Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
NIM
: P05120214058
Kelas
: II A
Prodi
: DIII Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Maternitas yang berjudul
Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah....
1.3 Tujuan Umum ..
1.4 Tujuan Khusus.....
4
4
4
5
6
9
13
16
20
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan
sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan
mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan
secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara
dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan
kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat
wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk
kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 MDGs Dan SDGs
A. MDGs
Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris
MDGs, adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya
deklarasi MDGs adalah resolusi majelis umum PBB Nomor 55/2 Tanggal 18
September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals).
Deklarasinya sendiri berisi komitmen untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan,
sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan
kemiskinan. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada tahun 2015.
Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di
New York tersebut dan juga turut menandatangani Deklarasi Milenium. Pencapaian
sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia. Delapan tujuan
umum MDGs secara general mencakup pengentasan kemiskinan, pendidikan,
kesetaraan gender, kesehatan, kelestarian lingkungan dan permasalahan global.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B. SDGs
1. Defenisi
Suistainable development goals (SDGS) adalah singkatan atau kepanjangan
dari sustainable development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi
sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di
dunia.
Post-2015, juga dikenal sebagai Sustainabale Development Goals (SDGs)
didefinisikan sebagai kerangka kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030.
Berbeda dengan MDGs yang lebih bersifat birokratis dan teknokratis, penyusunan
butir-butir SDGs lebih inklusif melibatkan banyak pihak termasuk organisasi
masyarakat sipil atau Civil Society Organization (CSO). Penyusunan SDGs
sendiri memiliki beberapa tantangan karena masih terdapat beberapa butir-butir
target MDGs yang belum bisa dicapai dan harus diteruskan di dalam SDGs.
Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGs juga perlu
mempertimbangkan perubahan situasi global saat ini. (yohanna, 2015)
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kelanjutan dari global goals
Melenium Development Goals (MDGs) yang akan berakhir tahun 2015. Secara
formal, SDGs didiskusikan pertama kali pada United Nations Conference on
Sustainable Development yang diadakan di Rio de Janeiro bulan Juni 2012.
Dokumen SDGs disahkan pada KTT Pembangunan berkelanjutan PBB yang
berlangsung di New York tanggal 25-27 September 2015. Dalam KTT tersebut
ditetapkan bahwa SDGs akan mulai diberlakukan pasca tahun 2015 sampai tahun
2030. SDGs tidak hanya berlaku untuk negara berkembang, tapi juga untuk
negara-negara maju. (Akhir, 2015)
2. Konsep Sdgs
Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang
mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015, Millennium
Development Goals (MDGs).
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development
Goals (MDGs) di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka
pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula
menggunakan konsep MGDs sekarang diganti SDGs.
Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs
yaitu, pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human
Development), di antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat
7
masyarakat
untuk
pembangunan
kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
B. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
C. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok :
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
e)
f)
g)
h)
i)
lahir
Bayi baru lahir dengan sepsis
Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram
Bayi preterm dan post term
Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang
Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
12
13
14
Diperkirakan sekitar 75 persen dari seluruh kematian anak terjadi pada bulan
pertama kelahiran (neonatus). Menurut SDKI, penurunan kematian neonatus relatif
lebih lambat dibandingkan dengan kematian bayi dan kematian anak balita. Pada
SDKI 1989, kematian neonatus mencapai 29 per 1.000 kelahiran hidup dan
menurun menjadi 20 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Oleh karena
itu, penanganan bayi baru lahir yang memadai sangat penting dalam menurunkan
angka kematian anak. Penyebab utama kematian neonates adalah tetanus (10
persen), berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 28 persen, asfiksia 27 persen,
dan infeksi 15 persen (SKRT, 2001). Upaya penting untuk menurunkan kematian
neonatus antara lain adalah meningkatkan persalinan kepada petugas kesehatan
terlatih dan pelayanan yang mampu menangani penyebab kematian neonatus.
Angka kematian balita, bayi dan neonatus saling mempengaruhi yang dikenal
dengan fenomena dua pertiga yaitu:
1)
Kematian bayi baru lahir atau neonatal (028 hari) merupakan
duapertiga dari kematian bayi.
2)
Kematian perinatal (0 7 hari) merupakan dua pertiga dari
3)
16
7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil
dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air,
manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan
dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan
mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak
terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih
cepat.
3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh
dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerakgeriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam
keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing,
kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG
( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat,
karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan
perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat
tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah
pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru
dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon
dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip
dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid
dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid
dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala
kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya
darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan
dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan
mempercantik rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai
kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan.
Perawat
memiliki
komitmen
menyeluruh
tentang
perlunya
mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan, dan
dengan
ekonomi masing- masing. Di indonesia masih rendah peran profesi keperawatan maka
dari itu , maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas untuk
tercapainya mutu pelayanan kesehatan yang yang berdampak positif
yaitu
tinggi
keperawatan
supaya
menghasilkan
tenaga
keperawatan
19
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika : Jakarta.
Candy. (2 juli 2011). Issu dan trend keperawatan maternitas.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition.
St.Louis: Mosby. Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing.
W.B.Saunders Company.
Pdf : 978-979-756-968-6-979
Ali, zaidin.2002.Dasar dasar keperawatan professional.Jakarta;Widya Medika
20