Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah
mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan
bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya adalah kesehatan dan keselamatan
kerja. Manusia bukan sekedar alat produksi tetapi merupakan aset perusahaan
yang sangat berharga sehingga harus dilindungi keselamatannya. Sebagai
akibatnya, perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja mulai
meningkat dan ditangani sebagai bagian penting dalam proses produksi.
Tujuan utama penerapan sistem manajemen K3 adalah untuk mengurangi
atau mencegah kecelakaan yang menyebabkan cedera atau kerugian materi.
Keselamatan kerja dalam suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang
berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan cara
kerja. Dengan adanya tersebut kesehatan dan keselamatan kerja harus
dikelolah sebagaimana aspek lainnya dalam perusahaan. Aspek K3 tidak bisa
berjalan seperti adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya
terencana untuk mengelolahnya, hal inilah yang mendorong adanya konsep
manajemen K3.
Manajemen risiko kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu upaya
pengelolaan bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan secara komperehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Besarnya potensi ditentukan oleh kemungkinan
terjadinya suatu kecelakaan insiden dan keparahan yang diakibatkannya.
OHSAS 18001 merupakan salah satu sistem manejemen K3 yang sudah
banyak diterapkan di kalangan industri dunia. Sesuai persyaratan OHSAS
18001 klausul 4.3.1 bahwa organisasi harus menetapkan prosedur dan
melakukan Identifikasi Bahaya (Hazards Identification), Penilaian Risiko
(Risk Assessment) dan Pengendalian Risiko (Deterimining Control) atau
disingkat HIRADC.
HIRADC
merupakan
elemen
penting
dalam
sistem
manajemen
1. Bagi Mahasiswa
a. Membantu memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan
kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lapangan
secara nyata.
b. Dapat membuka wawasan setiap mahasiswa untuk mendapatkan
pengetahuan melalui praktek di lapangan.
c. Sebagai perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara
dunia pendidikan dan dunia industri / kerja.
d. Mendapat fasilitas untuk pengembangan minat dan bakat mahasiswa.
2. Bagi PT. Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana
Memberi masukan-masukan yang bermanfaat bagi perusahaan
terhadap upaya penanggulangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sehingga meminimalisir tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja.
D. Waktu dan Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang ini dilakukan pada tanggal 16 Mei 2016
sampai 16 Juni 2016 yang berlokasi di PT. Sanggar Sarana Baja Kuala
Kencana Papua
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Uraian dan Sejarah Ringkas Perusahaan
PT Sanggar Sarana Baja ( SSB ) adalah perusahaan yang bergerak dalam
pembuatan peralatan untuk minyak & gas, pertambangan dan pembangkit
listrik , peralatan transportasi, komponen produksi ulang alat berat dan
menyediakan pengelasan di shop & pengelasan di area tambang.
Kegiatan ini berlanjut sampai hari ini, meskipun banyak pekerjaan yang
dilakukan oleh perusahaan lain di daerah pertambangan.
PT. Sanggar Sarana Baja berdiri pada 19 Maret 1977 dengan luas area
24.000 m2, beralamat di Jl. Rawa Sumur No. 10 Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta Timur. Pada awalnya PT. Sanggar Sarana Baja didirikan dengan tujuan
untuk mensuplai kebutuhan alat-alat konstruksi yang berkaitan dengan produk
CAT untuk Trakindo Utama.
Pada tahun 1983 Sanggar Sarana Baja baru menerima pesanan dari luar
pihak PT. Trakindo Utama dan merupakan salah satu perusahaan nasional
yang secara keseluruhan dimiliki oleh putra indonesia dan bergerak dibidang
fabrikasi baja dan jasa. PT. Sanggar Sarana Baja merupakan salah satu anak
perusahaan PT. Trakindo yang dikenal sebagai perusahaan terdepan
dibidangya yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya dibidang rekayasa,
desain, pengembangan dan fabrikasi peralatan yang digunakan pada proses
pengolahan industri minyak, gas, Petrokimia , dan industri Power Generation .
