LAPORAN KASUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Medikal Bedah
Rika Riyanti T
220112160082
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2016
Tinjauan Teoritis
A. Definisi
Vitiligo adalah kelainan kulit akibat gangguan pigmentasi dengan
gambaran berupa bercak-bercak putih yang berbatas tegas.
Kelainan ini
D. Manifestasi Klinik
Makula hipopigmentasi yang khas pada vitiligo berupa bercak putih
seperti susu, berdiameter beberapa milimeter sampai sentimeter, berbentuk
bulat,
lonjong,
ataupun
tak
beraturan,
dan
berbatas
tegas.
Selain
hilang. Lesi vitiligo umumnya mempunyai distribusi yang khas. Lesi terutama
terdapat pada daerah terpajan (muka, dada, bagian atas, punggung tangan),
daerah intertriginosa (aksila, lipat paha), daerah sekitar orifisium (sekitan
mulut, hidung, mata dan anus), pada bagian ekstensor permukaan tulang yang
menonjol (jari-jari, lutut, siku), daerah tibia anterior, daerah sekitar puting
susu dan umbiliku. Daerah mukosa yang sering terkena terutama genital, bibir,
dan gusi. Di samping itu dapatpula ditemukan bentuk-bentuk lain dari lesi
vitiligo, antara lain:
1. Trichome vitiligo : vitiligo yang terdiri atas lesi berwarna coklat, coklat
muda dan putih.
2. Vitiligo inflamatoar: lesi dengan tepi yang meninggi eritematosa dan gatal.
3. Lesi linear.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Perlu dilakukan pemeriksaan umum, adanya depigmentasi yang
asimptomatik, tanpa gejala inflamasi, ada tidaknya batas inflamasi sekitar
lesi, tempat lesi pertama kali muncul (tangan, lengan, kaki, muka dan
bibir), pola vitiligo (fokal, segmental, universal atau akral/akrofasial).
Tes Diagnostik
Dilakukan untuk membedakan dengan penyakit yang menyerupai,
misalnya limfoma kutan sel-T, LED/LES, lepra, pinta, nevus anemikus,
depigmentosus, skleroderma, tinea versikolor dan lain lain.
Tes Laboratorium
Dilakukan untuk mendeteksi penyakit penyakit sistemik yang
menyertai seperti insufisiensi adrenal, diabetes mellitus. Tes tes yang
mungkin membantu antara lain biopsi.
Pemeriksaan Histopatologi
Dengan pewarnaan hematoksilin eosin (HE) tampaknya normal
kecuali tidak ditemukan melanosit, kadang kadang ditemukan limfosit
pada tepi makula.
F. Penatalaksanaan
a. Psoralen photochemotherapy
Fototerapi dengan psoralen baik topical maupun sistemik, ataupun
keduanya dikatakan merupakan cara yang cukup efektif.
b. Fototerapi psoralen topical
Fototerapi psoralen topical dilakukan apabila lesi terbatas (kurang dari
20% permukaan tubuh) atau pada anak lebih dari 5 tahun dengan vitiligo
fokal. Preparat dioleskan pada daerah vitiligo 15-30 menit sebelum
penyinaran UVA. Dosis permulaan biasanya 0,12-0,25 J/cm kemudian
ditambah sampai muncul eritema ringan (tergantung dari tipe kulit pasien)
c. Psoralen
Bentuk aktif yang sering digunakan adalah trimetoksi psoralen (TPM) dan
8-metoksi psoralen. Bahan ini bersifat photosensitizer. Cara pemberian :
obat psoralen 20-30 mg (0,6 mg/kg BB) dimakan 2 jam sebelum
penyinaran. Lama penyinaran : mula-mula sebentar, kemudian setiap hari
dinaikkan perlahan-lahan (antara sampai 4 menit).
d. Helioterapi
Helioterapi merupakan salah satu bentuk fotokemoterapi yang merupakan
gabungan antara trisoralen dan sinar matahari.
e. Kortikosteroid
Beberapa kasus menunjukkan respons
kortikosteroid.
Dalam
hal
ini,
terhadap
kortikosteroid
dapat
pengobatan
memperkuat
dan diharapkan warna kulit menjadi sama. Percobaan pada area yang kecil
perlu dilakukan, sebelum terapi dilakukan pada area yang lebih luas.
g. Tindakan Bedah
Tindakan bedah yang dapat dilakukan adalah autologous skin graft,
yakni memindahkan kulit normal (2-4mm) ke ruam vitiligo. Efek samping
yang mungkin timbul antara lain jaringan parut, repigmentasi yang tidak
teratur, koebnerisasi, dan infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. D DENGAN VITILIGO DI POLI
KULIT RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG
I.
PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. D
: 14 Januari 1992
Umur
: 24 tahun
Agama
: Islam
Status Perkawinan
:Kawin
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Pegawai Pabrik
Alamat
Tanggal Masuk
: 17 Oktober 2016
Tanggal Pengkajian
: 13 Oktober 2016
No. RM
: 0001567715
Diagnosa Medis
: Vitiligo
B. Status Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan terdapat bercak putih di sekitar lehernya.
b. Riwayat Masalah Kesehatan
P: Pasien mengatakan datang ke RS untuk melanjutkan terapi foto terapi yang
ke 3 kali. Pasien tidak mengalami keluhan, akan tetapi pasien mengatakan
setelah dilakukan terapi pasien selalu merasa gatal.
Q: Pasien mengatakan gatal yang dirasakan tidak terlalu mengganggu.
R: Rasa gatal dirasakan pada belakang leher sampai ke pundak.
S: Saat dikaji skor nyeri menggunakan numeric rating scale didapatkan skor 0.
