Anda di halaman 1dari 94

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,

Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP A1.1
R/

Salbutamol
Prednisolon
Terfinadin
CMC Na
Sir .Simplex
Aqua dest ad
m.f.l.a susp
S 2.d.d cth II

40 mg
50 mg
600 mg
1%
10 %
100 ml

Dx : Bronchitis , Asma bronkiale , Bronkiektasis , Rninitis alergika , rhinitis vasomotor


Salbutamol 1x minum
: 2 x 5ml x 40 mg = 4 mg
100
Prednisolon 1x minum
: 2 x 5ml x 50 mg = 5 mg
100
Terfenadine 1x minum
: 2 x 5ml x 600 mg = 60 mg
100
CMC Na 1%
: 1 x 100 = 1 ml
100
Sir .Simplex 10%
: 10 x 100 = 10 ml
100
SALBUTAMOL
Adrenergik B2
Golongan Bronkhodilator : (fenoterol, terbutalin, salmeterol)
Indikasi : Kejang bronkus pada semua jenis
1. asma bronkial,
2. bronkitis kronis
3. emphysema pulmonal.
Digunakan ; p.c & inhalasi
Dosis
: dewasa 2-4 mg/kali
Anak 0.10 - 0,15mg/kg/hr
Sediaan : sirup 2mg/5ml
Tab 2mg , 4mg
ES
: Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius.
Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet
(biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan
ketegangan. efek ini terjadi pada semua perangsangan adrenoreseptor beta.
Vasodilator perifer, gugup, hiperaktif, epitaksis (mimisan), susah tidur.
Farmakodinamik :
Absorbsi
: melalui saluran cerna
Metabo
: Salbutamol mengalami metabolisme di hati menjadi bentuk sulfat
yang tidak aktif.
Ekskresi
: melalui ginjal dalam bentuk glukoronat acid

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 1

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
MK

: Mekanisme kerjanya melalui stimulasi reseptor B2 di bronki yang menyebabkan


aktivasi dari adenilsiklase. Enzim ini memperkuat perubahan adenosintrifosfat (ATP)
yang kaya energi menjadi cAMP dengan pembebasan energi yang digunakan untuk
proses-proses dalam sel. Salbutamol digunakan untuk meringankan bronkospasm yang
berhubungan dengan asma.
Kontra indikasi :- Hipertensi
- Wanita hamil trimester I dan 2
- Hipertiroid
- penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol
daftar
; G
PREDNISOLON
Kortikosteroid ( parametason ,deksametason , prednison )
Indikasi :1. Asma akut / kronis
2.
radang usus ( cilitis ulcerosa & enteritis chron)
3.
rhematoid atrhitis
4.
penya autoimun cth ; SLE an hemolitik . rx alergi & inflamasi yg berat
Farmakokinetik : Resorbsinya dari usus setelah 1 jam dan bertahan 7 jam. PP nya lebih dari
99%, plasma t1/2 nya panjang . eksresi terutama melalui urin.
Farmakodinamik:Menghambat akumulasi sel inflamasi, termasuk makrofag danleukosit pada lok
asi inflamasi. Metil prednisolon juga menghambat fagositosis, pelepasan enzim lisosomal,
sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator kimia inflamasi.
Meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui secaralengkap, kemungkinan
efeknya melalui blokade faktor penghambat makrofag (MIF), menghambat lokalisasi
makrofag: reduksi atau dilatasi permeabilitas kapiler yangterinflamasi dan mengurangi
lekatan leukosit pada endotelium
kapiler, menghambat pembentukan edema dan migrasileukosit.

KI

ES

dosis

-DM
- tukak peptik/ duodenum
- infeksi berat
- hipertensi
- osteoporosis
- ulkus peptikum
; - gejala demam
- mialgia
- artaglia
- perdarahan /perforasi
- osteoporosis
- retensi cairan / garam
- gg mental
: dewasa 5-20 mg/hari
anak 1-2 mg/kg/hari

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 2

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
TERFINADIN
Golongan antihistamin AH1
(feksofenadin,alkilamin,setirizin)
Khasiat
Indikasi

anti alergi
:pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi( urtikaria ,polinasi)
- mencegah /mengobati mabuk perjalanan
- asma broncial berat
- konjunctivitis
Farmakokinetik
Absorbsi ; di lambung
Ekskresi melaui urin dalam bentuk metabolit
Mk
; tdk melewati sawar otak sehingga efek sedatifnya tidak ada
KI
;- penyakit jantung ; aritmia, PJK
-hipertensi berat
- gg fungsi hati
- hipersensivitas
ES
; - sedasi
- vertigo
- tinitus
- lelah
- pengelihatan kabur
- diplopia
- euforia
- gelisah, insomia & tremor
Dosis
; dewasa: 60 120 mg / hari
Anak
- 3 6 thn : 15 mg 2x / hari
- 6 12 thn : 30 mg 2x / hari
Pemakaian : 1 2 x / hari
Daftar
;W
Antihistamin non sedatif lain
Astemizol ; dewasa 10 mg
Laratodin ; dewasa 10 mg
Mabhidrolin dewasa 50 mg
CMC NA
Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan, atau
digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi. Pembuatan CMC
adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni, kemudian ditambahkan Nakloro asetat (Fennema, Karen and Lund, 1996) .
Penambahan Na-CMC berfungsi sebagai bahan pengental, dengan tujuan untuk membentuk
sistem dispersi koloid dan meningkatkan viskositas. Dengan adanya Na-CMC ini maka
partikel-partikel yang tersuspensi akan terperangkap dalam sistem tersebut atau tetap tinggal
ditempatnya dan tidak mengendap oleh pengaruh gaya gravitasi (Potter, 1986).

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 3

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP A1.2
R/

Al. Hydroxyd
Mg. Trisiklat
aa
Dimethyl Polysiloxan
(Simetican)
m.f.l.a. pulv. d.t.d.
S. 3.d.d. pulv I

200 mg
200 mg
30 mg
No. XV

Dx:
Hiperacydity, Ulkus peptikum, gastritis, ulkus duodenum, reflux esophagitis, Zollinger syndr
(gastrinoma)
Pada dosis tinggi menyebabka Diare
Efektivitas Rendah, potensi menimbulkan toksisitas khas sehingga kurang beralasan untuk
menggunakan obat ini sebagai antasida.
Dafar : W
IO
: INH, penicillin, tetracyclin, nefrofurantoin, as. Nalidiksat, digoksin
Dosis : Dewasa
:500-100 mg/x (2-4x/hari)
Anak
: 75-250 mg/x
AL. HIDROKSIDA
Aluminium Hidroksida adalah antasida yang digunakan untuk meredakan mulas,
gangguan pencernaan asam, dan sakit perut. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati
gejala-gejala pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis, esofagitis, hernia hiatus, atau
terlalu banyak asam di dalam perut (lambung hyperacidity). Obat ini menggabungkan dengan
asam lambung dan menetralisir. Aluminium Hidroksida tersedia tanpa resep.
Sifat
: Menetralkan asam lambung
Indikasi
: - Mulas
- Gangguan pencernaan asam
- Sakit perut
ES
: - Diare
- Sembelit
- Kehilangan napsu makan
- Kelelahan yang tidak biasa
- Kelemahan otot
Dosis
: 0,5 1 g/x (3x sehari), 250 500 mg/x
Merk dagang : - Alamag
- Antasid
- Antasida
Mg. TRISILIKST
Khasiat
: Antasida dan Adsorbent (Penyerap)
Indikasi
: - Gastritis (radang lambung) yang di sertai dengan rasa mual
- Rasa panas di ulu hati
- Kembung
- Ulkus lambung
- Duodenum
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 4

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Kontra Indikasi: - Gagal jantung
- Hipertensi
- Gangguan fungsi ginjal
- Edema perifer dan paru-paru
- Toksemia kehamilan
ES
: - Susah buang air besar
- Diare
- Osteomalasia ((keadaan yang ditandai dengan melunaknya tulang-tulang
karena gangguan kalsifikasi sebagai akibat kekurangan Vitamin D dan
Kalsium).
Merk Dagang: - Alumy
- Sanmag
DIMETILPOLISILOXAN
Khasiat
: Adsorbent (penyerap)
Indikasi
: - Penimbunan gas dalam saluran cerna akibat metabolisme makanan
- Menghilangkan perasaan penuh dan tertekan pada perut bagian atas
- Meteorismus setelah operasi atau pada penderita rawat inap (meteorismus
: perut kembung yang disebabkan karena pengumpulan gas yang
berlebihan dalam lambung dan usus)
- Pada penderita dengan gangguan fungsi hati
- Untuk premedikasi dengan X-ray dan sebelum gastroscopy
Kontra Indikasi: - Aritmia
- Hipokalsemia
- Hipomagnesia
- CHF
- Jantung iskemia
ES
: - Faringitis
- Ruam kulit
- Angiodema
Dosis
: 25 mg/x (1x sehari)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 5

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP A1.3
. R/ Nystatin
3%
Benzocain
0,5%
Al et Kalii Sulfat
3%
(tawas)
Glycerin ad
10ml
m.f.l.a mix agitanda
S. obat tutul mulut
Dx : Stomatitis
Penjelasan :
Kandungan Nystatin dan Tawas 3% : 3/100 x 10 (ad) : 0,3g = 300mg
Benzocain 0,5% : 0,5/100 x 10 (ad) : 0,05g : 50mg
Glycerin : Pelumas kulit
m.f.l.a (misce fac lege artis) : Campuran dan buatlah menurut cara semestinya
Mixtura Agitanda : Bentuk Sediaan Obat yg cair yg mengandung bahan padat yang tidak
larut dalam vehikulum, sehingga bahan obat berada berupa endapan. Obat Luar.
NYSTATIN
Asal
Warna
Sifat
Kelarutan

: suatu antibiotik yg dihasilkan oleh Streptomyces noursei.


: bubuk warna kuning kemerahan
: higroskopis, berbau khas,
: sukar larut dalam kloroform dan eter.
: mudah terurai dlm air / plasma
Khasiat
: anti jamur (topical)
Indikasi
: untuk infeksi kandida di kulit, selaput lendir dan saluran cerna.
Absorbsi
: tidak diserap melalui saluran cerna, kulit maupun mukosa
Efek samping : jarang ada efek samping. Oral : mual, muntah dan diare
: tidak menimbulkan superinfeksi karena tidak mempengaruhi virus,
bakteri dan protozoa.
Mekanisme Kerja: - Nystatin hanya diikat oleh jamur atau ragi yang sensitif, sehingga
terjadi perubahan permeabilitas membrane sel : kehilangan
molekul kecil.
- Menghambat pertumbuhan jamur dan ragi (bakteriostatik)
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas
Dosis
: -Kandidiasis mulut dan esofagus
Dewasa : 500.000-1.000.000 unit 3 atau 4 kali sehari
-Pada kulit 2-3 kali sehari
-Pada tablet vagina 1-2 kali sehari selama 14 hari

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 6

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
BENZOCAIN
Golongan Ester : Benzokain, tetrakain, kokain, prokin.
Amida : Dibukain, Lidokain, Buvipakain, Prilokain
Khasiat
: Anasthesi permukaan yang tidak larut dalam air dan bersifat netral,
hanya digunakan sebagai anasthesi permukaan untuk jaringan yang
tidak meradang seperti faring dan mulut.
Sifat
: - Anasthesi permukaan ( yg diberikan secara topical)
- Sifat Anasthesi local yang ideal :
1. Tidak mengiritasi dan merusak jaringan saraf secara
permanen
2. Batas keamanan lebar sebab akan diserap dari tempt
penyuntikan
3. Masa kerja cukup lama
4. Larut air, dapat disekresi tanpa mengalami perubahan
Absorbsi
: Lambat karena sulit larut dalam air, relative tidak toksik
Indikasi
: Sering digunakan secara suntikan untuk anastesia infiltrasi, blokade
saraf, anastesia spinal, anastesia spidural ataupun kaudal, dan secara
setempat untuk anastesia selaput lendir.
Efek Samping : Hipersensitifitas berupa dermatitis ringan sampai reaksi anafilaksis
yang mematikan
Farmakodinamik : - Anasthesi lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian
topikal dan suntikan. Dapat digunakan langsung pada luka yang
mengalami ulserasi dan menimbulkan anasthesi yang cukup lama.
Farmakokinetik : -Cepat diserap dari tempat suntikan
Dosis
: Kadar 0,2-5 %
Sediaan
: Salep, supositoria, beda
Al.et Kalii Sulfat
Sebagai
1. Anti septic lemah
2. Deodorant
3. Astringen

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 7

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP A2.1
R/ Aminophilin
CG
Diphenhidramin HCL
Sir simplex
CMC
Aqua
ad
m.f.l.a susp
S.3.d.d. cth 1

1,5 (=1500mg)
1,5
0,375
10 %
1%
75 ml

Aminophilin
2. Indikasi: Asma bronciale, Asma cardiale CHI/CCPD, coronaria spasme, depresi
pernapasan,Menghilangkan nyeri pada cacat bilier kolik
3. Dosis : dewasa-----> 100 200 mg/ x
Anak----------> 5 mg/kgBB/x
Injeksi -------> 2,4 %
4. Efek samping : - Iritasi lambung (mual,muntah)
- Dilatasi pembuluh darah (coronar & pulmonal)
- hipotensi,palpitasi,takikardi
- CNS stimulant
- tremor, gugup, gelisah dan kejang
5. farmako kinetic : Absorpsi : Oral, tablet: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar
puncak 10 mcg/mL (range 5-15 mcg/mL) adalah 1-2 jam setelah pemberian dosis
5mg/kg pada dewasa. Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi.
6. farmako dinamik : : obat ini menyebabkan rileksasi otot polos, terutama otot polos
bronkus, merangsang SSP, otot jantung, dan meningkatkan diuresis
7. kontra indikasi : hati-hati pada ulkus peptikum, hypertyroidisme, HT, aritmia jatung,
Penyakit jantung, demam akut, hipoksia berat, edema paru, neonatus
GLICERYL GUALACOLAT
1. Indikasi : expectorant pada bronchitis, bronchiectasis, flu
2. Dosis :
dewasa : 100-200 mg/x (4 6x sehari)
Anak : 50 mg/kgBB/x
3. Efek samping :kantuk, mual muntah, nyeri lambung dan hipertiroid
4. Farmako kinetic : absoirsi obat ini berjalan sangat cepat setelah pemberian secara oral
menyebabkan efek sistemik dalam waktu kurang dari 30 menit. Hepar merupakan tempat
metabolisme utama (70-90%), dengan sedikit obat yang diekskresi dalam urin dalam bentuk
yang tidak berubah.
5. Farmako dinamik : Merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang
kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari
saluran lambung-usus & sebagai refleks memperbanyak
sekresi dari kelenjar yang berada disaluran napas
6. Kontra indikasi : Ulkus peptikum

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 8

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
DIPHENHIDRAMINE
1. Indikasi : Berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai alergi dan mengegah atau
mengobati mabuk perjalanan
2. Dosis :
dewasa : 25-50 mg/x
Anak : 5 mg/kgBB/hr
3. Efek samping : sedasi, palpitasi hipotensi, sakitbkepala, rasa berat dan lemah pada tangan
4. Farmako kinetic :setelah pemberian parenteral diphenhydramine diabsorsi secara baek ,
efek samping timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam,
lama kerja dosis tunggal biasanya 4-5 ja6 jam
5. Farmako dinamik :diphhenhidramine menghambat efek histamine pada pembuluh darah ,
bronkus dan macam2 otot polos,selain itu bermanfaat untuk mengobati reaksi
hipersensivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamine endogen berlebihan
6. Kontra indikasi : Ulkus peptikum
7. Contoh obat :antergen, neontergen dan tripelenamin

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 9

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP A2.2
R/

Bismuth Hydroxide
Resorsinol
Adeps lanae
Vaseline
ad
m.f.l.a. ung.
S. u.e

3
1%
10%
10

Dx : luka borok
Bismuth hydroxide
- Fungsi : sbg astringent , antiseptik, demulcent mukosa
- Konsentrasi : 3-5%
Resorsinol
-Nama resmi
: RESORCINOLUM
-Nama lain
: Resorsin
-Golongan : fenol
-Obat lain golongan fenol : timol, heksaklorofen,fenol
-Khasiat : antiseptik, fungisid, bakteriosid
-Indikasi : ekzema, psoriasis, dermatitis seboreika dan acne
-MK: denaturasi protein sel bakteri yaitu perubahan rumus bangun bakteri hingga sifat
khasnya hilang.
-ES : keratolitik dan iritan ringan
-Konsentrasi : 1-10%
-IO : zat organic dan sabun
Vaseline
-Konsentrasi : 10-30g
-Sebagai vehikulum
-kelompok hidrokarbon, hasil sampingan destilasi minyak bumi
-bersft hidrofobik tdk larut air, sulit dicuci,tdk dapat dikombinasi dg obat yg mengandung air
Syarat vaseline sbg vehikulum salep:
-indiferen
-tdk merangsang kulit/mukosa
-Cukup stabil dlm penyimpanan
-tdk berbau
-pH netral
-Tdk meninggalkan bercak/flek
Adeps Lanae
-Lemak bulu domba dimana secara kimiawi mirip dengan sebaceus kulit manusia
-Konsentrasi 10-20%
-Kegunaan untuk memudahkan salep melekat pada mukosa yang basah karena secret.
-Adeps lanae menyerap air sampai 30%, dpt dijadikan salep emulsi w/o
m.f.l.a :misce fac lege artis : campurlah dan buatlah dengan cara semestinya
ung. (unguentum) : bentuk sediaan obat setengah padat yang cara penggunaanya dioleskan
tanpa pemaksaan dan kekerasan dan konstitensinya seperti mentega
S (signa) : tandailah
u.e (usus externus) :obat luar

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 10

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP A2.3
R/ Cotrimoxazole
tabl
Salicylamid
50 mg
Dextromethorphan 2 mg
Sacch Laktis
m.f.la pulv dtd No.XV
S. 2 dd pulc 1

1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.

8.

Cotrimoxazole
Nama Obat : Cotrimoxazole
Derivat
: Sulfonamida
Obat Satu golongan : Sulfametizol, Sulfafurazol
Khasiat :Infeksi saluran kemih. Alat kelamin, saluran cerna dan pernapasan. Pada
Dosis tinggi sebagai pengobatan dan pencegahan radang paru pada penderita AIDS
Farmakokinetik
Resorpsinya baik dan cepat, setelah lebih kurang 4 jam sudah mencapai puncak dalam
darah. Distribusinya ke dalam semua jaringan, ludah dan CCS sangat baik;
trimetoprin lebih lancer berhubung sifat lipofilnya.Zat dengan pengikat Protein (PP)
sulfa dan trimetoprin adalah 60% dan 45 % sedangkan waktu paruh 10 jam.
Ekskresinya melalui ginjal sebagai zat aktif adalah 20-25% dan 50-60%.
Farmakodinamik
Efek terhadap mikroba
Mikroba yang peka terhadap kotrimoksazol Salmonella
pneumoniae,Corynebacteriumdiphteriae,Streptococcus pyogenes , Streptococcus viridans ,Serratia
,E.coli dan Shigella
Mekanisme kerja
Berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berrutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam
tetrahidrofolat. Sulfonamid menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekulasam folat.
Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari hidrofolat menjaditetrahidrofolat
Resistensi bakteri
Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kotrimoksazol lebih rendah dari pada terhadap masingmasing obat karena mikroba yang resisten terhadap salah satu komponen masih peka
terhadapkomponen yang lainnya
Efek Samping : tidak sering terjadi dan biasanya berupa gangguan kulit, stomatitis
dan gangguan lambung usu. Efek samping yang khasdari sulfanamida seperti
fotosensitasi dan sindrom Stevens Johnson dapat terjadi. Pada dosis tinggi efek berupa
deman, gangguan hati dan efek darah (neutropenia, trombositopenia)
Dosis : Dewasa : 960 mg/x
Anak : 36 mg/kg/hari

Salicylamid
1. Nama Obat :Salisilamida
2. Derivat : salisilat
3. Obat satu golongan : Diflunisal, Benorilat, metil salisilat
4. Khasiat : Analgetik lemah
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 11

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
5. Farmakokinetik : Pada pemberian oral salisilamida cepat diabsorpsi dan segera
didistribusikan. Selanjutnya salisilamida mengalami proses eliminasi lintas pertama
digastrointestinal dan dihepar sebesar80). Akibatnya obat yang tersedia didalam darah
menjadi sangat kecil, lebih lanjutakan mengurangi efek farmakologinya
6. Efek Samping : gangguan pencernaan. Pada overdose dapat terjadi hippotensi, depresi
SSS dan terhentinya pernapasan
7. Kontra indikasi : pada ibu hamil karena dapat mengganggu perkembangan janin.
8. Dosis : 3-4 dd 500mg/x
Dextromethorphan
1. Nama Obat: Dekstrometorfan
2. Derivat Fenantren
3. Obat satu golongan : Kodein dan Noskapin
4. Khasiat : Menekan rangsangan batuk
5. Farmakokinetik
Dekstrometorfan diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral dengan kadar serum
maksimal dicapai dalam 2,5 jam. Onset efeknya cepat, seringkali 15-30 menit setelah
pemberian oral. Belum ada penelitian tentang distribusi volume dekstrometorfan pada
manusia, akan tetapi penelitian oleh Silvasti et al. (1989) yang dilakukan pada anjing,
distribusi volume dekstrometorfan berkisar antara 5,0-6,4 L/kg. Waktu paruh obat ini
adalah 2-4 jam dan lama kerjanya adalah 3-6 jam. Metabolisme dekstrometorfan telah
diketahui dengan baik dan telah diterima secara luas bahwa aktivitas terapeutik
dekstrometorfan ditentukan oleh metabolit aktifnya yaitu dextrorphan.
Dekstrometorfan mengalami metabolisme di hepar oleh enzim sitokrom P-450 dan
diubah menjadi dextrorphan yang mempunyai derivat lebih aktif dan poten sebagai
antagonis NMDA
6. Farmako dinamik
(a). Efek analgetik
Efek analgetik dekstrometorfan berdasarkan cara kerja sebagai antagonis reseptor
NMDA. Peranan NMDA dalam fenomena persepsi nyeri ditegaskan lagi pada
binatang percobaan yaitu dengan cara memberikan reseptor antagonis NMDA secara
intraspinal. Pada suatu studi pada manusia pemberian ketamin intravena akan
mengurangi hiperalgesia primer dan sekunder dan mengurangi nyeri yang
ditimbulkan oleh stimulasi panas. Dektrometorfan menunjukkan hal yang sama .
Ikatan obat-obat antagonis pada reseptor NMDA menimbulkan terjadinya perubahan
pada calsium channel. Perubahan pada ca-channel akan menyebabkan aktivitas
neuron yang dirangsang NMDA, jika itu menetap, akan diikuti dengan peningkatan
intensitas stimulus nosiseptik primer, misalnya fenomena wind-up dan pencetusan
dari nyeri sekunder. Dekstrometorfan mempunyai kemampuan untuk mengurangi
influks ion Ca2+melalui channel reseptor NMDA dan mengatur channel voltase Ca
yang pada keadaan normal diatur oleh konsentrasi K+ ekstrasel yang tinggi. Dengan
berkurangnya influks ion Ca+, maka eksitabilitas neuron di kornudorsalis medula
spinalis menurun, sehingga sensitisasi menurun dan terjadi pengurangan nyeri. Pada
penelitian dekstrometorfan sebagai efek analgetik, obat tersebut memberikan hasil
yang cukup baik, yaitu dapat mengurangi intensitas nyeri sebanyak 33,4% dibanding
pada pemberian memantin maupun lorazepam, dimana masing-masing hanya

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 12

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
mengurangi nyeri sebanyak 17,4% dan 16,1%. Hal ini menunjukkan perbedaan yang
bermakna antara pemberian ketiga obat tersebut
b). Sebagai antitusif
Empat puluh tahun yang lalu dekstrometorfan dibuat sebagai obat alternatif dari
morfin. Pada awalnya pemakaian klinis terbatas pada obat antitusif, pada orang
dewasa dosisnya adalah 10 30 mg, 3 6 kali sehari. Tempat spesifik sentral dimana
dekstrometorfan mempunyai efek antitusif belum jelas, tetapi dekstrometorfan
berbeda dengan golongan opioid, sehingga efek dekstrometorfan tidak ditekan oleh
nalokson. Dekstrometorfan juga mempunyai catatan keamanan yang baik, sebagai
contoh dosis terapetik untuk batuk 1 mg/kg /hr tidak mempunyai side efek yang
berarti, dan tidak menimbulkan komplikasi akibat pelepasan histamin
(c). Efek anti kejang dan parkinson
Pada manusia dekstrometorfan juga mampu mengurangi keluhan yang berhubungan
dengan gangguan neurologis oleh karena eksitotoksisitas, seperti kejang dan penyakit
parkinson jika diberikan pada dosis 30 atau 60 mg yang diberikan 4 kali sehari, 45
180 mgsingle dose atau 120 mg single dose selama 3 minggu sampai 3 bulan. Tidak
didapati adanya efek samping neurologis yang berat pada penelitian ini dan juga pada
penelitian lain dengan sampel 8 orang yang sehat dimana eksitabilitaskorteks motorik
berkurang setelah pemberian secara oral dengan dosis tinggi (150 mg) Pada suatu
penelitian double blind plasebo control pada pasien dengan penyakit
parkinson, eksitabilitaskorteks motorik dan diskinesia oleh karena levodopa
berkurang dengan pemberian dekstrometorfan pada dosis 100 mg dengan efek
samping yang minimal.
7. Efek Samping : hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termangu-mangu,
pusing, nyeri kepala dan gangguan lambung usus.
8. Dosis 10 -20 mg/x (dewasa)
1mg/kg/hari (anak)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 13