Tahun 2001 didirikan dua divisi baru yang disebut SSBs ( Site Services
Division ) dan SSBR ( Divisi Remanufacturing ) yang fokus pada utilitas dan
jasa produk di bidang Pertambangan , Minyak & Gas Industry. Kemudian
pada tahun 2002 PT. Sanggar Sarana Baja mengakuisisi aset utama PT Porter
Rekayasa Utama, sebuah perusahaan manufaktur peralatan transportasi yang
dikenal sebagai PRU, dan mendirikan divisi baru yang disebut SSBT
(Transport Divisi Peralatan) .
Pada tahun 2009 Sanggar Sarana Baja Divisi Remanufacturing ( SSBR )
telah menyelesaikan 55000sq nya . meter fasilitas expantion di Kariangau Balikpapan dan secara resmi mulai beroperasi pada 11 Februari 2010 .
Tahun 2010 SSBs telah menyelesaikan fasilitas Welding shop di Kuala
Kencana, untuk melayani Freeport , dan pelanggan lainnya. Dan pada tahun
2012 telah melakukan Peluncuran logo baru PT Sanggar Sarana Baja
Adapun visi dan misi PT. Sanggar Sarana Baja adalah:
Visi perusahaan:
Menjadi perusahaan Engginering Indonesia yang bisa bersaing di dunia
internasional dan selalu mengutamakan kualitas produk dan pelayanan.
Misi perusahaan:
1. Secara konsisten memberikan keuntungan yang baik kepada
pemegang saham
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment Determinan Control)
Potensi bahaya yang selanjutnya dapat disebut Hazard terdapat hampir di
setiap tempat dimana dilakukan suatu aktivitas, baik di rumah, di jalan,
maupun di tempat kerja. Apabila hazard tersebut tidak dikendalikan dengan
tepat akan dapat menyebabkan kelelahan, sakit, cedera, dan bahkan
kecelakaan yang serius. Dalam UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, pengurus perusahaan mempunyai kwajiban untuk menyediakan tempat
kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Sedangkan tenaga
kerja mempunyai kwajiban untuk mematuhi setiap syarat keselamatan dan
kesehatan yang ditetapkan baginya. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
sesuai Undang-Undang Keselamatan Kerja tersebut antara lain untuk
mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah dan mengendalikan pencemaran
tetapi, pada area tertentu seperti area machine shop (area chrome)
temperatur tinggi dapat dirasakan oleh pekerja karena terjadi proses
produksi menggunakan tangki eating yang menghasilkan panas yang
tinggi. Heat stress yang dialami tenaga kerja berupa pusing dan sakit
kepala. Heat stress biasanya dialami oleh tenaga kerja baru yang
belum beraklimatisasi dengan temperatur udara yang tinggi di area
produksi ini.
2. Bahaya Mekanik
Kecelakaan dengan sumber bahaya mekanik banyak terjadi pada
area produksi, seperti tersandung, tergelincir, terjatuh, tertimpa material,
terpotong, tertabrak forklift, dan lain-lain.
3. Bahaya Kimia
Penggunaan bahaya kimia pada proses produksi seperti thinner,
bahan kimia pada proses chrome & stripping. Bahan-bahan kimia tersebut
dapat mengakibatkan keracunan apabila terhirup oleh pekerja dan apabila
dengan mudah meledak dan terbakar apabila tidak digunakan dan
diperlakukan sesuai dengan prosedur.
4. Bahaya Ergonomi
Adanya ketidaksesuaian antara pekerja dengan alat kerja dapat
mengakibatkan terjadinya bahaya ergonomi, seperti posisi tuas pada mesin
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, jok pada forklift yang terlalu jauh
dengan kemudi, dan lain-lain.
5. Bahaya Biologi
Bahaya biologi berasal dari bakteri dan jamur. Bahaya ini bahkan
dapat berpotensi lebih besar karena kondisi kebersihan pada area produksi
jauh lebih rentan. Bakteri dan jamur ini berasal dari tempat sampah yang
masih kurang terjaga kebersihannya.
