Anda di halaman 1dari 8

1.

NORMALISASI

Menurut Marlinda (2004 : 115), normalisasi merupakan proses pengorganisasian file


untuk menghilangkan grup elemen yang berulang menjadi tabel-tabel yang menunjukkan
entity dan relasinya.
Pada proses ini selalu dituju pada beberapa kondisi apakah ada kesulitan pada saat
menambah (insert), menghapus (delete), mengubah (update), membaca (retrieve) pada suatu
database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi dapat dipecahkan pada
beberapa table lagi dengan kata lain perancangan yang dilakukan belum mendapat suatu
database yang optimal.
Tujuan dari normalisasi :
Untuk menghilangkan kerangkapan data
Untuk mengurangi kompleksitas
Untuk mempermudah pemodifikasian data
Konsep Dasar
Menurut Janner Simarmata & Iman Peryudi (2005) Normalisasi adalah bagian
perancang basisdata. Tanpa normalisasi, system basisdata menjadi tidak akurat, lambat,
tidak efisien, serta tidak memberikan data yang diharapkan (www.microsoftaccessolutions.co.uk).
Pada waktu menormalisasi basisdata, ada empat tujuan yang harus dicapai, yaitu :
1. Mengatur data dalam kelompok-kelompok sehingga masing-masing kelompok hanya
menangani bagian kecil sistem.
2. Meminimalkan jumlah data yang berulang dalam basisdata.
3. Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien
tanpa melupakan integrasi data.
4. Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika memodifikasi data, anda hanya
mengubah pada suatu tempat.
Perancangan basis data terkadang menyebut keempat tujuan dengan istilah integrasi data,
integritas referensial, dan pengaksesan data.

Tahapan-tahapan dari Normalisasi

Bentuk Tidak Normal (UNF/Un Normalisasi Form)


Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan untuk mengikuti format tertentu, akan ada kemungkinan data tidak lengkap
atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.

Bentuk Normal ke Satu (1 NF/First Normal Form)


Suatu relasi 1 NF jika sifat dari setiap relasi atributnya bersifat atomik. Atom
adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia
tidak memiliki sifat induknya.
Ciri-ciri 1 NF :
- Setiap data dibentuk dalam flat file (boleh memasukkan value data, boleh juga
tidak memasukkan value data). Data dibentuk dalam satu record demi satu record
nilai dari field berupa atomik value.
- Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
- Tiap field hanya satu pengertian.
Bentuk Normal ke Dua (2 NF/Second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat atau bentuk data telah memenuhi
kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi
pada kunci utama (primary key). Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah
sudah ditentukan kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut
lain yang menjadi anggotanya.
Bentuk Normal ke Tiga (3 NF/Third Normal Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk
normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif.
Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary
key secara menyeluruh.

Ketergantungan Fungsional

Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X


R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai
Y pada R.
Misal, terdapat skema database Pemasok-barang :
Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG

Tabel NOMOR-BARANG

Ketergantungan fungsional dari


PEMASOK-BARANG adalah :
No-pem Na-pem

Ketergantungan
Penuh

tabel

Fungsional

No-pem

Jumlah
Na-pem

P01

Baharu

P02

Sinar

P03

Harapan

No-bar
B01

1000

B02

1500

B03

2000

Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada
relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan).
Contoh :
KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
Tabel Kirim-Barang
No-pem

Na-pem

No-bar

Jumlah

P01

Baharu

B01

1000

P01

Baharu

B02

1500

P01

Baharu

B03

2000

P02

Sinar

B03

1000

P03

Harapan

B02

2000

Ketergantungan fungsional :
No-pem Na-pem
No-bar, No-pem Jumlah

(Tergantung penuh terhadap key-nya)

Ketergantungan Transitif
Definisi :
Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y
tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y
pada relasi R.( X Y, Y Z , maka X Z)

Contoh :

No-pem

Kode-kota

Kota

No-bar

Jumlah

P01

Jakarta

B01

1000

P01

Jakarta

B02

1500

P01

Jakarta

B03

2000

P02

Bandung

B03

1000

P03

Surabaya

B02

2000

Ketergantungan fungsional :
No-pem Kode-kota
Kode-kota Kota , maka
No-pemKota
2. PROSES NORMALISASI

Data diuraikan dalam bentuk table, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu
ke beberapa tingkat.
Apabila table yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka table tersebut perlu
dipecah menjadi beberapa table yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang
optimal.
3. CONTOH KASUS
Pada Sistem Informasi Pelayanan Rawat Inap, rumah sakit akan merancang database
dengan model diagram hubungan entitas (ERD) dengan menyusun 4 entity yaitu entitas
pasien, entitas kamar, entitas dokter, dan entitas obat yang memiliki 4 relation yaitu
menempati, memeriksa, membuat resep, dan dikonsumsi.
Dari deskripsi entitas dan relasi diatas, rumah sakit dapat membuat database system
informasi pelayanan rawat inap dengan atribut sebagai berikut:

Atribut
Kamar

No_kamar
Nama_kamar

Jenis_kamar
Harga_kamar

Menempati
Pasien

Memeriksa

Tanggal
No_kamar
Id_pasien
Jenis_kelamin
Jam_periksa
Id_pasien

Dokter

Id_dokter
Nama_dokter

Membuat
Resep

Diagnosa
Kd_obat

Obat

Kd_obat
Nama_obat

Dikonsumsi

Jam_makan
Id_pasien

Id_pasien
Nama_pasien
Keluhan
id_dokter
Spesialis
No_telepon
Id_dokter
Jenis_obat

Kd_obat

Jawaban :

UNF

No_kamar
Nama_kamar
Tanggal
No_kamar
Jenis_kelamin
Keluhan
Id_dokter
Id_dokter
Nama_dokter
Diagnosa
Kd_obat
Nama_obat
Kd_obat
Jenis_obat

Jenis_kamar
Harga_kamar
Id_pasien
Id_pasien
Nama_pasien
Jam_periksa
Id_pasien
Spesialis
No_telepon
Id_dokter
Kd_obat
Jam_makan
Id_pasien

1NF
MENEMPATI
Tanggal
No_kamar
Id_pasien
MEMBUAT RESEP
OBAT

Diagnosa
Kd_obat
Id_dokter

Kd_obat
DOKTER
Nama_obat Id_dokter
Jenis_obat Nama_dokter
Spesialis
MEMERIKSADIKONSUMSI
KAMAR
No_telepon
No_kamar
Jam_periksa Jam_makan
Nama_kamar
Kd_obat
Id_pasien
2NF
KAMAR
Jenis_kamar
Id_pasien
Id_dokter
No_kamar*
OBAT
Harga_kamar
MENEMPATI Nama_kamar
Kd_obat*
Tanggal*
Jenis_kamar
PASIEN
Nama_obat
No_kamar**
Harga_kamar
Id_pasien
Jenis_obat
Id_pasien**
Nama_pasien
MEMBUAT
PASIEN
DOKTER
MEMERIKSA
Jenis_kelamin
RESEP
DIKONSUMSI Id_pasien*
Id_dokter*
Keluhan
Jam_periksa* Jam_makan* Diagnosa*
Nama_pasien
Nama_dokter Kd_obat**
Id_pasien** Kd_obat**
Jenis_kelamin
Spesialis
Id_dokter**
Id_dokter** Id_pasien**
Keluhan
No_telepon

Anda mungkin juga menyukai