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP B1.1

R/

Metampyron
250mg
Papaverin
20mg
Phenobarbital
10mg
Glacosum/ sacch. q.s.
Lactis
m.f.l.a pulv dtd no. X
S.3.d.d. pulv I

Diagnosis
Kolik abdomen, kolik renal, kolik billari, kolik ureter
METAMPIRON
Nama Generik
Metampiron
Nama Kimia
Metampiron, Metamizol, Dipyron.
Struktur Kimia
C13H16N3NaO4S.H2O. BM=351,4. 1
Sifat Fisikokimia
Serbuk kristal berwarna putih / hampir putih Kelarutan dalam air 1:1,5 ml. Agak kurang larut
dalam etanol; Praktis tidak larut dalam eter, aseton, benzen, kloroform. Larutannya dalam air
bersifat netral, mungkin berubah warna menjadi kekuningan tetapi tidak menurunkan porensi
fisiologisnya.
Derivat
Sub Kelas Terapi
Analgesik non-narkotik
Kelas Terapi
Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Nonsteroid, Antipirai.
Dosis Pemberian Obat
Analgesik antipiretik: oral, Dewasa: 3-4X sehari 1-2 tablet; SK, IM: 0,5-1 g.
Farmakologi
Setelah pemberian oral, metampiron diubah menjadi 4-metilamino antipirin dan diabsorpsi
secara sempurna. T1/2: 4-7 jam. Diekskresi melalui ginjal. Urin kadang berwarna merah
karena adanya metabolit.
Efek Samping
Agranulositosis, insidennya kurang dari 0,01%, risiko meningkat pada dosis tinggi dan
penggunaan jangka waktu lama, sehingga tes darah harus dilakukan secara berkala.
Intoksikasi akut yang dapat mengakibatkan kejang
Interaksi Obat
Antalgin termasuk golongan NSAID yang dapat berinteraksi dengan: antikoagulan
Bentuk Sediaan
Tablet, kaplet, kapsul, injeksi, sirup

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 14

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Informasi Pasien
Sebaiknya diminum sesudah makan
Mekanisme Aksi
Metampiron mengurangi produksi prostaglandin yang dihasilkan oleh kaskade asam
arakhidonat sehingga mengurangi impuls nyeri yang diterima SSP.
Merk Dagang
Antalgin, Baralgin M, Camidon, Caranal, Cornalgin, Defamidon, Duralgin, Emmer, Erlidon,
Erpha Vitalgin, Expogin, Foragin, Ginifar, Hufanal, Iphalgin, Iphamidon, Kokogin, Mepron,
Nalget, Neonovapyron, Neupharalgin, Neuroval, Novalgin, Oralgin, Panstop, Pronto,
Rapidon, Ronalgin, Samtalgin, Scanalgin, Sohogin, Suwalgin, Trovinal, Vardiksia, Wiolgin,
Yekalgin
Kandungan
antalgin / Methampyrone 500mg
Indikasi
Sakit kepala, skiatika (rasa sakit pada pinggul/pangkal paha dan paha), nyeri otot, sakit gigi,
neuralgia (nyeri pada saraf), nyeri.
Kontra Indikasi
Hipersensitifitas.
Hamil dan menyusui.
Gangguan perdarahan.
Perhatian
Sindroma neuropati (pada penggunaan jangka panjang).
Gangguan ginjal dan hati.
Interaksi obat : antikoagulan, kortikosteroid, antireumatik.
Efek Samping
Reaksi hipersensitifitas
Urtikaria (biduran)
Gatal-gatal
Agranulositosis.
PHENOBARBITAL
Nama Generik
Phenobarbital
Nama Kimia
Asam 5-etil- 5fenilbarbiturat
Sifat Fisikokimia
Hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat; tidak berbau; tidak berasa; dapat terjadi
polimorfisma. Stabil di udara; pH larutan jenuh lebih kurang 5. Sangat sukar larut dalam air;
larut dalam etanol, dalam eter, ;dan dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
karbonat; agak sukar larut dalam kloroform.
Derivat
Sub Kelas Terapi
Antiepilepsi, Antikonvulsi
Farmakologi
Fenobarbital adalah antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalam mengatasi epilepsi
pada dosis subhipnotis.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 15

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap barbiturat atau komponen sediaan, gangguan hati yang jelas, dispnea,
obstruksi saluran nafas, porfiria, hamil.
Efek Samping
Mengantuk, kelelahan, depresi mental, ataksia dan alergi kulit, paradoxical excitement
restlessness, bingung pada orang dewasa dan hiperkinesia pada anak; anemia megaloblastik
(dapat diterapi dengan asam folat)
Interaksi Makanan
Dapat menyebabkan penurunan vitamin D dan kalsium.
Interaksi Obat
Alkohol: Meningkatkan efek sedatif.;Antiaritmia: Metabolisme disopiramid dan kinidin
ditingkatkan (kadar plasma diturunkan);Antibakteri: Metabolisme kloramfenikol, doksisiklin,
dan metronidazol dipercepat (efek berkurang); Antikoagulan: metabolisme nikumalon dan
warfarin dipercepat (mengurangi efek antikoagulan); Antidepresan: antagonisme efek
antikonvulsan (ambang kejang menurun); metabolisme mianserin dan trisiklik dipercepat
(menurunkan kadar plasma); Antiepileptika: pemberian bersama dengan fenobarbital dapat
meningkatkan toksisitas tanpa disertai peningkatan efek antiepileptik; disamping itu interaksi
dapat menyulitkan pemantauan terhadap pengobatan; interaksi termasuk peningkatan efek,
peningkatan sedasi, dan penurunan kadar plasma.; Antijamur: fenobarbital mempercepat
metabolisme griseofulvin (mengurangi efek); Antipsikotik: antagonisme efek antikonvulsan
(ambang kejang diturunkan). ;Antagonis-Kalsium: efek diltiazem, felodipin, isradipin,
verapamil,dan mungkin nikardipin dan nifedipin dikurangi; likosida jantung : hanya
metabolisme digitoksin yang dipercepat (mengurangi efek); Kortikosteroida: metabolisme
kortikosteroid dipercepat (menurunkan efek); Siklosporin: metabolism siklosporin dipercepat
(mengurangi efek; Antagonisme hormon: metabolisme toremifen mungkin dipercepaT;
Estrogen dan Progestogen: metabolisme gestrinon, tibolon, dan kontrasepsi oral dipercepat
(menurunkan efek kontraseptif); Teofilin: metabolisme teofilin dipercepat (mengurangi efek);
Tiroksin: metabolisme tiroksin dipercepat (dapat meningkatkan kebutuhan akan tiroksin pada
hipotiroidisme;Vitamin: kebutuhan akan vitamin D mungkin meningkat
Pengaruh Anak
Dianjurkan obat digunakan secara selektif dan dilakukan penilaian dengan hati-hati terhadap
manfaat pemberian obat dibandingkan risiko yang dapat ditimbulkan.
Pengaruh Hasil Lab
Menggangu penetapan LDH
Pengaruh Kehamilan
Ada bukti positif risiko kematian janin, tetapi jika manfaat pemberian melebihi risiko yang
dapat ditimbulkan terhadap ibu hamil, maka dapat digunakan ;(misal : jika obat dibutuhkan
pada keadaan yang mengancam jiwa atau untuk penyakit yang serius dan tidak ada obat lain
yang lebih aman untuk digunakan).
Pengaruh Menyusui
Tidak direkomnedasikan untuk ibu menyusui karena fenobarbital didistribusikan dalam air
susu.
Parameter Monitoring
Konsentrasi serum fenobarbital, status/ kondisi mental, CBC, LFTs, aktivitas seizure

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 16

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Bentuk Sediaan
Tablet 30 mg, 50 mg, 100 mg
Ampul 50 mg/ml
Tablet, Cairan Injeksi
Peringatan
Efek samping serius jarang terjadi dengan fenobarbital. Bila diberikan secara oral untuk
mengatasi epilepsi, efek samping utama berupa kantuk atau sedasi; sehingga pada anak
menimbulkan paradoxical excitement dan hiperaktif ;atau perburukan hyperkinetic behavior
yang sudah ada sehingga kadang diperlukan penggantian dengan obat barbiturat lain atau
antikonvulsan lain. Pasien usia lanjut seringkali mengalami excitement, bingung atau depresi.
;Fenobarbital menyebabkan beberapa reaksi kulit pada sekitar 1 - 3 % dari seluruh pasien;
tetapi reaksi ini biasanya berupa makulopapular ringan, morbiliform atau scarlanitiform yang
segera hilang bila obat dihentikan. ;Sangat jarang, dermatitis eksfollatif, eritema multiform
atau sindroma stevens-johnson telah terjadi. Fenobarbital harus diberikan dengan sangat hatihati pada pasien dengan nefritis.
Mekanisme Aksi
Barbiturat menekan korteks sensor,menurunkan aktivitas motorik, mempengaruhi fungsi
serebral dan menyebabkan kantuk, efek sedasi dan hipnotik. Pada dosis tinggi barbiturat
memiliki sifat antikonvulsan, ;dan menyebabkan depresi saluran nafas yang dipengaruhi
dosis.
Monitoring
Dianjurkan obat digunakan secara selektif dan dilakukan penilaian dengan hati-hati terhadap
manfaat pemberian obat dibandingkan risiko yang dapat ditimbulkan.
Dosis
Hipnotik/sedatif (dosis diberikan 3 kali sehari).:
dewasa : 15-50 mg.
anak berusia 1 tahun : 15-20 mg.
anak berusia 7-12 bulan : 10 mg.
anak berusia 3-7 bulan : 7,5 mg.
anak berusia 0-3 bulan : 5 mg.
Anti kejang pada :
dewasa : 3 kali sehari 30-150 mg.
anak berusia 5 tahun : 100 mg.
anak berusia 1-5 tahun : 30-100 mg.
anak berusia 6-12 bulan : 20 mg.
anak berusia 0-6 bulan : 5 mg.
Indikasi
- Kejang umum tonik-klonik; kejang parsial; kejang pada neonatus; kejang demam;
status epileptikus
- Pengelolaan insomnia jangka pendek
- Meredakan kecemasan dan ketegangan
- Meredakan gejala epilepsi

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 17

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
PAPAVERIN
Nama Obat
Papaverine HCL
Golongan
Golongan Isokuinolina: alkaloid-alkaloid opium
Kandungan
Papaverin / papaverine
Indikasi
Kolik kandung empedu & ginjal & kondisi dimana memerlukan relaksasi otot polos,
embolisme perifer & mesentrium.
Kontraindikasi
Glaukoma, syok, hipotensi, insufisiensi jantung, kerusakan hati, adenoma prostat, atoni usus
dan kandung kemih, kehamilan dan menyusui.
Dosis
- Dewasa : 40 80 mg, 3 x sehari
- Anak 6 12 tahun : 10 mg, 4 x sehari
- Anak 2 6 tahun : 5 mg, 4 x sehari
Kolik kandung empedu & ginjal & kondisi dimana memerlukan relaksasi otot polos,
embolisme perifer & mesentrium.
Spasmolitik, kejang perut, kejang saluran kemih, saluran empedu, dismenore, migrain
(emboli perifer dan mesenterik)
Efek Samping
Pandangan kabur, mual, mengantuk, berkeringat
Khasiat
Papaverin merupakan relaksan non spesifik yang bekerja secara langsung pada otot polos.
Indeks Keamanan Pada Wanita Hamil
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal
atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada
wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan
potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
SACCHARUM LACTIS
Koligen rasa
m. f. l. a. pulv dtd no. X
campur dan buatlah menurut cara semestinya puyer berikan sebanyak dosis tersebut sebanyak
sepuluh
S. 3 d d pulv. 1
Satu hari tiga kali, satu puyer.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 18

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP B1.2
R/ Amoxicillin 1500 mg
Codein
0,03 g
Ephedrin HCL
0,03
Sir. Simplex 10%
CMC Na
1%
Aqua ad
15 ml
m.f.l.a. Susp
S 3.d.d.gtt.XX
Analisis resep
m.f.l.a. Susp: campur dan buatlah dengan cara semestinya suspensi
S 3.d.d.gtt.XX : tandailah tiga kali sehari 20 tetes
20 tetes: 1 ml
1 x = 1ml x 1500 = 100 mg/x
15 ml
1 hari = 20 tetes x 3 d.d = 60 tetes/hari = 3 ml
3ml/hr x 1500= 300mg /hr
15 ml
Amoxicillin Da 50 mg/kg/hr
Dd: 250-500 mg/x
BB= DH = 300 mg/hr = 6 kg
DA
50 mg/hr
Usia : BB = 2n + 8
6 kg = 2n
Codein dan Ephedrin
1x= 1ml x 30 mg= 2mg/x
15 ml
1 hari = 6 mg

Amoxicillin
Golongan
: penicillin
Sediaan
: tablet, kapsul, sirup, obat tetes, susp, injeksi
Dosis
: 250 - 500mg/x
Dosis anak
: 50mg/kg/hari
Indikasi
:
1.Infeksi saluran pernafasan atas: Tonsillitis, , pharyngitis (kecuali pharyngitis
gonorrhoae), Sinusitis,laryngitis, otitis media.
2.Infeksi saluran pernafasan bawah: Acute dan chronic bronchitis, bronchiectasis,
pneumonia.
3.Infeksi saluran kemih dan kelamin: gonorrhoeae yang tidak terkomplikasi, cystitis,
pyelonephritis.
4.Infeksi kulit dan selapu lendir: Cellulitis, wounds, carbuncles, furunculosis.
Kontra Indikasi; Keadaan peka terhadap penicillin
Interaksi obat : probenesid ( efeknya memanjang didalam pil )
Allopurinol meningkatkan insiden skin rash
kontra indikasi : hipersensitifitas, cephalosporia, lemah ginjal, limfatik leukimia
Absorbsi
: di sal. Pencernaan

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 19

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Mek kerja

: bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri dengan menghambat


sintesa dinding bakteri
Obat lain
: dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain
lain. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae,
N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari
Staphylococci
Farmakokinetik
1.Absorpsi
Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga konsekuensinya Amoxicillin tidak cocok
untuk pengobatan shigella atau enteritis karena salmonella, karena kadar efektif secara
terapetik tidak mencapai organisme dalam celah intestinal.Amoxicillin stabil pada asam
lambung dan terabsorpsi 74-92% di saluran pencernaan pada penggunaan dosis tunggal
secara oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC meningkat sebanding dengan
meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin akan tercapai setelah 1-2 jam setelah
pemberian per oral. Meskipun adanya makanan di saluran pencernaan dilaporkan dapat
menurunkan dan menunda tercapainya nilai puncak konsentrasi serum Amoxicillin,
namun hal tersebut tidak berpengaruh pada jumlah total obat yang diabsorpsi
2.DistribusiDistribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat melewati sawar
plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik. Namun demikian,
penetrasinya ke tempat tertentu seperti tulang atau cairan serebrospinalis tidak cukup
untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut (hari pertama),
meningen terinflamasi lebih permeable terhadap Amoxicillin, yang menyebabkan
peningkatan rasio sejumlah obat dalam susunan saraf pusat dibandingkan rasionya dalam
serum. Bila infefksi mereda, inflamasi menurun maka permeabilitas sawar terbentuk
kembali
3.Eliminasi Jalan utama ekskresi melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal,
sama seperti melalui filtrate glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis
obat yang iberikan harus disesuaikan
Farmakodinamik
Amoxicillin (alpha-amino-p-hydoxy-benzyl-penicillin) adalah derivat dari 6
aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika berspektrum luas yang mempunyai daya
kerja bakterisida. Amoxicillin, aktif terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram
negatif.
Bakteri gram positif: Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridan, Streptococcus
faecalis, Diplococcus pnemoniae, Corynebacterium sp, Staphylococcus aureus,
Clostridium sp, Bacillus anthracis. Bakteri gram negatif: Neisseira gonorrhoeae,
Neisseriameningitidis, Haemophillus influenzae, Bordetella pertussis, Escherichia coli,
Salmonella sp, Proteus mirabillis, Brucella sp.
E.Dosis
1.Dewasa 250 mg-500 mg, 4x sehari.
2.Anak : 50 mg-100 mg/kg berat badan/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
3.Dosis dapat ditambah tergantung berta ringannya infeksi.
Efek samping
Berikut merupakan efek samping Amoxicillinyang umumnya terjadi.
reaksi hipersensitifitas , gangguan percenaan ( mual muntah), urtikaria
1. Efek samping Amoxicillin antara lain dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti rasa gatal,
peradangan atau ruam, yang menyebabkan adanya pembengkakan. Pembengkakan dapat
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 20

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
terjadi di leher, hidung, tenggorokan, atau mulut, sehingga dapat mengganggu kemampuan
Anda dalam bernapas. Pada reaksi alergi yang sangat kronis, berakibat terjadinya
penurunan tekanan darah yang sangat drastis. Reaksi alergi pada perempuan dapat
menyebabkan gatal-gatal pada vagina.
2. Gangguan pencernaan seperti diare, muntah, sakit perut, merupakan efek samping
Amoxicillin yang sering terjadi. Pada manusia dalam kondisi sehat terdapat bakteri baik
yang mengatur metabolisme, membantu pencernaan, memproduksi vitamin tertentu.
Bakteri tersebut dapat terbunuh oleh obat Amoxicillin, sehingga mengganggu
keseimbangan dalam usus, dan memungkinkan bakteri yang merugikan akan tumbuh.
Sebab tempat bakteri biasanya berkolonial telah terbunuh, kemungkinan akan ditumbuhi
jamur. Clindamycin merupakan obat Amoxicillinyang digunakan untuk infeksi yang
paling serius, dengan efek samping akan mengalami radang usus (sejenis kolitis) yang
dapat menyebabkan diare kronis, terutama bagi pasien lanjut usia.
3. Efek samping terbesar terjadi pada organ hati dan ginjal. Bahaya Amoxicillin akan sangat
tampak, ketika obat dikonsumsi dengan dosis tinggi oleh pasien yang menderita penyakit
seperti pielonefritis, glomerulonefritis dan hepatitis. Sehingga dapat berakibat pada
kerusakan hati, dengan gejala seperti penyakit kuning, demam, dan perubahan warna feses
serta urin yang lebih gelap.
CODEIN HCL
Asal
: semi sisntetik (alkaloid opium)
Khasiat
: narkotik analgesik, antitusif , ( dosis tinggi menyebabkan depresi pusat pernafasan)
Penggunaan lama menyebabkan adiksi
Dosis dewasa : 10 -20 mg/x
Dosis anank
: 1mg/kg/hari
1. Batuk produktif menyebabkan sekret menggumpal
2. Alkoholik menyebabkan potensiasi efek depresi pada nafas bayi
3. Gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil
Bentuk : garam serbuk putih, tidak berbau , pahit dan larut didalam air.
Indikasi
Bronkitis kronis dan akut
Emfisema
Batuk pada influenza (faringitis)
Asma
Ispa
Absorbsi : dalam bentuk garam di serap melalui saluran cerna dengan pemberian per oral
Ekskresi : melalui ginjal
Efek samping : mual muntah obstipasi, dan vertigo,Bradikardi, gelisah, mulut kering , adiksi serta
berkerigat dan mengantuk
Interaksi obat : bromide , iodida, garam logam berat
Kodein merupakan salah satu agonis opioid yang memiliki efek menekan batuk. Efek

penekan batuk yang dimilikinya bekerja di sentral. Berbeda dengan morfin, kodein lebih
efektif diberikan oral dibanding parenteral untuk mendapatkan efek analgesik dan depresan
saluran napas. Kodein memiliki afinitas rendah pada reseptor opioid dan efek analgetik yang
dimilikinya diakibatkan konversinya menjadi morfin. Sementara, efek antitusif yang
dimilikinya dikarenakan ikatannya pada reseptor berbeda yang mengikat kodein itu sendiri.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 21

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Pemberian kodein pada dosis yang lebih rendah cukup memberikan efek supresi
dibandingkan dosis untuk analgesik. Adapun dosis yang dapat diberikan adalah 10-20 mg,
sedangkan untuk memberi efek supresi yang lebih maka dosis dapat ditingkatkan.
Efek samping yang mungkin timbul di awal pengobatan adalah mual dan muntah.
Bila lebih lanjut, maka dapat timbul konstipasi, sakit kepala ringan, sedikit mengantuk,
induksi glaukoma, perubahan jumlah sel darah merah, dan kelainan buang air keciL.
Ephedrine HCL
Indikasi : alergi ( asma bronkial, biasa digunakan sebagai bronkodilator & decongestan)
Dosis : 10 - 30 mg/x
Da
: 0,8 - 1,6 mg/kg/hari
Kontra indikasi :
- MAOI
- Glaucoma

- Penderita yang hipersensitif terhadap ephedrine


- Penderita tukak lambung hipertiroid, penyakit jantung, diabetes dan hipertensi.
Hati-hati terhadap pasien yang memiliki penyakit jantung kronik dan diabetes
Efek samping :

Gastrointestinal : mual, muntah, diare


- Susunan saraf pusat : sakit kepala, insomnia, Depresi cns dan respirasi
- Kardiovaskuler : palpitasi, takikardia, aritmia ventrikuler, palpitasi,
- Pernafasan : Tachypnea
- Lain-lain : ruam kulit, hiperglikemi, midriasis, Gg GIT
Asal
; dari tumbuhan ephedri vulgaris
Khasiat : bronkodilator, decongestan, bradiaritmia, dan stimulan
Absorbsi :pemberian per oral dapat diserap melalui saluran cerna
Distribusi ; seluruh jaringan tubuh
Metabolisme ; didalam Hepar
Ekskresi : ginjal
MK
: Ephedrine bekerja sebagai bronkodilator yang mempengaruhi sistem saraf adrenergik
secara langsung terhadap reseptor reseptor di otot polos dan jantung, secara tidak langsung
membebaskan noradrenalin di ujung neuron.
Interaksi obat ;fentolamin, tolozolin, C.gotamin , Ergotoksin (Pemberian bersama obat tersebut
dapat memberikan efek hipertensi yang berat & pendarahan di otak karena kerjanya yang
tidak berimbang pada reseptor pembuluh darah)
Keuntungan beta Agonis ;
- Beta 2 banyak di saluran nafas , kalo hipertensi dan asma pilihlah beta2 (salbutamol)
- Jika hipertensi dan asma , maka tidak boleh diberikan beta blocker, tp digunakan beta 2
agonis
Penggunaan ;
- Sesak : asma bronkial , bronkitis akut dan bronkiektasis
- Decongestan : rhinitis alergica, rhinitis vasocomotor
- Toksisitas : tachicardi yang sangat dan ischemic heart disease
Interaksi : simpatomimetik dan parasimpatolitik

Peringatan dan Perhatian:


- Hati-hati pemberian pada penderita hipoksemia, penderita gangguan fungsi hati dan
ginjal, penderita di atas 55 tahun terutama pria dan penderita penyakit paru-paru kronik.
- Hati-hati pemberian pada wanita hamil, menyusui dan anak-anak.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 22

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
-

Jangan melampaui dosis yang dianjurkan dan bila dalam 1 (satu) jam gejala-gejalanya
masih tetap atau bertambah buruk, agar menghubungi dokter atau Rumah Sakit
terdekat.
Dapat terjadi retensi urine pada penderita hipertrofi prostate dan dapat mengiritasi
saluran gastrointestinal.
Bila belum pernah menggunakan obat ini agar konsultasikan dahulu ke dokter untuk
memastikan bahwa anda menderita asma.
Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi jantung berdebar-debar.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 23

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP B1.3

R/ Gentamycin Sulfat 0,1% :(RemidiumAdjuvant)Antibiotik golongan Aminoglikosid


Tannin
4%
: (Remidium Cadinale)
Adeps Lanae
10%
: Remidium Adjuvant+Vehiculum
Vaselin ad
10
: Vehiculum
m.f.la ug
: Mise fac lege artis unguentum ( Campurlah dan
buatlah menurut cara semestinya unguentum )
S.u.e
: Signa usus externus (Tandailah Obat Luar)
Dx : Untuk pengobatan infeksi kulit primer maupun sekunder seperti impetigo kontagiosa,
ektima, furunkulosis. pioderma, psoriasis dan macam-macam dermatitis lainnya.
Kandungan bahan obat :
Gentamycin 0,1% = (0,1/100)x(10)g = 0,01g = 10mg
Tannin 4% = 4/100x10g = 0,49 = 400mg
Adeps lanae 10% = 10/100x10 = 1g =1000mg
Keterangan :
1. Gentamycin Sulfat : antibiotik golongan aminoglikosida, yang mempunyai efek
bakterisidal terutama terhadap basilus aerobik gram negatif yang sensitif, dan bakteri
gram positif yang sensitif.
2. Tannin :
- Sebagai Astringent (mengurangi pendarahan dan mengecilkan pori-pori dan
mengurangi produksi secret.
- Sebagai protein precipitant (berikatan dengan albumin untuk mempercepat
penyembuhan luka)
3. Adeps Lanae : Memudahkan penetrasi atau melekatnya salep pada mukosa kulit
Kontra Indikasi
Alergi terhadap Gentamisina serta penderita yang hipersensitif terhadap salah satu antibiotic
golongan aminoglikosid.
Efek Samping
Salep : Iritasi ringan, eritema dan pruritus.
Dosis
Salep : 2-3x/hari.
GENTAMICIN
1.
Farmakodinamik
Aktivitas antibakteri terutama tertuju pada basil gram Negatif yang aerobik. Aktivitas
terhadap mikroorganisme anaerobik atau bakteri fakultatif dalam kondisi anaerobik rendah
sekali. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan kenyataan bahwa transpor gentamisin (golongan
aminoglikosida) membutuhkan oksigen (trasnpor aktif). Aktivitas terhadap bakteri Grampositif sangat terbatas. Gentamisin aktif terhadap enterokokus dan streptokokus lain tetapi
efektivitas klinis hanya dicapai bila digabung dengan penisilin. Walaupun in vitro 95% galur
S. aureus sensitif terhadap gentamisin tetapi manfaat klinik belum terbukti sehingga
sebaiknya obat ini jangan digunakan tersendiri untuk indikasi tersebut. Galur resisten
gentamisin cepat timbul selama pajanan tersebut.
Mekanisme kerja aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin
protein pada membran luar dari bakteri gram negatif masuk ke ruang periplasmik. Sedangkan
transpor melalui membran dalam sitoplasma membutuhkan energi. Fase transpor yang
tergantung energi ini bersifat rate limitting, dapat di blok oleh Ca2+ dan Mg2+,
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 24

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
hiperosmolaritas, penurunan pH dan anaerobik suatu abses yang bersifat hiperosmolar.
Setelah masuk sel, aminoglikosid terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein.
Terikatnya aminoglikosid pada ribosom ini mempercepat transpor aminoglikosid ke dalam
sel, diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma, dan disusul kematian sel. Yang diduga
terjadi adalah miss reading kode genetik yang mengakibatkan terganggunya sintesis protein.
Aminoglikosida bersifat bakterisidal cepat. Pengaruh aminoglikosida menghambat sintesis
protein dan menyebabkan miss reading dalam penerjemahan mRNA, tidak menjelaskan efek
letalnya yang cepat.
2.
Farmakokinetik
Gentamisin sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga sangat sukar diabsorpsi
melalui saluran cerna. Gentamisin dalam bentuk garam sulfat yang diberikan IM baik sekali
absorpsinya. Kadar puncak dicapai dalam waktu sampai 2 jam. Sifat polarnya
menyebabkan aminoglikosid sukar masuk sel. Kadar dalam sekret dan jaringan rendah, kadar
tinggi dalam korteks ginjal, endolimf dan perilimf telinga, menerangkan toksisitasnya
terhadap alat tersebut.Ekskresi gentamisin berlangsung melalui ginjal terutama dengan filtrasi
glomerulus. Gentamisin diberikan dalam dosis tunggal menunjukkan jumlah ekskresi renal
yang kurang dari dosis yang diberikan. Karena ekskresi hampir seluruhnya berlangsung
melalui ginjal, maka keadaan ini menunjukkan adanya sekuestrasi ke dalam jaringan.
Walaupun demikian kadar dalam urin mencapai 50-200 mg/mL, sebagian besar ekskresi
terjadi dalam 12 jam setelah obat diberikan.
Gangguan fungsi ginjal akan menghambat ekskresi gentamisin, menyebabkan
terjadinya akumulasi dan kadar dalam darah lebih cepat mencapai kadar toksik. Keadaan ini
tidak saja menimbulkan masalah pada penyakit ginjal, tetapi perlu diperhatikan pula pada
bayi terutama yang baru lahir atau prematur, pada pasien yang usia lanjut dan pada berbagai
keadaan, yang disertai dengan kurang sempurnanya fungsi ginjal. Pada gangguan faal ginjal t
gentamisin cepat meningkat. Karena kekerapannya terjadi nefrotoksisitas dan ototoksitas
akibat akumulasi gentamisin, maka perlu penyesuaian dosis pada pasien gangguan ginjal.
3.
Penggunaan Klinik
Indikasi
Konjungtivitis, Blefaritis, Keratitis, Keratokonjungtivitis, Dakriosistitis, Ulkus Kornea,
Meibomianitis akut, Episkleritis akut, Blefarokonjunctivitis.
10 mg dapat disuntikan secara subkonjungtiva untuk infeksi mata yang berat.
Kontra Indikasi
Alergi terhadap Gentamisina serta penderita yang hipersensitif terhadap salah satu antibiotik
golongan aminoglikosid.
Efek Samping
Hipersensitivitas dan alergi dapat terjadi meskipun jarang, iritasi.
Interaksi Obat
Gentamisin mengalami inaktivasi jika dicampur dengan karbenisilin.
Sediaan
Salep mata 0,3 % (3 mg/g) ; tube 3,5 g.
Tetes mata 0,1 %; botol 5 mL.
Tetes mata 0,3 % (3 mg/cc); botol 5 mL.
Larutan steril dalam vial atau ampul 60 mg/1.5 mL; 80 mg/2mL; 120 mg/3 mL; 280 mg / 2mL.
Dosis
Salep 2-3x/hari.
Tetes mata 1-2 tetes setiap 2-4 jam, dinaikkan 2 tetes setiap jam untuk infeksi berat.
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 25

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP B2.1
R/ Diclofenac sodium 20mg
Allopurinol
300mg
Furosemide
40mg
Sacch.Lactis
q.s
m.f.l.a pulv dtd No.X
S.3.d.d.pulv I

Diclofenac sodium
Derivat
Khasiat
Absorbsi
Waktu paruh
Ekskresi
Mekanisme
Indikasi
KI
ES
Dosis
Nama paten
Allopurinol
Derivat
Khasiat
asam urat)
Absorbsi
Ekskresi
Mekanisme
Indikasi
KI
ES
Dosis

Nama paten
Derivat lain
Furosemide
Derivat
Khasiat
Metabolisme
Ekskresi
Mekanisme

: Asam Fenilasetat
: NSAID, Pereda nyeri (Analgetik), Antipiretik
: Saluran cerna
: 1-3 jam
: sal kemih, empedu, feses
: menghambat enzim siklooksigenase (preferential COX-2 inhibitor)
: Reumathoid arthritis, Gout, osteoarthritis, pirai, spondylitis
: tukak lambung, kehamilan, gg fungsi ginjal, peny.jantung
: sakit kepala, ruam kulit, demam, reaksi alergi
: Dewasa 100-150mg sehari terbagi dua atau 3 dosis
: Voltaren, cataflam
: pirimidin
: NSAID, Pereda nyeri (Analgetik), Antipiretik, antipirai (menurunkan kadar
: Saluran cerna
: sal kemih
: menghambat xantin oxidase
: antipirai (menurunkan kadar asam urat), hiperurisemia primer (gout) dan sekunder
: gg.fungsi hati, penderita yang hipersensitive thd allopurinol
: Reaksi alergi (biasanya pada kulit) demam menggigil,leukopeni, trombositopeni, gg
sal.cerna, gg.hati
: pirai ringan 200-400mg/hari
Pirai berat 400-600mg/hari
Pada gg. Fungsi ginjal dan hiperurisemia sekunder 100-200mg/hari
Anak 6-10 thn 300mg/hari, <6thn 150mg/hari
: allonat, zyloric
: kolinteofilin, asefilin, diprofilin
: Asam antranilat
: Diuretik, retensi cairan (edema)
: Hati
: urin, feses, ginjal
: Aktivitas diuretik furosemida terutama dengan jalan menghambat absorpsi natrium
dan klorida, tidak hanya pada tubulus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 26

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

Indikasi

KI

loop of Henle. Furosemida juga menunjukkan aktivitas menurunkan tekanan darah


sebagai akibat penurunan volume plasma.
: Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati dan
gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.
Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat
antihipertensi.
: Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerolunefritis akut,

insufisiensi ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang hipersensitif terhadap
furosemida. Anuria. Ibu menyusui.
ES
Dosis

: Rasa tdk enak pada perut, gg.sal pencernaan. Pandangan kabur, sakit kepala,
pusing, Hipotensi ortostatik
: Tablet

Edema dan hipertensi pada orang dewasa dan anak anak :


Dewasa : sehari 1 2 kali, 1 2 tablet.
Dosis maksimum adalah 5 tablet sehari.
Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet selang 1 hari.
Anak anak: Sehari 1 3 mg per kg bb/hari, maksimum 40 mg/hari.
Nama paten

: lasix

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 27

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP B2.2
R/ Tetracycline

1%
Hydrocortisone 1%
Ol. Sesami10%
Vaseline ad
10
m.f.l.a. ungsteril
S. ungophtalmica
Indikasi :konjungtivitis
Kontraindikasi: infeksi virus danjamur
Nama obat
Derivate/
golongan

Khasiat

Sifat

Absorbsi

Distribusi

Tetracycline
#Asal:sintetikdariklortetrasiklin
darispesiesStreptomyces
aureofacien
#Jenistertrasiklin
:Clostetrasiklin, Oksitetrasiklin,
tetrasiklin, demeklosiklin,
doksisiklin, minosiklin.
#Anti mikroba spectrum
luasdanbakterostatik
(hanyamempengaruhimikroba
yang cepatmembelah)

#Basa, sukarlarutdalam air,


tapibentukgaram Na
dangaramHClmudahlarutdalam
air.
#30-80%
diserapmelaluisalurancerna.
#Dihambatoleh
:makanandalamlambung, pH
tinggi, pembentukankelat(
komplekstetrasiklindenganzat
lain yang sukardiserap).
#Sebaiknyadiminumsebelumata
u 2 jam setelahmakan.
#Sebagianbesarberlangsung di
lambungdanusushalusbagianatas
.
#Pemberian oral 250mg
tetrasiklintiap 6jam
menghasilkankadarsekitar 2.02.5 g/ml.
#Kadar CNS 10-20% kadar
serum,
penetrasitidaktergantungadanya
meningitis.
#Penetrasikecairantubuh lain
danjaringancukupbaik.

Hydrocortisone acetat
#Gol.: kortikosteroidlemah
#Kortiko steroid:
Dexametasone,prednisone,
betametason

Ol. Sesami (minyak wijen)

#Anti radang
#Antimitotik (mnghambat mitosis
sel) >>neurodermatitis,lichen,
psoriasis

#Melunakkankonsistensisale
psbggnti paraffin liquidum
#Kelemahan: tengik
(mengiritasikulit)>>dihndari
dg
menghidrogenasiminyakjdbn
tuksdiaansetengahpadat&br
warnaputih
#Sbgvehikulum

#Po diabsorbsicukupbaik
#Absorbs melaluiruang synovial.
#Glukortikoiddptdiabsorbsimelalu
ikulitsakuskonjungtiva#Dptmncapaikadarterapipdcairan
matabgianluar&segmen
anterior(larutandexametasone
posfat0,1%/salep0.05%)
untukinflamasisegmen posterior
pkai prednisone
30mg/hrdosisterbagi PO
#Pdkeadaannrmal 90%terikat
protei
plasma(globulinpengikatkortikost
eroid>>afinitastinggitpkapasitasre
ndah&albumin)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 28

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

Metabolisme
Ekskresi

Farmakodina
mik

Indikasi

Efeksamping

#Ditimbundalamretikuloendotea
l dentin dan enamel gigi.
Menembussawaruridankadardal
amasitinggi.
#Tidak di metabolism
#Hati, mnjadi metabolic in aktif/
secaraberarti di hati.
potensirendah
#Melaluiurinberdasarkanfiltrasi
ginjal (padapemberian oral 2055%).
#Empedu (10x kadar serum)
Diekskresikankedalam lumen
usus.
#Menghambatsintesis protein
#Kortikosteroidbkerjammpengaru
bakteripadaribosomnya.
hi metabolism protein
#Masukkedalamribosombakteri
#Padajaringanlimfoid&fibroblast
Gram Negatifdengancara
hormone steroid
transport
merangsangsintesis protein
pasifmelaluikanalhidrofobikatau ygsifatnyamnghambat/
system transport aktif
toksistrhadapsellimfoid,
(resistensiakibatpompa protein
halinimnimbulkanefek katabolic.
yang
#Menghambatfenomenainflamasi
mengeluarkanobatdariselbakteri yaituedema,defositfibrin,dilatasik
)
apiler,migrasileukositketmpatrada
#Berikatansecara reversible
ng&aktivitasfagositosit.
padaribosom 30S
#Menghambatmanifestasiinflamas
danmencegahikatan t-RNA
iygtelahlanjut:proliferasikapiler&f
aminoasilpadakompleks mibroblast,pngumpulankolagen&p
RNA ribosom.
mbntukansikatrik
#Mencegahperpanjanganrantaip #Hanyasbgtxpaliatif(mnghambatg
eptid yang
ejalapenyebabpenyakitmasihada>
sedangtumbuhdanberakibatterhe >masking effect
ntinyasintesa protein.
#Inclusion conjungtivitis
#Excema
#Limfogranulomavenerium
#Dermaritis(atopic, kontak,alergi)
#Psitakosis
#Neurodermatitis
#Ureteritis non spesifik
#Gatal anus &genetalia
#Mikoplasmapneumoni,
#Sengatantawon
brucellosis, kolera, sampar, GO, #Efeksmping:
sifilis, trakoma, actinomikosis,
mningkatkantekananintraokulerm
diare
ata.
#Penggunaantopikalhanya di
indikasikanuntukinfeksimata
(Trakomadan Gram Positif
Negatif yang sensitive),
selainitusalepmatainidapat pula
digunakanuntukprofilaksisoftal
mianeonatorumpadaneonatus.
#Reaksikepekaan : erupsimorbiliformis, urtikaria, dermatitrisoksfoliatif, edema angioneurotic,
anafilaksis
#Reaksi toxic daniritatif : iritasilambung, diare, tromboflebitispada IM atau IV, terapi lama
dapatmenimbulkanleukositosis, limfositatipik, granulasitoksikpadagranulositdantrombositopenia,
fototoksik, hepatotoksik, menghambatpertumbuhantulangjanin (darihamil- umur 7th), digenesis gigi,
tetra expired >>sindromfanconi.
Efeksampingakibatperubahanbiologis>>super infeksi, entrokolitisstaphylokokus,
kandidiasis intestinal, colitis pseudomonas.
Striae, dermatitis peroral(radangsekitarmulut), alergi, malaria, telengiekstasia, glaucoma,

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 29

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

Interaksiobat

Kontraindikas
i

Dosis

folikulitis, timbuljerawat, hipopigmentasi.


#Hipokalemibiladiberikan dg
#Fenitoin,fenobarbital,
anti diuretic hematkalium.
efedrin,rimfampin
#Hati2 biladiberikanbrsama anti #Diuretic
koagualan (kumarin)
hematkalium&hidrokortisone
#Bersamametoksifluran>>nefrot #Hati2 brsamakoagulan
oksik
#Denganpenisilin>>efekantimik
roba tetra akan di hambat
#Karbamazepin, fenitoin,
barbiturate,
alkoholismekronis,>>induksien
zimpermetabolismedoksi>>mas
a paruhmnjadi 50%
#Perhatikan pro tombin time
jikabrsama warfarin
#Hamil, menyusui, gg. Fxginjal #Jamursistemik,
#Hati2 anak 4thcegahkontak dg
wamil&menyusui
mata
#Hipersensivitas,
#Hipersensivitas dg tetrasiklin
#Herpes
simplekmata>>kekeruhankornea
menetap
#Glaucoma sudutsempit(KI
relative)
#Laserasi&abrasion retina akibat
trauma>>mmperlambatpenyembu
han&mnyebabkaninfeksi
#Cream 1-2%.
#RA. 25mg
Tetesmata 1%
#Topikal: 0,1#Po 250- 500mg 4x/hr
1%(cream,salep,lotion)
#Topikalmata:
(1,5alep)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 30

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP B2.3
R/
Terbutalin
Doveri
CTM
Sir Complex
CMC Na
Aqua ad

10 mg
500 mg
10 mg
10%
1%
50 ml
m. f. 1. a. susp
S3. Dd. Sth. I

Cara menghitung :
Terbutalin
: 5 ml x 10mg = 1mg
1 kali minum 50 mg
Doveri
: 5 ml x 500mg = 50mg
1 kali minum 50 ml
CTM
: 5 ml x 10mg = 1mg
1 kali minum 50 ml
Sir Simplex 10 % = 50 ml x 10 = 5ml
100
CMC Na 1% = 50ml x 1 = 0.5 ml = 10 tetes
100
Nama obat => Terbutalin
Derivat / golongan = bronkodilator
Khasiat = Asma brociale (Bronkodilafiasi Bronkus)
Bronkitis Krotis
Efisema
Peny paru lain dengan spasme broncus
Sebagai infuse untuk menunda kelahiran premature
SifatB2 selektif / B2 Antoganis (anti asma)
Farmakokinetik
1. Absorsi = 33-50 % dosis oral diabsorsi di saluran cerna dan otak diabsorsi lebih baik
jika diberi secara subcutan
2. Distribusi = terbutalin merangsang langsung reseptor B2
Meningkatkan curah jantung, sehingga tekanan sistolik meningkat,
diastolik menurun
Menimbulkan bronchodilatasi, menurunkan tonus dan motalitas otot
polos sel cerna dan menghambat mymetrilim
3. Metabolism = dimetabolisme sebagian dihati terutama dalam bentuk kenjungat sulfat
4. Eksteresi =
Diekskresikan di dalam urine
Formakodinamik :
- Serbuk Kristal warna putih sampai putih abu abu yang tidak berubah atau terkadang
sedikit berbau seperti asam asetat, mudah larut dalam air, larut dalam HCI O,I,N
sedikit larut dalam alcohol, tidak larut dalam kloroform.
Indikasi :
Asma Bronciate
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 31

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Brokitis kronis
Emfisema
Sebagai infus untuk menunda kelahiran premature
Penyakit paru yang lain dan spasme bronkus
Efek samping : thremor, rasa gugup, khawatir, takikardia, palpitasi, nyeri kepala, nyeri
kepala, mual dan muntah terutama pada pemberian oral. Untuk menunda
kelahiran premature efek sampingnya. Adalah tarkikardia, hiperglikemi,
hipokelemia edeme parubila dehidrasi berlebihan .(pada ibunya) bayinya
mengalami hipoglikemia
Interaksi Obat :
- Tidak dianjurkan diberikan bersama simpatomimetik lain
- Hati hati bila diberikan bersama MAO inhibitor
Kontra Indikasi :
- Hipersensivitas, hati hati pada penderita hipertensi penyakit arterikoroner. Gangguan
aritmia, diabetes mellitus tirotiksikosis, riwayat konvulsi, hipokalemia. Hipertiroidism.
Dosis dan sediaan obat
1. Tablet = 2,5 mg
2. Sirup = 1,5 mg / ml
3. Ampul = 0,5 mg / ml
4. Canister = 0.25 mg / semprot
5. Aerosol = 0,25 mg / semprot
6. Respules = 2.5 mg / ml
7. Turbuhaler = 0.25 mg dan 0.5 mg
8. Dosis Dewasa = 0.25 mg diulang setelah 30 menit
9. Dosis Anak = 0.01 mg/kg
1. Nama Obat : Doveri
Derivat / golongan = analgetik
Khasiat : analgetik
Sedatif
Depresan Batuk
Sifat = Antitusif yang adiktif (ketagihan)
Farmakodinamik =
- Bentuk adalah serbuk akar / rhizoma kering yang rasanya pahit
Doveri ini isinya 2% alkaloid dan 60 90 % alkalcid
Indikasi :
- Influenza
- Sebagai penekanan reflek batuk sebagai sedative
- Sebagai ekpektoran
Efek samping
- Iritasi mukosa lambung
Dosis besar timbul muntah, batuk darah, erosi mukosa, albuminuria, bradikardia,
infark, myokard, inverse gelombang T.
Dosis dan sediaan Obat :
Batas dosis / kali = 100 200 mg

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 32

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Dosis Maksimal kali / hari = 1.5 5 gram
2. Nama obat : Chlorpheniramine maleat (CTM)
Derivat / golongan : Antihistamin
Khasiat : untuk meredakan gejala alergi
Sifat : chior yang punya daya 10 kali lebih kuat tapi derajat toksisitasnya tidak berubah.
Farmakokinetik :
1. Absorbsi
: melalui saluran cerna
2. Distribusi
: seluruh jaringan tubuh
3. Metabolisme : hepar
4. Ekskresi
: di ginjal dalam bentuk glukoronat
Indikasi
: demam urtikaria
Asma Bronchial
Rhinitis Alergika
Angioneuritik Edema
Reaksi Alergi Lain
Farmakodinamik :
Chiorpheniramine maleate termasuk dalam kategori agen anhalerggi yaitu histamine
(H-1 Receptor Antagonist). CTM ini memiliki nama 2 Pyridinepropanomine. B (4hlorophenyl) N.N. dimethyl
Efek samping :
Sedasi, gangguan gli, efek anti muskarinik, hipotensi, lemah otot, tinnitus, euphoria,
sakit kepala, CNS Stimulant, gangguan alergi, gangguan darah.
Interaksi obat :
Alkohol, CNS depresan, MAOi, Anti kolinergik
Kontra indikasi :
Hati-hati pada pasien Glaukoma sudut sempit kehamilan, retensi urin, BPH, Pasien
dengan lesi fukal otak
Dosis :Dewasa : 3-4 mg/dosis diberikan setiap 6-8 jam sekali
Anak
: 0,09 mg/kg BB/dosis diberikan setiap 6 jam sekali.
Sediaan: Tablet 4 mg
3. Syrpus simplex adalah CORRIGEN Rasa yang dimana menganddung glukosa 64-66%
Dosis lazim sirpus simplex adalah 10-20 %
4. CMC Na adalah Suspensator (bahan pengental)
Dosis lazim CMC Na adalah 1 2 %

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 33

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP C1.1
R/ Digoksin
Reserpin
Spironolakton
Sir. Simplex
CMC Na
Aqua ad
m.f.l.a susp.
S. 3.d.d cth 1

3,75 mg
375 mg
3,75
10%
1%
75 ml

Ket resep :
m.f.l.a : misce fac lege artis : Campuran dan buatlah menurut cara semestinya.
Susp : Suspensi
S. : Signa : Tandailah (tuliskan aturan pakai)
3 d.d = t.i.d : ter de die = ter in die : 3 x sehari.
Cth 1 : cochlear thea : 1 sendok teh (5ml)
Ad : sampai dengan
Diagnosa : Hipertensi, Decom. cordis, aritmia, gagal jantung (kanan), takiaritmia,
iskemia, asites
CMC Na
Carboxymethylcellulosae, emulgator berbahan semi sintetik dan sintetik
Sir. Simplex
Corygense rasa
Digoksin
Golongan
:
GLIKOSIDA JANTUNG
Indikasi
:
a. Gagal Jantung
b. Aritmia Supraventrikuler (terutama atrium fibirilasi)
Dosis
:
Dewasa, sehari, dosis awal 0,5 mg-1,0 mg/hari
Anak, 0,035 mg/kg/kali
Efek Samping :
Dosis berlebihan berakibat anoreksia, mual muntah, diare, nyeri
abdomen, gangguan penglihatan, sakit kepala, delirium, aritmia,
trombositopenia
Farmakokinetik :
a. Digoksin meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas
simpatis di nodus SA dan AV
b. Efek pada nodus AV inilah yang mendasari penggunaan digoksin
pada pengobatan fibrilasi atrium
Farmakodinamik:
a. Menghambat pompa Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung,
sehingga meniingkatkan kadar NA+ intrasel, dan ini menyebabkan
berkurangnya pertukaran Na+ dan CA++ selama repolarisasi dan
relaksasi jantung sehingg Ca++ tertahan dalam sel. Ambila Ca++
kedalam Retikulum Endoplasma meningkat, sehingga kontraktilitas
otot jantung meningkat
Kontraindikasi :
Bradikardia, Blok AV derajat 2 dan 3, Sindroma Sick sinus,
Kardiomiopati obstruktif hipertrofi, Hipokalemia
Bentuk Sediaan:
Tablet 0,25mg

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 34

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Spironolakton
Golongan : Antagonis Aldosteron (diuretik hemat kalium)
Spironolakton
Indikasi : edema dan asites pada sirosis hati, asites malignan, sindroma nefrotik, gagal
jantung kongestif; hiperaldosteronism primer.
Peringatan : produk-produk metabolic berpotensi karsinogenik pada hewan mengerat;
usia lanjut; gangguan hati; gangguan ginjal (hindari bila sedang sampai berat); pantau
elektrolit (hentikan bila terjadi hiperkalemia, hiponatremia; penyakit Addison).
Efek samping : gangguan saluran cerna; impotensi, ginekomastia, menstruasi tidak
teratur, letargi, sakit kepala, bingung; ruam kulit; hiperkalemia; hiponatremia;
hepatotoksisitas, osteomalasia, dan gangguan darah dilaporkan.
Dosis: Dewasa : 25 mg/x atau 100 mg/hari.
Anak : 15 3 mg/kg/hari
Bentuk Sediaan : Tablet 100 mg
Farmakokinetik : 30% spironolakton oral diserap di saluran cerna, mengalami sikulasi
enterohepatik dan metabolisme lintas pertama. Ikatan dengan protein cukup tinggi
Farmakodinamik : menghambat kompetitif aldosteron. Obat ini hanya efektik bila terdapat
aldosteron baik endogen ataupun eksogen dalam tubuh
Reserpin
Golongan : Adrenergik inhibitor
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang
Kontraindikasi : depresi; gagal ginjal berat
Peringatan : ulkus peptic; colitis ulserativa; asma bronchial; kehamilan dan menyusui;
usia lanjut.
Efek samping : depresi (sampai bunuh diri) akibat dosis yang terlalu tinggi; atau
akibat akumulasi dari penggunaan setiap hari untuk jangka waktu lama (waktu
paruhnya 1-2 minggu); bronkospasme; eksaserbasi gagal jantung kongestif atau
tercetusnya gagal jantung yang laten; gejala-gejala ekstra-piramidal (parkinsonisme,
diskinesia, distonia); memburuknya ulkus peptikum; mengantuk di siang hari,
gangguan tidur di malam hari, mimpi buruk; berat badan naik (nafsu makan
bertambah, retensi cairan); kongesti nasal; dyspepsia; kehilangan libido dan
impotensi; menstruasi tidak teratur, amenorea, galaktorea.
Dosis : Dewasa : Dosis Awal : 500 g/x; Dosis Pemeliharaan : 100-200 g/x
Anak : 0,02-0,07 mg/kg/hari
Bentuk sediaan : tablet 0,1 mg dan 0,25 mg
Farmakodinamik :

