PENDAHULUAN
demikian
mendorong
pemerintah
Indonesia
melalui
nasional
yang
telah
berlangsung
sejak
tahun
2014
(http://promkes.depkes.go.id/asapmu-membunuh-orang-orang-di-sekitarmu/).
Berikut gambar yang menunjukkan salah satu scene dalam iklan tersebut:
Sumber : (http://youtu.be/GHxF142bWfE)
Iklan layanan masyarakat dalam hal ini berbeda dengan iklan promosi
produk karena tidak memiliki tujuan komersial. Iklan layanan masyarakat
lebih mengarah pada upaya untuk menyampaikan pesan-pesan sosial tertentu
kepada masyarakat luas (Kasali, 1992: 201). Oleh sebab itu, iklan layanan
masyarakat bagi pemerintah dapat ditujukan untuk mempromosikan program
atau kebijakan tertentu. Termasuk dalam hal ini adalah untuk menyampaikan
pesan berhenti merokok kepada masyarakat.
Terkait dengan upaya tersebut, dapat dikatakan bahwa pemerintah
berupaya untuk melakukan suatu kampanye sosial. Hal ini dikarenakan
terdapat upaya untuk melakukan pemasaran sosial yang ditujukan untuk
membuat perubahan dalam masyarakat melalui intervensi sosial (Solomon,
2004: 25). Selain itu, upaya tersebut juga dilakukan untuk untuk masyarakat
memahami perilaku atau kebiasaan tertentu yang lebih baik dari sebelumnya
(Jeffres, 1997: 66). Artinya bahwa upaya pemerintah melalui iklan layanan
masyarakat berhenti merokok dalam hal ini dilakukan untuk menyampaikan
pesan pada khalayak yang merupakan perokok, sehingga bersedia melakukan
perubahan perilaku untuk berhenti merokok.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa iklan layanan
masyarakat mengenai bahaya rokok dapat dilakukan melalui berbagai sudut
pandang. Baik dari sisi sudut pandang perokok aktif maupun perokok pasif.
Terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya mengarah pada penyebaran
informasi yang sama, yaitu mengenai bahaya rokok. Selain itu, tujuannya
juga sama, yaitu sebagai bentuk persuasi berhenti merokok.
Iklan layanan masyarakat dalam hal ini menjadi suatu sarana untuk
menyampaikan pesan pada masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
iklan tersebut terdapat tanda-tanda yang dapat dimaknai oleh khalayaknya.
Tanda-tanda tersebut mengarah pada pesan yang disampaikan oleh
pembuatnya. Guna menganalisis makna dari tanda tersebut, maka diperlukan
kajian semiotik secara lebih mendalam. Oleh sebab itu, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul Analisis Semiotik Terhadap Iklan
Layanan Masyarakat di Media Massa (Studi pada Iklan Bahaya Rokok oleh
Pemerintah di Televisi).
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai bagian dari referensi penelitian selanjutnya yang
memiliki keterkaitan tema. Terutama untuk bidang kajian ilmu
komunikasi periklanan.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
masukan untuk meningkatkan efektivitas iklan layanan masyarakat
oleh pemerintah. Terutama terkait dengan himbauan untuk berhenti
merokok bagi masyarakat melalui media iklan televisi.
1.4 Kerangka Teori
1.4.1
Teori Semiotik
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani yaitu
semeion yang berarti tanda, atau segala sesuatu yang dianggap mewakili
sesuatu lainnya (Sobur, 2002: 95). Terkait dengan definisi tersebut, dapat
dilihat bahwa pokok perhatian yang utama dari semiotik dalam hal ini
adalah tanda (Fiske, 2007: 60).
10
Sumber : Sobur, Alex, 2002, Semiotika Komunikasi Ed. Pertama, PT. REMAJA
ROSDAKARYA, Bandung. Hal. 129.
sebuah
objek,
sedangkan
konotasi
adalah
bagaimana
menggambarkannya.
Lebih lanjut, model semiotik Barthes juga mengenal adanya mitos.
Mitos yang dimaksud dalam hal ini merujuk pada cara berpikir dari suatu
11
Iklan
Iklan secara mendasar dapat dipahami sebagai pesan yang
12
lembaga pemerintahan (Sulaksana, 2005: 92). Oleh sebab itu, dalam hal
ini iklan tidak sebatas bertujuan untuk membangun preferensi merek saja,
tetapi juga sebagai cara efektif untuk menyebarkan pesa atau informasi
tertentu, serta sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat.
