Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Menurut Asni Askariawati, 2014. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup.
Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal
pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu sama
lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat
permanent (tetap) dan tidak dapat balik (Irrevisible), sedangkan perkembangan
adalah proses perubahan dalam bentuk.
Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot
tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Untuk mengukur pertumbuhan
tanaman digunakan alat yang. disebut busur tumbuh atau auksanometer. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak
dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi.
Calon tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi
zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kokoh atau rumput
yang mudah digoyangkan oleh angin. Nama lain proses perkembangan adalah
morfogenesis.
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan
molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel
anak.
2) Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel
anak.
Pada
sel
tumbuhan,
peningkatan
tersebut
biasanya
Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino.
Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel
dan sitoplasma. Timbunan pati diuraikan menjadi maltosa kemudian menjadi
glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk
membuat dinding sel bagi sel sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa
maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui
pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari
timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari,
plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai
melakukan fotosintesis.
Macam-macam perkecambahan, yaitu:
1) Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di
bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan
kotiledon terangkat keatas tanah, misalnya pada kacang hijau.Perkecambahan ini
umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri),
contoh: kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
2) Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang
teratas (epikotil) sehinga daun lembaga ikut tertarik keatas tanah, tetapi kotiledon
tetap di dalam tanah. Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh:
Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,
tumbuhan mengalami pertumbuhan,Macamnya yaitu:
1) Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang
terjadi pada ujung akar maupun ujung batang (meristem primer).
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
ii.
sayur mayur.
2) Suhu atau Temperatur
Untuk proses tumbuh dan perkembangan, tumbuhan memerlukan suhu yang
sesuai. Suhu tersebut disebut suhu optimum. Suhu paling rendah
yang masih
akan lebih cepat tinggi daripada tempat yang terang. Pertumbuhan yang cepat di
tempat gelap disebut etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang
hari). Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat
macam,
hal
ini
ada
hubungannya
dengan
hormon
fitokrom
dalam
5) Kelembapan
Pengaruh kelembapan udara
berbeda-beda
terhadap
berbagai
tumbuhan, tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi tumbuhan.
Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit
yang dikeluarkan.
6) Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob
pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi
ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan
aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami
kematian.
7) pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsurunsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH
8
asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh
tumbuhan.
b) Faktor Internal
1. Gen
Gen berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam sel,
misalnya proses sintesis protein. Proteinmerupakan komponen dasar penyusun
tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Dengan demikian gen dapat mengatur
pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-sifatnya dan sintesis-sintesis
yang dikendalikannya, Sehingga genetis tanaman satu dengan yang lainnya akan
memiliki
pola
pertumbuhan
yang
berbeda
akibat
susunan
gen
yang
berbeda beda.
2. Hormon
Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial, yang dibuat pada
satu bagian tumbuhan sedangkan respon pertumbuhan terjadi terhadap hormon di
bagian
tumbuhan
lainnya,
misalnya
di
akar,
batang
dan
daun.
Hal ini dikarenakan lemahnya batang dan rusak oleh parasit. Ternyata
penyebab penyakit tersebut adalah cendawan Gibberella fujikuroi. Beberapa
pengaruh hormon Giberelin adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
raksasa.
c. Sitokinin
Hormon sitokinin pada dasarnya suatu senyawa yang merangsang proses
sitokinesis (pembelahan sel). bersama auksin yang mempengaruhi pembelahan sel
atau sitokinesis. Sitokin diperoleh dari ragi santan kelapa, ekstrak buah apel, dan
dari jaringan tumbuhan yang aktif membelah. Sitokinin yang pertama kali
ditemukan ialah kinetin. Beberapa fungsi sitokinin adalah:
1)
2)
3)
4)
10
kentang.
Mendukung pematangan buah.
Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
Mendukung proses pembungaan.
Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
11
Famili
Genus
: Phaseolus
Spesies
: Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat
12
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Biji kacang hijau sebanyak 10 butir.
2. Tanah.
3. Toples sebanyak 2 buah.
4. Kardus.
5. Label.
6. Air secukupnya.
7. Pulpen/spidol.
B. Prosedur Kerja
1. Berilah 5 lubang pada setiap toples.
2. Rendamlah 10 biji kacang hijau selama semalam.
3. Masukkanlah tanah ke dalam setiap toples dengan ukuran yang sama.
4. Tanamlah biji kacang hijau di setiap toples. Masing-masing toples terdiri
dari 5 biji kacang hijau.
5. Berilah nama di setiap toples dengan menggunakan label untuk
menandakan tanaman yang akan diletakkan di tempat yang terang dan
tempat yang gelap.
6. Siramlah tanaman tersebut.
7. Toples (pot) 1 diletakkan di dalam kardus yang berada di dalam kelas.
Sedangkan toples (pot) 2 diletakkan di tempat yang terkena cahaya
matahari.
8. Amatilah perubahan dari masing-masing tanaman.
9. Siramlah tanaman dengan rutin setiap hari hingga hari ketujuh.
10. Ukurlah tinggi masing-masing tanaman dari hari ke hari kemudian
masukkan data ke dalam laporan sementara beserta catatlah data
kualitatifnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1) Data Kuantitatif
a. Pot 1 (Gelap)
Hari ke-
Pot 1
13
Tinggi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
T1
T2
T3
T4
T5
2,3
9
18,5
24,5
25,8
26
3,3
11,5
20
23,5
24,5
24,5
2,7
9,9
17,5
20,5
21,5
21,5
3,4
11,5
20
24,5
25,1
25,1
3
10,9
21,5
24
25
25,1
Rata-rata
(cm)
2,94
10,56
19,5
23,4
24,38
24,44
b. Pot 2 (Terang)
Pot 2
Hari ke1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tinggi
T1
T2
T3
T4
T5
1,4
8
8,5
9,2
10,5
11,5
1,2
7,3
8,5
9,5
11
12
1,9
8,5
9,1
10,3
11,4
13
1,6
7
7,9
9
10,6
12,5
1
6
8,5
9,5
12,5
13
14
Rata-rata
(cm)
1,42
7,36
8,5
9,5
11,2
12,4
POT 1 (GELAP)
30
25
20
15
10
5
0
1
Hari ke -
POT 2 (TERANG)
25
20
15
10
5
0
1
Hari ke -
15
3) Data Kualitatif
a. Pot 1 (Gelap)
Har
i ke1.
2.
Daun
Batang
Keadaan
Tanaman
Tanamannya
masih lengkap.
Khusus T4
kotiledonnya
berwarna merah
3.
4.
5.
6.
mulai layu
Masih utuh dan
berwarna putih
Tinggi, membengkok,
kurang sehat
7.
Masih subur
kokoh
Tinggi, berwarna putih,
Masih lengkap
dan tanamannya
sudah layu
Masih lengkap
dan tanamannya
kurang sehat
b. Pot 2 (Terang)
Har
Daun
Batang
16
Keadaan Tanaman
i ke1.
2.
Khusus tanaman 3
hijau
kotiledonnya
Berwarna hijau
berwarna merah
Masih utuh
4.
Berwarna hijau
hijau
Tegak dan berwarna
Masih lengkap
5.
Berwarna hijau
hijau
Tegak dan berwarna
Masih utuh
6.
Berwarna hijau
hijau
Tegak dan berwarna
Tanamannya
hijau
menghadap ke arah
3.
Berwarna hijau
datangnya cahaya
7.
matahari
Tanamannya
hijau
menghadap ke arah
datangnya cahaya
matahari
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena cahaya dan
yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih
panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon,
terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur
pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya
matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon
auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
17
Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurang sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan
klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi
Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek
daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh
fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas,
hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi
dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun
terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa:
18
1. Kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap akan lebih optimal dan cepat karena
peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus
memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau
ini tumbuh lebih tinggi, tetapi kondisi fisik tanamannya kurang sehat, batang
terlihat kurang sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil
sehingga daun berwarna kuning.
2. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang akan tumbuh lebih
pendek karena hormon auksin akan terurai oleh cahaya dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini
tumbuh lebih pendek, tanaman ini mempunyai kondisi fisik yang sehat,subur,
batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki
cukup klorofil.
B. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Sebaiknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan
memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin
diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
2. Sebaiknya, pada saat melakukan percobaan amatilah percobaan dengan
teliti dan siapkan tabel khusus untuk mencatat hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Askariawati, Asnia. 2014. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kacang Tanah dan Padi. http://asniaskariawati.blogspot.com. Diakses tanggal
27 Agustus 2015.
Naufal, Muhammad Faris. 2013. Laporan Pengamatan Pengaruh Cahaya terhadap
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Kacang
Hijau.
https://farischarming.wordpress.com. Diakses tanggal 27 Agustus 2015.
19