Curah jantung dan resistensi perifer berkurang pada terapi jangka


panjang dengan reserpin. Penurunan tekanan darah berlangsung dengan
lambat. Terjadi retensi garam dan air, pseudotolerence

Farmakokinetik :

Reserpin dimetabolisme seluruhnya, tidak ada bentuk utuh yang


ekskresi dalam urin

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 35

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP C1.2
R/ Colistin sulfat
100.000 IU
Loperamid HCl
2 mg
Norit
100 mg
Sacch. Lactis
q.s
m.f.l.a pulv dtd No.XV
S. 3.d.d pulv I
Dx : Diare Akut Non Spesifik
Pada pasien Dewasa
Loperamid HCl 2 mg/x
1 hari = 2 mg x 3 = 6 mg/hari

Dosis Loperamid HCl untuk dewasa : 4 8 mg/hari

Keterangan Resep :
m.f.l.a : misce fac lege artis : Campuran dan buatlah menurut cara semestinya.
pulv : pulveres : Serbuk terbagi = Puyer
d.t.d : da tales doses : Berikan sebanyak dosis tersebut
S. : Signa : Tandailah (tuliskan aturan pakai)
3 d.d = t.i.d : ter de die = ter in die : 3 x sehari.
q.s : quantum satis/sufficit : Secukupnya.
Lactosum
Nama resmi : Laktosa
Sinonim : Saccharum Lactis
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar larut dalam
etanol (95%); praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
COLISTIN SULFAT
Golongan : Antibiotik Polimiksin
Indikasi : Kolistin aktif terhadap bakteri Gram negative termasuk Pseudomonas
aerugenosa. Kuman lain yang peka ialah Escherichia, Haemophilus, Klebsiella,
Enterobacter, Salmonella, Shigella, Pateurella, Bordertella dan Vibro.
Dosis :
Oral : untuk sterilisasi usus, 1,5 3 juta unit tiap 8 jam.
Injeksi I.M, I.V, atau Infus : 2 juta unit tiap 8 jam.
Inhalasi berat badan lebih kurang 40 kg : 500.000 UI tiap 12 jam.
Efek Samping : parestesia perioral dan peripheral, vertigo, kelemahan otot, apne,
nefrotoksisitas. Kadang-kadang gangguan vasomotor, gangguan bicara dan penglihatan,
bingung dan psikosis. Neurotoksisitas terjadi pada dosis berlebihan; bronkospasme pada
pemberian secara inhalasi.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 36

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, pada px gangguan ginjal dan hati.
Farmakokinetik :
Farmakodinamik : Obat ini aktif bekerja dengan mengganggu fungsi pengaturan
osmosis oleh membrane sitoplasma kuman. Resistensi terhadap antibiotik ini jarang
terjadi.
Sediaan : Colistine Tablet 250.000 UI, 1.500.000 IU (K)
LOPERAMID HCl
Golongan : Derivat Defenoksilat
Indikasi : Pengobatan simptomatik diare akut sebagai tambahan terapi rehidrasi pada
dewasa dengan diare akut dan anak-anak lebih dari 4 tahun; Diare kronik hanya pada
dewasa.
Dosis : 4 8 mg per hari.
Diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setiap setelah buang air besar hingga
maksimal 5 hari. Dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari. Dosis lazimnya 6-8 mg sehari.
Dosis Anak : Dibawah 4 tahun, tidak di anjurkan, 4 8 tahun 1 mg 3-4 kali sehari hingga
maksimal 3 hari, 9 12 tahun 2 mg 4 kali sehari hingga maksimal 5 hari.
Diare kronik pada dewasa, dosis awal 4 8 mg, diikuti 2 mg setiap buang air besar.
Dosis tidak melebihi 16 mg sehari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan
selama 48 jam.
Efek Samping : kram abdomen, pusing, mengantuk dan reaksi kulit termasuk urtikaria;
ileus paralitik dan perut kembung.
Kontraindikasi : Kondisi dimana penghambatan peristaltic harus dihindari, terjadi
kejang perut, atau pada kondisi seperti colitis ulseratif akut atau colitis karena antibiotik.
Farmakokinetik : Pada dosis besar loperamid, kadar puncak dalam plasma dicapai
dalam waktu 4 jam sesudah makan obat. Masa laten yang lama ini disebabkan oleh
penghambatan motilitas saluran cerna dan karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik.
Waktu paruhnya adalah 7-14 jam. Loperamid tidak diserap dengan baik melalui
pemberian oral dan penetrasinya ke dalam otak tidak baik; sifat-sifat ini menunjang
selektivitas kerja loperamid. Sebagian besar obat diekskresi bersama tinja.
Farmakodinamik : Obat ini memperlambat mortilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat ini berikatan dengan dengan
reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid
dengan reseptor tersebut.
Sediaan : Loperamid Tablet 2 mg, Sirup 1 mg/5 ml.
NORIT (KARBON AKTIF)
Indikasi : Mg trisilikat Al (OH)3 dan Karbon aktif (Norit) berspektrum kerja luasdan
masa kerja cepat sehingga berguna pada keadaan darurat untuk mengobati keracunan
obat. Karbon aktif ternyata menghambat absorbs teofilin dan berguna untuk mengatasi
keracunan.
Dosis :
3 kali sehari 6 9 tablet.
Diare dengan atau tanpa kejang.
Perut kembung karena gas-gas yang menggumpal dalam usus (flatulence).
Gangguan lambung karena pencernaan terganggu (indigestion).
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 37

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Rasa mual setelah minum alkohol yang berlebihan.
Pada keracunan oleh daging, sosis, kerang, remis, udang, ikan, jamur dan sebagainya,
atau carbol, lysol dan sebagainya. Dosis : 20 tablet norit dan diulangi seperlunya.
Penggunaan pada anak-anak dibawah umur 3 tahun hanya atas petunjuk dokter.
Pemakaian pada masa kehamilan : Obat ini boleh digunakan sesuai instruksi dan
aturan pakainya.
Efek samping : Muntah, konstipasi, feses hitam
Farmakokinetik : Pemberian oral obat ini dapat menjerap bakteri, toksin dan gas, akan
tetapi adsorpsi ini tidak spesifik, sehingga obat-obatan, nutrient dan enzim dalam saluran
cerna akan di jerap juga.
Sediaan : Norit, 1 Tube @ 40 tablet.
Komposisi : Karbon Aktivatus : 125 mg.
Excipients Ad : 325 mg.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 38

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP C1.3
R/

Zinci undercylinat
Sulfur PPT
Promethazine
Vaselin
ad
m.f.l.a ung
S. ue

3%
3%
1%
10

Dx : gatal karena jamur (dermatomikosis), pyoderma, luka bersekret, alergi kulit


Zinci undercylinat & sulfur PPT 3% : 10/100 x 3 = 0,3 g = 300 mg
Prometazin 1 %
: 10/100 x 1 = 0,1 g = 100 mg
Pro : dewasa
Vehikulum : vaselin krn untuk epidermis dan tidak untuk muka
Keterangan resep:
Ad : sampai
M.f.l.a ung : misce fac lege artis unguentum : campuran & buatlah menurut cara semestinya s
alep
S.ue : signa usus externum : tandai untuk obat luar ( topikal )
ZINCI UNDERCYLINAT
Indikasi

: - lesi kulit akibat jamur dermatomikosis ( epidermophyton, tricophyton,


microspora )
Dosis
: 50 mg
Efek Samping : - Iritasi mukosa bila konsentrasi > 1%
Pemberian topical jarang ada iritasi
Bahan sediaan obat : - padat
- Tincture (5%)
-Salep dan serbuk (as 5% + zinc undercylinat 20%)
-Bedak dan aerosol (as 2% + zinc undercylinat 20%)
Golongan obat : obat anti jamur
Kontra Indikasi : tinea kapitis
Asal : lemak
Warna : kuning
Bau : tengik
Efektifitas : epydermophyton, microsporum, trichopyton
Kegunaan : topikal
Interaksi obat : aktifitas meningkat pada suasana asam
Khasiat : - fungistatik : dosis rendah
- fungisida : dosis tinggi
Fungsi : menekan luasnya peradangan

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 39

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
SULFUR PRAECIPITATUM
Indikasi

: - antiacne
- antiseptic ( 10 15 %)
-antifungi ( 10 15 %)
-anti scabies / parasitisida ( 4 10 % )
-anti seboroik ( 20 % )

Dosis : 1-8%
BSO : balerang endap mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih dari 100,5% S, d
ihitung terhadap zat anhidrat
Macam sulfur :
4. Sulfur PPT paling lembut & lebih halus : penetrasi lebih mudah, kontak lebih luas
5. Sulfur depresan : yang memurnikan kelarutan lebih baik tapi sulfur PPT lebih baik dal
am bentuk cair
6. Sulfur sublimatum : sublimasi
7. Sulfur colloidale : koloid
Warna : kuning
PROMETAZINE
Indikasi
: mencegah & mengobati mual, muntah, Ex: motion sickness, GE, verti
go, labirinitis/ gg keseimbangan, insomnia, hay fever, reaksi alergi karena makanan dan obat
Dosis
: dewasa : anti emetic 25 mg/x
Antihistamin 12,5 50 mg/x
Efek samping
: mengantuk, hipertensi, hipotermi, konfusi/disorientasi, agranulositosi
s
Farmakokinetik
: A : absorbsi pada saluran cerna secara baik
D : paru paru, limpa, ginjal, otak, otot
M : dibiotransformasi di hati
E : melalui urin
Farmakodinamika
: membatasi & menghambat efek histaminyang dilepaskan
KI
: hipersensitifitas
Golongan
: H1 blocker / anti histamine 1 derivat fenotiazin
BSO
: padat (tablet)
Sifat
: antikolinergik, sedatif,antihistamin1,antiemetik,larut dalam air
Preparat
: allergin & buragon
Khasiat
: antialergi & anastesi local, sbg sedatif-hipnotik, meredakan rangsang
batuk

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 40

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP C.2.1
R/ Bromhexin
Orchiprenalin
Atropine Sulfat
Sir. Simplex
Aqua
ad
m.f.l.a susp
S. 3.d.d. cth II
Dx
BROMHEXIN
1. Nama Obat
2. Golongan

3. Khasiat
4. Sifat
5. Farmakokinetik
Absorbsi
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
Ambroksol

60 mg
75 mg
5 mg
10 %
150 ml

: Batuk Disertai Diare


: Bromhexin
: Mukolitik (obat yang dapat mengencerkan secret saluran nafas
dengan dan
memecah benang-benang mukoprotin dan mukopolisakarida dari
sputum)
: sebagai expectorant yaitu mengubah struktur sekresi bronkial dan dan
menambah volume sehingga viskositas (kekentalan) secret berkurang
: Serbuk kristal warna putih atau hampir putih. Tidak larut dalam air,
sedikit larut dalam alkohol dan kloroform.
:
: Absorbsinya cepat berasal dari saluran cerna
: luas ke jaringan tubuh. Bromheksin berikatan dengan protein plasma
dalam jumlah tinggi, melewati blood-brain barrier dan sejumlah kecil
melewati plasenta.
: mengalami first pass di hati
: 85-90% melalui urin, sebagian besar dalam bentuk metabolit.
adalah metabolit dari Bromheksin. Waktu paruh eliminasi sampai 12

jam.
6. Farmakodinamik
7. Indikasi
8. Efek Samping

9. Interaksi Obat

: - pengurangan vikositas dahak


- stimulasi pada sekresi, gerakan siliar, pembntukan surfaktan
- perbaikan penangkalan imunologis setempat
: Batuk produktif, batuk oleh karena flu, batuk akut/kronis bronkitis
: Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan. Batuk atau
bronkospasme pada inhalasi (kadang-kadang). Mual, muntah, diare
dan efek samping pada saluran cerna. Pernah dilaporkan adanya
peningkatan transient nilai serum aspartat aminotransferase (SGOT).
: Antibiotik (Amoxicillin, Cefuroxime, Doxycycline) : penggunaan
bersama dengan Bromheksin akan menyebabkan peningkatan
konsentrasi
antibiotik di jaringan paru.
: Hipersensitif terhadap Bromheksin

10. Kontra Indikasi


11. Dosis dan Sediaan
tab 8 mg
- D : 8 mg diberikan setiap 8 jam

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 41

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
- A : 2-5 thn = 4 mg diberikan setiap 12 jam
Sirup 4 mg/5 mg botol 60 ml
- D & A (> 5 thn) : 10 ml diberikan setiap 8 jam
- A (5-10 thn)
: 5 ml diberikan setiap 8 jam
A (2-5 thn)
: 5 ml diberikan setiap 12 jam
Inj 2 mg/ml, amp @2 ml
- D & A (>10 thn): 1 amp i.v atau infus diberikan setiap 8-12 jam
Sumber: UNAIR
12. Analisis Resep
:
Diketahui: S. 3.d.d. cth II {I cth = 5 ml maka kalau II cth = 10 ml/kali (5x2), karena 3x
sehari/3.d.d maka 3x10 = 30 ml/hari , Aq ad = 150 ml total keseluruhan suspensi
a. kandungan BROMHEXIN Hcl 1 x minum:
10 (jmlh cth) x 60 (jmlh Brmhxin) = 4 mg ( kemungkinan px anak)
150 (aqua ad)
b. Menentukan umur dgn BROMHEXIN:
30ml (signa) x 60 mg (BROMHEXIN) = 12 mg/hr = 12 mg/hr = 4 mg/x
150 ml (aqua ad)
3
ATROPINE SULFAT
1. Nama Obat
: Atropin
2. Golongan
: Antagonis Muskarinik (Bloker secara selektif sinaps muskarinik pada
saraf parasimpatik)
3. Khasiat
: Spasmolitik (obat-obat yang melemaskan otot polos)
4. Sifat
: Serbuk kristal putih atau kristal putih seperti jarum. Injeksi atropine
berada dalam bentuk larutan steril dalam pelarut water for injection
atau larutan Na Cl 0,9 %
5. Farmakokinetik
:
Absorbsi
: Reabsobsi diusus dan mukosa cepat dan lengkap. Reabsorbsinya
melalui
kulit dan mata tidak mudah.
Distribusi
: Terdistribusi secara luas dalam badan
menembus plasenta
masuk
dalam air susu menembus sawar darah otak
Metabolisme
: hepatik eliminasi (half-life elimination) 2-3 jam
Ekskresi
: melalui urin (30% hingga 50% dalam bentuk obat yang tidak berubah
dan
metabolitnya)
6. Farmakodinamik : Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik
secara
reversible (tergantung jumlahnya). Hasil ikatan pada reseptor
muskarinik
adalah mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenilil
siklase
yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya.
Jaringan yang memiliki kesensitifan tinggi terhadap atropine adalah
kelenjar ludah , bronkial dan kelenjar keringat. Penggunaan Atropine

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 42

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

7. Indikasi
dengan

terhadap mata dapat menimbulkan efek pelebaran pupil dan


berkurangnya
akomodasi
: Pengobatan simptomatik gangguan saluran cerna yang ditandai

spasme
otot
polos,
midriasis
dan
sikloplegia;
premedikasi. Spasme/kejang
pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor
organik.
8. Efek Samping
: Peningkatan tekanan intraokular, sikloplegia (kelumpuhan iris mata),
midriasis, mulut kering, pandangan kabur, kemerahan pada wajah dan
leher, hesitensi dan retensi urin, takikardi, dada berdebar,
konstipasi/sukar
buang air besar, peningkatan suhu tubuh, peningkatan rangsang
susunan
saraf pusat, ruam kulit, muntah, fotofobia (kepekaan abnormal terhadap
cahaya).
9. Interaksi Obat

Aktifitas antikolinergik bisa meningkat oleh parasimpatolitikum lain.


Guanetidin, histamin, dan Reserpin dapat mengantagonis efek penghambatan
antikolinergik pada sekresi asam lambung.
Antasida bisa mengganggu penyerapan Atropin.
10. Kontra Indikasi : Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan dan
saluran kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan,
ileus paralitikum, asma, miastenia gravis, kolitis ulserativa,hernia hiatal, penyakit hati dan
ginjal yang serius.
11. Dosis dan Sediaan :
- inj. 1 mg/ml : - D : 0,25-0,5 mg/dosis i.m, diberikan 4-6 jam maksimal 2 mg/24 jam
- 0.3-1,0 mg/ dosis i.v diberikan 4-6 jam maksimal 3mg/24 jam
NB: diminum 30 menit sebelum makan (sumber: Unair)
12. Analisis Resep
:
Kandungan Atropine Sulfat :
10 ml x5 mg = 0,3 mg
150 ml
ORCIPRENALIN
1. Nama Obat
: Orciprenalin ( Metaproterenol )
Nama Produk
: Alupent
2. Golongan
:stimulant beta-adrenoreseptor
3. Khasiat
: Bronkodilatasi
4. Sifat
: pereda nyeri pada sakit tenggorokan/faringitis
5. Farmakokinetik
:
Absorbsi
: reabsorbsinya lebih baik dan mulai efeknya lebih lambat
Distribusi
: ke semua jaringan dalam sel
Metabolisme
: dimetabolisme di hati

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 43

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Ekskresi
6. Farmakodinamik
polos
7. Indikasi
emfisema

: melalui urin
: membalikkan keaadaan bronkospasme dengan merelaksasikan otot
bronkial
: Asma bronkial, bronkospame reversibel pd bronkitis kronis &
paru, termasuk bronkospame krn pemakaian obat penghambat

reseptor
8. Efek Samping

beta. Preparat utk mendukung terapi dg antibiotik sekretomukolitik,


kortikosteroid, larutan garam fisiologi, disodium kr
: Palpitasi, gelisah, tremor jari tangan, kulit kemerahan, sakit kepala,

rasa tertekan di dada, ggn tidur, mual, ggn ventrikel atau angina pektoris & raksi alergi kulit.
Dosis tinggi (IV atau infus); takikardi, aritmia,
penurunan tekanan darah.
9. Interaksi Obat
: Beta Bloker
menghambat orciprenalin, efek simpatomimetik
dihambat
oleh Beta Bloker & di tingkatkan oleh MAOI dan simpatomimetik
lain
10. Kontra Indikasi : Hipertiroidisme, stenosis aorta subvalvular, takiaritmia.
11. Dosis dan Sediaan :
- Inhaler mencegah serangan sesak nafas 1-2 semprot 3 kali /hari.Serangan akut sesak 1-2
semprot.
12. Analisis Resep
:
Kandungan Orciprenalin:
10 ml x 75 mg = 5 mg
150 ml
SIRUP SIMPLEX (FI. Edisi III, hal. 576)
Nama resmi
: SIRUPUS SIMPLEX
Sinonim
: sirup gula
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna
Pembuatan
: larutkan dalam 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25%
b/v
secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk
AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama sinonim
: Air suling, Air murni
Rumus molekul
: H2O
Berat molekul
: 18,02
Pemerian
: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 44

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP C.2.2
R/ Bacitracin
Phenyl Propanol Efrin
Paraffin Liq.
Vaselin ad
m.f.l.a. ung
S. ue 2 d.d. od/os

0,5%
0,15%
10%
10

1. Analisis Resep:
Perhitungan berat:
- Bacitracin 0,5% 0,5 x 10 / 100=0,05 g=50 mg
- Phenylefrin 0,15% 0,15 x 10 / 100=0,015 g=15 mg
- Parrafin liquid 10% 10 x 10 / 100= 1 g= 1000 mg
m.f.l.a. ung = misce fac lege artis (campur dan buatlah menurut cara semestinya) unguentum
S. ue 2 d.d. od/os = Signa usus externus bis de die oculi dextra oculi sinistra (tandailah obat
luar 2 kali sehari di mata kanan dan mata kiri)
Diagnosa: infeksi mata karna GO biasanya pada neonatus, conjungtivitis.
Bacitracin
-

Khasiat: Sebagai antibakteri.


Bersifat: bakterisid terhadap kuman gram (+). Hanya digunakan secara topikal untuk
berbagai infeksi kulit dan mata karena pada pemberian sistemik bersifat nefrotoksik.
Stabil dalam bentuk salep, tidak stabil dalam bentuk cream. Seng bacitracin juga
sering dikombinasikan dengan neomycin sulfat dll untuk penggunaan topikal.
Cara kerja: menghambat sintetis dinding sel bakteri dengan mencegah penggabungan
mucopeptida ke dinding sel pertumbuhan bakteri.
Nama lain: Bacillus Subtilis
Bentuk sediaan: Salep kulit dan mata yang mengandung 500 unit/gram
Golongan: Antimikroba non beta lactam
Indikasi: Mencegah oftalmia neonatorum karena gonore. Infeksi kulit dan mata
(konjungtivitis). Infeksi kulit superfisial oleh berbagai kuman gram (+) contoh
eksema dan ulkus dikulit.
Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap bacitracin. Pasien atopik.
Dosis: dosis umum= 1 % pada topikal. Pada oral anak 25.000 UI/x, dewasa 40.000
UI/x. Pada IM dewasa 20.000 UI/x, pada anak 10.000 UI/x.
Interaksi obat: streptomisin, gentamisin , kanamicin, polimiksin B, Colistin,
neomycin, amfoterisin B.
Efek samping: Pada penggunaan berlebihan akan mengakibatkan mikroba resisten.
Nefrotoksitas, albuminuria, cylindruria, azotemia pada pemberian secara parenteral.
Mual muntah. Gatal. Diskrasia darah. Diaforesis. Nyeri pada tempat suntikan. Ruam
kulit.Im dapat menyebabkan gagal ginjal akibat tubular dan glomelurus
nekrosis.Reaksi alergi.
Metabolisme: berlangsung dalam dinding sel kuman (sitoplasma).
Absorbsi : diserap oleh luka, mukosa, dan tidak diserap oleh kulit utuh.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 45

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
-

Distribusi: tersebar luas di semua organ tubuh dan ditemukan dalam cairan pleura.
Distribusi diabaikan dalam CSF(cairan cerebro spinal) bahkan tingkat peradangan
pada meningen nya minimal.
Ekskresi: urin 10-40%
Farmakodinamik: bersifat bakteriosid, spektrum sempit hanya gram (+). Menghambat
sintesis penggabungan mucopeptida ditingkat membran sel.

Phenyl propanol efrin


-

Cara kerjanya merangsang reseptor (agonis)


Nama lain: agonis selektif reseptor 1. Derivat adrenalin
Bersifat: agonis selektif
Golongan: adrenergik
Bentuk sediaan: phenylephrine HCL tetes mata 2,5%, btl 5ml. Tetes mata 5%, btl 5
ml. Tetes mata 10%, btl 5 ml.
Khasiat: meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik. Menurunkan cardiac output dan
perfusi ginjal. Melebarkan pupil pada tetes mata. medriatikum, nasal decongestan,
vasokontriksi lokal.
Indikasi: pemeriksaan fundus okuli pada tetes mata. Pada sediaan oral untuk indikasi
Dingin, batuk, dan anorexan.
Kontra indikasi: hipersensitif terhadap fenilefrin atau sulfit. Hipertensi berat,
ventrikular takikardi, glaukoma sudut sempit.
Dosis: pada dewasa dosis awal 2-5 mg IM atau Subcutan, tidak melebihi 5 mg. Dosis
pemeliharaan 1-10 mg. Pada penderita hipertensi berat/syok 100-180 mcg iv bolus,
40-60 mcg/menit infus IV kontinu. Pada anak2 5-20 mcg/kg IV bolus 10-15 minute,
atau 0,1-0,5 mcg/kg/menit IV infus kontinu. Pada tetes mata 2,5 %-10% 1 tetes/dosis.
Untuk penggunaan oral adalah 25 mg/x.
Bentuk sediaan : Tetes mata (medriatikum): 2,5%-10%,btl 5 ml.
Interaksi obat: iobenguene i 123, isocarboxacid, linezoid, phenelzine, procarbazine,
selegiline transdermal, tranylcypromine, rasagiline.
Efek samping: ekstravasasi, hipertensi, sakit kepala, hiperhidrosis,reflek
bradikardi,gelisah/cemas, periferal/viceral vasokonstriksi, aritmia, rasa terbakar,
kemacetan rebound, bersin, edema paru, asidosis metabolik, penurunan perfusi ginjal,
output urin berkurang, mual, iritasi lambung, palpitasi.
farmakodinamik: aktifasi reseptor alfa 1 pada otot polos menimbulkan kontraksi,
kecuali pada otot polos usus menimbulkan relaksasi. Aktifasi reseptor alfa 1 pada
jantung menyebabkan peningkatan kontraksi otot jantung dan aritmia.
Bioavailabilitas <38%
Metabolisme: lebih banyak di dalam dinding usus sebagian di hati. Sebagai asam Mhydroxymandelic (tidak aktif)
dieksresikan lewat urin 80-90%. Waktu paruh 2-3 jam fase terminal.
Absorbsi: minimal pada sistemik. Onset 10-15 menit, durasi 15 menit.
Distribusi: terdapat pada otot polos (pembuluh darah, saluran kemih, dan usus) dan
jantung.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 46

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Parafin Liquid
-

Parafin liquid adalah mineral oil. Sebagai vehikulum agar lebih encer. Digunakan 1020%.
Parafin liq adalah campuran cairan hidrokarbon yang diperoleh dari minyak bumi.
Setelah minum obat ini tinja melunak disebabkan berkurangnya reabsorbsi air dari
tinja.
Parafin liq tidak dicerna didalam usus dan hanya sedikit diabsorbsi. Yang diabsorbsi
ditemukan pada limfonodus mesenterik, hati dan limpa.
Kebiasaan menggunakan parafin cair akan menggangu absorbsi zat larut lemak
misalnya absorbsi karoten menurun 50%, absorbsi vitamin A dan D juga akan
menurun. Absorbsi vitamin K menurun dengan akibat hipoprotrombinemia dan juga
dilaporkan terjadinya pneumonia lipid.
Obat ini menyebabkan pruritus ani, menyulitkan penyembuhan pasca bedah daerah
anorektal dan menyebabkan perdarahan. Jadi untuk penggunaan kronik jelas obat ini
tidak aman.
pada salep dikombinasikan dengan vehikulum lainnya.

