Anda di halaman 1dari 4

Hadisa Novlina

11182202970
Sinopsis
PERUBAHAN KANDUNGAN KIMIA TANAH GAMBUT PADA
PEMBERIAN DOSIS KOMPOS Azolla Pinata YANG BERBEDA
1.1 Latar belakang
Lahan produktif pertanian dari tahun ketahun mengalami penurunan.
Penurunan ini sebagai akibat adanya penggunaan lahan yang kurang
memperhatikan dari segi kemampuan dan tidak memperhatikan teknik-teknik
konservasi tanah (Cornelis, 1989).
Soepardi (1983) menjelaskan bahwa berdasarkan kandungan bahan organik
dalam tanah dikenal dua kelompok tanah, yaitu tanah organik dan tanah mineral.
Tanah organik adalah tanah-tanah yang komposisi penyusunnya didominasi oleh
bahan organik dan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang tinggi, umumnya
tanah organik dikenal juga sebagai tanah gambut.
Indonesia mempunyai lahan gambut ke-empat terluas di dunia setelah
Canada, Rusia dan Amerika Serikat, yaitu sekitar 26 juta ha. Endapan gambut
umumnya terkonsentrasi di sekitar wilayah Sumatera dan Kalimantan. Wilayah
Sumatera meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau,
Jambi dan Sumatera Selatan, dengan sebaran potensi endapan gambut sekitar 4.6
juta ha. Wilayah Kalimantan meliputi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan dengan sebaran potensi endapan gambut sekitar 2.9
juta ha (Wahyunto et al.,2005).
Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik.
Bahan organik penyusun tanah gambut ini terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang
telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum, karena kondisi lingkungannya
yang jenuh air. Berkaitan dengan hal tersebut maka lahan gambut banyak
dijumpai di daerah dataran banjir, rawa belakang (back swamp), danau dangkal
atau daerah cekungan yang drainasenya buruk. Menurut Utomo (2008) gambut
merupakan media yang kaya bahan organik serta mempunyai sifat fisik yang baik
antara lain strukturnya remah, daya serap dan daya simpan air cukup baik juga

mempunyai kapasitas udara yang cukup tinggi. Media gambut memiliki 75-90%
kesarangan 40-50% top soil, kapasitas air media gambut 40-50% dan top soil 30
-50%, untuk kapasitas udara media gambut 30-40% dan top soil 15-20%.
Ketebalan lapisan gambut bervariasi mulai dari 40 cm sampai lebih dari 5 m.
Alternalif lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan permasalah yang
terjadi pada lahan gambut adalah pemberian kompos azolla. Azolla merupakan
tumbuhan air yang hidup di sawah bersamaan dengan padi sehingga seringkali
menjadi gulma bagi tanaman padi, namun mempunyai peran sebagai penambat N
udara yang dapat menambah unsur hara N jika digunakan sebagai kompos (bentuk
bahan kering). Pada umumnya aplikasi azolla diterapkan pada padi sawah dengan
sistem tanam ganda antara tanaman pokok padi dan azolla di bawahnya. Apabila
dalam bentuk bahan kering atau kompos, maka azolla dapat dipakai pada
pertanian lahan kering seperti tomat ceri. Menurut Rao et al., (1993) penggunaan
azolla sebagai pupuk organik dapat menghemat pupuk N hingga 50%.
Menurut Nasrudin et al., (2012) Azolla mengandung unsur hara N yang
tinggi disamping P, Ca, K, Mg, Mn, Fe, protein kasar, lemak kasar, gula, amilum,
klorofil, abu dan serat kasar. penggunaan Azolla pinnata mampu memberikan
kontribusi terhadap kandungan C dan N tanah, Azolla memiliki nisbah C/N
sekitar 10, sehingga dalam waktu 1 minggu biomassa Azolla telah terdekomposisi
secara sempurna dan dapat langsung di aplikasikan pada tanah. Dalam waktu 20
hari setelah aplikasi Azolla sudah bisa melepas 40-60% N kedalam tanah dan 5090% N tersedia bagi tanaman dalam 40 hari setelah aplikasi (Farentinos et al.,
2002).
Kompos Azolla ialah pupuk organik yang dapat menghemat penggunaan
pupuk anorganik serta membantu dalam memperbaiki sifat fisik, kimia serta
biologi tanah sehingga sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Penggunaan pepek alami (termasuk kompos Azolla) sebagai pupuk tanah dapat
meningkatkan kandungan C-organik (Nugroho et al., 1999).
Keunggulan kompos Azolla yaitu kandungan unsur hara kompos Azolla
lebih tinggi dari pada kompos lain, kompos azolla tidak tercemar logam berat
yang merugikan tanaman, dan dapat meningkatkan kandungan bahan organik

dalam tanah, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik


(Djojosoewito, 2000).
Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Perubahan Kandungan Kimia Tanah Gambut Pada Pemberian
Dosis Kompos Azolla pinata Yang Berbeda.
1.2 TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesuburan tanah dengan
pemberian kompos Azolla pinata dengan dosis berbeda untuk mendapatkan media
tanam yang baik.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang manfaat
kompos Azolla pinata untuk meningkatkan kesuburan tanah gambut.

Daftar pustaka

Kurnain, A. 2010. Klasifikasi Kematangan Gambut Tropis Berdasarkan Sifat


Rapat Optik. Prosiding Standarisasi. Jakarta
Mulyani, A. & Noor M. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan
Pertanian Di Lahan Gambut. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 102 hal.
Hartatik W., I.G.M. Subiksa, dan A.I. Dairiah. 2011. Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
Gambut. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 45-56 hal.
Purwowidodo. 1998. Mengenal Tanah Hutan: Penampang Tanah. Bogor Jurusan
Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB
Winarso Su. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan Dan Kualitas Tanah.
Gava Media. Jjogjakarta. 269 hal.
Mindawati N., A. Indrawan, I. Mansur, dan O. Rusdiana.2010. Analisis Sifat-Sifat
Tanah Di Bawah Tegakan Eucaplitus Urograndis. Jurnal Tanaman Hutan.
3(1):13-22
Istomo. 2006. Kandungan Fosfor Dan Kalsium Pada Tanah Dan Biomassa Hutan
Rawa Gambut. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. 7 (3):40-57

Anda mungkin juga menyukai