Secara garis besar iklan mempunyai 3 tujuan. Pertama, iklan
informatif yang umumnya dianggap sangat penting untuk peluncuran
produk baru, dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal.
Kedua, iklan persuasif yang sangat penting untuk membangun preferensi
pada merek tertentu. Ketiga, iklan yang bertujuan mengingatkan
(remainder advertising) dan meyakinkan konsumen bahwa telah membeli
produk yang tepat (Sulaksana, 2005: 92-93).
Lebih lanjut, jenis iklan dalam media massa dapat dibedakan
menjadi dua bagian utama, yaitu (Kuswandi, 1996: 81):
a. Iklan Komersial
Iklan komersial merupakan bentuk promosi suatu barang produksi
atau jasa melalui media massa. Baik dalam bentuk tayangan gambar
maupun bahasa yang diolah.
b. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat merupakan bentuk tayangan gambar, baik
drama, film, musik, maupun bahasa yang tujuannya mengarahkan
khalayak sasaran agar berbuat atau bertindak seperti yang dianjurkan
dalam iklan. Iklan layanan masyarakat ini dapat menjadi bagian dari
13
14
nilai. Selain itu, iklan layanan masyarakat dalam hal ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai upaya menggerakkan solidaritas masyarakat
terhadap masalah yang dihadapi, misalnya kondisi yang mengancam
keserasian dan kehidupan umum (Kasali, 1995: 201).
Berdasarkan tujuannya di atas iklan layanan masyarakat dapat
dibagi beberapa bagian, yaitu (Widyatama, 2007: 67):
a. Iklan tanggung jawab sosial, yaitu iklan
yang bertujuan menyebarkan pesan-pesan
yang
bersifat
pendidikan
informatif,
agar
penerangan,
membentuk
sikap
yang
pesannya
berisi
anjuran
15
dikalangan
masyarakat
akibat
suatu
perbaikan,
yaitu
iklan
yang
16
mengembangkan
keterampilan
kognitifnya.
Pesan
dalam
17
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Massa
Kata media massa berasal dari kata medium dan massa, kata
medium berasal dari bahasa latin yang menunjukkan adanya berbagai
sarana atau saluran yang diterapkan untuk mengkonsumsikan ide, gambaran
dan yang pada pokoknya semua saraana aktivitas mental manusia, kata
massa yang berasal dari daerah Anglosaxon berarti instrumen atau alat
yang pada hakikatnya terarah pada semua saja yang mempunyai sifat masif.
Media massa merupakan suatu penemuan teknologi yang luar biasa,
yang memungkinkan orang utnutk mengadakan komunikasi bukan saja
dengan komunikan yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi juga
dengan generasi yang akan datang. Dengan demikian maka media massa
dapat mengatasi hambatan berupa pembatasan yang diadakan oleh waktu,
tempat dan kondisi geografis. Penggunaan media massa karenanya
memungkinkan komunikasi dengan jumlah orang yang lebih banyak. Setiap
jenis media massa mempunyai sifat-sifat khasnya oleh karena itu
penggunaannya juga harus diperhitungkan sesuai dengan kemampuan serata
sifat-sifat khasnya (Eduard D, 1978:45).
Ditinjau dari perkembangan teknologi dibidang penyampaian
informasi melalui media massa, media massa dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu (Eduard D, 1978:47):
a. Media Massa Modern
19
informasinya
terlebih
dahulu
harus
dicetak
20
independen
sifatnya
melainkan
terbatas
sebagai
pemicu
21
Commercial
Advertising,
dan
Corporate
Advertising
22
Tujuan Periklanan
23
24
25
fungsi
komunikasi yang tidak langsung. Oleh sebab itu, di dalam iklan, aspek-aspek
komunikasi seperti pesan merupakan unsur utama iklan, yang di dalam desain
produk hanya merupakan salah satu aspek saja dari berbagai aspek utama
26
27
28
Semiotik Iklan Rinso Seri Berani Kotor itu Baik di Televisi (Iklan Rinso
Versi Belajar Di luar Kelas, Versi Kotor Untuk Kebaikan dan Versi Belajar
Mengikat Tali Sepatu). Dilihat dari objek peneltian ini, tentu berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hari Setyo Kuncoro tersebut, meskipun Hari
melakukan penelitian mengenai analisis semiotik,tetapi Hari menggunakan
objek penelitian yangsangat berbeda yaitu Iklan Rinso Seri Berani Kotor itu
Baik. Penelitian yang dilakukan oleh Hari tersebut membahas bagaimana
saat itu iklan tidak menggunakan kata atau kalimat persuasif dan tidak
dengan secara langsung menawarkan barang atau jasa yang diiklankan, serta
bertujuan untuk menganalisis bagaimana barang atau jasa yang ditawarkan
tersebut dapat sampai di mata khalayak dengan tepat, yang pasti bertujuan
untuk komersil pribadi dari perusahaan.