B. Tahap Pembuatan HIRADC PT Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan HIRADC pada setiap jenis
job yang telah disiapkan oleh PT Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana adalah
sebagai berikut:
1. Pengambilan SOP setiap jenis job pada foremen dan menganalisa setiap
SOP yang sudah ada.
2. Dilakukanlah observasi area untuk melihat jenis job apakah sesuai dengan
SOP yang telah ada. Gunanya untuk memudahkan proses selanjutnya.
3. Melihat secara visual risiko mulai dari risiko yang kecil sampai risiko
ekstrim yang ada pada area kerja
4. Wawancara foremen dan pekerja untuk mengetahui lebih jelas risikorisiko yang ada di area tersebut.wawancara yang dilakukan mengenai
setiap aktivitas pada proses pembuatan yang sudah ada pada SOP.
Wawancara tentang kejadian kecelakaan kerja yang telah terjadi pada area
tersebut juga menjadi pertimbangan untuk penilaian risiko nantinya.
5. Dilakukanlah penilaian risiko pada setiap aktivitas pada proses yang ada.
Penilaian yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan penilaian
secara visual yang telah dilakukan sebelummya.
6. Mengimplementasikan pengendalian untuk setiap risiko yang ada pada
area kerja. Pengimplementasian pengendalian risiko yang di terapkan dan
dapat dimanfaatkan pada masing-masing aktivitas kerja.
C. Gambaran Jenis Jenis Job
1. Rod As Steering Cylinder (No Box) merupakan komponen yang di
gunakan pada alat berat under grown. Komponen ini berfungsi untuk
membelokkan steer ke kanan dan kekiri. Ukuran komponen ini lebih kecil
dari Rod As Tilt Cylinder (No Box).
Berikut ini prosedur Rod As Steering Cylinder (No Box)
a. Proses straigtening pada komponen Rod As Steering Cylinder (No
Box) adalah sebagai berikut
1) Pasang benda kerja ke atas mesin straightening menggunakan
crane dan belt. Pastikan benda terpasang dengan baik dan benar.
Tandai base mesin posisi seimbang dari benda kerja guna
menghindari bahaya saat benda kerja akan dipindahkan.
2) Bersihkan permukaan benda kerja dengan kain majun and thinner
3) Periksa kondisi permukaan secara visual dari benda kerja guna
memastikan tidak ada sisa chrome yang menempel dan tidaak ada
kerusakan yang parah
4) Ukurlah panjang benda kerja untuk menentukan jarak tail stock
yang digunakan
5) Posisikan benda kerja yang bengkok tepat pada posisi tengah
cylinder hydraulic
6) Tekan secara perlahan tuas mesin sehingga cylinder menekan
benda kerja
7) Ukur kembali benda kerja apakah sudah ada perubahan
10
8) Geser ke kanan atau ke kiri pada stand roller sesuai dengan posisi
yang bengkok
9) Pasang webbing sling pada badan komponen dengan OHC, dan
lepaskan baut pada tail stock, kemudian angkat benda kerja dan
letakkan dengan alas V-Block
b. Proses chrome pada komponen Rod As Steering Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Lapisi area yang tidak di chrome dengan aluminium foil dan
yellow tape
2) Pasang jig dan fixtures pada benda kerja dan lapisi jig dan fixtures
dengan yellow tape
3) Angkat benda kerja menggunakan crane
4) Bukalah penutup kertas coklat dan bersihkan permukaan yang akan
di lapisi dengan menggunakan kain majun putih dan thinner
5) Gunakan crane untuk mencelupkan benda kerja ke tangki chrome
6) Gantung komponen pada bus bar dan kencangkan dengan
menggunakan clamp C
7) Setting ampere pada panel control dan jika chrome selesai matikan
control panel
8) Gantungkan HOOK OHC pada jig/fixture dan lepaskan clamp C
