Anda di halaman 1dari 16

UNDANG-UNDANG

KELUARGA MAHASISWA KEDOKTERAN SRIWIJAYA


NOMOR: 2 TAHUN 2012
TENTANG
PEMILIHAN UMUM MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MENIMBANG:

1.
Bahwa sistem pemerintahan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
mengakui keberadaan organisasi kemahasiswaan yang dibentuk atas dasar demokrasi di
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya;
2.
Bahwa dalam kelangsungan pemerintahan di tingkat Fakultas perlu diatur sehingga
diperlukan aturan yang mengatur keberadaannya;
3.
Bahwa perlu adanya aturan pelaksanaan pemilihan umum mahasiswa di tingkat
fakultas, untuk menggugah semangat demokrasi di Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya;
4.
Bahwa berhubungan dengan itu, perlu ditetapkan Undang-undang mengenai
kelangsungan pemerintahan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, yaitu
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang pemilihan umum mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.

MENGINGAT:

1.
Anggaran Dasar Konstitusi Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya (AD KMKS)
tahun 2011
2.
Anggaran Rumah Tangga Konstitusi Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya (ART
KMKS) tahun 2011

Dengan Persetujuan Bersama antara

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dan
GUBERNUR MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN:
Undang-undang tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Nomor 2 tahun 2012

BAB 1
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini, yang dimaksud dengan:
1. Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya merupakan wadah kemahasiswaan FK
Unsri yang kemudian disingkat KMKS
2. Anggota KMKS adalah semua mahasiswa yang berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya ditetapkan
sebagai bagian dari unsur Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya.

3. Warga Negara adalah Anggota KMKS yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
warga negara seperti yang diatur dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 2010 Tentang
Kewarganegaraan.
4. Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara.
5. Gubernur Mahasiswa yang selanjutnya disebut Gubma adalah pimpinan lembaga
eksekutif mahasiswa tertinggi di tingkat fakultas.
6. Mahasiswa adalah setiap orang yang terdaftar dalam semester berjalan.
7. Badan Pelengkap Fakultas adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat fakultas dan program studi.
8. Badan Otonom yang selanjutnya disebut BO adalah badan-badan yang dibentuk oleh
sekelompok warga negara dan/atau BEM yang mempunyai visi dan misi yang sama
guna mencapai tujuan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya dibawah komando BEM.
9. Pemilihan Umum mahasiswa yang selanjutnya disingkat Pemilu mahasiswa adalah
wadah pelaksana kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Kedokteran
Sriwijaya yang berdasarkan konstitusi KMKS.
10. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga yang tidak
memihak yang menyelenggarakan Pemilu Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
11. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat PPU adalah lembaga yang tidak
memihak dalam penyelenggaraan Pemilu Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya pada setiap program studi yang dibentuk berdasarkan surat
keputusan KPU.
12. Panitia Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Panwaslu adalah lembaga
pengawas tahapan-tahapan Pemilu Mahasiswa yang anggotanya terdiri dari seluruh
anggota DPM-FK dan utusan DPM-PS dari tiap-tiap program studi.
13. Peserta Pemilu adalah perseorangan mahasiswa yang mencalonkan diri sebagai
Gubma-Wagubma atau anggota DPM-FK dalam Pemilu Mahasiswa.
14. Daerah Pemilihan adalah daerah yang ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan
tahapan-tahapan Pemilu Mahasiswa, berdasarkan mekanisme KPU pada Pemilu
Mahasiswa di dalam lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
15. Pemilih adalah setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang
memiliki hak memilih pada masing-masing daerah pemilihan yang telah ditetapkan
oleh KPU.

Pasal 2
Pemilu Mahasiswa dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil.

Pasal 3
Tujuan Pemilu Mahasiswa:

1.
Mewujudkan cita-cita KMKS sebagaimana dimaksud dalam pembukaan konstitusi
KMKS.
2.
Mengembangkan kehidupan demokrasi kampus di tingkat fakultas berdasarkan
konstitusi KMKS.
3.
Sebagai wadah pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa
Kedokteran Sriwijaya yang berdasarkan konstitusi KMKS.

Pasal 4
Pemilu Mahasiswa diselenggarakan di tingkat fakultas untuk memilih Gubma-Wagubma dan
anggota DPM-FK

Pasal 5
Pemilu Mahasiswa dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada waktu yang ditetapkan oleh
KPU.

