TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
GOLONGAN VIRUS
Astrovirus
Calcivirus (Norovirus, Sapovirus)
Enteric adenovirus
GOLONGAN PARASIT
Balantidiom coli
Blastocystis homonis
Crytosporidium parvum
Clostridium perfringens
Clostridium defficile
Eschercia coli
Plesiomonas shigeloides
Salmonella
Shigella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholera
Vibrio parahaemolyticus
Yersinia enterocolitica
Corona virus
Rotavirus
Norwalk virus
Herpes simplek virus
Cytomegalovirus
Entamoeba histolytica
Giardia lamblia
Isospora belli
Strongyloides stercoralis
Trichuris trichiura
Tabel 2. Frekuensi Enteropatogen penyebab diare pada anak usia <5 tahun
Defek anatomis
Malrotasi
Neoplasma
Neuroblastoma
Penyakit Addison
Phaeochromocytoma
Mushrooms
Penyakit Hirchsprung
Malabsorbsi
Defesiensi disakaridase
Penyakit Crohn
Defisiensi imun
Colitis ulserosa
Ganguan motilitas usus
Pellagra
Keracunan makanan
logam berat
Cystic fibrosis
Cholestosis
Penyakit celiac
Endokrinopati
Thyrotoksikosis
Sindroma Androgenital
C. Patofisiologi
Diare osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilalui oleh air
dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik
antara lumen usus dengan cairan ekstrasel. Adanya bahan yang tidak
diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada usus halus bagian
proksimal
tersebut
bersifat
hipertoni
dan
menyebabkan
Diare Sekretorik
Diare sekretorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam
usus halus yang terjadi akibat gangguan absorbi natrium oleh vilus
saluran cerna, sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung atau
meningkat. Keadaan ini menyebabkan air dan elektrolit keluar dari
tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan diare yang
disebabkan oleh infeksi bakteri akibat rangsangan pada mukosa usus
halus oleh toksin E.coli atau V. cholera (Gaurino et al, 2008)
Tabel 5. Perbedaan diare osmotik dan sekretorik
Osmotik
<200 ml/hari
Diare berhenti
<70 mEq/L
(+)
<5
Volume tinja
Puasa
Na+ tinja
Reduksi
pH tinja
Sekretorik
>200 ml/hari
Diare berlanjut
>70 mEq/L
(-)
>6
enterotoksin
bakteri
dan
bahan
kimia
yang
dapat
Dehidrasi berat
Dehidrasi ringan/sedang
Tanpa dehidrasi
Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap, haus
Cubitan kulit perut akankembali lambat
berat, watery diare, menunjukan bahwa saluran makan bagian atas yang
terkena. Oleh karena pasien immunocompromise memerlukan perhatian
khusus, informasi tentang adanya imunodefisiensi atau penyakit.
Tabel 7. Gejala klinis diare akut oleh berbagai penyebab
Gejala klinis :
Masa Tunas
Panas
Mual, muntah
Nyeri perut
Rotavirus Shigella
Salmonella
ETEC
EIEC
Kolera
17-72 jam
+
Sering
Tenesmus
24-48 jam
++
Jarang
Tenesmus,
cramp
+
>7hari
6-72 jam
++
Sering
Tenesmus,kolik
6-72 jam
+
-
48-72 jam
Sering
cramp
+
3-7 hari
2-3 hari
6-72 jam
++
Tenesmus,
cramp
variasi
Sedikit
>10x/hari
Lembek
+
Merah-hijau
+
Kejang +
Sedikit
Sering
Lembek
Kadang
Busuk
Kehijauan
Banyak
Sering
Cair
Tak berwarna
Meteorismus
Sedikit
Sering
Lembek
+
Merahhijau
Infeksi
sistemik+
Banyak
Terus menerus
Cair
Amis khas
Seperti
air
cucian beras
-
Nyeri kepala
Lamanya sakit 5-7 hari
Sifat tinja:
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Darah
Bau
Warna
Leukosit
Lain-lain
Sedang
5-10x/hari
Cair
Langu
Kuning
hijau
anorexia
+
Sepsis +
3 hari
E. Diagnosis
1. Anamnesis
a. Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur dan
10
11
negative
bila terdapat 5-10 leukosit per lapang pandang besar disebut
(+)
bila terdapat 10-20 leukosit per lapang pandang besar disebut
(++)
bila terdapat leukosit lebih dari lapang pandang besar
disebut (+++)
bila leukosit memenuhi seluruh lapang pandang besar disebut
(++++)
F. Tata laksana
Rehidrasi
Salah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi adalah
dehidrasi. Bila terjadi dehidrasi, harus segera dibawa ke petugas
kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat.
