

Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

11.

Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.

12.

Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

Sistem muskuloskeletal (musculosceletal system)


1.

Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.

2.

Kifosis

3.

Pinggang, lutu dan jari-jari pergelangan terbatas.

4.

Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya


berkurang).

5.

Persendian membesar dan menjadi kaku.

6.

Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

7.

Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot


mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram
dan menjadi tremor.

8.

III.

Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

ASUHAN KEPERAWATAN\
Asuhan keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang

mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan. Pengkajian merupakan

langkah pertama dalam proses ini yaitu meliputi pengumpulan dan analisa
data dan menghasilkan diagnosa keperawatan. Pengkajian yang berfokus pada
keperawatan sangat penting untuk menetukan diagnosa keperawatan yang
dapat menentukan intervensi dan implementasi keperawatan.

1.

Pengkajian
a.

Eliminasi urine
1.

Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik


amonia. Pada overhidrasi hampir tidak berwarna. Pada dehidrasi
orange-kecoklatan.

2.

Jumlah urine bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400


ml.

3.

Distensi kandung kemih inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)

4.

Frekuensi BAK, tekanan dan desakan.

5.

Kondisi-kondisi tertentu misalnya :


a)

Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.

b)

Nokturia, keadaan BAK sering pada malam hari.

c)

Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada anakanak).

d)

Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun volume.

e)

Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.

f)

Anuri, produksi urine <100 /hari.

g)

Retensio, ketidakmampuan mengosongkan bladder, misalnya :


karena obstruksi saluran urethra.

b.

Eliminasi bowel

2.

1.

Status gizi

2.

Pemasukan diit

3.

Anorexia, tidak dicerna, mual dan muntah.

4.

Mengunyah dan menelan.

5.

Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut

6.

Auskultasi bising usus.

7.

Palpasi apakah perut kembung, fecal.

8.

Konstipasi, sudah berapa hari tidak BAB.

9.

Keadaan diare.

Intervensi
a.

Eliminasi Urine
1.

Cukupkan cairan masuk 2000-3000 ml/hari.

2.

Cegah terjadinya inkontinensia :


a)

b.

Jelaskan dan dorong klien untuk BAK tiap 2 jam.

b)

Pertahankan penerangan dikamar mandi untuk mencegah jatuh.

c)

Observasi jumlah urin

d)

Batasi cairan terutama waktu menjelang tidur.

Eliminasi Bowel
1.

Berikan sikap fowler waktu makan

2.

Pertahankan keasaman lambung.

3.

3.

Berikan makanan yang tidak membentuk gas

4.

Cukup cairan

Untuk mencegah sembelit/konstipasi.


a.

Awasi kecukupan cairan dalam diit.

b.

Dorong untuk melakukan aktivitas

c.

Fasilitasi gerak usus dalam mencerna.

d.

Berikan kebebasan dan gerak posisi tubuh normal

e.

Berikan kecukupan konsumsi serat.

f.

Ajarkan latihan kegel.

g.

Ajarkan latihan perut.

h.

Atur waktu makan dan minum.

i.

Atur jumlah makan dan minum.

j.

Berikan laxatif jika perlu.

BAB III
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

I.

Data Biografi
Nama

: Ny. S

Umur

: 74 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Status perkawinan

: Janda

TB/BB

: 149 cm / 37 kg

Penampilan

: Rapi,bersih,wangi,berpakaian sesuai,
rambut

beruban, menggunakan jilbab, sedikit

bungkuk.
Alamat
Orang yang dekat

: Jl. SukaBumi Barat No. 007


: Ny. Ati

Hubungan

: Anak klien

Alamat

: Sda

II.

RIWAYAT KEPERAWATAN
1.

GENOGRAM

Keterangan:

: perempuan

: garis

perkawinan
: laki-laki

------ : tinggal

dalam satu rumah


: garis keturunan

: meninggal

dunia

2.

Riwayat Keluarga
Klien adalah anak ke-4 dari lima bersaudara, klien dulunya berasal dari
keluarga petani. Ayah dan ibu klien sudah meninggal. Suami klien sudah
meninggal sejak klien berumur 51 tahun. Sekarang klien tinggal ikut
anaknya.
Dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit stroke yaitu kakak
pertamanya dan sudah meninggal. Dalam lingkungan keluarga klien tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TBparu.

III. RIWAYAT PEKERJAAN


Pekerjaan saat ini

: tidak bekerja

Alamat pekerjaan

:-

Jarak dari rumah

:-

Transportasi

:-

Pekerjaan sebelumnya

: Pedagang sayur yang digendong di bahu

Jarak dari rumah

: 10 km

Transportasi

: Jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :


kebutuhan klien dipenuhi oleh anak-anaknya.

IV. RIWAYAT LINGKUNGAN


Jenis lantai rumah
Kondisi lantai

: porselen
: kering

Tangga rumah

: tidak ada

Penerangan

: cukup

Tempat tidur

: tanpa ranjang

Alat dapur

: tertata rapi

WC

: ada dikamar, 3 meter dari tempat tidur

Kebersihan lingkungan
dapat mebahayakan klien

: lingkungan bersih, tidak ada barang yang

Jumlah yang tinggal dalam satu rumah

: 5 (lima) orang

Derajat privasi

: baik

Tetangga terdekat

:Mbah Saras

Alamat

V.

: Jl. Suka- Bumi Barat No. 008

RIWAYAT REKREASI
Hobi/minat
Keanggotaan organisasi
Liburan/perjalanan

: Klien hobby menyulam, bernyanyi


: anggota posyandu lansia Kamboja
: Klien sering diajak anaknya jalan-jalan ke
taman kota.

VI. SISTEM PENDUKUNG


Perawat/Bidan/Dokter
Jarak dari rumah

: Mantri Sri
: 1 km

RS

: RSU DR. Murjani Sampit, 4 km dari


rumah klien

Klinik

: Puskesmas Baamang 1, 1 km dari


rumah klien

Makanan yang dihantarkan

:-

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada karena klien


masihdapat melakukan aktivitas madiri.

VII.

DESKRIPSI KEKHUSUSAN

Kebiasaan ritual

VIII.

: Klien selalu melaksanakan sholat lima


waktu berjamaah di mushola Al-Anshor dekat
rumah klien, dan sering mendengarkan
ceraham dari TV.

STATUS KESEHATAN

Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :sering pegal-pegal dan
kesemutan pada ektremitas, dan hipertensi

Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Klien pernah mederita
sakit stroke dan di opname di RSUD Sragen, Jawa tengah selama 2 minggu
Keluhan utama

: 3 hari sekali baru BAB, perut terasa penuh

:-

:-

:-

:-

:-

Obat-obatan

: Ottopan (paracetamol) 500 mg 3x1

Alergi

: klien tidak ada alergi

Obat-obatan

:-

Makanan

:-

Faktor lingkungan

:-

Penyakit yang diderita

: Hipertensi dan rematik

IX. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks katz

: Katz A

Oksigenasi

: Klien bernapas dengan hidung, RR :

20x/m
Cairan/elektrolit

Nutrisi

: Klien makan 2x sehari, klien makan nasi


dan lauk, klien tidak suka makan sayur, klien
minum air putih 3 gelas sehari ( 750 ml),

Eliminasi

: 3 hari sekali baru BAB, perut dintesi, bising


usus 3x/m, BAK

Aktivitas

: semua aktivitas klien sehari-hari dapat


dikerjakan secara mandiri

Istirahat&tidur

: Klien tidak terbiasa tidur siang. Jika malam


hari klien mulai tidur pukul 22.00 sampai
04.00 pagi. Pada saat tidur klien sering
terbangun.

Personal hygiene

: Klien mandi 2x sehari, keramas 2 hari


sekali, berganti pakaian setiap hari

Seksual

: Klien sudah menopause sejak berumum

51 tahun, dan sudah tidak memiliki pasangan, sejak menopause klien sudah
tidak ada keinginan untuk berhubungan dengan dengan lawan jenis.

X.

PSIKOLOGI KOGNITIF PERSEPTUAL


Konsep diri

: baik

Emosi

: stabil

Adaptasi mekanisme pertahan diri : baik


Status mental :

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Afasia

: tidak ada

Dimensia

: ada

Orientasi

: baik

Bicara

: normal dan lancar

Bahasa yang digunakan

: bahasa banjar dan bahasa indonesia

Kemampuan membaca

: klien bisa membaca

Kemampuan interaksi

: klien mampu berinteraksi dengan baik dan

sesuai

Vertigo

: ada

SPSMQ

: skor 2 = fungsi mental utuh

MMSE

: skor 2 = baik

GDS

: skor 4 = tidak ada depresi

APGAR

: skor 10 = rendah

XI. TINJAUAN SISTEM


Keadaan umum

: baik

Tingkat kesadaran

: compos mentis

Tanda-tanda vital

: TD: 190/100 mmHg, Nadi: 74x/m, RR:

20x/m,
Suhu : 36,5 C, TB : 149 cm, BB, 37 kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
B1/pernapasan

Bentuk dada

: simetris

Sekeresi dan batuk

: tidak ada batuk

Pola napas

: RR: 20x/m, reguler

Bunyi napas

: vesikuler

Pergerakan dada

: normal

Tractil fremitis

: tidak ada

Alat bantu pernapasan

: klien tidak menggunakan alat bantu

pernapasan

B2/Kardiovaskuler

Nadi

: 74x/m, reguler dan kuat

Bunyi janting

: normal

Letak jantung

: ictus cordis teraba pada interkosta ke-

lima kira-kira
satu jari medial dari garis midclviucla

Pembesaran jantung

: ada

Nyeri dada

: tidak ada

Oedeme

: tidak ada

Clubbing finger

: tidak ada

B3/ persarafan
Tingkat kesadaran

: compos mentis

GCS

: 15, eye: 4, verbal:5, motorik: 6

Reflek

: normal

Koordinasi gerak

: Klien mampu mengkoordinasikan gerak

Kejang

: tidak ada

Penginderaan (persepsi sensori)


1.

Mata

Bentuk

: normal

Visus

:-

Pupil

: isokor

Gerak bola mata

: menyempit

Medan penglihatan

: menyempit

Buta warna

Tekanan Intra Okuler : tidak

2.

: tidak ada

Hidung

Bentuk

: normal

Gagguan penciuman

: tidak ada

3.

Telinga

Aurikel

: normal

Membaran timpani

: keruh

Ottorhochea

: tidak ada

Gangguan pendengaran: ada

Tinitus

: ada

4.

Perasa

: normal

5.

Peraba

: normal

B4/perkemihan

Masalah kandung kemih : Tidak terjadi nyeri saat BAK, tidak ada
distensi suprapubik , BAK lancar , tidak terjadi infeksi, tidak terjadi
terjadi inkontinensia urine.

Produksi urin

: volume BAK 400 ml / hari

Frekuensi BAK

Warna

: kuning

Bau

:amoniak

: 3 4 x/hari

B5/eliminasi alvi
1.

Mulut dan tenggorokan

Mulut

: mukosa lembab

Lidah

: normal

Kebersihan rongga muluat : tidak berbau, gigi bersih, tidak ompong,

Tengorokan

: tidak ada keluhan

Abdomen

: dintensi

Pembesaran hepar

: tidak ada

Pembesaran lien

: tidak ada


2.

Asites

: tidak ada

Masalah usus dan rektum

BAB

: 3 hari sekali baru BAB, perut terasa

penuh

Obat pencahar

Lavamen

B6/Otot/tulang/integumen
1.

Otot-tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai : bebas


Kemampuan kekuatan otot :

2.