Vaselin
-

vaselin adalah kelompok hidrokarbon, hasil sampingan dari destilasi minyak bumi.
Sebagai vehikulum dan untuk melembutkan. Digunakan 10-20%.
Macam vasellin ada 2 yaitu: vaselinum album (vaselin berwarna putih untuk obat
warna putih), vaselinum flavum (vaselin kuning untuk bahan obat yang berwarna).
Dapat sendiri atau dikombinasikan dengan vehikulum lainnya.
Salep yang dibuat dengan hidrokarbon karena bersifat hidrofobik tidak larut dalam
air, juga sulit dapat dicuci dengan air, disamping itu juga tidak dapat dikombinasikan
dengan bahan obat yang mengandung air. Salep dengan hidrokarbon sebagai
vehikulum ialah untuk salep epidermik.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 47

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP C2.3
R/

Paracetamol
Phenil Propanolamin
Chlorpeniramine Maleat (CTM)
Sacch.Lactis
M f l a pulv dtd No.X
S 3 dd pulv I

50mg
15mg
1mg
qs

Paracetamol

1. Paracetamol = Acetaminophen
2. Derivat dari Para Amino Fenol
Metabolit dari fenasetin
3. Khasiat : Analgesik, Antipiretik
4. Sifat :
5. Farmakokinetik :
Absorpsi : cepat dan sempurna di saluran cerna
Distribusi : seluruh tubuh
Metabolisme : dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati; paracetamol
sebagian besar dikonjugasi asam glukoronat dan sebagian kecil oleh asam
sulfat;paracetamol mengalami hidroksilasi sehingga menimbulkan
methemoglobinemia dan hemolisis eritrosis
Ekskresi : ginjal
6. Farmakodinamik :
Mengurangi atau mengurangi nyeri ringan sedang,menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral
7. Indikasi : demam,influensa, sakit kepala
8. Efek samping :
reaksi alergi jarang terjadi tapi biasanya eritema/urtikaria
mual,muntah
anemia hemolitik didapatkan jika pada pemeriksaan kronik
dosis tinggi jangka panjang: hepatotoksik, nefrotoksik
9. Interaksi obat (IO):
Kafein : meningkatkan efek paracetamol
Barbiturat
Anti konvulsi
Alkoholik kronik
10. Kontra Indikasi (KI) :
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal
Pasien dengan gangguan fungsi hati
11. Dosis :
Obat tunggal/sediaan : tablet/500mg ; sirup 120mg/5ml
Kombinasi tetap: tablet/cairan
Dosis dewasa(DD) = 300mg-1 g/x maksimal 4g/hr
Dosis anak (DA) =

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 48

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
6-12 th = 150-300mg/x maksimal 1,2g/hr
1-6th = 60-120mg/x maksimal 6x/hr
<1th = 60mg/x maksimal 6x/hr
12. Paracetamol pada kasus ini sebagai analgesik antipiretik

Phenylpropanolamin
1.
2.
3.
4.
5.

Phenylpropanolamin
Merupakan obat adrenergik non katekolamin
Khasiat : Bronkodilator,dekongestan nasal
Sifat :
Farmakokinetik :
Absorpsi : melalui saluran cerna
Distribusi : seluruh tubuh
Metabolisme : di hepar
Ekskresi : ginjal
6. Farmakodinamik : merelaksasikan otot polos saluran cerna,relaksasi otot polos
sfingter,prostat,merelaksasi otot polos bronkus,vasokontriksi pembuluh
darah,menghambat tonus dan kontraksi uterus pada saat kelahiran prematur =
respon berbeda tergantung fase kehamilan dan dosisi yang diberi.
7. Indikasi : rhinitis akut,common cold
8. Efek samping :
Tremor,rasa gugup
mual,muntah
khawatir,takikardi
nyeri kepala
9. Interaksi obat :
10. Kontra Indikasi (KI) :
Hipertensi
Hipertrofi prostat
Penyakit jantung koroner
Diabetes
11. Dosis : Dewasa : 25-50mg/x
12. Digunakan sebagai dekongestan nasal,bronkodilator

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 49

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

Chlorpheniramin maleat

1. Chlorpheniramin maleat = (CTM)


2. Golongan alkilamin-propilamin
3. Khasiat : Analgesik, Antipiretik
4. Sifat :
5. Farmakokinetik :
Absorpsi : melaluidi saluran cerna
Distribusi : seluruh tubuh
Metabolisme : hepar
Ekkskresi : ginjal
6. Farmakodinamik : menghambat otot polos pada bronkus,dapt menghambat sekresi
saliva dan sekresi kelenjar eksokriin lain akibat histamin,dapat merangsang ataupun
menghambat SSP
7. Indikasi : antihistamin,penyakit alergi dan mencegah / mengobati mabuk perjalanan
8. Efek samping :
Sedasi
Vertigo
Tiniyus
mual,muntah
tremor
mulut kering
9. Interaksi obat (IO):
Alkohol
Obat penenang
Hipnotik sedatif
10. Kontra Indikasi (KI) : sopir/pekerja yng membutuhkan kewaspadaan tentang
kemungkinan timbul masa kantuk
11. Dosis :
Tab4mg
DD: 3-4mg/dosisi,diberi tiap 6-8jam
Da : 0,09/kgbb/dosis tiap 6-7jam
12. CTM digunakan untuk anti histamin

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 50

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP D1.1

R/

Streptomicin sulfur
Sulfaguanidin
Diphenoxylate
Sir. Simplex
CMC Na
Aqua
m.f.l.a susp
S.3.d.d cth I

ad

3g
3g
0,05g
10%
1%
100ml

Dosis 1x minum (Streptomicin sulfur)


15/100 x 3000mg
=
450mg/hr
Dewasa = 500-1000mg/hr
Anak = 20-30 mg/kgBB/hr
*resep diatas untuk pasien dewasa

150mg/x

Streptomicin
1. Nama obat
Sinonim

Streptomycin

dihydrostreptomycin sulfate ; Streptomycin sulfate

Struktur kimia :

C21H41N7O12

2. Derivate/golongan :
Aminoglikosida
3. Khasiat
:
Anti tuberculosis dan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri tertentu.
4. Sifat
:
Bakteriostatik dan bakterisid terhadap kuman TB
5. Famakokinetik
Absorbs
:
eritrosit dan plama
Distribusi
:
seluruh cairan ekstrasel
Metabolisme
:
di hepar
Ekskresi
:
filtrasi glomerulus
Half time
:
2-3 jam
6. Farmakodinamik
Streptomycin adalah sintesis protein inhibitor. Ia mengikat ke protein S12 dari
subunit 30S. Hal ini untuk mencegah inisiasi sintesis
protein,
mengganggu
permeabilitas membrane dan menyebankan kematian sel-sel mikroba. Manusia
structural ribosom berbeda dari bakteri, sehingga memungkinkan selektivitas
antibiotic ini untuk bakteri. Namun pada konsentrasi rendah, streptomycin hanya
menghambat pertumbuhan bakteri, hal ini dilakukan oleh ribosom untuk membujuk
prokariotik mRNA salah membaca.
7. Indikasi
Anti tuberculosis
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu (tularemia, brucellosis, plaque,
enterococcal endocarditis)
Radang sal. Cerna

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 51

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
8. Efek samping
sakit kepala sebentar atau malaise
parestesi di muka terutama disekitar mulut
hipersensitivitas biasanya terjadi diminggu-minggu pertama pengobatan
jika diberikan dalam dosis besar dan dalam jangka waktu yang lama, bersifat
neurotoksik pada saraf cranial ke VIII
nefrotoksik
ototoksisitas (lebih sering terjadi pada pasien yang fungsi ginjalnya terganggu)
nefrotoksik dan ototoksisitas biasa terjadi pada kelompok usia 65 tahun. Oleh
karena itu obat ini tidak boleh diberikan pada kelompok usia tersebut
reaksi anafilaktik, agranulositosis, anemia aplastik, demam obat
PENGARUH KEHAMILAN
Pada trimester ke 2 dan ke 3 , meningkatnya resiko kerusakan syaraf vestibular dan
auditori. Meningkatkan efek/toksisitas; peningkatan/ perpanjangan efek dengan

senyawa depolarisasi dan nondepolarisasi neuromuscular blocking. Penggunaan


bersama dengan amfoterisin dan diuretic loop dapat meningkatkan nefrotoksisitas
pada ibu hamil dosis total tidak boleh melebihi 20 gram dalam 5 bulan kehamilan
untuk mencegah ketulian pada bayi
PENGARUH MENYUSUI
Streptomisin terdistribusi ke dalam air susu ibu

9. Interaksi obat
kombinasi dengan doksisiklin pada pengobatan brucellosis, enterococcal
endokarditis
Meningkatkan efek/toksisitas ; peningkatan/perpanjangan efek dengan senyawa
depolarisasi dan nondepolarisasi neuromuscular blocking
Penggunaan bersama dengan amfoterisin dan diuretic loop (misalnya asal
etakrinat dan furosemid) dapat meningkatkan nefrotoksisitas
10. Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap aminoglikosida lain
(Golongan aminoglikosida diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin,
kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin,
tobramisin)
11. Dosis dan sediaan
Dewasa = 500-1000mg/hr
Anak = 20-30 mg/kgBB/hr
12. Analisis resep
Sterptomicin dalam resep ini digunakan sebagai antibiotic untuk radang saluran cerna.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 52

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

Sulfaguanidin
Sulfaguanidin
Sulfonamid
Kemoterapeutik
Sulfonamida bersifat mikrobiostatik untuk sejumlah
besar bakteri gram + dan gram - , dan berbagai protozoa
(seperti coccidia, Plasmodium spp)
Sulfonamida digunakan biasanya dengan kombinasi agen
kemoterapi lainnya untuk merawat infeksi saluran kencing,
malaria, coccidiosis.
Sifat
:
umumnya bersifat bakteriostatik, namun pada kadar
tinggi dalam urin, sulfonamide dapat bersifat bakterisid.
Farmakokinetik
Absorbsi
: sal.cerna (terutama usus halus). Beberapa jenis sulfa diabsorbsi di
lambung
Distribusi
: ke seluruh jar.tubuh (terikat oleh protein plasma terutama albumin)
Metabolisme : dalam tubuh, sulfa mengalami reaksi asetilasi dan oksidasi. Hasil
oksidasi inilah yang menyebabkan reaksi toksis sistemik dan gejala
hipersensitivitas. Beberapa sulfonamide yang terasetilasi lebih sukar
larut dalam airsehingga sering menyebabkan kristaluria atau
komplikasi ginjal lain.
Ekskresi
: diginjal, sebagian kecil diekskresi melalui tinja, empedu, dan air susu
ibu
Famakodinamik
Kuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic acid) untuk membentuk asam folat yang
digunakan untuk sintesis purin dan asam-asam nukleat. Sulfonamide merupakan
penghambat kompetitif PABA
Indikasi
ISK
Disentri basiler
Meningitis oleh meningokokus
Nokardiosis
Trakoma dan inclusion conjungtivitis
Toksoplamosis
Kemoprofilaksis dengan sulfonamid
Efek samping
Gg sistem hematopoetik : anemia hemolitik, anemia aplastik, trombositopenia
berat, eisinofilia
Gg sal.kemih : iritasi dan obstruksi (karena pembentukan dan penumpukan Kristal
dalam ginjal, kaliks, pelvis, ureter atau kandung kemih), anuria, hematuria
Alergi : hipersensitivitas pada kulit dan mukosa
Interaksi obat
Sulfonamide dapat berinteraksi dengan anti-koagulan oral, antidiabetik sulfonylurea
dan fenitoin. Dalam hal tersebut sulfa dapat memperkuat efek obat lain dengan cara
hambatan metabolisme atau pergeseran ikatan dengan albumin. Pada pemberian
bersama sulfonamide dosis obat-obat tersebut perlu disesuaikan.

1. Nama obat
2. Derivate/golongan
3. Khasiat

4.
5.

6.

7.

8.

9.

:
:
:

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 53

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
10. Kontra indikasi
Tidak digunakan pada pasien penyakit ginjal, insufiensi jantung, porfiria akut,
defisiensi bawaan dari glukosa-6-fosfat-dehidrigenase, kerusakan parenkim hati,
hipersensitifitas terhadap sulfonamide, wanita hamil, dan bayi baru lahir.
11. Dosis dan sediaan
Dosis dewasa = 1 g/x 3-4 g/hari
Dosis anak
= 300 mg/kg/hr. Max 6 g
12. Analisis resep
Dalam resp diatas, sulfaguanidin digunakan sebagai antibakteri karena sifatnya yang
bakteriostatik luas.

Diphenoxylate
Nama obat
:
difenoksilat
Derivate/golongan :
derivate meperidin
Khasiat
:
anti diare
Sifat
:
spasmogenik, berefek konstipasi pada manusia
Farmakokinetik
Absorbsi meperidin dengan cara pemberian apapun berlangsung baik (kecuali
IM). Kadar puncak dalam plasma biasanya dicapai dalam 45 menit
Metabolisme : setelah pemberian obat peroral, sekitar 50% obat mengalami
metabolisme lintas pertama dan kadar maksimal dalam plasma tercapai dalam 1-2
jam. Metabolisme terutama terjadi di hati. Pada manusia, meperidin mengalami
hidrolisis menjadi asam meperidinat yang kemudian sebagia mengalami
konyugasi. N-dimetilasi menghasilkan nor-meperidin, yang kemudian dihidrolisis
menjadi asam normeperidin dan seterusnya asam ini dikonyugasi pula.
t meperidin 3 jam
6. Farmakodinamik
Efek spasmogenik meperidin terhadap lambung dan usus kecil lebih lemah daripada
morfin. Kontraksi propulsive dan nonpropulsif sal.cerna berkurang, tetapi dapat
timbul spasme tiba-tibaserta peninggian tonus usus. Seperti morfin, kodein dan
metadon, meperidin menimbulkan spasme sal.empedu. meperidin lebih lemah
daripada morfin, tetapi lebih kuat daripada kodein dalam menimbulkan spasme
sal.empedu.
7. Indikasi
:
analgesic obstetric, sebagai obat praanastetik
8. Efek samping
:
pusing, berkeringat, euphoria, mulut kering, mual,
muntah, perasaan lemah, gg.penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi.
9. Interaksi obat
Dengan antipsikosis, hipnotik sedative, dan obat-obat lain penekan SSP dosis
harus dikurangi
10. Kontra indikasi
Kontraindikasi meperidin menyerupai kontraindikasi morfin, yaitu Oral jangan
diberikan pasien dengan paralytic ileus. Pasien dengan hipersensitivitas, depresi
pernapasan yg parah. ;Injeksi intratekal & epidural tidak boleh digunakan pada
kasus pemberian yg kontraindikasi dengan rute ini, seperti infeksi pada tempat
1.
2.
3.
4.
5.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 54

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
penyuntikan, ;perdarahan diatesis yg tidak terkontrol, penggunaan antikoagulan
atau penggunaan kortikosteroid injeksi dalam 2 minggu.
Pada pasein penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi karena
terjadinya perubahan pada disposisi obat.
Dengan pasien yang sedang mendapat MAO inhibitor, pemberian meperidin
menimbulkan kegelisahan, gejala eksitasi dan demam
11. Dosis dan sediaan :
40-60 mg
Tersedia dlm bentuk tablet yg mengandung 2,5 mg difenoksilat dan 25 miugram yg
mengandungatrofin sulfat tiap tablet/5ml sirup. Dosis yg dianjurkan untuk dewasa
20mg/hr dlm dosis terbagi.
12. Analisis resep
:
obat ini dalam resep diatas berguna untuk anti diare
dengan berefek konstipasi jelas.
Sirupus simplex
larutan nipagin.

Merupakan corigen rasa yang mengandung 65% sakarosa dan

CMC Na (Carboxymethyl Cellulose Natrium)

sebagai suspensator

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 55

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP D1.2

R/

Rivanol
Benzocain
Ol. Lecoris Oselli
Vas. Flavum
m.f.l.a ung.
S. ue

1 %
0,5 %
30 %
10

Dx
: Luka Bakar
Obat : Topikal
Rivanol 1%
= 1/100 x 10 (Vas.Flavum) = 0,1 g = 100 mg
Benzocain 0,5%
= 0,5/100 x 10 = 0,05 g = 50 mg
Ol. Lecoris oselli 30%
= 30/100 x 10 = 3 g = 3000 mg
Syarat Anasthesi Lokal :
1. Tidak merangsang jaringan
2. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen thd susunan saraf
3. Toksisitas sistemik rendah
4. Efektivitas dg jalan injeksi/ penggunan setempat pada selaput lendir
5. Waktu utk memulai daya kerjanya sesingkat mungkin utk jangka waktu yg cukup
lama
6. Dapat larut air & menghasilkan larutan yg stabil thd pemanasan (sterilisasi)
RIVANOL
1. Nama Obat
: Rivanol (Etakridin Lacton)
ETAKRIDIN : Seny. Ini memberi warna kuning yg disebut FLAVIN.
KRIFLAVIN : seny. plasma yg dikenal sebagai seny. obat kompres :
Proflavin (3,6diamino-akridin) & Akriflavin (campuran dari 3,6-diamino-10
metil
akridium klorida & 3,6-diamino akridin)
Struktur kimia : 6,9 - diamino-2 - ethoxy acridine lactate monohydrate
2. Devirate/Golongan : Akridin / Anasthesi lokal
3. Asal
: Sintetik
4. Khasiat
: ~ Antiseptik
~ Bakteriostatik
thd kuman gram (+)
~ Kurang efektif thd kuman gram (-) 7 spora
5. Sifat
: Antiseptik
6. Indikasi
: Kompres Luka
7. Interaksi Obat
: Aktivitas meningkat dlm larutan alkali & tdk dipengaruhi oleh
cairan
jaringan ( tissue fluid )
8. Kontra Indikasi
: Penderita hipersensitif terhadap derivate akridin.Tidak efektif
untuk
mengatasi infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman
tuberkolusis.
juga tidak dapat digunakan untuk mengatasi
virus.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 56

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
9. Dosis dan Sediaan : 0,1-2 %
10. Sediaan obat lain
: Povidone Iodin
11. Efek samping, interksi obat, peringatan dan perhatian tidak ada
BENZOCAIN
1. Nama Obat
: Benzocain
Struktur kimia : C9H11NO2
2. Devirate/Golongan : Ester (-COOC-)
3. Khasiat
: lokal anasthesi (topikal), krn khasiat anasthesi lemah
4. Kelarutan
: larut dalam alkohol, eter dan kloroform. Tidak larut dalam air.
5. Sifat
: Anasthesi lokal
: kristal paralelogram berwarna, tidak berbau dan tanpa rasa
6. Farmakokinetik
:
Absorbsi
: Lambat
7. Farmakodinamik
: menimbulkan anesthesia yg cukup lama
8. Indikasi
: ~ Menghilangkan nyeri & gatal
~ Ulkus lambung bersama antasida
9. Efek Samping
: hipersensitifitasi berupa dermatitis alergi sampai reaksi
Anafilaktik
yg mematikan
10. Interaksi Obat
: digunakan secara langsung pada luka
11. Dosis dan Sediaan : 0,2-5 %
12. Analisis Resep
: anesthesi lokal yang diberikan secara topikal. Cenderung
tidak larut
dalam air, sehingga relatif tidak toksik
13. Sediaan obat lain
: ~ Procaine
~ Tetracain
OL. LECORIS OSELLI
1. Nama Obat
: Oleum Lecoris Oselli (Minyak Ikan)
Sinonim
: Oleum Morrhuae, Codliver oil
Nama Hewan Asal
: Gadus callarias
Keluarga
: Gadidae
Bentuk
: Cairan minyak, encer
Warna
: kuning pucat
Bau
: bau khas, tidak tengik, bau seperti ikan
Rasa
: rasa khas, agak manis
2. Khasiat
: ~ suplemen vit. A & D
~Mengandung As. Lemak tdk jenuh
menurunkan
kolesterol
~ mengurangi kolesterol
- utk cell stimulasi proliferant (merangsang pembentukan sel &
multiplikasi epitel
~ utk luka bakar & borok kronis
mengandung vit. A
Merangsang pembentukan epitel
Minyak ikan kaya akan sumber vitamin D dan juga sumber yang baik dari vitamin A.
Itu juga mengandung beberapa asam lemak tak jenuh yang merupakan faktor faktor
makanan dasar dan tidak terjadi dalam kandungan vitamin A dan D.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 57

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

3.

4.
5.
6.
7.
8.

