Anda di halaman 1dari 9

RANGKAIAN SEDERHANA LAMPU OTOMATIS DENGAN

SENSOR CAHAYA

1. PEMBAHASAN
1.1

Konsep Dasar Lampu Sensor Cahaya


Kebiasaan manusia yang lupa mematikan lampu saat pagi hari merupakan

masalah yang sering dianggap remeh oleh sebagian orang. Lampu dibiarkan
menyala terus menerus bahkan sampai keesokkan harinya tanpa ada yang ingat
unt uk mematikannya. Apabila masalah ini dibiarkan dapat menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan maupun manusia itu sendiri seperti yang telah disebutkan
pada bagian pendahuluan makalah ini. Apalagi cadangan energi listrik juga
semakin berkurang. Oleh karena itu, kemajuan teknologi yang semakin pesat
mendorong manusia menciptakan berbagai alat-alat baru dalam menghemat
energi.
Lampu Sensor Cahaya atau Intelligent Sensor Light adalah lampu dengan
teknologi terbaru yang dapat mengatasi masalah lupa memadamkan lampu yang
dialami manusia. Lampu ini memadukan antara teknologi lampu konvensional
dangan teknologi sensor. Lampu konvensional biasanya hanya dapat menyala atau
padam secara manual, sedangkan teknologi lampu ini dapat padam atau menyala
sendiri secara otomatis dengan bantuan sensor.
Terdapat banyak jenis sensor yang beredar di pasaran. Jenis sensor yang
digunakan pada teknologi lampu ini adalah sensor cahaya. Cahaya yang
dimaksudkan disini adalah cahaya matahari, bukan jenis cahaya lain. Saat hari
sudah mulai terang, cahaya matahari mengenai sensor yang terpasang pada lampu
secara otomatis memutuskan aliran listrik pada lampu. Manusia tidak perlu
menekan sakelar/stop contact seperti yg terjadi pada lampu konvensional yang
sering dijumpai saat ini untuk memadamkan lampu. Saat lampu sudah mati secara
otomatis, kondisi sakelar/stop contact akan otomatis dalan keadaan off. Hal ini
karena ketika alat sensor mendapat cahaya, komponen sensor secara otomatis

memutus aliran listrik pada fitting lampu sehingga membuat sakelar/stop contact
dalam keadaan off. Sebaliknya, ini berlaku juga bila alat sensor mendapat cahaya.

Gambar 1. Sakelar Otomatis Lampu Sensor Cahaya


Prinsip kerjanya yang mengandalkan cahaya, menyebabkan pemasangan
alat ini harus diatur sedemikian rupa pada tempat-tempat yang mudah terkena
cahaya (outdoor). Tempat-tempat yang dimaksud seperti teras rumah/gedung
perkantoran atau halaman belakang rumah. Apabila ada kendala pencahayaan
pada teras rumah seperti pada rumah bertingkat, pemasangan alat sensor tidak
harus berdekatan dengan lampu. Prinsipnya hanya satu, pasang alat sensor pada
bagian teras rumah yang sekiranya sering mendapat cahaya. Pemasangan diluar
ruangan menimbulkan kekhawatiran apabila sensor lampu rawan terkena percikan
air, untuk mengatasinya pada sensor lampu dilengkapi dengan tempat pelindung
sejenis kotak sederhana agar tidak terkena percikan air saat hujan tiba.

Input

Sensor

Proses
Switching

Output

Gambar 2. Bagan Konsep Dasar Lampu Sensor Cahaya

1.2

Alat dan Bahan Lampu Sensor Cahaya


Alat tangan/alat tes dan komponen komponen dalam penyusunan alat ini

adalah sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dioda in 4007
LDR
Resistor 1 Mohm
Resistor 33 Kohm
SCR tipe FIR 3D
Lampu XL
PCB polos

4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1buah
1 buah
1 buah

a. 1.3

Cara Kerja Lampu Sensor Cahaya

b.

Lampu sensor cahaya menggunakan jenis sensor LDR. Sensor


LDR (light Dependent Resistor) merupakan jenis sensor cahaya dari bahan
semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah sesuai dengan
cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium Sulfida
(CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe). LDR akan memiliki nilai resistansi
tinggi jika menerima intensitas cahaya yang tinggi. Begitu juga
sebaliknya.
c.

Selain LDR sebagai sensor, dalam teknologi ini juga

digunakan SCR. SCR adalah alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang
menggunakan tiga kaki anoda, katoda, dan gate. SCR tidak dapat
memperkuat sinyal. SCR tepat digunakan sebagai saklar solid state dan
dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi. SCR arus
rendah dapat beroperasi dengan arus anoda kurang dari 1 ampere,
sedangkan arus tinggi dapat menangani arus beban ribuan ampere.
d.

SCR dapat digunakan untuk penghubung arus pada beban

yang dihubungkan pada sumber tegangan AC. Karena SCR adalah


penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang
input AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50%,
bentuknya adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah
gelombang.
e.

Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR

dapat juga digunakan untuk mengatur jumlah daya yang diberikan pada
beban. SCR memerlukan penggeser fasa supaya mempunyai output yang
variabel. SCR adalah komponen yang prinsip kerjanya mirip dengan
dioda, namun dilengkapi dengan gate untuk mengatur besarnya fasa yang
dilewatkan pada sensor.

f.
g. SKETSA GAMBAR KERJA

h.
i. Gambar 3. Rangkaian Pengendali Lampu dengan Sensor Cahaya

j.
k. Gambar 4. Aplikasi Dalam Pemasangan
l.

Secara teori pada saat tidak ada cahaya maka resistansi

pada LDR ini bernilai tinggi jadi arus seolah-olah langsung mengalir ke
gate ada hambatan yang besar pada LDR karena ada arus pen-triger yang
masuk ke gate maka SCR bisa mengalirkan arus ke beban (lampu) dan
pada saat seperti ini SCR dapat digambarkan seperti switch yang tertutup
dan pada saat kondisi tersebut lampu menyala. Lalu Pada rangkaian ini
SCR digunakan sebagai switch pada saat ada cahaya maka resistansi pada
LDR bernilai rendah sehingga arus seolah olah mengalir langsung ke

ground jadi tidak ada arus pentriger yang mengalir ke gate sehingga
kondisi SCR digambarkan seperti switch yang membuka maka keadaan
lampu tidak menyala
m. 1.4

Kelebihan dan Kekurangan Lampu Sensor Cahaya

n.

Banyak orang di dunia ini terlalu sibuk untuk mengurusi masalahmasalah sepele seperti mematikan lampu di pagi hari. Lampu yang dapat
menyala sendiri pada malam hari dan padam sendiri pada pagi hari sangat
memudahkan orang-orang

sibuk dengan rutinitas sehari-hari dalam

mengontrol lampu rumahnya. Lampu tidak harus menyala seharian saat


pemiliknya lupa memadamkan. Dengan teknologi ini, tagihan listrik dapat
dikontrol sehingga efektif dan efisien. Upaya untuk menghemat energi
untuk kepentingan bersama dapat terwujud karena tidak ada pemborosan
listrik saat lupa memadamkan lampu. Teknologi lampu ini sangat mudah
digunakan sesuai dengan cara kerjanya yang otomatis serta ramah
lingkungan. Selain itu, untuk skala penggunaan yang lebih besar, teknologi
lampu sensor cahaya dapat diterapkan pada bagian luar gedung
perkantoran, perusahaan industri dan PT PLN sebagai perusahaan yang
mengelola penyediaan energi milik negara.
o.

Lampu sensor cahaya lebih mudah digunakan karena

pemilik tidak perlu mengatur waktu agar lampu dapat menyala atau padam
otomatis seperti pada alat timer. Teknologi lampu ini tidak menggunakan
alat timer karena pada alat timer, lampu akan otomatis padam atau
menyala jika waktu penghitung mundur habis masa berlakunya. Alat timer
memiliki

kelemahan

jika

diterapkan

saat

cuaca

mendung

dan

membutuhkan penerangan. Saat mendung, suasana lingkungan dalam


keadaan gelap. Jika menggunakan teknologi sensor cahaya, lampu akan
otomatis menyala, sedangkan pada timer waktu tidak. Apalagi lama waktu
penyinaran cahaya matahari berbeda-beda setiap harinya, tentu akan
sangat merepotkan jika harus mengatur setting waktu setiap hari.

p.

Dari segi perawatan, alat sensor cahaya tidak memerlukan

perawatan khusus karena terbuat dari komponen sederhana berupa


switching electronic yang banyak terdapat di toko-toko perlengkapan
elektronik. Pemilik hanya harus mencegah agar lempengan komponen
lampu tidak terkena air. Hal ini dapat diatasi dengan memasang kotak
pelindung pada lempengan. Jenis lampu yang dapat digunakan juga
terserah pada pengguna. Kinerja alat sensor tidak akan mempengaruhi
keawetan lampu itu sendiri. Apabila lampu yang digunakan berkualitas
baik, maka lampu dapat bertahan lama.
q.

Namun yang menjadi kekurangan teknologi lampu sensor cahaya


adalah tata letaknya yang hanya dapat dipasang pada bagian luar
rumah/gedung. Padahal pada bagian dalam rumah juga terdapat banyak
lampu yang memerlukan teknologi sensor cahaya agar penghematan
energi listrik semakin maksimal. Untuk mengatasinya, pemilik harus
membuat rangkaian seri tambahan yang menghubungkan lampu-lampu
didalam ruangan dengan alat sensor yang dipasang di luar ruangan. Selain
itu, karena masih merupakan gagasan dan perlu pengembangan lebih
lanjut daya lampu maksimal yang dapat diterima oleh teknologi ini hanya
sebesar 100 watt. Apabila lampu yang digunakan melebihi beban
maksimal, lampu akan berkedip yang menandakan alat sensor tak
berfungsi dan pemilik harus segera mematikan/melepaskan lampu dari
fitting.
r.

Lampu dengan daya maksimal 100 watt hanya cocok untuk

penerangan di rumah tangga, sedangkan untuk kebutuhan penerangan


dalam skala besar seperti pada gedung perkantoran dan industri diperlukan
lampu dengan daya yang lebih besar. Oleh karena itu, teknologi lampu
sensor cahaya yang diterapkan sedikit berbeda. Apabila ingin menerapkan
teknologi ini untuk kebutuhan dalam skala besar maka ukuran alat juga
harus dibuat lebih besar dan otomatis biaya pembuatannya juga
bertambah.
s.

2. Kesimpulan
t.

LDR

merupakan

salah

satu

alat

sensor

yang

karakteristiknya dapat mengubah arus listrik berdasarkan cahaya yang


diterima. Alat ini terbuat dari bahan semikonduktor yang mudah mudah
dibuat dan mudah dalam pemasangannya. Selain LDR ada juga SCR, yaitu
alat yang tepat digunakan sebagai saklar solid state karena dapat
dioperasikan dengan arus anoda kurang dari 1 ampere.
u.

SCR mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan

dioda bedanya pada SCR terdapat gate yang mengatur besarnya fasa.
Kelebihan dari lampu sensor cahaya dibandingkan dengan lampu
konvensional terletak pada efektifitas dan efisiensi penggunaan energi
listrik. Berdasarkan cara kerjanya yang otomatis tentunya lampu ini akan
lebih memudahkan manusia dalam penerapannya. Berdasarkan survei
tentang ketersediaan energi listrik yang semakin berkurang, lampu sensor
cahaya ini sangat tepat bila diterapkan oleh masyarakat luas yang
menggunakan listrik.
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
ab.
ac.
ad.
ae.

af.
ag. Daftar Pustaka
ah. Jauhari, M. Fuad, dkk. 2011. Lampu Otomatis Menggunakan Sensor

Cahaya

Dengan

Daya

AC,

(http://nubielab.com/elektronika/analog/sensor-cahaya-ldr-lightdependent-resistor), diakses 12 Desember 2012.

(online),

Anda mungkin juga menyukai