Anda di halaman 1dari 5

Pre Reading

Pre Reading

Saya sudah bekerja dengan maksimal, tetapi hidup


saya tetap tidak menjadi lebih baik
Saya bekerja semakin keras setiap harinya, tetapi pekerjaan itu seakan tidak pernah habis. Saya benar-benar
sudah tidak tahan lagi!
Atasan saya tidak suka dengan saya. Sistem jenjang
karir di perusahaan saya tidak adil. Saya rasa ini merupakan akhir dari karir saya.
Saya tidak yakin akan kemampuan diri saya. Saya
bahkan tidak tahu apa yang bisa dibanggakan dari diri
saya.
Saya tahu bahwa saya bisa menjadi lebih baik, hanya
saja saya tidak tahu bagaimana caranya.
Rumah tangga saya tidak seperti dulu lagi. Semua harapan dan keceriaan seperti hilang ditelan bumi. Tidak
ada lagi kehidupan di rumah saya.
Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup
saya, saya merasa bingung dan kehilangan arah.
Apa mungkin orang seperti saya bisa berhasil?

Pre Reading

Ucapan-ucapan seperti itu bisa jadi adalah bisikan lisan Anda. Bisa jadi keluhan hati Anda. Bisa jadi
pula itu suara-suara lirih yang sering terdengar dari lorong-lorong ruang perkantoran, dari bilik kamar
di rumah-rumah. Bahkan bisa jadi, itulah rintihan yang menyelinap dari keheningan rumah ibadah.
Kita sering ragu akan kemampuan diri sendiri untuk membuat perubahan. Jangankan membuat perubahan untuk lingkungan, membuat perubahan di dalam hidup kita sendiri pun kita merasa tidak
mampu. Kita merasa terperangkap dalam segala keterbatasan. Kata sudah nasib kemudian menjelma jadi kambing hitam untuk kehidupan yang tidak pernah kita miliki.
Sebagian orang memang kemudian memiliki keyakinan untuk mampu melakukan perubahan, entah
setelah membaca buku motivasi atau setelah mengikuti seminar. Namun selanjutnya hanya terdiam,
tidak melakukan apa-apa. Sebagian lagi kemudian bergerak menghidupkan aksinya. Tak lama kemudian hancur karena pekertinya rusak, atau karena energi hidupnya lemah.
Di situlah kita sering kali lupa bahwa kita adalah manusia, kita adalah mahkluk Tuhan paling sempurna. Di dalam diri kita ada sebuah kemuliaan. Ada pula kemampuan untuk melakukan hal-hal besar.
Tapi saat ini, kemuliaan itu seakan-akan hanya mitos yang hanya enak didengar saat kita mengikuti
kuliah-kuliah agama, dan tidak mewujud di dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan melakukan
hal-hal besar seolah hanya milik orang lain, yakni orang-orang pilihan yang tak terjamah tangan kita.
Steve Jobs, mantan CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, pernah memberikan sebuah
pidato dalam sebuah upacara wisuda di Universitas Stanford pada tanggal 12 Juni 2005, simak ringkasannya ada di bawah ini.
Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah satu universitas
terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. Hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam
kehidupan saya.
Cerita pertama adalah mengenai menghubungkan titik-titik. Saya putus kuliah dari Reed
College 6 bulan pertama, tapi saya tetap ada di kampus selama 18 bulan berikutnya
sebelum saya benar-benar berhenti. Saat itu saya memutuskan untuk mengambil kelas
kaligrafi. Saya belajar tulisan serif dan san serif, tentang memvariasikan jarak antara
kombinasi huruf yang berbeda, tentang apa yang membuat para tipografis hebat menjadi hebat. Tidak ada satu pun dari yang saya pelajari itu sepertinya akan bermanfaat
dalam kehidupan saya.
Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami merancang komputer Macintosh pertama,
semuanya saya ingat kembali. Hasilnya Mac menjadi komputer pertama dengan tipografi yang indah. Andai saya tidak pernah putus kuliah dan kemudian ikut kelas kaligrafi,
maka Mac tidak akan punya beragam tulisan atau huruf yang berjarak dengan proporsional. Dan karena Windows hanya meniru Mac, sepertinya tidak ada PC yang akan memiliki tipografi indah.

Pre Reading
Tentu saja, tidak mungkin menghubungkan titik-titik itu ke masa depan saat saya masih
di kampus. Tapi terlihat sangat-sangat jelas jika ditinjau sepuluh tahun kemudian. Jadi,
kita harus percaya bahwa titik-titik itu suatu saat akan terhubung di masa mendatang.
Kita harus percaya pada sesuatu insting, takdir, kehidupan, karma, apalah. Pendekatan
ini tidak pernah mengecewakan saya, bahkan telah membuat semua perubahan dalam
kehidupan saya.
Cerita kedua saya adalah mengenai cinta dan kehilangan. Saya merasa beruntung, karena saya menemukan apa yang sangat ingin saya lakukan dalam hidup sejak usia yang
sangat muda. Woz dan saya memulai Apple di garasi orang tua saya saat saya berumur
20 tahun. Kami bekerja dengan keras, dan dalam 10 tahun Apple telah berkembang dari
hanya kami berdua di garasi menjadi sebuah perusahaan senilai 2 milyar dolar dengan
lebiih dari 4.000 pegawai. Kami baru saja meluncurkan karya terbaik kami Macintosh
setahun yang lalu, dan saya baru saja berusia 30. Kemudian saya dipecat.
Apa yang telah menjadi fokus kehidupan saya telah hilang dan itu sangat menyakitkan. Saya benar-benar tidak tahu apa yang harus saya lakukan selama beberapa bulan.
Tapi secara perlahan ada suatu yang mulai terpikirkan. Saya telah ditolak, namun saya
mencintai apa yang saya kerjakan. Jadi saya memutuskan untuk memulai lagi. Saya tidak sadar saat itu, tapi ternyata dipecat dari Apple merupakan hal terbaik yang pernah
terjadi dalam diri saya. Beban berat menjadi sukses digantikan dengan perasaan enteng
menjadi orang baru lagi. hal ini membebaskan saya untuk memasuki salah satu periode
paling kreatif dalam kehidupan saya.
Selama lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT dan sebuah perusahaan lain bernama Pixar, yang kini menjadi studio animasi paling sukses di
dunia. Dalam salah satu peristiwa yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke
Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung kehidupan Apple.
Dipecat dari Apple memang sebuah pil pahit buat saya, namun saya pikir memang ini
diperlukan. Terkadang kehidupan memukul kita dengan sangat keras. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus bertahan adalah
saya mencintai apa yang saya lakukan. Kalian harus menemukan apa yang kalian cintai,
dan satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa adalah mencintai
apa yang kalian lakukan.
Cerita saya yang ketiga adalah mengenai kematian. Mengingat bahwa saya akan mati
suatu saat nanti adalah hal yang paling penting yang saya temukan untuk menolong
saya membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup. Sekitar setahun yang lalu
saya didiagnosa mengidap kanker. Para dokter memberitahu saya bahwa hampir dipastikan ini jenis kanker yang tidak dapat disembuhkan, dan harapan hidup saya hanya
enam bulan lagi. Tapi kemudian saya menjalani operasi dan baik-baik saja hingga saat
ini. Itu adalah saat terdekat saya menghadapi kematian, dan saya berharap hanya itulah hingga beberapa dekade mendatang.

Pre Reading
Karena sudah melalui tahapan ini, saya bisa lebih yakin mengatakan bahwa kematian
adalah sebuah konsep yang berguna dan murni intelektual. Kematian adalah agen perubahan kehidupan. Ia memberikan jalan untuk yang baru dengan menyingkirkan yang
lama. Kali ini yang baru adalah kalian, namun suatu hari tidak lama dari sekarang, kalian
akan menjadi tua dan tersingkirkan. Waktu kalian terbatas, jadi jangan habiskan dengan
hidup dalam kehidupan orang lain. Jangan diperangkap oleh dogma. Jangan biarkan
opini orang lain mengaburkan suara hati kalian. Dan yang terpenting, milikilah keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisimu.
Ketika saya masih muda, ada sebuah terbitan luar biasa bernama Katalog Seluruh Dunia,
seperti Google dalam bentuk buku 35 tahun sebelum Google muncul. Buku itu dilengkapi
dengan alat bantu yang keren dan catatan yang bagus. Di halaman belakang edisi terakhir mereka, ada sebuah foto mengenau jalan perkampungan waktu dini hari, jalan yang
mungkin akan kalian ikuti jika suka berpetualang. Di bawahnya ada kata-kata Tetaplah
Lapar. Tetaplah Bodoh. Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum mereka pergi. Dan
saya selalu berharap hal itu untuk saya sendiri. Dan sekarang, kalian para lulusan baru,
saya mengharapkan itu untuk kalian.
Spirituality @Work A Journey from Money to Meaning merupakan tempat yang tepat untuk dimanfaatkan
sebagai tempat pit-stop, atau berhenti dari rutinitas pekerjaan sehari-hari; melakukan refleksi, saling berbagi
pengalaman berkaitan dengan pencarian makna hidup sesungguhnya dan belajar sesuatu yang baru. Training
ini akan memandu Anda untuk mengakses makna, nilai, tujuan terdalam, dan motivasi tertinggi dalam hidup;
terutama rutinitas kerja yang menghabiskan proporsi terbanyak waktu yang dimiliki setiap harinya

Anda akan diantarkan untuk menuju kemampuan mewujudkan hal itu. Mulailah dari pangkalnya,
kemudian tuntaskan hingga ke ujungnya.
Semua kekuatan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk meraihnya sesungguhnya sudah ada di
dalam diri Anda. Sekaranglah waktunya bagi Anda membangunkan kekuatan itu!

Anda mungkin juga menyukai