Sari Minyak ikan atau salepnya sangat mendukung untuk mempercepat penyembuhan
luka bakar, koreng, menekan sakit dan luka pada permukaan, tetapi pada observasi
yang terkontrol telah menghentikan nilai penguatan yang tegas.
Kelarutan
: Sukar larut dalam etanol (95%)
Sebagai sumber vitamin A, vitamin D, asam lemak tak jenuh yang merupakan faktorfaktor makanan dasar dan tidak terjadi dalamkandungan vitamin A dan vitamin D.
Sari minyak ikan atas salepnya sangat mendukung untuk mempercepat penyembuhan
luka bakar, koreng, menekan salut dan luka pada permukaan, tetapi observasi yang
terkontrol telah menghentikan nilai penguatan yang tegas. Dan asam lemak omega-3
berkhasiat untuk penurunan kadar kolesterol dalam darah. Fungsinya vitamin A
penting sekali bagi sintesa redopsin, suatu pigmen fotosintetif yang terurai oleh
cahaya dan memungkinkan kita untuk melihat dalam keadaan setengah gelap.
Indikasi
: Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 S.I tiap gram dan
potensi
vitamin D tidak kurang dari 80 S.I tiap gram
Dosis dan Sediaan : 10-30 %. Bahan salep, sumber vitamin A dan D
Cara Memperoleh : Minyak lemak yang tersimpat baik, dimurnikan dengan
penyaringan
pada suhu 0 C
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.
Sediaan dalam
:
Olei Iecoris Emulsum (Form.nas)
Olei Iecoris Unguentum (Form.nas)
Olei Iecoris Unguentum compositum ( F. N )

ANALISIS RESEP
Unguentum: sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada
kulit tanpa kekerasan dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu.
Konsistensinya seperti mentega. Syarat utama dari salep adalah bahan obat
terkandung harus terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum.
Cream merupakan salah satu variasi salep.
Kegunaan
1. Epidermis (vehikulum = vaselin)
2. Mukosa (vehikulum = vaselin 10-20% dan adeps lanae)
3. Endodermis (vehikulum = adeps lanae)
Vaselin Flavum
Kelompok hidrokarbon, hasil destilasi minyak bumi.
Vaselin kuning (untuk bahan obat yang berwarna kuning). Merupakan vehikulum
salep. Salep hidrokarbon dengan vehikulum merupakan salep epidermis.
m. f. l. A

: misce fac lege artis (campuran & buatlah menurut cara semestinya)

S.ue

: signa usus externus (obat luar)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 58

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP D1.3

Ranitidin HCL
Bismuth subnitrat
Diazepam
Sacch. Lactis
m.f.l.a pulv. d.t.d. No.X
S 3 d.d. pulv. I
Analisis resep
R/

100 mg
150 mg
2 mg
q.s

Pulveres dikenal dengan istilah puyer adalah serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus
kecil dalam kertas unit-dose system. Berat suatu puyer umumnya antara 300-500 mg
maksimal 1 gram. Bila dosis bahan obat yang diberikan dalam bentuk puyer kurang dari 300
mg maka ditambahkan bahan inert sebagai vehikulum untuk dijadikan puyer yang beratnya
sekitar 500 mg. Vehikulum yang sering diberikan ialah Saccharum Lactis (Lactosum).
Pada penulisan resep bentuk puyer untuk obat dalam, dosis tiap obat yang ditulis ialah dosis
untuk satu kali pemakaian/minum.
q.s = quantum satis (secukupnya)
m.f.l.a = misce fac lege artis (campuran & buatlah menurut cara semestinya)
pulv. = pulveres (serbuk terbagi=puyer)
d.t.d. = da tales doses (berikan sebanyak dosis tersebut)
No.X = sebanyak 10 puyer
S = signa (tandailah)
d.d = de die (sehari)
S 3 d.d. pulv. I = tandailah 3 kali sehari 1 puyer
Diagnosa: Hyperacidity syndrome, gastritis, ulcus peptic, ulcus duodenum, reflux
esophageal, syndrome Zolinger.
1. Nama obat: Ranitidin HCL
2. Derivat/golongan: Antihistamin antagonis reseptor H2 (AH2)
3. Khasiat: - Mengurangi volume dan kadar ion H cairan lambung.
- Mengurangi sekresi asam lambung.
4. Sifat: Antagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung.
5. Farmakokinetik (ADME): Bioavailabilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar
50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7-3 jam
pada orang dewasa, dan memanjang pada orang tua dan pada pasien gagal ginjal.
Pada pasien penyakit hati masa paruh ranitidin juga memanjang meskipun tidak
sebesar pada gagal ginjal. Kadar puncak pada plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah
penggunaan 150 mg ranitidin secara oral, dan yang terikat protein plasma hanya 15%.
Ranitidin mengalami metabolisme lintas pertama di hati dalam jumlah cukup besar
setelah pemberian oral. Ranitidin dan metabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal,

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 59

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari ranitidin yang diberikan IV dan 30% dari yang
diberikan secara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal. Meskipun dari
penelitian tidak didapatkan efek yang merugikan pada fetus, namun karena ranitidin
dapat melalui plasenta maka penggunaanya hanya bila sangat diperlukan. Antagonis
reseptor H2 juga melalui ASI dan dapat mempengaruhi fetus.
6. Farmakodinamik: Ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel.
Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada
pemberian ranitidin sekresi asam lambung dihambat. Pengaruh fisiologik ranitidin
terhadap reseptor H2 lainnya, tidak begitu penting. Walaupun tidak sebaik penekanan
sekresi asam lambung pada keadaan basal, ranitidin dapat menghambat sekresi asam
lambung akibat perangsangan obat muskarinik, stimulasi vagus, atau gastrin.
Ranitidin juga mengganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung.
7. Indikasi: Ranitidin mengatasi gejala akut tukak duodenum dan mempercepat
penyembuhannya. Dengan dosis kecil umumnya dapat membantu mencegah
kambuhnya tukak duodenum. Juga efektif untuk mengatasi gejala dan mempercepat
penyembuhan tukak lambung. Juga diindikasikan untuk gangguan refluks lambung
esofagus (Gastro-esophageal Reflux Disorder = GERD). Pada pasien Zollinger
Ellison syndrome, ranitidin efektif untuk mengatasi gejala akibat sekresi asam
lambung yang berlebihan tetapi memerlukan dosis yang jauh besar dan pemberian
yang lebih sering dibandingkan dengan tukak peptik. Ranitidin juga diindikasikan
untuk profilaksis tukak stress.
8. Efek samping: insidens efek samping ranitidin rendah dan umumnya berhubungan
dengan penghambatan terhadap reseptor H2 : beberapa efek samping lain tidak
berhubungan dengan penghambatan reseptor. Efek samping ini antara lain nyeri
kepala, pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, pruritus,
kehilangan libido dan impoten.
9. Interaksi obat: Ranitidin lebih jarang berinteraksi dengan obat lain dibandingkan
dengan simetidin, akan tetapi makin banyak obat dilaporkan berinteraksi dengan
ranitidin. Nifedipin, warfarin, teofilin, dan metoprolol dilaporkan berinteraksi dengan
ranitidin. Selain penghambatan terhadap sitokrom P-450 diduga ada mekanisme lain
yang berperan dalam interaksi obat. Ranitidin dapat menghambat absorpsi diazepam
dan mengurangi kadar plasmanya sejumlah 25%. Obat-obat ini diberikan dengan
selang waktu minimal 1 jam. Penggunaan ranitidin bersama antasid atau
antikolinergik sebaiknya diberikan dengan selang 1 jam. Ranitidin cenderung
menurunkan aliran darah hati sehingga akan memperlambat klirens obat lain.
Ranitidin menyebabkan gangguan SSP ringan, mungkin karena sukarnya melewati
sawar darah otak.
10. Kontra indikasi: hipersensitif.
Hati-hati pada keganasan lambung, gg. fungsi hati & ginjal, kehamilan & laktasi,
anak-anak / usia lanjut
11. Dosis : 150 mg/dosis, diberikan setiap 12 jam
300 mg, diberikan sekali setiap 24 jam pada malam hari (a.n).
Sediaan: Tablet 150 mg, tablet 300 mg.
12. Obat Lain gol. Antihistamin antagonis reseptor H2 (AH2):

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 60

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
1. Cimetidin:
Tab. 200 mg: D: 400 mg/dosis, diberikan setiap 12 jam atau 800 mg malam hari
A: 5-8 mg/kg/dosis, diberikan setiap 6-8 jam.
Inj. 100 mg/ml amp @ 2 ml : D: 200 mg/dosis i.v pelan (2 menit/lebih) diberikan
sekali setiap 4-6 jam maks: 2000 mg/24 jam.
2. Famotidin:
Dosis oral: pada tukak duodenum atau tukak lambung aktif 40 mg satu kali sehari
pada saat akan tidur. Umumnya 90% tukak sembuh setelah 8 minggu pengobatan.
Pada pasien tukak pptik tanpa komplikasi dan klirens kreatinin <10 mL/menit,
dosis awal 20 mg pada saat akan tidur. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak
duodenum 20 mg. Untuk pasien sindrom Zollinger-Ellison dan keadaan
hipersekresi asam lambung lainnya, dosis harus diindividualisasi. Dosis awal per
oral yang dianjurkan 20 mg tiap 6 jam.
Intravena: pada pasien hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien yang
tidak dapat diberikan sediaan oral, famotidin diberikan IV 20 mg tiap 12 jam.
Dosis obat untuk pasien harus dititrasi berdasarkan jumlah asam lambung yang
disekresi.
3. Nizatidin:
Dosis oral: untuk orang dewasa dengan tukak duodenum aktif dosis 300 mg sekali
sehari pada saat akan tidur atau 150 mg, 2 kali sehari. Tukak sembuh pada 90%
kasus setelah 8 minggu pengobatan. Pada pasien tukak peptik tanpa komplikasi
dan klirens kreatinin kurang dari 10 mL/menit dosis awal harus dikurangi 50%.
Untuk pengobatan pemeliharaan tukak duodenum, dosis 150 mg pada saat akan
tidur lebih efektif daripada plasebo.
Bismuth Subnitrat
1. Nama obat: Bismuth Subnitrat
2. Golongan: Antasida
3. Khasiat: 1. adsorbent
2. coating agent (melapisi mukosa lambung)
3. antasida:
- untuk lambung (non spesifik)
Magnesium oxyd
- sistemik: Na Bic (untuk menanggulangi acidosis sehingga tidak boleh
untuk lambung karena diserap jaringan lebih alkalosis, lambung lebih
asam, rebound effect.
- kombinasi dengan Mg. Oxyd meningkatkan efek dengan menurunkan
dosis, efek samping diturunkan.
4. Sifat: Logam dengan kristal trivalen ini memiliki sifat kimia mirip dengan arsen dan
antimoni. Dari semua jenis logam, unsur ini paling bersifat diamagnetik dan
merupakan unsur kedua setelah raksa yang memiliki konduktivitas termal terendah.
5.Farmakokinetik: Obat-obat golongan ini mempunyai masalah bioavailabilitas karena
mengalami aktivitasi di dalam lambung lalu terikat pada berbagai gugus sulfhidril
mukus dan makanan. Oleh karena itu, sebaiknya diberikan dalam bentuk tablet salut
enterik. Obat-obat golongan ini mengalami metabolisme lengkap. Tidak ditemukan
dalam bentuk asal di urin, 20% dari obat radioaktif yang ditelan ditemukan dalam
tinja.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 61

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
6. Farmakodinamik: Bismut subnitrat dapat membentuk lapisan pelindung yang
menutupi tukak, lagi pula berkhasiat bakteriostatik terhadap H.pylory..Kini banyak
digunakan sebagai eradikasi tukak, selalu bersama dengan dua atau tiga obat lain.
Bismut subnitrat ( kombinasi stomadex ) berkhasiat adstrigen dan antiseptik lemah,
juga dapat mengikat asam-asam lemah. Pada dosis tinggi dapat diserap dan
mengakibatkan intoksikasi bismut dan nitrat. Karenanya obat ini jarang digunakan
lagi, begitupula garam-garam bismut lainnya seperti bi-subkarbonat dan Bisubsalisilat ( scantoma )
7. Indikasi: Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,
gastritis, ulkus gaster, ulkus dodenum.
8. Efek samping: Konstipasi, diare, nausea, gangguan perut dan pencernaan.
9. Interaksi obat: Bioavalabilitas diturunkan pada pemberian dengan tetracyclin, fenitoin,
phenilidin, cimetidin, digoxin, warfarin.
10. Kontra indikasi: Wanita hamil dan laktasi, gangguan ginjal.
11. Dosis dan sediaan : Hiperasiditas 3 dd 200-600 mg p.c maksimal 10 hari
Waktu makan obat yaitu sudah diketahui umum bahwa keasaman dilambung menurun
segera setelah makan dan mulai naik lagi setelah satu jam kemudian hingga mencapai
dataran
tinggi
tiga
jam
sesudah
makan.
Penakaran pada oesophagitis dan tukak lambung 1 jam sesudah makan dan sebelum
tidur. Pada tukak usus 1 dan 3 jam sesudah makan dan sebelum tidur.
12. Obat Lain gol. Antasida:
1. Aluminium Hidroksida (Al(OH)3) :Antasid Al tersedia dalam bentuk suspensi
Al(OH)3 gel yang mengandung 3,6-4,4% Al2O3. Dosis yang dianjurkan 8 ml.
Tersedia pula dalam bentuk tablet Al (OH)3 yang mengandung 50% Al2O3. Satu
gram Al (OH)3 dapat menetralkan 25 mEq asam. Dosis tunggal yang dianjurkan 0,6
gram.
2. Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) : Sediaan susu magnesium berupa suspensi
yang berisi 7-8,5% Mg (OH)2. Satu mL susu magnesium dapat menetralkan 2,7
mEq asam. Dosis yang dianjurkan 5-30 mL. Bentuk lain ialah tablet susu
magnesium berisi 325 mg Mg(OH)2 yang dapat dinetralkan 11,1 mEq asam.
3. Magnesium Trisilikat: Tersedia dalam bentuk tablet 500 mg; dosis yang dianjurkan
1-4 gram. Tersedia pula sebagai bubuk magnesium trisilikat yang mengandung
sekurang-kurangnya 20% MgO dan 45% silikon dioksida. Satu gram magnesium
trisilikat dapat menetralkan 13-17 mEq asam.
Diazepam
1. Nama obat: Diazepam
2. Derivat/golongan: Benzodiazepin
3. Khasiat: Diazepam bekerja di semua sinaps GABAA, tapi kerjanya dalam mengurangi
spastisitas sebagian dimediasi di medula spinalis. Karena itu diazepam dapat
digunakan pada spasme otot yang asalnya dari mana saja, termasuk trauma otot lokal.
Tetapi obat ini menyebabkan sedasi pada dosis yang diperlukan untuk mengurangi
tonus otot. Selain menyebabkan tidur, diazepam juga menimbulkan amnesia retrogad
dan dapat mengurangi rasa cemas. Namun, diazepam sedikit mengurangi tonus
sfingter esofagus sehingga ada kemungkinan masuk ke esofagus asam lambung.
4. Sifat: lipofilik, meningkatkan kerja GABA di SSP.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 62

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
5. Farmakokinetik (ADME): Diazepam diabsorpsi secara sempurna. Bekerja dengan
waktu paruh lebih lama dari 24 jam. Benzodiazepin dan metabolit aktifnya terikat
pada protein plasma. Kekuatan ikatannya berhubungan erat d engan sifat lipofiliknya,
untuk diazepam sampai 99%. Kadarnya pada cairan serebrospinal (CSF) kira-kira
sama dengan kadar obat bebas di dalam plasma. Kinetika redistribusi diazepam dan
benzodiazepin yang lipofilik menjadi rumit oleh adanya sirkulasi enterohepatik.
Volume ditribusi benzodiazepin adalah besar , dan banyak diantaranya meningkat
pada usia lanjut. Benzodiazepin dapat melewati sawar uri dan diekskresi ke dalam
ASI. Benzodiazepin dimetabolisme secara ekstensif oleh kelompok enzim sitokrom
P450 di hati, terutama CYP3A4 dan CYP2C19. Metabolit aktif benzodiazepin
umumnya dibiotransformasi lebih lambat dari senyawa asalnya sehingga lama kerja
benzodiazepin tidak sesuai dengan waktu paruh eliminasi obat asalnya. Metabolisme
benzodiazepin terjadi dalam tiga tahap, yaitu: (1) desalkilasi; (2) hidroksilasi; dan (3)
konjugasi.
6. Farmakodinamik: hampir semua efek benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan
ini pada SSP dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan
emosi/ansietas, relaksasi otot, dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan
kerja golongan ini pada perifer: vasodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi
benzodiazepin tertentu secara IV, dan blokade neuromuskular yang hanya terjadi pada
pemberian dosis tinggi.
7. Indikasi: 1.-Profilaksis
- Spasme otot berbagai macam etiologi termasuk tetanus
2. - Status epileptikus, Eklampsia, Kejang demam, Kejang karena keracunan
8. Efek samping: Depresi Pernapasan
9.Interaksi obat: eritromicin, klaritromisin, ritonavir, itrakonazol, ketokonazol,
nefazodon, dan sari buah grapefruit dapat menghambat enzim CYP3A4yang
memetabolisme diazepam.
10. Kontra indikasi: - Glaukoma akut dengan sudut sempit
- Myasthenia gravis
11. Dosis dan sediaan: dosis dimulai dengan 4 mg/hari yang dapat ditingkatkan bertahap
hingga maksimum 60 mg/hari. Dosis diazepam untuk induksi ialah 0,1-0,5
mg/kgBB. Pada orang sehat, dosis diazepam 0,2 mg/kgBB sebagai medikasi praanastetik yang diberikan bersama narkotik analgesik sudah menyebabkan tidur. Pada
pasien dengan resiko tinggi hanya dibutuhkan 0,1-0,2 mg/kgBB. Untuk
menimbulkan sedasi, penambahan 2,5 mg diazepam tiap 30 detik diberikan sampai
pasien tidur ringan atau terjadi nistagmus, ptosis, atau gangguan bicara. Umumnya
dibutuhkan 5-30 mg untuk sedasi ini.
12. Contoh obat lain gol. Benzodiazepin:
1. Alprazolam : dosis dewasa: 0,25-0,5 mg/dosis diberikan setip 8 jam rentang dosis
0,5-4 mg/24 jam dalam dosis terbagi.
Sediaan: tab. 0,25 mg ; tab. 0,5 mg ; tab. 1 mg
2. Clobazam: dosis dewasa: 20-30 mg/24 jam dalam dosis terbagi
Dosis anak: 10-15 mg/24 jam dalam dosis terbagi
Sediaan : tab. 10 mg
3.Estazolam : dosis dewasa : 0,5-2 mg , menjelang tidur
Sediaan: tab. 1 mg ; tab. 2 mg
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 63

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP D2.1

R/ Neomycin sulfat
Kaolin
Pectin
Sir.Simplex
CMC Na
Aqa
ad
m.f.la susp
S.3.d.d. cth II

1500mg
1500mg
450mg
10%
1%
150ml

Indikasi resep : diare, bisa karena amoebiasasis , kolera dan salmonella


Dosis sekali minum neomicyn sulfat : 2x x1500=100g
Dosis dewasa 4-8g perhari
Dosis anak 100mg/kg/hari
Jadi resep ini di buat untuk anak anak
Bb= 2x3x100=100mg/kg/hari
Kg= 600/100=6kg
6kg sama dengan bayi kira kira umur satu tahun
Sirp simplex 10% = 10/100x 150 == 15ml PEMANIS RASA DOSIS NYA 10-20%
CMC NA 1% = 1/100x150 = 1,5ml suspensator dengan dosis 1-2%
Sirp simplex
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandungsakarosa tidak kurang dari 64,0%
dan tidak lebihdari 66,0%. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti
gula dengan atau tanpapenambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)Sirup adalah
larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (siropsimpleks
adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66%
Dapatditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan
maksud selainuntuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat meningkatkn
kelarutan obat
Sirop simpleks : mengandung 65% gula dengan larutan nipagin 0,25% b/v.2.
Kerugian
1.Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
2.Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi beberapa
zatberkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter
anak lebihmenyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.
3.Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit (sebaiknya
dibuatkapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4.Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau
eliksir).Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol, suspense
stabilitasnya lebihrendah tergaantung ormulasi dan suspending egent yang digunakan.
5.Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang
manastabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang
digunakan)
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 64

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
6.Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup
keringyang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan
haInya beberapahari).
7.Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula
CMC NA
SODIUM CARBOXYMETHYL CELLULOSE
SYNONYMS : Sodium cellulose glycolate, Na CMC, CMC, cellulose gum, sodium CMC;
INS No. 466
DEFINITION Prepared from cellulose by treatment with alkali and monochloro-acetic acid
or its sodium salt. The article of commerce can be specified further by viscosity
Neomicyn sulfat
Indiksasi : salep mata dan tetes mata , tetes telinga , sterilisasi usus
Golongan : aminoglikosid non sistemisk
Asal: streptomices frediae
Khasiat : zat ini paling kuat terhadap kuman usus tapi tidak digunakan untuk parentral karena
sifat toksik nya yang paling kuat diantara golongan aminoglikosid
Efek samping :1. penggunaan oral dalam waktu lama dapat menyebabkan perubahan mukosa
usus dengan terganggunya penyerapan gizi ( sinndroma malabsorsi)
2. Oral terus menerus juga menyebabkan ototoxicity ( kesimbangan dan pendegaran)
Per oral : digunakan untuk sterillisasi usus pra bedah
Topikal : digunakan untuk conjungtifitis dan otitis media dikombinasi dengan antibiotik lain
seperti basitrasin dan polimiksi
KI: gangguan ginjal , gannguan hepar
Dosis : salep mata 5mg/g 2-3 kali sehari
Oral 4-6 g sehari
Tetes mata dan telinga = 1% dan 0,5%
Kaolin & Pectin
Kaolin adalah hidratalumunium silikat alamiah yang berbentuk powder putih bercahaya,
tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak dapat larut di (dalam) air
Khasiat : adsorbent pada diare (toksin)
Indikasi : diare
Menyerab bakteri dan toksin pd kaolitis ulseratif kronik
Dosis : 50-100g 3dd
Sebagai suspensi di kombinasi dengan pectin
Pektin
adalah
suatu
karbohidrat
polymer
yang
terdiri
atas
parsial
methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau
dengan suatumucilagenous, diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari
buah apel pomace. Satu gram pektin dapat larut di (dalam) 20 ml air dalam suatu solusi
merekat(Plumb, 1998)
Khasiat : anti diare
KI : obstruksi intestinal , hipersensitivitas
Hati 2 : anak ,6th ,demam penggunaan kurang dari 2hari
Dosis :dewasa = 2-3 tab
Dewasa = 3-4g perhari
Disentri 0,5mg/x (3-4x sehari )
Fungsi : adsorbent
RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 65

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Musilagines = menutupi luka selaput lender dgn lapisan
Sediaan : tab 250 mmg , ttopical 0,5-1%
Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang
menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan. Kaolin secara alami terjadi dari
silikat aluminium hydrat yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang
padakenyataannya tidak dapat larut di (dalam) air.
Farmakologi dari kaolin/pektin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifatmenyerap
toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungimucosa
gastrointestinal. Komponen pektin dari pembentukan asam galcturonic, ditujukanuntuk
mengurangi pH dalam lumen usus.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 66

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP D2.2

R/ Acidum boricum
3%
Clioquinol
2%
Zinc Oxyd
5%
Vaselin
ad
10
m.f.l. ung
S.ue
Keterangan:
ad
= ditambahkan sampai dengan
m.f.l. = misce vac lege = campur dan buatlah menurut cara semestinya
ung = unguentum
= bahan sediaan obat setengah padat untuk digunakan
sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit tanpa
kekerasan dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu,
disebut juga salep
S
= signa
= tandailah (tulislah aturan pakai)
ue
= usus externus = obat luar
Indikasi:
Dosis: Acidum boricum 3%
Clioquinol 2%

Zinc Oxyd 5%

Acidum boricum (asam borat)


Berbentuk serpihan kristal dan sedikit berminyak. Digunakan sebagai protektif. Merupakan
antiseptik dan antifungi lemah. Harus dibuat baru karena acidum boricum mudah
mengkristal.
Dalam bentuk cair, mudah diserap oleh kulit.
Solusio 2% untuk mencuci mata.
Solusio 3% untuk mengobati eczema dan dermatitis.
Spirit solutions dalam bentuk obat tetes untuk otitis akut.
Salep 5% untuk mengobati pediculosis.
Efek samping yang ditimbulkan: nausea, vomiting, diare, ruam, deskuamasi epitel, sakit
kepala, kejang-kejang, oliguria
Kontra indikasi: pada pasien gagal ginjal, ibu menyusui, bayi dan anak-anak, ibu hamil.
(Handbook of Drugs)
Cliquinol
Merupakan obat anti jamur dan anti bakteri yang mencegah jamur tumbuh di kulit.
Digunakan untuk mengobati infeksi kulit seperti eczema, athlete's foot, dan penyakit lain
yang diakibatkan oleh jamur.
Efek samping yang ditimbulkan seperti rasa gatal, kemerahan, kering, melepuh, mengelupas,
bengkak, atau iritasi kulit.
(emedicinehealth)
Zinc Oxyd
Digunakan sebagai protektif (zat berbentuk bedak halus yang tidak larut dalam air dan inaktif
secara kimiawi).
Digunakan untuk menutup kulit atau membran mukosa dan untuk mencegah kontak dengan
iritan.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 67

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Zat lain yang digunakan sebagai protektif: Zn stearate, asam borat, Mg stearate.
Kontra indikasi: alergi terhadap seng, dimethicone, lanolin, minyak ikan cod, petroleum jelly,
parabens, minyak mineral, atau lilin serta pada wanita hamil dan menyusui.
(emedicinehealth)
RESEP D2.3

Dimenhydrinat
50 mg
Pyridoxine
30 mg
Caffeine
3 mg
Sacch. Lactis
q.s
m.f.l.a pulv dtd No. X
S. 3.d.d. pulv I
Analisis :
1. Dalam 1 puyer mengandung Dimenhydrinat sebanyak 50 mg.
2. Dalam 1 puyer mengandung Pyridoxine sebanyak 30 mg
3. Dalam 1 puyer mengandung Caffeine 3 mg.
4. Dimenhydrinat sebagai Remidium Cardinale.
5. Sacch. Lactis sebagai vehiculum dan corrigens rasa.
6. Jumlah puyer yang diberikan adalah 10 puyer.
7. Sehari pasien menkonsumsi puyer 3 kali sehari sebanyak 1 puyer.
8. Pasien adalah pasien dewasa. (ket : dilihat dari dosis Dimenhydrinat)
Daftar Istilah :
R/ : Recipe : Ambilah
q.s : quantum satis/sufficit : Secukupnya
m.f.l.a : misce faq lege artis : Campur dan buatlah menurut cara semestinya
pulv : pulveres : Serbuk terbagi (puyer)
d.t.d : da tales doses : Berikan sebanyak dosis tersebut
S : signa : tandailah
d.d : de die : sehari
R/

Dimenhydrinat
Golongan : Etanolamin (Anti histamin I)
Obat Segolongan : Karbinoksamin, Difenhidramin
Indikasi
: Untuk pengobatan simptomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah
atau mengobati mabuk perjalanan.
Dosis
o Dewasa : 50 mg 100 mg, diberikan setiap 6-8 jam (sumber : formularium)
o Anak
: - >12 th : 50 mg, diberikan setiap 8-12 jam
- 8-12 th : 25-50 mg, diberikan setiap 8-12 jam
- 6-8 th : 12,5-25 mg, diberikan setiap 8-12 jam
Efek Samping : Sedasi (paling sering) , vertigo, tinitus, inkoordinasi, penglihatan
kabur, diplopia, euforia, gelisah, tremor, nafsu makan berkurang, mual, muntah,mulut
kering.
Farmakodinamik
o Otot Polos

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 68

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

o
o

o
o

Secara umum AH1 efektif menghambat kerja histamin pada otot usus dan
bronkus.
Permeabilitas Kapiler
Peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin, dapat dihambat
dengan efektif oleh AH1.
Reaksi anafilaksis dan alergi
Reaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian
AH1. Efektifitas AH1 melawan beratnya reaksi hipersensitivitas berbeda-beda,
tergantung beratnya gejala akibat histamin.
Kelenjar Eksokrin
Menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat histamin.
Susunan Pusat
Merangsang atau menghambat SSP. Efek perangsangan yang kadang terlihat
dengan dosis AH1 biasanya insomnia, gelisah, dan eksitasi.

