PREMATUR
Untuk Melengkapi Syarat Tugas Maternitas
Rian Rafsanjani
M13.01.0010
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Definisi...............................................................................................3
Etiologi Persalinan Prematur .............................................................4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Prematur...................6
Klasifikasi Bayi Prematur ..................................................................15
Diagnosis............................................................................................16
Penatalaksanaan .................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang
normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan
sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin
1996).
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, dimana pada bayi prematur
sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan
pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai
advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui masalah patologi persalinan prematur dan
manajemennya dalam asuhan keperawatan
2. Tujuan Khsusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
a. pengertian prematur
1|Makalah Prematur
2|Makalah Prematur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang
dari 37 mingu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500
gram (Nugroho, 2010). Persalinan prematur merupakan hal yang berbahaya
karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-75%. Persalinan
prematur adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu
dihitung dari pertama haid terakhir. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau
kurang. Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005
menetapkan bahwa persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia
kehamilan 22-37 minggu (Syaifuddin, 2009).
Sampai sekarang belum ada penyesuaian pendapat diantara para ahli
mengenai definisi prematurisasi. Holmerdan De Snoo menyatakan bahwa bayi
prematur adalah bayi yang lahir dengan kehamilan antara 28-38 minggu. Menurut
Eastman bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan berat badan (BB) 10002499 gram, sedangkan menurut Grennhill menyatakan bahwa bayi prematur ialah
bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2500 gram. Beberapa kriteria lain
tentang bayi prematur adalah panjang badan (crown-hell length) 47 cm, diameter
3|Makalah Prematur
4|Makalah Prematur
infeksi
dengan
kemih/genital/intrauterin
6|Makalah Prematur
demam,
misalnya
Infeksi
saluran
yang
kemudian
merangsang
produksi
prostaglandin.
prematur, meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan wanita yang bayi
pertamanya lahir cukup bulan (Cunningham, 2013). Ibu yang mempunyai
riwayat satu kali persalinan prematur sebelumnya akan meningkatkan
risiko untuk mendapat persalinan prematur lagi sebesar 2,2 kalinya; dan
bila pernah mengalami tiga kali persalinan prematur risikonya meningkat
sampai 4,9 kalinya. Penelitian lain mendapatkan kejadian persalinan
prematur 3 kali lipat pada ibu dengan riwayat persalinan prematur
(Krisnadi et al, 2009).
e. Riwayat abortus berulang
Kebanyakan penelitian menyatakan bahwa pernah mengalami
abortus atau terminasi kehamilan pada trimester pertama tidak
berhubungan langsung dengan kejadian persalinan prematur, namun
peneliti-peneliti lain mendapatkan peningkatan kejadian prematuritas
sebesar 1,3 kali pada ibu yang mengalami satu kali abortus dan 1,9 kali
pada ibu yang mengalami dua kali abortus (Krisnadi et al, 2009).
f. Trauma
Trauma eksternal seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau
kekerasan fisik dapat mengakibatkan lepasnya plasenta dari tempat
insersinya dan menyebabkan terjadinya solusio plasenta (Cunningham,
2013). Trauma benda tumpul, terjatuh telungkup pada ibu hamil dapat
mengakibatkan solusio plasenta yang dapat mengakibatkan persalinan
prematur (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
8|Makalah Prematur
g. Stress psikologik
Beban psikologik yang ditanggung oleh ibu dapat mengakibatkan
gangguan perkembangan janin. Stresor yang banyak baik stresor internal
maupun stressor eksternal dapat mengakibatkan depresi pada ibu hamil,
maka kemungkinan besar motivasi ibu untuk menjaga kehamilannya juga
akan merurun. Perlakuan seperti itu terhadap kehamilan sudah dapat
dipastikan akan menimbulkan banyak masalah dan komplikasi salah
satunya adalah terjadinya persalinan prematur (Sulistyawati, 2009). Stres
pada ibu dapat meningkatkan kadar katekolamin dan kortisol yang akan
mengaktifkan
placental
corticotrophin
releasing
hormone
dan
9|Makalah Prematur
i. Kurang gizi
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting
yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Kurang gizi akan menimbulkan
banyak
komplikasi
yang
dapat
berakibat
fatal
pada
kehamilan
1) Kehamilan ganda/gemeli
Jumlah janin yang lebih dari satu mengakibatkan pembesaran
uterus melebihi normal dari usia kehamilan (Varney et al, 2007).
