Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
TRYHARI PURWANTO
NAFSIA HOLIDIA
14050394037
140503940
140503940
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. pendidikan.
Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk
kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut
sekarang.Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung/selalu mengalami
perubahan
antara
lain
akibat
dari
kemajuan
ilmu
pengatahuan
dan
teknologi.
Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara
yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang
diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus
dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera
atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan kurikulum
perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum
harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keunggulan dari kurikulum 2013?
2. Apa asumsi kurikulum 2013?
3. Bagaimana perbandingan kurikulum 2013 dan KTSP 2006?
4. Apa saja perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP 2006?
5. Apa Kompetensi Inti itu?
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk
didiskusikan. Oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisis dalam konteks yang luas,
demikian halnya dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum 2006, serta
sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan
teknologi seperti yang digariskan dalam haluan Negara. Dengan demikian, Kurikulum 2013
diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia
pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai
macam tantangan.
A.
B.
validitas setiap kompetensi harus sesuai dengan asumsi, meskipun tujuannya selalu diuji kembali
berdasarkan masukan yang memungkinkan terjadinya perubahan.
Sedikitnya terdapat tujuh asumsi yang mendasari Kurikulum 2013 berbasis karakter dan
kompetensi, yaitu:
1.
Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesioanl, dan tidak mampu melakukan proses
pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu penerapan kurikulum berbasis kompetensi
7.
C.
KTSP 2006
Hampir mutlak
Harus tinggi
masih terbantu
Guru
Buku
Siswa
Kurikulum 2013
Terbatas
Sebaiknya tinggi.
Bagi yang rendah
dengan adanya buku
Ringan
Tinggi
Bebasan
Efektivitas waktu untuk
Berat
Rendah (banyak
kegiatan pembelajaran
waktu untuk
Peran penerbit
Variasi materi dan proses
Variasi harga/bebas siswa
Hasil pembelajaran
persiapan
Besar
Tinggi
Tinggi
Tergantung
Kecil
Rendah
Rendah
Tidak sepenuhnya
sepenuhnya pada
tergantung guru,
guru
Pemantauan
Titik penyimpangan
Besar penyimpangan
Pengawasan
Banyak
Tinggi
Sulit, hamper tidak
pemerintah
Sedikit
Rendah
Mudah
mungkin
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Proses
Peran
Guru
KTSP 2006
Hampir mutlak
Kurikulum 2013
Pengembangan dari
yang sudah
disiapkan
Mutlak
Pemerintah Daerah
SK-SD)
Hanya sampai
SK-KD
Supervisi
Penerbit
Guru
penyusunan
Kuat
Hamper mutlak
pelaksanaan
Lemah
Kecil, untuk buku
Pemerintah
Kecil, untuk
pengayaan
Mutlak untuk buku
kelayakan
penggunaan di
buku pengayaan
sekolah
Hampir mutlak
Kecil, untuk
Penyusunan
Silabus
Pemerintah
Penyediaan
Buku
Guru
Penyusunan
pengembangan dari
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaram
Pelaksanaan
Mutu
Supervisi
teks
Supervisi
penyusunan dan
pelaksanaan dan
pemantauan
Mutlak
Pemantauan
pemantauan
Hampir mutlak
Pemantauan
kesesuaian dengan
kesesuaian dengan
rencana (variatif)
buku teks
(terkendali)
Mudah, karena
terlalu besar
mengarah pada
Pemerintah Daerah
Guru
Pemerintah Daerah
Pembelajaran
Penjaminan
Supervisi
Pemerintah
pedoman yang
sama
Langkah-langkah penguatan tata kelola dillakukan dengan:
1. Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari buku siswa, dan buku guru.
2. Menyiapkan guru supaya memahami pendayagunaan sumber belajar yang telah disiapkan dan
sumber lain yang dapat mereka manfaatkan.
3.
Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan
pembelajaran. Perbedaan esensial kurikulum tersebut dapat dipahami dalam subab di bawah ini
Kurikulum 2013
Tiap mata pelajaran
tertentu
mendukung semua
mendukung
kompetensi (sikap,
kompetensi tertentu
keterampilan,
Mata pelajaran
pengetahuan)
Mata pelajaran dirancang
dirancang berdiri
sendiri dan
memiliki
kompetensi dasar
sendiri
Bahasa Indonesia
tiap kelas
Bahasa Indonesia sebagia
sejajar dengan
Status
Benarnya
Benarnya
Idealnya
mapel lain
dan keterampilan
berbahasa)
Semua mata pelajran
diajarkan dengan
diajarkan dengan
pendekatan
berbeda
(saintifik) melalui
Idealnya
mengamati, menanya,
Tiap jenis konten
mencoba, menalar
Bermacam jenis konten
pembelajaran
pembelajaran diajarkan
diajarkan terpisah
(separated
curriculum)
Baiknya
curriculum)
Konten ilmu pengetahuan
diintegrasikan dan
dijadikan penggerak
konten pembelajaran
Termatik untuk
lainnya
Termatik integratif untuk
kelas
integratif)
I-VI
Baiknya
Kurikulum sekolah dasar 2013 lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang
ditekankan pada notes dan portofolio. Dalam implementasi kurikulum yang berbasis kompetensi
dan karakter ini, murid SD idealnya tidak lagi banyak menghapal, karena
kurikulum ini
dirancang untuk memepersiapkan peserta didik memiliki budi pekerti atau karakter yang baik,
sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. Berikut adalah perbedaan
lebih lanjut kurikulum 2013 untuk sekolah dasar.
1. Tematik-Integratif
Pembelajaran tematik integratif sebelumnya hanya dilaksanakan pada kelas rendah saja, dan
kelas tinggi setiap mataa pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Dalam implementasi
kurikulum 2013, murid sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing-masing mata pelajran secar
terpisah. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan
dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan
mata pelajaran lainnya.
2. Delapan Mata Pelajaran
Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajarkan, yaitu Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraa, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan
Keterampilan, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan Lokal, dan pengembangan
Diri. Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran dipadatkan menjadi 8 (delapan) mata pelajaran,
yaitu Agama, PPKN, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni
Budaya, IPA, dan IPS. Bahkan semual rencananya hanya enam mata pelajaran saja, karena IPA
dan IPS rencananya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lainnya.
3. Pramuka sebagai Ekstra Kurikuler Wajib
Dalam implementasi Kurikulum 2013, pramuka merupakan ekstra kurikuler wajib dan itu
diatur dalam undang-undang, Pramuka ini menjadi ekstra kurikuler wajib pada satuan pendidikan
dasar dan menengah, untuk berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan layanan
secara professional, maka dalam implementasi pramuka, Kemindikbud bekerja sama dengan
Kemenpora.
4. Bahasa Inggris hanya Ekskul
Sebelumnya terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di SD, yaitu bahasa Inggris akan
dihapus dari kurikulum. Rencana penghapusan bahasa Inggris dari kurikulum SD ini didasari
kekhawatiran akan membebani siswa dan memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa
Indonesia. Ternyata untuk tingkat SD ini, dalam kurikulum baru 2013 Bahasa Inggris termasuk
dalam kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan Palang Merah Remaja (PMR), UKS, dan
Pramuka.
5. Belajar di Sekolah Lebih Lama
Pemadatan mata pelajaran dalam Kurikulum 2013 bukan mengurangi jam belajar, justru
membuat lama belajar anak di sekolah bertambah. Metode baru pada kurikulum ini
mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mengobservasi setiap tema
yang menjadi bahsan. Untuk kelas I-III yang awalnya belajar selama 26-28 jam perminggu
bertambah menjadi 30-32 jam perminggu. Sedangkan untuk kelas IV-VI yang semula belajar
selama 32 jam per minggu di sekolah bertambah menjadi 36 jam per minggu.
Itulah isi perubahan kurikulum baru yang rencananya akan diterrapkan pada tahun ajaran
baru tahun 2013 untuk anak-anak SD. Sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini telah
dijalankan dibanyak Negara, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Finlandia, Skotlandia, Australia,
Hongkong, dan Filipina. Penambahan jam belajar di sekolah dianggap masih sesuai karena
dibandingkan Negara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untuk anak usia 7-9
tahun. Dengan pemadatan mata pelajaran dan pembelajaran berbasis tematik, anak-anak juga
tidak akan lagi kerepotan membawa yang banyak dalam tuganya.
Selanjutnya, perbedaan esensial kurikulum SMP adalah sebagai berikut ini :
Perbedaan Esensial Kurikulum SMP
KTSP 2006
Mata pelajaran
Kurikulum 2013
Tiap mata pelajaran
tertentu mendukung
mendukung semua
kompetensi tertentu
kompetensi (sikap,
Mata pelajaran
keterampilan, pengetahuanP
Mata pelajaran dirancang
dirancang berdiri
kompetensi dasar
sendiri
Bahasa Indonesia
sebagai pengetahuan
knowledge
Semua mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan yang
berbeda
pelajaran
pembelajaran, dipergunakan
Status
Benarnya
Benarnya
Idealnya
Idealnya
Baiknya
KTSP 2006
Mata pelajaran
Kurikulum 2013
Tiap mata pelajaran
tertentu
mendukung semua
mendukung
kompetensi (sikap,
kompetensi
keterampilan,
tertentu
pengetahuan) dengan
Mata pelajaran
dirancang berdiri
sendiri dan
memiliki
kompetensi dasar
sendiri
Bahasa Indonesia
tiap kelas
Bahasa Indonesia sebagai
sebagai
pengetahuan
Tiap mata
of knowledge
Semua mata pelajaran
pelajaran diajarkan
diajarkan dengan
dengan pendekatan
yang berbeda
Status
Benarnya
Benarnya
Idealnya
Idealnya
melalui mengamati,
menanya, mencoba,
Untuk SMA, ada
menalar
Tidak ada penjurusan
penjurusan sejak
kelas XI
Idealnya
minat
SMA dan SMK memiliki
tanpa kesamaan
kompetensi
Baiknya
Penjurusan di
(sampai keahlian)
Baiknya
terdapat pengelompokan
peminatan dan pendalaman
Mengahadapi berbagai perbedaan tersebut, dilakukan langkah penguatan tata kelola dengan
cara menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Buku pedoman pembelajaran yang terdiri dari Buku Siswa dan Buku Guru
2. Guru dilatih untuk memahami pendayagunaan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber
lain yang dapat dimanfaatkan.
3. Pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah terhadap pelaksanaan pemmbelajaran
E. Kompetensi Inti
Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana
pendidikan yang panjang untuk menyampainya. Untuk memudahkan proses perencanaan dan
pengendaliannya, pencapian jangka panjang perlu di bagi-bagi ke dalam beberapa tahap sesuai
jenjang kelas ketika kurikulum tersebut diterapkan. Sejalan dengan undang-undang, kompetensi
inti ibarat anak tangga yang harus dilalui peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan
jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui pencapaian dan perwujudan
komopetensi init, integrasi vertical antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan
kemmapuan peserta dari kelas ke kelas dapt direncanakan. Sebagai anak tangga menuju
kompetensi lulusan, kompetensi inti juga bersifat multidimensi. Dalam opperasionalnya,
kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual untuk
membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial untuk
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, tetapi untuk dibentuk melalui berbagai tahapan
proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus
mengacu pada pencapaian dan perwujudan kompetensi inti yang telah dirumuska. Dengan kata
lain, semua mata pelajaran yang diajarkan harus diacukan dan ditujukan pada pembentukan
kompetensi inti.
Kompetensi inti merupakan pengilkat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan
melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajara, sehingga berperan sebagai integrator
horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak
mawakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta
didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang harus dipahami dan
miliki peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat menjadi kompetensi inti.
Kompetensi inti meerupakan operasional Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, yang menggambarkan komepetensi utama yang dikelompokkan kedalam
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarakn kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsure pengorganisasian (organizing element)
kompetensi dasar. Sebagai unsure pengorganisasian, Kompetensi inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi
Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas atau jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yang terjadi suatu akumulasi
yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antar konten. Kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan isi kompetensi dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat.
Keempat kelompok ini menjadi acuan dan Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan
dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) ketika peserta
didik belajar tentang pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata peajaran diuraikan
menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai
dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi ketrampilan.
Uraian kompetensi dasar serinci ini adalah untuk memastikan capaian pembelajaran tidak
berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan dan bermuara pada
sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi sikap bukanlah untuk peserta didik karena
kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi
pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial spiritual
yang terkandung dalam materinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan
Negara. Keunggulan Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk
mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing, kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuankemampuan lain, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan
dengan keterampilan. Pada kurikulum 2013 Sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini
telah dijalankan dibanyak Negara, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Finlandia, Skotlandia,
Australia, Hongkong, dan Filipina. Dengan demikian, dalam satu kaitannya dengan rencana
pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru tidak usah repot-repot lagi mengembangkan
perencanaan tertulis yang berbelit-belit, karena sudah ada pedoman dan pendampingan. Oleh
karena itu, guru harus memahaminya secara utuh sebagai hal yang berkaitan dengan silabus
tematik integratif sebelum melaksanakan pembelajaran.
Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah-mudahan setelah kita
mempelajari kurikulum 2013 ini dapat menjadi pedoman dalam proses belajar mengajar. Sejalan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2013. Inovasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
http://www.m-edukasi.web.id/2013/08/asumsi-mengenai-belajar-danpembelajaran.html