Fraktur

: tidak ada

Dislokasi

: tidak ada

Hematoma

: tidak ada

Integumen

Warna kulit

Turgor

Tulang belakang

: sawo matang
: tidak elastis
: kiposis

REPRODUKSI
Payudara

Bentuk

: simetris

Benjolan

: tidak ada

Kelamin

Bentuk

: normal

Keputihan

: tidak ada

Siklus haid

: klien sudah menopause

ENDOKRIN

Faktor alergi

: tidak ada

Manifestasi

:-

Cara mengatasi

:-

Kelainan endokrin

: tidak ada

PENGETAHUAN KLIEN TENTANG KESEHATAN DIRINYA


Klien tahu bahwa dirinya sakit hipertensi dan rematik, tapi klien menganggap
sakitnya itu adalah sakit orang sudah tua.

ANALISA DATA
No

Data

Penyebab

Masalah

DS :
1.

Klien mengatakan 2 hari ini tidak


bias BAB.

2.

Pemenuhan

Gangguan Bowel

kebutuhan gizi

Eliminasi ( BAB )

tidak seimbang.

Klien mengatakan tidak suka


makan sayur dan hanya minum air
putih sebanyak 3 gelas.

DO :
1.

Klien hanya makan nasi dan


sedikit sayur mayur.

2.

Bising usus 3 x /menit

3.

Perkusi abdomen hypertimpani.

RENCANA KEPERAWATAN
No.
1.

Dx. Kep.
Gangguan

Tujuan
Setelah dilakukan

Bowel

Intervensi keperawatan

mengenai pemahaman

pengetahuan klien te

Eliminasi

dalam waktu 2 X 24 jam

tentang nutrisi.

nutrisinya.

( BAB ) b.d

klien dapat BAB secara

Pemenuhan

normal.

kebutuhan

Kriteria hasil :

gizi tidak
seimbang.

1. Klien mendapatkan

Intervensi
1. Kaji pengetahuan klien

2.

Anjurkan klien makan


sayur dan buah.

1.

2.

Rasional
Untuk mengetahui

Sayur dan buah

merupakan makanan

yang tinggi serat seh

nutrisi yang cukup

dapat membantu

dengan gizi yang

melancarnak n pence

seimbang.

2. Klien dapat BAB


dengan lancer maksimal
dalam waktu 2 X 24 jam
.

3.

Untuk membantu
melunakan feses.

3. klien untuk meningkatkan


intake cairan 1500 cc
yang dipenuhi secara
bertahap.

4. Anjurkan klien untuk

4.
makan makanan yang tidak
bergas.

5. Lakukan auskultasi bising


usus.

5.

Untuk mengurasi
kembung/ distensi.

Untuk mengetahui
keefektifan rencana
sebelumnya.

IMPLEMENTASI
No.
1.
1.

Dx. Kep.
Implementasi
1
1. Mengkaji pengetahuan klien mengenai pemahaman

Evaluasi
S: Saya sudah dapat BAB de

tentang nutrisi. Hasil: yang saya tahu saya harus

lancar, minum sebanyak 5 gel

makan makanan yang sedikit garam agar tensi saya

mau mencoba mengkonsumsi s

tidak naik.

dan buah- buahan.

2. Menganjurkan klien makan sayur dan buah. Hasil:


saya akan mencoba makan sayur
3. Menganjurkan klien untuk meningkatkan intake
cairan 1500 cc yang dipenuhi secara bertahap.

O:

Bising usus 10x / menit.


Makan dengan lauk pauk dan
sayuran.
Perkusi abdomen tympani.

Hasil: nanti saya akan mencoba minum yang


banyak.
4. Menganjurkan klien untuk makan makanan yang
tidak bergas. Hasil: saya akan mengurangi makan
singkong
5. Melakukan auskultasi bising usus. Hasil: bising

A:Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

usus 5x/m

BAB III
PENUTUP

I.

KESIMPULAN
Pada lansia sistem gastrointestinal mengalami perubahan seperti
kehilangan gigi, indra pengecap yang mengalami penurunan fungsi, rasa lapar
yang menurun, peristaltic yang menurun dan lain-lain. Sehingga pada lansia
pola eliminasi urine dan fekal mengalami perubahan dimana perawat harus
mampu membantu lansia dalam menghadapi perubahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia).
Jakarta : PT Mediyatama Sarana Prakarsa
Lueckenofte, 1998. Pedoman Praktis Pengkajian Gerontologi Edisi 2.
Jakarta: EGC
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
Watson, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC
Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
7

Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA PASIEN LANSIA
DENGAN MASALAH PEMENUHAN
KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN
KEAMANAN (kelompok 2)
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK
PADAPASIENLANSIADENGAN
MASALAHPEMENUHANKEBUTUHAN
KESELAMATANDANKEAMANAN

DisusunOleh:
KELOMPOK2
1.DediDarmaPutra

2.EdiTaufikurahman
3.KikiApriliyanti
4.NoviaYesiana

AKADEMIKEPERAWATAN
PEMERINTAHKABUPATENKOTAWARINGINTIMUR
Jl.BatuBerlianNo.11Telp(0531)22960
2012

KATAPENGANTAR

PujisyukurkepadaTuhanYangMahaEsakarenaberkattaufikdanhidayah
Nya,makalahinidapatdiselesaikan.Makalahinimerupakanmakalahpengetahuan
bagimahasiswa/IakperpemkabkotimmaupunparapembacauntukbidangIlmu
Pengetahuan.
Makalahinisendiridibuatgunamemenuhisalahsatutugaskuliahdaridosen
matakuliahKeperawatanGerontikdenganjudulStandarASUHAN
KEPERAWATANGERONTIKPADAPASIENLANSIADENGAN
MASALAHPEMENUHANKEBUTUHANKESELAMATANDAN
KEAMANAN.Dalampenulisanmakalahinipenulisberusahamenyajikanbahasa
yangsederhanadanmudahdimengertiolehparapembaca.Penulismenyadaribahwa
makalahinijauhdarisempurnadanmasihbanyakkekurangan.Olehkarenanya,
penulismenerimakritikdansaranyangpositifdanmembangundarirekanrekan
pembacauntukpenyempurnaanmakalahini.
Penulisjugamengucapkanbanyakterimakasihkepadarekanrekanyang
telahmembantudalampenyelesaianmakalahini.
Akhirkata,semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadakita
semua.Amin.

Sampit,Maret2012

DAFTARISI

KATA
PENGANTAR.................................................................................................................
i
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................
ii
BAB
I............................................................................................................................
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG...............................................................................................
1
B.TUJUAN
PENULISAN............................................................................................
2
C.RUMUSAN
MASALAH...........................................................................................2
D.METODE
PENULISAN............................................................................................2
E.SISTEMATIKA
PENULISAN..................................................................................2
BABIIPEMBAHASAN

A.PERANPERAWATDALAMPEMENUHANKEBUTUHAN
KEAMANAN....3
B.KESELAMATANDAN
KEAMANAN...................................................................4
BABIII.............................................................................................................................
PENUTUP
A.
KESIMPULAN.............................................................................................
............39
B.
SARAN.........................................................................................................
.............39
DAFTARPUSTAKA

BABI
PENDAHULUAN

A.LATARBELAKANG
Seiringdenganmeningkatnyakualitaspelayanankesehatandinegaramaju
dannegaraberkembang,makabertambahlahusiaharapanhiduppenduduknegara
tersebut.Haliniberarti,akanbertambahnyapopulasipenduduklanjutusia
(lansia).DiIndonesiadanbeberapanegaraberkembanglainnyaseseorang
dikelompokkankedalamgolonganlansiajikaumurkronologisnyasudah60tahun
(Kane,1994).
Penyakitpadausialanjutdengangejalakhasyaitumultipatologi(lebihdari
satupenyakit),kemampuanfisiologistubuhyangsudahmenurun,tampilangejala
yangtidakkhas/menyimpang,danpenurunanstatusfungsional(kemampuan
kreraktivitas).Penyakitpenyakityangditemukanpadapasiengeriatriumumnya
adalahpenyakitdegeneratifkronik(Kane,1994).

Setiaporangpastiinginmemilikimasatuayangbahagiatetapikeinginan
tidaklahselaludapatmenjadinyata.Padakehidupannyata,banyaksekalilansia
lansiayangmenjadidepresi,stress,danberpenyakitan.Banyakkitatemukan
lansiayangdikirimkepantijompodantidakterurusolehkeluarga,adalansia
yangdiasingkandarikehidupananakcucunyameskipunhidupdalamlingkungan
yangsama,adalansiayangmasihharusbekerjakerasmeskipunsudahtua,dan
masihbanyakhalhallainnyayangmenjadipenyebab(Lueckenotte,2000;Hall&
Hassett,2002).
Perawatsebagaitenagakesehatanyangprofesionalmempunyaikesempatan
palingbesaruntukmemberikanpelayanan/asuhankeperawatanyang
komprehensifdenganmembantuklienmemenuhikebutuhandasaryangholistik,
salahsatunyadalampemenuhankebutuhankeselamatandankeamanan.

B.TUJUANPENULISAN
Untukmengidentifikasipemahamanperawatterhadappemenuhankebutuhan
keselamatandankeamananklienpadapasienlansia.

C.RUMUSANMASALAH
Berdasarkanlatarbelakangdiatas,makarumusanmasalahdalammakalahini
adalahbagaimanaasuhankeperawatanpadalansia(LanjutUsia)dengan
pemenuhankebutuhankeselamatandankeamanan.

D.METODEPENULISAN
Metodeyangdigunakandalampenulisanmakalahiniyaitumetode
kepustakaandandikutipdarisumbersumberyangdapatdibuktikan
kebenarannya.

E.SISTEMATIKAPENULISAN
SistematikapenulisanmakalahiniyaituKataPengantar,DaftarIsi,BabI
PendahuluanyangterdiridariLatarBelakang,RumusanMasalah,Tujuan
Penulisan,MetodePenulisan,danSistematikaPenulisan.BabIIPembahasan.Bab
IIIPenutupyangterdiridariKesimpulandanSaran.DaftarPustaka.


BABII
PEMBAHASAN

A.PERANPERAWATDALAMPEMENUHANKEBUTUHANKEAMANAN
Peranperawatdalampemenuhankebutuhankeamanandapatberperan
secaralangsungmaupuntidaklangsung.Secaralangsungperawatdapat
melakukanasuhankeperawatanpadaklienyangmengalamimasalahterkait
denganketidakterpenuhinyakebutuhankeamanan.Adapunperanperawatdalam
pemenuhankebutuhankeamananadalahsebagaiberikut:
1.Pemberiperawatanlangsung(caregiver);perawatmemberikanbantuan
secaralangsungpadakliendankeluargayangmengalamimasalahterkaitdengan
kebutuhankeamanan.
2.Pendidik,perawatperlumemberikanpendidikankesehatankepadaklien
dankeluargaagarkliendankeluargamelakukanprogramasuhankesehatan
keluargaterkaitdengankebutuhankeamanansecaramandiri,danbertanggung
jawabterhadapmasalahkeamanankeluarga.
3.Pengawaskesehatan,perawatharusmelakukanhomevisitatau
kunjunganrumahyangteraturuntukmengidentifikasiataumelakukanpengkajian
tentangkebutuhankeamanankliendankeluarga.
4.Konsultan,perawatsebagainarasumberbagikeluargadalammengatasi
masalahkeamanankeluarga.Agarkeluargamaumemintanasehatkepadaperawat
makahubunganperawatkeluargaharusdibinadenganbaik,perawatharus
bersikapterbukadandapatdipercaya.
5.Kolaborasi,perawatjugaharusbekerjasamadenganlintasprogram
maupunsecaralintassektoraldalampemenuhankebutuhankeamanankeluarga
untukmencapaikesehatandankeamanankeluargayangoptimal.
6.Fasilitator,perawatharusmampumenjembatanidenganbaikterhadap
pemenuhankebutuhankeamanankliendankeuargasehinggafaktorrisikodalam
ketidakpemenuhankebutuhankeamanandapatdiatasi.
7.Penemukasus/masalah,perawatmengidentifikasimasalahkeamanan
secaradini,sehinggatidakterjadiinjuriataurisikojatuhpadaklienyangtidak
mampumemenuhikebutuhankeamanannya.