Selain dari beberapa perbedaan pada penelitian Hari Setyo Kuncoro
tersebut, terdapat beberapa persamaan, yaitu pada teknik pengumpulan data,
dimana kedua peneliti sama-sama menggunakan dokumentasi, analisis teks
media, dan studi pustaka, dan uji validitas yang sama-sama menggunakan
sembilan formula uji validitas dalam semiotika.
Berdasarkan dari perbedaan dan persamaan yang terdapat pada
penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian ini, membuktikan bahwa
penelitian
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif dapat dipahami sebagai penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati (Moleong, 2007: 4). Sementara dalam ilmu komunikasi,
penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai suatu deskripsi atau analisis
terhadap fenomena yang tidak tergantung pada pengukuran variabel, atau
sebagaimana diterapkan dalam studi komunikasi, penelitian ini memusatkan
pada penganalisaan cara makna disampaikan atau tidak, atau tentang
kekuasaan yang beroperasi dalam komunikasi, tanpa berupaya mengkajinya
dengan bantuan matematika atau statistik (Fiske, 2002: 280).
Pada penelitian ini, penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis
makna denotatif, konotatif, serta mitos dalam iklan layanan masyarakat
bahaya rokok oleh pemerintah di televisi. Selain itu, juga digunakan untuk
mengidentifikasi pesan yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat
tersebut.
30
31
32
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
observasi. Observasi yang dimaksud merupakan pengamatan terhadap
objek penelitian (Moleong, 2007: 242). Proses observasi pada penelitian
ini dilakukan dengan mengamati video iklan layanan masyarakat bahaya
rokok versi wanita kehilangan suara yang diproduksi oleh Kementerian
Kesehatan Indonesia, serta iklan bahaya rokok versi smoking kids oleh
pemerintah Thailand. Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang
selanjutnya dianalisis dengan teori semiotik Barthes. Hasil observasi
dalam hal ini akan berupa potongan-potongan scene dari rangkaian
tayangan kedua iklan layanan masyarakat.
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan sebagai teknik pengumpulan
data dimana peneliti memiliki dokumentasi dari iklan layanan masyarakat
bebas asap rokok versi indonesia 2015 dan Iklan Layanan Masyarakat anti
rokok versi Thailand, dari iklan tersebut kemudian akan dikaji disetiap
adegan, scene maupun teks yang terdapat pada Iklan Layanan Masyarakat
tersebut untuk melihat makna-makna yang terkandung didalamnya.
c. Analisis Teks
Teknik pengumpulan data dengan cara menonton langsung
tayangan iklan layanan masyarakat tentang kampanye anti rokok versi
kehilangan pita suara dari Indonesia, dan iklan layanan masyarakat
tentang kampanye anti rokok versi smoking kids dari Thailand. Peneliti
menonton dan mencermati setiap scene dan adegan yang ada di iklan
televisi tersebut. Kemudian, peneliti akan menganalisisnya menggunakan
33
metodes semiotik.
d. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis referensi buku, jurnal, karya ilmiah, media online dan
penelitian lain yang masih terkait dengan penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis semiotik oleh
Roland Barthes. Dalam hal ini, analisis dilakukan dengan sistem konotasi dan
denotasi. Kata konotasi berasal dari bahasa latinconotare, yang berarti
menjadi tanda dan mengarah pada makna kultural yang terpisah atau berbeda
dengan tanda dan bentuk lain dari komunikasi. Konotasi melibatkan simbolsimbol, historis, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan emosional
(Berger, 2000: 15). Pada sisi lain, denotasi menunjukkan arti literatur atau
eksplisit dari simbol atau tanda yang ada, denotasi menggunakan makna dari
tanda dan sebagai definisi secara literal atau nyata. Denotasi dan konotasi
menguraikan hubungan antara signifier dan signified (Berger, 2000: 15).
Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa denotasi adalah hal yang
digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah cara
menggambarkannya.
3.7 Uji Validitas Data
Untuk menetapkan keabsahan data memerlukan teknik pengujian,
penelitian ini menggunakan validitas data teknik sembilan formula yang
bertujuan untuk memperkuat penafsiran makna di dalam penelitian (Andrik
Purwasito, 2003). Andrik menjelaskan ada sembilan formula dalam
34
sosial
budaya
ruang
waktu
dimana
mereka
hidup.
35
36
37
38
39
peraturan iklan bagi produsen rokok juga tidak menghalangi para produsen
rokok untuk membuat iklan rokok menjadi menarik.
Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (2009), 89,3% remaja
Indonesia melihat iklan rokok di billboard, 76,6% di media cetak dan 7,7%
pernah menerima rokok gratis. Sementara studi Universitas Muhamadiyah
Prof. Hamka (UHAMKA) dan Studi Komnas Anak (2007) menunjukkan
bahwa 70% remaja mengaku mulai merokok karena terpengaruh oleh iklan,
77% mengaku iklan menyebabkan mereka untuk terus merokok, dan 57%
mengatakan iklan mendorong mereka untuk kembali merokok setelah
berhenti (http://www.depkes.go.id/,diakses tanggal 16 November 2015).
Iklan rokok mudah sekali peneliti temukan. Mulai dari surat kabar,
majalah, televisi, radio, bahkan terpampang dalam ukuran besar di jalan-jalan
utama, bahkan di pintu masuk negara (bandara), baik di ibukota Jakarta
maupun kota-kota besar lainnya. Iklan rokok juga dikemas dalam tampilan
yang sangat menarik. Pesan-pesan yang menekankan aspek rasa, lebih mudah
menyentuh hati dan pikiran pembaca (pemirsa). Nilai-nilai percaya diri, setia
kawan, kreatifitas, keren, dan berani, sangat klop dengan citra diri yang
banyak diinginkan para remaja.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama,
SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan berbagai penelitian ilmiah
mengungkapkan
pemasaran
adanya
produk
rokok
hubungan
dengan
sebab-akibat
meningkatnya
(kausalitas)
antara
konsumsi
rokok.
40
Program
Tahun
Keterangan
2014
Iklan Televisi
Nasional
2015
Iklan Televisi
Nasional
2015
Rekor MURI di
Lapangan Silang
Monas, Jakarta
2014
Kemasan Rokok
2015
Kampanye Rokok
41
adanya data dari situs resmi Kemenkes RI mengenai kampanye langsung dari
pemerintah di lapangan diluar pulau Jawa dan Bali.
4.1.1
sistem
birokrasi
dari
Departemen
Kesehatan
Masyarakat.
42
ini tentu harus diketahui oleh Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan
Masyarakat. Sedangkan peran Dewan Evaluasi yang terdiri dari tujuh ahli
independen yang ditunjuk oleh kabinet menurut rekomendasi dari Menteri
Keuangan untuk mengevaluasi kinerja ThailHealth secara keseluruhan
dalam memberikan kebijakan, kegiatan dan operasi serta untuk menilai
dan menyelesaikan konflik kesehatan yang sudah diidentifikasi oleh
Dewan Pemerintahan.
Menurut ThaiHealth Smoking is the second most significant
cause of death in the world and, without effective anti-smoking
campaign, it is peredicted that by 2020 about 650 million people will
die from smoking, mainly adults between 25 an 65 yers of age.
According to the latest global survey in 2017, 1.8 billion youths aged
10-24 years old had become smokers, more than 85% of these were in
developing countries
When Thaihealth was founded in 2011, tobacco use was killing
4200 Thai people per year (115 persons per day or 6 persons per
hour). In total, 29,502 millions cigarettes an average of 71 cigarette
packs per person, were being smoked annually, and young adults (1524 years old) and women were increasingly picking the habbit3. The
estimates economic losses from smoking-related diseases in Thailand
were about US$ 414-1.200 million in 1995.
Between 2005 and 2006 tobacco expenditure decreased by
4.039 million baht (US$ 128.79 million) and the level of tobacco
taxation decreased by 394 million packs (18%). In 2009,10,9 juta or
27% of the population aged over 15 years smoked : 10.4 million men
and 540,000 women4. This represent a 12.26 million drop in the
number of smoker since 1991
Sumber: http://en.thaihealth.or.th/ diakses pada tanggal 20 November 2015
Ungkapan diatas, memiliki arti merokok adalah penyebab kematian
paling signifikan kedua di dunia dan tanpa adanya kampanye anti-rokok
yang efektif, maka diperkirakan pada tahun 2020 atau sekitar 650 juta jiwa
akan meninggal akibat rokok, terutama orang dewasa antara umur 25
tahun sampai 65 tahun. Menurut survey global pada tahun 2007, 1.8
43
44
45
Gambar 4.1
Lubang di leher
Tabel 4.2 Script scene lubang di leher
Shot
Visual
Dialog
Audio
Tidak ada
Musik
46
gambar diatas memiliki makna bahwa wanita itu adalah seorang penderita
penyakit yang dapat membuat lehernya menjadi berlubang.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan oleh iklan layanan
masyarakat tersebut adalah Close Up (CU), yaitu teknik pengambilan
gambar yang diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang
terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu
baru. Dengan pengambilan gambar menunjukkan langsung ke objek bekas
penyakit yang terdapat pada leher wanita tersebut, lalu wanita itu berupaya
menutupinya dengan membenarkan posisi jilbab yang sedang dikenakan.
Dapat dilihat makna yang ingin disampaikan komunikator pada scene
tersebut bahwa seorang wanita tersebut sedang berupaya menutupi
lehernya yang telah berlubang dengan dengan jilbabnya.
b. Penjelasan Penyakit Yang Diderita
47
Gambar 4.2
Penjelasan penyakit yang diderita
Tabel 4.3 Scirpt scene penjelasan penyakit yang diderita
Shot
Visual
1. Dengan mata yang
Dialog
Audio
Tidak ada
Musik
48
49
Gambar 4.3
Kehilangan pita suara
Tabel 4.4 Script scene kehilangan pita suara
Shot
ECU
Visual
1.Seorang wanita yang sedang
MCU
Dialog
Tidak ada
Audio
Musik
50
menggunakan kapur
2. Seorang wanita yang sedang
memegang papan tulis yang
bertuliskan Saya Kehilang Suara
Saya
Signifier : wanita tersebut menulis diatas blackboard dengan kapur
dengan tulisan Saya kehilanga suara saya dan menunjukkannya kedepan
kamera.
Signified : karena kehilangan pita suara yang dimilikinya,
disebabkan oleh penyakit kanker yang ia derita, wanita tersebut tidak
dapat berbicara atau berkata, dan yang dia lakukan hanya menjelaskannya
lewat tulisan bahwa ia telah kehilangan suaranya.
Signification : makna yang ingin disampaikan oleh Iklan Layanan
Masyarakat tersebut adalah bahwa wanita itu sekarang ini sudah tidak
dapat berbicara karena ia telah kehilangan pita suaranya, itu dikarenakan
kanker yang dideritanya karena terlalu sering terpapar oleh asap rokok.
Teknik pengambilan gambar pertama yang digunakan pada scene
tersebut adalah Extreme Close Up (ECU). Teknik ECU adalah teknik
pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau
bibir atau ujung tumit dari sepatu, sedangkan gambar kedua dan ketiga
menggunakan Medium Close Up (MCU). Yang dimaksud teknik
pengambilan gambar MCU yaitu jika objeknya orang dan diambil dari
dada keatas. Dimulai dari gambar pertama yang menggunakan teknik
pengambilan gambar ECU, teknik ini guna mempertegas apa yang sedang
51
dilakukan oleh wanita tersebut dapat dilihat bahwa wanita tersebut sedang
menulis diatas papan tulis dengan menggunakan kapur. Teknik
pengambilan gambar yang kedua dan ketiga menggunakan MCU, di
gambar kedua dengan menggunakan teknik pengambilan gambar seperti
khalayak dapat melihat bahwa wanita tersebut sedang menunduk dan
melihat tulisan yang sedang ditulisnya. Dan lalu di gambar ketiga pun
dengan teknik pengambilan gambar MCU dapat melihat ketika wanita
tersebut mulai menampilkan apa yang telas ditulisnya tadi. Dari hal
tersebut makna yang dapat diambil dari tiga potongan scene tersebut ialah
bahwa wanita itu sekarang ini sudah tidak dapat berbicara seperti orang
normal lain lagi karena telah kehilangan pita suara yang dimilikinya,
dikarenakan penyakit kanker yang ia derita. Oleh karena itu, wanita
tersebut mencoba menjelaskan melalui media papan tulis dengan tulisan
Saya Kehilangan Suara Saya.
