Disusun oleh :
Maria Laurensia Duhita L
12020113120021
Pinastika Larasati
12020113120029
12020113120036
12020113120050
Ridho Andykha
12020113130079
12020113140074
12020113140106
12020113140115
12020113140121
Prinsip-prinsip Perpajakan
Dalam sisten perpajakan modern, tiga prinsip utama perpajakan adalah:
1. Efficiency (Efisiensi)
pembayar
pajak yang
Diagram tersebut menunjukkan bahwa hukum dibagi menjadi dua, yaitu hokum
perdata dan hukum publik. Hukum perdata dapat dibagi menjadi hukum perorangan,
hukum keluarga, hukum warisan, dan hukum harta kekayaan. Hukum publik adalah
hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dengan warganya. Hukum publik
terdiri dari hukum tata negara, hukum administrasi, hukum pajak, dan hukum pidana.
Hukum pajak bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan antara sebagai
pemungut pajak dengan rakyat sebagai pembayar pajak. Hukum pajak menerangkan
tentang siapa siapa yang menjadi wajib pajak dan apa yang menjadi kewajiban
mereka kepada pemerintah, hak hak pemerintah, objek objek apa yang dikenakan
pajak, timbulnya dan hapusnya utang pajak, cara penagihan, dan cara mengajukan
keberatan.
3. Fungsi Distribusi
Disebut pula sebagai alat pemerataan pendapatan. Wajib pajak harus membayar
pajak, pajak tersebut digunakan sebagai biaya pembangunan dalam segala
bidang. Pemakaian pajak untuk biaya pembangunan tersebut, harus merata ke
seluruh pelosok tanah air agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya
bersama.
Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
Kebutuhan akan dana itu, salah satunya dapat dipenuhi melalui pajak. Pajak
hanya dibebankan kepada mereka yang mempunyai kemampuan untuk
membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun tadi, dapat juga
dimanfaatkan oleh mereka yang tidak mempunyai kemampuan membayar
pajak, untuk meningkatkan pendapatannya. Mereka dapat memanfaatkan jalan
raya
untuk
kelancaran
distribusi
hasil
pertaniannya,
mereka
dapat
diberikan keistimewaan ini adalah industri padat karya, terbatas pada industri tekstil,
industri pakaian jadi, industri alas kaki, industri furniture dan/atau industri mainan
anak-anak.
Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Beberapa teori (Brotodihardjo dalam Halim, 2014) yang memberikan pembenaran
kepada Negara untuk berhak memungut pajak dari rakyat.
1. Teori Asuransi
Negara bertugas melindungi orang dan/atau warganya dengan segala
kepentingannya, yaitu keselamatan dan keamanan jiwa dan harta bendanya.
Oleh sebab itu pembayaran pajak dianggap atau disamakan dengan pembayaran
premi karena mendapat jaminan perlindungan dari Negara.
2. Teori Kepentingan
Teori ini menekankan pembenanan pajak pada penduduk seluruhnya harus
didasarkan
atas
kepentingan
orang
masing
masing
dalam
tugas
Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak, yaitu mengambil daya beli dari
rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara, kemudian menyalurkan
kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara kehidupan
masyarakat dan untuk membawa kearah tertentu, yaitu kesejahteraan.
Jenis - Jenis Pajak
Jenis pajak dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1. Pajak menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak
dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh :
Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan
kepada pihak lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
2. Pajak menurut sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya dan
selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri
wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang
berdasarkan
objeknya,
tanpa
pemalsuan
pengembalian pajak.
b. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Penghindaran pajak umumnya dapat dibedakan dari penggelapan pajak (tax
evasion), di mana penggelapan pajak terkait dengan penggunaan cara-cara yang
melanggar hukum untuk mengurangi atau menghilangkan beban pajak
sedangkan penghindaran pajak dilakukan secara legal dengan memanfaatkan
celah (loopholes) yang terdapat dalam peraturan perpajakan yang ada untuk
Tarif Pajak
5%
15%
25%
30%
Dilihat dari kenaikan tariff, tariff progresif dibagi menjadi beberapa tariff, yaitu:
a. Tarif Progresif Progresif
Kenaikan presentase pajaknya semakin besar.
b. Tarif Progresif Tetap
Kenaikan presentase pajaknya tetap.
c. Tarif Progresif Degresif
Kenaikan presentase pajaknya semakin menurun.
4. Tarif Degresif (Menurun)
Tarif degresif (menurun), yaitu tarif dengan presentase yang semakin turun
apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
Manfaat Pajak
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga,
perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos
pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak,
sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak
meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek
pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah,
rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal
dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa
aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan
sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah
yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Pajak juga digunakan
untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga
membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM
baik dalam hal pembinaan dan modal. Dengan demikian jelas bahwa peranan
penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang
jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgeter
(fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan
dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada
masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan
syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada
akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi
secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dkk. 2014. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
http://normakeadilan05.blogspot.co.id/. Diakses Jumat, 19 Februari 2016.
http://www.merdeka.com/. Diakses Jumat, 19 Februari 2016.
http://www.pajak.go.id/. Belajar Pajak. Diakses Rabu, 17 Februari 2016.
www.anjarwibisono.com. Buku Ajar Perpajakan. Diunduh Minggu, 21 Februari
2016.