Cairan Rehidrasi Oral (CRO) yang dianjurkan WHO menggunakan
12
Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan RL atau ringer asetat
100ml/kgBB dengan cara pemberian:
- Umur < 1 tahun ; 30ml/kgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70ml/kgBB dalam 5 jam berikutnya
- Umur > 1 tahun ; 30ml/kgBB dalam 1,5 jam pertama,
dilanjutkan 70ml/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
- Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan
dapat minum, dimulai dengan 5ml/kgBB selama proses
rehidrasi.
b) Dehidrasi ringan-sedang
- Cairan Rehidrasi Oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak
75ml/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan
yang terjadi dan sebanyak 5-10 ml/kgBB setiap diare cair.
- Rehidrasi parenteral (IV) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum. Cairan IV yang diberikan adalah RL, KaEn 3B
atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat
badan
c)
BB 3-10 kg
: 200ml/kgBB
BB 10-15 kg
: 175ml/kgBB
BB > 15kg
: 135ml/kgBB
Tanpa dehidrasi
CRO yang diberikan 5-10 ml/kgBB setiap diare cair atau
berdasarkan umur.
- Umur < 1 tahun sebanyak 50-100 ml
- Umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 ml
- Umur >5 tahun, sesuai kemauan anak.
2.
Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan
13
Suplementasi Zink
Zink sudah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan frekuensi
diare. Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan anak. Zinc termasuk mikronutrien yang
mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang optimal. Dasar
pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan
pada efeknya terhadap imunitas atau terhadap struktur dan fungsi
saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna
selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorbsi
air dan elektrolit oleh usus halus meningkatkan kecepatan regenerasi
epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan
meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen
di usus. Pengobatan dengan zinc cocok ditetapkan di negara-negara
berkembang seperti Indonesia yang memiliki banyak masalah
terjadinya
kekurangan
zinc
di
dalam
tubuh
karena
tingkat
14
15
2. Rencana terapi B
Penanganan dehidrasi sedang/ ringan dengan oralit. Beri
oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.
a.
Berat badan
<5 kg
5-7,9 kg
8-10,9 kg
11-15,9 kg
16-29,9 kg
>30 kg
b.
c.
d.
16
Jumlah (ml)
200-400
400-600
600-800
800-1200
1200-2200
2200-4000
Pemberian pertama
30ml/kgBB selama
1 jam*
30 menit*
Pemberian 70ml/kgBB
selama
5 jam
2 jam
*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba.
a. Periksa kembali anak setiap 15-30 menit.
b. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih
cepat.
c. Juga beri oralit (kira-kira 5ml/kgBB/jam) segera setelah anak
mau minum, biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam
(anak) dan beri anak tablet zinc sesuai dosis dan jadwal yang
dianjurkan.
d. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam
(klasifikasikan dehidrasi). Kemudian pilih rencana terapi yang
sesuai (A,B,C) untuk melanjutkan penanganan.
Jika terdapat fasilitas pemberian intravena yang terdekat (30
menit):
- Rujuk segera
- Jika anak bisa minum, ibu memberikan larutan oralit dengan
17
Antibiotik selektif
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, sesuai dengan uji
sensitivitas.