8.Modifikasilingkungan,perawatharusdapatmemodifikasilingkungan
baiklingkunganrumahmaupunlingkunganmasyarakatagarterciptalingkungan
yangsehatdalammenunjangpemenuhankebutuhankeamanan.

B.KESELAMATANDANKEAMANAN
Keselamatanadalahsuatukeadaanseseorangataulebihyangterhindardari
ancamanbahayaataukecelakaan.Kecelakaanmerupakankejadianyangtidak
dapatdidugadantidakdiharapkanyangdapatmenimbulkankerugian,sedangkan
keamananadalahkeadaanamandantentram.

KONSEPDASAR
1.Faktorfaktoryangmempengaruhikebutuhankeselamatandankeamanan
a.Usia
Padaanakanaktidakterkontroldantidakmengetahuiakibatdariapayang
dilakukan.Padaorangtuaataulansiaakanmudahsekaliterjatuhataukerapuhan
tulang.
b.Tingkatkesadaran
Padapasienkoma,menurunnyaresponsterhadaprangsang,paralisis,disorientasi,
dankurangtidur.
c.Emosi
Emosisepertikecemasan,depresi,danmarahakanmudahsekaliterjadidan
berpengaruhterhadapmasalahkeselamatandankeamanan.
d.Statusmobilisasi
Keterbatasanaktivitas,paralisis,kelemahanotot,dankesadaranmenurun
memudahkanterjadinyarisikoinjuriataugangguanintegritaskulit.
e.Gangguanpersepsisensori
Kerusakansensoriakanmemengaruhiadaptasiterhadaprangsanganyang
berbahayasepertigangguanpenciumandanpenglihatan.
f.Informasi/komunikasi

Gangguankomunikasisepertiafasiaatautidakdapatmembacamenimbulkan
kecelakaan.
g.Penggunaanantibiotikyangtidakrasional
Antibiotikdapatmenimbulkanresistendansyokanafilaktik
h.Keadaanimunitas
Gangguanimunitasakanmenimbulkandayatahantubuhyangkurangsehingga
mudahterserangpenyakit.
i.Ketidakmampuantubuhdalammemproduksiseldarahputih
Seldarahputihberfungsisebagaipertahanantubuhterhadapsuatupenyakit.
j.Statusnutrisi
Keadaannutrisiyangkurangdapatmenimbulkankelemahandanmudahterserang
penyakit,demikiansebaliknya,kelebihannutrisiberisikoterhadappenyakittertentu.
k.Tingkatpengetahuan
Kesadaranakanterjadinyagangguankeselamatandankeamanandapatdiprediksi
sebelumnya.

2.Macammacambahayaataukecelakaan
a.Dirumah
Tersedak.
Jatuh.
Tertelanalatalatrumahtangga.
Tersiramairpanas.
Jatuhdarijendelaatautangga.
Terpotong.
Lukatusukataulukagores.
Lukabakar.

Tenggelam.
Terkenapecahankaca.
Jatuhdarisepeda.
Keracunan.

b.Dirumahsakit
Mikroorganisme.
Cahaya.
Kebisingan.
Temperatur.
Kelembapan.
Cederaataujatuh.
Kesalahanprosedur.
Peralatanmedik.
Radiasi.
Keracunaninhalasi,injeksi.
Syokelektrik.
Asfiksiadankebakaran.

3.Pencegahankecelakaandirumahsakit
a.Mengkajitingkatkemampuanpasienuntukmelindungidirisendiridari
kecelakaan.
b.Menjagakeselamatanpasienyanggelisahselamaberadaditempattidur.
c.Menjagakeselamatankliendariinfeksidenganmempertahankanteknik
aseptik,menggunakanalatkesehatansesuaitujuan.
d.Menjagakeselamatanklienyangdibawadengankursiroda.

e.Menghindarikecelakaan:
Menguncirodakeretadorongsaatberhenti.
Tempattidurdalamkeadaanrendahdanadapenghalangpadapasien
yanggelisah.
Belberadapadatempatyangmudahdijangkau.
Mejayangmudahdijangkau.
Keretadorongadapenghalangnya.
f.Mencegahkecelakaanpadapasienyangmenggunakanalatlistrik
misalnyasuction,kipasangin,danlainlain.
g.Mencegahkecelakaanpadaklienyangmenggunakanalatyangmudah
meledaksepertitabungoksigendantermos.
h.Memasanglabelpadaobat,botol,danobatobatanyangmudahterbakar.
i.Melindungisemaksimalmungkinkliendariinfeksinosokomialseperti
penempatanklienterpisahantarainfeksidannoninfeksi.
j.Mempertahankanventilasidancahayayangadekuat.
k.Mencegahterjadinyakebakaranakibatpemasanganalatbantu
penerangan.
l.Mempertahankankebersihanlantairuangandankamarmandi.
m.Menyiapkanalatpemadamkebakarandalamkeadaansiappakaidan
mampumenggunakannya.
n.Mencegahkesalahanprosedur;identitasklienharusjelas.

KESELAMATANDANKEAMANANPADALANSIA
PENYEBABKECELAKAANPADALANSIA:
1.Fleksibilitasekstremitasyangberkurang
2.Fungsipenginderaandanpendengaranmenurun
3.Pencahayaanyangkurang

4.Lantailicindantidakrata
5.Tanggatidakadapengaman
6.Kursiatautempattiduryangmudahbergerak
7.Kehilangankesadarantibatiba(syncope)
TINDAKANPENGAMANANPADALANSIA:
1.Berikanalatbantuyangsesuai
2.Latihlansiauntukmobilisasi
3.Usahakanadayangmenemanijikabepergian
4.Letakkanperalatanterjangkaulansia
5.Gunakantempattidurtidakterlalutinggi
6.Penataanruanganharusbebaslalulalang
7.Upayakanlantaibersih,tidaklicin,rata,dantidakbasah
8.Hindarilampuredup/menyilaukan

PENGKAJIANDANPENCEGAHANJATUHPADALANSIA

A.DEFINISI
Jatuhadalahsuatukejadianyangdilaporkanpenderitaatausaksimata,yang
melibatkanseseorangmendadakterbaring/terdudukdilantai/tempatyanglebih
rendahatautanpakehilangankesadaranatauluka(Reuben)Jatuhseringterjadi
ataudialamiolehusialanjut.Banyakfaktorberperandidalamnya,kelemahanotot
ekstremitasbawahkekakuansendi,sinkopedandizzines,sertafaktorekstrinsik
sertailantaiyanglicindantidakratatersandungbendabenda,pengelihatan
kurangterangdansebagainya.Tidakmengejutkanbahwajatuhmerupakan
kejadianyangmempercepatpatahtulangpadaorangdengankepadatanmineral
tulang{BoneMineralDensity(BMD)}rendah.
Jatuhdapatdicegahsehinggaakanmengurangirisikopatahtulang.Jatuh
adalahpenyebabterbesaruntukpatahtulangpingguldanberkaitandengan
meningkatnyarisikoyangberartiterhadapberbagaipatahtulangmeliputi
punggung,pergelangantangan,pinggul,lenganbagianatas.

Jatuhdapatdisebabkanolehbanyakfaktor,sehinggastrategipencegahan
harusmeliputiberbagaikomponenagarsukses.Aktivitasfisikmeliputipola
gerakanyangberagamsepertilatihankekuatanataukelasaerobikdapat
meningkatkanmassatulangsehinggatulanglebihpadatdandapatmenurunkan
risikojatuh.
MengurangiRisikoJatuh
Banyakhalyangdapatdilakukanuntukmengurangirisikojatuhdan
meminimalisirdampakdarijatuhyangterjadi.Pedomanyangdikeluarkanoleh
AmericanGeriatricsSociety,BritishGeriatricsSociety,danAmericanAcademy
ofOrthopediSurgeonspadapencegahanjatuhmeliputibeberaparekomendasi
untukorangtua(AGSetal.2001).

Faktorfaktorlingkunganyangseringdihubungandengankecelakaanpada
lansia
Faktorpenyebabjatuhpadalansiadapatdibagidalam2golonganbesar,yaitu:
1.FaktorIntrinsik
Faktorinstrinsikdapatdisebabkanolehprosespenuaandanberbagai
penyakitsepertiStrokedanTIAyangmengakibatkankelemahantubuhsesisi,
Parkinsonyangmengakibatkankekakuanalatgerak,maupunDepresiyang
menyebabkanlansiatidakterlaluperhatiansaatberjalan.
Gangguanpenglihatanpunsepertimisalnyakatarakmeningkatkanrisiko
jatuhpadalansia.Gangguansistemkardiovaskulerakanmenyebabkan
syncope,syncopelahyangseringmenyebabkanjatuhpadalansia.Jatuhdapat
jugadisebabkanolehdehidrasi.Dehidrasibisadisebabkanolehdiare,demam,
asupancairanyangkurangataupenggunaandiuretikyangberlebihan.
2.FaktorEkstrinsik
Alatalatatauperlengkapanrumahtanggayangsudahtuaatautergeletak
dibawah,tempattidurtidakstabilataukamarmandiyangrendahdantempat
berpeganganyangtidakkuatatautidakmudahdipegang,lantaitidakdatar,
licinataumenurun,karpetyangtidakdilemdenganbaik,kesetyang
tebal/menekukpinggirnya,danbendabendaalaslantaiyanglicinataumudah
tergeser,lantailicinataubasah,peneranganyangtidakbaik(kurangatau
menyilaukan),alatbantujalanyangtidaktepatukuran,berat,maupuncara
penggunaannya.

B.PENCEGAHAN
Pencegahandilakukanberdasaratasfaktorresikoapayangdapat
menyebabkanjatuhsepertifaktorneuromuskular,muskuloskeletal,penyakit
yangsedangdiderita,pengobatanyangsedangdijalani,gangguan
keseimbangandangayaberjalan,gangguanvisual,ataupunfaktorlingkungan.
dibawahiniakandiuraikanbeberapametodepencegahanjatuhpadaorangtua
:

1.Latihanfisik
Latihanfisikdiharapkanmengurangiresikojatuhdenganmeningkatkankekuatan
tungkaidantangan,memperbaikikeseimbangan,koordinasi,danmeningkatkanreaksi
terhadapbahayalingkungan,latihanfisikjugabisamengurangikebutuhanobatobatan
sedatif.Latihanfisikyangdianjurkanyangmelatihkekuatantungkai,tidakterlalu
beratdansemampunya,salahsatunyaadalahberjalankaki.(1,4,5,6)

2.Managemenobatobatan
Gunakandosisterkecilyangefektifdanspesifikdiantara:
Perhatikanterhadapefeksampingdaninteraksiobat
Gunakanalatbantuberjalanjikamemangdiperlukanselamapengobatan
Kurangipemberianobatobatanyangsifatnyauntukwaktulamaterutama
sedatifdantranquilisers
Hindaripemberianobatmultiple(lebihdariempatmacam)kecualiatas
indikasikliniskuat
Menghentikanobatyangtidakterlaludiperlukan

3.Modifikasilingkungan
Atursuhuruangansupayatidakterlalupanasataudinginuntukmenghindaripusing
akibatsuhudiantara:
Taruhlahbarangbarangyangmemangseringkalidiperlukanberadadalam
jangkauantanpaharusberjalandulu

Gunakankarpetantislipdikamarmandi.
Perhatikankualitaspenerangandirumah.
Jangansampaiadakabellistrikpadalantaiyangbiasauntukmelintas.
Pasangpegangantanganpadatangga,bilaperlupasanglamputambahan
untukdaerahtangga.
Singkirkanbarangbarangyangbisamembuatterpelesetdarijalanyang
biasauntukmelintas.
Gunakanlantaiyangtidaklicin.
Aturletakfurnitursupayajalanuntukmelintasmudah,menghindari
tersandung.
Pasangpegangantanganditempatyangdiperlukansepertimisalnyadi
kamarmandi.