d. Pita Suara Yang Rusak
Gambar 4.4
Pita suara yang rusak
Tabel 4.5 Script scene pita suara yang rusak
52
Shot
Visual
Wanita itu tengah berusaha
Dialog
Berhentilah merokok,
LS
asapmu membunuh
CU
mimpi-mimpi orang
disekitarmu
Audio
Musik
ditayangkan
53
ketika
berbicara
dah
berusaha
sekuat
tenaga
dalam
mennyampikan informasi.
Dapat disimpulkan bahwa makna yang terdapat dari potongan
scene tersebut bahwa iklan layanan masyarakat tersebut memberikan atau
mengajak masyarakat untuk mulai berhenti merokok karena dapat
membahayakan diri sendiri terutama orang lain karena dijelaskan pula
bahwa asap rokok dapat membahayakan orang-orang disekitar kita. Dari
situ dapat diartikan bahwa asap rokok bukan hanya berbahaya bagi aktif
saja tetapi juga sangat berbahaya bagi perokok pasif yang terlalu sering
terpapar asap rokok.
54
4.2.2
55
Gambar 4.5
Orang dewasa yang merokok
Shot
Visual
LS
Dialog
Audio
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak Ada
56
yaitu teknik
57
Gambar 4.6
Anak-anak meminjam korek
Tabel 4.7 Script scene anak-anak meminjam korek
58
Shot
Visual
Dialog
Audio
Tidak ada
Tidak ada
LS
-Can I get
a light?
Tidak Ada
merokok
-Really?
-No, youre
Reaksi syok para orang dewasa
LS
to young
-You look
old when
you smoke
59
60
61
Gambar 4.7
Peringatan dari orang dewasa
Tabel 4.8 Script scene peringatan dari orang dewasa
62
Shot
Visual
Dialog
Audio
Tidak ada
Tidak ada
Menampilkan
pesan yang
bertuliskan
Every adult
Tidak Ada
filmed reminded
the children that
smoking is
baddengan
background
berwana hitam
polos
-if you smoke you die
faster, dont you want to live
and play?
-You know is bad right?
Respon yang
diberikan oleh
orang dewasa
LS
-Cigarettes contain
poison
Tidak Ada
63
atau
makna
yang
ingin
disampaikan
oleh
64
dewasa, bahkan perokok aktif yang setuju melihat anak kecil mulai
merokok pada usia dini, dan mereka secara naluriah akan mengingatkan
anak kecil tersebut untuk tidak merokok demi kesehatan mereka.
Mitos yang berkembang di masyarakat modern secara global,
bahwa anak kecil belum boleh merokok dikarenakan sistem imun dan fisik
mereka belum cukup kuat untuk merokok, sedangkan fisik manusia
dewasa sudah cukup kuat untuk meredam efek buruk yang ditimbulkan
oleh rokok. Padahal jika dilogikakan, merokok bukan hanya buruk bagi
fisik anak kecil, orang yang sudah dewasapun bila merokok, cepat atau
lambat suatu saat nanti pun akan merasakan dampak buruk yang
disebabkan oleh aktivitas merokok. Tidak ada batasan demografis jika kita
membahas tentang dampak buruk yang ditimbulkan oleh rokok.