Farmakokinetik
o Absorbsi
diabsorbsi secara baik. Efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian oral
dan maksimal setelah 1-2 jam
o Distribusi
Seluruh tubuh.
o Metabolisme
Di hepar, tetapi dapat juga pada paru-paru dan ginjal.
o Ekskresi
Dieksresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya.
Mekanisme Kerja : AH1 secara kompetitif menginhibisi reseptor H1.
PIRIDOKSIN (Vitamin B6)
Dalam alam vitamin ini terdapat dalam 3 bentuk, yaitu : Piridoksin (berasal dari
tumbuhan), serta Piridoksal dan Piridoksamin (berasal dari hewan).
Sediaan : Tersedia sebagai tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril
100 mg/mL piridoksin HCL untuk injeksi.
Indikasi : Mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 misalnya pada malnutrisi,
anemia dan ibu hamil. Indikasi lainnya untuk mencegah/mengobati neuritis perifer
oleh obat.
Kontraindikasi : Pasien yang menkonsumsi levodopa.
Dosis : Pencegahan
Bayi : 0,1 0,5 mg/hari
Anak : 0,5 1,5 mg/ hari
Dewasa : 1 2 mg/hari
Pengobatan
Dewasa : 5 150 mg
Efek Samping : Neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg
2 g per hari untuk jangka panjang. Gejala awal berupa sikap yang tidak stabil dan
rasa kebas di kaki, diikuti pada tangan dan sekitar mulut.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 69

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Farmakodinamik
Pemberian piridoksin secara oral dan parenteral tidak menunjukan efek
farmakodinamik yang nyata
Farmakokinetik
o Absorbsi : diabsorbsi melalui saluran cerna
o Distribusi : piridoksin disimpan di dalam hati, dengan sekitar 50% terdapat
dalam otot, terikat pada glikogen fosforilase. Piridoksin juga tersimpan dalam
otak. Piridoksin dalam bentuk piridoksal melewati plasenta, dengan
konsentrasi plasma janin yang lima kali tingkat yang ditemukan dalam plasma
ibu.
o Metabolisme : di metabolisme di liver melalui proses fosforilasi oleh
piridoksal kinase.
o Eksresi : melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam pirodoksat dan
piridoksal.

Caffeine

Caffeine disebut juga tein merupakan kristal putih yang larut dalam air dengan perbandingan
1:46
Derivat : Xantin, yang terdiri dari theophylline (terdapat dalam teh), theobromine
(terdapat dalam coklat), Caffeine (terdapat dalam kopi).
Asal
: kopi yang terdapat dalam biji coffee arabica.
Indikasi : pengobatan keracunan depresi SSP tapi jarang digunakan.
Sediaan : Kafein Natrium Benzoat tersedia dalam ampul 2 mL mengandung 500 mg
untuk suntikan IM, sedangkan kafein sitrat terdapat dalam bentuk tablet 60 dan 120
mg untuk pemakaian oral.
Dosis
: Stimulan ( 100-200 mg) , analgesik (32-65 mg), anti piretik (10-30 mg)
Efek Samping : insomnia, anxietas, sakit kepala, palpitasi , nervous
Farmakodinamik
o Susunan Saraf Pusat
Merangsang SSP. Tidak mudah mengantuk, tidak begitu lelah dan daya
pikirnya menjadi lebih jernih. Kafein dapat menimbulkan muntah melalui efek
sentral atau perifer.
o Kardiovaskuler
Kadar rendah kafein dalam plasma akan menurunkan denyut jantung yang
disebabkan oleh penurunan nervus vagus di medula oblongata. Sebaliknya
kadar kafein yang tinggi menyebabkan takikardi bahkan aritmia
o Pembuluh Darah
Vasodilatasi pembuluh darah perifer.
o Sirkulasi Otak
Resistensi pembuluh darah otak naik disertai pengurangan aliran darah dan
PO2 di otak.
o Otot Rangka
Meningkatkan kapasitas kerja otot rangka. Dalam kadar terapi kafein dapat
memperbaiki kontraktilitas dan mengurangi kelelahan otot diafragma pada
orang normal maupun pda pasien COPD.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 70

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
o Sekresi Lambung
Kombinasi histamin dan kafein dapat menyebabkan kenaikan sekresi asam
lambung yang berlangsung lama.
Farmakokinetik
o Absorbsi : cepat diabsorbsi setelah pemberian oral, rektal atau parenteral.
o Distribusi : didistribusikan ke seluruh tubuh, melewati plasenta dan masuk ke
ASI ibu.
o Metabolisme : di hepar
o Esksresi : dieksresi bersama urine dalam bentuk asam metilurat atau metil
xantine.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 71

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP E1

R/ Phenyl Butazon
100 mg
Aspirin
300 mg
Mg. Oxyd
200 mg
m.f.l.a. pulv dtd X
S.3.d.d.pulv I
Indikasi: rheumatoid arthritis, tendinitis, polymyalgia, pirai
Dosis:
1. Phenylbutazon Dosis dewasa 100mg/kali (tidak untuk pasien geriatric) atau 200400mg/hari.
2. Aspirin (acetosal) dosis dewasa 300-1000mg/kali (ascal 300-500mg/kali), dosis anak
10mg/kgBB/kali.
3. Magnesium Oxyd dosis deasa 250-500mg/kali (antasida), 2-5mg/kali (pencahar)
Efek samping
1. Phenylbutazon terjadi supresi dari sum-sum tulang belakang sehingga menyebabkan
agranulositosis, anemia aplastic, leukopenia, dan kelainan darah lainnya. Yang sering
terjadi adalah keluhan lambung, pusing, reaksi alergi pada kulit, dan edema akibat
resorpsi kembali dari Natrium dan air sehingga volume plasma meningkat.
2. Aspirin menyebabkan alergi, mual muntah, iritasi lambung, perforasi, alkalosis
respiratori, hipoglikemia dan ketosis, purpura dan trombositopenia
3. Magnesium Oxyd menyebabkan diare
Farmakodinamik
1. Phenylbutazon sebagai anti inflamasi, juga menimbulkan efek urikosuris yaitu
menghambat reabsorpsi asam urat ditubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat
meningkat melalui ginjal. Efeknya buruk terhadap darah sehingga sudah banyak
ditinggalkan. Penggunaannya khusus untuk kasus-kasus tertentu yang tidak dapat
ditanggulangi dengan NSAID seperti p. Bechterew dan sindrom reiter.
2. Aspirin sebagai analgesic, antipiretik, dan anti inflamasi
3. Magnesium Oxyd dalam resep ini digunakan untuk mengurangi efek samping dari
penggunaan aspirin yang bersifat mengiritasi lambung. Magnesium Oxyd digunakna
untuk mempercepat pengosongan lambung, menurunkan asam lambung, adsorben,
katartik, dan sebagai pencahar.
Farmakokinetik
1. Phenylbutazon absorbsi diusus baik, PP-nya 98%, plasma T1/2nya rata-rata 77 jam.
Di dalam hati zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya oksifenbutazon dan
hidroksifenbutazon, yang dimetabolismekan lebih anjut dan dikeluarkan terutama
melalui kemih.
2. Aspirin pada pemberian oral, golongan salisilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk
utuh di lambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kadar tertinggi
dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian. Kecepatan absorbsinya tergantung dari
kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu
pengosongan lambung. Absorpsi pada pemberian rektal, lebih lambat dan tidak
sempurna sehingga cara ini tidak dianjurkan. Setelah diabsorpsi, salisilat segera
menyebar keseluruh jaringan tubuh dan cairan transeluler. Aspirin diserap dalam
bentuk utuh, dihidrolisis menjadi asam salisilat terutama dalam hati, sehingga hanya
kira-kira 30 menit terdapat dalam plasma. Biotransformasi salisilat terjadi di banyak

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 72

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
jaringan, teatpi terutama di miikrosom dan mitokondria hat. Salisilat dieksresikan
melalui ginjal, sebagian kecil melalui keringat dan empedu.
3. Magnesium Oxyd tidak diserap usus.
Kontra indikasi
1. Phenylbutazon: pasien geriatric, gangguan fungsi darah, hipersensitivitas, ulkus
peptikum
2. Aspirin: Ulkus peptikum, wanita hamil dan menyusui, gangguan fungsi hati dan
ginjal, defisiensi vit K dan hemophilia
3. Mg Oxyd: Gangguan fungsi ginjal, dan pennyakit jantung
Contoh obat lain
1. Contoh obat lain dari phenylbutazon adalah oksifenilbutazon
2. Aspirin:
3. Mg oxyd: MgOh, natrium bikarbonat, Aluminium Hidroksida

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 73

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP E2
R/ Neomycin sulfat
0.5 %
Polymixin sulfat
50.000 IU
Paraffin Liq
10 %
Vaselin
ad
10
m.f.l.a ung
S.ue 2.d.d. od/os
Indikasi: conjungtivitis
Dosis:
1. Neomycin Sulfat Dosis dewasa 250-1mg/kali atau 2-4g/hari, untuk topical 0,5-1%
2. Polymyxin sulfat untuk topical sebesar 5.000-10.000IU polimiksin/gram
Efek samping
1. Neomycin sulfat dapat menyebabkan alergi (rendah), bersifat nefrotoksik
2. Polymyxin dapat nefrotoksik, neurotoksik
Farmakodinamik
1. Neomycin sulfat merusak membrane sitoplasma dan terjadi kematian sel bakteri,
bersifat bakteriosidal cepat
2. Polymyxin mengganggu fungsi pengaturan osmosisoleh membrane sitoplasma
kuman.
3. Paraffin liq dalam resep ini digunakan sebagai pengencer.
Kontra indikasi
Neomycin sulfat dan Polymyxin tidak oleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal
Contoh obat lain
1. Neomycin sulfat merupakan salah satu daari golongan aminoglikosida. Obat llainnya
adalah paramomisin, framisetin, kanamisin, gentamisin

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 74

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP E3
R/ Tetracyclin
100 mg
Noscapin
5 mg
Prometazin
10 mg
Sacch lactis
q.s
m.f.pulv. dtd.no.X
S3.d.d.pulv 1

Nama obat : tetrasiklin


Derivate atau golongan : antibiotik
Khasiat / indikasi : menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya
Sifat : basa yang sukar larut dalam air(bakteriostatik)
Farmakokinetik(adme) :
- Adsorbsi : melalui saluran cerna (lambung dan usus halus bagian atas)
- Distribusi : seluruh jaringan tubuh
- Metabolisme: di hati
- Eksresi : melalui urine berdasarkan filtrasi glomerulus
Farmakodinamik : menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya, merupakan
spectrum antibakteri luas yang meliputi kuman gram negative dan positif, aerobic dan
anaerobic. Selain itu juga aktif terhadap spiroket ,mikoplasma,riketsia, klamidia, legionela,
dan protozoa.
Efek samping : reaksi kepekaan, reaksi toksik dan iritatif serta reaksi yang timbul akibat
perubahan biologik
interaksi obat : bila diberikan dengan metoksifluran maka dapat menyebabkan
nefrotoksisitas.bila dkombinasikan dengan penisilin maka aktivitas antimikrobanya dihambat.
Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui,gangguan fungsi ginjal
Dosis dan sediaan : cream (1-2%), tablet, capsul(dewasa 250 - 500),(Anak 20 -30
mg/kgBB/hari)
Noscapin
Nama obat : noscapin
Derivate/golongan : antitusif non opioid
Khasiat/indikasi : menekan batuk, bronkodilator lemah
Sifat : bentuk Kristal tak berwarna tidak larut dalam air
Farmakokinetik (ADME) :
- Adsorbsi: melalui saluran cerna
- Distribusi : keseluruh tubuh
- Metabolisme : di hepar
- ekskresi : melalui urine berdasarkan filtrasi glomerulus
Farmakodinamik : menghambat kontraksi otot jantung dan otot polos
Efek samping : pada dosis besar dapat menyebabkan bronkokonstriksi dan hipotensi
sementara.
Interaksi obat : belum diketahui
Kontra indikasi : batuk parokismal
Dosis dan sediaan : tablet (dewasa 60 mg, anak 15-30 mg/hari)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 75

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Prometazine
Nama obat : Prometazine
Derivate/golongan : anti histamine generasi pertama dari golongan Fenotiazine
Khasiat/indikasi : anti-mabuk, anti emetik, dan efek antikolinergik
Sifat : menghambat antihistamin dan reseptor histamine H1 dan H2
Farmakokinetik (ADME) :
- Adsorbsi : melalui saluran cerna
- Distribusi : keseluruh tubuh
- Metabolism : di hepar
- Ekskresi : urine
Farmakodinamik : menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam
macam otot polos
Efek samping : sedasi
Interaksi obat : belum diketahui
Kontraindikasi : Asma, hipersensitif.
Dosis dan sediaan : tablet (dewasa 10-25 mg/hari,Anak : -)
Sacch lactis : Sebagai corigen rasa

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 76

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP F1

R/ Clotrimazole 1%
Phenol liquid 0,5 %
Vaselin ad.
10%
m.f.l.a .ung.
S.ue
Clotrimazol
1. Nama obat : Clotrimazol / Klotrimazol
2. Derivat / Golongan : Golongan Imidazol dan Triazol, derivatnya ketokonazol dan
itrakonazol (utk infeksi sistemik) dan Mikonazol (utk infeksi dermatofit dan
mukokutan).
3. Khasiat / Fungsi : Anti fungi untuk infeksi dermatofit dan Mukokutan.
4. Sifat : klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang praktis tidak larut dalam air,
larut dalam alkohol dan kloroform, sedikit larut dalam eter.
5. Farmakokinetik : Clotrimazole merupakan suatu anti jamur berspektrum luas turunan

imidazol. Obat ini akan menembus chitin dari dinding sel jamur dan menaikkan permeabilitas
membran sel yang selanjutnya akan menyebabkan kebocoran kation natrium dan kalium serta
komponen intraseluler yang lain. Gangguan ini mengganggu enzim mitokondria dan
peroksimal yang akan mengakibatkan nekrosis seluler. Selain itu juga efektif melawan bakteri
gram positif.

6. Indikasi : Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan antibakteri dengan mekanisme


kerja mirip mikonazol dan secara topikal digunakan untuk pengobatan tinea pedis,
kruris dan korporis yang disebabkan oleh T. rubrum, T. mentagrophytes, E.floccosum
dan M. canis dan untuk tinea versikolor. Juga untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh C. albicans.
7. Kontra indikasi : hipersensitifitas terhadap klotrimazol
8. Dosis dan sediaan : -klotrimazol tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan
kadar 1% untuk dioleskan dua kali sehari.
- Krim vaginal 1%atau tablet vaginal 100mg digunakan sekali sehari pada malam
hari selama 7 hari, atau tablet vaginal 500mg, dosis tunggal.
9. Efek samping : pada pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar, eritema, edema,
gatal, dan urtikaria.
10. Analisis resep : sebagai anti fungi topikal, dan untuk pengobatan Tinea pedis, kruris,
dan korporis.
Phenol liquid
1. Nama obat : Phenol / Fenol nama lainnya Asam karbolat/benzenol
2. Khasiat / Fungsi : -Anti Septic / Desinfektan (0,2-1%)
-Anti Pruritus (0,5-1&)
-Pengawet
3. Analisis resep : phenol liquid dalam resep ini berfungsi sebagai anti pruritus (0,5%)
dan untuk mengawetkan obat.
Vaselin
Khasiat/Fungsi : sebagai vehikulum

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 77

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP F2
R/ Cinnarizine
25mg
Metoclopramid 10mg
Pyridoxine ( vit.B6) 30mg
Sacch.lactis
q.s
m.f.I.a. pulv. d.t.d.No X
S.3.d.d.pulv.1
Cinnarizine
1. Nama obat : Cinnarizine
2. Derivat / Golongan : piperazine, obat lain : hidroksizin, siklizin, meklizin.
3. Khasiat / Fungsi : Cinnarizine tergolong ke dalam pengambat kanal kalisum yang
selektif, bekerja melebarkan pembuluh darah tanpa menurunkan tekanan darah dan
detak jantung. Cinnarizine juga dapat memperbaiki sirkulasi darah pada pembuluh
darah yang menyempit dengan mengurangi kekentalan darah. Selain efek terhadap
pembuluh darah, cinnarizine juga memiliki efek menghambat reseptor histamin-1,
dopamin-2, dan serotonin sehingga sering digunakan dalam pengobatan mual muntah,
mabuk perjalanan, pusing berputar, dan gangguan sistem keseimbangan lainnya.
4. Indikasi : : Kelainan vestibuler seperti vertigo, tinitus, mual dan muntah, Gangguan
keseimbangan, gangguan sirkulasi darah pada otak, gangguan sirkulasi perifer
5. Kontra indikasi : Pasien dengan penyakit Parkinson, pada wanita hamil dan menyusui,
hipersensitif terhadap cinnarizine, Hipotensi, serangan asma akut.
cinnarizine menyebabkan kantuk, sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang akan
mengemudi atau pekerjaan yang membutuhkan kewaspadaan penuh;
Penggunaan dengan alhokol, obat antidepresan, dan obat yang menekan kerja sistem
saraf pusat akan meningkatkan efek sedatif dari cinnarizine, oleh karena itu perlu
diperhatikan penggunaannya.
6. Dosis dan sediaan : Dosis dewasa. 25mg/x (2-3x/hari).
Anak 5-14th. 15mg/x (2-3x/hari)
7. Efek samping : Mengantuk, pusing, gangguan GIT, efek antimuskarinik, gejala
ekstrapiramidal
8. Analisis resep :.
Metoclorpamid
1. Nama obat : Metoclorpramid
2. Derivat / Golongan :derivat Aminoklorbenzomida, golongan benzomid
3. Khasiat / Fungsi : obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung, anti
emetik, meningkatkan sekresi prolaktin, anastesi local yang lemah.
4. Farmakodinamik : -saluran pencernaan: memperkuat tonus sfingter esofagus distal
dan meningkatkan amplitudo, kontraksi esophagus.
-Gaster: memperkuat kontraksi bagian antrum dan duo, sehingga
mempercepat waktu pengosongan lambung, sekresi lambung tidak
dipengaruhi.
-efek antiemetik: blokade reseptor dopamine.
Sentral: mempertinggi ambang rangsang muntah.
Perifer, menurunkan kepekaan saraf visceral yang menghantarkan
impuls eferen hantaran dari saluran cerna ke pusat muntah.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 78

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
-SSP : merupakan antagonis dopamin sentral yang menjadi dasar
efek antiemetik dan gejala ektra piramidal dari metoklopramid.
5. Indikasi : dispepsia, platulens, gastritis, duodenitis,
Heartburn, pylorik spasme, reflux esofagitis, hiatus hernia,
6. Kontra indikasi : Obstruksi GIT, perdarahan saluran cerna dan perforasi, epilepsi,
gangguan ekstra piramidal (hati hati pada penderita dengan ggg ginjal, dan pasien anakanak)
7. Interaksi obat : - pemberian bersama fenotiazin menurunkan efektivitas
metoclorpramid
- Meningkatkan sedasi CNS depresan
- Antagonis efek dengan antikolonergik dan narkotik analgetik
- Pemberian bersama cimetidin perlu jarak min.1 jam, krn
bioavabilitas cimetidin berkurang.
8. Dosis dan sediaan : dewasa 5-10mg/x , 3-4x/hari
Anak 0,5mg/kgBB/hari
Sediaan: tabl. 5 mg dan 10mg
Sirup 5mg/ml
Injeksi 10mg/2ml
Rectal 20mg -> 2-3x/hari
9. Efek samping : gangguan ekstrapiramidal, obstipasi, kantuk.
10. Analisis resep:
Pyridoxine
Nama obat : Pyridoxine (Vit. B6)
Ada 3 bentuk : piridoksin, piridoksal, piridoksamin.
Ke-3 nya didalam tubuh diubah menjadi : piridoksal folat.
Indikasi : - mencegah dan mengobati defisiensi vit b6
-sebagai multivitamin utk defisiensi vit.B kompleks
-hidralazin penisilamin, sideroblastik.
Kontra indikasi: px yang mendapat terapi Levadopa
ES: neuropati sensorik / syndrom neuropati
Dosis: kebutuhan sehari 2mg/100mg protein.

Sacch. Lactis
Fungsinya: sebagai vehikulum, menambah volume obat untuk memudahkan ketika dibagi
menjadi puyer atau kapsul, dan sebagai korigen rasa.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 79

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP F3
R/ Succus liquiritae
Ammon. Chloride
SASA
Ol. Menth. Pip. gtt
Aqua
m.f.l.a. sol
s 4 d.dd cth.I

3
1,5
3ml
II
ad.

150ml

Succus liquiritae
1. Nama lainnya: Glycyrhiza extract
2. Khasiat / Fungsi : -Ekspektoran
-Pemanis
-Anti inflamasi
-spasmolitik & memperbaiki fungsi mukosa lambung.
3. Sifat : higroskopis & larut dalam air
4. Indikasi : batuk produktif,
5. Dosis dan sediaan : dosis: 3-5%
-oral : 1-3 g/hr (500mg/x)
6. Efek samping : retensi Na yg reversible & K+ loss sehingga menyebabkan hipertensi,
retensi air dan elektrolit imbalance.
Ol. Menthae Piperitae
1. Khasiat / Fungsi : Korigen rasa dan aroma (menghilangkan bau mulut), local anastesi
pada papil lidah.
2. Dosis dan sediaan : 1-2 tetes
Ammonium Chloride
1. Nama obat : Ammonium klorida
2. Khasiat / Fungsi : -membuat suasana urin menjadi lebih asam -> bsik untuk infeksi
UG tract.
-meningkatkan efek diuretik dr golongan mercury
-membantu eliminasi timah pada keracunan
-mengganti ion Cl pada pasien muntah atau berkeringat banyak
-Ekspektoran dgn dosis 500-1000mg
3. Farmakokinetik : cepat diserap melaloui saluran pencernaan. Pada hepar ammonium
diubah menjadi urea.
4. Kontra indikasi : gangguan fungsi hati, ginjal dan paru.
5. Interaksi obat : - Chlortetracyclin HCl
- Nitrofurantoin HCl
- Novobiocin Na
- Sulfadiazin Na
- Dimenhydrinat
- Alkalis
6. Dosis dan sediaan : Dewasa : 500mg tiap 2-4 jam
Anak: 75mg/kgBB/Hr
preparat: serbuk kristal, potio nigra contra tussim

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 80

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
7. Efek samping : pada dosis besar menyebabkan mual, muntah, nyeri kepala,
hiperventilasi, asidosis metabolik, hipokalemis,bradicardi, iritasi mukosa lambung.
Sol. Ammoni Spiritousa Anisata (SASA)
1. Asal: campuran Ol. Anisi 4 bag, ammonia 20 bag, spiritus 76 bag.
2. Khasiat / Fungsi : -Ekspektoran ringan
(ekspektoran tidak boleh digabung dengan antitusif, kecuali dosis antitusif tidak terlalu
besar, sehingga lendir yg sudah diencerkan tetap bisa dibatukkan.)
-Carminativum: menurunkan pembentukan gas berlebih dalam lambung/usus.
3. Sifat : higroskopis, bentuk cair.
4. Dosis : dewasa: 2-4%
Anak: 1-2%
5. Preparat : -Ol. Anissi Ammonia dan Spiritus
-Ol. Anisi (minyak adas manis)
-Campuran: potio nigra contra tussim, potio alba contra tussim

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 81

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP G1
R/ Cimetidin
800 mg
Na bicarbonat
800 mg
Mg. Hydroxyda 800 mg
Sir. Simplex
10%
CMC Na
1%
Aqua
ad
60 ml
m.f.l.a susp
S.3 d.d. C
Diagnosa : hyperacidity gastritis
Cara menghitung dosis dan menjadikan (%) menjadi (mg)
Kandungan obat 1x minum =
Kandungan Sir. Simplex =
Kandungan CMC Na =
CIMETIDIN
Sifat
: H2 bloker
sehingga tidak dapat melakukan efeknya trhdp produksi asam
lambung (antihistamin)
Indikasi
: Ulkus peptikum dan duodenum, reflux gastro esophageal, gastritis,
duodenitis
Dosis
: Oral dewasa 2 x sehari 400 mg, pada waktu makan dan sebelum tidur, 1 x
sehari 800 mg, sebelum tidur selama 4 mggu dan max 8 mggu. Oral anak 5
8 mg/kgBB/x. IV/IM 4 6 x sehari 200 mg
KI
: Wanita hamil dan menyusui (karena melewati placenta)
Hati2
: Gagal ginjal, keganasan lambung, pengaturan CVS yang lambat
ES
: Diare, pusing, kelelahan, myalgia, mual, konstipasi, ginekomasti, ruam kulit,
pruritus, impotensi
IO
: Antasid dan metoklopramid mengurangi bioavaibilitas oral cimetidin,
absorbsi ketonazol berkurang 50% apabila bersama cimetidin, obat yang
dipengaruhi metabolisme oleh cimetidin : warfarin, fenitoin, kafein,
phenobarbital, carbamazepin, diazepam, probanolol,metoprolol, imipram
timbul akumulasi obat-obat tsb, pada borok usus
efektif sampai 80%,
reabs.di usus baik hingga 90%.
Absorbsi
: Pemberian p.o absorbsi melalui saluran cerna, 60 90 menit setelah
Pemberian cimetidin dalam usus diperlambat dengan adanya makanan.
Distribusi
: Cimetidin terikat dengan protein dan distribusikan ke sel cairan tubuh
Ekskresi
: Melalui ginjal dalam bentuk utuh
Mek. Kerja : Menghambat reversibel reseptor H2 perangsang reseptor H2 adalah
merangsang sekresi cairan lambung
Sediaan
: Sirup : 500 mg/5 ml
Injeksi : 200 mg/2 ml, 100mg/ml
Tablet : 200 mg, 300 mg, 400 mg
Preparat
: Tunggal (cimet, dekomet, tagomet, ulcumet, garimet)
Daftar golongan : W (obat bebas terbatas)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 82