4.Memperbaikikebiasaanpasienlansiamisalnya:
Berdiridariposisidudukataujangkokjanganterlalucepat.
Janganmengangkatbarangyangberatsekaligus.
MengambilbarangdengancarayangbenardariLantai.
Hindariolahragaberlebihan.

5.Alaskaki
Perhatikanpadasaatorangtuamemakaialaskaki:
Hindarisepatuberhaktinggi,pakaisepatuberhaklebar
Janganberjalanhanyadengankauskakikarenasulituntukmenjaga
keseimbangan
Pakaisepatuyangantislip

6.Alatbantujalan

Terapiuntukpasiendengangangguanberjalandankeseimbangandifokuskanuntuk
mengatasiataumengeliminasipenyebabnyaataufaktoryangmendasarinya.
Penggunaannyaalatbantujalanmemangmembantumeningkatkan
keseimbangan,namundisisilainmenyebabkanlangkahyangterputusdan
kecenderungantubuhuntukmembungkuk,terlebihjikaalatbantutidak
menggunakanroda.Karenaitupenggunaanalatbantuiniharuslah
direkomendasikansecaraindividual.
Apabilapadalansiayangkasusgangguanberjalannyatidakdapatditangani
denganobatobatanmaupunpembedahan.Olehkarenaitu,penanganannya
adalahdenganalatbantujalanseperticane(tongkat),crutch(tongkat
ketiak)danwalker.(Jikahanya1ekstremitasatasyangdigunakan,pasien
dianjurkanpakaicane).Pemilihancanetypeapayangdigunakan,
ditentukanolehkebutuhandanfrekuensimenunjangberatbadan.Jikake2
ekstremitasatasdiperlukanuntukmempertahankankeseimbangandan
tidakperlumenunjangberatbadan,alatyangpalingcocokadalahfour
wheeledwalker.Jikakeduaekstremitasatasdiperlukanuntuk
mempertahankankeseimbangandanmenunjangberatbadan,maka
pemilihanalatditentukanolehfrekuensiyangdiperlukandalam
menunjangberatbadan.

7.Periksafungsipenglihatandanpendengaran

8.Hipprotektor:terbuktimengurangiresikofrakturpelvis.

9.Memeliharakekuatantulang
SuplemennutrisiterutamakalsiumdanvitaminDterbuktimeningkatkan
densitastulangdanmengurangiresikofrakturakibatterjatuhpadaorang
tua
Berhentimerokok
Hindarikonsumsialkohol
Latihanfisik
Antiresorbsisepertibiophosphonatesdanmodulatorreseptorestrogen
Suplementasihormonestrogen/terapihormonpengganti.

ASUHANKEPERAWATAN

Pengkajian
1.Faktorfaktoryangberhubungandengansistemsensorikomunikasipasienseperti
adanyaperubahanperilakupasienkarenagangguansensorikomunikasi:
a.Halusinasi;
b.Gangguanprosespikir;
c.Kelesuan;
d.Ilusi;
e.Kebosanandantidakbergairah;
f.Perasaanterasing;
g.Kurangnyakonsentrasi;
h.Kurangnyakoordinasidankeseimbangan.

2.Faktorrisikoyangberhubungandengankeadaanlain:
a.Kesadaranmenurun;
b.Kelemahanfisik;
c.Imobilisasi;
d.Penggunaanalatbantu.

Pengkajiankliendenganresikoinjurimeliputi:

Pengkajianresiko(Riskassessmenttools)danadanyabahayadilingkunganklien
(homehazardsappraisal).
a.ResikoJatuh
Usiaklienlebihdari65tahun
RiwayatjatuhdirumahatauRS
Mengalamigangguanpenglihatanataupendengaran
Kesulitanberjalanataugangguanmobilitas
Menggunakanalatbantu(tongkat,kursiroda,dll)
Penurunanstatusmental(disorientasi,penurunandayaingat)
Mendapatkanobattertentu(sedatif,hypnotik,tranquilizers,analgesics,
diuretics,orlaxatives)
b.Riwayatkecelakaan
Beberapaorangmemilikikecenderunganmengalamikecelakaanberulang,oleh
karenaituriwayatsebelumnyaperludikajiuntukmemprediksikemungkinan
kecelakaanituterulangkembali
c.Keracunan
Beberapaanakdanorangtuasangatberesikotinggiterhadapkeracunan.
Pengkajianmeliputiseluruhaspekpengetahuankeluargatentangresikobahaya
keracunandanupayapencegahannya.
d.Kebakaran
Beberapapenyebabkebakarandirumahperluditanyakantentangsejauhmana
klienmengantisipasiresikoterjadikebakaran,termasukpengetahuankliendan
keluargatentangupayaproteksidaribahayakecelakaanakibatapi.
e.PengkajianBahaya
Meliputimengkajikeadaan:lantai,peralatanrumahtangga,kamarmandi,dapur,
kamartidur,pelindungkebakaran,zatzatberbahaya,listrik,dllapakahdalam
keadaanamanataudapatmengakibatkankecelakaan.
f.Keamanan(spesifikpadalansiadirumah)
Gangguankeamananberupajatuhdirumahpadalansiamemilikiinsidensiyang
cukuptinggi,banyakdiantaralansiatersebutyangakhirnyacederaberatbahkan

meninggal.Bahayayangmenyebabkanjatuhcenderungmudahdilihattetapisulit
untukdiperbaiki,olehkarenaitudiperlukanpengkajianyangspesifiktentang
keadaanrumahyangterstuktur.
Contohpengkajianchecklistpencegahanjatuhpadalansiayangdikeluarkanoleh
DepartemenkesehatandanpelayananmasyarakatAmerika.

DiagnosaKeperawatandanIntervensi(TarwotodanWartonah)

1.Risikoinjuri
Definisi:kondisidimanapasienberisikomengalamiinjuriakibathubungannya
dengankondisilingkungan,adaptasi,dansumbersumberyangmengancam.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Kurangnyainformasitentangkeamanan;
b.Kelemahan;
c.Gangguankesadaran;
d.Kurangnyakoordinasiotot;
e.Epilepsi;
f.Episodekejang;
g.Vertigo;
h.Gangguanpersepsi.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Perlukaandaninjuri.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:

a.AIDS;
b.Demensia;
c.Pengobatanbarbiturat,halosinogen,danbenzodiazepin;
d.Epilepsi;
e.Penyakitperdarahan.
YTujuanyangdiharapkan:
a.Injuritidakterjadi.
YIntervensi:
a.Cekkeadaanpasiensetiapjamdanberikanpenghalangpadatempat
tidurnya
b.Cektandavitalsetiap4jamdankepatenansaluranpernapasan
c.Jangantinggalkanobatyangdekatdengantempattidurnya
d.Siagakanalatalatemergensisepertisuctiondanintubasipada
tempatnya
e.Kuncirodatempattidur
f.Posisikepalalebihditinggikan
g.Berikanpeneranganyangcukuppadamalamhari
h.Kolaborasidengandokterdalammenanganimasalahgangguan
persepsipasien
i.Bantupasiendalampergerakan/aktivitasketoilet
j.Lakukankajiankeadaankulitpasiendangunakantempattidur
khususuntukmencegahdekubitus
k.Berikanpendidikankesehatantentang:
Perubahangayahidupsepertimerokokdanminumalkohol
Pencegahaninjuridirumah
YRasional:

a.Pencegahanprimer
b.Monitorfaktorrisiko
c.Mencegahterjadinyakecelakaan
d.Dibutuhkanpadasaatemergensi
e.Mempertahankankeamanan
f.Mencegahaspirasi
g.Mencegahjatuh
h.Mencegahkecelakaanakibatgangguansensori
i.Mencegahkecelakaan
j.Mencegahkomplikasiakibatinjuri
k.Mencegahinjuri

2.Perubahanproteksi
Definisi:kondisidimanapasienmengalamipenurunankemampuanuntuk
melindunginyadirinyasendiridaripenyakit,baikdariluarmaupundaridalamtubuh.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Defisitimunologi;
b.Malnutrisi;
c.Kemoterapiatauefekpengobatan;
d.Penglihatanyangkurang;
e.Kuranginformasitentangkeselamatan.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Riwayatkecelakaan;
b.Lingkunganyangberesiko.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:

a.Usia:kematangan,sangattua;
b.Nutrisikurang;
c.Gangguandarah;
d.Pembedahan;
e.Radiasiataukemoterapi;
f.Penyakitimunitas;
g.AIDS.
YTujuanyangdiharapkan:
Pasientidakmengalamiinfeksinosokomial
YIntervensi:
a.Luangkanwaktuuntukmenjelaskantentangproteksi/metodeisolasi
b.Kolaborasidengandokterdalampemberianpengobatan
c.Jagapasiendariinjuridaninfeksi
d.Monitortandavital,integritaskulit,efekobat,danpendarahandari
bekassuntikan
e.Tekantempatpenyutikansetelahmenyuntik
f.Berikandietadekuat
g.Lakukanpendidikankesehatantentang:
Pemberianpengobatan
Mempertahankankeamanan
Teknikisolasi
Penggunaanalatalatproteksi
YRasional:
a.Mengurangirisikopenularanpenyakit
b.Mengatasifaktorpenyebab

c.Mengurangirisikoinfeksi
d.Datadasaruntukmembandingkanadanyagangguanproteksi
e.Menghindaripendarahan
f.Meningkatkandayatahantubuh
g.Memberikanpengetahuandasartentangmenjagakeamanandiri

3.Risikotinggiinfeksi
Definisi:kondisidimanapasienmempunyairisikoyangtinggiterhadapmasuknya
viruspenyakit.
YKemungkinanberhubungandengan:
a.Tidakadekuatnyapertahananprimer;
b.Kerusakanjaringan;
c.Terpaparnyalingkunganyangterkontaminasipenyakit;
d.Prosedurinvasif;
e.Malnutrisi;
f.Penyakitkronis.
YKemungkinandatayangditemukan:
a.Kondisikulit;
b.Nilailaboratorium;
c.Pemakaianalatalatinvasif.
YKondisikliniskemungkinanterjadipada:
a.AIDS;
b.Infeksibakteridanvirus;
c.Kondisisetelahoperasi.
YTujuanyangdiharapkan:

a.Pasiendapatmenunjukkanpenurunaninfeksi.
b.Tidakadatandatandainfeksi.
YIntervensi:
a.Monitortandavitalsetiap4jam
b.Gunakanmetodepengontroladanyainfeksi
c.Pertahankandietadekuat,vitaminC,dantabletFe
d.Catathasillaboratorium
e.Monitorpemberianantibiotikdankajiefeksampingnya
f.Informasikantentangefekpengobatan
g.Lakukantekniksteril
h.Lakukanpendidikankesehatantentang:
Pencegahandanpenularanpenyakit
Tandadangejalainfeksi
Hidupsehat
YRasional:
a.Datadasaruntukmengetahuikeadaannormal
b.Melindungipasiendariinfeksi
c.Meningkatkandayatahantubuh
d.Mengidentifikasiadanyainfeksi
e.Mencegahkomplikasi
f.Mencegahinfeksisilang
g.Mencegahterjadinyainfeksi
h.Memberikanpengetahuandasarbagaimanacaramemproteksidiri