Teknik pada gambar diatas terdiri atas dua layer monokrom dengan
pembagian satu layer background warna hitam tegas tanpa aksen
sedikitpun, dan satu layer berisi satu kalimat naratif dengan menggunakan
font tipe sans untuk memberi kesan universal, bersih, modern, objektif dan
stabil. Teknik yang dilakukan ini bertujuan untuk memberikan poin khusus
ketika benar-benar memberikan informasi penting yang betuliskan Every
adult filmed reminded the children that smoking is bad, yang memliki arti
Setiap orang orang dewasa yang ada dalam tayangan, mengingatkan si
anak kecil bahwa merokok itu tidak baik, bertujuan agar para khalayak
yang menonton benar-benar dapat membaca tulisan itu dengan jelas tanpa
gangguan dari latar belakang yang hanya berwana hitam, dan tulisan tegas
65
yang berwarna putih, warna yang kontras dengan warna background untuk
digunakan dalam menyampaikan pesan penting tertulis yang terdapat pada
saat iklan berlangsung. Warna yang monokrom juga memberi efek
dramatis pada tulisan. Para perokok memang diharapkan untuk membaca
pesan tersebut agar mulai berpikir dan demi mambangun kesadaran
terhadap dirinya sendiri, bukan hanya mengingatkan orang lain.
d. Ekspresi Saat Menerima Surat
Gambar 4.8
Ekpresi saat menerima surat
66
Visual
Pesan yang bertuliskan Every
Dialog
Audio
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
CU
67
melupakan
diri
mereka
sendiri.
Dilanjutkan
dengan
68
diatas. Ekpresi heran, terpukul dan bingung yang dikeluarkan oleh para
perokok itu menunjukkan kepada khalayak betapa terpukul, heran, dan
kaget ketika para perokok tersebut selesai membaca pesan yang diberikan
anak-anak tadi terutama bagi perokok untuk dapat sadar bahwa rokok juga
berbahaya bagi semua kalangan maupun umur.
4.3 Pembahasan
Pada dasarnya iklan layanan masyarakat sebagai salah satu karya
kreatif dalam ranah desain komunikasi visual, merupakan salah satu media
yang berfungsi untuk mensosialisasikan pesan-pesan sosial kepada khalayak
sasaran dengan cara penyampaian yang berpedoman pada metode periklanan
komersial. Tujuannya agar kelompok tertentu dalam masyarakat mau
memikirkan sesuatu dan terlibat secara aktif seperti yang di maksudkan oleh
pesan dalam iklan layanan masyarakat tersebut.
Pada pokok permasalahan penelitan ini menjelaskan bahwa rokok
merupakan salah satu penyebab kematian dan masalah kesehatan bagi para
perokok aktif maupun perokok pasif. Dalam hal ini pemerintah telah banyak
melakukan
berbagai
upaya
untuk
menanggulangi
atau
menangani
terutama
permasalahan
mengenai
rokok,
baik
dari
69
4.3.1
70
71
sebagai
pembunuh
mimpi.
Membunuh
disini
bermakna
72
Pemerintah melalui iklan layanan masyarakat, dan kampanyekampanye anti rokok lainnya, berusaha mematahkan mitos-mitos yang
sudah terlanjur melekat tersebut. Pemerintah pelan-pelan menanamkan
kesadaran akan bahaya asap rokok bagi kesehatan kepada masyarakat,
dengan harapan usaha-usaha tersebut akan mampu mengurangi populasi
perokok di Indonesia.
4.3.2
73
arti
Kau
mengkhwatirkanku,
tetapi
kenapa
tidak
74
75
76
bungkus rokok yang mereka genggam. Reaksi spontan seperti itu lah yang
menjadi tujuan komunikator dalam membuat iklan ini. Teknik
pengambilan gambar secara diam-diam dengan kamera tersembunyi ini
memberikan kesan alami tanpa rekayasa. Spontanitas yang ditunjukkan
oleh subjek tes bermaksud untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa
seluruh adegan yang terjadi dalam iklan layanan masyarakat tersebut
memang realitas sosial alami yang biasa terjadi di masyarakat.
Ketika para orang dewasa yang melarang dan menasihati para
kedua anak tersebut untuk tidak merokok. Mitos yang terdapat pada iklan
layanan masyarakat adalah mitos yang terdapat dalam budaya global. Hal
ini dapat dilihat ketika para orang dewasa yang khususnya para perokok
yang selalu berspektif bahwa anak-anak yang belum cukup umur tidak
boleh merokok karena dapat merusak kesehatan, selain itu anak kecil
belum boleh merokok dikarenakan sistem imun dan fisik mereka belum
cukup kuat untuk merokok, sedangkan fisik manusia dewasa sudah cukup
kuat untuk meredam efek buruk yang ditimbulkan oleh rokok. Padahal
jika dilogikakan, merokok bukan hanya buruk bagi fisik anak kecil, orang
yang sudah dewasapun bila merokok, cepat atau lambat suatu saat nanti
pun akan merasakan dampak buruk yang disebabkan oleh aktivitas
merokok. Tidak ada batasan demografis jika kita membahas tentang
dampak buruk yang ditimbulkan oleh rokok.
Dari kedua iklan layanan masyarakat diatas, dapat dilihat bahwa
komunikator berusaha untuk memberikan kesadaran kepada khalayak
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rokok merupakan salah satu penyebab kematian dan masalah
kesehatan bagi penggunanya. Pemerintah sendiri dalam hal ini telah
78
79
80
kehilangan pita suara, seperti polusi, pola makan, daya tahan tubuh, dan lain
sebagainya. Mitos yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat versi
Thailand ketika para orang dewasa yang khususnya para perokok yang selalu
berpandangan bahwa anak-anak yang belum cukup umur tidak boleh
merokok karena dapat merusak kesehatan, dan mereka merasa wajar unutk
menasihati para anak kecil untuk tidak merokok meskipun mereka sendiri
adalah perokok aktif.
Maka dari hasil penelitian, kajian pustaka, serta analisis data iklan
layanan masyarakat oleh pemerintah Indonesia dan Thailand yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari kedua iklan layanan masyarakat
diatas, komunikator berusaha untuk memberikan kesadaran kepada khalayak
khususnya perokok agar berhenti merokok. Bahaya rokok dapat merusak
kesehatan baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif yang berada
disekitar mereka. Bahaya rokok tidak mengenal umur, jenis kelamin, maupun
status. Rokok juga dapat merusak mimpi dan hidup orang-orang baik si
perokok aktif maupun eperokok pasif. Tak peduli dewasa maupun anak kecil,
yang jelas rokok dapat merusak kesehatan. Karena itu, perokok aktif yang
sebenarnya telah mengerti dan mengetahui bahaya rokok bagi kesehatan
mereka, lebih baik segera berhenti merokok demi menyelamatkan kesehatan,
mimpi serta hidup mereka. Maka dari itu, melalui kedua iklan layanan
masyarakat di atas, baik pemerintah Indonesia maupun pemerintah Thailand,
mengajak para perokok aktif untuk berhenti merokok demimenyelamatkan
81
kesehatan, mimpi, dan hidup baik untuk para perokok aktif tersebut maupun
orang-orang yang berada disekitar mereka.
5.2 Saran
1. Rokok merupakan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Andrianto, Ambar, 1997, Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan
Pengembangan Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan DIY, Yogyakarta.
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya, 2009, Komunikasi Massa:
Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Berger, Arthur Asa, 2000, Media Analysis Technique, Penerbit Universitas Atma
Jaya, Yogyakarta
Depari, Eduard dkk, 1978, Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan,
Suatu kumpulan Karangan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
82
83
Sobur, Alex, 2002, Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Sobur, Alex, 2003, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Solomon, Michael R, 2004, Consumer Behavior: Buying, Having, and Being,
Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Suhandang, Kustadi, 2010, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk,
dan Kode Etik, Nuansa Cendikia, Bandung.
Sulaksana, Uyung, 2005, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Widyatama, Rendra, 2007, Pengantar Periklanan, Pustaka Book Publisher,
Yogyakarta.
Sumber Online
http://en.thaihealth.or.th/
http://health.kompas.com/read/2013/05/31/15332953/Begini.Aturan.Iklan.Rokok
http://health.kompas.com/,
http://klikpintar.com/bisnis/3-jenis-jenis-iklan/
http://promkes.depkes.go.id/asapmu-membunuh-orang-orang-di-sekitarmu/
http://print.kompas.com/baca/2015/04/29/Jumlah-Perokok-Meningkat%2cPenyakit-akibat-Rokok-Me
http://print.kompas.com/
http://www.beritalima.com/
84
http://www.depkes.go.id/
http://youtu.be/yCPE7t088dQ
http://youtu.be/GHxF142bWfE