pengikat benda kerja dengan bus bar dan angkat menggunakan
OHC
9) Bersihkan komponen dari cairan chrome
10) Ukur diameter benda kerja saait kondisi benda kerja masih panas,
ukur lah daerah kritis seperti area tengah dan area sekitar 3 inchi
dari kedua ujung benda kerja menggunakan micrometer
11) Lepaskan semua masking tape
12) Letakkan benda kerja dengan alas V-Block
c. Proses polishing pada komponen Rod As Steering Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Cuci benda kerja dengan mencelupkan pada tangki pembersih,
tujuannya untuk menghilangkan sisa larutan. Pastikan benda kerja
bersih dari cairan stripping atau cairan chrome
2) Ukur panjang komponen dan setting tail stock sesuai panjang
komponen
3) Angkat dan pasang benda kerja ke atas mesin polisher
menggunakan crane dan belt pada posisi yang seimbang
11
12
b. Proses chrome pada komponen Rod As Steering Tilt (No Box) adalah
sebagai berikut
1) Lapisi area yang tidak di chrome dengan aluminium foil dan
yellow tape
2) Pasang jig dan fixtures pada benda kerja dan lapisi jig dan fixtures
dengan yellow tape
3) Angkat benda kerja menggunakan crane
4) Bukalah penutup kertas coklat dan bersihkan permukaan yang akan
di lapisi dengan menggunakan kain majun putih dan thinner
5) Gunakan crane untuk mencelupkan benda kerja ke tangki chrome
6) Gantung komponen pada bus bar dan kencangkan dengan
menggunakan clamp C
7) Setting ampere pada panel control dan jika chrome selesai matikan
control panel
8) Gantungkan HOOK OHC pada jig/fixture dan lepaskan clamp C
pengikat benda kerja dengan bus bar dan angkat menggunakan
OHC
9) Bersihkan komponen dari cairan chrome
10) Ukur diameter benda kerja saait kondisi benda kerja masih panas,
ukur lah daerah kritis seperti area tengah dan area sekitar 3 inchi
dari kedua ujung benda kerja menggunakan micrometer
11) Lepaskan semua masking tape
12) Letakkan benda kerja dengan alas V-Block
c. Proses polishing pada komponen Rod As Tilt Cylinder (No Box)
adalah sebagai berikut
1) Cuci benda kerja dengan mencelupkan pada tangki pembersih,
tujuannya untuk menghilangkan sisa larutan. Pastikan benda kerja
bersih dari cairan stripping atau cairan chrome
13
sekrup
g. Memasang sekrup pada sudut armor guna untuk menahan arnor dan
merekatkan armor dengan body bus
h. Pemasangan silicon pada setiap sambungan armor dan lakukan
perapian menggunakan spon untuk memperhalus teksture silicon pada
setiap sambungan armor
i. Pemasangangan seat passangers
14
D. Hasil HIRADC
1. HIRADC Rod As Steering Cylinder (No Box)
15
16
17
18
19
20
21
22
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setiap aktivitas kerja yang dilakukan memiliki potensi bahaya yang perlu
perhatian khusus. Setelah mengidentifikasi risiko dan melakukan penilaian
risiko pada job yang telah diberikan, potensi bahaya tidak hanya pada
pekerja akan tetapi pada lingkungan kerja dan pada benda kerja itu sendiri.
2. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko pada
tempat kerja yaitu adanya rencana mitigasi yang ada pada setiap HIRADC
yang dibuat untuk dilaksanakan upaya meninimalisir bahaya pada area
kerja
B. Saran
1. Bagi Institusi
24
Perlunya upaya lebih lanjut untuk mengurangi bahaya dan tingkat risiko
kecelakaan kerja di PT Sanggar Sarana Baja Kuala Kencana, baik itu
penerapan HIRADC pada setiap aktivitas kerja maupun JSA
2. Bagi Program Studi
Perlunya ada acuan program magang yang akan dilakukan untuk mencapai
kompetensi dan terarah pada tempat magang