Pemberian
antibiotic
yang
tidak
rasional
akan
Shigella Disentri
Amoebiasis
Giadiasis
Antibiotik pilihan
Tetracycline 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari
Ciprofloxacin 15 mg/kgBB
2x sehari selama 3 hari
Metronidazole 10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Metronidazole 5mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
(Suandi, 2007)
OBAT ANTIDIARE
18
Alternatif
Erythromycin 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari
Pivmecillinam 20 mg/kg BB
4x sehari selama 3 hari
Ceftriaxone 50-100 mg/kgBB
1x sehari IM selama 2-5 hari
Contoh:
kaolin,
attapulgite,
smectite,
activated
charcoal,
cholesteramine). Obat-obat ini dipromosikan untuk pengobatan diare
atas dasar kemampuanya untuk mengikat dan menginaktifasi toksin
abkteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta dikatakan
mempunyai kemampuan melindungi mukosa usus. Walaupun demikian,
tidak ada bukti keuntungan praktis dari penggunaan obat ini untuk
pengobatan rutin diare akut pada anak.
Antimotilitas
Contoh loperamidhydrocloride, diphenoxylate dengan atropine, tincture
opiii, paregoric, codein). Obat-obatan ini dapat mengurangi frekuensi
diare pada orang dewasa akan tetapi tidak mengurangi volume tinja
pada anak. Lebih dari itu dapat menyebabkan ileus paralitik yang berat
yang dapat fatal atau dapat memperpanjang infeksi dengan
memperlambat eliminasi dari organisme penyebab. Dapat terjadi efek
sedative pada dosis normal. Tidak satupun dari obat-obatan ini boleh
diberikan pada bayi dan anak dengan diare.
Bismuth subsalicylate
Bila diberikan setiap 4 jam dilaporkan dapat mengurangi keluaran tinja
pada anak dngan diare akut sebanya 30% akan tetapi, cara ini jarang
digunakan.
Obat-obat lain:
Anti muntah
19
20
Kebersihan lingkungan
Imunisasi
G. Komplikasi
1. Hipernatremia
Sering terjadi pada bayi baru lahir sampai umur 1 tahun
(khususnya bayi berumur <6 bulan), biasanya terjadi pada diare yang
disertai muntah dengan intake cairan/makanan kurang atau cairan yang
diminum terlalu banyak Na. Pada bayi juga dapat terjadi jika setelah diare
sembuh diberi oralit dalam jumlah berlebihan.
Penderita diare dengan natrium plasma>150 mmol/L memerlukan
pemantauan berkala yang ketat. Tujuanya adalah menurunkan kadar
natrium secara perlahan-lahan. Penurunan kadar natrium plasma yang
cepat sangat berbahaya oleh karena dapat menimbulkan edema otak.
Rehidrasi oral atau nasogastrik menggunakan oralit adalah cara terbaik dan
paling aman. Koreksi dengan rehidrasi intravena dapat dilakukan
21
dapat
mulai
diberikan.
lanjutkan
pemberian
oralit
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang
hanya mengandung sedikit garam, dapat terjadai hiponatremia (Na<130
mmol/L). Hiponatremia sering terjadi pada anak dengan Shigellosis dan
pada anak malnutrisi berat dengan odema. Oralit aman dan efektif untuk
terapi dari hampir semua anak dengan hiponatremi. Bila tidak berhasil,
koreksi Na dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu :
memakai ringer laktat atau normal saline. Kadar Na koreksi (mEq/L)=125kadar Na serum yang diperiksa dikalikan 0,6 dan dikalikan berat badan.
Separuh diberikan dalam 8 jam, sisanya diberikan dalam 16 jam.
Peningkatan serum Na tidak boleh melebihi 2 mEq/L/jam.
Tabel 9. Gejala dehidrasi isotonik, hipotonik, dan hipertonik
Gejala
Hipotonik
Isotonik
Hipertonik
Rasa haus
Berat badan
Turgor kulit
Tidak jelas
Kulit/selaput lendir
Basah
Kering
Kering sekali
Gejala SSP
Apatis
Koma
Irritabel, apatis
hiperrefleksi
Sirkulasi
Jelek sekali
Jelek
Nadi
Sangat lemah
Tekanan darah
Sangat rendah
Rendah
Rendah
22
Banyaknya kasus
20-30%
70%
10-20%
3. Hiperkalemia
7. Asidosis metabolic
23
b)
c)
d)
Tindakan:
- Mencampur susu dengan makanan lain untuk menurunkan kadar
24
25