BAB II
PESERTA PEMILU MAHASISWA

Pasal 6
1)

Calon peserta pemilu untuk pasangan calon Gubma-Wagubma adalah perseorangan.

2)
Calon peserta pemilu untuk anggota DPM-FK adalah perseorangan yang mewakili
program studi masing-masing.
3)
Anggota DPM-FK terdiri dari dari 12 orang wakil Pendidikan Dokter Umum (PDU), 4
orang wakil Program Studi Kedokteran Gigi (PSKG), dan 4 orang wakil Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK).
4)
Calon Gubma maupun Wagubma tidak boleh mendaftarkan diri sebagai calon anggota
DPM-FK ataupun sebaliknya.
5)
Anggota DPM-FK yang mencalonkan diri kembali sebagai calon anggota DPM-FK
tidak boleh tergabung dalam keanggotaan Panwaslu

BAB III

PERSYARATAN PESERTA PEMILU MAHASISWA

Pasal 7
1.
Untuk menjadi calon Gubma-Wagubma atau calon anggota DPM-FK, peserta pemilu
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b.

Sehat jasmani dan rohani.

c.

Tercatat dan aktif sebagai mahasiswa tingkat 2 atau 3 FK Unsri.

d.

Merupakan warga negara KMKS.

e.
Pasangan calon Gubma-Wagubma diajukan oleh sebuah Tim Sukses (Timses) yang
terdiri dari 30 orang mahasiswa PDU, 10 orang mahasiswa PSKG dan 10 orang mahasiswa
PSIK.
f.
Calon anggota DPM-FK didukung minimal 10 orang mahasiswa dari Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya (bebas dari program studi manapun).
g.
Pasangan calon Gubma-Wagubma dan calon anggota DPM-FK wajib memiliki IPK
minimal 2,75
2.

Persyaratan yang dimaksud pada:

a.

Ayat 1 poin c dibuktikan dengan fotokopi KPM

b.
Ayat 1 poin d dibuktikan dengan surat Kewarganegaraan dari DPM-FK atau fotokopi
kartu KWN
c.
Ayat 1 poin e dibuktikan dengan poster Timses dan fotokopi KPM atau kartu KWN
pendukung (anggota Timses)
d.

Ayat 1 poin f dibuktikan dengan fotokopi KPM atau kartu KWN.

e.

Ayat 1 poin g dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir

Pasal 8
1)
Kandidat yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pasal 7 tidak
dapat menjadi peserta Pemilu.
2)
KPU menetapkan keabsahan sayrat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7
dengan Surat Keputusan KPU.

BAB IV
HAK MEMILIH

Pasal 9
Setiap mahasiswa FK Unsri yang merupakan warga negara KMKS berhak untuk memilih
satu pasangan calon Gubma-Wagubma dan/atau satu calon anggota DPM-FK.

Pasal 10
1)
Untuk dapat menggunakan hak memilih, setiap mahasiswa FK Unsri harus terdaftar
pada lembar daftar pemilih tetap yang dilampirkan oleh KPU.
2)
Mahasiswa yang tidak terdaftar dalam lembar daftar pemilih tetap dapat menggunakan
hak pilihnya dengan menunjukkan kartu KWN atau surat keterangan KWN dari DPM-FK
kepada KPU.
3)
Apabila ayat 1 dan 2 tidak terpenuhi maka mahasiswa tidak dapat menggunakan hak
pilihnya.
4)
Seorang pendukung tidak boleh memberikan dukungan kepada lebih dari satu pasang
calon Gubma-Wagubma dan/atau satu calon anggota DPM-FK.
5)
Dukungan yang diberikan kepada lebih dari satu pasang calon Gubma-Wagubma
dan/atau satu calon anggota DPM-FK sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 dinyatakan
batal.

BAB V
PENYELENGGARA PEMILU

Komisi Pemilihan Umum

Pasal 11
1)

Pemilu diselenggarakan oleh KPU yang bersifat sementara dan independent.

2)

Keanggotaan KPU diverifikasi oleh DPM-FK dan bertanggung jawab kepada DPM-FK.

3)
Dalam melaksanakan tugasnya, KPU difasilitasi oleh Gubernur Mahasiswa dan
Dekanat FK Unsri

Pasal 12
1.

Persyaratan keanggotaan KPU:

a.

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b.

Sehat jasmani dan rohani

c.
Tercatat sebagai mahasiswa tingkat pertama, kedua maupun ketiga saat mencalonkan
diri dalam keanggotaan KPU
d.

Merupakan warga negara KMKS

e.

Bukan merupakan anggota / pendukung dari salah satu Timses

f.

Bukan merupakan bagian dari kepengurusan BEM-FK maupun DPM-FK

g.

Tidak sedang menjabat sebagai Ketua BO-FK

2.

Persyaratan yang dimaksud pada:

a.

Ayat 1 poin c dibuktikan dengan fotokopi KPM

b.
Ayat 1 poin d dibuktikan dengan surat Kewarganegaraan dari DPM-FK atau fotokopi
kartu KWN

Pasal 13
1)
Keanggotaan KPU berjumlah minimal 15 orang yang terdiri dari 9 orang perwakilan
PDU, 3 orang perwakilan PSIK dan 3 orang perwakilan PSKG
2)
Keanggotaan KPU terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dibantu seorang
sekretaris dan bendahara merangkap anggota yang dipilih dari dan oleh anggota-anggota
KPU.
3)
Ketua, sekretaris dan bendahara KPU yang telah terpilih disahkan oleh surat keputusan
DPM-FK.

Pasal 14
Dalam melaksanakan Pemilu, KPU membentuk PPU di setiap PS yang menjadi daerah
pemilihan.

Pasal 15
Tugas dan wewenang KPU adalah:
a.

Merencanakan penyelenggaraan PPU.

b.

Menetapkan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilu.

c.
Mengkoordinasikan,
pelaksanaan Pemilu.

menyelenggarakan,

dan

mengendalikan

semua

tahapan

d.

Menetapkan mekanisme debat terbuka antar calon Gubma-Wagubma.

e.

Menetapkan peserta Pemilu.

f.

Menetapkan daerah Pemilihan.

g.

Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara.

h.

Menetapkan hasil Pemilu

i.

Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan.

j.

Melaksanakan tugas dan kewajiban lain yang diatur oleh Undang-undang.

Pasal 16
Kewajiban KPU adalah:
a.

Memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara guna menyukseskan Pemilu.

b.

Menyampaikan informasi kegiatan Pemilu mahasiswa kepada mahasiswa FK Unsri.

c.
ini.

Melaksanakan kewajiban yang diatur oleh peraturan lainnya di luar Undang-undang

Panitia Pemilihan Umum

Pasal 17
1)

PPU berkedudukan di setiap PS atau daerah pemilihan.

2)
Anggota PPU berjumlah minimal 3 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris dan
bendahara.

3)
Anggota diangkat dan diberhentikan oleh KPU dengan komposisi yang diatur dalam
surat keputusan KPU.

Pasal 18
Tugas dan wewenang PPU:
a.

Mempersiapkan segala sarana atau prasarana keperluan untuk kelancaran Pemilu.

b.

Bertanggung jawab atas daerah pemilihan.

c.

Melakukan rekapitulasi hasil perhitungan suara didaerah pemilihan yang bersangkutan.

d.
Membuat berita acara pemungutan dan perhitungan suara yang disampaikan kepada
KPU.

BAB VI
TIM SUKSES

Pasal 19
Timses bersifat sementara, dan diakui secara resmi apabila lolos dari verifikasi KPU.

Pasal 20
Persyaratan pembentukan Timses:
1.

Memiliki nama dan mendukung visi serta misi calon gubma wagubma

2.

Memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara.

3.

Memiliki 1 pasangan bakal calon Gubma-Wagubma

4.
Memiliki pendukung minimal 30 orang mahasiswa PDU, 10 orang mahasiswa PSKG
dan 10 orang mahasiswa PSIK, dibuktikan dengan dan fotokopi KPM atau kartu KWN
pendukung (anggota Timses)

Pasal 21
Tugas dan wewenang Timses yaitu melakukan kampanye dalam bentuk :

a.

Dialog kampanye secara langsung ke masing-masing angkatan pada tiap prodi FK unsri

b.

Media cetak berupa: poster, pamflet, spanduk, dan aksesori kampanye lainnya

c.

Media elektronik, berupa: SMS, BBM, Jejaring sosial (FB, Blog, Twitter), dll.

BAB VII
DAERAH PEMILIHAN DAN KAMPANYE PEMILU

Pasal 22
Daerah Pemilihan
Penetapan daerah pemilihan umum ditentukan oleh KPU, dengan surat keputusan KPU.

Pasal 23
Kampanye Pemilu
1)
Pelaksanaan Pemilu mahasiswa dapat diadakan kampanye Pemilu oleh peserta Pemilu
yang ketentuannya diatur oleh KPU.
2)

Setiap warga Negara KMKS berhak mengikuti kampanye.

3)
Tahap dan giliran kampanye diatur lebih lanjut oleh KPU dengan memperhatikan usul
dari peserta Pemilu mahasiswa.
4)
Pelaksanaan kampanye Pemilu dilakukan dengan cara sopan, tertib, dan bersifat
mendidik serta tidak untuk saling menganggu antara peserta Pemilu lainnya.

Pasal 24
Bentuk Kampanye
1)

Kampanye Pemilu dilakukan melalui kampanye monologis.

2)
Kampanye Pemilu dilakukan melalui kampanye dialogis atau tatap muka dengan
mahasiswa FK Unsri berupa Tanya jawab dalam hal program-program peserta Pemilu atau
debat kandidat.
3)

Kampanye Pemilu dilakukan melalui kampanye tertulis dan gambar.

4)
Kampanye Pemilu dilakukan melalui kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan.

Pasal 25
Setiap peserta Pemilu sebagai pasangan calon Gubma-Wagubma yang telah lulus verifikasi
KPU wajib menyampaikan visi dan misinya di Sidang Paripurna DPM-FK.

Pasal 26
1)
Kampanye Pemilu dilarang menghina perorangan, agama, suku, ras, golongan peserta
Pemilu.
2)
Kampanye Pemilu dilarang menghasut dan mengadu domba antar perorangan atau
kelompok.
3)

Kampanye Pemilu dilarang melakukan tindakan kekerasan fisik.

4)

Kampanye Pemilu dilarang mengganggu ketertiban umum.

5)
Kampanye Pemilu dilarang merusak dan/atau menghilangkan fasilitas kampanye
peserta Pemilu lainnya.
6)

Kampanye Pemilu dilarang menggunakan tempat ibadah.

BAB VII
SANKSI PELANGGARAN

Pasal 27
1)

Pelanggaran dalam pemilu adalah sebagai berikut:

a.

Pelanggaran berat.

b.

Pelanggaran ringan.

2)
Pelanggaran berat sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 poin a merupakan
pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye yang termaktub dalam
pasal 26 ayat 1, 2, dan 3, maka dikenakan sanksi diskualifikasi tanpa toleransi yang
diputuskan oleh Panwaslu.

3)
Pelanggaran ringan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 poin b merupakan
pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye yang termaktub dalam
pasal 26 ayat 4, 5 dan 6, maka dikenakan sanksi:
a.

Peringatan tertulis dan/atau lisan oleh Panwaslu.

b.
Mengganti dan/atau memperbaiki media kampanye peserta Pemilu lainnya yang dirusak
dan/atau yang dihilangkan.
c.

Menghentikan kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran.

4)
Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan kampanye dan tata cara
lainnya ditetapkan oleh Panwaslu.

BAB VIII
PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN DAN PENETAPAN SUARA
HASIL PEMILU MAHASISWA

Pemungutan Suara

Pasal 28
1)

Pemungutan suara Pemilu diselenggarakan secara serentak di seluruh daerah pemilihan.

2)

Pelaksanaan pemungutan suara untuk semua daerah pemilihan ditetapkan oleh KPU.

3)
Dalam pemungutan suara, dibuat kertas suara yang memuat nama pasangan calon
Gubma-Wagubma dan calon anggota DPM-FK yang bentuknya diatur oleh KPU.
4)
Setiap kertas suara pada setiap daerah pemilihan dihitung berdasarkan mata pilih
ditambah cadangan yang ketentuannya diatur oleh KPU.
5)

Tata cara pemberian suara atau pengisian kertas suara ditentukan oleh KPU.

Pasal 29
1)
Sebelum pemungutan suara dimulai secara serentak oleh KPU pada hari yang
ditentukan, PPU terlebih dahulu melakukan:
a.
Pembukaan kotak suara yang disertai dengan mengeluarkan segala sesuatu di dalam
kotak tersebut.

b.
Mendata setiap kelengkapan Pemilu berupa dokumen dan peralatan lainnya dalam suatu
berita acara kelengkapan Pemilu.
2)
Kegiatan KPU sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat 1 dapat dihadiri oleh saksi
dan Panwaslu.
3)
Apabila kertas suara ternyata rusak, pemilih dapat meminta kertas suara baru kepada
PPU sebagai pengganti.

Pasal 30
Kertas suara dinyatakan sah apabila:
a.
Ditandatangani oleh ketua PPU, saksi dan Panwaslu pada daerah pemilihan yang
bersangkutan.
b.
Diisi hanya satu (sesuai dengan tata cara yang diatur oleh KPU) dari beberapa nama
calon Gubma-Wagubma dan satu dari beberapa nama calon anggota DPM-FK.

Perhitungan Suara

Pasal 31
1)
Perhitungan suara disetiap daerah pemilihan dilakukan oleh PPU disaksikan oleh saksi
dan Panwaslu setelah pemungutan suara berakhir.
2)

Sebelum perhitungan dimulai PPU melakukan hal-hal berikut:

a.

Menghitung jumlah pemilih tetap yang memilih.

b.

Menghitung kertas suara yang tidak terpakai.

c.

Menghitung kertas tambahan.

3)
Ketentuan sebagaimana menurut pasal 31 ayat 2 ditulis dalam berita acara sebelum
penghitungan.
4)
Saksi peserta Pemilu harus membawa surat mandat dari peserta Pemilu yang
bersangkutan dan menyerahkan kepada ketua PPU.
5)

Jika ayat 4 tidak terpenuhi, ketua PPU melarang menjadi saksi.

6)
Saksi yang hadir atas nama peserta Pemilu dapat mengajukan keberatan terhadap
jalannya perhitungan suara oleh PPU apabila tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan
yang telah ditetapkan.

7)
Keberatan sebagaimana ayat 6, PPU berkewajiban mengadakan pembetulan apabila
dianggap perlu.

Pasal 32
1)

Setelah perhitungan di tempat pemungutan suara, PPU harus melakukan:

a.
Membuat berita acara hasil perhitungan suara yang ditandatangani oleh PPU,
Panwaslu, dan saksi.
b.
Berita acara di setiap daerah pemilihan dibuat rangkap 3 berupa salinan untuk saksi,
Panwaslu, dan PPU.
c.

Menyerahkan hasil pemungutan suara dan berita acara kepada KPU.

2)

Bentuk dan format berita acara ditentukan oleh KPU.

Pasal 33
Penetapan Hasil Pemilu

1)

Penetapan hasil Pemilu secara serentak dilakukan oleh KPU.

2)
Penetapan dan pengumuman dilakukan selambat-lambatnya seminggu setelah
pemungutan suara oleh KPU.
3)
Pengumuman hasil Pemilu diumumkan oleh KPU kepada Khalayak ramai melalui
media-media di setiap PS, fasilitas umum dan lain-lain yang dianggap dapat diketahui umum.

BAB IX
PANITIA PENGAWAS PEMILU

Pasal 34
1)

Untuk melakukan pengawasan jalannya tahapan Pemilu maka dibentuklah Panwaslu.

2)
Keanggotaan Panwaslu terdiri dari seluruh anggota DPM-FK dan utusan DPM-PS dari
tiap-tiap PS maksimal 3 orang.

Pasal 35
Tugas dan Wewenang

1)

Panwaslu memiliki tugas dan wewenang:

a.

Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan Pemilu.

b.

Menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan Pemilu.

c.

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran.

2)

Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang ini diatur lebih lanjut oleh Panwaslu.

Pasal 36
Tata Cara Pelaporan

1)

Laporan pelanggaran dapat diajukan oleh:

a.

Pemilih tetap.

b.

Peserta Pemilu.

2)

Laporan disampaikan secara lisan dan/atau tertulis yang berisi:

a.

Nama dan alamat pelapor.

b.

Waktu dan Tempat kejadian perkara.

c.

Nama dan alamat pelanggar.

d.

Nama dan alamat saksi.

e.

Uraian kejadian.

3)

Laporan diterima paling lambat 2 hari setelah kejadian.

BAB X
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 37

Hal-hal yang belum diatur perihal Pemilu Mahasiswa dalam Undang-undang ini diatur lebih
lanjut oleh KPU.

Disahkan di Palembang
Pada tanggal 22 Juni 2012
GUBERNUR MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA,

MUHAMMAD HABIBI NST

Diundangkan di Palembang
Pada tanggal 23 Juni 2012
KETUA KOMISI A
BIDANG PERUNDANGAN
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA,

M. ARGA SENA SETIAWAN


LEMBARAN KELUARGA MAHASISWA KEDOKTERAN SRIWIJAYA NOMOR 2
TAHUN 2012

Anda mungkin juga menyukai