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
NATRIUM BICARBONAT
Sifat
: Alkalis, daya larut tinggi, antasida sistemik
Dosis
: 1-4 g/hari
Khasiat
: Menetralisir asam lambung (karena daya larut tinggi) dengan melepas
banyak gas CO2 mengganggu perforasi dari ulcus ulcus (borok) sehingga
efek sendawa
Sedian
: Tablet 500 1000 mg
KI
: Distensi lambung, perforasi, alkalosis metabolic, retensi natrium, odem
Pemberian dengan susu
: Milk alkali sindrome, sebagai antasida sistemik
MAGNESIUM HIDROXIDA
Efek
: Sebagai katarik, anatasida dan absorben
Khasiat
: Antasida dan absorben
Indikasi
: Mengobati asidosis metabolic, untuk membuat urin alkalis, mengatasi
pruritus pada penggunaan lokal
KI
: Gangguan fungsi ginjal
Dosis
: 250 500 mg/x
MK
: Mengurangi kram abdomen tidak selalu hiperacidity/hipersekresi. Getah
lambung = plasma menurun. Apabila hipersekresi getah lambung maka enzim
bisa normal. Pemberian antasid terus menerus hipoavitaminosis oleh karena
penyerapan vitamin terganggu pH lambung. Antasid diserap tidak hanya di
lumen, yang diserap NHCO3
sistemik. Antasid
digabung untuk
menambah nilai obat dan mengurangi efek samping. Masa kerja lama oleh
karena ion Mg yang tidak bereaksi tetap tinggal di lambung.
Hati2
: Pada px fungsi ginjal kurang baik dapat berbahaya, karena ion magnesium
dalam usus cepat diabsorbsi dan di ekskresi. Ion mg yang diserap
efek
sistemik urin jadi alkalosis
ES
: Pemberian kronik
Diare, Keluhan neurologi, Neuromuscular,
Cardiovascular
Absorbsi
: Usus
Ekskresi
: Ginjal
CALCIUM CARBONAT
Khasiat
: Pengering, Antiseptik, Astringent
SIRUPUS SIMPLEX
Khasiat
: sebagai corigen rasa 10-20% yang tidak larut air dan sebagai vehiculum
(karena mengandung aqua)
Asal
: larutan gula putihdalam aqua dengan konstrasi 64-65% (biasanya 65%)
Sebab
: sebab >65% mengkristal,apabila <65% bisa ditumbhi mikroorganisme
karena masih mengandung air bebas (mudah terjadi pembusukan)
Untuk obat cair (mixtura) konsentrasi 10-20%
Keuntungan sebagai korigen rasa :
Rasa lebih manis
Tahan lebih lama dibandingkan aqua karena bersifat higroskopis (sangat pekat)
dehidrasi kuman
Khasiat

CMC Na (Carboxy Methyl Cellulose Natrium)


: Sebagai Suspensator (Emulgator Sintetik) 1 %

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 83

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP G2
R/ Chloramphenicol
Acid salicylic
Balsamum peruvion
Paraffin liq
Vas. Flav
ad
m.f.l.a ung
S.u.e

2%
0,5%
2%
10%
10

Diagnosa
: Dermatitis, Eczema
Untuk menghitung (%) menjadi (mg)

Chloramphenicol =
1. Acid salicylic =
2. Balsamum peruvion =
3. Paraffin liq =
CHLORAMPHENICOL
Golongan obat : Amoxycillin, ampicillin, tetracyclin
Asal
: Streptomyces venezuelae
Sifat
: sukar larut dalam air, sehingga pelarutnya digunakan propyleneglycol
Khasiat
: Antimikroba spectrum luas dan bakteriostatik
Indikasi obat: 1. Infeksi akut oleh salmonella typhii, paratifus dan salmonellosis lainnya.
2. infeksi berat oleh salmonella influenza (terutama untuk infeksi
meningeal).
3. infeksi mata, conjungtivitis bakteri
Dosis
: DD (dosis dewasa) : 250 500mg/x
DA (dosis anak) : 50 100mg/kg/hr
Salep Mata : 2%
Tetes Telinga : 1-5%
KI
: Hipersensitivitas
Toksisitas
Hindari penggunaan jangka lama yang berulang, sebaliknya tidak
digunakan untuk yang bukan infeksi bakteri yang tidak diindikasi (ex:
infeksi virus)
Cara kerja
: chloramphenicol adalah antibiotic yang mempunyai aktifitas bakteriostatik,
menghambat sintesis protein kuman dengan jalan menghambat enzim
peptidil transferase yang berperan dalam pembentukan ikt. peptida
ESO
: - Hipersensitivitas (termasuk depresi sumsum tulang) yaitu:
1. Vakuolisasi sel sel eritrosit
2. retikulosit turun
3. leukopeni natural hemoglobinuri paroksimal
- Hematologi
- Gangguan GIT : mual, muntah, diare

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 84

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
-

IO

Reaksi neurotoksik SSP : nyeri kepala, delirium, depresi ringan


Hipersensitivitas : demam, angioderma, urtikaria, anafilaksis, reaksi
herxheimer selama terapi tifus.
- Gray syndrome
- Reaksi alergi : kemerahan pada kulit
: - antikoagulan oral : meningkatkan waktu protrombin
- Klorpropamid, talbutamol : memperbesar resiko depresi sumsum
tulang (jangan diberikan bersama)
- Fenitoin : meningkatkan kadar darah fenitoin (toksisitanya meningkat).

BALSAMUM PERUVION
Khasiat
: - cell stimulant & proliferat
- Antiseptic mengandung asam benzoate
- Local hiperemi
Terdiri dari
: - Asam benzoate : antiseptic
- Asam sinamal : regenerasi epitel
- Resi damar : astringent
Stimulant cell & proliferant lain :
1. Ol. Lecoris aselli 10 30 %
2. Chlorophyll derivate
3. Plasenta
Indikasi
: - ekskoriasi
- Ragaden di bibir
- Fisura ani
- Hemmoroid
KI
: Luka bakar

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 85

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP G3
R/ Metronidazol
Extract belladona
Iodochlorhydroxy quinolon
Sir. Simplex
CMC Na
Aqua
ad
m.f.l.a susp
S 3 d.d cth II

5
0,1
2
10%
1%
100 ml

Diagnosa : disentri amuba, disentri basiler, gastroenteritis, colitis


Kandungan obat 1 x minum =
Metronidazol
Derivat/gol. : golongan amubisid yang bekerja pada lumen usus dan jaringan
Khasiat
: Memiliki efek trikomoniasid, efek amubisid, dan giardiasis selain itu juga
sebagai anitimikroba anaerob
Sifat
: bentuk kristal kuning muda dan sedikit larut dalam air dan alkohol
Indikasi
: untuk amubiasis jaringan extraintestinal dan intestinal, trikomoniasis, infeksi
bakteri anaerob, abses hati, drakunkullasis dan infeksi pelvik
Absorbsi
: baik dengan pemberian oral, penyerapan di usus halus
Distribusi
: 1 jam setelah pemberian 500 mg (Single dose) per oral kadar plasma 10g/m
Metabolisme : di hepar dengan waktu paruh 8-10 jam
Ekskresi
: ekskresi melalui urin, urin mungkin coklat kemerahan karena pigmen tak
dikenal dari obat, selain itu melalui liur, ASI, cairan vagina, cairan seminal
ES
: sakit kepala, mual, mulut kering,muntah, diare, spasme
KI
: pasien dengan riwayat penyakit darah dan gangguan SSP, hentikan obat bila
ditemukan ataxia, kejang dan gangguan SSP lain, tidak dianjurkan pada trimester 1
kehamilan
IO
: disulfiram apabila diminum dengan alkohol, peningkatan metabolisme dari
oksidatif metronidazole apabila diberikan dengan prednison,phenobarbital, rifampin.
Dosis
: dewasa 250 500 mg/x, anak 50 mg/kgBB/hari
Sediaan
: tablet 250 mg, 500 mg, susp 125/5 ml
Extract Belladona
Derivat / gol : campuran d- dan i-hioslamin, merupakan prototip anti muskarinil
(parasimpatolitik)
Khasiat
: merupakan anti dotum untuk keracunan anti kolinesterase dan keracunan
kolinergik, medikasi pra anesthesi, mengatasi gejala parasimpatomimetik pada miastenia
gravis
Sifat
: termasuk sediaan yang mengandung campuran alkaloid, merupakan ester
alkaloid dari asam tropat dengan tropanol
Indikasi
: sal. Cerna menghambat motilitas lambung dan usus, pengobatan ulkus
peptikum, pengobatan pada simptomatik pada disentri, colitis, diventrikulosis, kolik. IBS
(irritable bowel syndrome), terapi pylorus pada bayi.
Sal. Napas : mengurangi sekresi lendir hidung dan saluran napas (anti
muskarinik kering)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 86

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Ophtalmologi : midriatikum
SSP : untuk terapi tambahan parkinsonisme
Absorbsi
: mudah diserap disemau tempat kecuali kulit
Distribusi
: cepat memasuki jaringan
Metabolisme : hidrolisis enzimatik di hepar, waktu paruh 4 jam
Ekskresi
: melalui ginjal dalam bentuk asal
ES
: mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, dementia pada orang tua,
memperburuk hipertrofi prostat, dan memperburuk penglihatan pada glaucoma, muka merah
karena kompensasi dari Pembuluh darah.
KI
: glaucoma
Dosis
: dewasa 10- 20 mg/x, anak 0,75 mg/kgbb/hari
Sediaan
: atropin sulfat 25 dan 50 mg tablet dan suntikan extract belladona 10 mg/tab
Zat lain
: scopolamin, atropin, bioasiamin
Idochlorhydroxy quinolon
Derivat/gol : derivat
8-hidroksikuinolin berdasarkan tempat kerja : golongan amubisi
jaringan
Khasiat
: terapi amubiasis dalam lumen usus tidak efektif untuk abses amuba dan
amubiasis hati
Indikasi
: amubiasis lumen, efektif untuk amuba bentuk motil maupun kista
efektivitas rendah untuk disentri amuba akut
ES
: gangguan kelenjar saraf mata kebutaan
KI
: pasien hati dan ginjal
Dosis
: dewasa 250 mg/x sebagai anti amuba, anak 125 250 mg/x
SIRUPUS SIMPLEX
Khasiat
: sebagai corigen rasa 10-20% yang tidak larut air dan sebagai vehiculum
(karena mengandung aqua)
Asal

: larutan gula putihdalam aqua dengan konstrasi 64-65% (biasanya 65%)

Sebab
: sebab >65% mengkristal,apabila <65% bisa ditumbhi mikroorganisme
karena masih mengandung air bebas (mudah terjadi pembusukan)
Untuk obat cair (mixtura) konsentrasi 10-20%
Keuntungan sebagai korigen rasa :
Rasa lebih manis
Tahan lebih lama dibandingkan aqua karena bersifat higroskopis (sangat pekat)
dehidrasi kuman
CMC Na (Carboxy Methyl Cellulose Natrium)
Khasiat

: Sebagai Suspensator (Emulgator Sintetik) 1 %

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 87

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP H1
R/

Paraformaldehid
Sulfur ppt
Talcum Venetum
Calc. Carbonat
Vaselin
m.f.l.a ung
S. ue

ad

2%
5%
15%
15%
10

Diagnosa : Miliaria / Hiperhidrosis telapak tangan


Nama obat
= Paraformal dehid
Derivat /golongan = aldehid
Khasiat
= pengawet ,Anti septik , Desinfektan = dibiuskan pada ruangan
tertutup -> menguap -> sterilisasi sarung tangan , kasa, dll. Desifektan
alat-alat
hemodialisis dan endoskopi , sifatnya tidak korosif,
Mengurangi miliaria, Membunuh spora.
Farmakologi
= Secara oral paraldehid diabsorsi cepet dan didistribusi secara meluas
tidur dapat dicapai 10-15 menit setelah pemberian dosis hipnotik.
Efek samping
= toksik local , iritasi, Reaksi alergi
Kontra indikasi
= hepatotoksisitas
Kandungan paraformaldehid 2% : 2/100 X 10g = 200mg
Sifat
= menyerap air untuk hiperhidrosis , fungsi seperti Al. clorida ->
antiperspirant Mengandung air , bila dipanaskan 100C ->
formaldehid cair.
Dosis
= 3%-10%
Anti prespiran lain
= Al.chorida (1 mg/x),
Nama obat
= Sulfur ppt
Derivat /golongan =
Khasiat
= - Antiseptic
- Antiparasitisida
- Pengobatan acne
- Pengobatan tinea
- Pengobatan scabies
- Anti fungi (4%-10%)
Indikasi
= membersihkan kulit berjerawat
Efek samping
= iritasi
Kontra indikasi
= iritasi
Dosis dan sediaan = sabunin pada bagian kulit yang membutuhkan hingga berbusa ,
biarkan beberapa menit , lalu bilas dengan air , gunakan 2 atau 3 kali sehari..
Anti prespiran lain
=
Kandungan sulfur ppt 5% : 5/100 X10g = 500mg
Nama obat
= Calc. Carbonat
Derivat /golongan =
Khasiat
= Pengering (10%), memnyerap air, sebagai vehikulum,

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 88

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Indikasi

= Pencegahan & terapi utk ggn metabolisme atau defisiensi Ca spt


rickets, osteomalasia krn malabsorpsi, osteoporosis.
Efek samping
= iritasi
Kontra indikasi
= Hiperkalsemia berat & hiperkalsiuria. Insufisiensi ginjal berat.
Dosis dan sediaan = Ca carbonate (setara dg elemen Ca 500 mg).
Kandungan paraformaldehid 2% : 2/100 X 10g = 200mg
Sifat
= Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Berikan bersama
makanan agar diabsorpsi lebih baik. Hindari pemberian bersama
makanan kaya serat dalam jumlah banyak.
Anti prespiran lain =
Talkum Venetum
Kandungan talcum venetum calai carbonat 15% : 15/100 X 10g = 1,5g = 1500mg
Khasiat : vehikulum, pengering (penyerap air)

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 89

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP H2
R/

Reserpin
Propanolol
HCT
Sir. Simplex
CMC Na
Aqua
m.f.l.a Susp
S. 3.d.d c I

ad

3mg
150mg
300mg
10%
1%
100ml

Diagnose = gagal jantung dan hipertensi


Nama obat
= Reserpin
Derivat /golongan =
Farmakokinetik
= dimetabolime seluruhnya tidak dalam bentuk utuh exkresi melalui
urin
Farmakodinamik = penurunan curah jantung dengan resisitensi perifer pada pemakaian
jangka pajang, penurunan tekanan darah, frekuensi jantung menrun
Indikasi
= hipertensi
Efek samping
= sedasi
ABSORSI
= Mudah diserap dari saluran pencernaan, bioavailabilitas: sekitar
50%.
Sifat
= obat antihipertensi yang menyebabkan penipisan noradrenalin,
katekolamin dan serotonin toko menghasilkan penurunan di BP,
bradikardia dan depresi SSP. Penurunan curah jantung dan hasil
resistensi perifer berlaku hipotensi.
Anti prespiran lain
= clonidine,
Propranolol
Nama obat
= propranolol HCL
Derivat /golongan = antagonis adrenoseptor , adrenolitika, simpatolitika (- Bloker),
Khasiat
=
a. Angina pektoris = penggunaannya berdasarkan efek kronotrop negatif (menurunkan
frekuensi kerja jantung yang dominan reseptor ). Dengan demikian keperluan O2
myocard menurun.(obat-obat penting)
b. Aritmia jantung = hambatan efek katekolamin pada reseptor Beta 1 di jantung. Beta
bloker menghambat percepatan konduksi dan pemendakan periode refrakter nodus AV
oleh katekolamin sehingga memperlambat respon frentikal, menghambat percepatan
automatisitas dari sel-sel automatik guna mendepresi fokuseptopik pada aretmia
fentrikular ( farmokologi UI)
c. Hipertensi = ada dua mekanisme yaitu berdasar penurunan curah jantung akibat
hambatan reseptor beta 1 di jantung ( penurunan curah jantung dan refleks peningkat
resistensi perifer- lambat laun terjadi fasodilatasi perifer sebagai mekanisme adaptasi
pembuluh darah terhadap penuruna curah jantung secara kronik). Mekanisme kedua
berdasar hambatan sekresi renin oleh Beta 1 agonis.
d. Infark myokard = efektif untuk mengurangi insiden infark ulang (60-80 mg, 3 x sehari
selam 1-2 tahun). Mekanisme dengan menghambat resptor Beta 1 di jantung sehingga

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 90

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh

e.
f.
g.
h.

blok pada rangsang simpatis sehingga mengurangi kerja jantung dan kebutuhan O2
myokard dan mencegah terjadinya iskemia myokard dan aritmia.
Gagal jantung sistolik = mekanisme sama dengan angina pektoris sehingga
menghambat progresi gagal jantung.
Feokromositoma ( tumor kelenjar adrenal) = bloker berguna untuk mengatasi
takikardi dan aritmia pada pasien tumor ini tetapi harus dberikan bersama bloker.
Migraine =
Glaucoma =

Farmakokinetik = mudah larut dalam lemak semuanya diabsorpsi dengan baik ( lebih
dari 90% dari saluran cerna tetapi mengalami FPE ( metabolisme lintas
pertama) sehingga bioavailabilitasnya rendah (25-30%). Eliminasi
melalui metabolisme di hati sangat ekstensif sehingga obat utuh yang
di eksresikan melalui ginjal sangat sedikit ( kurang dari 10%). waktu
paruh elimiasi antara 3-5 jam. Ikatan protein plasma 90% karena
kelarutan dalam lemak paling tinggi maka propranolol mudah masuk
dalam otak. Propranolol mempunyai metabolik aktif yaitu 4-hidroksi
propranolol.
Farmakodinamik = menghambat secara kompatitif efek obat adrenergik baik NE dan
Epinefrin endogen maupun adrenergik eksogen pada adrenoseptor Beta.
Memiliki efek lokal anastesi kuat (MSA = membrane stabilizing
activity) tetapi tidak kardiosilektif dan tidak memiliki ISA
Indikasi
=
Angina pektoris, Aritmia jantung, Infark myokard, Gagal jantung sistolik,
Feokromositoma ( tumor kelenjar adrenal), Migraine, Glaucoma
Efek samping
=
Dekopensasi jantung ( reseptor Beta 1) : akibat bradikardi dengan gejala udem
kaki
Hipoglikema : Beta bloker menghambat glikogenolisis dan menghilangkan takikardi
yang menandai hipoglikemi
Efek metabolik : menurunkan kadar kolesterol HDL dan meningkatkan kadar
trigliserida
Efek sentral : insomnia, lelah dan depresi
Interaksi obat
=
Beta bloker memperkuat efek teofilin
Venitoin, rifampin, barbital nikotin meningkatkan metabolisme propranolol
Garam AI kolestiramin, kolestipol menurunkan absorsi propranolol
Dosis dan sediaan =
dosis dewasa 20-40 mg per kali ( 3 x sehari). hipertensi, angina dan aritmia : oral 1-3 dd 40
mg d.c., bila perlu dinaikkan dengan interval satu minggu sampai 320 mg sehari.
Profilaksis re-infark 3 dd 40 mg selama 2-4 minggu dalam waktu 3 minggu infark
pertama, pemeliharaan 2-3 dd 80 mg selama minimal 2 tahun

nalisis resep =

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 91

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
RESEP H3
R/

Mefenamic Acid
Ergometrin Maleat
Chlordiazepoxide
m.f.l.a. pulv d.t.d No.X
S 3 dd pulv 1

250mg
300mg
5mg

DX : Cefalgi, Migraine, Artritis, RA, Tendinitis, Mialgia, Polimialgia, miositosis, athralgia,


dismenorrhea
Asam Mefenamat
Nama obat
= Asam Mefenamat
Derivat /golongan = as. Fenamat atau as.karboksilat
Khasiat
= analgetik,antipiretik, anti inflamasi
Farmakokinetik
= terikat sangat kuat pada protein plasma. T nya 2-4 jam. Pada
manusia sekitar 50% eskresi asam mafenamat melalui urin dan 20%
melalui feses
Farmakodinamik = menghambat enzim siklooksigenase (COX) sehingga menghambat
sintesa prostaglandin untuk efek analgesik, anti inflmasi dan anti
piretik.
Indikasi
= menghilangkan nyeri pada
- Dismenorrhea,menorhagi,pemasangan IUD
- Rheumatoid arthritis
- Sakit gigi & sakit kepala ( migraine)
Efek samping
=
Iritasi lambung (dyspepsia)
Disfagia
Diare
Hipersensivitas ( eritema)
Mengantuk
Rx alergi
Anemia hemolitik
Bronkokonstriksi
Eritema kulit
Interaksi obat
=
Obat-obat antikoagulan ( efek dinaikkan)
Obat anti diabetes
methotrexate
Kontra indikasi
=
Gangguan GIT
Hipersensitivitas
Ulkus lambung
Kelemahan hati dan ginjal
Wanita hamil
Dosis dan sediaan =

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 92

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Dewasa : 400-600 mg/ xuntuk analgetik antipiretik, untuk anti rematik
dewasa awal 500 mg d.c./p.c., kemudian 3-4 dd 250 mg selama maksimal 7
hari,
Anak : Anti rematik 20 mg/ kg BB/hari.
Ergometrin Maleat
Nama obat
= Ergometrin Maleat
Derivat /golongan = alkaloid ergot (terkuat)
Khasiat
= - vasokonstriksi lemah
- Oxitosin kuat ( terutama pada rahim setelah melahirkan)
- Adrenolitik ringan
Farmakokinetik
= Penyerapan oral ergotamine adalah 60-70% dan pemberian
bersamaan kafein meningkatkan baik laju dan besarnya penyerapan
Farmakodinamik =
Indikasi
= - HPP (Hemmorhage Post Partum)
- Perdarahan post abortus
- Perdarahan sekunder
Efek samping
= - sakit kepala, pusing
- Gangguan GIT ( mual,muntah, diare)
- Malaise
- Kesemutan
Interaksi obat
=
Caffein = meningkatkan efek
Metoklopramid = meningkatkan reabsorpsi
Kontra indikasi
= kehamilan ,gg.vaskular perifer,HT, gg.fungsi hati dan ginjal,
glaucoma, taxemia,sepsis.
Dosis dan sediaan =
Dewasa : 1 -2 mg/ x ( 3 x sehari)
Chlordiazepoxide
Nama obat
= Chlordiazepoxide
Derivat /golongan = benzodiazepine
Khasiat
= - anti anxietas
- premedikasi
- Muscle relaxan pada konvulsi
- Alkoholisme
- Insomnia/ketegangan psikoneurosis
Farmakokinetik
= Kurang lipofilik sehingga baru mencapai puncak pada plasma setelah
1jam, daya tidak sekuat benzodiazepin, khasiat sedatif lemah,
digunakan untuk melawan efek abstinensia alkohol. Ikatan dgn protein
plasma 95%, plasma t1/2 nya 5-30 jam. Dalam hati dirubah menjadi
metabolit desmetilnya dan demoksepam aktif dengan masa paruh
panjang, sampai 200 jam
Farmakodinamik = Penggunaan utama untuk sedasi, hipnotis, ansietas, relaksasi otot,
dan anti konvulsi. Efek Perifer sebabkan vasodilatasi koroner dan blok
neuromuscular.

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 93

Ubed, Daniel, Hendra, Andika, Deva, Rini, Reymon, Riandy, Titin, HArdita, Eka,
Wendri,Kuntum, Mita, Jennifer, Karuna, Kevin, Novia, Yos, Risa, Ardy, Leroy, Tika,
Eni, Yuni, Krisna, Viky, Bulan, Sam, Nora, Didin, Jireh
Indikasi
Efek samping

= Lebih layak digunakan sebagai anxiolitik karena termasuk long


acting (obat-obat penting), termasuk intermediate acting t1/2 6-24 jam
(farmako UI)
= - gg. Mental dan visual menurun, bingung, ataxia
- Mengantuk,amnesia,ketergantungan
- Retensi urin, konstipasi
- Hipotensi, takikardi
- Perubahan libido

Interaksi obat
=
Alkohol
Antidepresan trisiklik
Sedative
Hipnotik
MAOI
Kontra indikasi
=
Hipersensitivitas
Psikosis berat,shock koma
Glaucoma
Orang tua
Gg. Ginjal & hati
Depresi napas
Dosis dan sediaan =
Dewasa : 15-100 mg/ x
Anak : 5 mg/ x
Analisis resep =
Asam mefenamat termasuk NSAID yg berperan dlm menekan reax inflamasi
(Calor, dolor, rubor, tumor & functio laesa).. Pemberian Chlordiazepoxide sebagai sedatif
guna meningkatkan ambang nyeri. Terapi diberikan pada px tanda inflamasi dgn dominan
pada tanda radang nyeri

RESEP JITU 1 UJIAN LISAN FARMASI OLEH KELOMPOK D FARMASI 2010

Page 94

Anda mungkin juga menyukai