Sepuluh persen dari semua kelahiran prematur disebabkan karena
kehamilan kembar (Varney et al, 2008).
2) Polihidramnion
Kondisi
volume
cairan
ketuban
yang
berlebihan
dapat
13 | M a k a l a h P r e m a t u r
c. Sosial ekonomi
Ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi rendah akan mendapatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis yang buruk. Status gizi ibu hamil pun
akan menurun karena zat gizi yang didapat kurang berkualitas yang dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada ibu hamil (Sulistyawati,
2009). Salah satu akibat dari penurunan status gizi pada ibu hamil adalah
anemia karena kekurangan zat besi dan asam folat saat kehamilan. Hal
tersebut dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil yang dapat berakibat
pada terjadinya persalinan prematur (Cunningham, 2013).
4. Kebiasaan
a. Pemakaian obat narkotik
Penyalahgunaan obat narkotik saat hamil dapat mempengaruhi
perkembangan janin baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh
langsung dari obat melalui plasenta dapat menimbulkan efek pada sel
embrio, sedangkan pengaruh tidak langsung dengan mempengaruhi perfusi
plasenta dan oksigenasi janin. Konsumsi heroin selama kehamilan dapat
menimbulkan risiko perinatal salah satunya berupa persalinan prematur
(Saifuddin, 2009).
b. Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil
Pekerjaan yang terlalu berat pada ibu hamil akan dapat menimbulkan
kontraksi rahim yang dapat memicu terjadinya persalinan (Sulistyawati,
2009). Jika usia kehamilan belum mencapai usia aterm, maka dapat
berakibat pada terjadinya persalinan prematur. Jam kerja yang panjang dan
kerja fisik yang berat pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran
14 | M a k a l a h P r e m a t u r
Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan
berat badan. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar
36C 37C adalah dengan memakai alat persprekheat shield yang
diselimuti pada bayi didalam inkubator.
16 | M a k a l a h P r e m a t u r
b. Makanan bayi
Makanan bayi prematur, reflek isap, telan dan batuk belum
sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan
terutama lipase masih kurang. Disamping itu kebutuhan protein 3-5
gr/hari dan tinggi kalor (110 kg/kal/hari). Agar berat badan bertambah
bertambah
sebanyak-banyaknya.
Oleh
karena
mudahnya
terjadi
17 | M a k a l a h P r e m a t u r
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi bisa terlahir prematur karena ada sebabnya, dan sebab itu sangat
beragam. Sebab-sebab tersebut ada yang datang dari sang ibu ada juga yang
datang dari sang bayi. Kelahiran prematur juga mempunyai akibat tersendiri
terhadap si bayi. Salah satu akibatnya adalah sang bayi akan mengalami masalah
kesehatan pada minggu-minggu awal kehidupannya.
Bayi yang terlahir prematur juga membutuhkan perawatan inkubator saat
setelah lahir hingga si bayi bisa di bawa pulang. Gunanya untuk menyamakan
suhu udara saat bayi masih di dalam kandungan dengan setelah ia lahir.
B.
Saran
Disini kami akan menerima kritik dan saran dari pembaca. Baik secara
langsung maupun tidak langsung guna untuk mencapai hasil yang maksimal.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Umumnya bagi kami dan khususnya
bagi pembaca.
18 | M a k a l a h P r e m a t u r
DAFTAR PUSTAKA
19 | M a k a l a h P r e m a t u r