T: Rasa gatal dirasakan hilang timbul dan terasa bertambah gatal setelah
dilakukan fototerapi.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan gejala sudah timbul sejak 2 tahun yang lalu dan awalnya kecil,
pasien kemudian berobat ke RS terdekat dan diberikan salep, akan tetapi kulitnya
melepuh setelah menggunakan salep tersebut dan tidak ada perubahan kemudian
pasien berhenti berobat, keluhan dirasakan kembali ketika pasien menyadari
bercaknya semakin besar dan bertambah. Kemudian pasien ke RSHS untuk
melakukan pengobatan.
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit yang sama.
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
Pasien mengatakan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari masalah yang
dihadapi pasien hanya rasa gatal yang hilang timbul.
C. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umun
- Penampilan Umum
: Pasien tampak tenang
- Kesadaran
: Compos mentis (GCS 15 E: 4, V: 5, M: 6)
b) Tanda-tanda vital
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 18 x/menit
- HR : 80 x/menit
- Suhu : 36.5C
c) Pemeriksaan Pernafasan
Bentuk hidung simetris, kemerahan atau lesi area sekitar hidung (-), mukosa
hidung lembab, dan berwarna merah muda, saddle nose (-).
d) Pemeriksaan Gastrointestinal
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat iritasi atau lesi pada
rongga mulut, susunan gigi lengkap, tidak terdapat caries, bentuk lidah simetris,
uvula normal, pasien tidak ada keluhan dalam mengunyah dan menelan.
e) Sistem Integumen
Terdapat bercak putih (hipopigmentasi) di sekitar leher belakang sampai ke bahu
tekstur kering dan mengkilap, tidak terdapat luka terbuka.
f) Sistem Muskuloskeletal
Deformitas dan keterbatasan gerak pada seluruh ekstremitas (-), nyeri dan
kaku sendi (-), claw hand/claw toe (-). Kekuatan otot di seluruh
ekstremitas
D. Data Penunjang
E. Terapi
Fototerapi dengan dosis 121mj/cm
F.Analisa Data
Data
DS:
Klien mengatakan terdapat
bercak putih di sekitar
lehernya
sampai
pundak.
DO:
Terdapat
bercak-bercak
putih
ke
disekitar
percaya
adanya
Masalah Keperawatan
Kerusakan integritas
Vitiligo
kulit
Vitiligo
leher
sampai pundak.
DS:
Klien mengatakan selalu
kurang
Etiologi
Kerusakan melanosit
diri
bercak
putih.
DO:
Pada saat awal pengkajian
klien tidak terbuka dan
menghindar ketika ditanya
seputar penyakitnya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan melanosit ditandai
dengan bercak-bercak putih pada leher.
2. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan fisik ditandai dengan secara
sengaja menyembunyikan bagian tubuh.
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. D
No. RM
No.
Ruangan
: Poli Kulit
: 0001567715
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
1.
Kerusakan
integritas
berhubungan dengan
2.
Gangguan
body
berhubungan
perubahan fisik.
jam,
diharapkan
tidak
terjadi
gangguan
body
image
dengan
kriteria
mengungkapkan
perasaan
tentang
dan
hasil:
-
Klien
situasi dirinya
Klien dapat percaya
diri
menerima
dan
tidak
menutupi
penyakitnya
kemampuan
menilai
mengenali
serta
diri
dan
mengatasi
masalahnya.
R :kesan seseorang terhadap dirinya
sangat
berpengaruh
dalam
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama pasien: Ny. D
No. RM
HARI/TG
Ruangan
: Poli Kulit
: 0001567715
JAM
TINDAKAN
L
Senin,
10.1
17-10-2016
DIAGNOSA
PARAF
KEPERAWATAN
1
PERAWAT
HARI/TG
L
JAM
TINDAKAN
DIAGNOSA
PARAF
KEPERAWATAN
PERAWAT
lehernya bertambah.
10.2
dan kooperatif.
:
T: Kolaborasi
dokter
untuk
memberikan fototerapi.
E
10.5
dengan
:
saat dilakukan fototerapi
T: memberikan kesempatan pada klien
berbeda.
11.10 T: membantu klien dalam mengembangkan
kemampuan menilai diri dan mengenali
serta
mengatasi
masalahnya.
Mendukung
upaya
klien
untuk
memperbaiki citra diri
E pasien kooperatif terlihat sedikit
percaya diri ketika diberikan saran
:
positif. Dan mengerti bagaimana agar
tetap percaya diri jika bertemu orang
baru yang melihat keadaan fisiknya
yang berbeda.
E. EVALUASI
Nama pasien: Ny. D
No. RM
Hari/ Tgl
Senin,
17-10-2016
Ruangan
: Poli Kulit
: 0001567715
Diagnosa
Keperawatan
1
S:
Paraf
Perawat
rt
Evaluasi
-
Pasien
mengeluh
bercak
pada
Hari/ Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi
-
0:
-
Terdapat
bercak
putih
(hipopigmentasi) di leher bagian
belakang, tidak terdapat luka terbuka.
Klien terlihat menghindar saat ditanya
soal penyakitnya
A:
-
P:
I:
-
Paraf
Perawat
Hari/ Tgl
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi
Paraf
Perawat
E:
-
Pasien
tampak
tenang
dan
kooaperatif.
Pasien mengatakan senang karena
menjadi tahu mengenai perawatan
yang harus ia lakukan dan apa yang
harus ia hindari. Pasien mengatakan
lebih tenang setelah mendengarkan
saran yang positif
R:
-
DAFTAR PUSTAKA
Judith M. Wilkonson. 2016. Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi
NIC, hasil NOC Ed.10. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta :
Salemba Medika.