DiagnosaKeperawatandanIntervensi(NANDA)

1.DiagnosaumumseringmunculpadakasuskeamananfisikmenurutNANDA
adalah:
Resikotinggiterjadinyacedera(Highriskforinjury).
Seorangklienmengalamimasalahkeperawatanresikotinggiterjadinyaciderabila
kondisilingkungandanadaptasiataupertahananseseorangberesikomenimbulkan
cedera.
Resikoterjadinyakeracunan:adanyaresikoterjadinyakecelakaanakibatterpapar,atau
tertelannyaobatatauzatberbahayadalamdosisyangdapatmenyebabkankeracunan.
Resikoterjadinyasufokasi:adanyaresikokecelakaanyangmenyebabkantidak
adekuatnyaudarauntukprosesbernafas.
Resikoterjadinyatrauma:adanyaresikoyangmenyebabkancederapadajaringan(ms.
Luka,lukabakar,ataufraktur).
Responalergilateks:responalergiterhadapprodukyangterbuatdarilateks.
Resikoresponalergilateks:kondisiberesikoterhadapresponalergiterhadapproduk
yangterbuatdarilateks.
Resikoterjadinyaaspirasi:klienberesikoakanmasuknyasekresigastrointestinal,
sekresiorofaringeal,bendapadatataucairankedalamsaluranpernafasan.
Resikoterjadinyasindromdisuse(gejalayangtidakdiinginkan):klienberesiko
terhadapkerusakansistemtubuhakibatinaktifitassistemmusculoskeletalyang
direncanakanatautidakdapatdihindari.

2.Perencanaan
Secaraumumrencanaasuhankeperawatanharusmencakupduaaspekyaitu:
Pendidikankesehatantentangtindakanpencegahandanmemodifikasilingkungan
agarlebihaman.
1.Contohrencanaasuhankeperawatan:
Diagnosakeperawatan:Resikotinggicedera:jatuhberhubungandenganpenurunan
sensori(tidakmampumelihat)

Tujuan:Klienmemperlihatkanupayamenghindaricedera(jatuh)ataucidera(jatuh)
tidakterjadi
Kriteriahasil:Setelahdilakukantindakankeperawatanberupamodifikasi
lingkungandanpendidikankesehatandalam1harikunjungandiharapkanKlien
mampu:
a.Mengidentifikasibahayalingkunganyangdapatmeningkatkan
kemungkinancidera
b.Mengidentifikasitindakanpreventifatasbahayatertentu,
c.Melaporkanpenggunaancarayangtepatdalammelindungidiridari
cidera.

3.Intervensi
a.Kajiulangadanyafaktorfaktorresikojatuhpadaklien.
b.Tulisdanlaporkanadanyafaktorfaktorresiko
c.Lakukanmodifikasilingkunganagarlebihaman(memasangpinggiran
tempattidur,dll)sesuaihasilpengkajianbahayajatuhpadapoin1
d.Monitorkliensecaraberkalaterutama3haripertamakunjunganrumah
e.Ajarkankliententangupayapencegahancidera(menggunakan
pencahayaanyangbaik,memasangpenghalangtempattidur,
menempatkanbendaberbahayaditempatyangaman)
f.Kolaborasidengandokteruntukpenatalaksanaanglaukomadan
gangguanpenglihatannya,sertapekerjasosialuntukpemantauansecara
berkala.
Secaraumumkriteriahasilpalingpentingpadakasusresikotinggicidera
adalahmembantuklienuntukmengidentifikasibahaya,danmampu
melakukantindakanmenjagakeamanan.Kriteriahasilyanglebihspesifik
diantaranya,Klienmampu:mengidentifikasibahayalingkunganyangdapat
meningkatkankemungkinancidera,mengidentifikasitindakanpreventifatas
bahayatertentu,melaporkanpenggunaancarayangtepatdalammelindungi
diridaricidera.

FORMATPENGKAJIANINDIVIDU
ASUHANKEPERAWATANGERONTIK

TanggalPengkajian:22Maret2012

A.DATABIOGRAFI
Nama:Ny.M
TTL:KualaKapuas,15September1939
JenisKelamin:Perempuan
Pendidikan:SD
Agama:Islam
StatusPerkawinan:Janda
TB/BB:151cm/45kg
Penampilan:Bersih,kurangrapi,gigiompong
CiriciriTubuh:Kulitkeriput,adabekaslukagoresdilututkiri,
kifosis
Alamat:Jl.BatuManyarNo.21
OrangYangDekat:Ny.S
Hubungan:Anakkandung
Alamat/Telepon:Jl.BatuManyarNo.21

B.RIWAYATKEPERAWATAN

1.

Genogram

Keterangan::Lakilaki:GarisKeturunan
:Perempuan:Tinggal
Serumah

:GarisHubungan:Meninggal

2.RiwayatKeluarga
Klienadalahanakketigadari3orangbersaudara.Merupakananakdaripasangan
petani.Ayahklienmeninggalduniasaatkliendudukdikelas4SD.Sedangkanibu
klienmeninggalsaatklienkelas6SD.Kliensendiritidaktahupenyakitapayang
pernahdideritaolehmendiangorangtuanya.Setelahorangtuaklienmeninggaldunia,
awalnyaklientinggalbertigadengansaudarasaudarakliensajasebelumakhirnya
kakakpertamanyamenikah.Klienakhirnyatinggalberduadengankakakkeduanya
sampaiakhirnyakakakklienjugamenikah.Klienlupakapantepatnyaklienmenikah.
Klienmenikahdenganseoranggurudanmemiliki4oranganak.Setelahsuamiklien
meninggalduniatahun2003karenastroke,klientinggaldengananakbungsunyadi
rumah.

C.RIWAYATPEKERJAAN
Pekerjaansaatini:
AlamatPekerjaan:
JarakDariRumah:
AlatTransportasi:
PekerjaanSebelumnya:
JarakDariRumah:
AlatTransportasi:
SumbersumberPendapatan&KecukupanTerhadapKebutuhan:
Sumberpendapatandidapatdarihasilpensiunansuamikliendandaripenghasilan
anakanakklienterutamaanakbungsuklien.

D.RIWAYATLINGKUNGANHIDUP
Tipetempattinggal
Jenislantairumah:KayuUlin

Kondisilantai:Kering
Tanggarumah:
Penerangan:Cukup
Tempattidur:Aman
Alatdapur:Berserakan
WC:Cukupbaik,lumayanbersih,tapiagaklicin
Kebersihanlingkungan:Kurangbersih
Jumlahorangyangtinggaldalamsaturumah:3orang
Derajatprivasi:
Tetanggaterdekat:Ny.K
Alamatdantelepon:Jl.BatuberlianNo.11

E.RIWAYATREKREASI
Hobbi/Minat:BerkebundanMenyulam
KeanggotaanOrganisasi;OrganisasiWanitaWredatama
Liburan/Perjalanan:Terakhirkalipadatahun2011,klienpergi
mengunjungianaktertuanyadibanjarmasin

F.SISTEMPENDUKUNG
Perawat:Ny.N
Jarakdarirumah:2Km
RumahSakit:RSUDDr.MurjaniJarak3,5km
Klinik:Jarak
PelayananKes.Dirumah:
Makananygdihantarkan:

Perawatanseharihariyangdilakukandirumah:
Lainlain:

G.DISKRIPSIKEKHUSUSAN
KebiasaanRitual:Shalatwajib5waktu,shalatsunat
YangLainnya:mengajisetiapshalatmagribberakhir

H.STATUSKESEHATAN
StatusKesehatanUmumSelamaSetahunYangLalu:
SetahunyanglalukliensempatdirawatdiRSkarenamengalamikecelakaanlalu
lintasdengananakklien.Klienmengalamilukalecetdipergelangantangandankaki
klien.
StatusKesehatanUmumSelama5TahunYanglalu:
Klienseringmengeluhsakitdipunggung,danlututklienterasangilu.Keluhanitu
berlangsungsampaisekarang.Klienjugapunyariwayatpenyakitgastritis.
KeluhanUtama:lututterasangilu
1.Provocative/Paliative:penumpukanKristalasamurat
2.Quality/Quantity:ngilungilu
3.Region:didaerahlututpalingterasasakit,selainitujuga
terasasakitdipunggungsampaidaerah
pinggang
4.SeverityScale:6(dariskala010)
5.Timing:sangatterasasaatmalamhari.Sifatnyahilang
timbuldanterkadangterasasakitberkisarantara
1015menit
Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan:
klienmenyadaridirinyasudahlansiadanseringsakitsakitan.Klientergolongorang
yangpeduliterhadapkesehatannya,kalausakitklienakansegeraberobat.Klienjuga
tahukalaudiamenderitaarthritisgoutatauumumnyadikenalolehorangawam

(termasukklien)denganasamurat.Tapikliensendiritidaktahudenganjelasapa
sebenarnyaasamuratitusendiridanobatobatapayangdiminumklienselamaini.

Obatobatan:
Menurutklienobatyangdiminumnyaadalahparacetamoldanvitamin(karenasampel
sudahtidakada)

Alergi(CatatanAgentdanReaksiSpesifik)
Obatobatan:
Makanan:
FaktorLingkungan:

PenyakitYangDiderita
ArthritisGout(AsamUrat)

I.AKTIVITASHIDUPSEHARIHARI(ADL)
IndeksKATZ:A
Oksigenisasi:Baik,tanpaalatbantu
Cairan&Elektrolit:Klienminum46gelas/hari,kliensukaminum
kopi
Nutrisi:Baik,klienterkadangmakannasilunak.Sayur
sayuranterutamakangkung,danikan
Eliminasi:BABkadanglancarkadangtidak,BAKdalam
sehari35kali
Aktivitas:Terbatas,klienseringmerasalelahterutama
menahanrasacenatcenutdilututnya.Klien
jarangmelakukanaktivitasyangberlebihandan
berat.

Istirahat&Tidur:Tidursiangkadangkadang,tidurmalamdari
pukul21.00WIBdanterbangunpukul03.00
WIB
PersonalHygiene:Dapatdilakukansecaramandiri
Seksual:Sudahtidakmemilikikeinginanuntuk
melakukanhubunganseksuallagi
Rekreasi:Klientidakpernahrekreasiselainmengunjungi
anaktertuanyadiBanjarmasintahun2011lalu
J.PSIKOLOGI,KOGNITIFDANPERSEPTUAL
KonsepDiri:Baik,positif,klienmenyadaridirinyasudah
lansia
Emosi:Labil,klienmudahtersinggung
Adaptasi:Baik,klienmudahmembaurdenganmasyarakat
sekitarnya
Mekanismepertahanandiri:Baik
Statusmental
Tingkatkesadaran:Composmentis
Afasia:
Demensia:Tidak
Orientasi:Normal
Bicara:Normal
Bahasayangdigunakan:Dayak
Kemampuanmembaca:Bisa
Kemampuaninteraksi:Sesuai
Vertigo:Tidak
ShortPortableMentalStatusQuistionaire(SPMSQ):6(Kerusakan
IntelektualSedang)

MiniMentalStateExam(MMSE):6(GangguanIntelektual
Sedang)
GeriatrikDepressionScale:Skor4
APGAR:6(Sedang)

K.TINJAUANSISTEM
Keadaanumum:Baik
Tingkatkesadaran:Composmentis
Tandatandavital:TD:130/70mmHgN:68x/m
RR:20x/mT:36,3oC
TB:152cmBB:48Kg

L.PENGKAJIANPERSISTEM
PERNAFASAN(B1:BREATHING)
1.BentukDada:Simetris
2.SekresidanBatuk:TidakAda
3.PolaNafas
a.Frekuensinafas:20x/mdanteratur
4.BunyiNafas
b.Normal:Vesikulerdisemualapangparu
c.Abnormal:
d.Resonenlokal:
5.Pergerakandada:

6.TractilFremitus/FremitusLokal:
7.AlatBantuPernafasan:

CARDIOVASCULAR(B2:BLEEDING)
1.Nadi
Frekuensi:68x/mdanreguler
2.Bunyijantung:Normal
3.Letakjantung:IctuscordisterabapadaICS5kira
kirasatujarimedialdarigaris
midclavicula
4.Pembesaranjantung:Tidak
5.Nyeridada:Tidak
6.Edema:Tidak
7.Clubbingfinger:Tidak

PERSARAFAN(B3:BRAIN)
TingkatKesadaran:Composmentis
1.GCS
TotalGCS:14
2.Refleks:Normal
3.Koordinasigerak:Ya
4.Kejang:Tidak
5.Lainlain:

PENGINDERAAN(PERSEPSISENSORI)

1.Mata(Penglihatan)
a.Bentuk:Normal
b.Visus:
c.Pupil:Isokor
d.Gerakbolamata:Normal
e.Medanpenglihatan:Menyempit
f.Butawarna:Tidak
g.TekananIntraOkuler:Tidak
2.Hidung(Penciuman)
a.Bentuk:Normal
b.GangguanPenciuman:Tidak
3.Telinga(Pendengaran)
a.Aurikel:Normal
b.Membrantympani:Keruh
c.Otorrhae:Tidak
d.GangguanPendengaran:Ya
e.Tinitus:Ya
4.Perasa:Normal
5.Peraba:Normal

PERKEMIHANELIMINASIURI(B4:BLADDER)
Masalahkandungkemih:Sering
Produksiurine:250ml/hari
Frekuensi:26x/hari

Warna:KuningJernih
Bau:Amoniak
PENCERNAANELIMINASIALVI(B5:BOWEL)
1.MulutdanTenggorokan
a.Mulut:Selaputlendirmulutlembab
b.Lidah:Hiperemik
c.KebersihanRonggaMulut:Tidakberbau
d.Tenggorokan:SakitMenelan
e.Abdomen:Kenyal
f.PembesaranHepar:Tidak
g.PembesaranLien:Tidak
h.Asites:Tidak
2.MasalahUsusBesardanRectum/Anus
BAB:2X/hari,Tidakadamasalah
Obatpencahar:Tidak
Lavemen:Tidak

OTOT,TULANG,DANINTEGUMEN(B6:BONE)
1.OtotdanTulang
Kemampuanpergerakansendilengandantungkai(ROM):Bebas
Kemampuankekuatanotot:
Tidakadafraktur
Tidakadadislokasi
Tidakadahaematom

2.Integumen
Warnakulit:Hiperpigmentasi
Akral:Hangat
Turgor:TidakElastik
Tulangbelakang:Kiposis

M.REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara:Bentuksimetris,Tidakadabenjolan
Kelamin:Bentuknormal,tidakadakeputihan,klienmenopause

N.ENDOKRIN
Klientidakmemilikikelainanendokrin

O.PENGETAHUAN
Pengetahuankliententangkesehatandirinya:klienmenyadaridirinyasudahlansia
danakanrentanterhadapsakit.Klienmemangselaluberobattiapkalidiasakit.
Tapiklientidakmengertimanfaatobatobatanyangdidapatnyasecaraspesifik.

ANALISADATA

NO

KELUHAN

ETIOLOGI

PROBLEM

Penumpukan
Kristal asam urat

Nyeri akut

Penurunan sensori,
lingkungan kurang
kondusif,
fleksibelitas
ekstremitas
menurun

Resiko injuri

DS: Aduh, kaki saya ini ngilu. Rasanya


cenat-cenut kalau jalan
DO:
- klien tampak memijat kedua kakinya
- klien tampak hati-hati saat merubah posisi
dari duduk jadi berdiri
- klien kifosis
1.
P : penumpukan Kristal asam urat
Q : ngilu, cenat-cenut
R ; di daerah lutut paling terasa sakit, selain
itu juga terasa sakit di punggung sampai
daerah pinggang
S : 6 (dari 0-10)
T : di daerah lutut paling terasa sakit, selain
itu juga terasa sakit di punggung sampai
daerah pinggang
DS: Aduh, kaki saya ini ngilu. Rasanya
cenat-cenut kalau jalan
DS: mata saya kadang terasa kabur kadang
tidak
2
-

DO:
Fokus penglihatan mulai berkurang
Lapang pandang menyempit
Aktivitas terbatas karena sakit pada
ekstrimitas dan punggung, gerak agak pelan
dan hati-hati
Lingkungan kurang aman. WC agak licin.
Di halaman belakang terdapat beberapa
pecahan kaca, duri salak (di halaman
belakang rumah klien tumbuh 2 pohon
salak), dan tanah agak licin karena ditumbuhi
lumut

RENCANAKEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan1.
keperawatan selama 2x24
jam diharapkan nyeri
hilang atau terkontrol

Intervensi
Kaji karakteristik nyeri

Rasional
1.

Nyeri merupakan r
subjektif yang dapat
dengan menggunaka
nyeri.

1.
2.
3.
4.
5.

dengan kriteria hasil:


Klien tidak
2.
mengungkapkan perasaan
nyeri
Gerak tidak terbatas
Aktivitas bisa sedikit
meningkat
Skala nyeri 0 (dari 0-10)3.
Menunjukkan ekspresi
rileks

4.

5.

2.

Setelah dilakukan tindakan1.


perawatan selama 2x24
jam diharapkan cidera
tidak terjadi dengan
2.
kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi bahaya
apa saja yang dapat
meningkatkan
kemungkinan cidera
3.
terutama bahaya
lingkungan
2. Mengidentifikasi tindakan
preventif atas bahaya
tertentu
4.
3. Melaporkan penggunaan
cara yang tepat dalam
melindungi diri dari cidera.

Bantu klien dalam


mengidentifikasi faktor
pencetus

2.

Nyeri mungkin dip


oleh kecemasan atau
peradangan pada sen

3.

Akan melancarkan
darah sehingga kebu
oksigen pada jaringa
dan mengurangi nye

Ajarkan relaksasi: teknik


terkait ketegangan otot rangka
yang dapat mengurangi
intensitas nyeri
4.
Tingkatkan pengetahuan
tentang penyebab nyeri dan
hubungan dengan berapa lama
nyeri akan berlangsung
5.

Pengetahuan terseb
membantu menguran
dan dapat membantu
meningkatkan kepat
terhadap rencana ter

Pemakaian alkoho
dan oba-obatan diure
menambah peningka
asam urat dalam seru

Anjurkan klien untuk tidak


meminum minuman seperti
alkohol, kafein atau
mengonsumsi obat-obatan
diuretik, tapi perbanyak
minum air putih

Kaji adanya faktor-faktor 1.


Mengidentifikasi a
resiko injuri pada klien.
faktor-faktor resiko
mungkin akan timbu
Lakukan modifikasi
lingkungan agar lebih aman 2.
Mengurangi risiko
sesuai hasil pengkajian
akibat lingkungan ya
terhadap resiko injuri
aman
Monitor klien secara
berkala terutama 2 hari
pertama kunjungan rumah

3.

Ajarkan klien dan keluarga


tentang upaya pencegahan
cidera
4.

Mencegah kecelak
faktor-faktor resiko
mungkin terjadi dan
oleh klien

Mencegah komplik
injuri dan memperta
keamanan

No.
1.
1.

Dx. Kep.
1
1.

2.

3.

4.

5.

2.
2.

1.

Implementasi
Mengkaji karakteristik nyeri (22/3/2012)
Hasil: nyeri dirasakan dominan dilutut, selain itu
nyeri juga dirasakan pada punggung sampai
kedaerah pinggang dengan skala nyeri 6 (dari 0-10)
Membantu klien dalam mengidentifikasi factor
pencetus (22/3/2012)
Hasil: nyeri karena terjadinya penumpukan kristal
asam urat pada sendi
Mengajarkan relaksasi: anjurkan klien untuk
menggunakan air hangat untuk mandi (22/3/2012)
Hasil: klien memahami anjuran yang diberikan dan
akan mulai melakukan apa yang dianjurkan
Meningkatkan pengetahuan tentang penyebab
nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan
berlangsung (22/3/2012)
Hasil: klien masih belum sepenuhnya memahami
HE yang diberikan. Klien hanya tahu kalau dirinya
mengalami asam urat begitu saja.
Menganjurkan klien untuk tidak meminum
minuman seperti alkohol, kafein atau mengonsumsi
obat-obatan diuretik, tapi perbanyak minum air
putih (22/3/12)
Hasil: Karena klien suka kopi, klien mengatakan
kalau klien akan mencoba mengurangi minum kopi
secara bertahap setelah mendengar anjuran yang
diberikan dan akan minum air putih lebih sering
dibandingkan dengan kopi.
Mengkaji adanya faktor-faktor resiko injuri pada

Evaluasi
S: kaki saya masih terasa n
-

O:
klien menunjukkan bagian
yang sakit, tepatnya dilutut.
Klien kifosis
Tampak hati-hati dan pelan
berjalan
Ekspresi wajah sedikit mer
Saat merubah posisi dari d
berdiri, tampak hati-hati
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
- Kaji karakteristik nyeri
- Bantu klien dalam mengid
faktor pencetus
- Ajarkan relaksasi: teknik te
ketegangan otot rangka yan
mengurangi intensitas nyer
- Tingkatkan pengetahuan te
penyebab nyeri dan hubung
berapa lama nyeri akan berl
Anjurkan klien untuk tidak
minuman seperti alcohol, k
obat-obatan diuretik, tapi p
minum air putih
S: -

klien (22/3/2012)
2.

Hasil: faktor resiko yang ditemukan yaitu:

a. adanya nyeri pada ekstremitas yang akan

b.

O:
-

Fokus penglihatan mulai b

mengurangi fleksibelitas dalam bergerak, klien

Lapang pandang menyemp

rentan terjatuh

- Aktivitas terbatas karena sa

Penurunan sensori penglihatan

ekstrimitas dan punggung,

c. Lingkungan yang kurang kondusif/ tidak adekuat

pelan dan hati-hati

3.

Melakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman -

Lingkungan sudah dibersih

sesuai hasil pengkajian (22/3/2012)

faktor-faktor resiko

4.

Hasil: bersama keluarga klien membersihkan

- WC masih berpotensi men

lingkungan rumah klien, termasuk halaman

injuri bagi klien karena lant

belakang yang beresiko tinggi menyebabkan injuri

agak licin

atau trauma dengan membuang pecahan-pecahan


kaca, duri ataupun lumut yang bisa menyebabkan

A: Masalah teratasi sebagia

klien jatuh
P: Lanjutkan Intervensi
5.

Memonitor klien secara berkala terutama 2 hari


pertama kunjungan rumah (22/3/2012)

6.
7.

Kaji adanya faktor-faktor


injuri pada klien

Hasil: masih terdapat faktor resiko injuri di sekitar

Lakukan modifikasi lingk

klien

lebih aman sesuai hasil pen

Mengajarkan klien dan keluarga tentang upaya

terhadap resiko injuri

pencegahan cidera (22/3/2012)


Hasil: klien dan keluarga memahami apa yang
diajarkan seperti mengatur pencahayaan di rumah
(karena klien mengalami penurunan sensori),
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan tidak
menimbulkan resiko cidera dan komplikasi cidera
bagi klien

Monitor klien secara berk

2 hari pertama kunjungan r

Ajarkan klien dan keluarg


upaya pencegahan cidera

BABIII
PENUTUP

A.KESIMPULAN
KebutuhanKeselamatandanKeamananjugamerupakankebutuhandasarbagi
lansia.Disiniperawatdalampemenuhankebutuhankeamanandapatberperan
secaralangsungmaupuntidaklangsungyaitusebagaiPemberiPerawatan
Langsung(caregiver),Pendidik,PengawasKesehatan,Konsultan,dan
Kolaborasi.Keselamatanadalahsuatukeadaanseseorangataulebihyang
terhindardariancamanbahayaataukecelakaan,sedangkankeamananadalah
keadaanamandantentram.

B.SARAN

Perawatsebagaitenagakesehatanyangprofesionalmempunyaikesempatan
palingbesaruntukmemberikanpelayanan/asuhankeperawatanyang
komprehensifdenganmembantuklienmemenuhikebutuhandasaryangholistik,
salahsatunyadalampemenuhankebutuhankeselamatandankeamanan.

DAFTARPUSTAKA

Tarwoto,Wartonah.2010.KebutuhanDasarManusia.Jakarta:SalembaMedika
http://www.stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/19/pengkajiandanpencegahan
jatuhpadalansia/
http://www.cita09060144.student.umm.ac.id/2010/02/05/peranperawatdalam
pemenuhankebutuhankeamanandankeselamatan/

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


0

Tambahkan komentar
8
Mar
31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


LANSIA DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI (kelompok 1)

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI

DI SUSUN OLEH :
BAMBANG SURYADINOR
NITA RAHMADANI
NOVA ZAHROTUL HAYYA
SUMIRLAN TRISNO

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jl. Batu Berlian No.11 Sampit
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan
makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun
para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas
kuliah dari dosen mata kuliah Keperawtan Gerontik dengan judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha menyajikan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan
saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima

kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian


makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.

Sampit,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ..................................................................................................
...

ii

DAFTAR
ISI .................................................................................................................
...

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR

BELAKANG ............................................................................

1.2 TUJUAN
PENULISAN ........................................................................

1.3 RUMUSAN
MASALAH.......................................................................

1.4 METODE
PENULISAN.........................................................................

1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN................................................................
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN............................................................................
............

2.2 PROSES
MENUA...................................................................................
4
2.3 KEBUTUHAN NUTRISI PADA
LANSIA...........................................

2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA


LANSIA

2.5. GANGGUAN NUTRISI PADA


LANSIA............................................

2.6. STATUS GIZI PADA


LANSIA.............................................................

11

2.7.
ASKEP......................................................................................
.............. 12
BAB III

PENUTUP
A.
KESIMPULAN ............................................................................
........... 13

B.
SARAN .....................................................................................
.............. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam
kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya
dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi
involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya
kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik
anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang
rusak bahkan copot, sehingga memberikan kesulitan dalam
mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga
makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras.
Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan
akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi
makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga
sudah menurun, sehingga makanan harus yang mudah
dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar

pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak,


pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup
mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak
dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia
untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian
melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah
menurun, jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia
lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai
kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi
obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang
umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk
mendapat penyakit kanker.
1.2.

Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa
mampu melakukan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Nutrisi Pada Lansia

1.3.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nutrisi
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
pada lansia
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia
5. Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada
lansia

1.4.

Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode kepustakaan.

1.5.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab

III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran, Daftar


Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan
dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat
gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial
pada kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat
dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia
adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan
persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang dapat
memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa
kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak
mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai
tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir
mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin
B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat
besi pada wanita lansia daripada wanita usia produktif.
Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya
bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya
menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang
disarankan. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara
merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan
untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan
bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang

mengalami hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses


penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara
normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan
tubuh total.
2.2

Proses Menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan
yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan
fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara
lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang
bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang
berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh
karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia
sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A,
vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada
indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar
Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal,
mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat
berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada
saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang
menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan
menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap
makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan
sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang
menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek,

melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa,


kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan
aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan
dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu,
mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan
kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang
disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah
pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan
untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulangulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti
sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan
air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat
terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi
hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar
kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,
sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali
mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi
ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian
terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom
lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang
berkepanjangan.
Penyakit Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai
dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,

rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organorgan yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.
Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan
penurunan metabolism di sel lainnya.Proses ini menyebabkan
penurunan fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh.
Perubahan pada system pencernaan :
Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal
desease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun.Penyebab
lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir.atropi indera pengecap (80%),hilangnya
sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah teritama rasa
manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air ludah berkurang
sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut
menjadi kering dan bisa menurunkan cita rasa.
Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa
pengerasansfringfar bagian bawah sehingga menjadi
mengendur(relaksasi) dan mengakibatkan usofagus melebar
(presbyusofagus).Keadaan ini memperlambat pengosongan
usofagus dan tidak jarang berlanjut sebagaiher
nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada
daerah presofagus tepatnta di daerah osofaring penyebabnya
tersembunyi dalam system saraf sentral atau akibat
gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang
menyusut sementara lapisan otot menebal dengan
manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan
usofagus.
Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar
menurun).Lapisan lambung menipis diatas 60 tahun,sekresi
HCL dan pepsin berkurang,asam lambung menurun,waktu
pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan
zat besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi

Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat


total usus halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun
penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas
normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan zat besi.
Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam
oksidasi dan reduksi,yang menyebabkan metabolisme obat
dan detoksifikasi zat kurang efisien.
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses
perubahan kompleks krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi
ludah sebagai pelican makanan berkurang sehingga proses
menelan menjadi sukar.
Keluahn-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di
perut dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang
kurang dicernaakibat berkurangnya fungsi kelenjar
pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya
toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung
lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang
disebabkan karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya
nafsu makan bisa disebabkan karenanya banyaknya gigi yang
sudah lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan
motilits otot polos esophagus, bisa juga terjadi refluks disease
(terjadi akibat refluks isi lambung ke esophagus), insiden ini
mencapai puncak pada usia 60 70 tahun.

2.3

Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia


o Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan
metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut
menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa
otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4
kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi
lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari
protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.

Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,


sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori
yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan
disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi
tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi
kurus.
o Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi
orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan.
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan
harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh
tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk
orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya
adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
o Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang
dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total
yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)
dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis
(penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam
lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid).
Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh
yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
o Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia
adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan

terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan


telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buahbuahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan
mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara
komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu
banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain
terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula
sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan bijibijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber
serat.
o Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia
kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam
folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini
terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral
yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan
kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan
vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan
buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber
vitamin, mineral dan serat.
o Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan
sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang
(dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja
ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas
per hari.

2.4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi


Pada Lansia
a.
Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering
tidak memperdulikan tugas memasak untuk menyediakan
b.

makanan
Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja atau memasak,
mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan

c.

makanannya sendiri.
.Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak
pernah memasak untuk mereka sendiri, mereka biasanya

tidak memahami nilai suatu makananyang gizinya seimbang..


d. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka
tidak mau bersusah payah berbelanja, memasak atau
e.

memakan makanannya.
Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk
membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan

f.

pengonsumsian makanan yang bergizi.


Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan
ulkus.Berkurangnya kemampuan mencerna makanan
akibat kerusakan gigi atau ompong,
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran Rasa lapar
menurun, asam lambung menurun,Berkurangnya indera
pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis, asin, asam, dan pahit., Gerakan usus atau gerak
peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan

konstipasi,Penyerapan makanan di usus menurun


g. penyalahgunaan alcohol: penyalah gunaan alcohol
mengurangi asupan kalori atau nonkalori seperti asupan
energy dengan sedikit factor nutrisi lain.
h. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat
dibandingkan kelompok usia lain yang lebih muda ini
berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
2.5

Gangguan Nutrisi Pada Lansia


1. Malnutrisi

Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi


karena tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang
membahyakan status kesehatan (Watson, Roger. 2003.
Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC).
2. Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat
timbunan lemak yang berlebihan, dimana kelebihan lemak
tubuh melebihi dari 20% dari jumlah yang di anjurkan
untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang
berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein dan
karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pencetus berbagai seperti Hipertensi, Penyakit jantung
koroner, Strok, seta Diabetes Melitus.
3. Osteoporosis
Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang
disebabkan oleh penurunan densitas tulang akibat
kurangnya konsumsi kalsium dalam jangka waktu yang
lama. Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada
wanita dan 45 tahun pada pria.
4. Anemia
Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat
haemoglobil yang tidak normal, kimia yang bertugas
membawa oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan
kurang Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan
cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan,
sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB <8
gr/dL.
5. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang
dan di tambah dengan kekurangan protein dalam makanan
akibatnya nafsu makn berkurang, penglihatan menurun,
kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.
6. Kekurangan anti oksidan
(Banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran)
mampu menangkal efek merusak radikal bebas terhadap

tubuh, sehingga konsumsi yang kurang dapat


meningkatkan resiko berbagai penyakit akibat radikal
bebas, seperti serangan jantung dan stroke, katarak,
persendian hingga menurunnya penampilan fisik seperti
kulit menjadi keriput.
7. Sulit buang air besar Karena pergerakan usus besar
semakin lambat, makanan lambat diolah dalam tubuh.
Akibatnya, buang air besar jadi jarang.
8. Kelebihan gula dan garam
o Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah,
terutama pada orangtua
o Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk,
meningkatkan kolesterol dan gula darah
o Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam
2.6

Status Gizi Pada Usia Lanjut


Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun,
status gizi lansia cenderung mengalami
kegemukan/obesitas
Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai
sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi
berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan
menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya
lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis
Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan
makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung
makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna
makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan
mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi
mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air
besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa
menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia

Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini


dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan
kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan
untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang
gizi
Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis),
akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi
Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan
menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi
lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau
pun kurang gizi.

2.7

ASKEP
a.PENGKAJIAN
o Berat badan berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT
(indeks massa tubuh) atau catatan yang tepat
o Perubahan berat badanDifokuskan pada kehilangan atau
pertambahan berat badan saat ini
o Pertumbuhan gigi, Apakah lansia memakai gigi palsu atau
apakah mereka memerlukan gigipalsu? Apakah gigi palsu yang ada
hilang atau rusak?
o Kebiasaan makan, Aspek pribadi, budaya, dan agama
mengenal asupan nutrisi
o Kemampuan untuk makan, Dapatkah lansia memindahkan
makanan dari piring ke mult dan menelannya dengan baik
o Farmakologi, Apakah klien banyak meminum obat-obatan
(termasuk medikasi yang dilakukan sendiri) yang dapat
berakibat buruk terhadap nutrisi.

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi.
Mereka beresiko tinggi menderita malnutrisi dan lebih rentan
terkena dampak malnutrisi. Salah satu indikator yang sangat
penting pada status nutrisi adalah berat badan. Perawat
berperan sangat penting dalam pemenuhan nutrisi lansia
terutama di Rumah Sakit. Setiap orang harus makan. Makanan
merupakan bagian yang paling pentingdalam kehidupan
sebagian lansia dan saat-saat bersantap menjadi bagian
pentingyang dialami manula setiap harinya. Makanan juga
harus menjadi sumber kesehatan serta kegembiraan bagi
orang-orang yang berusia lanjut ini.

3.2

SARAN
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah
menurun, jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia
lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai

kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi


obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.

DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan
Pasien Geriatri Untuk Dokter dan Perawat. Jakarta
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan
Penyakit-penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta : Yayasan
Essentia Medico
Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima
Medika

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian :
25 Maret 2012
A. DATA BIOGRAFI
Nama
TTL
Jenis Kelamin
Pendidikan
Agama
Status Perkawinan
TB / BB
Penampilan
Alamat

:Tn S
:Sampit, 20 Oktober 1945
:laki-laki
: SMA
: Islam
:Duda
: 162 cm, 50 Kg
:Rapih danbersih
Ciri ciri tubuh :Kurus
: Jl. Merdeka, Kel. Ketapang
RT

3 RW V
Kec.Mentawa Baru Hilir

Orang Yang Dekat


Hubungan
Alamat / Telepon

Hp : Kabupaten. Kotawaringin Timur


:Ny E
:Anak
: Jl. Merdeka No.45

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

Telp/

Keterangan

: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal dunia

: Tinggal serumah

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Klien

2. RiwayatKeluarga
Klien seorang duda, mempunyai anak satu. Klien hidup
bersama anak laki-lakinya. Di keluarga klien tidak ada yang
menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, asma, TB,
atau hepatitis.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini
Alamat pekerjaan
Jarak dari rumah
Alat transportasi
Pekerjaan sebelumnya
Jarak darirumah
Alat transportasi

: Berkebun
: Jl. MajuMundur
: 1km
: Jalan kaki
: Swasta
: 3 Km
: Sepeda Motor

Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:


Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tempa tinggal
:Rumah
Jenis lantai rumah
:Kayu
Kondisi lantai
:Kering
Tangga rumah
:Tidakada
Penerangan
:Cukup
Tempat tidur
:Aman
Alatd apur
:Rapi
WC
:Aman
Kebersihan lingkungan
:bersih
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :Sendiri
Derajat privasi
:Terjaga
Tetangga terdekat
: Ada
Alamat dan telepon
: Jl. Merdeka No. 46
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat
KeanggotaanOrganisasi
Liburan / Perjalanan

: Memancing
: Pengajian
: Jalan jalan, berkunjung ketempat

Anak
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi
: Perawat
Jarak Dari Rumah
: 1 Km
RumahSakit
: Ada Jarak 5 Km
Klinik
: Ada Jarak 4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah
: Tidakada
Makanan Yang dihantarkan
: Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga : Check Up
kePuskesmas
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual
: klien shalat 5 waktu, klien kadang
menjalankan shalat tahajud.
Yang Lainnya
: Tidakada
H. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Umum Selama SetahunYangLalu

: klien

pernah menderita Anemia


Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu
masalah
KeluhanUtama
Klien mengatakan tidak nafsu makan

: Tidak ada
:

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan

: Klien

sering berobat ke puskesmas

Alergi :
Obat-Obatan

:Tidakada

Makanan

:Tidakada

FaktorLingkungan

I.

: Tidakada

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


IndeksKATZ
:B
Oksigenisasi
: Baik, RR 16 x/m
Cairan&Elektrolit
: Cukup, KlienMinum6gelas /hr
Nutrisi

: Nafsu makan kurang, PolaMakan :


2x/hr, hanya mampu menghabiskan porsi
makanan, konjugtiva anemis, BB
sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg, klien
kurang makan sayur dan jarang makan
buah-buahan, klien hidup sendiri.

Eliminasi

: Baik, BAK 2x/hr BAB 1x/hr

Aktivitas

: Saat pagi klien berkebun, di rumah

klien tidak ada kegiatan


Istirahat & Tidur

: Baik, klien tidur 8 jam/hr

Personal Hygiene

: Baik, Klien Mandi 2x/hr

Seksual

: Klien tidak ada niat lagi untuk


berhubungan, klien tidak ada keinginan
untuk menikah lagi

Rekreasi

:klien 6 bulan sekali melakukan


perjalanan (berkunjung ke rumaha naknya).

J.

PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Konsep diri
: Klien merasa kehidupannya cukupt
erpenuhi
Emosi
: Stabil
Adaptasi
: Baik
Mekanisme Pertahanan Diri : Baik
Status Mental
: Stabil
Tingkat Keasadaran
: Compos Mentis
Afasia
: Tidak
Dimensia
: Tidak
Orientasi
: Normal
Bicara
: Normal
Bahasa Yang Digunakan
:BahasaBanjar
Kemampuan Membaca
:Bisa
Kemampuan Interaksi
:Sesuai
Vertigo
:
Shirt Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Mental Utuh
Mini Mental State Exam (MMSE)
Geriatrik Depresion Scale
APGAR

: 2 Fungsi

: 2 Baik
: 4 Baik
: 6 Menengah

K. TINJAUAN SISTEM
KeadaanUmum

:Baik

Tingkat Kesadaran

: Compos mentis

Tanda-Tanda Vital
80 x/m
o

: TD

130/90 mmhg
RR

16 x/m

TB

168 cm

Nadi
Suhu

36,5 C
BB

50kg

PENGKAJIAN PERSISTEM
1) PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk Dada

: Simetris

2. SekresidanBatuk
Nyeriwaktubernapas
3. PolaNapas
Reguler
4. BunyiNapas
(tidakadaRonchi)
5. Pergerakan Dada
6. TractilFremitis/Fremitus Vokal
7. Alat Bantu Pernapasan

: Tidakada
: Tidakada
: RR 16 x/m,
: Normal
: Intercostal
:Tidakada
: Tidakada

2) CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)


1. Nadi
: Frekuensi
80 x/m
Reguler
2. Bunyi Jantung
: Normal
3. LetakJantung
: Ictus Cordis teraba pada
intercostal V, kira-kira 1 jari medial darigaris
midklavikular
4. Pembesaran Jantung : Tidakada
5. NyeriDada
: Tidakada
6. Edema
: Tidakada
7. Clubbing Finger
: Tidak
3) PERSARAFAN (B3: BRAIN)
Tingkat kesadaran :
Compos Mentis
1. GCS :
Eye : 4
Verbal : 5
Motorik : 6
Total GCS
: 15
2. Refleks
: Normal
3. Koordinasi Gerak
: Ya
4. Kejang
: Tidak
4) PENGINDERAAN
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk
b. Pupil
c. Gerak Bola Mata
d. Medan Penglihatan
e. ButaWarna
f. TekananInraOkuler
2. Hidung (Penciuman)
Bentuk
GangguanPenciuman
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel
b. Membran Tympani
c. Otorrchea
d. GangguanPendengaran
e. Tinitus

: Normal
: Ishokor
: Normal
: Normal
: Tidak
: Tidak
: Normal
: Tidak
: Normal
: Terang
: Tidak
: Tidak
: Tidak

nt ,

4. Perasa
5. Peraba

: Normal
: Normal

5) PERKEMIHAN - ELIMINASI URI (B4: BLADDER)


Tidak ada nyeri saat berkemih, tidak sering berkemih, tidak
ada urin yang tertahan saat berkemih
MasalahKandungKemih : Tidakadamasalah
Produksi Urine
: 600 ml/hr
Frekuensi : 2x/hr
Warna:Kekuningan
Bau :
Amoniak
6) PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
1. MulutdanTenggorokan
a. Mulut
: Rongga mulut bersih,
tidak ada bau mulut
b. Gigi
: Gigi tidak lengkap, tidak
ada lubang gigi,
Selaput Lendir Mulut
: Lembab
c. Lidah
: Bersih, ada sariawan
d. Kebersihan Rongga Mulut
: Tidak Berbau
e. Tenggorokan
: Tidak terlihat sulit
menelan
f. Abdomen
: Kenyal
g. Pembesaran Hepar
: Tidak
h. Pembesaran Lien
: Tidak
i. Asites
: Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus
BAB 1 x/hr
Tidak ada masalah
Obat Pencahar
: Tidak
Lavemen
: Tidak
7) OTOT, YULANG DAN INTEGUMENT (B6: BONE)
1. OtotdanTulang
Kemampuan Pergerakan Sendi lengan dan Tungkai
(ROM)
Bebas
Kemampuan kekuatan otot :
4
4

Fraktur

: Tidak

Dislokasi
:Tidak
Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna Kulit
: Kuning langsat
Akral
: Hangat
Turgor
: Tidakelastis
Tulang Belakang
: Normal
8) REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk
: Normal
Kebersihan Alat Kelamin
: Bersih
9) ENDOKRIN
1. Faktor Alergi
Manifestasi
Cara Mengatasi
2. Kelainan Endokrin

: Tidak
: Tidakada
: Tidakada
: Tidakada

10) PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien
sering cek up untuk kesehatannya

ANALISA DATA
NO

KELUHAN

ETIOLOGI

PROBLEM

1.

DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan


DO :
Gigi tidak lengkap
Lidah ada sariawan
PolaMakan : 2x/hr,
hanyamampumenghabiskan porsimakanan
Konjugtiva anemis
BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kg
Klien kurang makan sayur dan jarang makan
buah-buahan
klienhidupsendiri

Intake yang
tidakadekuat

Ketidak
seimbangan
nutrisi : nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
Kep.

No.
1.

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.

Intervensi

Setelah dilakukan tindakan1.


keperawatan selama 1x24
jam diharapkan
ketidakseimbangan
nutrisi : nutrisi kurang dari2.
kebutuhan tubuh teratasi
dengan
Kriteria hasil :
Nafsu makan meningkat
Berat badan meningkat 3.
Adanya perubahan pola
makan
Konjungtiva normal
Klien tampak tidak lemah
4.

Rasional

Timbang berat badan setiap 1. R/mengetahui perubahan


hari
keadaan umum nutrisi pada
klien
Anjurkan makan sedikit tapi 2. R/Dilatasi gaster dapat terjadi
sering
bila pemberian makan terlalu
cepat setelah periode puasa
Anjurkan makan-makanan
yang lunak dan mudah
dicerna.

3. R/membantu meningkatkan
intake makanan
4. Membantu meningkatkan nafsu
makan

Anjurkan keluarga untuk


menyediakan makanan
kesukaan klien.

5. Anjurkan makan makanan


yang disajikan dalam kondisi
hangat

5. R/ Mencegah terjadinya mual


dan membantu meningkatkan
nafsu makan

No.
1.
1.

Dx. Kep.
Implementasi
1
Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib)

Evaluasi
26 Maret 2012 (09.00 wib)
DS : Saya sudah
menghabiskan setengah porsi
makanan

1. Menimbang berat badan setiap hari


Hasil : BB = 50 kg
2. Menganjurkan makan sedikit tapi sering
Hasil :
Anjuran telah di berikan , klien akan
melakukan anjuran.

DO :
K/u baik
Nafsumakanklienmeningkat
Konjungtiva normal
TD : 100 / 70 mmhg
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 oC
BB 50 kg

3. Menganjurkan makan makanan yang


lunak dan mudah dicerna
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan yang
lunak dan mudah dicerna
4. Menganjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan kesukaan klien
Hasil :
Anjuran telah diberikan, keluarga
mengungkapkan akan melakukan apa
yang di anjurkan.

1.
2.

A : Masalah nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
Nafsu makan meningkat
Adanya perubahan pola
makan
Konjungtiva normal
Klien tampak tidak lemah

3.
5. Menganjurkan makan makanan yang
4.
disajikan dalamkondisi hangat
Hasil :
P: Lanjutkan intervensi
Klien setuju untuk makan makanan yang
disajikan dalam kondisi hangat

Diposkan 31st March 2012 oleh Inka Februaria


1

Lihat komentar

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai