Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI

ACARA III
PENGUKURAN ELASTISITAS BAHAN HASIL PERTANIAN

OLEH
KELOMPOK IX

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun guna memenuhi sebagian syarat yang diperlukn dalam
ujiann akhir mata kuliah Satuan Operasi pada Semester Gasal 2015/2016.
Mataram, 28 Desember 2015
Mengetahui,
Co. Assisten Praktikum Satuan Operasi I

Praktikan,

Ericha Sasmita
NIM. J1B 013 029

KELOMPOK IX

Diana Hikmah Hayati


NIM. J1B 012 036

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Saat sektor pertanian dalam masa panen, bahan hasil pertanian yang diperoleh

bisa berjumlah sangat banyak. Bahan pertanian sebelum dikomsumsi terlebih dahulu
dipindahkan dari sawah ke tempat penyimpanannya. Untuk memindahkannya
diperlukan keahlian khusus agar bahan hasil pertanian tidak mengalami kerusakan
dalam perjalannya. Pemindahan bahan hasil pertanian menggunakan alat agar
menghemat tenaga manusia serta efisien. Dalam pengangkutannya, bahan hasil
pertanian tidak dipindahkan satu persatu melainkan sekaligus, agar cepat dan tidak
menghabiskan banyak waktu serta tenaga.
Bahan hasil pertanian harus diberikan perlakuan atau penanganan yang baik,
mulai dari pra panen hingga pasca panen termasuk pengemasan dan pengangkutan
untuk dipasarkan kepada konsumen. Setiap produk hasil pertanian memiliki
perlakuan yang berbeda-beda karena memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda
pula. Diambil contoh adalah sayuran dan buah-buahan yang memiliki masa simpan
cepat, perlakuan penyimpanannya harus hati-hati sesuai bentuk bahan tersebut agar
tidak mengubah sifat elastisitasnya dan menyebabkan kerusakan mekanis. Elastisitas
adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk aslinya setelah gaya yang
diberikan dihilangkan. Hubungan elastisitas dengan hasil pertanian adalah elastisitas
berpengaruh terhadap kekuatan, kekakuan, dan ketahanan bahan tersebut karena
adanya perlakuan yang diberikan. Oleh karena itu, diadakannya praktikum ini untuk
mengetahui pengukuran elastisitas bahan hasil pertanian.
1.2.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengukuran
elastisitas bahan hasil pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Elastisitas


Teori elastisitas menyebutkan bahwa bila suatu benda pejal dibebani oleh
gaya luar, benda tersebut akan berubah bentuk (deformasi) sehingga menimbulkan
tegangan dan regangan. Geometri benda sangat berpengaruh pada distribusi tegangan.
Tegangan akan terkonsentrasi pada daerah-daerah dimana terjadi perubahan bentuk
yang tiba-tiba seperti lubang dan takikan. Benda-benda yang memiliki elastisitas
misalnya karet, baja dan kayu. Mereka dikatakan benda elastis, sebaliknya bendabenda yang tidak memiliki sifat elastis contohnya adalah plastisin, lumpur, tanah liat
dan benda plastis (Linus, 2004).
Apabila gaya luar menghasilkan perubahan bentuk (deformation) tidak memiliki batas
tertentu, maka perubahan bentuk hilang sesudah gaya dilepas. Benda dianggap mengalami
gaya luar benar-benar elastis sempurna (perfectly elastic), yaitu benda kembali kebentuk
semula secara utuh setelah gaya dilepas. Zat dari benda elastis dianggap homogen dan terbagi
merata diseluruh volumenya sehingga meskipun suatu elemen kecil dipotong dari benda,
elemen tersebut masih memiliki sifat fisik tertentu yang sama seperti benda itu sendiri.
Sebagian besar benda isotropik, sifat elastisnya dianggap sama ke semua arah. Pada suatu
sifat elastis terdapat regangan dan tegangan (Sebayang, 1986)

2.2. Frekuensi Natural


Dalam ilmu mekanika, ada istilah fisika yang disebut dengan frekuensi
natural. Fenomena yang bersangkutan dengan frekuensi natural adalah resonansi.
Resonansi adalah bergetarnya sebuah benda karena getaran benda lain disekitarnya.
Frekuensi natural adalah frekuensi dimana sistem berosilasi ketika sistem itu
terganggu ( Giancoly, 2001).
frekuensi natural adalah frekuensi dimana suatu sistem struktur yang memiliki
massa dan kekakuan bergerak ketika berikan suatu eksitasi awal kemudian eksitasi
tersebut dihilangkan sehingga struktur tersebut bergetar secara bebas. Lalu bentuk dari
perpindahan dari struktur tersebut bergetar ketika bergetar disebut dengan moda getar.

Frekuensi getar dipengaruhi oleh properti fisik dari struktur, yaitu massa dan kekakuan

(n-sdof=(k/m)1/2) (Putra, 2010).


2.3.Pengertian Tegangan dan Regangan
Tegangan (stress) adalah gaya pendeformasi persatuan luas menghasilkan
regangan (strain) yang merupakan deformasi satuan. Tegangan didefinisikan sebagai
(F/A) hasil bagi antara gaya F yang dialami kawat dengan luas penampang A atau
bisa juga didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Regangan atau deformasi satuan
merupakan besaran yang tidak berdimensi. Regangan didefinisikan sebagai (L/Lo)
hasil bagi antara pertambahan panjang L dengan panjang awalnya Lo atau
perbandingan perubahan panjang dengan panjang awalnya. Ekspresi hubungan antara
keduanya dikenal dengan elastisitas modulus atau modulus Young yang berfungsi
untuk menyatakan kekuatan bahan (Walker, 2008).
2.4. Kemasan
Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan bahan dengan bahan pengemas
yang sesuai. Fungsi dari pengemasan pada bahan pangan adalah mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan dari bahaya pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan, dan getaran. Di samping itu, pengemasan
berfungsi sebagai wadah agar memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan, dan
pendistribusiannya. Hubungan antara regangan dengan pengemasan adalah pada
pengemasan bahan, perlu diketahui karakteristik dari bahan tersebut (Ismanilda,
2011).

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Desember 2015 di
Laboratorium Teknik Bioproses Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jangka sorong,
gelas ukur 1000 ml, batu kiloan beban : 500g ; 1000g ; 1500g dan alat ukur elastisitas
bahan serta timbangan analitik.
3.2.2. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah, buah pear,
mangga, jeruk dan buah apel, air 500 ml.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Ditimbang masing-masing buah dengan timbangan analitik
2. Diukur volume masing-masing buah dengan meletakkannya didalam gelas ukur
yang sudah berisi air
3. Diukur diameter masing-masing buah secara vertikal dan horizontal dengan
menggunakan jangka sorong
4. Diambil alat untuk mengukur elastisitas dan diletakkan masing-masing buah
dibawahnya
5. Diberi beban diatas masing-masing buah secara vertikal dan horizontal
6. Diukur devikasi masing-masing buah secara vertikal dan horizontal
7. Dicatat devikasi yang terjadi untuk setiap penambahan beban

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1.Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1. Hasil Pengamatan Pengukuran Elastisitas Bahan Hasil Pertanian
Devikasi
Bahan
Massa
Volume
Diameter
500
1000
1500
V
H
V
H
V
H
V
H
Jeruk
111.3900 100.000 5.50 6.00 0.18 0.04 1.10 0.41 0.48 1.80
0
Apel
95.7000 100.000 5.82 6.13 0.00 0.50 0.00 0.12 0.10 0.23
0
Pear
211.1000 200.000 6.24 6.75 0.00 0.00 0.70 0.05 0.13 0.05
0
Mangg 227.500 200.000 5.89 7.46 0.00 0.40 0.00 0.12 0.10 0.22
a
0
0
Tabel 4.1.2. Hasil Konversi Massa, Volume dan Diameter
Diameter
Bahan
Jeruk
Apel
Pear
Mangga

Massa
0.2456
0.2110
0.4654
0.5015

Volume
39.3700
39.3700
78.7400
78.7400

V
2.1654
2.2913
2.4567
2.3189

Tabel 4.1.3. Hasil Konversi Data Devikasi


Bahan
Devikasi
500
1000
V
H
V
H
Jeruk
0.0071
0.0016
0.0433
0.0161
Apel
0.0000
0.0197
0.0000
0.0047
Pear
0.0000
0.0000
0.0276
0.0020
Mangga
0.0000
0.0157
0.0000
0.0047

BAB V

H
2.3622
2.4134
2.6575
2.9370

1500
V
0.0189
0.0039
0.0051
0.0039

H
0.0709
0.0091
0.0020
0.0087

PEMBAHASAN
Elastisitas adalah sifat benda atau bahan yang dapat kembali ke bentuk semula.
Pada bahan hasil pertanian terdapat dua macam sifat benda, yaitu benda elastis dan benda
plastis. Benda elastis adalah yang benda yang dapat kembali ke bentuk semula jika
gaya luar yang diberikan pada benda dilepaskan, contohnya karet. Sementara itu, benda
plastis adalah benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula jika diberikan gaya
meskipun gaya tersebut telah

dihilangkan, contohnya plastisin dan tanah liat. Pada hasil

pertanian juga memiliki perubahan bentuk dari bentuk semula yang tidak terjadi tekanan
menjadi sedikit rusak akibat adanya benturan. Adanya tekanan terhadap hasil pertanian

seperti buah-buahan dapat menyebabkan kerusakan mekanis. Barang-barang yang


diangkut secara transportasi khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran, bagian
bawahnya akan tertindih dan tertekan sehingga dapat mengalami pencemaran pada
buah maupun sayuran tersebut, apalagi bila kendaraan tesebut berjalan di tempat yang
jalannya rusak dapat mengakibatkan bahan-bahan tersebut mengalami guncangan
yang kuat, sehingga banyak mengalami kerusakan mekanis.
Percobaan kali ini adalah mengukur elastisitas bahan hasil pertanian yang
menggunakan buah apel, jeruk, pear, dan magga. Buah-buah ini diukur massanya.
volume, diameter (vertikal dan horizontal) dan devikasi buah yang terjadi setiap
penambahan beban. Pada buah jeruk, apel, pear dan mangga masing-masing memiliki
nilai massa yaitu 206,3 gr, 224,3 gr, 442,5 gr, dan 501,8 gr. Volumenya yaitu 39.3700
ml, 59.0550 ml, 78.7440 ml dan 78.7440 ml. Didapat pula nilai diameter vertikal
maupun horizontalnya yaitu diameter jeruk (2.1654 dan 2.1654), apel (2.1654 dan
2.5591), pear (2.5630 dan 2.5354) dan mangga (2.5591 dan 3.2677). Buah
jeruk,apel,pear dan mangga mempunyai massa,volume,diameter dan devikasi yang
berbeda-beda tergantung dari bentuk bahannya.
Adapun data hasil pengamatan diperoleh nilai elastisitas vertikal dan horizontal.
bahan pada beban 500 gr yaitu buah jeruk sebesar 1454,5136 inch, dan 1578,6929
buah apel sebesar tak terhingga, dan 1452,3285 inch buah pear sebesar tak terhingga

dan 2948,8184 inch dan pada buah mangga sebesar tak terhingga pada keduanya.
Apabila nilai regangan semakin besar maka berbanding lurus dengan nilai
elastisitasnya yaitu bila nilai regangan semakin besar maka nilai elastisitasnya juga
semakin besar. Begitu juga nilai frekuensinya akan semakin tinggi. Frekuensi natural
adalah frekuensi dimana suatu sistem struktur yang memiliki massa dan
kekakuan.Bergerak ketika berikan suatu eksitasi awal kemudian eksitasi tersebut
dihilangkan sehingga struktur tersebut bergetar secara bebas.
Perbedaan terhadap perbandingan bahan atau buah yang mengalami
perubahan, baik itu perubahan panjang maupun lebar. Pertambahan panjang pada
masing-masing bahan atau buah tersebut semakin besar jika berat beban ditambah
sehingga bentuk panjangnya tidak sama dengan panjangnya semula. Begitu pula
dengan bentuk lebar bahan atau buah yang akan berubah pula setelah diberi beban
dengan berat tertentu. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbandingan terhadap
kekuatan perubahan elastis suatu bahan dengan frekuensi yang berbeda-beda.
Perubahan yang sangat jelas terlihat yaitu pada posisi vertikal perbandingan buah
jeruk dengan buah pear, di mana pada buah jeruk dengan muatan beban 1000 gram
frekuensi naturalnya sebesar 4,1991 MHz sedangkan pada buah peardengan muatan
beban 1000 gram mendapatkan frekuensi natural sebesar 2,8365 MHz. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh struktur penyusun kulit buah yang tidak mampu kembali ke bentuk
semula. Akibatnya memberikan perbedaan yang jelas pada perubahan elastisitasnya.
Kecil besarnya nilai elastisitas pada masing-masing buah disebabkan oleh
karakteristik bahan tersebut, buah jeruk sebenarnya memiliki nilai elastisitas yang
besar namun dalam hasil perhitungan buah ini memiliki nilai elastisitas terkecil.
Disini hubungan regangan dan elastisitas membeikan perbedaan terhadap jenis buah
yang diamati.
Perlakuan terhadap hasil pertanian perlu dilakukan pengemasan. Pengemasan
adalah suatu proses pembungkusan bahan dengan bahan pengemas yang sesuai.
Fungsi dari pengemasan pada bahan pangan adalah mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi bahan pangan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik

seperti gesekan, benturan, dan getaran. Di samping itu, pengemasan berfungsi sebagai
wadah

agar

memudahkan

dalam

penyimpanan,

pengangkutan,

dan

pendistribusiannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan yang dialami buah selama
pengangkutan adalah kedalaman truk container dan karakteristik buah. Perhitungan
frekuensi natural berfungsi untuk simulasi kondisi pengangkutan berdasarkan nilai
elastisitas bahan. Dengan mengetahui nilai elastisitas masing-masing buah maka
dapat ditangani buah, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan mekanis pada
buah tersebut. Nilai elastisitas bahan berpengaruh terhadap kekerasan atau kekuatan
bahan. Semakin tinggi nilai elastisitas dari bahan tersebut, maka semakin tinggi pula
tingkat kekuatan bahan tersebut akibat dari perlakuan yang ada.

BAB VI

PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan, dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Elastisitas adalah sifat suatu bahan yaitu bisa kembali ke dimensi semula
selama beban dihilangkan.
2. Nilai elastisitas yang paling tinggi adalah pada buah jeruk horizontal yang
diberi beban 1500 gram, yaitu 315.8909 lb/inch2s2. Nilai elastisitas paling
rendah adalah pada buah mangga vertikal yang diberi beban 1500 gram, yaitu
2383.7375 lb/inch2s2.
3. Besar kecilnya elastisitasdan regangan yang terjadi dipengaruhi oleh jenis
struktur buah.
4. Posisi kedudukan buah menjadi tolak ukur besar frekuensi natural dari jenis
bahan.
5. Perlakuan pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi bahan hasil pertanian.
6.2. Saran
Pada saat pelaksanaan praktikum sebaiknya kelengkapan alat lebih dilengkapi
lagi agar pelaksanaan praktikum berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoly. 2001. Fisika. Erlangga. Jakarta

Putra, A. dkk. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L. Poir) Sebagai
Pengganti Sebagian Tepung Terigu Dan Sumberantioksidan Pada Roti
Tawar. J.Teknol. dan Industri Pangan Vol. XXI No. 1. Hal: 25.
Ismanilda, A. 2011. Ilmu Pangan Lanjut. Liberty. Yogyakarta.
Julianti, E dan M. Nurminah. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan. Medan: USU
Press. Medan
Linus. 2004. Fisika Dasar I bab 7. Departemen Fisika ITB. Bogor
Walker, J. 2008. Dasar-dasar Fisika. Binaputra Aksara.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai